Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Oct 31, 2018

Kekaisaran Persia

Kekaisaran Persia adalah sejumlah kekaisaran bersejarah yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat, Asia Tengah dan Kaukasus. Saat ini, istilah Persia sering merujuk kepada Iran; Persia digunakan untuk isu sejarah, dan kebudayaan, dan Iran digunakan untuk isu politik. Bangsa yang dikemudian hari memproklamirkan diri sebagai Republik Islam Iran ini didominasi oleh Syi'ah.

Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200SM – 330SM)

Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan peradaban Elam. Pada milenium kedua, dan ketiga, Bangsa Arya hijrah ke Iran, dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728SM-550SM). Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa, dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648SM–330SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung.

Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang memakai gelar Agung dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dilarang di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.) Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban-peradaban manusia setelah zamannya.

Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun (531SM - 522SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa. Akhirnya Darius yang Agung (522SM -486SM) menang, dan dinyatakan sebagai raja.

Ibu kota Persia pada zaman Darius dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun, dan menjadikannya pelopor untuk pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan juga turut diperbaharui, dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa, dan Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan.

Selain itu, mata uang syiling dalam bentuk daric (syiling emas) dan juga Shekel (syiling perak) diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut diperkenalkan, dan diterbitkan di dalam prasasti-prasasti kerajaan.

Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung, dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar, dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi, dan menghormati budaya-budaya, dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.

Kekaisaran Seleukus (330SM ~ 248SM)

Pada tahun 330SM Kekaisaran Akhemeniyah diserang oleh Kerajaan Yunani yang di pimpin salah satu jenderal dari Alexander Agung yang bernama Seleukus dan lahirlah pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat dirinya menjadi Kaisar setelah Alexander Agung wafat.

Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248SM – 224M)

Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan, dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi, dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Tentara-tentara Parthia terbagi atas dua kelompok berkuda, tentara berkuda yang berperisai, dan membawa senjata berat, dan tentara berkuda yang bersenjata ringan, dan kudanya lincah bergerak. Sementara itu, tentara Romawi terlalu bergantung kepada infantri, menyebabkan Romawi sukar untuk mengalahkan Parthia. Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam perang tawan, menyebabkan mereka sukar mengawal kawasan taklukan. Ini menyebabkan kedua belah pihak gagal mengalahkan satu sama lain.

Kekaisaran Parthia tegak selama lima abad (Berakhir pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.

Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)

Ardashir I, shah pertama Kekaisaran Sassania, mula membangun kembali ekonomi, dan militer Persia. Wilayahnya meliputi kawasan Iran modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah dan wilayah Arab. Pada zaman Khosrau II (590-628) pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir, Yordania, Palestina, dan Lebanon. Orang-orang Sassania menamakan kekaisaran mereka Erānshahr (atau Iranshæhr, "Penguasaan Orang Arya".)

Sejarah Iran seterusnya diikuti dengan konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut sejarawan, Persia kalah dalam Perang al-Qādisiyyah (632 M) di Hilla, Iraq. Rostam Farrokhzād, seorang jenderal Persia, dikritik kerana keputusannya untuk berperang dengan orang Arab di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka tidak keruan, dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas Persia.

Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh, dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia.

Islam Persia dan Zaman Kegemilangan Islam Persia (700–1400)
Setelah pemelukan Islam, orang-orang Persia mulai membentuk gambaran Islam Persia, di mana mereka melestarikan gambaran sebagai orang Persia tetapi pada masa yang sama juga sebagai muslim. Pada abad ke-8 M, Parsi memberi bantuan kepada Abbassiyah memerangi tentara Umayyah, karena Bani Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab, dan memandang rendah kepada orang Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang-orang Persia mulai melibatkan diri dalam administrasi kerajaan. Sebagian mendirikan dinasti sendiri.

Pada abad kesembilan, dan kesepuluh, terdapat beberapa kebangkitan ashshobiyyah Persia yang menentang gagasan Arab sebagai Islam, dan Muslim. Tetapi kebangkitan ini tidak menentang identitas seorang Islam. Salah satu dampak kebangkitan ini ialah penggunaan bahasa Persia sebagai bahasa resmi Iran (hingga hari ini.)

Pada zaman ini juga, para ilmuwan Persia menciptakan Zaman Kegemilangan Islam. Sementara itu Persia menjadi tumpuan penyebaran ilmu sains, filsafat, dan teknik. Ini kemudian memengaruhi sains di Eropa, dan juga kebangkitan Renaissance.

Bermula pada tahun 1220, Parsi dimasuki oleh tentera Mongolia di bawah pimpinan Genghis Khan, diikuti dengan Tamerlane, dimana kedua penjelajah ini menyebabkan kemusnahan yang parah di Persia.

Islam Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan Iran Modern (1501 – 1979)
Parsi mulai berganti menjadi Islam Syiah pada zaman Safawi, pada tahun 1501. Dinasti Safawi kemudian menjadi salah sebuah penguasa dunia yang utama, dan mulai mempromosikan industri pariwisata di Iran. Di bawah pemerintahannya, arsitektur Persia berkembang kembali, dan menyaksikan pembangunan monumen-monumen yang indah. Kejatuhan Safawi disusuli dengan Persia yang menjadi sebuah medan persaingan antara kekuasaan Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Britania (yang menggunakan pengaruh Dinasti Qajar). Namun begitu, Iran tetap melestarikan kemerdekaan, dan wilayah-wilayahnya, menjadikannya unik di rantau itu. Modernisasi Iran yang bermula pada lewat abad ke-19, membangkitkan keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia. Ini menyebabkan terjadinya Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911. Pada tahun 1921, Reza Khan (juga dikenal sebagai Reza Shah) mengambil alih tahta melalui perebutan kekuasaan dari Qajar yang semakin lemah. Sebagai penyokong modernisasi, Shah Reza memulai pembangunan industri modern, jalan kereta api, dan pendirian sistem pendidikan tinggi di Iran. Malangnya, sikap aristokratik, dan ketidakseimbangan pemulihan kemasyarakatan menyebabkan banyak rakyat Iran tidak puas.

Pada Perang Dunia II, tentara Inggris, dan Uni Soviet menyerang Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941, untuk membatasi Blok Poros, dan menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran. Blok Sekutu memaksa Shah untuk melantik anaknya, Mohammad Reza Pahlavi menggantikannya, dengan harapan Mohammad Reza menyokong mereka.

Malangnya, pemerintahan Shah Mohammad Reza bersifat otokratis. Dengan bantuan dari Amerika, dan Inggris, Shah meneruskan modernisasi Industri Iran, tetapi pada masa yang sama menghancurkan partai-partai oposisi melalui badan intelijennya, SAVAK. Ayatollah Ruhollah Khomeini menjadi oposisi, dan pengkritik aktif terhadap pemerintahan Shah Mohammad Reza, dan kemudian ia dipenjarakan selama delapan belas bulan. Melalui nasihat jenderal Hassan Pakravan, Khomeini dibuang ke luar negeri, dan diantar ke Turki dan selepas itu ke Irak.

Kerajaan Yehuda

Kerajaan Yehuda hidup pada dua periode dalam sejarah Yahudi. Menurut Alkitab Ibrani, kerajaan muncul di Yehuda setelah wafatnya Saul, saat suku Yehuda mengangkat Daud, yang berasal dari Suku Yehuda, untuk memerintah wilayah tersebut. Setelah tujuh tahun Daud menjadi raja Kerajaan Israel serikat. Selama masa-masa ini, Yerusalem menjadi ibukota dari kerajaan serikat. (2 Samuel 5:6-7) Namun, pada sekitar 930 SM, kerajaan serikat terpecah, dengan sepuluh dari dua belas suku Israel menolak cucu Daud Rehabeam sebagai raja mereka. Kerajaan Yehuda yang baru muncul sebagai salah satu pemerintahan, dan pemerintahan lainnya yang dikenal dengan Kerajaan Israel, atau Israel. Kerajaan Yehuda ini sering disebut sebagai Kerajaan Selatan, sedangkan Kerajaan Israel karena perpecahan tersebut disebut Kerajaan Utara. Yehuda bertahan hingga 586 SM, saat kerajaan tersebut diserbu oleh Kekaisaran Babilonia di bawah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal Nebukadnezar. (2 Raja-raja 25:8-21) Dengan pengasingan penduduk dan penghancuran Kuil dan Yerusalem, penghacuran kerajaan selesai sudah.

Dinasti Daud dimulai ketika suku Yehuda mengangkat Daud sebagai raja setelah wafatnya Saul. Garis Daud berlanjut saat ia menjadi raja Kerajaan Israel serikat. Saat kerajaan serikat terpecah, suku Yehuda dan Benyamin tetap mengikuti garis Daud, yang memerintah hingga kerajaan dihancurkan pada tahun 586 SM. Walau begitu, garis Daud tetap dihormati oleh para buangan di Babilonia, yang menghormati Rosh Galut sebagai raja dalam pembuangan.

Kerajaan Yehuda terdiri dari teritori suku Yehuda, Simeon, dan Benyamin, sebuah wilayah dengan sekitar 8;900 km2 (3;436 sq mi). Ibukotanya adalah Yerusalem, yang terletak di teritori suku Benyamin.

Wilayah yang menyusun kerajaan terdiri dari wilayah yang dikenal sebagai Har Yehudah ("pegunungan (wilayah) curam"). Wilayah tersebut dulunya merupakan kediaman bangsa Keni, Kaleb, Otniel, dan di Yerusalem bangsa Yebus.

Kerajaan serikat merupakan kesatuan dari dua belas suku Israel yang hidup di wilayah yang saat ini merupakan Israel dan Palestina modern. Kerajaan ini berdiri dari sekitar 1030-930 SM.

