tag:blogger.com,1999:blog-8425907153729897632024-03-13T11:52:12.514+00:00Sejarah DuniaUnknownnoreply@blogger.comBlogger2891125truetag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-42200094197201042502023-06-13T01:38:00.001+01:002023-06-13T01:38:30.756+01:00Mengapa Israel selalu dibilang mengambil tanah Palestina?<div dir="ltr"><br><br>Karena banyak orang yang tidak mengetahui sejarah terbentuknya negara Israel dan kapan Palestina memproklamasikan sebagai negara yang merdeka . Banyak orang yang hanya mengetahui dari media di Indonesia bahwa Israel menjajah Palestina , padahal dulunya wilayah yang disebut Palestina itu adalah wilayah dikuasai oleh Inggris berdasarkan mandat dari Liga Bangsa Bangsa sebelum berubah menjadi PBB.<br><br>Mengapa Palestina itu lama sekali tidak terbentuk menjadi negara , karena Negara Negara Arab di Timur Tengah dulu pada tahun 1948 , tepatnya 15 Mei 1948 , menganggap negara Israel yang baru merdeka selama 6 jam terbentuk sebagai negara itu sebagai sebuah bangsa yang kecil dan tidak mempunyai kekuatan militer sama sekali. Makanya Israel digempur dan diperangi secara beramai ramai ( dikeroyok oleh negara Mesir , Yordania , Suriah , Libanon , Irak , Arab Saudi ) , tetapi justru secara mencengangkan sekali , ternyata Israel lah yang menang perang meskipun negaranya kecil dan jumlah penduduknya masih sedikit.<br><br>Orang Arab Palestina sama sekali belum mempunyai kekuatan dan persatuan untuk membentuk negara Palestina, sehingga bagaimana sejarahnya bahwa Israel itu mengambil tanah Palestina. Negaranya saja belum ada kok mengatakan Israel mengambil tanah Palestina. Dan ini masih panjang sejarahnya sampai terbentuknya negara Palestina.<br><br>Perlu diingat bahwa pemberian nama Palestina atas wilayah Israel itu baru terjadi pada tahun 137 Masehi pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus , karena bangsa Yahudi terus menerus merepotkan Romawi atas pemberontakannya yang dilakukan berkali kali terhadap Kaisar Romawi. Sebelum diberi nama Palestina ( Syria-Palestina ) wilyah tersebut dinamai Yudea dan Samaria . Pada tahun 68 terjadi pemberontakan bangsa Yahudi terhadap Romawi di Yerusalem , namun pada tahun 70 kota Yerusalem dihancurkan oleh Jenderal sehancur hancurnya , sehingga baik Suci Yerusalem itu luluh latak dan rata dengan tanah , sementara orang orang Yahudinya yang tinggal di Yerusalem lari ke berbagai wilayah , seperti ke Mesir ( Alexandria ) , ke Suriah dan ke Pela ( Yordania ) .<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-85558487947938137842022-06-19T04:42:00.001+01:002022-06-19T04:42:48.617+01:00Sisingamangaraja XII<div dir="ltr"><br>Sisingamangaraja XII<br>Ketika Sisingamangaraja XII dinobatkan menjadi Raja Batak, waktu itu umurnya baru 19 tahun. Sampai pada tahun 1886, hampir seluruh Sumatera sudah dikuasai Belanda kecuali Aceh dan tanah Batak yang masih berada dalam situasi merdeka dan damai di bawah pimpinan Raja Sisingamangaraja XII yang masih muda. Rakyat bertani dan beternak, berburu dan sedikit-sedikit berdagang. Kalau Raja Sisingamangaraja XII mengunjungi suatu negeri semua yang "terbeang" atau ditawan, harus dilepaskan. Sisingamangaraja XII memang terkenal anti perbudakan, anti penindasan dan sangat menghargai kemerdekaan. Belanda pada waktu itu masih mengakui Tanah Batak sebagai "De Onafhankelijke Bataklandan" (Daerah Batak yang tidak tergantung pada Belanda.<div><br>Tahun 1837, kolonialis Belanda memadamkan "Perang Paderi" dan melapangkan jalan bagi pemerintahan kolonial di Minangkabau dan Tapanuli Selatan. Minangkabau jatuh ke tangan Belanda, menyusul daerah Natal, Mandailing, Barumun, Padang Bolak, Angkola, Sipirok, Pantai Barus dan kawasan Sibolga.</div><div><br>Karena itu, sejak tahun 1837, Tanah Batak terpecah menjadi dua bagian, yaitu daerah-daerah yang telah direbut Belanda menjadi daerah Gubernemen yang disebut "Residentie Tapanuli dan Onderhoorigheden", dengan seorang Residen berkedudukan di Sibolga yang secara administratif tunduk kepada Gubernur Belanda di Padang. Sedangkan bagian Tanah Batak lainnya, yaitu daerah-daerah Silindung, Pahae, Habinsaran, Dairi, Humbang, Toba, Samosir, belum berhasil dikuasai oleh Belanda dan tetap diakui Belanda sebagai Tanah Batak yang merdeka, atau 'De Onafhankelijke Bataklandan'.</div><div><br>Pada tahun 1873, Belanda menyatakan perang kepada Aceh dan tentaranya mendarat di pantai-pantai Aceh. Saat itu Tanah Batak di mana Raja Sisingamangaraja XII berkuasa, masih belum dijajah Belanda.<br>Tetapi ketika 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1876, Belanda mengumumkan "Regerings" Besluit Tahun 1876" yang menyatakan daerah Silindung/Tarutung dan sekitarnya dimasukkan kepada kekuasaan Belanda dan harus tunduk kepada Residen Belanda di Sibolga, suasana di Tanah Batak bagian Utara menjadi panas.</div><div><br>Raja Sisingamangaraja XII yang kendati secara clan, bukan berasal dari Silindung, namun sebagai Raja yang mengayomi raja-raja lainnya di seluruh Tanah Batak, bangkit kegeramannya melihat Belanda mulai menganeksasi tanah-tanah Batak.</div><div><br>Raja Sisingamangaraja XII cepat mengerti siasat strategi Belanda. Kalau Belanda mulai mencaplok Silindung, tentu mereka akan menyusul dengan menganeksasi Humbang, Toba, Samosir, Dairi dan lain-lain.<br>Raja Sisingamangaraja XII cepat bertindak, Beliau segera mengambil langkah-langkah konsolidasi. Raja-raja Batak lainnya dan pemuka masyarakat dihimpunnya dalam suatu rapat raksasa di Pasar Balige, bulan Juni 1876. Dalam rapat penting dan bersejarah itu diambil tiga keputusan sebagai berikut :<br>1. Menyatakan perang terhadap Belanda<br>2. Zending Agama tidak diganggu<br>3. Menjalin kerjasama Batak dan Aceh untuk sama-sama melawan Belanda.</div><div><br>Terlihat dari peristiwa ini, Sisingamangaraja XII lah yang dengan semangat garang, mengumumkan perang terhadap Belanda yang ingin menjajah. Terlihat pula, Sisingamangaraja XII bukan anti agama. Dan terlihat pula, Sisingamangaraja XII di zamannya, sudah dapat membina azas dan semangat persatuan dan suku-suku lainnya. Tahun 1877, mulailah perang Batak yang terkenal itu, yang berlangsung 30 tahun lamanya.<br>Dimulai di Bahal Batu, Humbang, berkobar perang yang ganas selama tiga dasawarsa, 30 tahun.</div><div><br>Belanda mengerahkan pasukan-pasukannya dari Singkil Aceh, menyerang pasukan rakyat semesta yang dipimpin Raja Sisingamangaraja XII.<br>Pasukan Belanda yang datang menyerang ke arah Bakara, tempat istana dan markas besar Sisingamangaraja XII di Tangga Batu, Balige mendapat perlawanan dan berhasil dihempang.<br>Belanda merobah taktik, ia menyerbu pada babak berikutnya ke kawasan Balige untuk merebut kantong logistik Sisingamangaraja XII di daerah Toba, untuk selanjutnya mengadakan blokade terhadap Bakara.<br>Tahun 1882, hampir seluruh daerah Balige telah dikuasai Belanda, sedangkan Laguboti masih tetap dipertahankan oleh panglima-panglima Sisingamangaraja XII antara lain Panglima Ompu Partahan Bosi Hutapea. Baru setahun kemudian Laguboti jatuh setelah Belanda mengerahkan pasukan satu batalion tentara bersama barisan penembak-penembak meriam.</div><div><br>Tahun 1883, seperti yang sudah dikuatirkan jauh sebelumnya oleh Sisingamangaraja XII, kini giliran Toba dianeksasi Belanda. Domino berikut yang dijadikan pasukan Belanda yang besar dari Batavia (Jakarta sekarang), mendarat di Pantai Sibolga. Juga dikerahkan pasukan dari Padang Sidempuan.</div><div><br>Raja Sisingamangaraja XII membalas menyerang Belanda di Balige dari arah Huta Pardede. Baik kekuatan laut dari Danau Toba, pasukan Sisingamangaraja XII dikerahkan. Empat puluh Solu Bolon atau kapal yang masing-masing panjangnya sampai 20 meter dan mengangkut pasukan sebanyak 20 x 40 orang jadi 800 orang melaju menuju Balige. Pertempuran besar terjadi.</div><div><br>Pada tahun 1883, Belanda benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya dan Sisingamangaraja XII beserta para panglimanya juga bertarung dengan gigih. Tahun itu, di hampir seluruh Tanah Batak pasukan Belanda harus bertahan dari serbuan pasukan-pasukan yang setia kepada perjuangan Raja Sisingamangaraja XII.</div><div><br>Namun pada tanggal 12 Agustus 1883, Bakara, tempat Istana dan Markas Besar Sisingamangaraja XII berhasil direbut oleh pasukan Belanda. Sisingamangaraja XII mengundurkan diri ke Dairi bersama keluarganya dan pasukannya yang setia, juga ikut Panglima-panglimanya yang terdiri dari suku Aceh dan lain-lain.</div><div><br>Pada waktu itulah, Gunung Krakatau meletus. Awan hitam meliputi Tanah Batak. Suatu alamat buruk seakan-akan datang. Sebelum peristiwa ini, pada situasi yang kritis, Sisingamangaraja XII berusaha melakukan konsolidasi memperluas front perlawanan. Beliau berkunjung ke Asahan, Tanah Karo dan Simalungun, demi koordinasi perjuangan dan perlawanan terhadap Belanda.</div><div><br>Dalam gerak perjuangannya itu banyak sekali kisah tentang kesaktian Raja Sisingamangaraja XII.<br>Perlawanan pasukan Sisingamangaraja XII semakin melebar dan seru, tetapi Belanda juga berani mengambil resiko besar, dengan terus mendatangkan bala bantuan dari Batavia, Fort De Kok, Sibolga dan Aceh. Barisan Marsuse juga didatangkan bahkan para tawanan diboyong dari Jawa untuk menjadi umpan peluru dan tameng pasukan Belanda.</div><div><br>Regu pencari jejak dari Afrika, juga didatangkan untuk mencari persembunyian Sisingamangaraja XII. Barisan pelacak ini terdiri dari orang-orang Senegal. Oleh pasukan Sisingamangaraja XII barisan musuh ini dijuluki "Si Gurbak Ulu Na Birong". Tetapi pasukan Sisingamangaraja XII pun terus bertarung. Panglima Sarbut Tampubolon menyerang tangsi Belanda di Butar, sedang Belanda menyerbu Lintong dan berhadapan dengan Raja Ompu Babiat Situmorang. Tetapi Sisingamangaraja XII menyerang juga ke Lintong Nihuta, Hutaraja, Simangarongsang, Huta Paung, Parsingguran dan Pollung. Panglima Sisingamangaraja XII yang terkenal Amandopang Manullang tertangkap. Dan tokoh Parmalim yang menjadi Penasehat Khusus Raja Sisingamangaraja XII, Guru Somaling Pardede juga ditawan Belanda. Ini terjadi pada tahun 1889.<br>Tahun 1890, Belanda membentuk pasukan khusus Marsose untuk menyerang Sisingamangaraja XII. Pada awal abad ke 20, Belanda mulai berhasil di Aceh.</div><div><br>Tahun 1903, Panglima Polim menghentikan perlawanan. Tetapi di Gayo, dimana Raja Sisingamangaraja XII pernah berkunjung, perlawanan masih sengit. Masuklah pasukan Belanda dari Gayo Alas menyerang Sisingamangaraja XII.<br>Tahun 1907, pasukan Belanda yang dinamakan Kolonel Macan atau Brigade Setan mengepung Sisingamangaraja XII. Tetapi Sisingamangaraja XII tidak bersedia menyerah. Ia bertempur sampai titik darah penghabisan. Boru Sagala, Isteri Sisingamangaraja XII, ditangkap pasukan Belanda. Ikut tertangkap putra-putri Sisingamangaraja XII yang masih kecil. Raja Buntal dan Pangkilim. Menyusul Boru Situmorang Ibunda Sisingamangaraja XII juga ditangkap, menyusul Sunting Mariam, putri Sisingamangaraja XII dan lain-lain.</div><div><br>Tahun 1907, di pinggir kali Aek Sibulbulon, di suatu desa yang namanya Si Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi yang sekarang, gugurlah Sisingamangaraja XII oleh peluru Marsuse Belanda pimpinan Kapten Christoffel. Sisingamangaraja XII gugur bersama dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi serta putrinya Lopian. Konon Raja Sisingamangaraja XII yang kebal peluru tewas kena peluru setelah terpercik darah putrinya Lopian, yang gugur di pangkuannya.</div><div><br>Pengikut-pengikutnya berpencar dan berusaha terus mengadakan perlawanan, sedangkan keluarga Sisingamangaraja XII yang masih hidup ditawan, dihina dan dinista, mereka pun ikut menjadi korban perjuangan.<br>Demikianlah, tanpa kenal menyerah, tanpa mau berunding dengan penjajah, tanpa pernah ditawan, gigih, ulet, militan, Raja Sisingamangaraja XII selama 30 tahun, selama tiga dekade, telah berjuang tanpa pamrih dengan semangat dan kecintaannya kepada tanah air dan kepada kemerdekaannya yang tidak bertara.</div><div><br>Itulah yang dinamakan "Semangat Juang Sisingamangaraja XII", yang perlu diwarisi seluruh bangsa Indonesia, terutama generasi muda.<br>Sisingamangaraja XII benar-benar patriot sejati. Beliau tidak bersedia menjual tanah air untuk kesenangan pribadi.<br>Sebelum Beliau gugur, pernah penjajah Belanda menawarkan perdamaian kepada Raja Sisingamangaraja XII dengan imbalan yang cukup menggiurkan. Patriotismenya digoda berat. Beliau ditawarkan dan dijanjikan akan diangkat sebagai Sultan. Asal saja bersedia takluk kepada kekuasaan Belanda. Beliau akan dijadikan Raja Tanah Batak asal mau berdamai. Gubernur Belanda Van Daalen yang memberi tawaran itu bahkan berjanji, akan menyambut sendiri kedatangan Raja Sisingamangaraja XII dengan tembakan meriam 21 kali, bila bersedia masuk ke pangkuan kolonial Belanda, dan akan diberikan kedudukan dengan kesenangan yang besar, asal saja mau kompromi, tetapi Raja Sisingamangaraja XII tegas menolak. Ia berpendirian, lebih baik berkalang tanah daripada hidup di peraduan penjajah.<br>Raja Sisingamangaraja XII gugur pada tanggal 17 Juni 1907, tetapi pengorbanannya tidaklah sia-sia.</div><div><br>Dan cuma 38 tahun kemudian, penjajah betul-betul angkat kaki dari Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamirkan Sukarno-Hatta.<br>Kini Sisingamangaraja XII telah menjadi sejarah. Namun semangat patriotismenya, jiwa pengabdian dan pengorbanannya yang sangat luhur serta pelayanannya kepada rakyat yang sangat agung, kecintaannya kepada Bangsa dan Tanah Airnya serta kepada kemerdekaan yang begitu besar, perlu diwariskan kepada generasi penerus bangsa Indonesia.<br></div></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-55144948001841127252022-06-19T03:54:00.001+01:002022-06-19T03:54:54.021+01:00Sisingamangaraja XII<div dir="ltr"><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Sisingamangaraja XII</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Ketika Sisingamangaraja XII dinobatkan menjadi Raja Batak, waktu itu umurnya baru 19 tahun. Sampai pada tahun 1886, hampir seluruh Sumatera sudah dikuasai Belanda kecuali Aceh dan tanah Batak yang masih berada dalam situasi merdeka dan damai di bawah pimpinan Raja Sisingamangaraja XII yang masih muda. Rakyat bertani dan beternak, berburu dan sedikit-sedikit berdagang. Kalau Raja Sisingamangaraja XII mengunjungi suatu negeri semua yang "terbeang" atau ditawan, harus dilepaskan. Sisingamangaraja XII memang terkenal anti perbudakan, anti penindasan dan sangat menghargai kemerdekaan. Belanda pada waktu itu masih mengakui Tanah Batak sebagai "De Onafhankelijke Bataklandan" (Daerah Batak yang tidak tergantung pada Belanda.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Tahun 1837, kolonialis Belanda memadamkan "Perang Paderi" dan melapangkan jalan bagi pemerintahan kolonial di Minangkabau dan Tapanuli Selatan. Minangkabau jatuh ke tangan Belanda, menyusul daerah Natal, Mandailing, Barumun, Padang Bolak, Angkola, Sipirok, Pantai Barus dan kawasan Sibolga.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Karena itu, sejak tahun 1837, Tanah Batak terpecah menjadi dua bagian, yaitu daerah-daerah yang telah direbut Belanda menjadi daerah Gubernemen yang disebut "Residentie Tapanuli dan Onderhoorigheden", dengan seorang Residen berkedudukan di Sibolga yang secara administratif tunduk kepada Gubernur Belanda di Padang. Sedangkan bagian Tanah Batak lainnya, yaitu daerah-daerah Silindung, Pahae, Habinsaran, Dairi, Humbang, Toba, Samosir, belum berhasil dikuasai oleh Belanda dan tetap diakui Belanda sebagai Tanah Batak yang merdeka, atau 'De Onafhankelijke Bataklandan'.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Pada tahun 1873, Belanda menyatakan perang kepada Aceh dan tentaranya mendarat di pantai-pantai Aceh. Saat itu Tanah Batak di mana Raja Sisingamangaraja XII berkuasa, masih belum dijajah Belanda.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Tetapi ketika 3 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1876, Belanda mengumumkan "Regerings" Besluit Tahun 1876" yang menyatakan daerah Silindung/Tarutung dan sekitarnya dimasukkan kepada kekuasaan Belanda dan harus tunduk kepada Residen Belanda di Sibolga, suasana di Tanah Batak bagian Utara menjadi panas.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Raja Sisingamangaraja XII yang kendati secara clan, bukan berasal dari Silindung, namun sebagai Raja yang mengayomi raja-raja lainnya di seluruh Tanah Batak, bangkit kegeramannya melihat Belanda mulai menganeksasi tanah-tanah Batak.