Jika kita melihat perintah ini dengan cepat kita dapat tiba pada kesimpulan yang salah bahwa manusia dapat bertobat dari pilihannya sendiri. Perintah yang diberikan Tuhan kepada Abraham ini "kelihatannya" menyatakan bahwa sunat jasmani (yaitu pekerjaan yang kita lakukan sendiri) dapat dilakukan untuk menggenapkan keselamatan seseorang. Tetapi ketika terus membaca Alkitab, membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain yang membicarakan hal yang sama, kita menemukan bahwa Tuhan juga berbicara tentang sunat rohani, yaitu sunat di dalam hati.
Seperti misalnya, dalam kitab Perjanjian Lama lainnya di Yeremia 4:4 Tuhan berfirman demikian:
"Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan HATIMU ..."
Sesungguhnya umat Yahudi dan umat Islam sangat percaya bahwa jika mereka disunat secara jasmani maka dijamin mereka akan mendapat tempat di dalam Surga Allah yang suci. Akan tetapi pendapat seperti itulah yang Tuhan peringatkan dalam hukum Taurat Musa di Ulangan 10:16 yang kita baca demikian:
"Sebab itu SUNATLAH hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk."
Sekarang dengan cepat kita menyadari ketidak-mungkinan dari mematuhi perintah seperti ini. Dari dalam diri kita sendiri kita tidak mungkin mematuhinya, kita tidak dapat membelah dada kita dan kemudian menyunat hati kita secara fisik dan tetap hidup.
Jadi mengapa Tuhan memerintah manusia untuk berbuat sesuatu yang tidak mungkin kita lakukan? Sesungguhnya ini adalah suatu ujian untuk melihat apakah kita akan melihat pada segala sesuatu yang Alkitab ajarkan tentang subjek ini atau tidak.
Hanya bila kita terus membaca dan menyelidiki Kitab Suci, maka kita akan menemukan ayat kunci yang memberikan terang rohani dalam permasalahan ini. Dalam kitab Ulangan 30:6 kita membaca demikian:
"Dan TUHAN, Allahmu, AKAN menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup."
Hal ini sangat sesuai dengan segala sesuatu lainnya yang Alkitab ajarkan bahwa dalam sifat alaminya manusia adalah "mati secara rohani", secara rohani kita adalah sebuah mayat. Dan hanya melalui kasih karunia (anugrah) Tuhan saja kita dapat diselamatkan. Sedangkan pekerjaan baik yang kita lakukan sendiri bagaimanapun baik, kudus dan alkitabiahnya tidak dapat membuat kita untuk menjadi diselamatkan.
Sesungguhnya "tanda" sunat fisik ini menunjuk pada karya "pembersihan" atau penyucian rohani yang dilakukan oleh Tuhan, yaitu untuk "memotong" atau "membersihkan" dosa-dosa umat-Nya melalui pencurahan darah yang dilakukan oleh Kristus. Akan tetapi ada banyak orang pada hari sekarang ini yang tidak mengerti bahwa Tuhan sedang berbicara tentang "pembersihan rohani" bukan pembersihan jasmani.
Dalam kitab Yeremia 6:10 kita membaca demikian:
"Kepada siapakah aku harus berbicara dan bersaksi, supaya mereka mau memperhatikan? Sungguh, telinga mereka tidak BERSUNAT, mereka tidak dapat mendengar! Sungguh, firman TUHAN menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak menyukainya!"
Dan dalam Perjanjian Baru kitab Kisah Para Rasul 7:51 berkata demikian:
"Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak BERSUNAT hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu."
Dengan kata lain sekarang kita dapat melihat bahwa perjanjian sunat di dalam hukum Taurat sama seperti upacara baptis dan upacara-upacara lainnya hanyalah suatu "tanda" atau "bayangan" atau "perumpamaan" yang menunjuk kepada isi rohani yang sebenarnya.
Itulah sebabnya kitab Galatia 6:6, 15-16 menjelaskan demikian:
"Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat [jasmani] atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih .......... Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. Dan semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah [yaitu Israel rohani]."
Kita sungguh-sungguh diyakinkan bahwa sunat secara jasmani bukanlah suatu pekerjaan yang dapat menjamin keselamatan seseorang. Ada beberapa alasan lain yang mendukung hal ini. Alasan yang pertama, Alkitab bersikeras bahwa kita diselamatkan berdasarkan "kasih karunia" (anugrah) saja bukan berdasarkan pekerjaan-pekerjaan yang dapat kita lakukan sendiri.
Dalam kitab Efesus 2:8-9 Tuhan berfirman demikian:
"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman [=Kristus]; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Dan kitab 2 Timotius 1:9 menambahkan demikian:
"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"
Alasan yang kedua, tidak ada wanita yang disunat secara jasmani selama masa Perjanjian Lama. Jadi jika sunat jasmani adalah pra-syarat untuk keselamatan, maka itu berarti tidak ada seorang wanitapun yang diselamatkan selama era Perjanjian Lama, tetapi hal itu tidak mungkin demikian.
Di dalam Perjanjian Lama "tanda" sunat jasmani hanya dilakukan kepada laki-laki karena adanya penumpahan darah dan pemotongan daging. Pemotongan "daging" menandakan bahwa dosa kita harus dibuang, semua sifat alami dari dosa-dosa kita harus disingkirkan. Dan kita akan merasa sakit selama beberapa hari ketika Tuhan menyunat kita.
Alasan ketiga, Ismael anak Abraham dari Hagar orang Mesir juga disunat secara jasmani walaupun ia adalah bukan orang yang dipilih Tuhan untuk Ia selamatkan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sunat jasmani dengan pasti tidak dapat menjamin keselamatan seseorang.
Dalam kitab Kejadian 17:18:19 kita membaca demikian:
"Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Sara-lah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya."
Ayat-ayat ini dengan pasti menyatakan bahwa Ismael tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan Ishak. Ini menjelaskan bahwa Ismael tidak diselamatkan. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa semua orang-orang yang percaya adalah ahli waris bersama dengan Kristus, mereka adalah keturunan rohani Abraham dari Ishak.
Allah menyimpulkan hal ini dalam kitab Galatia 3:29 demikian:
"Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah."
Hal ini juga ditegaskan dalam ayat-ayat berikut ini, dalam kitab Keluaran 3:6 Tuhan berkata demikian:
"Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub". Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah."
Kitab Matius 22:32 mencatat demikian:
"Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
Kitab Lukas 20:37 menjelaskan demikian:
"Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub."
Dan kitab Ulangan 9:5 mengajarkan demikian:
"Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka [yaitu Tanah Perjanjian di Kanaan], tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah, TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub."
Sekarang jelaslah bahwa sunat jasmani hanyalah suatu "tanda" atau "bayangan" atau "perumpamaan" dari suatu aspek mengenai keselamatan. Kita membaca tentang iman Abraham bahwa ia sudah diselamatkan "sebelum" ia disunat secara jasmani, kitab Roma 4:11 menyatakan kepada kita demikian:
"Dan tanda sunat [rohani] itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat [jasmani]. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat [jasmani], supaya Kebenaran diperhitungkan kepada mereka."
1 comment:
Kitab Matius 22:32 mencatat demikian:
"Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
Post a Comment