Setelah wafatnya Salomo (Sulayman) pada 931 SM, sepuluh suku di utara menolak menerima Rehabeam sebagai raja mereka, dan sebagai gantinya pada sekitar tahun 930 SM memilih Yerobeam, yang bukan dari garis Daud, sebagai raja mereka. Kerajaan utara kemudian dikenal dengan Kerajaan Israel atau Israel. Pemberontakan terjadi di Sikhem, dan suku Yehuda merupakan yang tersisa pertama kali yang menerima Keluarga Daud. Kemudian, setelah suku Benyamin bergabung dengan Yehuda, Yerusalem (yang terletak di teritori Benyamin: Yosua 18:28) menjadi ibukota kerajaan baru tersebut. Kerajaan selatan disebut dengan kerajaan Yehuda atau Yehuda. 2 Tawarikh 15:9 juga menyebutkan bahwa anggota suku-suku Efraim, Manasye, dan Simeon "melarikan diri" ke Yehuda selama pemerintahan Asa dari Yehuda.

Selama enam puluh tahun pertama, raja-raja Yehuda berusaha mengembalikan otoritas mereka terhadap kerajaan utara, dan terjadi perang yang terus berkecamuk di antara mereka. Selama delapan puluh tahun berikutnya, sudah tidak terjadi lagi perang terbuka di antara mereka, dan kemudian menjadi saling bersekutu, bekerja sama melawan musuh mereka, khususnya Damaskus.

Israel berdiri sebagai sebuah negara merdeka hingga sekitar tahun 720 SM saat terjadi penaklukkan oleh Kekaisaran Asyur. Alkitab mengisahkan bahwa seluruh orang Israel dibuang, yang kemudian dikenal dengan "Sepuluh suku yang hilang". Namun, diperkirakan hanya seperlima populasi (sekitar 40.000) yang benar-benar dipindahkan dari wilayah mereka selama dua periode pengasingan di bawah Tiglath-Pileser III dan Sargon II.[1] Banyak orang Israel juga melarikan diri ke selatan ke Yerusalem, yang menjadi lima kali lipat lebih luas selama periode ini, sehingga didirikan sebuah tembok baru dan sebuah mata air (Siloam) yang disediakan oleh Raja Hizkia.

Setelah kehancuran Israel, Yehuda masih bertahan hingga sekitar satu setengah abad hingga ditaklukkan oleh bangsa Babilonia.

Raja Hizkia dari Yehuda (727-698 SM) dalam Alkitab disebutkan sebagai pemrakarsa pembaharuan yang memaksa hukum Yahudi menolak penyembahan berhala (dalam hal ini, penyembahan terhadap Ba'alim and Asyera di antara dewa-dewa tradisional Timur Dekat). [2][3] Selama kekuasaannya juga dibuat "Inskripsi Siloam", yang ditulis dalam abjad Ibrani Kuno.

Manasye dari Yehuda (698-642 SM), mengorbankan putranya kepada Molokh, 2 Raja-raja 21:{{{ayat}}}. Dia dan putranya Amon (berkuasa 642-640 SM) membalikkan reformasi Hizkia dan secara resmi mengadakan kembali pemberhalaan. Menurut cerita-cerita kenabian, Manasye meletakkan sebuah berhala berwajah empat di Tempat Maha Kudus dari Tempat-tempat Kudus.

Pada pemerintahan raja Yosia (640-609 SM) terjadi reformasi agama. Menurut Alkitab, saat pemulihan dilakukan di Kuil, sebuah 'Kitab Hukum' ditemukan (kemungkinan Kitab Ulangan).[4]

Pada 586 SM, bangsa Babilonia, di bawah raja Nebukadnezar II, mengepung Yerusalem. Kuil Pertama dihancurkan begitu pula kota Yerusalem. Hingga saat ini, penghancurkan diperingati oleh orang Yahudi pada 9 Abib, atau Tisha B'Av.[5]

Akibat penaklukkan ini, banyak penduduk Yehuda diasingkan dari tanah mereka dan disebar ke seluruh Kekaisaran Babilonia, dan kerajaan Yehuda merdeka berakhir. Keluarga Daud masih tetap dihormati dan diterima sebagai pemimpin komunitas Yahudi Babilonia sebagai Rosh Galut. Kerajaan Yahudi dikembalikan oleh para Makabe empat abad kemudian dalam bentuk yang telah dimodifikasi.

Nabi-nabi Yehuda
Amos, lahir di Yehuda namun berdakwah di Israel
Habakuk
Mikha
Obaja
Yoël
Yeremia
Yesaya, keponakan raja Uzia
Zakharia
Zefanya

Dari akhir kerajaan hingga sekarang
Setelah berakhirnya kerajaan kuno tersebut, wilayah tersebut dikuasai oleh kekuasaan asing, di bawah kekuatan-kekuatan berikut:

586–539 SM: Kekaisaran Babilonia.
539–332 SM: Kekaisaran Persia.
332–305 SM: Kekaisaran Aleksander Agung.
305–198 SM: Dinasti Ptolemeus.
198–141 SM: Seleukus.
141–37 SM: Kerajaan Hasmonea di Israel yang didirikan oleh Makabe, setelah 63 SM di bawah supremasi Romawi.
37 SM–70 M: Dinasti Herodes memerintah Yehuda di bawah supremasi Romawi (37 SM-6 M dan 41-44 M), bergantian dengan penguasa Romawi saat itu (6-41 M dan 44-66 M). Supremasi diakhiri dengan Revolusi Yahudi pertama 66-73 M yang menyebabkan Kuil dihancurkan pada tahun 70 M.
6 M Sensus Kirenius dan penetapan Provinsi Yudea Romawi.
70–395: provinsi Kekaisaran Romawi pertama kali dikenal dengan Yehuda, setelah tahun 135 dikenal dengan Palaestina. Pada tahun 395 kekaisaran Romawi pecah menjadi Barat dan Timur.
395–638: Romawi Timur atau Kekaisaran Bizantin.
638–1099: Kekhalifahan Arab dan penguasanya.
1099–1187: Negara-negara Tentara Salib, yang paling terkenal Kerajaan Yerusalem.
1187–1260: didominasi oleh Ayyubiyah dari Mesir dan Damaskus.
1260–1516: didominasi oleh Mameluk dari Mesir.
1516–1917: Turki Ottoman, setelah sebelumnya menaklukkan Kekaisaran Bizantin pada tahun 1453.
1918–1948: Mandat Britania atas Palestina, pertama, LBB, kemudian penerusnya PBB; Emirat Trans-Yordan terpisah dari Palestina yang tersisa pada tahun 1922. Kerajaan Hasyim dari Yordania kemudian merdeka setelah kedaluwarsanya mandat LBB pada tahun 1946.
Mei 1948 hingga sekarang: Wilayah Kerajaan Yehuda mencakupi sebagian Israel, sebagian Tepi Barat, Jalur Gaza, sebagian Yordania dan sebagian Semenanjung Sinai, Mesir.

Kerajaan Israel (Samaria)

Kerajaan Israel (Samaria) (bahasa Ibrani: ממלכת יִשְׂרָאֵל, Modern Mamlekhet Yisra'el Tiberias Mamléḵeṯ Yiśrāʼēl)) adalah salah satu negara penerus Kerajaan Israel serikat. Kerajaan ini berdiri dari tahun 930-an SM sampai sekitar 720-an SM, ketika kerajaan dikuasai oleh Kekaisaran Asyur. Kota-kota besar kerajaan itu Sikhem, Tirza, dan Samaria.

Sejarawan sering merujuk Kerajaan Israel ini sebagai Kerajaan Utara untuk membedakannya dari Kerajaan Yehuda di Israel Selatan.

Di dalam Alkitab Ibrani, Kerajaan Israel disebut sebagai " Rumah Yusuf ",  atau sebagai "Kerajaan Israel di Samaria". Dalam prasasti-prasasti di luar Israel, disebut sebagai "rumah Omri" (Bit-Umri) misalnya di Mesha Stele dan prasasti raja Sargon II.

Wilayah
Kerajaan Israel terdiri dari teritori suku-suku Zebulun, Isakhar, Asyer, Naftali, Dan, Manasye, Efraim, Ruben dan Gad.

Ibukotanya adalah Samaria.

Kerajaan serikat merupakan kesatuan dari dua belas suku Israel yang hidup di wilayah yang saat ini merupakan Israel dan Palestina modern. Kerajaan ini berdiri dari sekitar 1030-930 SM.

Setelah wafatnya Salomo (Sulayman) pada 931 SM, sepuluh suku di utara menolak menerima Rehabeam (anak Salomo) sebagai raja mereka, dan sebagai gantinya pada sekitar tahun 930 SM memilih Yerobeam, yang bukan dari garis Daud, sebagai raja mereka. Kerajaan utara kemudian dikenal dengan Kerajaan Israel atau Efraim (mengacu pada suku terbesar). Pemberontakan terjadi di Sikhem.

Selama enam puluh tahun pertama, raja-raja Yehuda berusaha mengembalikan otoritas mereka terhadap kerajaan utara, dan terjadi perang yang terus berkecamuk di antara mereka. Selama delapan puluh tahun berikutnya, sudah tidak terjadi lagi perang terbuka di antara mereka, dan kemudian menjadi saling bersekutu, bekerja sama melawan musuh mereka, khususnya Damaskus.

Israel berdiri sebagai sebuah negara merdeka selama kira-kira 200 tahun, hingga sekitar tahun 720 SM, saat ditaklukkan oleh Kekaisaran Asyur. Alkitab mengisahkan bahwa seluruh orang Israel dibuang, yang kemudian dikenal dengan "Sepuluh suku yang hilang". Namun, ada yang memperkirakan hanya seperlima populasi (sekitar 40.000) yang benar-benar dipindahkan dari wilayah mereka selama dua periode pengasingan di bawah Tiglath-Pileser III dan Sargon II. Banyak orang Israel melarikan diri ke selatan ke Yerusalem, yang menjadi lima kali lipat lebih luas selama periode ini, sehingga didirikan sebuah tembok baru dan sebuah mata air (Siloam) yang disediakan oleh Raja Hizkia.