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Raja Sisingamangaraja XII cepat mengerti siasat strategi Belanda. Kalau Belanda mulai mencaplok Silindung, tentu mereka akan menyusul dengan menganeksasi Humbang, Toba, Samosir, Dairi dan lain-lain.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Raja Sisingamangaraja XII cepat bertindak, Beliau segera mengambil langkah-langkah konsolidasi. Raja-raja Batak lainnya dan pemuka masyarakat dihimpunnya dalam suatu rapat raksasa di Pasar Balige, bulan Juni 1876. Dalam rapat penting dan bersejarah itu diambil tiga keputusan sebagai berikut :</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">1. Menyatakan perang terhadap Belanda</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">2. Zending Agama tidak diganggu</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">3. Menjalin kerjasama Batak dan Aceh untuk sama-sama melawan Belanda.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Terlihat dari peristiwa ini, Sisingamangaraja XII lah yang dengan semangat garang, mengumumkan perang terhadap Belanda yang ingin menjajah. Terlihat pula, Sisingamangaraja XII bukan anti agama. Dan terlihat pula, Sisingamangaraja XII di zamannya, sudah dapat membina azas dan semangat persatuan dan suku-suku lainnya.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Tahun 1877, mulailah perang Batak yang terkenal itu, yang berlangsung 30 tahun lamanya.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Dimulai di Bahal Batu, Humbang, berkobar perang yang ganas selama tiga dasawarsa, 30 tahun.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Belanda mengerahkan pasukan-pasukannya dari Singkil Aceh, menyerang pasukan rakyat semesta yang dipimpin Raja Sisingamangaraja XII.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Pasukan Belanda yang datang menyerang ke arah Bakara, tempat istana dan markas besar Sisingamangaraja XII di Tangga Batu, Balige mendapat perlawanan dan berhasil dihempang.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Belanda merobah taktik, ia menyerbu pada babak berikutnya ke kawasan Balige untuk merebut kantong logistik Sisingamangaraja XII di daerah Toba, untuk selanjutnya mengadakan blokade terhadap Bakara.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Tahun 1882, hampir seluruh daerah Balige telah dikuasai Belanda, sedangkan Laguboti masih tetap dipertahankan oleh panglima-panglima Sisingamangaraja XII antara lain Panglima Ompu Partahan Bosi Hutapea. Baru setahun kemudian Laguboti jatuh setelah Belanda mengerahkan pasukan satu batalion tentara bersama barisan penembak-penembak meriam.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Tahun 1883, seperti yang sudah dikuatirkan jauh sebelumnya oleh Sisingamangaraja XII, kini giliran Toba dianeksasi Belanda. Domino berikut yang dijadikan pasukan Belanda yang besar dari Batavia (Jakarta sekarang), mendarat di Pantai Sibolga. Juga dikerahkan pasukan dari Padang Sidempuan.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Raja Sisingamangaraja XII membalas menyerang Belanda di Balige dari arah Huta Pardede. Baik kekuatan laut dari Danau Toba, pasukan Sisingamangaraja XII dikerahkan. Empat puluh Solu Bolon atau kapal yang masing-masing panjangnya sampai 20 meter dan mengangkut pasukan sebanyak 20 x 40 orang jadi 800 orang melaju menuju Balige. Pertempuran besar terjadi.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Pada tahun 1883, Belanda benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya dan Sisingamangaraja XII beserta para panglimanya juga bertarung dengan gigih. Tahun itu, di hampir seluruh Tanah Batak pasukan Belanda harus bertahan dari serbuan pasukan-pasukan yang setia kepada perjuangan Raja Sisingamangaraja XII.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Namun pada tanggal 12 Agustus 1883, Bakara, tempat Istana dan Markas Besar Sisingamangaraja XII berhasil direbut oleh pasukan Belanda. Sisingamangaraja XII mengundurkan diri ke Dairi bersama keluarganya dan pasukannya yang setia, juga ikut Panglima-panglimanya yang terdiri dari suku Aceh dan lain-lain.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Pada waktu itulah, Gunung Krakatau meletus. Awan hitam meliputi Tanah Batak. Suatu alamat buruk seakan-akan datang. Sebelum peristiwa ini, pada situasi yang kritis, Sisingamangaraja XII berusaha melakukan konsolidasi memperluas front perlawanan. Beliau berkunjung ke Asahan, Tanah Karo dan Simalungun, demi koordinasi perjuangan dan perlawanan terhadap Belanda.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Dalam gerak perjuangannya itu banyak sekali kisah tentang kesaktian Raja Sisingamangaraja XII.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Perlawanan pasukan Sisingamangaraja XII semakin melebar dan seru, tetapi Belanda juga berani mengambil resiko besar, dengan terus mendatangkan bala bantuan dari Batavia, Fort De Kok, Sibolga dan Aceh. Barisan Marsuse juga didatangkan bahkan para tawanan diboyong dari Jawa untuk menjadi umpan peluru dan tameng pasukan Belanda.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Regu pencari jejak dari Afrika, juga didatangkan untuk mencari persembunyian Sisingamangaraja XII. Barisan pelacak ini terdiri dari orang-orang Senegal. Oleh pasukan Sisingamangaraja XII barisan musuh ini dijuluki "Si Gurbak Ulu Na Birong". Tetapi pasukan Sisingamangaraja XII pun terus bertarung. Panglima Sarbut Tampubolon menyerang tangsi Belanda di Butar, sedang Belanda menyerbu Lintong dan berhadapan dengan Raja Ompu Babiat Situmorang. Tetapi Sisingamangaraja XII menyerang juga ke Lintong Nihuta, Hutaraja, Simangarongsang, Huta Paung, Parsingguran dan Pollung. Panglima Sisingamangaraja XII yang terkenal Amandopang Manullang tertangkap. Dan tokoh Parmalim yang menjadi Penasehat Khusus Raja Sisingamangaraja XII, Guru Somaling Pardede juga ditawan Belanda. Ini terjadi pada tahun 1889.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Tahun 1890, Belanda membentuk pasukan khusus Marsose untuk menyerang Sisingamangaraja XII. Pada awal abad ke 20, Belanda mulai berhasil di Aceh.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Tahun 1903, Panglima Polim menghentikan perlawanan. Tetapi di Gayo, dimana Raja Sisingamangaraja XII pernah berkunjung, perlawanan masih sengit. Masuklah pasukan Belanda dari Gayo Alas menyerang Sisingamangaraja XII.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Tahun 1907, pasukan Belanda yang dinamakan Kolonel Macan atau Brigade Setan mengepung Sisingamangaraja XII. Tetapi Sisingamangaraja XII tidak bersedia menyerah. Ia bertempur sampai titik darah penghabisan. Boru Sagala, Isteri Sisingamangaraja XII, ditangkap pasukan Belanda. Ikut tertangkap putra-putri Sisingamangaraja XII yang masih kecil. Raja Buntal dan Pangkilim. Menyusul Boru Situmorang Ibunda Sisingamangaraja XII juga ditangkap, menyusul Sunting Mariam, putri Sisingamangaraja XII dan lain-lain.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Tahun 1907, di pinggir kali Aek Sibulbulon, di suatu desa yang namanya Si Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi yang sekarang, gugurlah Sisingamangaraja XII oleh peluru Marsuse Belanda pimpinan Kapten Christoffel. Sisingamangaraja XII gugur bersama dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi serta putrinya Lopian. Konon Raja Sisingamangaraja XII yang kebal peluru tewas kena peluru setelah terpercik darah putrinya Lopian, yang gugur di pangkuannya.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Pengikut-pengikutnya berpencar dan berusaha terus mengadakan perlawanan, sedangkan keluarga Sisingamangaraja XII yang masih hidup ditawan, dihina dan dinista, mereka pun ikut menjadi korban perjuangan.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Demikianlah, tanpa kenal menyerah, tanpa mau berunding dengan penjajah, tanpa pernah ditawan, gigih, ulet, militan, Raja Sisingamangaraja XII selama 30 tahun, selama tiga dekade, telah berjuang tanpa pamrih dengan semangat dan kecintaannya kepada tanah air dan kepada kemerdekaannya yang tidak bertara.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Itulah yang dinamakan "Semangat Juang Sisingamangaraja XII", yang perlu diwarisi seluruh bangsa Indonesia, terutama generasi muda.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Sisingamangaraja XII benar-benar patriot sejati. Beliau tidak bersedia menjual tanah air untuk kesenangan pribadi.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Sebelum Beliau gugur, pernah penjajah Belanda menawarkan perdamaian kepada Raja Sisingamangaraja XII dengan imbalan yang cukup menggiurkan. Patriotismenya digoda berat. Beliau ditawarkan dan dijanjikan akan diangkat sebagai Sultan. Asal saja bersedia takluk kepada kekuasaan Belanda. Beliau akan dijadikan Raja Tanah Batak asal mau berdamai. Gubernur Belanda Van Daalen yang memberi tawaran itu bahkan berjanji, akan menyambut sendiri kedatangan Raja Sisingamangaraja XII dengan tembakan meriam 21 kali, bila bersedia masuk ke pangkuan kolonial Belanda, dan akan diberikan kedudukan dengan kesenangan yang besar, asal saja mau kompromi, tetapi Raja Sisingamangaraja XII tegas menolak. Ia berpendirian, lebih baik berkalang tanah daripada hidup di peraduan penjajah.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Raja Sisingamangaraja XII gugur pada tanggal 17 Juni 1907, tetapi pengorbanannya tidaklah sia-sia.</div><div dir="auto" style="font-family:inherit">Dan cuma 38 tahun kemudian, penjajah betul-betul angkat kaki dari Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamirkan Sukarno-Hatta.</div></div><div class="gmail-cxmmr5t8 gmail-oygrvhab gmail-hcukyx3x gmail-c1et5uql gmail-o9v6fnle gmail-ii04i59q" style="margin:0.5em 0px 0px;white-space:pre-wrap;font-family:"Segoe UI Historic","Segoe UI",Helvetica,Arial,sans-serif;color:rgb(5,5,5);font-size:15px"><div dir="auto" style="font-family:inherit">Kini Sisingamangaraja XII telah menjadi sejarah. Namun semangat patriotismenya, jiwa pengabdian dan pengorbanannya yang sangat luhur serta pelayanannya kepada rakyat yang sangat agung, kecintaannya kepada Bangsa dan Tanah Airnya serta kepada kemerdekaan yang begitu besar, perlu diwariskan kepada generasi penerus bangsa Indonesia.</div></div></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-91479980505133610682022-05-30T13:09:00.001+01:002022-05-30T13:09:50.563+01:00Fragmen Salib Yesus Ditemukan di Turki?<div dir="ltr">Fragmen yang diklaim sebagai bagian dari salib Yesus ditemukan para arkeolog di sebuah peti batu yang terletak di Gereja Balatlar, Provinsi Sinop, Turki. Selain fragmen tersebut, para arkeolog juga menemukan batu yang dipahat dengan gambar salib dalam ekskavasi itu.<br><br>Pimpinan penelitian itu, Profesor Gulgun Koroglu, dari Mimar Sinan University of Fine Arts, Turki mengatakan bahwa penemuan ini merupakan sejarah penting. "Kami telah menemukan benda suci dalam peti. Ini adalah bagian salib. Peti batu ini sangat penting bagi kita. Peti ini punya sejarah dan artefak paling penting yang kita temukan selama ini," katanya seperti dikutip Hurryet Daily News, <br><br>Mengenai kisah fragmen salib Yesus sendiri adalah cerita masa lalu mengenai Helena, Ibu Kaisar Konstantin yang menemukan kayu salib itu dan lalu menyebarkan potongan ke pemimpin agama di Yerusalem, Roma, dan Konstantinopel (kini Turki). Bahkan, pada abad ke-4, Santo Cycril dari Yerusalem mengatakan bahwa potongan kayu salib telah menyebar ke seluruh dunia.<br><br>Hingga saat ini temuan tersebut belum bisa dikonfirmasi kebenarannya dan masih akan dipelajari. Koroglu sendiri mengatakan, dirinya telah melakukan penelitian di gereja yang telah dibangun sejak tahun 660 itu sejak 2009. Ia juga menemukan bekas pemandian Roma dan lebih dari 1.000 tulang belulang.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-58721800326788703662022-05-30T13:08:00.001+01:002022-05-30T13:08:40.793+01:00Hagia Sophia, Persinggahan Rumah Ibadah Dua Agama Turki<div dir="ltr">Turki menjadi salah satu persinggahan pelancong yang hendak menyusuri sejarah masa lampau yang masih utuh di sudut-sudut kota Istanbul. Turki juga menjadi tujuan wisata religi bagi yang hendak membuktikan kisah yang ditulis oleh Dan Brown dalam novelnya Inferno.<br><br>Adalah Hagia Sophia, bangunan megah bergaya arsitektur khas Byzantium menjadi satu dari sekian banyaknya saksi bahwa peralihan dan perubahan bisa terjadi dari masa ke masa. Bila berkesempatan melancong ke Turki, jangan pernah lupa berkunjung ke bekas rumah ibadah dua agama ini. Pasalnya, gedung yang terletak di depan Blue Mosque, di Ayasofya Meydani kawasan Sultanahmet ini membuka sejarah unik tentang persinggahan rumah ibadah agama Kristen dan Islam.<br><br>Ibarat kambium pohon, setiap lapisan menandakan pembabakan sejarah yang berbeda pula. Dibangun sebagai katedral bagi umat Katolik Ortodoks, konon Hagia Sophia pernah menjadi Gereja Katolik Roma terbesar di dunia dan dianggap sebagai Holy Wisdom Church.<br><br>Kala itu Hagia Sophia dihiasi dengan emas, bertahtakan permata pada dinding gerejanya, ratusan lukisan mozaik dan hasil karya seni lainnya menambah indah bangunan ini dan membuat orang-orang yang ada didalamnya merasa dihujani bintang-bintang. Hagia Sophia diakui sebagai salah satu masterpiece yang membuat mata terbelalak akan keindahannya. Gedung ini telah dijadikan sebagai gereja selama 916 tahun lamanya hingga Konstantinopel jatuh dalam penguasaan Ottoman dan Hagia Sophia dialihfungsikan menjadi masjid oleh Sultan Mehmed II.<br><br>Kendati begitu, arsitekstur Hagia Sophia tetap saja menyimpan jejak sejarah lampau yang masih utuh. Hal ini dibuktikan dengan masih ditemukannya mosaik besar Bunda Maria yang terletak di sekitar lekungan kubah yang dihimpit oleh kaligrafi Allah dan Muhammad.<br><br>Terdapat pula Mosaik Deesis, yang menjadi salah satu ikon Hagia Sophia. Mosaik ini memuat gambar diri Kristus Pantokrator, diapit Bunda Maria di sisi kanan dan Johanes Pembaptis di sisi kiri. Mosaik ini dilambangkan sebagai kekuasaan Kristus. Ada juga lukisan Yesus yang bersebelahan dengan kaligrafi Al Quran, yang menyiratkan sebuah perpaduan yang langka dan indah.<br><br>Sejak tahun 1935, saat Turki menjadi Republik, Presiden pertamanya Musatafa Kemal Ataturk memutuskan mengubah fungsi Hagia Sophia menjadi museum. Simbol-simbol lukisan sakral Kekristenan yang dihilangkan selama dijadikan rumah ibadah Muslim kembali dinampakkan. Pemerintah lalu menampakkan dua simbol agama Islam dan Kristen dalam bangunan ini.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-57200158538057185122022-05-30T13:07:00.001+01:002022-05-30T13:07:26.155+01:00Berusia 1600 Tahun, Sisa Bangunan Gereja Turki Ini Ditemukan di Bawah Danau<div dir="ltr">Penemuan sebuah gereja berusia 1600 tahun tergenang di sebuah danau di Turki dianggap sebagai bukti iman yang bertahan di negara itu selama berabad-abad lamanya.<br><br>Para arkeolog belum lama ini menemukan sisa gereja itu di Kota Iznik, Turki. Kota Iznik juga dikenal dengan nama Nicea, yang saat ini adalah Turki bagian barat laut. Mereka mengklaim bahwa sisa gereja itu berada di kedalaman 5-7 meter.<br><br>"Kami menemukan sisa-sisa gereja. Ini dalam rencana basilika dan memiliki tiga ruangan," kata Mustafa Sahin, profesor arkeolog di Universitas Bursa Uludag.<br><br>Bangunan ini pertama kali ditemukan dari foto udara yang diambil pada tahun 2014 silam.<br><br>"Saat aku pertama kali melihat gambar danau itu, aku cukup terkejut melihat struktur gereja yang sangat jelas. Aku melakukan survei lapangan di Iznik (sejak 2006) dan belum menemukan struktur yang luar biasa seperti itu," kata Sahin.<br><br>Dalam kisahnya, Neophytos tewas ditangan pasukan Diokletianus. Setelah itu orang-orang percaya di sana membangun basilika tepat dimana dia dibunuh oleh tentara Romawi, yaitu di tepi Danau Iznik. Sementara pembangunan basilika itu diduga kuat dilakukan pada tahun 325 oleh Kaisar Konstantin Agung.<br><br>"Kemungkinan besar (gereja) itu dibangun pada tahun 325 setelah pertemuan dewan pertama di Iznik. Atas apapun, kamu berpikir kalau gereja dibangun pada abad ke-4," katanya.<br><br>Namun gereja itu akhirnya hancur ketika gempa bumi melanda Turki pada tahun 740 masehi. Gereja itupun mulai tenggelam di bawah permukaan danau dan hanya menyisakan pondasi lantai dan dinding. Sementara reruntuhannya tak lagi tampak.<br><br>Menyusul temuan ini, para arkeolog rencananya akan dipamerkan kepada publik. Pemerintah setempat akan menjadikan sisa bangunan gereja itu sebagai museum arkeologi bawah laut pertama di Turki.<br><br>Pemerintah akan membangun menara onservasi setinggi 20 meter di sekitar danau dan membangun klub selam bagi pengunjung yang ingin menjelajah situs itu secara langsung ke dasar danau. Rencananya museum ini akan resmi dibuka tahun depan.