"Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", akuakan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku." (Yakobus 1:17-18)
Ayat-ayat ini kelihatannya berkontradiksi dengan ajaran Injil Anugrah yang mengatakan bahwa keselamatan yang sejati bukan terjadi karena perbuatan kita sendiri tetapi 100% merupakan anugrah dari Tuhan, dan bahwa pekerjaan-pekerjaan baik yang kita lakukan adalah "hasil" dari keselamatan, hal itu tidak pernah menjadi "dasar" atau "penyebab" dari keselamatan.
Ada banyak pekerjaan-pekerjaan yang kita anggap baik untuk dilakukan tetapi sebenarnya itu bukanlah pekerjaan-pekerjaan yang sungguh-sungguh berkenan di mata Tuhan. Pikirkanlah tentang orang-orang Farisi yang hidup pada masa Yesus, ini adalah masalah yang persis sama, mereka sangat rajin dalam pekerjaan-pekerjaan Tuhan tetapi sesungguhnya Tuhan tidak berkenan kepada sebagian besar dari mereka.
Dan iman apakah yang Tuhan maksudkan? Ini sedang berbicara tentang orang-orang yang memiliki iman yang dapat menyelamatkan, yaitu mereka-mereka yang dengan "sepenuh hati" percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ini adalah anugrah dari Tuhan, karena dari dalam diri kita sendiri kita tidak pernah mau tunduk secara penuh kepada syarat-syarat Tuhan.
Ada banyak orang-orang yang berkata, "Saya percaya, saya memiliki iman, saya percaya kepada Tuhan. Saya percaya karena saya telah melakukan upacara baptis air, menerima komuni secara tetap, telah menerima Yesus di dalam hati saya, dan saya sangat rajin pergi ke gereja, dst-nya." Semua ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang mereka lakukan sendiri, tetapi sesungguhnya mereka tidak pernah mendapatkan kebangkitan roh yang baru. Kalau mereka menyelidiki kehidupan mereka dengan teliti maka mereka akan menemukan bahwa kehidupan mereka tidak jauh berbeda dengan tetangga-tetangga mereka yang hidup dengan baik dan bermoral yang tidak mengaku sebagai anak-anak Tuhan.
Kalau kita benar-benar memiliki iman yang menyelamatkan, itu akan merupakan pemberian atau hadiah atau anugrah dari Tuhan, itu bukan sesuatu yang keluar dari diri kita sendiri. Itu semuanya harus berasal dari pekerjaan Tuhan. Dan itu berarti bahwa kita sudah menerima roh kebangkitan yang sama sekali baru di dalam Roh Kristus dimana di dalamnya kita memiliki hidup yang kekal.
Dan di dalam kebangkitan "roh" kita yang baru kita akan memiliki "pikiran" yang sama seperti pikiran Kristus (bukan hanya ucapan saja), dan kita akan membenci dosa sama sekali. Itu berarti kendatipun kita masih harus hidup di dalam "tubuh" yang belum dibangkitkan yang masih bernafsu akan dosa, tetapi akan terjadi perubahan-perubahan yang sangat besar di dalam pribadi kita yang membuat kita tidak ingin untuk
berbuat dosa lagi, baik dosa di dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan.
Bila kita melihat kehidupan kita yang lampau 2 tahun, 5 tahun atau 10 tahun yang lalu maka kita akan melihat ada banyak perubahan-perubahan yang baik. Untuk tidak mau berbuat dosa lagi berarti kita ingin untuk selalu hidup dalam cara yang menyenangkan Tuhan dan melakukan segala sesuatunya menurut kehendak Tuhan.
Oleh sebab itu, karena saya telah memiliki iman yang menyelamatkan, yang diberikan oleh Tuhan menurut kehendak-Nya, bukti-buktinya adalah saya melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang berkenan di mata Tuhan. Itu adalah sifat saya yang baru dimana saya memiliki keinginan yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak-Nya.
Tetapi kalau ada yang orang mengatakan, "Saya mencintai Tuhan, iman saya sangat kuat", tetapi di dalam cara hidupnya tidak ada perubahan sama sekali dibandingkan dengan kehidupannya sebelum ia mengaku telah diselamatkan, dan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tetangga-tetangganya yang bermoral yang tidak membuat komitmen kepada Tuhan, itu menandakan tidak adanya pekerjaan-pekerjaan yang baik di dalam kehidupan orang itu. Ia tidak memiliki keinginan yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan. Sebenarnya ia masih mengikuti kemauannya sendiri. Ia masih belum dipatahkan dihadapan Tuhan.
Oleh karena itu iman yang ia miliki sesungguhnya adalah iman yang mati. Itu adalah iman yang palsu. Ia sedang membohongi dirinya sendiri bahwa ia sedang menaruh kepercayaannya kepada Tuhan Yesus Kristus.
No comments:
Post a Comment