Setelah kehancuran Israel, Yehuda masih bertahan hingga sekitar satu setengah abad hingga ditaklukkan oleh bangsa Babilonia.

Salomo

Salomo adalah seorang putra raja Daud, yang kemudian menjadi raja ketiga kerajaan Israel setelah Saul dan Daud, ayahnya. Ibunya bernama Batsyeba binti Eliam. Riwayat Salomo terutama diketahui dari catatan Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, yang diyakini paling lambat dilengkapi pada abad ke-4 SM, dan didukung oleh tulisan-tulisan Yahudi, Kristen dan Islam. Sejumlah peninggalan arkeologis membuktikan sejumlah fakta yang disebutkan dalam catatan-catatan kuno tersebut.

Menurut 2 Tawarikh 1:1-13 Salomo dikisahkan sebagai raja yang bijaksana. Kebijaksanaannya itu diperolehnya karena anugerah Tuhan.

Kelahiran Salomo

Di dalam Kitab 2 Samuel dicatat bahwa Salomo lahir di Yerusalem dan juga terdapat kisah yang melatar belakangi kelahirannya. Raja Daud berhubungan gelap dengan Batsyeba, ibu Salomo, ketika perempuan itu masih menjadi istri Uria orang Het, salah seorang pahlawan Daud. Ketika Batsyeba hamil dari hubungan itu, maka Daud kemudian memerintahkan agar Uria dikirimkan ke garis paling depan dari peperangan supaya ia mati terbunuh. Setelah Uria mati, dan lewat waktu berkabung, maka Daud menyuruh membawa perempuan itu ke rumahnya. Perempuan itu menjadi isterinya, dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN. TUHAN mengutus nabi Natan kepada Daud untuk membuka kejahatan itu serta hukuman yang akan diberikan TUHAN, sehingga Daud menyesal. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun, dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu, dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini, dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN. 

Diangkat menjadi raja

Ketika Daud telah tua, dan diperkirakan tidak lama lagi usianya, Adonia putra Daud dari istrinya, Hagit, mengangkat diri menjadi raja, dengan dukungan panglima Yoab dan imam besar Abyatar. Pada acara pengangkatan menjadi raja, Adonia mempersembahkan domba, lembu, dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja; tetapi nabi Natan, imam Zadok, Benaya bin Yoyada dan para pahlawan, dan Salomo, adiknya, tidak diundangnya. Nabi Natan memberi nasihat kepada Batsyeba, ibu Salomo, agar memberitahukan hal ini kepada Daud, yang tidak mengetahui akan hal itu, demi menyelamatkan nyawanya serta nyawa Salomo. Maka Batsyeba menghadap raja ke dalam kamarnya. Waktu itu raja sudah sangat tua, dan Abisag, gadis Sunem itu, melayani raja. Lalu Batsyeba berlutut, dan sujud menyembah kepada raja. Raja bertanya: "Ada yang kauingini?" Lalu perempuan itu berkata kepadanya:

"Tuanku sendiri telah bersumpah demi TUHAN, Allahmu, kepada hambamu ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan ia akan duduk di atas takhtaku. Tetapi sekarang, lihatlah, Adonia telah menjadi raja, sedang tuanku raja sendiri tidak mengetahuinya. Ia telah menyembelih banyak lembu, ternak gemukan dan domba, dan telah mengundang semua anak raja dan imam Abyatar dan Yoab, panglima itu, tetapi hambamu Salomo tidak diundangnya. Dan kepadamulah, ya tuanku raja, tertuju mata seluruh orang Israel, supaya engkau memberitahukan kepada mereka siapa yang akan duduk di atas takhta tuanku raja sesudah tuanku. Nanti aku ini dan anakku Salomo dituduh bersalah segera sesudah tuanku raja mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya." 
Selagi Batsyeba berbicara dengan raja, datanglah nabi Natan. Diberitahukan kepada raja: "Itu ada nabi Natan." Masuklah ia menghadap raja, lalu sujud menyembah kepada raja dengan mukanya sampai ke tanah. Natan menanyakan apakah Daud telah memutuskan Adonia menjadi penggantinya karena pada saat yang bersamaan Adonia mengadakan pesta pengangkatannya dengan mengundang orang-orang yang makan minum di depannya sambil berseru: "Hidup raja Adonia!" tetapi tidak mengundang Natan, imam Zadok, Benaya maupun Salomo. Segera setelah mendapat kepastian dari Natan, maka Daud menyuruh memanggil Batsyeba, dan di depan mereka, Daud menegaskan keputusannya dengan bersumpah, dan berkata:
"Demi TUHAN yang hidup, yang telah membebaskan nyawaku dari segala kesesakan, pada hari ini aku akan melaksanakan apa yang kujanjikan kepadamu demi TUHAN, Allah Israel, dengan sumpah ini: Anakmu Salomo akan menjadi raja sesudah aku, dan dialah yang akan duduk di atas takhtaku menggantikan aku."Lalu Batsyeba berlutut dengan mukanya sampai ke tanah; ia sujud menyembah kepada raja, dan berkata: "Hidup tuanku raja Daud untuk selama-lamanya!" 
Daud segera menyuruh memanggil imam Zadok, nabi Natan, dan Benaya bin Yoyada. Setelah mereka masuk menghadap raja, Daud memberi perintah khusus:
"Bawalah para pegawai tuanmu ini, naikkan anakku Salomo ke atas bagal betina kendaraanku sendiri, dan bawa dia ke Gihon. Imam Zadok dan nabi Natan harus mengurapi dia di sana menjadi raja atas Israel; kemudian kamu meniup sangkakala dan berseru: Hidup raja Salomo! Sesudah itu kamu berjalan pulang dengan mengiring dia; lalu ia akan masuk dan duduk di atas takhtaku, sebab dialah yang harus naik takhta menggantikan aku, dan dialah yang kutunjuk menjadi raja atas Israel dan Yehuda." 
Lalu pergilah imam Zadok, nabi Natan, dan Benaya bin Yoyada, dengan orang Kreti, dan orang Pleti, mereka menaikkan Salomo ke atas bagal betina raja Daud, dan membawanya ke Gihon. Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru: "Hidup raja Salomo!" Sesudah itu seluruh rakyat berjalan di belakangnya sambil membunyikan suling, dan sambil bersukaria ramai-ramai, sampai seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka. 

Menurut penuturan Yonatan, putra imam Abyatar, Salomo dengan aman duduk di atas takhta kerajaan. Pegawai-pegawai raja telah datang mengucap selamat kepada raja Daud, dengan berkata: Kiranya Allahmu membuat nama Salomo lebih masyhur daripada namamu, dan takhtanya lebih agung daripada takhtamu. Dan raja Daudpun telah sujud menyembah di atas tempat tidurnya, dan beginilah katanya: :"Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang pada hari ini telah memberi seorang duduk di atas takhtaku yang aku sendiri masih boleh saksikan." 

Tindakan-tindakan pertama sebagai raja

Terhadap Adonia

Segera setelah Salomo diangkat menjadi raja, Adonia menjadi takut kepadanya, sebab itu ia segera pergi memegang tanduk-tanduk mezbah. Lalu diberitahukanlah kepada Salomo: "Ternyata Adonia takut kepada raja Salomo, dan ia telah memegang tanduk-tanduk mezbah, serta berkata: Biarlah raja Salomo lebih dahulu bersumpah mengenai aku, bahwa ia takkan membunuh hambanya ini dengan pedang." Lalu kata Salomo: "Jika ia berlaku sebagai kesatria, maka sehelai rambutpun dari kepalanya tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jika ternyata ia bermaksud jahat, haruslah ia dibunuh." Dan raja Salomo menyuruh orang menjemput dia dari mezbah itu. Ketika ia masuk, sujudlah ia menyembah kepada raja Salomo, lalu Salomo berkata kepadanya: "Pergilah ke rumahmu."

Setelah Daud mati, Adonia melakukan upaya kedua kalinya untuk naik tahta dengan menghadap Batsyeba, ibu Salomo, memintanya agar Salomo mengizinkan Adonia menikahi, Abisag, gadis Sunem yang terakhir melayani Daud. Sekalipun Batsyeba memohonkannya kepada Salomo, Salomo menolak karena memahami maksud jahat di balik permintaan itu. Raja Salomo menjawab ibunya: :"Mengapa engkau meminta hanya Abisag, gadis Sunem itu, untuk Adonia? Minta jugalah untuknya kedudukan raja! Bukankah dia saudaraku yang lebih tua, dan di pihaknya ada imam Abyatar dan Yoab, anak Zeruya?" Lalu bersumpahlah raja Salomo demi TUHAN: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih daripada itu, jika Adonia tidak membayarkan nyawanya dengan permintaan ini! Oleh sebab itu, demi TUHAN yang hidup, yang menegakkan aku dan mendudukkan aku di atas takhta Daud, ayahku, dan yang membuat bagiku suatu keluarga seperti yang dijanjikan-Nya: pada hari ini juga Adonia harus dibunuh." Lalu raja Salomo menyerahkan hal itu kepada Benaya bin Yoyada; orang ini memancung dia sehingga mati.

Terhadap imam Abyatar
Imam Besar Abyatar terang-terangan berpihak kepada Adonia dan tidak kepada Salomo. Setelah Adonia dihukum mati, maka Salomo berkata kepada imam Abyatar: "Pergilah ke Anatot, ke tanah milikmu, sebab engkau patut dihukum mati, tetapi pada hari ini aku tidak akan membunuh engkau, oleh karena engkau telah mengangkat tabut Tuhan ALLAH di depan Daud, ayahku, dan oleh karena engkau telah turut menderita dalam segala sengsara yang diderita ayahku." Lalu Salomo memecat Abyatar dari jabatannya sebagai imam TUHAN. Dengan demikian Salomo memenuhi firman TUHAN yang telah dikatakan-Nya di Silo mengenai keluarga Eli. 

Maka raja Salomo mengangkat imam Zadok menggantikan Abyatar sebagai Imam Besar. 