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-54671459323028901192022-05-30T12:59:00.001+01:002022-05-30T12:59:58.530+01:00Turki, Tempat Lahirnya Gereja Mula-mula Yang Kini Hampir Mati.<div dir="ltr">Pada 3 Agustus 2019 lalu, Turki untuk pertama kalinya mengizinkan pembangunan gereja baru dalam kurun waktu 100 tahun sejak berdirinya negara republik pada tahun 1923. Bahkan Presiden Recep Tayyip Erdogan hadir pada acara peletakan batu pertama tersebut. <br><br>Gereja yang mendapatkan izin untuk membangun gereja baru tersebut adalah dari sinode Kristen Ortodok Suriah. Gereja tersebut didesain akan dapat menampung sekitar 700 jemaat. Gereja Kristen Ortodok Suriah di Istanbul sendiri diperkirakan memiliki 17.000 jemaat dan memiliki sebuah gereja namun jaraknya jauh. Gereja yang baru ini akan dibangaun di dekat Bandar Udara Ataturk di seberang selat Bosporus. <br><br>"Sudah merupakan tanggung jawab negara untuk memenuhi kebutuhan kaum minoritas itu dengan mengizinkan pembangunan rumah ibadah", demikian pernyataan Erdogan yang dirilis oleh laman DW.com. <br><br>Populasi penduduk Kristen Turki saat ini<br><br>Saat ini penganut agama Kristen di Turki hanya sekitar 0.3-0.4 persen dari total populasi penduduk, atau sekitar 200 ribu hingga 320 ribu orang saja dari sekitar 80 juta penduduk Turki. Umat Kristen Turki mayoritas dari Gereja Ortodoks, yaitu sekitar 80-90 jemaat. Sisanya adalah Gereja Katolik, Protestan, Injili dan sejumlah kecil kelompok karismatik. <br><br>Turki, tempat lahirnya gereja mula-mula<br><br>Sejarah Kekristenan di Turki sangat panjang, hingga bisa ditarik hingga 2.000 tahun lalu. Rasul Paulus dan juga jemaat mula-mula yang saat itu tersebar membawa berita Injil ke wilayah yang saat ini disebut Turki tersebut, hal ini kita bisa baca dan telusuri dengan membaca kitab Kisah Para Rasul dan surat-surat Paulus. <br><br>Bahkan Rasul Yohanes di Pulau Patmos menuliskan dalam kitab Wahyu peringatan kepada ke tujuh jemaat kota yang berada di sebelah barat Turki, yaitu Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia (Wahyu 1:11). <br><br>Pada masa-masa awal di jaman Rasul Paulus karena tekanan dan aniaya dari Romawi, gereja mula-mula adalah gerakan bawah tanah, dimana mereka beribadah di rumah-rumah dan tempat-tempat yang tersembunyi. Di wilayah Turki inilah pertama kalinya sebutan Kristen muncul, yang mengacu kepada para pengikut Kristus. <br><br>Pernah menjadi pusat Kekristenan<br><br>Namun sekitar 300 tahun sejak masa gereja mula-mula, dibawah kepemimpinan Kaisar Konstantine gereja memasuki masa keemasannya dan menjadi agama negara. Kota Byzantium yang sekarang bernama Istanbul menjadi pusat Kekristenan. <br><br>Kekaisaran Byzantium memegang peranan penting dalam Kekristenan, hal ini dilihat dari fakta bahwa pada masa kekaisaran inilah diselenggarakannya tujuh pertemuan Konsili, yaitu Konsili Nicea (325), Konsili Konstantinopel I (381), Konsili Efesus (431), Konsili Kalsedon (451), Konsili Konstantinopel II (553), Konsili Konstantinopel III (680) dan Konsili Nicea (787). <br><br>Runtuhnya Kekristenan di Turki<br><br>Terjadinya Perpecahan Besar, yaitu munculnya Gereja Timur yaitu Gereja Ortodoks dan Gereja Barat yaitu Katolik Roma, hal ini menjadi awal melemahnya Kekristenan, terutama di Turki. <br><br>Jatuhnya ibu kota Kekaisaran Bizantium yaitu Konstantinopel ke tangan Kesultanan Ottoman Turki pada tahun 1453 menambah tekanan pada orang-orang Kristen saat itu. Dengan politik Islamisasi membuat Kekristenan secara pelan-pelan kehilangan pengaruh di Turki. <br><br>Runtuhnya Kesultanan Ottoman pada Perang Dunia I, tidak membawa angin segar bagi umat Kristen saat itu. Pada tahun 1915, sekitar 1 juta orang Armenia dan Suriah tewas di wilayah Turki, hal itu memperlemah peran Gereja Ortodoks Armenia dan membuat tensi politik dengan Rusia dimana Anatolia, yang merupakan pusat Gereja Ortodoks Armenia berada. <br><br>Setelah berdirinya Republik Turki, berbagai tekanan dan diskriminasi terus dialami oleh kelompok minoritas baik keagamaan maupun etnis. Hal ini memaksa jutaan orang pergi meninggalkan Turki, termasuk kelompok minoritas Kristen Ortodoks Yunani yang memiliki kembali ke negara asalnya. <br><br>Hanya ada 2 gereja yang resmi diakui oleh negara Turki sejak tahun 1923<br><br>Sejak berdirinya negara Republik Turki pada tahun 1923, negara tersebut hanya mengaku dua gereja yang resmi, yaitu Gereja Ortodoks Yunani dan Gereja Ortodoks Armenia. Jika jemaat kedua gereja ini disatukan maka jumlahnya mendekati 70% dari total keseluruhan orang Kristen di Turki. <br><br>Tambahnya adalah Kristen Ortodoks Suriah yang tidak masuk dalam perlindungan Perjanjian Lausanne, sebuah perjanjian perdamaian yang dilakukan di Swiss pada tahun 1923. Namun pada tahun 2000, setelah melewati proses pengadilan yang panjang, Gereja Protestan Istambul di Altintepe akhirnya mendapatkan ijin resmi dan pengakuan negara. <br><br>Kondisi Kekristenan Turki saat ini<br><br>Dibawah pemerintahan Erdogan, setelah peristiwa kudeta 2016, banyak kelompok minoritas di Turki mengalami tekanan. Termasuk gereja dan orang-orang Kristen. <br><br>Bukan hanya dari pemerintah, kelompok radikal pun menyebarkan sentimen anti-Kekristenan dan mengkaitkan Kristen dengan paham barat. Pesan yang mereka tekankan adalah orang Kristen bukanlah rakyat Turki, dan bahkan paham radikal ini mulai disebarkan di sekolah-sekolah. <br><br>Menjawab pertanyaan apakah Kekristenan akan bisa bangkit kembali di Turki? Maka jawabannya adalah tentu dengan seijin Tuhan, hal itu bisa terjadi. Namun dengan kondisi saat ini maka kemungkinan yang bisa tergambar adalah gereja di Turki harus kembali kepada bentuk gereja mula-mula, yaitu gereja bawah tanah. <br><br>Mari berdoa agar dari tempat lahirnya gereja mula-mula ini, umat Kristen disana mengalami kebangunan rohani kembali. Seperti yang dituliskan oleh Rasul Yohanes dalam kitab Wahyu kepada jemaat Efesus, kiranya mereka kembali kepada kasih mula-mula mereka (Wahyu 2:4-5).<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-47942720480483102922022-01-29T09:12:00.000+00:002022-01-29T09:13:15.433+00:00Perempuan misterius 7.200 tahun di Sulawesi<div dir="ltr">Perempuan misterius 7.200 tahun di Sulawesi, temuan terbaru yang 'menambah warna ras kepada Indonesia'<br><br>Kepingan misteri siapa nenek moyang Indonesia satu per satu mulai terkuak.<br><br>Temuan terbaru kerangka manusia yang sejauh ini diyakini tertua ada di Sulawesi dan dibuktikan sebagai manusia modern gelombang awal yang menduduki Nusantara. Ini sekaligus menambah teka-teki baru bagi kalangan ilmuan untuk menelusuri asal-usulnya.<br><br>Namun, rasa penasaran harus terhenti sejauh ini, karena masih terdapat 4-5 kerangka manusia prasejarah lainnya yang ditemukan, tapi belum diteliti karena persoalan anggaran.<br><br>Profesor Akin Duli meloncat-loncat kegirangan setelah menutup sambungan telepon. Sekretarisnya sampai keheranan, tertawa dan bertanya-tanya.<br><br>"Ada berita gembira dari lapangan, ada temuan bagus," kata Guru Besar Program Studi S2 Arkeologi, Universitas Hasanuddin ini mengingat waktu pertama kali mendapat informasi temuan rangka manusia prasejarah di Leang Panninge, Sulawesi, pertengahan 2015.<br><br>"Rupanya teman-teman di lapangan ada yang sampai guling-guling dirinya di situ. Karena ini temuan langka, dalam situs yang tidak terganggu, dan kita yakin bahwa ini data yang paling baik," kata Prof Akin kepada BBC News Indonesia.<br><br>Prof Akin Duli adalah salah satu pimpinan tim arkeolog gabungan Universitas Hasanuddin dan Universiti Sains Malaysia yang mulai melakukan ekskavasi di Gua Paninnge atau Leang Panninge (Panninge = "kelalawar" dalam Bahasa Bugis) pertengahan 2015.<br><br>Namun, saat itu kerangka manusia prasejarah ini tak langsung diangkat ke permukaan karena "harus menggunakan alat yang lengkap".<br><br>Akhirnya lubang ekskavasi ditutup, dan baru dibuka kembali pada 2017. Rangka dibawa ke Laboratorium Unhas. Namun Laboratorium di sana belum mumpuni mendeteksi usia, sampai DNA rangka tersebut.<br><br>"Waktu itu kita jadi bingung, saya coba konsultasi ke Lab tertua di Amerika, di Beta Analytic Inc. Ternyata biayanya cukup tinggi. Waktu itu baru tahap awal sudah minta Rp300 juta, saya tak punya uang," kata Prof Akin.<br><br>Pada 2018, Adam Brumm, profesor arkeologi dari Universitas Griffith Australia membawa tim untuk mengkaji kerangka tersebut, sebelum akhirnya menjalin kerja sama dengan peneliti DNA asal Jerman dari Max Planck Institute for Science of Human History, Selina Carlhoff pada 2019. Pusat Penelitian Arkeologi Jakarta dan Balai Arkeologi Makassar juga berkontribusi dalam penelitian ini.<br><br>Kerja sama lintas institusi penelitian dan universitas ini membuahkan hasil berupa kajian ilmiah yang dipublikasi dalam jurnal nature pada 25 Agustus 2021.<br><br>Kerangka manusia itu diketahui perempuan berusia 17-18 tahun, dimakamkan sekitar 7.300 - 7.200 tahun silam. Dari hasil penelusuran DNA menunjukkan manusia prasejarah ini memiliki latar belakang genetik Austromelanesoid, yang deskripsi penampakkannya seperti orang-orang Papua dan Aborigin di Australia.<br><br>"Saya yakin bahwa orang Bugis-Makassar ada juga darah Austromelanesoid-nya. Cuma mungkin DNA prosentasenya kecil," kata Prof Akin.<br><br>Para peneliti kemudian menamai perempuan yang mati muda ini, Bessek—istilah penghormatan kepada perempuan yang baru lahir dalam budaya Bugis.<br><br>Besse "dikuburkan" dalam posisi tertelungkup, dan di sekitar rangkanya diapit beberapa bongkahan batu.<br><br>Dalam makam tua itu juga ditemukan budaya-budaya di masanya seperti mata panah bergerigi (Maros Points), beberapa alat-alat batu lain, serta tulang binatang.<br><br>Leang Panninge sebagai kawasan industri purba<br><br>Para peneliti juga menemukan "satu mobil" peninggalan budaya prasejarah di dalam Leang Panninge. Di antaranya kapak batu, mata panah, pisau batu, termasuk hal yang diyakini sisa makanan mereka berupa tulang babi, rusa, tikus, kelelawar, dan siput air tawar.<br><br>Prof Akin juga meyakini Leang Panninge saat itu digunakan sebagai kawasan industri membuat alat-alat berburu, mengumpulkan dan meramu makanan. Hal ini berdasarkan temuan berupa "pembentuk alat batu, sisa-sisa tatal alat batu," katanya.<br><br>Temuan ini merupakan artefak batu yang paling khas dengan era pemburu-pengumpul di Sulawesi antara 8000 - 1500 tahun yang lalu, apa yang disebut sebagai budaya "Toalean".<br><br>Penamaan ini berdasarkan penelitian naturalis dan etnolog asal Swiss, Paul dan dan Fritz Sarasin (1893-1896) di Celebes, dan memperkenalkan orang-orang di dalam gua dari peninggalannya sebagai To Ala sebagai penanda budaya di Sulawesi Selatan.<br><br>"Toala dalam bugis itu orang yang tinggal di hutan-hutan di gunung-gunung," kata Prof Akin.<br><br>Apakah mereka bunuh-bunuhan, melebur atau bergeser?<br><br>Dari mana asal Besse dan ke mana keturunannya? Hal itu masih teka-teki bagi para ilmuan. Tapi dari kajian ilmiah ini setidaknya ditemukan latar belakang genetika Asia Timur, Austromelanesoid dan Denisovan.<br><br>Peneliti genetika dari Eijkman Institute, Pradiptajati Kusuma mengatakan hal yang mengejutkan dari temuan ini adalah latar belakang genetika Asia Timur sebelum era neolitikum (zaman batu).<br><br>"Sedangkan selama ini yang diketahui adalah latar belakang genetik Asia di populasi Indonesia Timur itu berasal dari latar belakang genetik Austronesia. Maka ini hal baru," katanya.<br><br>Besse sejauh ini diyakini sebagai manusia penjelajah yang tiba lebih dulu di Nusantara sebelum Austronesia yang masuk ke Nusantara antara 4500 - 2000 tahun lalu.<br><br>Dalam Teori Out of Taiwan, orang-orang berbahasa Austronesia diyakini keluar dari Taiwan atau Kepulauan Famosa pada 5000 tahun lalu. Mereka bergerak ke arah Filipina, lalu bergerak melintasi kepulauan Indonesia, hingga ke arah pacific. Ciri-ciri fisik Austronesia diyakini kulit sawo matang, rambut lurus, mata cokelat, dan hidung pesek.<br><br>Dalam kajian kekinian, latar belakang Austromelanesoid dengan ciri fenotip Papua dan Aborigin, bergerak makin kuat ke arah Timur.<br><br>"Jadi semakin bergerak ke Timur dari garis Wallacea itu sampai ke Papua, itu latar belakang genetik Papuanya itu semakin tinggi. Jadi ada gradien," lanjut Pradiptajati, yang mengatakan latar belakang Papua makin tipis ketika ke arah Jawa, Kalimantan dan Sumatera.<br><br>Sementara itu, latar belakang genetik Denisovan juga semakin kuat ditemukan pada wilayah Indonesia bagian Timur sebesar 6%, dan makin menipis pada orang-orang yang berada di Jawa, Sumatera dan Kalimantan.<br><br>Denisovan merupakan sepupu dari Homo Sapiens (manusia modern) yang ditemukan di gua Denisova di Siberia, diperkirakan punah pada 20 -10 ribu tahun lalu. Latar belakang genetiknya masih melekat pada manusia-manusia modern saat ini—kita.<br><br>Menurut arkeolog dari Unhas, Iwan Sumantri ada sejumlah teori mengenai jejak sejarah berikutnya dari keluarga besar Besse di Sulawesi. "Apakah mereka bunuh-bunuhan, apakah mereka berkontestasi, apakah mereka saling melebur?"<br><br>Itu masih perlu bukti empirik lainnya, kata Iwan.<br><br>Namun, Iwan meyakini Besse dan keluarganya bergeser ke arah Timur Indonesia, setelah Austronesia mulai menjelajah Nusantara. Mereka kalah bersaing dalam teknologi.<br><br>"Misalnya mereka [Austronesia] sudah menggunakan perahu bercadik, sudah bisa domestifikasi binatang dan tumbuhan, mereka membawa padi dan tangga, membawa pinang, membawa babi, dan seterusnya.<br><br>"Itu yang tidak dimiliki oleh orang-orang Austromelanesoid," lanjut Iwan. Tapi bagaimana pun kata dia, "dalam arkeologi kita tidak berbicara untuk satu fakta. Tapi harus banyak fakta untuk bisa kita kemudian menghubungkan."<br><br>Apakah Bessek generasi seniman lukisan purba?<br><br>Di kawasan Karst Maros-Pangkajene Kepulauan, Sulawesi tersimpan ratusan gua yang di dalamnya terdapat jejak-jejak purbakala. Satu di antaranya lukisan gua tertua di dunia ditaksir berusia 45.000 tahun lalu.<br><br>Sejauh ini belum ada peninggalan Besse yang menghubungkan bahwa generasinya yang melukis gua-gua di Maros-Pangkep. Tapi temuan budaya seperti pmata panah batu bergerigi [Maros Points] di Leang Paninnge juga ditemukan di gua-gua yang terdapat lukisan purba.<br><br>"Ada Maros Points, jadi hampir semua gua yang menyimpan, atau gua ditemukan maros points biasanya punya gambar," kata Iwan.<br><br>Di Leang Panninge sendiri tak ditemukan adanya lukisan purba, tapi "Boleh jadi lumut itu menghapus atau lumutnya menutupi gambar, atau menghapus, atau mengklotokan."<br><br>Sementara itu, Basran Burhan yang ikut dalam proses ekskavasi Leang Panninge mengatakan keberadaan Besse diperkirakan berada di periode "sebelum Austronesia [datang], dan setelah Rock Arts [lukisan purba]".<br><br>"Sampai sekarang belum ada yang menunjukkan, bahwa mereka punya kemampuan untuk melukis. Belum ada lukisan yang ditemukan di periode itu," kata Basran.<br><br>Temuan 4-5 kerangka manusia prasejarah lainnya<br><br>Tim arkeolog dari Unhas saat ini menyatakan masih menyimpan 4-5 kerangka manusia prasejarah, tapi apakah mereka seniman yang melukis gua purba, generasi Besse atau penjelajah dari Taiwan?<br><br>Jawaban itu masih harus disimpan dulu, karena penelitian masih berlanjut.<br><br>"Di sekitar itu juga, penelitian di Bontocane [Kab. Bone], daerah Leang-Leang, kita juga dapatkan potongan-potongan rangka manusia. Tapi, yaitu tadi, karena kita keterbatasan anggaran, belum dianalisis di laboratorium," kata Prof Akin.<br><br>Sejauh ini temuan rangka-rangka tersebut dikatakan "dalam keadaan aman, karena kita sudah tahu bagaimana caranya mengamankan data."<br><br>Prof Akin Duli mengatakan biaya yang dikeluarkan untuk satu kerangka manusia, mulai dari tahap survei, ekskavasi hingga penentuan usia dan DNA-nya bisa menghabiskan Rp1 miliar.<br><br>Selama ini, hasil temuan-temuan prasejarah khususnya di Sulawesi sangat bergantung dari kerja sama pihak luar seperti Griffith University.<br><br>"Dan mungkin teman-teman dari Jerman mulai tertarik, ya kita akan fokus pada analisis-analisis pada rangka manusia," kata Prof Akin.<br><br>Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan, Laode Muhammad Aksa mengatakan bekerja sama dengan pihak luar "lebih memudahkan karena mereka yang menentukan umur itu, mereka punya biaya dan akses."<br><br>"Mungkin biaya ada, tapi nanti aksesnya bagaimana?" kata Ako—sapaan Laode Muhammad Aksa bertanya-tanya.