Terhadap Yoab anak Zeruya
Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
"Engkaupun mengetahui apa yang dilakukan kepadaku oleh Yoab, anak Zeruya, apa yang dilakukannya kepada kedua panglima Israel, yakni Abner bin Ner dan Amasa bin Yeter. Ia membunuh mereka dan menumpahkan darah dalam zaman damai seakan-akan ada perang, sehingga sabuk pinggangnya dan kasut kakinya berlumuran darah. Maka bertindaklah dengan bijaksana dan janganlah biarkan yang ubanan itu turun dengan selamat ke dalam dunia orang mati." 
Setelah Daud mati, Salomo menggunakan kesempatan dari permintaan Adonia untuk membunuhnya serta menyingkirkan imam Abyatar yang mendukung Adonia. Ketika kabar kematian Adonia, dan pemecatan imam Abyatar itu sampai kepada Yoab—memang Yoab telah memihak kepada Adonia, sekalipun ia tidak memihak kepada Absalom—maka larilah Yoab ke kemah TUHAN, lalu memegang tanduk-tanduk mezbah. Kemudian diberitahukanlah kepada Salomo, bahwa Yoab sudah lari ke kemah TUHAN, dan telah ada di samping mezbah. Lalu Salomo menyuruh Benaya bin Yoyada: "Pergilah, pancung dia." Benaya masuk ke dalam kemah TUHAN serta berkata kepadanya: "Beginilah kata raja: Keluarlah." Jawabnya: "Tidak, sebab di sinilah aku mau mati." Lalu Benaya menyampaikan jawab itu kepada raja, katanya: "Beginilah kata Yoab dan beginilah jawabnya kepadaku." Kata raja kepadanya: "Perbuatlah seperti yang dikatakannya; pancunglah dia dan kuburkanlah dia; dengan demikian engkau menjauhkan daripadaku dan daripada kaumku noda darah yang ditumpahkan Yoab dengan tidak beralasan. Dan TUHAN akan menanggungkan darahnya kepadanya sendiri, karena ia telah membunuh dua orang yang lebih benar dan lebih baik daripadanya. Ia membunuh mereka dengan pedang, dengan tidak diketahui ayahku Daud, yaitu Abner bin Ner, panglima Israel, dan Amasa bin Yeter, panglima Yehuda. Demikianlah darah mereka akan ditanggungkan kepada Yoab dan keturunannya untuk selama-lamanya, tetapi Daud dan keturunannya dan keluarganya dan takhtanya akan mendapat selamat daripada TUHAN sampai selama-lamanya." Maka berangkatlah Benaya bin Yoyada, lalu memancung, dan membunuh Yoab, kemudian dia dikuburkan di rumahnya sendiri di padang gurun. Kemudian raja Salomo mengangkat Benaya bin Yoyada menggantikan Yoab menjadi kepala tentara. 
Terhadap Simei
Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
"Juga masih ada padamu Simei bin Gera, orang Benyamin, dari Bahurim. Dialah yang mengutuki aku dengan kutuk yang kejam pada waktu aku pergi ke Mahanaim, tetapi kemudian ia datang menyongsong aku di sungai Yordan dan aku telah bersumpah kepadanya demi TUHAN: Takkan kubunuh engkau dengan pedang! Sekarang janganlah bebaskan dia dari hukuman, sebab engkau seorang yang bijaksana dan tahu apa yang harus kaulakukan kepadanya untuk membuat yang ubanan itu turun dengan berdarah ke dalam dunia orang mati." 
Setelah Daud mati, raja Salomo menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepadanya: "Dirikanlah bagimu sebuah rumah di Yerusalem, diamlah di sana, dan janganlah keluar dari sana ke mana-manapun. Sebab ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan menyeberangi sungai Kidron, pastilah engkau mati dibunuh dan darahmu akan ditanggungkan kepadamu sendiri." Lalu berkatalah Simei kepada raja: "Baiklah demikian! Seperti yang tuanku raja katakan, demikianlah akan dilakukan hambamu ini." Lalu Simei diam di Yerusalem beberapa waktu lamanya. Dan sesudah lewat tiga tahun, terjadilah bahwa dua orang hamba Simei lari kepada Akhis bin Maakha, raja Gat, lalu diberitahukan kepada Simei: "Ketahuilah, kedua orang hambamu ada di Gat." Maka berkemaslah Simei, dipelanainya keledainya, dan pergilah ia ke Gat, kepada Akhis, untuk mencari hambanya itu. Lalu Simei pulang, dan membawa mereka dari Gat. Ketika diberitahukan kepada Salomo, bahwa tadinya Simei pergi dari Yerusalem ke Gat, dan sekarang sudah pulang, maka raja menyuruh memanggil Simei, dan berkata kepadanya: "Bukankah aku telah menyuruh engkau bersumpah demi TUHAN dan telah memperingatkan engkau, begini: Ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa pada waktu engkau keluar dan pergi ke mana-manapun, pastilah engkau mati dibunuh! Dan engkau telah menjawab: Baiklah demikian, aku akan mentaatinya. Mengapa engkau tidak menepati sumpah demi TUHAN itu dan juga perintah yang kuperintahkan kepadamu?" Kemudian kata raja kepada Simei: "Engkau sendiri tahu dalam hatimu segala kejahatan yang kauperbuat kepada Daud, ayahku, maka TUHAN telah menanggungkan kejahatanmu itu kepadamu sendiri. Tetapi diberkatilah kiranya raja Salomo dan kokohlah takhta Daud di hadapan TUHAN sampai selama-lamanya." Raja memberi perintah kepada Benaya bin Yoyada, lalu keluarlah Benaya, dipancungnya Simei sehingga mati. 

Terhadap anak-anak Barzilai
Sebelum mati, Daud berpesan kepada Salomo:
"Kepada anak-anak Barzilai, orang Gilead itu, haruslah kautunjukkan kemurahan hati. Biarlah mereka termasuk golongan yang mendapat makanan dari mejamu, sebab merekapun menunjukkan kesetiaannya dengan menyambut aku pada waktu aku melarikan diri dari depan kakakmu Absalom." 
Kebijaksanaan Salomo
Menurut keterangan dari kitab 1 Raja-rajapasal 3, setelah Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran di Gibeon, Allah menampakkan diri padanya lewat mimpi, dan berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Salomo. Salomo meminta kebijaksanaan dari Allah untuk menimbang segala perkara, dan mampu bersikap sebagai raja yang adil bagi seluruh umat Israel. Adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. Jadi berfirmanlah Allah kepadanya:
"Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu." 
Pedang Salomo

Salah satu kebijaksanaan Salomo digambarkan melalui kisah tentang dua orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak bayi. Kedua perempuan itu melahirkan anak, tetapi salah satunya tidak sengaja meniduri anaknya sehingga mati. Sekarang keduanya mengaku sebagai ibu bayi yang masih hidup. Salomo meminta diambilkan sebilah pedang, dan memutuskan bahwa supaya adil, bayi itu harus dibelah dua, dan masing-masing perempuan itu akan mendapatkan setengah. Ibu sejati sang bayi memohon kepada Salomo agar bayi itu dibiarkan hidup, bahkan ia merelakan bayinya diserahkan kepada perempuan yang satunya, sementara ia tidak mendapatkan bayinya. Dengan cara itu Salomo berhasil menemukan ibu sejati bayi tersebut. 

Kemasyhuran Salomo

Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat daripada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan. Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat, dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur, dan melebihi segala hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana daripada semua orang, daripada Etan, orang Ezrahi itu, dan daripada Heman, Kalkol, dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya. Ia menggubah 3000 amsal, dan nyanyiannya ada 1005. Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia berbicara juga tentang hewan, dan tentang burung-burung, dan tentang binatang melata, dan tentang ikan-ikan. Maka datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu. Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan, dan hikmat. Semua raja di bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya. Mereka datang masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak, dan barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda, dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun. 

Kunjungan ratu negeri Syeba

Ketika ratu negeri Syeba mendengar kabar tentang Salomo, maka dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dan dengan unta-unta yang membawa rempah-rempah, banyak emas, dan batu permata yang mahal-mahal datanglah ia ke Yerusalem hendak menguji Salomo dengan teka-teki. Setelah ia sampai kepada Salomo, dipercakapkannyalah segala yang ada dalam hatinya dengan dia. Dan Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi Salomo tidak ada yang tersembunyi, yang tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. Ketika ratu negeri Syeba melihat hikmat Salomo, dan rumah yang telah didirikannya, makanan di mejanya, cara duduk pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani, dan berpakaian, juru-juru minumannya, dan pakaian mereka, dan korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu itu. Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan mereka sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh, setengah dari hikmatmu yang besar itu belum diberitahukan kepadaku; engkau melebihi kabar yang kudengar. Berbahagialah orang-orangmu, dan berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta-Nya sebagai raja untuk TUHAN, Allahmu! Karena Allahmu mengasihi orang Israel, maka Ia menetapkan mereka untuk selama-lamanya, dan menjadikan engkau raja atas mereka untuk melakukan keadilan dan kebenaran." Lalu diberikan kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-rempah, dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah lagi ada rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu. Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Syeba segala yang dikehendakinya, dan yang dimintanya, melebihi yang dibawa ratu itu untuk raja. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-sama dengan pegawai-pegawainya. 

Usaha-usaha Salomo
Pembangunan Bait Allah
Pada tahun ke-480 sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun ke-4 sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN. 

Pembangunan istana dan bangunan-bangunan lain di Yerusalem
Salomo mendirikan istananya sampai 13 tahun lamanya, barulah selesai seluruh istananya itu.
Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", 100 hasta (50 meter) panjangnya, dan 50 hasta (25 meter) lebarnya, dan 30 hasta (15 meter) tingginya, disangga oleh 3 jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, 45 jumlahnya, yakni 15 sejajar. Ada pula 3 jajar jendela berbidai, jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali. Dan semua pintu, dan jendela segi empat bangunnya; jendela berhadapan dengan jendela, 3 kali.
Ia membuat juga Balai Saka, 50 hasta (25 meter) panjangnya, dan 30 hasta (15 meter) lebarnya, dengan di sebelah depannya sebuah balai lagi yang bertiang, dan bertangga di sebelah depannya.
Dibuatnya juga Balai Singgasana, tempat ia memutuskan hukum, balai pengadilan, yang ditutupi dengan kayu aras dari lantai sampai ke balok langit-langit.
Gedung kediamannya sendiri, di pelataran yang lain, lebih ke sebelah dalam lagi dari balai itu, adalah sama buatannya.
Bagi anak Firaun, yang diambil Salomo menjadi isterinya, dibuatnya juga sebuah gedung sama dengan balai itu.
Tembok dari semuanya ini dibuat dari batu yang mahal-mahal, yang sesuai dengan ukuran batu pahat digergaji dengan gergaji dari sebelah dalam, dan dari sebelah luar, dari dasar sampai ke atas, dan juga dari tembok luar sampai kepada tembok pelataran besar. Bahkan dasar gedung-gedung itu dari batu yang mahal-mahal, batu yang besar-besar, batu yang 10 hasta, dan batu yang 8 hasta. Di bagian atas ada batu yang mahal-mahal, berukuran batu pahat, dan kayu aras juga. Sekeliling pelataran besar ada tembok dari 3 jajar batu pahat, dan satu jajar balok kayu aras; demikian juga sekeliling pelataran dalam rumah TUHAN dan balainya. Salomo memindahkan anak Firaun dari kota Daud ke rumah yang didirikannya baginya, karena katanya: "Tidak boleh seorang isteriku tinggal dalam istana Daud, raja Israel, karena tempat-tempat yang telah dimasuki tabut TUHAN adalah kudus." Setelah lewat 20 tahun selesailah Salomo mendirikan rumah TUHAN dan istananya sendiri. 

Maka Salomo memperkuat kota-kota yang diberikan Huram, raja Tirus, kepadanya, dan menyuruh orang Israel menetap di sana. Lalu Salomo pergi ke Hamat-Zoba, dan menaklukkannya. Kemudian ia memperkuat Tadmor di padang gurun, dan semua kota perbekalan yang didirikannya di Hamat. Ia memperkuat juga Bet-Horon Hulu, dan Bet-Horon Hilir menjadi kota kubu yang bertembok, berpintu gerbang, dan berpalang, dan juga Baalat, dan segala kota perbekalan kepunyaan Salomo, segala kota tempat kereta, kota-kota tempat orang berkuda, dan apa saja yang Salomo ingin mendirikannya di Yerusalem, atau di gunung Libanon, atau di segenap negeri kekuasaannya. Semua orang yang masih tinggal dari orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, yang tidak termasuk orang Israel, yakni keturunan bangsa-bangsa yang masih tinggal di negeri itu, dan yang tidak dibinasakan oleh orang Israel, merekalah yang dikerahkan Salomo untuk menjadi orang rodi; demikianlah mereka sampai hari ini. Tetapi orang Israel tidak ada yang dijadikan budak oleh Salomo untuk pekerjaannya, melainkan mereka menjadi prajurit, atau perwira pasukan berkuda, atau panglima atas pasukan kereta, dan pasukan berkuda. Dan inilah pemimpin-pemimpin umum raja Salomo: 250-550 orang yang memerintah rakyat. 

Ibadah di Bait Suci
Lalu Salomo mempersembahkan korban-korban bakaran bagi TUHAN di atas mezbah TUHAN yang didirikannya di depan balai Bait Suci, sesuai dengan apa yang menurut perintah Musa ditetapkan sebagai korban untuk setiap hari, yakni pada hari-hari Sabat, pada bulan-bulan baru, dan 3 kali setahun pada hari-hari raya: pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Dan menurut peraturan Daud, ayahnya, ia menetapkan rombongan para imam dalam tugas jabatan mereka, dan orang-orang Lewi dalam tugas menyanyikan puji-pujian, dan menyelenggarakan ibadah di hadapan para imam, setiap hari menurut yang ditetapkan untuk hari itu, dan juga penunggu-penunggu pintu gerbang dalam rombongan mereka untuk setiap pintu gerbang. Karena demikianlah perintah Daud, abdi Allah. Mereka tidak menyimpang dari perintah raja mengenai para imam, dan orang-orang Lewi dalam perkara apapun, juga mengenai perbendaharaan. Maka terlaksanalah segala pekerjaan Salomo, dari hari dasar rumah TUHAN diletakkan sampai kepada hari rumah itu selesai. Dengan demikian selesailah sudah rumah TUHAN. Kemudian Salomo pergi ke Ezion-Geber, dan ke Elot, yang letaknya di tepi laut, di tanah Edom. Dengan perantaraan anak buahnya Huram (raja Tirus) mengirim kapal-kapal kepadanya, dan anak buah yang tahu tentang laut. Bersama-sama anak buah Salomo mereka sampai ke Ofir, dan dari sana mereka mengambil 450 talenta emas, yang mereka bawa kepada raja Salomo. Lagipula hamba-hamba Huram, dan hamba-hamba Salomo, yang membawa emas dari Ofir, membawa juga kayu cendana, dan batu permata yang mahal-mahal. Raja mengerjakan kayu cendana itu menjadi tangga-tangga untuk rumah TUHAN dan istana raja, dan juga menjadi kecapi, dan gambus untuk para penyanyi. Hal seperti itu tidak pernah kelihatan sebelumnya di tanah Yehuda. 

Kemegahan Salomo
Raja Salomo berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin, dan sampai ke tapal batas Mesir. Mereka menyampaikan upeti, dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya. Ia membuat banyaknya emas, dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit. 

Persediaan makanan sehari
Adapun persediaan makanan yang diperlukan Salomo untuk sehari ialah tiga puluh kor tepung yang terbaik, dan enam puluh kor tepung biasa, epuluh ekor lembu gemukan, dan dua puluh lembu gembalaan, dan seratus ekor domba, belum terhitung rusa, kijang, rusa dandi, dan gangsa piaraan, sebab ia berkuasa atas seluruh tanah di sebelah sini sungai Efrat, mulai dari Tifsah sampai ke Gaza, dan atas semua raja di sebelah sini sungai Efrat; ia dikaruniai damai di seluruh negerinya, sehingga orang Yehuda, dan orang Israel diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur, dan pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo. 

Kuda dan keretanya
Salomo mengumpulkan kereta-kereta, dan orang-orang berkuda, sehingga ia mempunyai 1400 kereta, dan 12000 orang berkuda dengan 4000 kandang untuk kuda-kudanya, dan kereta-keretanya, yang semuanya ditempatkan dalam kota-kota kereta, dan dekat raja diYerusalem. Dicatat ia mempunyai kuda 40000 kandang untuk kereta-keretanya. Dan para kepala daerah itu menjamin makanan raja Salomo serta semua orang yang ikut makan dari meja raja Salomo. Mereka membawanya masing-masing dalam bulan gilirannya dengan tidak mengurangi sesuatu apapun. Jelai, dan jerami untuk kuda-kuda biasa, dan kuda-kuda teji dibawa mereka ke tempat yang semestinya, masing-masing menurut tanggungannya. Kuda untuk Salomo didatangkan dari Misraim, dan dari Kewe, dan dari segala negeri. Saudagar-saudagar raja membelinya dari Kewe dengan harga pasar. Sebuah kereta yang didatangkan dari Misraim berharga sampai 600 syikal perak, dan seekor kuda sampai 150 syikal; dan begitu juga melalui mereka dikeluarkan semuanya itu kepada semua raja orang Het, dan kepada raja-raja Aram. 

Penghasilan dan kekayaan
Adapun berat emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun ialah seberat 666 talenta, belum terhitung yang dibawa oleh saudagar-saudagar, dan pedagang-pedagang; juga semua raja Arab, dan bupati-bupati di negeri itu membawa emas, dan perak kepada Salomo. Raja Salomo membuat 200 perisai besar dari emas tempaan, 600 syikal emas tempaan dipakainya untuk setiap perisai besar; ia membuat juga 300 perisai kecil dari emas tempaan, 300 syikal emas (=3 mina emas) dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu di dalam gedung "Hutan Libanon". 

Juga Salomo membuat takhta besar dari gading, yang disalutnya dengan emas murni (=emas tua). Takhta itu enam tingkatnya, dan tumpuan kakinya dari emas, yang dipautkan pada takhta itu, dan pada kedua sisi tempat duduk ada kelek-kelek. Di samping kelek-kelek itu berdiri dua singa, sedang dua belas singa berdiri di atas keenam tingkat itu sebelah-menyebelah; belum pernah diperbuat yang demikian bagi sesuatu kerajaan. 

Segala perkakas minuman raja Salomo dari emas, dan segala barang di gedung "Hutan Libanon" itu dari emas murni; perak tidak dianggap berharga pada zaman Salomo. Sebab raja mempunyai kapal-kapal yang berlayar ke Tarsis bersama-sama dengan orang-orang Huram; dan sekali 3 tahun kapal-kapal Tarsis itu datang membawa emas, dan perak serta gading; juga kera, dan burung merak. 

Akhir pemerintahan Salomo
Ada sisi gelap pada masa pemerintahan Salomo. Dalam kitab 1 Raja-Raja diceritakan bahwa masa pemerintahan Salomo diwarnai dengan berbagai masalah, antara lain Yerobeam bin Nebat yang merasa tidak puas dengan Salomo, dan melarikan diri ke Mesir. Masalah lainnya adalah cara Salomo memerintah kerajaannya, ia mempunyai 700 isteri, dan 300 gundik dari negera-negara asing, dan membawa ilah-ilahnya masing-masing. Juga Salomo pada masa tuanya mendirikan kuil-kuil ilah lain yang membuatnya jatuh ke dalam dosa. Di akhir kepemimpinannya, Salomo mendapatkan banyak pemberontakan-pemberontakan dari negeri-negeri tetangga Israel. 