<br><br>Lagi pula, tambah Ako, pihaknya lebih memprioritaskan pada upaya pelestarian dalam penganggaran. Seperti Leang Panninge yang saat ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, dan zonasi, sehingga tak bisa sembarangan pembangunan di lakukan di kawasan tersebut.<br><br>"Lokasi itu sudah terlindungi dengan menempatkan juru pelihara," tambah Ako.<br><br>Namun, tambahnya, untuk penelitian lebih lanjut dan mendalam, itu sangat tergantung kebijakan pusat. "Kami kan tergantung perintah. Perintah artinya, kalau sistem penganggarannya untuk penentuan umur [penelitian], [tapi] karena kita kan orientasinya lebih ke pelestarian."<br><br>Dirjen Kebudayaan Kemendikbud-Ristek, Hilmar Farid menyatakan sejauh ini pihaknya fokus terhadap pelestarian. Untuk penelitian dan eksplorasi kata dia, masih bekerja sama dengan luar negeri.<br><br>"Karena pengadaan fasilitas itu [laboratorium] memang biayanya tidak kecil, dan kita juga punya problem SDM... SDM ahli untuk periode ini misalnya juga tidak terlalu banyak di Indonesia ini," kata Hilmar Farid kepada BBC News Indonesia.<br><br>Saat ini, catatan dari direktorat kebudayaan terdapat 90.000 situs sejarah di Indonesia. Namun baru sekitar 10-15% yang sudah diteliti dengan kaidah-kaidah ilmiah. "Jadi kita masih punya banyak sekali pekerjaan rumah, dan memang ada rencana dari pemerintah untuk membuat pusat konservasi," lanjut Hilmar.<br><br>Terlebih lagi di masa pandemi, banyak anggaran yang dialihkan untuk prioritas kesehatan, sehingga "saat ini memang fokuksnya pada perlindungan. Jadi mengamankan saja terlebih dahulu."<br><br>Indonesia sebagai 'melting pot' segala ras manusia<br><br>Bagi Iwan Sumantri, temuan ini menambah keyakinannya yang sudah lebih dari tiga dekade menjadi arkeolog bahwa Indonesia merupakan "melting pot" atau kuali percampuran ras manusia seluruh dunia.<br><br>"Indonesia menjadi melting pot, daerah percampuran, sehingga tidak ada satu pun etnis yang mengatakan diri, atau mengatakan saya adalah asli Indonesia," katanya.<br><br>Ia menyusun hal ini sejak mulai dari kedatangan ras Austromelanesoid, Austronesia [melayu], pecampuran genetik Denisovan dan Neanderthal, Mongoloid, India, Persia sampai Eropa.<br><br>"Ras besar ini kemudian memberikan warna, kepada Indonesia mereka datang kemudian membawa budaya masing-masing, kemudian kita anut. Jadi pengetahuan arkeologi, memberikan kesadaran kepada saya soal keindonesiaan," kata Iwan.<br><br>Saat ini terdapat 4-5 kerangka manusia prasejarah yang menunggu untuk diteliti lebih jauh. Menguak misteri asal-usul mereka bergantung dari kerja sama dari lembaga atau institusi penelitian dari luar negeri. Tanpa itu, kemungkinan mereka akan menunggu selamanya di tempat aman, dan tak direkam dalam sejarah.<br><br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-54356487713192242352021-11-29T09:42:00.000+00:002021-11-29T09:43:05.154+00:00Situs Majapahit ditemukan di Kota Malang<div dir="ltr">Sebagian benda bersejarah di situs purbakala yang diduga bangunan rumah peninggalan zaman Kerajaan Majapahit di Kabupaten Malang. telah dicuri oleh warga setempat, kata seorang saksi mata.<br><br>Situs tersebut baru saja ditemukan di salah-satu jalur pembangunan Jalan Tol Pandaan-Malang, Jawa Timur, persisnya di kawasan Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.<br><br>Sejak temuan situs ini diberitakan media massa secara meluas, warga mendatangi situs yang sebagian besar berupa struktur batu bata kuno tersebut.<br><br>Pengrusakan situs Majapahit: 'Ada saksi yang diancam dengan pistol'<br>Arkeolog dan ahli naskah tanggapi klaim Majapahit sebagai kerajaan Islam<br>Kepedulian arkeolog Mundardjito dan kerusakan situs Majapahit<br>Salah-seorang warga setempat, Mohammad Arifin, mendatangi situs yang terletak di kilometer 37 jalan tol yang menghubungkan Kota Pandaan dan Malang.<br><br>Sejak empat bulan lalu, Arifin mengaku berulangkali mendatangi situs bersejarah itu. Upaya ini juga dilakoni beberapa orang tetangganya.<br><br>Dalam jarak sekitar 300 meter dari lokasi temuan situs tersebut, Arifin mengaku menemukan pecahan gerabah, patahan keris, uang koin, perhiasan emas, serta bokor berbahan kuningan.<br><br>"Tinggal ambil saja (koin dalam jumlah puluhan). Sampai lupa pekerjaan," ungkapnya, kemudian tertawa ringan, seperti dilaporkan wartawan di Malang, Eko Widianto, untuk BBC News Indonesia.<br><br>Puluhan koin tersebut dia temukan terpisah di beberapa sudut situs tersebut. Dan ketika hujan redah, 'harta karun' itu bermunculan ke atas permukaan tanah, katanya.<br><br>Arifin lantas mengungkapkan 'keberuntungan' temannya yang menemukan perhiasan emas di situs tersebut.<br><br>"Teman saya menemukan perhiasan emas, bokor dan guci utuh," ungkapnya.<br><br>Arifin sendiri menyimpan beragam artefak, mulai pecahan keramik, koin dengan tulisan huruf Cina, serta pecahan keramik atau gerabah.<br><br>Ketika ditanya apakah temuan itu sudah diserahkan kepada Balai Pemelihara Cagar Budaya (BPCB), Arifin mengatakan: "Kalau diminta dinas purbakala, saya akan serahkan, (tapi) asal ada imbalannya. Kalau tidak (diberi imbalan), ya, untuk koleksi saja."<br><br>Sejumlah warga setempat dilaporkan masih menyimpan temuan mereka, tetapi ada yang sudah menjualnya, ungkapnya.<br><br>Di lokasi situs bersejarah itu, sampai akhir pekan lalu, sering dijumpai beberapa orang yang mendekat dan mengorek reruntuhan bangunan batu bata setinggi sekitar empat meter.<br><br>Sekitar sebulan silam, pekerja proyek jalan tol sedang menggali dan mengenai sebagian tumpukan bata setinggi empat meter yang terletak di sisi barat proyek jalan tol.<br><br>Dilihat secara fisik, batu bata itu lebih besar ketimbang batu bata yang dijualn sekarang. Ukuran panjangnya sekitar 38cm, lebar 25cm, dengan tebal tujuh cm.<br><br>Polisi dilibatkan selidiki benda cagar budaya<br><br>Petugas Balai Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur telah turun ke lokasi situs tersebut setelah ada laporan pencurian beberapa benda yang diduga sebagai artefak.<br><br>Mereka mengaku sudah mengecek dan melakukan koordinasi dengan berbagai otoritas, termasuk kepolisian, untuk apa yang mereka sebut sebagai "menyelamatkan bangunan" tersebut.<br><br>Menyelamatkan kota tua Jakarta dari kehancuran<br>Mengapa sulit melindungi bangunan cagar budaya di Semarang?<br>Rumah-rumah 'jengki: Kembalinya selera budaya era 1950-an<br>"Kita sudah berkoordinasi dengan polisi, dan penyidik polisi yang akan menelusuri," kata Koordinator Wilayah Malang BPCB Trowulan Jawa Timur, Haryoto, kepada wartawan di lokasi situs tersebut.<br><br>Benda cagar budaya, kata Haryoto, merupakan barang bersejarah yang penting untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.<br><br>"Sehingga ada sanksi hukum bagi siapa saya yang menyalahgunakan termasuk memperjualbelikan," katanya.<br><br>'Akan ada imbalan bagi yang mengembalikan'<br>Lebih lanjut Haryoto mengatakan, pihaknya menyediakan imbalan bagi warga yang secara sukarela menenyerahkan benda cagar budaya temuannya.<br><br>Menurutnya, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan kepala desa setempat untuk melaporkan jika ada temuan cagar budaya.<br><br>"Jangan sampai barang yang memiliki nilai sejarah hilang tak berbekas," katanya.<br><br>Arkeolog dari Universitas Negeri Malang, M. Dwi Cahyono juga meminta agar penemuan benda cagar budaya "harus dilaporkan agar tak rusak atau hilang".<br><br>Warga yang menemukan tidak boleh menjual ke pasar gelap, "karena akan menghilangkan informasi mengenai peradaban masa lalu," kata Dwi Cahyono.<br><br>Perkampungan kuno peninggalan Kerajaan Majapahit?<br><br>Arkeolog Dwi Cahyono mengaku bahwa dirinya sudah mendatangi lokasi dan melakukan identifikasi terhadap struktur bangunan berbahan bata tersebut.<br><br>"Diperkirakan bangunan tersebut berasal dari abad ke 14 atau 15 pada era Majapahit. Terlihat dari bentuk batu bata yang berserakan," ungkapnya, menganalisa.<br><br>"Tangga bangunan masih terlihat," ujarnya.<br><br>Menurutnya, bangunan situs bersejarah ini menghadap ke sungai Amprong yang hanya berjarak sekitar 100 meter.<br><br>"Posisinya ada di lereng atau bagian bawah perbukitan Buring atau warga menyebut Gunung Buring. Sedangkan pada masa Singhasari dan Majapahit dikenal dengan sebutan Gunung Malang," paparnya.<br><br>Masjid kuno 'multi etnik' Angke yang dirancang dan dibangun orang Cina<br>Cornelis Chastelein, ' Belanda Depok' dan daerah otonom zaman kolonial<br>Berkunjung ke museum 'pembunuh kolonialisme' di Rangkasbitung<br>Lebih lanjut Dwi Cahyono mengatakan, harus dilakukan eskavasi lebih lanjut untuk mengetahui bangunan benda cagar budaya tersebut.<br><br>Dilihat dari temuan artefak yang ada, Dwi memperkirakan kawasan tersebut merupakan perkampungan kuno.<br><br>"Dengan struktur penduduk yang kaya karena menyimpan perhiasan emas dan koin negara asing," ungkapnya.<br><br>'Sekarpuro kawasan penting Era Majapahit'<br><br>Dwi Cahyono mengatakan, Desa Sekarpuro merupakan kawasan penting di masa Kerajaan Majapahit masih berkuasa.<br><br>Saat itu ada dua Nagari bawahan kerajaan Majapahit, yakni Nagari Tumapel dan Kabalan. "Kedua Nagari dipisahkan sungai Amprong," katanya.<br><br>"Nagari Kabalan dipimpin Kusumawarddhani yakni putri mahkota Raja Majapahit Hayam Wuruk. Kelak suami Kusumawarddhani, Wikramawardhhana menjadi Raja Majapahit menggantikan Hayam Wuruk," paparnya.<br><br>Dwi meyakini situs ini merupakan peninggalan Majapahit didasarkan keberadaan batu bata yang disebutnya lazim sebagai bahan bangunan pada masa itu.<br><br>"Sedangkan koin atau uang logam dan keramik merupakan produk impor dari Cina. Ini bukti bahwa Nagari Kabalan merupakan kota dengan peradaban modern, karena sudah menjalin interaksi dengan Cina dan negera luar,"<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-12757421129970550952021-11-29T09:38:00.000+00:002021-11-29T09:39:06.072+00:00Bagaimana rumah para pembuat Stonehenge?<div dir="ltr">Lima rumah zaman Neolitik di sekitar Stonehenge direka ulang untuk mengungkap bagaimana para pembuat monumen batu itu hidup 4.500 tahun lampau.<br><br>Rumah dengan satu kamar berukuran lima meter dibuat menggunakan kapur dan jerami berdasarkan rujukan sisa arkeologis di dinding Durrington yang dekat dengan wilayah itu.<br><br>Susan Greaney, dari English Heritage, mengatakan rumah-rumah ini adalah hasil dari "bukti arkeologi, taksiran ilmiah, dan banyak pekerjaan fisik,"<br><br>Pada pengunjung nantinya bisa mengunjungi rumah rekaan zaman Neolitik ini.<br><br>Sisa-sisa arkeologis dari dinding Durrington - yang berasal dari zaman yang sama dengan pembuatan Stonehenge - tidak hanya menunjukkan lantai bangunan tetapi juga lubang dinding yang bisa mencerminkan ukuran dan tata ruangnya.<br><br>"Kita tahu, misalnya, bahwa tiap rumah memiliki perapian dan lantai dibuat dengan menggunakan kapur," kata Greaney.<br><br>"Dan jauh dari kesan gelap dan primitif, rumah mereka sangat terang dan berudara segar dengan dinding kapur yang dirancang untuk memantulkan cahaya matahari dan menahan hangatnya api."<br><br>Dia mengatakan bahwa proyek ini merupakan sebuah "pembelajaran yang luar biasa" bagi 60 relawan yang terlibat di dalamnya.<br><br>"Sekarang pengunjung dapat melangkah masuk ke pintu rumah ini dan mendapatkan arti sebenarnya tentang kehidupan sehari-hari di zaman ketika Stonehenge dibangun."<br><br>Rumah rekaan ini dilengkapi dengan sejumlah dekorasi seperti replika kapak Neolitik, tembikar dan artefak lainnya.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-59511179814940959312021-11-29T09:37:00.000+00:002021-11-29T09:38:05.028+00:00Stonehenge dipetakan dari bawah tanah<div dir="ltr">Para ahli arkeologi mengungkapkan peta paling rinci yang pernah dibuat tentang tanah di bawah Stonehenge, Inggris selatan dan sekitarnya.<br><br>Mereka menggabungkan berbagai peralatan untuk mengamati daerah tersebut di kedalaman tiga meter, dengan tingkat kejelasan tinggi.<br><br>Hasil pendahuluan mengisyaratkan monumen bersejarah itu tidak berdiri sendiri, karena terdapat 17 kuil di sekitarnya, lapor wartawan BBC Maria Dasi Espuig.<br><br>Di masa depan, analisa lebih rinci data dalam jumlah besar ini akan menghasilkan gambaran yang baru tentang bagaimana perubahan yang terjadi Stonehenge.<br><br>Salah satu kejutan yang didapat penelitian ini adalah jejak sampai 60 tiang batu besar yang membentuk bagian dari "bangunan" selebar 1,5 km yang sebelumnya diidentifikasi di Dinding Durrington di dekatnya.<br><br>"Selama empat tahun terakhir kami mengamati monumen menakjubkan ini untuk berusaha mengetahui yang ada di sekitarnya," kata Profesor Vincent Gaffney, dari Universitas Birmingham pada Festival Ilmu pengetahuan Inggris.<br><br>Peta tiga dimensi baru tim ini, yang mencakup kawasan seluas 12 km2 atau setara 1.250 lapangan sepak bola, menunjukkan Stonehenge bukanlah tempat terpisah yang diperuntukkan bagi orang-orang tertentu saja.<br><br>Stonehenge adalah monumen prasejarah di Wiltshire, 140 km barat daya London, berupa lingkaran tiang batu dari Zaman Neolitik dan Perunggu Inggris sekitar 3.000 sampai 2.000 Sebelum Masehi.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-53318883698690330032021-11-29T09:36:00.000+00:002021-11-29T09:37:04.261+00:00Mengapa situs prasejarah Stonehenge dibangun?<div dir="ltr">Mengapa situs prasejarah Stonehenge dibangun?<br><br>Seiring penelitian para arkeolog tentang Stonehenge, beragam misteri muncul. Tapi satu kisah yang masuk akal perlahan mencuat.<br><br>Stonehenge merupakan atraksi turisme di Inggris yang paling sering dikunjungi wisatawan dan salah satu peninggalan masa lalu yang paling misterius. Turis datang dari seluruh penjuru dunia untuk memandangi pilar-pilar batu ikonik itu, lalu mengajukan pertanyaan: mengapa dan bagaimana batu-batu itu menjadi sedemikian rupa.<br><br>Situs wisata itu mungkin mudah dikenali, tapi ada hal lain dari apa yang dapat ditangkap mata. Seiring arkeolog mempelajari Stonehenge, beragam misteri menyeruak, tapi sebuah kisah yang logis perlahan muncul.<br><br>Para peneliti kini tidak hanya mendalami Stonehenge sebagai situs tunggal, tapi juga area yang melingkupi monumen itu. Mereka berharap mendapatkan petunjuk dari bentang alam di sekitar situs prasejarah tersebut.<br><br>Pemetaan bawah tanah dan eskavasi menyingkap fakta bahwa Stonehenge pernah menjadi bagian dari jejaring yang rumit: gundukan makam purba, pemukiman yang tak teridentifikasi, jalur kirab dan bahkan kuburan berhias emas.<br><br>'Stonehenge' Islandia yang menghipnotis<br>Bagaimana rumah para pembuat Stonehenge?<br>Festival musim panas di Stonehenge, Inggris<br>Temuan itu menggambarkan situasi yang lebih misterius, serta mengelaborasi era neolitikum dan zaman perunggu, dibandingkan yang selama ini diperkirakan.<br><br>Proyek yang meneliti Stonehenge secara menyeluruh adalah Proyek Lanskap Tersembunyi Stonehenge—digelar dari 2010 hingga 2014. Radar bawah tanah dan teknik pemetaan magnetik mengungkap, Stonehenge terletak di tengah kompleks seluas 12 kilometer persegi.<br><br>Proyek tersebut disorot banyak media massa pada 2015. Ketika itu para peneliti mengumumkan temuan mereka di sekitar Durrington Walls—sebuah lingkaran bebatuan besar berdiameter 500 meter. Temuan itu mereka prediksi dapat mengungkap 'Superhenge'.<br><br>Namun kehebohan media massa tidak berlangsung lama. Saat para ilmuwan mengekskavasi situs itu, mereka tak menemukan batu apapun. Sebaliknya, mereka mendapati fakta bahwa pepohonan pernah tumbuh di kawasan tersebut.<br><br>Setelah fosil pohon-pohon itu dibersihkan, para peneliti memasukkan kapur ke lubang tersebut, lalu menguburnya agar membentuk setumpuk batu. Merujuk pada pemindaian radar, celah di antara kapur-kapur itu memang terlihat seperti bebatuan.<br><br>Di luar target yang meleset, pemimpin Proyek Lanskap Tersembunyi Stonehenge, Vincent Gaffney, menyatakan timnya telah menemukan ratusan petunjuk dan situs yang belum pernah terungkap sebelumnya.<br><br>"Berdasarkan survei ini, kami akhirnya tahu lokasi sisa-sisa zaman prasejarah ini, tapi juga tempat-tempat yang tak berkaitan dengannya," ujar Gaffney, seorang arkeolog dari Universitas Bradfor.<br><br>Gaffney menyebut penyelidikan semacam ini vital karena "memberikan ruang investigasi kepada para arkeolog, tak hanya terhadap pusat monumen prasejerah yang telah diketahui publik, tapi kawasan-kawasan lainnya. Penelitian ini membebaskan kami menginterpretasikan petunjuk melalui pendekatan yang rumit.<br><br>"Apa yang telah terungkap dalam penelitian ini merupakan fase penting Durrington Walls yang sebelumnya tak diketahui.<br><br>Di antara perkampungan neolitik dan benteng raksasa terdapat pilar lingkaran yang tingginya sekitar empat sampai enam meter, jumlahnya paling sedikit 200 atau setidaknya 300 buah.<br><br>Penemuan monumen prasejarah lain di area tersebut mengubah cara para arkeolog melihat fase perubahan dan sejarah kawasan itu.<br><br>"Secara bertahap, saya menyarankan kita mulai melihat mozaik dari area yang kosong dan tugu-tugu yang ada, selagi menganjurkan perpindahan yang berarakan," kata Gaffney.<br><br>Dalam kata lain, bentang alam itu dulu biasa digunakan untuk prosesi keagamaan yang berhubungan dengan sejumlah tugu di tempat tersebut.<br><br>Mike Parker Pearson dari Institut Arkeologi University College London, yang memimpin Proyek Stonehenge Riverside dari 2003 hingga 2009, menilai penempatan pilar-pilar batu itu hanya sementara atau dapat dibongkar sewaktu-waktu.<br><br>"Batu-batu itu mungkin hanya didirikan untuk beberapa bulan sebelum digantikan tumpukan batu yang melingkar dan parit," ujarnya.<br><br>"Tujuan mereka sepertinya membuat garis lingkaran imajiner di perkampungan itu, yang sekarang telah ditinggalkan. Jadi mungkin pilar-pilar itu merupakan tugu peringatan bagi orang-orang yang tinggal di sini selama membangun Stonehenge."<br><br>Pohon tertua di dunia berusia lebih 5.000 tahun<br>Stonehenge dipetakan dari bawah tanah<br>Wajah baru kompleks Stonehenge<br>Apapun kegunaan monumen prasejarah itu, Stonehenge jelas bukan satu-satunya tugu di bentang alam tersebut. Memahami fungsi Stonehenge tergantung pada pemahaman terhadap benda-benda lain di sekitarnya.<br><br>Proyek Stonehenge Rverside menemukan petunjuk bahwa Stonehenge dibangun dalam dua fase berbeda. Yang pertama—terdiri dari selokan, dataran yang menjorok ke sungai, dan deretan bebatuan biru yang membentuk bulatan dibangun 500 tahun lebih awal dari yang diperkirakan peneliti. Sementara itu, batu-batu besar melingkar yang ikonik dibangun 500 tahun sesudahnya.<br><br>Adapun, kawasan itu ditinggali setidaknya 9,000 tahun lalu—penanda bahwa area itu telah dimanfaatkan sebelum Stonehenge dibangun.<br><br>Tiga puluh kilometer dari area itu berdiri tugu purbakala yang tidak begitu dikenal namun memliki kegunaan serupa Stonehenge, yakni Avebury—situs batu melingkar terbesar di Eropa.<br><br>Jangkauan zaman neolitik di area Avebury lebih jauh dibandingkan kawasan lainnya, antara lain sampai ke Wales, di mana masyarakat Britons kuno mendapatkan bebatuan biru sebagai material utama lingkaran dalam Stonehenge.<br><br>Permukiman tertua Inggris dipastikan berada di Wiltshire<br>Tradisi Mongolia berumur 6.000 tahun yang hampir hilang<br>Di sisi lain, Parker Pearson menyebut batu-batu besar Stonehenge didatangkan dari area Avebury. Ini menandakan bentang alam dari zaman neolitik tersebut saling berhubungan Plateau Salisbury, Avebury, Bukit Preseli di Wales, dan kawasan lain yang memiliki banyak tugu prasejarah.<br><br>Parker menilai, batu-batu biru dari Wales adalah batu pertama yang diletakkan di Stonehenge. Asal-muasal monumen itu sangat penting diketahui.<br><br>Batu-batu itu disebut sebagai simbol nenek moyang masyarakat Briton barat. Parker berkata, "membawa batu-batu itu ke Plateau Salisbury merupakan medium pemersatu dua masyarakat neolitik di selatan Inggris."<br><br>Kini, Bukit Preseli terlihat berbintik karena keberadaan dolmen atau meja batu datar yang ditopang tiang batu. "Massa jenis dolmen-dolmen itu menunjukkan kawasan itu merupakan area vital, baik secara politik dan religius, 700 tahun sebelum Stonehenge dibangun," kata Parker.<br><br>Pernyataan Parker itu secara tidak langsung memunculkan probabilitas Bukti Preseli sebagai daerah unggul di seantero Inggris barat pada tahun 3000 sebelum masehi.<br><br>Saatnya bertanya<br><br>Meskipun kita setuju tentang teori yang menyebut pengangkutan batu-batu dari Wales itu simbolik dan politis, teori itu menghadirkan misteri lain, yaitu tentang cara masyarakat prasejarah di Briton memindahkan batu-batu besar tersebut.<br><br>Sejumlah peneliti menyebut mereka sama sekali tak mengangkut batu-batu itu, melainkan gletser atau bongkahan es yang terbentuk dari endapan salju. Namun penemuan dua bongkah batu tambang di Preseli mengakhiri hampir seluruh perdebatan itu.<br><br>Peneliti juga telah bereksperimen tentang cara memindahkan batu-batu besar itu sejauh 260 kilometer dari Wales. Merujuk Parker Pearson, mereka mendapati fakta bahwa mengangkut benda megalitikum seperti bebatuan biru yang beratnya rata-rata dua ton, sebenarnya tidak sulit, bahkan bisa hanya dengan meletakkannya di atas kereta pengeret.<br><br>Pada temuan baru lainnya, arkeolog menemukan sisa kremasi yang dikubur di Stonehenge. Ekskavasi yang dilakukan proyek Stonehenge Riverside tahun 2008 menemukan kembali sekitar 58 pemakaman, yang terdiri dari setidaknya sembilan laki-laki dan 14 perempuan.<br><br>Merujuk pandangan bahwa orang yang dikuburkan di Stonehenge memiliki status sosial yang tinggi, temuan itu memantik pertanyaan tentang peran perempuan pada era neolitik.<br><br>"Kerap kali muncul hal baru dari Stonehenge, tapi saya tetap saja terkejut kita terus menemukan banyak hal—bahkan di area yang sudah dipelajari secara intensif selama bertahun-tahun," kata Gaffney.<br><br>Temuan terakhir dari Durrington menunjukkan, teknologi terkini tak hanya mampu menemukan situs baru, tapi juga mengubah cara kita memahami situs prasejarah tersebut.<br><br>"Temuan itu tidak cuma menegaskan keunikan Stonehenge, tapi juga betapa pentingnya bentang alam di sekitar tugu prasejarah tersebut—dan kita baru saja mulai memahami cara area itu berkembang dan arti Stonehenge bagi orang-orang yang membangunnya."<br><br>Meski demikian, tak peduli berapa temuan yang muncul, Stonehenge sepertinya akan tetap melemparkan beragam pertanyaan yang patut direnungkan para peneliti dan media massa. Masyarakat neolitik ini memiliki keterampilan dan ambisi yang besar.<br><br>Tidak mudah bagi kita yang hidup serba instan di era modern ini untuk memahami monumen besar yang didirikan secara sempurna dalam beberapa abad itu.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-34603456109684987562021-11-29T09:12:00.000+00:002021-11-29T09:13:25.725+00:00Vila Romawi yang terpendam 1.700 tahun ditemukan<div dir="ltr">Vila Romawi yang terpendam 1.700 tahun ditemukan di lahan pertanian, penemuan 'paling signifikan' di Inggris.<br><br>Sebuah vila Romawi dengan mosaik langka yang menggambarkan adegan-adegan dari puisi Iliad karya penulis Yunani kuno, Homer ditemukan di lahan pertanian di wilayah Rutland, Inggris.<br><br>Lembaga Historic England menggambarkan mosaik tersebut sebagai "salah satu penemuan paling luar biasa dan signifikan yang pernah ada di Inggris".<br><br>Para arkeolog dari Universitas Leicester tengah menyelidiki penemuan tersebut.<br><br>Saat ini, mosaik dan kompleks vila di sekitarnya telah dilindungi sebagai monumen bersejarah yang penting oleh Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga (DCMS) atas saran dari Historic England.<br><br>Vila Romawi ini pertama kali ditemukan oleh Jim Irvine, yang merupakan putra dari pemilik tanah bernama Brian Naylor. Dia menemukan vila ini setelah merasa ada yang aneh dari gerabah di lahan tersebut saat berjalan-jalan di atasnya selama karantina wilayah tahun 2020.<br><br>Kompleks vila ini diperkirakan ditinggali oleh seseorang yang kaya raya pada periode akhir Romawi.<br><br>Mosaik yang berbentuk seperti lantai itu berukuran 11 meter x 7 meter dan diperkirakan sebagai area makan atau hiburan.<br><br>Di wilayah Kekaisaran Romawi, mosaik biasanya digunakan di bangunan-bangunan milik pribadi maupun publik dan sering kali menampilkan tokoh-tokoh mitologi terkenal.<br><br>Namun, mosaik yang ditemukan di Rutland dianggap unik karena menampilkan sosok Achilles dan pertempurannya dengan Hector pada akhir Perang Troya.<br><br>Saat ini, mosaik itu telah kembali ditutup. Mosaik itu telah terlindung dengan baik selama 1,5 milenium pada kedalaman 0,6 meter di bawah tanah. Penutupannya kembali di bawah tanah tidak akan merusaknya lebih lanjut.<br><br>Jim Irvine, sebagai orang yang pertama kali menemukan mosaik itu, berharap orang-orang bisa berkunjung ke situs itu suatu hari nanti. Namun sejauh ini, belum ada keputusan terkait itu.<br><br>Situs ini sangat besar dan hanya sebagian kecil kompleks yang telah digali. Penggalian lebih lanjut memungkinkan akan ada lebih banyak penemuan.<br><br>Penyelidikan sejauh ini mengungkapkan bahwa vila yang besar itu dikelilingi oleh lumbung, dengan struktur melingkar yang sepertinya berupa rumah pemandian.<br><br>Kompleks ini sepertinya juga ditempati oleh seseorang yang memiliki pengetahuan sastra klasik antara abad ke-3 dan ke-4 Masehi.<br><br>Wakil Direktur Layanan Arkeologi Universitas Leicester dan manajer dari proyek penggalian ini mengatakan, "Ini adalah penemuan mosaik Romawi yang paling menarik di Inggris seabad terakhir.<br><br>"Ini memberi perspektif baru mengenai perilaku orang-orang pada masa itu, hubungan mereka dengan sastra klasik, serta memberi tahu kita banyak hal mengenai orang yang membiayai pembuatan mosaik ini.<br><br>"Orang ini memiliki pengetahuan klasik, juga memiliki uang untuk memesan pembuatan mosaik sedetail itu. Ini juga mosaik pertama yang menggambarkan kisah-kisah ini yang pernah ditemukan di Inggris."<br><br>Direktur Eksekutif Historic England, Duncan Wilson, menambahkan bahwa "penemuan mosaik langka dengan ukuran sebesar ini serta vila di sekitarnya adalah penemuan yang sungguh luar biasa.<br><br>"Penemuan seperti ini sangat penting membantu kami mengumpulkan sejarah. Dengan melindungi situs ini, kami bisa terus mempelajarinya, dan kami sangat menantikan apa yang bisa ditemukan dari penggalian lebih lanjut mengenai orang-orang yang meninggalinya lebih dari 1.500 tahun lalu."<br><br>Dia kemudian menghubungi tim arkeologi di Dewan Leicestershire.<br><br>'Penemuan menakjubkan': Arkeolog temukan monumen Neolitik berusia 4.500 tahun dekat Stonehenge<br>Situs Majapahit ditemukan di Kota Malang: 'Ada yang menemukan emas, lalu dijual'<br>Gambar hantu 'laki kurus gentayangan' pada keping tanah liat berusia 3.500 tahun ditemukan<br>Irvine mengatakan keluarganya telah bertani di lahan tersebut selama 50 hingga 60 tahun.<br><br>"Selama karantina wilayah tahun lalu, saya melihat beberapa tembikar di tanah tidak terlihat seperti sebelumnya.<br><br>"Kami kemudian menggalinya dengan skop dan ternyata saya berdiri tepat di atasnya.<br><br>"Rasanya sangat menakjubkan bisa melihat sesuatu yang terpendam selama lebih dari 1.700 tahun.<br><br>"Yang membuat saya semakin tertarik adalah, apa yang akan terungkap selanjutnya dari situs ini, karena sejauh ini semuanya luar biasa."<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-28437427486759987992021-11-13T05:45:00.001+00:002021-11-13T05:45:36.476+00:00Cincin Berusia 1400 Tahun Ditemukan di Palestina<div dir="ltr"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-B563Mk35tWo/YY9RAHOMIbI/AAAAAAAAClo/PiBLeMvUZJcKEoZhJMj1IysHUeZATzlpwCK4BGAYYCw/s1600/image-736480.png"><img src="http://2.bp.blogspot.com/-B563Mk35tWo/YY9RAHOMIbI/AAAAAAAAClo/PiBLeMvUZJcKEoZhJMj1IysHUeZATzlpwCK4BGAYYCw/s320/image-736480.png" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_7029926605729046962" /></a><br>Sebuah cincin emas kuno bertatahkan batu kecubung ungu telah ditemukan di kilang anggur kuno terbesar di dunia. Cincin yang menakjubkan ini ditemukan saat melakukan penggalian di Kota Yavne, Palestina. <br><br>Lokasi ditemukannya cincin itu sama dengan lokasi kilang anggur Bizantium seluas 75 ribu kaki persegi, yang diresmikan awal tahun ini. Kilang anggur itu dapat menghasilkan hingga dua juta liter anggur per tahun. <br><br>Batu cincin tersebut tampak berwarna cerah ungu. Kemungkinan cincin itu dipakai oleh seseorang yang bertubuh tinggi untuk menunjukkan kekayaannya, mungkin sekitar abad ke-7 Masehi, yang berarti usianya mencapai 1.400 tahun. <br><br>Namun, ada kemungkinan juga pemakai terakhirnya adalah seorang ahli anggur yang percaya bahwa batu ungu akan melindunginya dari efek alkohol, sebuah cerita legenda yang dipercaya secara luas pada zaman kuno. <br><br>Dalam Alkitab disebutkan bahwa batu yang dibuat menjadi cincin tersebut merupakan salah satu dari 12 jenis batu yang biasanya diletakkan di dada imam besar. <br><br>Menurut Alkitab, batu kecubung adalah salah satu dari 12 batu yang harus dikenakan dalam pakaian upacara imam besar untuk menandakan kenikmatan kekayaan, prestise, dan perbedaan dari orang lain. <br><br>Batu kecubung atau ametis juga merupakan jenis batuan mineral kuarsa. Batu kecubung biasanya berwarna ungu sampai merah muda. Dalam sejarah, ungu merupakan warna yang digunakan oleh raja, ratu, dan anggota keluarga kerajaan lain. <br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-80967454727788627982021-11-04T03:52:00.001+00:002021-11-04T03:52:29.270+00:00Penulisan dan pengumpulan Al-Qur’an<div dir="ltr">Penulisan dan pengumpulan Al-Qur'an melewati tiga jenjang. <br><br>Tahap Pertama. <br><br>Zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada jenjang ini penyandaran pada hafalan lebih banyak daripada penyandaran pada tulisan karena hafalan para Sahabat Radhiyallahu 'anhum sangat kuat dan cepat di samping sedikitnya orang yang bisa baca tulis dan sarananya. Oleh karena itu siapa saja dari kalangan mereka yang mendengar satu ayat, dia akan langsung menghafalnya atau menuliskannya dengan sarana seadanya di pelepah kurma, potongan kulit, permukaan batu cadas atau tulang belikat unta. Jumlah para penghapal Al-Qur'an sangat banyak <br><br>Dalam kitab Shahih Bukhari dari Anas Ibn Malik Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengutus tujuh puluh orang yang disebut Al-Qurra'. Mereka dihadang dan dibunuh oleh penduduk dua desa dari suku Bani Sulaim ; Ri'l dan Dzakwan di dekat sumur Ma'unah. Namun di kalangan para sahabat selain mereka masih banyak para penghapal Al-Qur'an, seperti Khulafaur Rasyidin, Abdullah Ibn Mas'ud, Salim bekas budak Abu Hudzaifah, Ubay Ibn Ka'ab, Mu'adz Ibn Jabal, Zaid Ibn Tsabit dan Abu Darda Radhiyallahu 'anhum.<br><br>Tahap Kedua <br><br>Pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu tahun dua belas Hijriyah. Penyebabnya adalah : Pada perang Yamamah banyak dari kalangan Al-Qurra' yang terbunuh, di antaranya Salim bekas budak Abu Hudzaifah ; salah seorang yang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengambil pelajaran Al-Qur'an darinya. <br><br>Maka Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu memerintahkan untuk mengumpulkan Al-Qur'an agar tidak hilang. Dalam kitab Shahih Bukahri disebutkan, bahwa Umar Ibn Khaththab mengemukakan pandangan tersebut kepada Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu setelah selesainya perang Yamamah. Abu Bakar tidak mau melakukannya karena takut dosa, sehingga Umar terus-menerus mengemukakan pandangannya sampai Allah Subhanahu wa Ta'ala membukakan pintu hati Abu Bakar untuk hal itu, dia lalu memanggil Zaid Ibn Tsabit Radhiyallahu 'anhu, di samping Abu Bakar bediri Umar, Abu Bakar mengatakan kepada Zaid : "Sesunguhnya engkau adalah seorang yang masih muda dan berakal cemrerlang, kami tidak meragukannmu, engkau dulu pernah menulis wahyu untuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka sekarang carilah Al-Qur'an dan kumpulkanlah!", Zaid berkata : "Maka akupun mencari dan mengumpulkan Al-Qur'an dari pelepah kurma, permukaan batu cadas dan dari hafalan orang-orang. Mushaf tersebut berada di tangan Abu Bakar hingga dia wafat, kemudian dipegang oleh Umar hingga wafatnya, dan kemudian di pegang oleh Hafsah Binti Umar Radhiyallahu 'anhuma. Diriwayatkan oleh Bukhari secara panjang lebar. <br><br>Kaum muslimin saat itu seluruhnya sepakat dengan apa yang dilakukan oleh Abu Bakar, mereka menganggap perbuatannya itu sebagai nilai positif dan keutamaan bagi Abu Bakar, sampai Ali Ibn Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu mengatakan : "Orang yang paling besar pahalanya pada mushaf Al-Qur'an adalah Abu Bakar, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi rahmat kepada Abu Bakar karena, dialah orang yang pertama kali mengumpulkan Kitab Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br><br>Tahap Ketiga <br><br>Pada zaman Amirul Mukminin Utsman Ibn Affan Radhiyallahu 'anhu pada tahun dua puluh lima Hijriyah. Sebabnya adalah perbedaan kaum muslimin pada dialek bacaan Al-Qur'an sesuai dengan perbedaan mushaf-mushaf yang berada di tangan para sahabat Radhiyallahu 'anhum. Hal itu dikhawatirkan akan menjadi fitnah, maka Utsman Radhiyallahu 'anhu memerintahkan untuk mengumpulkan mushaf-mushaf tersebut menjadi satu mushaf sehingga kaum muslimin tidak berbeda bacaannya kemudian bertengkar pada Kitab Allah Subhanahu wa Ta'ala dan akhirnya berpecah belah. <br><br>Dalam kitab Shahih Bukhari disebutkan, bahwasanya Hudzaifah Ibnu Yaman Radhiyallahu 'anhu datang menghadap Utsman Ibn Affan Radhiyallahu 'anhu dari perang pembebasan Armenia dan Azerbaijan. Dia khawatir melihat perbedaaan mereka pada dialek bacaan Al-Qur'an, dia katakan : "Wahai Amirul Mukminin, selamtakanlah umat ini sebelum mereka berpecah belah pada Kitab Allah Subhanahu wa Ta'ala seperti perpecahan kaum Yahudi dan Nasrani!" Utsman lalu mengutus seseorang kepada Hafsah Radhiyallahu 'anhuma : "Kirimkan kepada kami mushaf yang engkau pegang agar kami gantikan mushaf-mushaf yang ada dengannya kemudian akan kami kembalikan kepadamu!", Hafshah lalu mengirimkan mushaf tersebut.