Kesesatan Salomo
Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta. Ia mempunyai 700 isteri dari kaum bangsawan, dan 300 gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya daripada TUHAN. Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem, dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan, dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang daripada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu daripadamu dan akan memberikannya kepada hambamu. Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan daripadanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih." 

Lawan-lawan Salomo
Kemudian TUHAN membangkitkan lawan-lawan Salomo, yakni:

Hadad, orang Edom; keturunan raja Edom. Sesudah Daud memukul kalah orang Edom, maka panglima Yoab pergi menguburkan orang-orang yang mati terbunuh, lalu menewaskan semua laki-laki di Edom; 6 bulan lamanya Yoab diam di sana dengan seluruh Israel, sampai dilenyapkannya semua laki-laki di Edom. Tetapi Hadad melarikan diri bersama-sama dengan beberapa orang Edom dari pegawai-pegawai ayahnya, dan mengungsi ke Mesir; adapun Hadad itu masih sangat muda. Mereka berangkat dari Midian, lalu sampai ke Paran; mereka membawa beberapa orang dari Paran, lalu mereka sampai ke Mesir kepada Firaun, raja Mesir. Ia ini memberikan rumah kepada Hadad, menentukan belanjanya, dan menyerahkan sebidang tanah kepadanya. Hadad demikian disayangi Firaun, sehingga diberikannya kepadanya seorang isteri, yakni adik isterinya sendiri, adik permaisuri Tahpenes. Lalu adik Tahpenes itu melahirkan baginya seorang anak laki-laki, Genubat namanya, dan Tahpenes menyapih dia di istana Firaun, sehingga Genubat ada di istana Firaun di tengah-tengah anak-anak Firaun sendiri. Ketika didengar Hadad di Mesir, bahwa Daud telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan bahwa panglima Yoab sudah mati juga, maka berkatalah Hadad kepada Firaun: "Biarkanlah aku pergi ke negeriku." Lalu bertanyalah Firaun kepadanya: "Tetapi kekurangan apakah engkau padaku ini, maka engkau tiba-tiba berniat pergi ke negerimu?" Jawabnya: "Aku tidak kekurangan apapun, namun demikian, biarkanlah juga aku pergi." 
Rezon bin Elyada, yang telah melarikan diri dari tuannya, yakni Hadadezer, raja Zoba. Ia mengumpulkan orang-orang, lalu menjadi kepala gerombolan. Ketika Daud hendak membunuh mereka, maka pergilah mereka ke Damsyik; mereka diam di sana, dan di situlah mereka mengangkat Rezon menjadi raja. Dialah yang menjadi lawan Israel sepanjang umur Salomo; ia mendatangkan malapetaka sama seperti Hadad. Ia muak akan orang Israel, dan menjadi raja atas Aram. 
Yerobeam bin Nebat, seorang Efraim dari Zereda, seorang pegawai Salomo, nama ibunya Zerua, seorang janda, memberontak terhadap raja. Inilah alasannya, mengapa ia memberontak terhadap raja: Salomo mendirikan Milo, dan ia menutup tembusan tembok kota Daud, ayahnya. Yerobeam adalah seorang tangkas; ketika Salomo melihat, bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf. Pada waktu itu, ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, nabi Ahia, orang Silo itu, mendatangi dia di jalan dengan berselubungkan kain baru. Dan hanya mereka berdua ada di padang. Ahia memegang kain baru yang di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; dan ia berkata kepada Yerobeam:
"Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu 10 suku. Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih itu dari segala suku Israel. Sebabnya ialah karena ia telah meninggalkan Aku dan sujud menyembah kepada Asytoret, dewi orang Sidon, kepada Kamos, allah orang Moab dan kepada Milkom, allah bani Amon, dan ia tidak hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, seperti Daud, ayahnya. Bukan dari tangannya akan Kuambil seluruh kerajaan itu; Aku akan membiarkan dia tetap menjadi raja seumur hidupnya, oleh karena hamba-Ku Daud yang telah Kupilih dan yang tetap mengikuti segala perintah dan ketetapan-Ku. Tetapi dari tangan anaknyalah Aku akan mengambil kerajaan itu dan akan memberikannya kepadamu, yakni sepuluh suku. Dan kepada anaknya akan Kuberikan satu suku, supaya hamba-Ku Daud selalu mempunyai keturunan di hadapan-Ku di Yerusalem, kota yang Kupilih bagi-Ku supaya nama-Ku tinggal di sana. Maka engkau ini akan Kuambil, supaya engkau memerintah atas segala yang dikehendaki hatimu dan menjadi raja atas Israel. Dan jika engkau mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan apa yang benar di mata-Ku dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku seperti yang telah dilakukan oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel kepadamu. Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya." Lalu Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi Yerobeam bangkit, dan melarikan diri ke Mesir, kepada Sisak, raja Mesir, dan di Mesirlah ia tinggal sampai Salomo mati. 

Akhir hidup
Salomo memerintah di Yerusalem atas seluruh Israel 40 tahun lamanya. Kemudian Salomo mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud, ayahnya. 

Catatan riwayat hidup
Selebihnya dari riwayat Salomo dari awal sampai akhir, semuanya itu tertulis dalam kitab riwayat Salomo , juga tertulis dalam riwayat nabi Natan dan dalam nubuat Ahia, orang Silo itu, dan dalam penglihatan-penglihatan Ido, pelihat itu, tentang Yerobeam bin Nebat.[51]

Terpecahnya kerajaan
Setelah Salomo wafat, maka Rehabeam, anaknya, menjadi raja menggantikan dia. Rehabeam sangat tidak bijaksana, sehingga baru beberapa hari ia memerintah kerajaan Israel langsung terpecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Israel Utara (disebut "Israel") dengan dukungan 10 suku Israel yang dipimpin oleh Yerobeam bin Nebat dan Kerajaan Israel Selatan (disebut "Yehuda") dengan dukungan suku Yehuda dan Benyamin yang dipimpin Rehabeam.

Keturunan
Putra mahkota, dan penerus tahta: Rehabeam, dari istrinya Naamah, orang Amon
Putri Tafat, menjadi istri Ben-Abinadab, kepala daerah yang memegang seluruh tanah bukit Dor. 
Putri Basmat, menjadi istri Ahimaas, kepala daerah di Naftali. 
Perhitungan waktu
Salomo menjadi raja pada waktu Daud masih hidup pada masa tuanya. Daud mati setelah memerintah selama 40 tahun, yaitu 7 tahun 6 bulan di Hebron dan 33 tahun di Yerusalem.
Salomo memerintah selama 40 tahun sampai matinya, dan digantikan oleh putranya, Rehabeam.
Tahun ke-4 pemerintahan Salomo bertepatan dengan tahun ke-480 setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir (Eksodus).  Dengan demikian Salomo mulai memerintah (tahun pertamanya) bertepatan 477 tahun setelah Exodus.
Di akhir 40 tahun masa pemerintahannya, maka kerajaan Israel terpecah dua. Jadi bertepatan dengan 516 tahun setelah Eksodus.

Isai

Isai  adalah ayah tokoh Alkitab Raja Daud yang disebutkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, terutama dalam Kitab 1 dan 2 Samuel. Daud beberapa kali disebut dengan istilah "Anak Isai" (bahasa Ibrani: בֶּןיֿשׁי; ben Yishai). Isai adalah anak laki-laki Obed, dan cucu dari Rut dan Boas dari Suku Yehuda. Ia tinggal di Betlehem, Efrata, di wilayah Yehuda, yang kelak menjadi tempat kelahiran Yesus Kristus. Pada zaman raja Saul, Isai dikatakan telah tua dan lanjut usianya. 

Secara khusus Allah mengutus Samuel untuk mengurapi salah seorang putra Isai untuk menjadi raja Israel, menggantikan Saul yang telah ditolak Allah karena ketidaksetiaannya.

Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." 
Agar tidak menimbulkan kecurigaan Saul, Samuel datang ke Betlehem dengan alasan untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu. Di antara delapan putra Isai, Allah memilih Daud untuk diurapi Samuel menjadi raja Israel, meskipun hal ini tidak segera terlaksana. 

Bersamaan dengan pengurapan atas Daud, roh Tuhan telah mundur daripada Saul, dan Saul diganggu oleh roh-roh jahat. Untuk menenangkan Saul pada waktu roh-roh jahat itu mengganggu, pegawai-pegawainya mengusulkan untuk mengundang seorang pemain kecapi. Salah seorang hamba Saul berkata:

"Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia." 
Kemudian Saul mengirim suruhan kepada Isai dengan pesan: "Suruhlah kepadaku anakmu Daud, yang ada pada kambing domba itu." Lalu Isai mengambil seekor keledai yang dimuati roti, sekirbat anggur dan seekor anak kambing, maka dikirimkannyalah itu kepada Saul dengan perantaraan Daud, anaknya. Maka Daud menjadi pelayan Saul. Setiap kali apabila roh yang daripada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur daripadanya. Saul sangat suka dengan pelayanan Daud, dan menjadikannya pembawa senjatanya. Sebab itu Saul menyuruh orang kepada Isai mengatakan: "Biarkanlah Daud tetap menjadi pelayanku, sebab aku suka kepadanya." Tetapi Daud selalu pulang pergi daripada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem. 

Ketika terjadi peperangan melawan orang Filistin, ketiga anak Isai yang paling besar pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama. Sebagai ayah yang peduli, Isai berkata kepada Daud, anaknya: "Ambillah untuk kakak-kakakmu bertih gandum ini seefa dan roti yang sepuluh ini; bawalah cepat-cepat ke perkemahan, kepada kakak-kakakmu. Dan baiklah sampaikan keju yang sepuluh ini kepada kepala pasukan seribu. Tengoklah apakah kakak-kakakmu selamat dan bawalah pulang suatu tanda dari mereka. Saul dan mereka itu dan semua orang Israel ada di Lembah Tarbantin tengah berperang melawan orang Filistin." 