<div> <br>Kemudian Utsman memerintahkan Zaid Ibn Tsabit, Abdullah Ibn Az-Zubair, Sa'id Ibnul Ash dan Abdurrahman Ibnul Harits Ibn Hisyam Radhiyallahu 'anhum untuk menuliskannya kembali dan memperbanyaknya. Zaid Ibn Tsabit berasal dari kaum Anshar sementara tiga orang yang lain berasal dari Quraisy. Utsman mengatakan kepada ketiganya : "Jika kalian berbeda bacaan dengan Zaid Ibn Tsabit pada sebagian ayat Al-Qur'an, maka tuliskanlah dengan dialek Quraisy, karena Al-Qur'an diturunkan dengan dialek tersebut!", merekapun lalu mengerjakannya dan setelah selesai, Utsman mengembalikan mushaf itu kepada Hafshah dan mengirimkan hasil pekerjaan tersebut ke seluruh penjuru negeri Islam serta memerintahkan untuk membakar naskah mushaf Al-Qur'an selainnya. <br><br>Utsman Radhiyallahu 'anhu melakukan hal ini setelah meminta pendapat kepada para sahabat Radhiyalahu 'anhum yang lain sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ali Radhiyallahu 'anhu bahwasanya dia mengatakan : "Demi Allah, tidaklah seseorang melakukan apa yang dilakukan pada mushaf-mushaf Al-Qur'an selain harus meminta pendapat kami semuanya", Utsman mengatakan : "Aku berpendapat sebaiknya kita mengumpulkan manusia hanya pada satu Mushaf saja sehingga tidak terjadi perpecahan dan perbedaan". Kami menjawab : "Alangkah baiknya pendapatmu itu". <br><br>Mush'ab Ibn Sa'ad mengatakan : "Aku melihat orang banyak ketika Utsman membakar mushaf-mushaf yang ada, merekapun keheranan melihatnya", atau dia katakan : "Tidak ada seorangpun dari mereka yang mengingkarinya, hal itu adalah termasuk nilai positif bagi Amirul Mukminin Utsman Ibn Affan Radhiyallahu 'anhu yang disepakati oleh kaum muslimin seluruhnya. Hal itu adalah penyempurnaan dari pengumpulan yang dilakukan Khalifah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu 'anhu.<br><br>Perbedaan antara pengumpulan yang dilakukan Utsman dan pengumpulan yang dilakukan Abu Bakar Radhiyallahu anhuma adalah : Tujuan dari pengumpulan Al-Qur'an di zaman Abu Bakar adalah menuliskan dan mengumpulkan keseluruhan ayat-ayat Al-Qur'an dalam satu mushaf agar tidak tercecer dan tidak hilang tanpa membawa kaum muslimin untuk bersatu pada satu mushaf ; hal itu dikarenakan belih terlihat pengaruh dari perbedaan dialek bacaan yang mengharuskannya membawa mereka untuk bersatu pada satu mushaf Al-Qur'an saja. <br><br>Sedangkan tujuan dari pengumpulan Al-Qur'an di zaman Utsman Radhiyallahu 'anhu adalah : Mengumpulkan dan menuliskan Al-Qur'an dalam satu mushaf dengan satu dialek bacaan dan membawa kaum muslimin untuk bersatu pada satu mushaf Al-Qur'an karena timbulnya pengaruh yang mengkhawatirkan pada perbedaan dialek bacaan Al-Qur'an. <br><br>Hasil yang didapatkan dari pengumpulan ini terlihat dengan timbulnya kemaslahatan yang besar di tengah-tengah kaum muslimin, di antaranya : Persatuan dan kesatuan, kesepakatan bersama dan saling berkasih sayang. Kemudian mudharat yang besarpun bisa dihindari yang di antaranya adalah : Perpecahan umat, perbedaan keyakinan, tersebar luasnya kebencian dan permusuhan. <br><br>Mushaf Al-Qur'an tetap seperti itu sampai sekarang dan disepakati oleh seluruh kaum muslimin serta diriwayatkan secara Mutawatir. Dipelajari oleh anak-anak dari orang dewasa, tidak bisa dipermainkan oleh tangan-tangan kotor para perusak dan tidak sampai tersentuh oleh hawa nafsu orang-orang yang menyeleweng. <br><br>Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala Tuhan langit, Tuhan bumi dan Tuhan sekalian alam.<br></div></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-75737674337173229422021-11-04T01:52:00.001+00:002021-11-04T01:52:40.765+00:00Sejarah awal penulisan Al-Quran<div dir="ltr">Penulisan Al Quran telah dimulai pada zaman Rasulullah ﷺ. Namun, Al-Quran lebih banyak dihapalkan dari pada ditulis karena kemampuan menghapal para Sahabat radhiyallahu 'anhum sangat kuat dan cepat, dan jumlah penghapal sangat banyak.<br><br>Di sisi lain, pada masa itu jumlah orang yang dapat membaca dan menulis sedikit, serta sarananya masih terbatas, yakni pelepah kurma, potongan kulit, permukaan batu cadas atau tulang belikat unta.<br><br>Pada zaman Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu (573-634 Masehi) tahun dua belas Hijriah, banyak penghapal Al-Quran yang wafat terbunuh dalam beberapa peperangan. Maka Abu Bakar radhiyallahu 'anhu memerintahkan para sahabat untuk mengumpulkan Al-Quran agar tidak hilang.<br><br>Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Umar Ibn Khaththab radhiyallahu 'anhu mengemukakan gagasan untuk menulis Al-Quran kepada Abu Bakar radhiyallahu 'anhu setelah selesainya perang Yamamah (632 Masehi).<br><br>Namun Abu Bakar radhiyallahu 'anhu tidak mau melakukannya karena takut dosa, sehingga Umar radhiyallahu 'anhu terus-menerus mengemukakan pandangannya sampai Allah ﷻ membukakan pintu hati Abu Bakar radhiyallahu 'anhu.<br><br>Kemudian, beliau memanggil Zaid Ibn Tsabit radhiyallahu 'anhu guna mencari dan mengumpulkan naskah Al-Quran yang ditulis di atas pelepah kurma, permukaan batu cadas dan dari hapalan para sahabat.<br><br>Mushaf tersebut berada di tangan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu hingga wafat, kemudian dipegang oleh Umar radhiyallahu 'anhu hingga wafat, dan kemudian di pegang oleh Hafsah Binti Umar radhiyallahu 'anha.<br> <br>Seiring dengan penyebaran Islam ke luar wilayah Arab, pada zaman Khalifah Utsman Ibn Affan radhiyallahu 'anhu (577-656 Masehi) pada tahun dua puluh lima Hijriah, muncul perbedaan di antara kaum Muslimin dalam hal dialek bacaan Al-Quran. Perbedaan itu sesuai dengan mushaf-mushaf yang berada di tangan para Sahabat radhiyallahu 'anhum.<br><br>Perbedaan dialek itu dikhawatirkan akan menjadi fitnah, sehingga Utsman radhiyallahu 'anhu memerintahkan untuk mengumpulkan mushaf-mushaf tersebut menjadi satu mushaf guna menyamakan bacaan Al-Quran.<br><br>Utsman memerintahkan Zaid Ibn Tsabit, Abdullah Ibn Az-Zubair, Sa'id Ibnul Ash dan Abdurrahman Ibnul Harits Ibn Hisyam radhiyallahu 'anhum untuk menuliskan kembali naskah-naskah Al-Quran yang telah ada sebelumnya (dipegang oleh Hafshah) dan memperbanyaknya.<br><br>Zaid Ibn Tsabit berasal dari kaum Anshar sementara tiga orang yang lain berasal dari Quraisy.<br><br>Setelah menyelesaikan penulisan Al-Quran dalam dialek Quraisy (karena Al-Quran diturunkan dengan dialek tersebut), Utsman radhiyallahu 'anhu mengembalikan mushaf itu kepada Hafshah dan mengirimkan hasil pekerjaan tersebut ke seluruh penjuru negeri Islam.<br><br>Khalifah Utsman radhiyallahu 'anhu juga memerintahkan untuk membakar naskah mushaf Al-Qur'an selainnya.<br><br>Kebijakan Utsman radhiyallahu 'anhu menjadikan mushaf Al-Quran tak berubah dari awal sampai sekarang, disepakati oleh seluruh kaum Muslimin serta diriwayatkan secara akuntabel menurut kaidah periwayatan dalam Islam.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-18150385547833986592021-11-04T01:48:00.000+00:002021-11-04T01:49:10.455+00:00Al-Quran Disusun dan Diurutkan<div dir="ltr">Ada banyak pendapat yang mengemukakan tentang metode penyusunan Al-Quran. Berikut ini adalah salah satu di antaranya.<br><br>Penyusunan al-Quran Sejak Masa Nabi Muhammad<br><br>Sebagian ulama meyakini bahwa metode penyusunan Al-Quran sebenarnya sudah dimulai sejak masa Nabi Muhammad masih hidup. Selain mengajarkan bacaan dan pemahamannya, Rasulullah juga mengajarkan bagaimana letak ayat Al-Quran tersebut nantinya di dalam Al-Quran. Hanya saja, pada saat itu, Al-Quran masih belum dibukukan menjadi kitab seperti sekarang ini.<br><br>Salah satu alasan mengapa Al-Quran tidak langsung dibukukan adalah karena wahyu masih belum selesai turun selama Nabi Muhammad masih hidup. Sedangkan, jika penulisan Al-Quran langsung dilakukan, maka kitab Al-Quran akan terus mengalami perubahan karena adanya ayat atau wahyu baru yang datang. Karena itu, proses pembukuan ayat – ayat dalam Al-Quran tidak dilakukan.<br><br>Akan tetapi, ada beberapa sahabat yang memang ditugaskan secara khusus untuk mencatat setiap ayat atau wahyu yang turun. Yaitu Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan Ubay bin Ka'ab. Mereka menuliskan ayat al-Quran di berbagai media yang bisa digunakan saat itu. Mulai dari pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, hingga potongan tulang binatang.<br><br>Ayat Al-Quran Mulai Dibukukan<br>Setelah Nabi Muhammad wafat, tepatnya saat pemerintahan Abu Bakar, para sahabat mengumpulkan lembaran mushaf tersebut. Kebutuhan untuk menuliskan ayat Al-Quran baru dimulai setelah Perang Yamamah terjadi. Perang tersebut membuat banyak sahabat penghafal Quran syahid. Sehingga, sebagian sahabat khawatir ayat Al-Quran akan menghilang.<br><br>Salah satu sahabat yang merasa khawatir adalah Umar bin Khattab. Dia mengadukan hal tersebut kepada Abu Bakar dan mengusulkan untuk menyusun Al-Quran menjadi sebuah kitab. Sayangnya, Abu Bakar menolak karena menganggap Rasulullah tidak melaksanakan atau mengamanahkan hal tersebut.<br><br>Namun, setelah beberapa waktu, akhirnya Abu Bakar menyetujui hal tersebut. Dia lalu mengundang Zaid bin Tsabit dan menunjuknya sebagai ketua pelaksana. Zaid yang awalnya menolak seperti Abu Bakar pun akhirnya menyetujui ide tersebut.<br><br>Mengumpulkan Al-Quran tentu saja bukan tugas yang ringan. Karena itu, Zaid dibantu oleh banyak sahabat untuk menyelesaikannya. Mereka berupaya mengumpulkan lembaran Al-Quran yang tersebar di berbagai tempat dan media. Lembaran yang sudah terkumpul itu diserahkan kepada Abu Bakar hingga wafat.<br><br>Selanjutnya, tugas tersebut dilanjutkan kembali oleh Umar bin Khattab sebagai khalifah setelah Abu Bakar. Setelah Umar meninggal, lembaran Al-Quran yang sudah terkumpul tersebut dijaga oleh istri Rasulullah, Hafshah binti Umar bin Khathtab.<br><br>Sejarah Rasm Usmani<br>Pada masa pemerintahan Utsman, seorang sahabat yang bernama Hudzaifah datang kepada Utsman dan menyampaikan kondisi umat Islam saat itu. Dimana banyak umat Islam yang saling berselisih paham mengenai Al-Quran.<br><br>Menanggapi masalah tersebut, Utsman memutuskan untuk meminta Hafshah membawakan lembaran Al-Quran yang ada padanya. Selanjutnya, Utsman memberikan lembaran tersebut kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair, Ibnu Abbas, dan Abdullah bin Haris untuk menyalin al-Quran tersebut menjadi satu kitab.<br><br>Hasil dari salinan tersebutlah yang dikenal sebagai Al-Quran dengan kaidah Rasm Usmani atau Al-Quran yang ditulis dengan gaya penulisan Khalifah Utsman bin Affan. Al-Quran dengan kaidah Rasm Usmani masih terus dipakai sampai saat ini di berbagai belahan dunia.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-64681618976109528662021-11-04T00:01:00.001+00:002021-11-04T00:01:56.148+00:00Makam Kuno Zaman Firaun Ditemukan, Usianya 3.200 Tahun<div dir="ltr">Arkeolog menemukan sebuah makam berusia lebih dari 3.200 tahun di Saqqara. Rupanya, ini adalah makam pejabat senior salah satu Firaun paling kuat Mesir, Ramses II.<br>Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir mengumumkan temuan ini pada 30 Oktober. Berdasarkan prasasti yang ditemukan di makam, disebutkan bahwa Ptah-M-Wia, orang yang dimakamkan di sana, memegang sejumlah posisi termasuk kepala perbendaharaan dan kepala pengawas ternak pada masa pemerintahan Ramses II.<br><br>Ramses II memerintah 1279-1213 SM dan berhasil mengembangkan Kerajaan Mesir sampai Suriah zaman modern. Ramses II juga dikenal karena upaya pembangunannya, termasuk perluasan Kuil Karnak.<br><br>Sementara itu, Ptah-M-Wia adalah seorang kepala perbendaharaan berabad-abad lampau sebelum zaman penemuan koin yang dicetak. Pada masa itu, orang-orang melakukan transaksi pembayaran dengan barang atau logam mulia.<br><br>Di sisa-sisa makam Ptah-M-Wia, para arkeolog menemukan serangkaian lukisan dinding yang menunjukkan orang-orang memimpin ternak dan hewan lain untuk disembelih. Adegan ini bisa jadi terkait dengan posisi Ptah-M-Wia sebagai pengawas peternakan. Sejauh ini, tidak ada sisa-sisa manusia yang ditemukan di makam tersebut.<br><br>Beberapa ukiran di makam juga menggambarkan seorang pria, kemungkinan adalah Ptah-M-Wia. Dalam satu ukiran, ia ditampilkan duduk di samping beberapa guci dan sebuah benda yang terlihat seperti tanduk.<br><br>Para peneliti saat ini sedang menganalisis hieroglif yang ditemukan di atas ukiran yang menunjukkan, antara lain, bahwa selain tugasnya yang lain, Ptah-M-Wia bertugas membuat "persembahan ilahi" di salah satu kuil yang dibangun oleh Ramses II di Thebes (sekarang bernama Luxor).<br><br>Firaun membangun atau memperluas beberapa kuil di Thebes selama masa pemerintahannya, dan tidak diketahui di mana Ptah-M-Wia memberikan persembahan.<br><br>Ola Al-Ajizi, seorang profesor arkeologi di Universitas Kairo, memimpin tim yang menemukan makam tersebut. Para arkeolog terus menggali dan menganalisis makam dan daerah sekitarnya. Penemuan ini sangat menguntungkan, karena Saqqara memiliki sejumlah besar situs arkeologi yang mencakup Piramida Djoser yang berusia 4.700 tahun.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-62895946308640853572021-10-28T01:55:00.001+01:002021-10-28T01:55:40.930+01:00Hidup bersama mumi-mumi tertua di dunia<div dir="ltr">"Mungkin hidup di kompleks permakaman tampak aneh bagi sebagian orang, tapi kami sudah terbiasa," ujar Ana Maria Nieto, yang bermukim di Kota Arica, Chile.<br><br>Arica, yang berbatasan dengan Peru, dibangun di atas bukit pasir di Gurun Atacama, gurun terkering di dunia.<br><br>Namun, jauh sebelum kota pesisir itu didirikan pada abad ke-16, kawasan tersebut sudah dihuni orang-orang Chinchorro.<br><br>Budaya Chinchorro menjadi sorotan publik pada Juli lalu, manakala organisasi kebudayaan PBB (UNESCO) memasukkan ratusan mumi yang diawetkan orang-orang Chinchorro ke dalam Daftar Warisan Dunia.<br><br>Mumi-mumi Chinchorro pertama kali didokumentasikan oleh arkeolog asal Jerman bernama Max Uhle, setelah menemukan sejumlah mumi di pantai. Namun, perlu waktu selama berpuluh tahun guna menentukan umur mumi-mumi tersebut.<br><br>Penanggalan radiokarbon akhirnya memperlihatkan bahwa mumi-mumi tersebut berumur lebih dari 7.000 tahun lalu—lebih tua 2.000 tahun dari mumi-mumi Mesir kuno yang diketahui secara luas oleh khalayak dunia.<br><br>Fakta ini menjadi bukti arkeologis bahwa mumi-mumi Chinchorro merupakan mumi artifisial paling tua di dunia.<br><br>Bernardo Arriaza, seorang ahli antropologi yang pakar di bidang kebudayaan Chinchorro, mengatakan kaum Chinchorro sengaja berlatih teknik mumifikasi.<br><br>Itu artinya mereka menggunakan teknik pengawetan jenazah, alih-alih sengaja membiarkan jenazah menjadi mumi dalam iklim kering—walau ada pula ditemukan sejumlah jasad yang menjadi mumi secara alami di lokasi tersebut.<br><br>Orang-orang Chinchorro, menurut Arriaza, membuat sayatan kecil pada jasad yang hendak dijadikan mumi untuk mengeluarkan organ-organ tubuh. Rongga yang ada kemudian dikeringkan, sedangkan kulit jenazah dikupas.<br><br>Orang-orang Chinchorro lantas mengisi jasad dengan serat-serat alami serta ranting untuk menegakkannya sebelum menggunakan ilalang untuk menjahit kulit.<br><br>Mereka juga memasang rambut hitam tebal di bagian kepala mumi dan menutupi wajahnya dengan tanah liat serta topeng. Lubang lalu dibuat pada bagian mata dan mulut.<br><br>Akhirnya, jasad dilukis dengan warna merah atau hitam menggunakan pigmen dari mineral, oker, mangan, dan besi oksida.<br><br>Metode dan pendekatan mumifikasi orang-orang Chinchorro amat berbeda dengan teknik yang digunakan bangsa Mesir kuno, kata Arriaza.<br><br>Letak perbedaannya, bangsa Mesir kuno tak hanya menggunakan minyak dan perban. Mereka juga hanya melakukan mumifikasi untuk kaum elite yang meninggal dunia. Sedangkan orang-orang Chinchorro memumifikasi para pria, perempuan, anak, bayi, hingga janin terlepas dari status mereka.