Setelah Daud membunuh Goliat dan mendapatkan banyak kesuksesan dalam peperangan, Saul menjadi iri terhadap Daud dan bermaksud membunuhnya. Daud melarikan diri ke gunung-gunung, selalu dalam kejaran Saul. Demi menyelamatkan ayah (Isai) dan ibunya, Daud pergi ke Moab, yaitu tanah asal Rut, nenek Isai, dan berkata kepada raja negeri Moab:

"Izinkanlah ayah dan ibu hamba tinggal pada Tuanku, sampai hamba tahu apa maksud Allah terhadap hamba." 
Lalu diantarkannyalah mereka kepada raja negeri Moab, dan mereka tinggal di Moab selama Daud bersembunyi di kubu gunung, dan berkelana menghindari Saul. 

Anak-anak Isai
(sumber: 1 Tawarikh 2:13-17)
Isai memperanakkan 8 putra, tetapi hanya 7 yang dicatat namanya dalam Alkitab:

Eliab, anak sulungnya
Abinadab
Simea atau Syama 
Netaneel
Radai
Ozem
Daud, anak yang ketujuh
dan kedua putrinya:

Zeruya
Abigail
Zeruya mempunyai tiga orang putra:

Abisai
Yoab
Asael
Abigail melahirkan Amasa. Ayah Amasa ialah Yeter, orang Ismael.

Tradisi Yahudi
Dalam Talmud dikatakan bahwa Yishai adalah salah satu dari empat orang (lainnya adalah Benyamin, Amram, dan Kileab) yang tidak pernah berdosa.

Yishai dalam bahasa Ibrani juga berarti "hadiah." "Geza Isai" adalah sebuah dataran tinggi yang terletak di sebelah utara Lembah Yizreel di Israel yang konon merupakan tempat yang dulunya dihuni oleh keturunan-keturunan Daud.

Tradisi Kristen
Dalam teologi Kristen, antara lain dari Surat Roma (Roma 15:12), Yesus Kristus diyakini sebagai keturunan Daud bin Isai dan memenuhi nubuat yang terdapat dalam Kitab Nabi Yesaya pasal 11:1, "Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah." Karena itu, kutipan ayat ini biasa dibacakan pada masa-masa sekitar Minggu-minggu Adven dan Natal.

Oct 4, 2018

Zaman Perunggu Pertengahan

Para penyerang yang menghancurkan Lerna pada akhir Zaman Perunggu Awal pada 2100 SM adalah bangsa Yunani (meskipun belum diketahui pasti asal mereka dan kapan mereka tiba di Yunani). Tak seperti orang Sesklo, Dimini, dan Lerna, pendatang baru ini adalah orang India-Eropa yang menuturkan bentuk awal bahasa Yunani. Senjata khusus mereka, yang berperan dalam mengalahkan bangsa Zaman Perunggu Awal di Yunani, tampaknya adalah kuda, tentara menaiki kereta perang yang ditarik kuda, atau mungkin hanya tentara yang menggunakan kuda untuk bepergian dengan cepat. Tak ada kerangka kuda di Lerna dari masa sebelum invasi.

Bangsa Yunani juga membawa serta temuan baru dari Asia Barat, yaitu roda tembikar. Dengan roda ini, guci tanah liat dapat dibuat lebih cepat sehingga harganya menjadi lebih murah.

Sekitar 500 tahun setelah invasi bangsa Yunani, tampaknya tidak banyak terjadi perubahan di Yunani. Bangsa Yunani mempelajari kebudayaan yang mereka temui dan secara berangsur-angsur bercampur dengan penduduk lokal.

Zaman Perunggu Awal

Perunggu adalah logam campuran dari timah dan tembaga. Perunggu ditemukan di Asia Barat, dimana tembaga mulai digunakan sejak 6000 SM, dan selama 3000-an SM percobaan mencampurkan timah dengan tembaga ternyata menghasilkan logam yang lebih kuat, yaitu perunggu. Perunggu masuk ke Yunani dengan lambat sekitar 3000 SM dan tidak langsung membuat perbedaan besar. Ketika itu di Yunani masih terdapat orang Dimini dari periode Neolitikum, dan mereka perlahan-lahan mulai menggunakan perunggu. Pisau dan pedang perunggu lebih mudah dibuat dan lebih tajam daripada batu, tulang, ataupun kayu. Pada masa itu orang Yunani juga menggunakan timbal, perak, dan emas.

Perunggu itu mahal. Tembaganya tidak terlalu sulit dicari, namun para saudagar harus mengangkut timah menggunakan keledai dari Eropa Tengah (Austria modern) ke berbagai tempat yang jauh. Oleh karena itu, hanya orang kaya yang mampu membeli perkakas atau senjata perunggu. Dengan cepat, sistem kelas pun muncul ketika orang kaya hanya mau menikah dengan orang kaya, serta hanya orang kaya yang dapat menjadi pemimpin.

Salah satu cara yang digunakan para arkeolog untuk mengetahui apakah ada kelas dimana orang kaya mewariskan kekayaan pada anaknya adalah dengan melihat makam anak-anak. Jika ada makam anak-anak yang berisi perhiasan emas dan perkakas perunggu, maka dapat disimpulkan bahwa ada kelas orang kaya di tempat tersebut.

Lerna adalah contoh desa Zaman Perunggu Awal yang telah digali. Seperti Dimini, Lerna memiliki satu rumah besar di bagian tengah, di atas bukit, mungkin rumah kepala desa. Rumah ini disebut Rumah Ubin karena memiliki ubin tanah liat di bagian atapnya. Lerna juga memiliki banyak keranjang yang diberi cap dari gumpalan tanah liat. Ini menunjukkan bahwa pada masa ini orang-orang sudah mulai memperhatikan pentingnya melindungi hak milik.

Lerna juga memiliki dinding batu dengan jebakan pertahanan untuk menyulitkan penyerang. Namun, sekitar 2100 SM, ketika orang Lerna sedang membangun ulang dinding ini untuk menguatnya, beberapa kelompok orang baru menyerbu Yunani dan membumihanguskan seluruh Lerna. Banyak kota di seluruh Yunani dan sebagian besar Eropa juga dihancurkan pada masa ini.

Zaman Perunggu Akhir

Sekitar 1600 SM, bangsa Yunani telah sepenuhnya bercampur dengan orang Lerna, dan mereka mulai melakukan hal yang lebih besar. Yang pertama, mereka mulai mencari tahu mengenai bangsa-bangsa lain yang tinggal di sekitar Laut Tengah, terutama bangsa Fenisia, Kreta, dan Mesir. Mereka tampaknya telah mulai bekerja sebagai tentara bayaran bagi Mesir, yang membayar mereka dengan emas.

Mereka juga mulai membeli barnag-barang dari orang Fenisia (atau Kanaan) menggunakan emas mereka. Makam-makam Yunani dari masa ini yang berhasil digali di Mykenai berisi banyak gelas dan perhiasan emas serta pedang indah di dalamnya. Semua benda itu kini disimpan di Museum Arkeologi Athena, Yunani. Bangsa Yunani pada masa ini biasanya disebut bangsa Mykenai, dari nama situs tersebut.

Seiring bangsa Yunani mengenali bangsa-bangsa lain, mereka juga mulai meniru cara hidupnya. Bangsa Yunani mulai memiliki raja alih-alih kepala desa. Para raja ini tinggal di istana dan menarik pajak yang disimpan di gudang besar. Istana mereka memiliki dinding batu besar di sekelilingnya. Batu-batu tersebut begitu besar sehingga orang Yunani setelahnya menganggap bahwa dinding tersebut dibangun oleh para raksasa yang mereka sebut Kyklops.

Sejumlah orang Yunani belajar menulis menggunakan aksara yang disebut Linear B. Mereka menulis untuk menyimpan catatan mengenai pajak yang dikumpulkan. Mereka juga memiliki jalan berlapis bata.

Selain bekerja sebagai tentara bayaran untuk bangsa lain, orang Yunani tampaknya berlayar menjelajahi Laut Tengah dan Laut Hitam. Mereka juga berperang dengan sesama orang Yunani, merebut hartanya, dan melakukan perbudakan.

Salah satu serangan yang dilancarkan orang Yunani terjadi sekitar 1250 SM dan kemugkinan bertujuan mmenaklukan Troya di Turki utara. Kisah mengenai Perang Troya diwariskan selama bertahun-tahun oleh para penyair dan dituliskan oleh seorang penyair bernama Homeros sekitar 700 SM.

Homeros menyebutkan bahwa ketika pasukan Yunani kembali dari Troya, mereka mendapati bahwa Yunani mengalami kekacauan, dengan banyaknya perampokan dan kejahatan. Kekacauan ini memang terjadi, karena arkeologi menunjukkan bahwa sekitar 1200 SM sebagian besar istana Yunani hancur, termasuk satu istana di Mykenai.

Tidak diketahui penyebab semua itu, namun diperkirakan terjadi kemunduran ekonomi di negara-negara di Mediterania Timur dan Asia Barat pada masa itu, khususnya di Mesir dan Het. Akibatnya, orang Yunani pun ikut mengalami dampaknya karena banyak orang yang menjadi pengangguran.

Zaman Klasik

Pada 510 SM, seorang pria bernama Kleisthenes, seorang aristokrat di Athena, menciptakan bentuk pemerintahan baru, yaitu demokrasi. Kleisthenes, seperti aristokrat lainnya, ingin memperoleh lebih banyak kekuasaan. Namun sistem tiran tidak terlalu populer di Athena. Kleisthenes pun memutuskan untuk memberi lebih banyak kuasa kepada rakyat miskin. Semua pria Athena memiliki satu suara. Mereka berkumpul dan melakukan pemilu untuk mengambil keputusan. Pertemuan ini disebut Majelis.

Namun semua pria tidak dapat berkumpul setiap hari karena harus bekerja. Oleh karena itu, dibentuk dewan berisi 500 orang. Anggota dewan dipilih melalui undian dan diganti tiap tahun. Meskipun terkesan adil, Kleisthenes mengatur supaya keluarganya, keluarga Alkmaionid, memiliki lebih banyak suara daripada orang lain.

Pada 490 SM Persia menyerang Athena. Orang-orang ketakutan karena merasa bahwa Persia memiliki tentara yang hebat. Beberapa orang berpendapat bahwa Athena harus kembali menerapkan sistem pemerintahan laim, yakni oligarki, seandainya demokrasi tak bekerja dengan baik. Mereka mengatakan bahwa demokrasi membuat pengambilan keputusan berjalan lambat

Para pria Athena berarak menghadapi pasukan Persia di Marathon. Awalnya mereka mengira akan kalah. Namun pasukan Athena bertempur menggunakan dinding perisai, yang ternyata lebih unggul daripada pasukan Persia. Akhirnya pasukan Athena pun menang.

Pada 480 SM, Persia, dipimpin raja baru mereka Xerxes, menyerang lagi. Kali ini sebagian besar kota di Yunani bersatu dan membentuk persekutuan untuk menghadapi Persia. Mereka awalnya menghadang pasukan Persia di Thermopylae namun berakhir dengan kekalahan. Akan tetapi, pada pertempuran selanjutnya di Salamis dan Plataia, pasukan Yunani memperoleh kemenangan. Lagi-lagi pasukan Persia harus pulang dengan kegagalan

Athena berupaya meyakinkan kota-kota Yunani lainnya untuk mempertahankan angkatan laut yang kuat untuk berjaga-jaga seandainya Persia menyerang kembali. Pada awalnya, kota-kota lain setuju, kecuali Sparta, yang menolak. Athena lalu menyatakan bahwa, jika mereka tak sanggup mengirimkan kapal atau tentara, maka mereka boleh menggantinya dengan mengirimkan uang kepada Athena sehingga Athena dapat membuat kapal. Kota-kota Yunani pun melakukan itu sehingga Athena memperoleh banyak uang.

Akan tetapi, Persia ternyata tidak menyerang lagi dalam waktu yang lama sehingga sejumlah kota ingin berhenti mengirimkan uang kepada Athena, yang kemudian memmanfaatkan angkatan lautnya yang besar untuk memaksa kota-kota itu terus mengirimkan uang. Ketika pulau Naxos menolak, Athena menghancurkan dinding kota utama Naxos.

Athena juga menggunakan uang yang mereka peroleh untuk membangun kota mereka. Ini membuat rakyat Athena tak perlu lagi membayar pajak. Mereka menggunakan uang ini salah satunya adalah untuk membangun kuil-kuil besar, contohnya kuil Parthenon.

Tindakan Athena membuat kota-kota lain di Yunani marah. Mereka pun meminta Sparta untuk membantu menghentikan Athena. Sebagian kota memihak Sparta dan sebagian lainnya memihak Athena. Terjadi perang besar, sejak 431 SM hingga 404 SM (hampir tiga puuh tahun). Peristiwa ini disebut Perang Peloponnesis. Pada akhirnya, dengan bantuan Persia, Sparta berhasil menang dan mengalhkan Athena. Meskipun demikian, kehancuran akibat perang ini menimpa seluruh Yunani, sekaligus mengakhiri periode Yunani Klasik.

Zaman Kegelapan Yunani Kuno

Setelah sebagian besar istana Mykenai hancur sekitar 1200 SM, tak terjadi pembangunan ulang. Satu dari sedikit istana yang tidak ikut dihancurkan adalah istana di Athena. Meskipun demikian, bahkan rakyat Athena pun mengalami masa-masa sulit selama beberapa ratus tahun berikutnya. Pada masa ini, tidak ada raja, tidak ada penarikan pajak, tidak ada perbaikan jalan, sehingga jalanan menjadi amat rusak dan tidak dapat dilalui gerobak.

Kemungkinan banyak orang yang meninggal karena sedikitnya populasi Yunani pada masa ini. Dalam hal ekonomi, masyarakat Yunani menjadi amat miskin. Tampaknya tidak ada tukang tembikar, tukang sepatu, atau perajin lainnya karena tidak ditemukan perhiasan emas di makam-makam dari masa ini. Orang-orang mungkin harus membuat sendiri berbagai perlengkapan, seperti guci, dan hasilnya pun tidak bagus. Tanpa emas, orang juga berhenti berlayar ke negeri-negeri lain.

Saking buruknya kondisi Yunani saat itu, suatu kaum di utara Yunani berhasil menyerbu Yunani dan menguasai banyak kota Yunani. Kaum ini biasanya disebut sebagai bangsa Doria, sedangkan bangsa Yunani Mykenai dari Zaman Perunggu disebut sebagai bangsa Ionia.

Banyak orang Ionia yang melarikan diri dari para penyerbu, atau dari masa-masa sulit di Yunani, dan pergi ke tempat lainnya selama Zaman Kegelapan. Banyak di antaranya yang pindah ke pesisir Turki, dan wilayah itu kemudian disebut Ionia karena banyak orang Ionia yang tinggal di sana. Yang lainnya pindah ke pesisir Laut Hitam. Sejumlah orang Yunani, atau orang yang seperti mereka, pindah ke Israel dan kemudian disebut bangsa Filistin.

Ada pula hal-hal bagus yang terjadi pada masa ini. Pengetahuan tentang cara membuat perlengkapan dari besi menyebar dari Het ke seluruh Mediterania, sehingga kini bangsa Yunani dapat menempa besi. Besi lebih kuat daripada perunggu. Selain itu besi juga lebih murah karena dapat ditemukan di Yunani. Saking murahnya besi, orang miskin pun mampu memperolehnya. Akibatnya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin pada masa ini tidak terlalu kentara.

Orang Yunani kuno terbagi menjadi tiga kaum, bangsa Doria, Aiolia, dan Ionia. Sekitar 1100 SM, bangsa Doria yang tinggal di utara, mulai menyerang Mikenai. Seluruh kota Mikenai dihancurkan dan dijarah. Peradaban Mikenai akhirnya runtuh dan Yunani mengalami suatu periode yang disebut Zaman Kegelapan Yunani.

Banyak teori mengenai penyebab keruntuhan bangsa Mikenai. Bencana alam mungkin melemahkan ekonomi Mikenai, yang bersandar pada pertanian, sehingga mereka digantikan oleh bangsa Doria. Bangsa Doria mengembangkan perdagangan di penjuru Mediterania untuk menggantikan ekonomi lama. Daerah Attika (termasuk Athena) mulai muncul sebagai daerah yang dominan sebagai pusat perdagangan. Meskpin begitu, perubahan ini tidak terjadi dengan cepat karena seluruh Yunani butuh pemulihan pasca keruntuhan Mikenai. Namun kontak Yunani dengan bangsa dari luar ini membawa dampak yang sangat drastis bagi masa depan Yunani.

Perubahan paling drastis di Yunani pada periode ini adalah menghilangnya tulisan. Tidak ada catatan tertulis dari periode ini, dan tulisan dari peridoe setelah ini amatlah berbeda dibandingkan periode sebelum ini. Bangsa Doria menuturkan dialek yang berbeda dibanding bangsa Mikenai, dan hanya sedikit diketahui mengenai bahasa mereka. Semua dialek Yunani modern berakar dari Yunan Attika (Yunani Klasik), dengan satu pengecualian: dialek Tsakonia, yang berasal dari dialek Doria.

Bangsa Doria melakukan kontak dengan bangsa Funikia, bangsa penjelajah laut dari Levant. Bangsa Yunani lalu mengadaptasi konsep alfabet dari bangsa Funikia dan terciptalah alfabet Yunani. Alfabet Yunai tersebar melalui perdagangan ke seluruh Mediterania. Alfabet Yunani ini adalah yang pertama mempergunakan huruf vokal. Setelah sekian lama, akhirnya tulisan kembali ada di Yunani.

Bangsa Doria suka berperang. Seiring Yunani memasuki Zaman besi, maka besi pun secara luas dipakai untuk membuat senjata, menggantikan penggunaan perunggu. Dengan besi, senjata menajdi lebih murah, lebih kuat, dan lebih efektif dalam pertempuran. Pada periode ini, pasukan infantri menjadi sangat populer, dan Hoplite adalah nama untuk prajurit infantri Yunani kuno.

Bangsa Doria tidak menaklukan setiap wilayah menjadi wilayah mereka, sehingga pada Zaman Kegelapan, polis atau negara kota, mulai berkembang. Daerah Yunani yang berpegunungan menjadikan sulit untuk meunculnya satu kekuasaaan tunggal yang meliputi seluruh Yunani. Akibatnya kota-kota menguasai lanskap di sekelilingnya, dan menjadi unit politik mandiri. Setiap negara kota secara alami dilindungi oleh gunung di dekatnya.

Setelah Invasi Doria, sistem pemerintahan kerajaan muncul hampir di semua negara kota. Walaupun raja memegang posisi keagamaan yang tinggi, namun tidak dalam pemerintahan. Sebagian besar pemerintahan di beberapa polis didominasi oleh aristokrasi. Tiran juga muncul pada peridoe ini. Seorang Tiran adalah aristokrat yang memperoleh cukup kekuasaan untuk mengendalikan polis. Mereka didukung oleh pasukan hoplite pribadi, dan membuat pemerintahan otokrasi

Meskipun gunung-gunung menyebabkan Yunani sulit bersatu, namun polis-polis saling berbagi budaya, agama, dan bahasa yang sana. Pada peridoe inilah, orang Yunani mulai mengidentifikasi diri mereka sebagai bangsa Hellen. Meskipun berada pada polis yang berbeda, orang Hellen menuturkan bahasa yang sama, berpakaian dengan gaya yang sama, dan membuat arsitektur dengan gaya yang sama. Hal inilah yang menyatukan mereka sebagai bangsa Hellen.