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-32877682342250878212021-10-28T01:51:00.001+01:002021-10-28T01:51:46.988+01:00Amerika telah dihuni Viking ratusan tahun<div dir="ltr">Amerika telah dihuni Viking ratusan tahun sebelum Columbus datang - ungkap penelitian<br><br>Bangsa Viking yang mendiami Eropa bagian utara telah bermukim di Amerika Utara tepat 1.000 tahun lalu, 400 tahun lebih sebelum Christopher Columbus tiba di Amerika, menurut sebuah penelitian.<br><br>Para peneliti mengatakan teknik penanggalan dengan menganalisis lingkaran pohon telah memberikan bukti bahwa bangsa Viking telah menduduki sebuah situs di Newfoundland, Kanada, pada 1021.<br><br>Para ilmuwan meyakini permukiman itu dibuat bangsa Viking 471 tahun sebelum pelayaran pertama Christopher Columbus.<br><br>Sebelumnya, penjelajah dan pedagang asal Genoa, Italia itu dianggap sebagai penemu benua Amerika setelah ia berlayar mengarungi Samudra Atlantik.<br><br>Namun, sejumlah pihak meragukannya sebagai penemu "dunia baru" tersebut, sebab sudah lama diketahui bahwa orang Eropa mencapai Amerika sebelum kedatangan Columbus di Karibia pada tahun 1492.<br><br>Hasil penelitian yang dirilis di jurnal Nature ini mengungkap untuk pertama kalinya para peneliti memperkirakan waktu akurat kapan bangsa Eropa menjejakkan kaki di Amerika untuk pertama kalinya.<br><br>Para peneliti mengatakan telah menganalisis lingkaran pohon dari tiga potong kayu yang digunakan di permukiman Viking, yang juga dikenal dengan bangsa Norse, di L'Anse aux Meadows, Kanada.<br><br>Teknik penanggalan menggunakan badai matahari lama sebagai titik referensi digunakan pada tiga potong kayu rumah tersebut dan semuanya menunjuk tahun yang sama.<br><br>Oleh sebab itu, para peneliti menyematkan "tahun penebangan pohon yang tepat" adalah tahun 1021, atau 471 tahun sebelum Columbus tiba.<br><br>Badai matahari - ledakan besar radiasi dari Matahari yang menghantam Bumi - diketahui terjadi pada tahun 992 M, kata para ilmuwan. Hal ini memungkinkan mereka untuk menentukan tanggal yang lebih akurat dari perkiraan sebelumnya yang menyebut permukiman itu telah ada sejak sekitar tahun 1000.<br><br>"Asosiasi potongan-potongan [kayu] ini dengan bangsa Norse didasarkan pada penelitian terperinci yang sebelumnya dilakukan oleh Parks Canada," kata studi tersebut, seraya menambahkan bahwa ada bukti jelas bahwa sampel kayu telah dimodifikasi dengan peralatan logam.<br><br>Ia menambahkan bahwa permukiman L'Anse aux Meadows adalah basis permukiman di sejumlah lokasi lain, termasuk daerah yang terletak lebih jauh ke selatan.<br><br>Para penulis penelitian mengatakan penemuan tersebut merupakan titik definitif untuk penelitian masa depan tentang konsekuensi awal dari aktivitas transatlantik, termasuk tentang transfer pengetahuan dan potensi pertukaran informasi genetik dan patologi.<br><br>Dr Colleen Batey, seorang pakar Viking dari Institute for Northern Studies di Skotlandia, mengatakan penelitian ini tidak menafikan kemungkinan bangsa Viking tidak berada di daerah itu sebelum 1000 M.<br><br>"Ini menunjukkan bahwa permukiman berumur pendek itu aktif sekitar tahun 1021 ketika kayu sedang dikerjakan di lokasi, mungkin terkait dengan perbaikan bangunan atau kapal," katanya.<br><br>"Sebagai seorang arkeolog, saya mungkin menafsirkan ini sebagai salah satu tahap aktivitas pendudukan, tidak harus yang pertama atau bahkan yang terakhir."<br><br>L'Anse aux Meadows, situs warisan dunia UNESCO yang berlokasi di ujung paling utara pulau Newfoundland, adalah situs pertama dan satu-satunya yang diketahui didirikan oleh Viking di Amerika Utara dan menjadi bukti awal permukiman Eropa di Dunia Baru.<br><br>Penanggalan radiokarbon adalah teknik yang mengukur konsentrasi residu isotop radioaktif karbon (karbon-14) yang ada dalam suatu objek.<br><br>Karbon-14 meluruh dari waktu ke waktu dan kita bisa mengetahui usia suatu sampel dengan mengukur berapa banyak yang tersisa dari karbon itu.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-86599501853942897292021-03-17T01:38:00.001+00:002021-04-21T13:56:03.213+01:00Sparta<div dir="ltr">Sparta adalah kota pada zaman Yunani Kuno yang merupakan ibu kota Laconia dengan kota terpenting Peloponesus di tepi Sungai Eurotas. Sparta didirikan oleh orang-orang Doria yang mengalahkan Laconia dan Messenia yang pada perkembangannya menjadi sangat kuat dan berkuasa. Pada abad ke-7 SM, Sparta merupakan pusat kesusastraan namun sesudah tahun 600 SM ilmu kemiliteran yang lebih ditonjolkan.<br /><br />Anak-anak dari golongan berkuasa (Spartiate) dilatih menjadi militer. Di bawah golongan militer adalah golongan perioeci (tukang dan pedagang) dan helot (budak-budak). Hanya kaum Spartiate yang memiliki hak hukum dan hak sipil.<br /><br /><a href="https://shrinkme.io/ref/114774074388948807733">Sejarah</a><br />Prasejarah<br />Masa Prasejarah Sparta sulit untuk direkonstruksi, karena tidak banyak bukti tulisan dari masa tersebut dan juga distorsi oleh tradisi oral. Namun, bukti paling awal mengenai pemukiman manusia di wilayah Sparta adalah dari tembikar yang berasal dari periode pertengahan Neolitikum, ditemukan di sekitar Kouphovouno, sekitar dua kilometer selatan-barat daya Sparta .[2] Ini adalah jejak awal peradaban Sparta Mikene, seperti yang digambarkan dalam Illiad karya Homer.<br /><br /><a href="https://shrinkme.io/ref/114774074388948807733">Peradaban ini sepertinya jatuh ke dalam kemunduran pada akhir zaman perunggu. Menurut Herodotus, suku-suku Makedonia dari utara bergerak ke Peloponesia, di mana mereka disebut bangsa Doria, mereka menaklukan suku-suku setempat dan menetap di sana. Bangsa Doria tampaknya telah mulai mengembangkan batas wilayah Sparta hampir sebelum mereka mendirikan negara mereka sendiri. Sparta berjuang melawan Doria Argive di timur dan tenggara, dan juga Arkadia Achaea di barat laut. Bukti menunjukkan bahwa daerah Sparta relatif tidak dapat diakses karena topografi dataran Taygete sehingga Sparta memang sudah aman sejak awal.</a><br /><br />Menurut Herodotus dan Thucydides, antara abad ke-8 dan ke-7 SM Sparta mengalami periode ketiadaan hukum dan perselisihan sipil. Akibatnya, mereka melakukan serangkaian reformasi politik dan sosial di masyarakat yang kemudian mereka kaitkan dengan pemberi hukum mereka, Lykourgos Perubahan-perubahan ini menandai awal sejarah klasik Sparta.<br /></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-45437829718908061302021-03-17T01:36:00.001+00:002021-03-17T01:36:17.748+00:00Pertempuran Gaugamela<div dir="ltr">Pertempuran Gaugamela terjadi di Mesopotamia pada tahun 331 SM antara Aleksander Agung dari Makedonia dan Darius III dari Persia.<br><br>Pertempuran berlangsung di dekat sebuah bukit berbentuk punuk unta, nama etimologi: Tel Gomel atau Tel Gahmal, yang diterjemahkan sebagai "Gunung Unta" dalam bahasa Ibrani, terjemahan lainnya "Kandang Unta" (Plutarch: "Rumah Unta").<br><br>Lokasi<br>Dataran Gaugamela, sebelah timur Mosul, dekat Irbil di Irak Utara. Lokasi Gaugamela belum ditetapkan secara definitif, namun letaknya di (36.36°N 43.25°E).<br><br>Kekuatan Pasukan<br>Kepastian jumlah pasukan Persia masih diperdebatkan, beberapa sejarawan menyatakan tentara Darius III tidak lebih dari 50.000 orang, Warry memperkirakan seluruhnya berjumlah 91.000 orang, Welman memperkirakan 90.000 orang, Ludwig Henning DelbrÜ (1978) memperkirakan 52.000 orang, Engels (1920) dan Green (1990) memperkirakan tidak lebih besar dari 100.000 orang di Gaugamela. Senjata dan alat yang disiapkan berupa kereta perang berkuda yang dilengkapi pedang di roda kereta, Gajah India, tombak berukuran 2 - 3 meter, busur dan anak panah.<br><br>Sebaliknya, sebagian besar sejarawan setuju bahwa Pasukan Makedonia terdiri dari 40.000 infanteri dan 7.000 kavaleri. Senjata dan alat yang dipergunakan berupa perlengkapan perlindungan pasukan kavaleri, tombak panjang berukuran 6 meter, lembing, katapel, perisai, busur dan panah.<br><br>Strategi Perang<br>Persia<br>Strategi Darius III, Raja Persia, yaitu membawa pasukan berkumpul bersama sehingga dalam satu hari semuanya dapat diputuskan dan mereka akan terhindar dari kesulitan dan bahaya yang berkepanjangan. Harapannya adalah mengurung orang Makedonia dengan menggunakan kecepatan dan jumlah pasukan. Hati-hati memilih medan pertempuran, dataran luas Guagamela, untuk memberikan keuntungan pasukan kavalerinya atas perubahan yang dilakukan pasukan kavaleri Makedonia. Kereta perang berkuda yang dilengkapi pedang di roda dan pasukan gajah India disiapkan untuk memporakporandakan formasi pasukan tombak Makedonia.<br><br>Makedonia<br>Aleksander Agung menolak gagasan pertempuran di malam hari, dan memaksa Darius untuk mensiagakan dan mempertahankan pasukannya berdiri sepanjang malam. Sementara pasukan Makedonia beristirahat. Dia membentuk formasi pasukan Makedonia sedikit ke kiri dari pusat kekuatan pasukan Persia, dengan harapan pasukan Persia maju, secara tidak langsung, ke arah kiri, menjauhi pasukan kereta perang Darius, untuk menggagalkan serangan kejutan. Pasukan tombak Makedonia bersatu dan mendekati musuh sampai pasukan kavaleri dapat mengeksploitasi setiap kelemahan di garis musuh.<br><br>Taktik Perang<br><br>Persia<br>Persia merekrut kavaleri terbaik dari Satrapie Timur dan dari suku Scythian serta mengerahkan kereta perang berkuda yang dipersenjatai pedang di rodanya untuk membuka jalan atau membersihkan medan pertempuran di depan pasukannya. Dia juga memiliki pasukan gajah India.<br><br>Darius III berada di tengah pasukan infanteri (tradisi di antara raja-raja Persia). Ia dikelilingi oleh pasukan kavaleri, tentara bayaran Yunani, dan pasukan penjaga kuda Persia yang berada di sebelah kanannya, Pasukan Dewa, India dan pasukan pemanah kavaleri Mardian berada di sebalah kanan tengah.<br><br>Di kedua sisi ditempatkan pasukan kavaleri. Darius memerintahkan Bessus di sayap kiri dengan Bactrian, kavaleri Dahae, kavaleri Arachosian, kavaleri Persia, kavaleri Susian, kavaleri Cadusian, dan Scythians. Kereta perang ditempatkan di depan dengan sekelompok kecil Bactrian. Dan di sayap kanan dengan pasukan kavaleri dari Suriah, Median, Mesopotamia, Parthia, Sacian, Tapurian, Hyrcanian, Albania Kaukasia, Sacesinian, Kapadokia, dan Armenia. Pasukan kavaleri dari Kapadokia dan Armenia ditempatkan di depan dan memimpin serangan. Kavaleri Albania dan Sacesinian dikirim untuk mengapit Macedonia dari sebelah kiri.<br><br>Macedonia<br><br>Pasukan Macedonia dibagi dua, di sisi kanan pasukan di bawah komando Aleksander, dan di kiri oleh Parmenion. Aleksander bertarung bersama kavaleri sekutu yaitu Paionian, dan kavaleri Macedonia. Kavaleri tentara bayaran dibagi menjadi dua yaitu para veteran ditempatkan di sisi kanan dan di depan serta pemanah Macedonia Agrian yang ditempatkan di sebelah pasukan tombang panjang.<br><br>Pasukan Parmenion berada di sebelah kiri dengan Thessalian, tentara bayaran Yunani, dan kavaleri Thrakian untuk melakukan manuver, sedangkan pasukan Aleksander memberikan pukulan yang menentukan dari sebelah kanan.<br><br>Di sebelah kanan tengah, kereta perang tentara bayaran ditempatkan dan di belakang mereka terdapat pasukan kavaleri Phillip Thessalian dan tentara bayaran Achaian. Di sebelah kanan mereka terdapat pasukan kavaleri sekutu Yunani dan pasukan tombak panjang yang ditempatkan dalam dua baris. Baris kedua mendapat perintah untuk menangani setiap unit pengapit yang muncul. Baris kedua ini sebagian besar terdiri dari tentara bayaran.<br><br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-34205687590840949932021-03-17T01:33:00.001+00:002021-03-17T01:33:31.654+00:00Kekaisaran Persia Akhaimenia<div dir="ltr">Kekaisaran Persia Akhaimenia (atau Akhemeniyah) (sek. 550–330 SM), dikenal pula sebagai Kekaisaran Persia Pertama, adalah kekaisaran Persia (Iran) di Asia Selatan dan Barat Daya yang didirikan pada abad ke-6 SM oleh Koresh Agung, yang menggulingkan konfederasi Medes. Kekaisaran ini meluas hingga pada akhirnya menguasai wilayah yang amat besar di dunia kuno dan pada tahun 500 SM membentang dari Lembah Indus di timur, hingga ke Thrakia dan Makedonia di perbatasan timur laut Yunani. Tidak ada kekaisaran lain sebelum masa itu yang lebih besar daripada Kekaisaran Akhaimenia. Kekaisaran Akhaimenia pada akhirnya menguasai Mesir juga. Kekaisaran ini dipimpin oleh serangkaian raja yang menyatukan suku-suku dan bangsa-bangsanya yang terpisah-pisah dengan membangun jaringan jalan yang rumit.<br><br>Bangsa Persia menyebut diri mereka Pars, yang berasal dari nama suku Arya asli mereka Parsa, dan bermukim di daerah yang mereka beri nama Parsua (Persis dalam bahasa Yunani), yang dibatasi oleh Sungai Tigris di barat dan Teluk Persia di timur. Tempat ini menjadi wilayah pusat mereka pada masa Kekaisaran Akhaimenia. Dari daerah inilah Koresh Agung (Koresh II dari Persia) pada akhirnya muncul dan mengalahkan bangsa Medes, Lydia, dan Kekaisaran Babilonia, membuka jalan untuk penaklukan selanjutnya ke Mesir dan Asia Kecil.<br><br>Pada puncak kejayaannya setelah penaklukan Mesir, kekaisaran ini menempati wilayah seluas kira-kira 8 juta km2, meliputi tiga benua: Asia, Afrika, dan Eropa. Pada wilayah terluasnya, kekaisaran ini juga meliputi wilayah yang kini menjadi Iran, Turki, sebagian Asia Tengah, Pakistan, Thrakia, dan Makedonia, sebagian besar daerah pesisir Laut Hitam, Afghanistan, Irak, Arab Saudi utara, Yordania, Israel, Lebanon, Suriah, serta semua pusat pemukiman di Mesir kuno hingga ke barat sejauh Libya. Dalam sejarah Barat, Kekaisaran Akhaimenia disebutkan sebagai musuh negara-negara kota Yunani selama Perang Yunani-Persia. Kekaisaran ini juga terkenal karena emansipasi terhadap terhadap perbudakan termasuk pembebasan bangsa Yahudi dari pembuangan ke Babilonia dan karena membangun infrastruktur seperti sistem pos, sistem jalan, dan penggunaan bahasa resmi di seluruh wilayah kekuasaannya. Kekaisaran ini menerapkan administrasi birokratis terpusat di bawah pimpinan Kaisar serta memiliki pasukan militer profesional dan pasukan wajib militer yang besar, mengilhami perkembangan serupa di kekaisaran-kekaisaran lain pada masa selanjutnya. <br><br>Menurut pandangan tradisional, wilayah Kekaisaran Akhaimenia yang amat luas dan keragaman etnokulturalnya yang luar biasa pada akhirnya menjadi kerugian karena penyerahan kekuasaan kepada pemerintah lokal pada akhirnya melemahkan otoritas pusat milik raja, membuat banyak energi dan sumber daya terbuang akibat harus menghentikan pemberontakan lokal. Ini menjelaskan mengapa ketika Aleksander Agung (Aleksander III dari Makedonia) menginvasi Persia pada tahun 334 SM dia menghadapi suatu kekaisaran terpecah belah dengan pemimpin yang lemah, mudah untuk dihancurkan. Sudut pandang ini ditentang oleh beberapa sejarawan modern yang berpendapat bahwa Kekaisaran Akhaimenia tidak menderita krisis semacam itu pada masa Aleksander, dan bahwa hanya kericuhan pergantian kekuasaan internal yang terjadi di dalam keluarga Akhemenid yang pernah hampir melemahkan kekaisaran. Aleksander, yang merupakan pengagum Koresh Agung, pada akhirnya menyebabkan keruntuhan dan perpecahan kekaisaran sekitar tahun 330 SM, membuatnya terbagi menjadi Kerajaan Ptolemaik dan Kekaisaran Seleukia, selain juga wilayah-wilayah kecil lainnya yang memedekakan diri pada masa itu. Akan tetapi, kebudayaan Iran di dataran tinggi tengah tetap berkembang dan pada akhirnya kembali berkuasa pada abad ke-2 SM. <br><br>Warisan sejarah Kekaisaran Akhaimenia bukan hanya pengaruh teritorial dan militernya saja, melainkan meliputi pula pengaruh kebudaaan, sosial, dan keagamaan. Banyak orang Athena yang mengadopsi kebiasaan Akhaimenia dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai akibat dari kontak antarbudaya, beberapa karena pernah dikerahkan oleh, atau bersekutu dengan raja Persia. Pengaruh Dekret Pemulihan Koresh Agung disebutkan dalam naskah Yudeo-Kristen, selain itu kekaisaran ini juga amat berperan dalam penyebaran Zoroastrianisme hingga ke timur sejauh Tiongkok. Bahkan Aleksander Agung, yang menaklukkan kekaisaran luas ini, menghormati adat-istiadatnya dan memerintahkan orang Yunani untuk ikut menghormasi raja-raja Persia termasuk Koresh Agung. Aleksander bahkan melakukan proskynesis, suatu adat kerajaan Persia, meskipun banyak diprotes oleh para tentara Makedonianya. Kekaisaran Akhaimenia memberikan pengaruh terhadap politik, warisan dan sejarah Persia modern (kini Iran). Perangaruhnya meliputi pula wilayah Persia sebelumnya yang secara keseluruhan disebut Persia Besar. Prestasi teknik yang penting di Kekaisaran Akhaimenia adalah sistem pengelolaan air Qanat, yang berusia lebih dari 3000 tahun dan memiliki panjang lebih dari 44 mil (71 km.) <br><br>Pada tahun 480 SM, diperkirakan bahwa sekitar 50 juta orang tinggal di Kekaisaran Akhaimenia atau sekitar 44% dari seluruh populasi dunia pada masa itu, menjadikannya kekaisaran dengan jumlah penduduk terbanyak. <br><br>Asal usul<br>Artikel utama: Akhaimenes, Teispid, dan Silsilah keluarga Akhaimenid<br>Nama Persia berasal dari suku India-Eropa yang disebut Parsua. Persia merupakan pengucapan Latin dari orang India-Eropa, Parsua, yang menyebut perbatasan wilayah mereka Persis, sesuai nama suku mereka, suatu daerah yang terletak di sebelah utara Teluk Persia dan sebelah timur sungai Tigris disebut Persis (atau dalam bahasa Persia, Pars). Sejarawan Yunani, Herodotos, menuturkan: <br><br>"Bangsa Persia terdiri atas sejumlah suku seperti : suku Pasargadai, Maraphii, dan Maspii, kepada mereka semua suku lainnya bergantung, Pasargadai adalah yang paling terkemuka; mereka memiliki klan Akhaimenid yang melahirkan raja-raja Perseid. Suku-suku lainnya adalah Panthialaei, Derusiaei, Germanii, kesemuanya hidup menetap, sisanya -Dai, Mardi, Dropici, Sagarti, merupakan suku nomaden. "<br>Kekaisaran Akhemeniyah bukanlah kekaisaran Iran pertama. Pada abad keenam SM suku bangsa Iran lainnya, yaitu bangsa Medes, telah mendirikan Kekaisaran Media. Bangsa Medes pada awalnya merupakan bangsa Iran yang dominan di daerah tersebut, mulai berkuasa pada akhir abad ke-7 SM dan menjadikan Bangsa Persia bagian dari kekaisaran mereka. Bangsa-bangsa Iran sendiri memasuki daerah itu sekitar tahun 1000 SM dan pada awalnya berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Assyria (911-609 SM). Akan tetapi, bangsa Medes dan persia (bersama dengan bangsa Skythia dan Babilonia) memainkan peranan penting dalam keruntuhan Assyria melalui kerusuhan internal.<br><br>Perluasan<br>Pada abad ke-5 SM Persia telah menguasai wilayah yang kini menjadi Iran, Irak, pesisir Sudan, Eretria, Armenia, Azerbaijan, Pakistan, Afghanistan, Tajikistan, Turkmenistan, Kyrgyzstan, Georgia, Makedonia, Uzbekistan, Turki, Bulgaria, Siprus, Kuwait, Mesir, Suriah, Yordania, Israel, Lebanon, sebagian Yunani, Libya, bagian utara Jazirah Arab serta India barat laut.<br><br>Perang Yunani-Persia<br><br>Setelah menaklukkan Asia Kecil (Turki modern), Persia menempatkan tiran pada tiap negara kota Yunani di sana sebagai pemimpin lokal. Pada tahun 499 SM, Aristagoras, tiran Miletos, bersama dengan satrap Persia, Artaphernes, melaksanakan ekspedisi untuk menaklukkan Naxos. Tujuan Aristagoras adalah untuk meningkatkan posisinya sendiri di Miletos, baik dalam hal keuangan maupun kekuasaan. Misi itu berakhir dengan kegagalan dan akibatnya pihak Persia berencana untuk memecat Aristagoras dari jabatan tiran. Mengahadapi ancaman pemecatan itu, Aristagoras memilih untuk menghasut negara-negara kota Ionia untuk memberontak melawan kekuasaan Persia. Seluruh Ionia terkena hasutannya, terutama karena mereka juga tidak senang dengan para tiran yang ditunjuk oleh Persia untuk memimpin mereka. maka terjadilah Pemberontakan Ionia. Pemberontakan juga diikuti oleh kota-kota di Aiolis, Doris, Siprus, dan Karia.<br><br>Konflik tersebut berlangsung hingga tahun 493 SM, ketika Persia menyepakati perjanjian damai dengan kota-kota Ionia. Namun pemberontakan itu menjadi fase awal dari konflik yang lebih besar. Selama pemberontakan, dua negara kota di Yunani daratan, yakni Athena dan Eretria, mengirim pasukan dan membantu kota-kota Ionia dalam melawan Persia. Akibatnya Darius murka dan bersumpah akan menghukum dua negara itu. Selain itu, Darius menganggap bahwa situasi politik di Yunani dapat menjadi ancaman bagi kestabilan kekaisarannya. Oleh karena itu, setelah Persia kembali menguasai keadaan di Asia Kecil, Darius memerintahkan dilancarkannya invasi ke Yunani. Pasukan dan armada Persia memperoleh beberapa kesukesan awal di Yunani sebelum akhirnya dikalahkan oleh pasukan Athena, yang dibantu Plataia, dalam Pertempuran Marathon pada tahun 490 SM, yang memaksa pasukan Persia mengakhiri invasinya. Darius berniat untuk kembali menyerbu Yunani namun keburu meninggal dunia.<br><br>Xerxes I (485–465 SM, bahasa Persia Lama Xšayārša "Pahlawan Para Raja"), putra Darius, naik takhta dan meneruskan misi ayahnya. Dia mengumpulkan pasukan yang besar dan pada tahun memimpin invasi ke Yunani 480 SM . Dia bersama pasukan darat Persia memasuki Yunani dari utara, menaklukkan Thrakia dan memaksa Makedonia menjadi sekutu Persia. Pasukan daratnya sempat terhenti akibat dihadang sejumlah tentara Yunani, termasuk tiga ratus prajurit Sparta, di Thermopylae, sementara armada lautnya juga sempat tertahan pada Artemision. Namun Persia pada akhirnya bisa melanjutkan invasi.<br><br>Persia terus bergerak semakin jauh di Yunani dan menaklukkan kota Athena, yang sudah hampir kosong karena penduduknya telah dievakuasi. Pada akhirnya, dalam suatu pertempuran maritim yang menentukan di Pertempuran Salamis, armada Persia dikalahkan oleh armada gabungan Yunani. Ini membuat Xerxes menarik mundur sebagian besar pasukan daratnya dan kembali ke Persia. Mardonios, seorang jenderal Persia, tetap tinggal di Yunani dan ditugaskan menyelesaikan invasi bersama sisa-sisa pasukan darat Persia. Pada tahun 479 SM, pasukan gabungan Yunani mengalahkan pasukan Mardonios dalam Pertempuran Plataia, dan armada gabungan Yunani menghancurkan armada Persia pada Pertempuran Mykale. Semua kemenangan Yunani ini mengakhiri invasi Persia.<br><br>Fase kebudayaan<br><br>Xerxes I digantikan oleh Artaxerxes I (465–424 SM), yang memindahkan ibu kota dari Persepolis ke Babylon. Pada masa pemerintahannya bahasa Elam tak lagi digunakan sebagai bahasa pemerintahan, sedangkan bahasa Aram menjadi lebih banyak digunakan. Kemungkinan pada pemerintahannya juga kalender matahari digunakan sebagai kalender nasional. Artaxerxes menjadikan Zoroastrianisme sebagai agama negara sehingga pada masa kini dia disebut juga sebagai Constantinus bagi agama tersebut.<br><br>Artaxerxes meninggal di Susa dan jasadnya dibawa ke Persepolis dimakamkan bersama para pendahulunya. Artaxerxes digantikan oleh putra sulungnya Xerxes II, yang dibunuh oleh saudara tirinya hanya beberapa minggu setelah kematian Artaxerxes. Dalam keadaan takhta Persia yang kacau, Darius II mengumpulkan dukungan bagi dirinya dan berarak ke timur, menghukum mati sang pembunuh dan mengangkat dirinya sendiri menjadi raja Persia.<br><br>Darius berkuasa sejak tahun 423 SM. Pada tahun 412 SM, atas desakan Tissaphernes, Darius memberi bantuan kepada Athena, kemudian kepada Sparta, yang mana bahwa kedua negara itu sedang berperang dalam konflik yang disebut Perang Peloponnesos. Namun pada tahun 407 SM, putra Darius, Koresh Muda, ditunjuk untuk menggantikan Tissaphernes, dan setelah itu bantuan seluruhnya diberikan hanya bagi Sparta, yang pada akhirnya berhasil mengalahkan Athena pada tahun 404 SM. Pada tahun itu pula Darius jatuh sakit dan meninggal di Babylon. Menjelang kematiannya, istrinya, Parysatis, yang berasal dari Babylon, memohon kepada Darius untuk menjadikan putra keduanya, Koresh Muda, sebagai raja Persia selanjutnya, akan tetapi Darius menolak.<br><br>Darius digantikan oleh putra sulungnya Artaxerxes II Memnon. Plutarkhos menuturkan (kemungkinan atas otoritas Ktesias) bahwa Tissaphernes menemui raja baru itu pada hari penobatannya dan memperingatkannya bahwa adiknya, Koresh Muda, berniat membunuhnya pada upaca penobatan. Artaxerxes kemudian menangkap Koresh dan hendak menghukum mati dia namun ibunya Parysatis ikut campur sehingga Koresh selamat. Koresh lalu diberikan jabatan sebagai satrap Lydia, di sana dia mengumpulkan pasukan untuk melakukan pemberontakan. Koresh dan Artaxerxes akhirnya bentrok dalam Pertempuran Kunaxa pada tahun 401 SM, yang berakhir dengan kematian Koresh.<br><br>Artaxerxes terus berkuasa dan menjadi raja Akhaimenia yang paling lama memerintah; dia menjadi raja selama sekitar 45 tahun, hingga tahun 358 SM. Selama masa pemerintahannya, Persia mengalami kedamaian dan kestabilan sehingga banyak dibangun monumen. Artaxerxes memindahkan kembali ibu kota ke Persepolis, yang dia perindah, sementara itu Ekbatana, sebagai ibu kota musim panas, diberi banyak tambahan hiasan berupa tiang dan genting yang dilapisi perak dan perunggu. Pada masa pemerintahannya juga, terjadi inovasi luar biasa pada kultus mezbah Zoroaster, dan tersebarnya agama itu ke seluruh Asia Kecil dan Levant, dari Armenia. Karena semua kontribusinya terhadap Persia, enam abad kemudian pendiri Kekaisaran Persia Kedua, Ardeshir I, menyatakan diri adalah keturunan Artaxerxes.<br><br>Keruntuhan<br>Artaxerxs II digantikan oleh Artaxerxes III pada tahun 358 SM. Menurut Plutarkhos, Artaxerxes III berkuasa setelah membunuh delapan saudara tirinya, untuk mengamankan takhtanya. Pada tahun 343 SM Artaxerxes III mengalahkan Nektanebo II, mengusirnya dari Mesir, dan kembali menjadi Mesir sebagai bagian dari Persia. Masa kekuasaan Persia yang kedua di Mesir ini disebut sebagai dinasti ketiga puluh satu Mesir. Pada tahun 338 SM Artaxerxes III meninggal karena sebab yang tak jelas. Menurut kuneiform dia mati karena sebab alami namun menurut Diodoros, seorang sejarawan Yunani, dia dibunuh oleh Bagoas, salah seorang menterinya. <br><br>Artaxerxes III digantikan oleh Artaxerxes IV Arses, yang juga diracuni oleh Bagoas sebelum sempat mulai memerintah. Lebih jauh lagi, Bagoas membunuh semua anak Arses, serta banyak pangeran di Persia. Bagoas lalu menempatkan Darius III (336–330 SM), keponakan Artaxerxes IV, sebagai raja Persia. Setelah berkuasa, Darius yang sebelumnya merupakan satrap Armenia, secara pribadi memerintahkan Bagoas meminum racun. Pada tahun 334 SM, tidak lama setelah Darius menguasai Mesir kembali, Alexandros III dari Makedonia dan pasukannya yang telah banyak bertempur menginvasi Asia Kecil. Alexandrosr meneruskan rencanan ayahnya, Philippos, yang keburu meninggal sebelum sempat melaksanakan rencana invasinya.<br><br>Setelah menyeberang ke Asia Kecil, Alexandros mengalahkan pasukan Persia pada Pertempuran Granikos (334 SM), disusul oleh Pertempuran Issos (333 SM), dan yang terakhir pada Pertempuran Gaugamela (331 SM). Setelah itu dia berarak menuju Susa dan Persepolis, yang menyerah pada awal 330 SM. Dari sana, Alexandros bergerak ke utara menuju Pasargadae, di sana dia mengunjungi makam Koresh Agung.<br><br>Agama<br>Kuil, meskipun berfungsi untuk tujuan keagamaan, namun berguna juga sebagai sumber penghasilan. Terilhami oleh para raja Babylon, Persia menerapkan konsep pajak kuil wajib, yaitu bahwa semua penduduk harus membayar sejumlah besar pajak atau zakat kepada kuil di daerah mereka. <br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-10441349266893515912021-03-17T01:25:00.001+00:002021-03-17T01:25:45.164+00:00Mesopotamia<div dir="ltr">Mesopotamia (dari bahasa Yunani Kuno: Μεσοποταμία: tanah di antara sungai-sungai; bahasa Arab: بلاد الرافدين (bilād al-rāfidayn); bahasa Suryani: ܒܝܬ ܢܗܪܝܢ (Beth Nahrain): "tanah dari sungai-sungai" terletak di antara dua sungai besar, Efrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu pada zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Dengan bidang tanah yang panjang dan sempit berbentuk seperti bulan sabit dan tanahnya yang subur, daerah ini juga disebut "Bulan Sabit Subur". Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti apa Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M). Tanah subur ini telah menumbuhkan banyak peradaban kuno yang megah dan secara kolektif dikenal sebagai sebagai peradaban Mesopotamia. Inilah peradaban paling awal di Asia Barat dan salah satu yang tertua di dunia.<br><br>Menurut keyakinan Kristen dan Yahudi seperti dalam Perjanjian Lama, ada usaha menghubungkan keluarga Abraham (yang lalu disebut "Bapa Orang Beriman" dan diakui oleh tiga agama monoteistik dunia, Islam, Kristen, dan Yahudi ) dengan Mesopotamia. Dalam kitab Kejadian 11:31 dikatakan, pada suatu masa keluarga Abraham berpindah dari Ur Kaśdim ke Haran sebelum akhirnya berpindah ke Kanaan (Daerah Israel dan Palestina sekarang).<br><br>Lokasi Ur Kaśdim biasanya dirujuk pada Tell el-Muqayyar, situs bekas reruntuhan Kota Ur kuno dari periode Sumeria. Sedangkan Haran terletak di bagian utara Mesopotamia, di tepi Sungai Efrat.<br><br>Etimologi<br><br>Toponimi daerah Mesopotamia berasal dari akar kata Yunani Kuno μέσος (mesos) "tengah" dan ποταμός (potamos) "sungai" dan secara harfiah berarti"(negeri) di antara sungai-sungai". Toponimi ini digunakan dalam Septuaginta yang berbahasa Yunani itu (ca. 250 SM) sebagai terjemahan dari padanannya dalam bahasa Ibrani yaitu Naharaim. Toponimi ini bahkan sudah lebih awal digunakan oleh bangsa Yunani sebagaimana yang dibuktikan dengan Anabasis Alexandri, yang ditulis pada akhir abad ke-2 Masehi, namun secara khusus mengacu pada sumber-sumber dari zaman Alexander Agung. Dalam Anabasis, Mesopotamia digunakan untuk menyebut wilayah yang membentang di timur Sungai Efrat di utara Suriah. Istilah Aram biritum / birit Narim berhubungan dengan konsep geografis serupa. Kemudian, istilah Mesopotamia itu lebih umum diterapkan untuk semua tanah antara sungai Efrat dan Tigris, sehingga menggabungkan tidak hanya bagian dari Suriah tetapi juga hampir semua Irak dan Turki tenggara. Dataran stepa di sebelah barat sungai Efrat dan bagian barat Pegunungan Zagros juga sering termasuk dalam istilah yang lebih luas Mesopotamia. Perbedaan lebih lanjut biasanya dibuat antara atas atau Utara Mesopotamia dan dataran yang rendah atau Selatan Mesopotamia. Mesopotamia utara juga dikenal sebagai Jezirah, adalah daerah antara Efrat dan Tigris sampai ke Baghdad. Mesopotamia selatan terdiri dari Irak selatan, Kuwait, dan Iran bagian barat. Dalam penggunaan akademis modern, istilah Mesopotamia juga memiliki konotasi kronologis. Sering kali digunakan untuk merujuk daerah ini sampai dengan masa Penaklukan Muslim. Nama-nama seperti Suriah, Jezirah, dan Irak digunakan untuk menggambarkan wilayah tersebut setelah masa ini. Istilah ini telah diperdebatkan bahwa eufimisme ini merupakan istilah Eurosentris yang disematkan pada daerah ini pada masa-masa perambahan orang Barat abad ke-19. <br>Geografi<br>Mesopotamia meliputi wilayah antara Sungai Efrat dan Tigris yang sama-sama bersumber dari Dataran Tinggi Armenia. Kedua sungai ini juga mendapatkan tambahan pasokan air dari banyak anak sungai, dan keseluruhan jaringan sungai ini mengaliri wilayah bergunung-gunung yang sangat luas. Jalur perjalanan darat di Mesopotamia lazimnya menyusuri Sungai Efrat karena tepian Sungai Tigris sebagian besar terjal dan sukar dilalui. Iklim wilayah ini semi-gersang dengan bentangan gurun yang luas di utara serta bentangan daerah berawa-rawa, berlumpur, dan bergelagah seluas 15.000 Km persegi (5.800 Mil persegi) di selatan. Jauh di ujung selatan, Efrat dan Tigris menyatu dan bermuara ke Teluk Persia.<br><br>Lingkungan gersang yang membentang dari kawasan-kawasan pertanian tadah hujan di daerah utara sampai ke daerah selatan di mana pertanian dengan irigasi menjadi sangat penting jika orang mengharapkan perolehan surplus energi yang dihasilkan atas energi yang diinvestasikan (Energy Returned On Energy Invested, EROEI). Irigasi ini dipermudah oleh tingginya permukaan air tanah dan lelehan salju dari puncak-puncak tinggi Pegunungan Zagros di wilayah utara dan dari dataran tinggi Armenia, sumber air Sungai Tigris dan Efrat yang menjadi asal-muasal nama negeri itu. Manfaat irigasi bergantung pada kemampuan mengerahkan tenaga kerja yang memadai untuk membuat dan memelihara saluran-saluran air. Maka, faktor ini yang sejak permulaan zaman telah membantu pertumbuhan pemukiman-pemukiman perkotaan dan sistem kekuasaan politik yang terpusat.<br><br>Usaha pertanian di seluruh wilayah Mesopotamia disokong oleh usaha penggembalaan ternak secara berpindah-pindah. Kaum pengembara yang mendiami kemah-kemah menggembalakan biri-biri dan kambing (dan kemudian unta) dari padang-padang penggembalaan sepanjang sungai pada bulan-bulan di musim panas yang kering, menuju padang-padang rumput musiman di sepanjang perbatasan dengan gurun pada musim dingin yang basah. Wilayah Mesopotamia umumnya tidak memiliki batu-batu untuk bahan bangunan, logam mulia, dan kayu, karena itulah sepanjang sejarahnya bergantung pada perniagaan jarak jauh atas hasil-hasil pertanian untuk mendapatkan barang-barang langka itu dari luar wilayah. Di daerah rawa-rawa di selatan, terdapat suatu budaya rumit penangkapan ikan dengan kapal-kapal pengangkut semenjak zaman prasejarah, yang menambah keberagaman budaya Mesopotamia.<br><br>Kegagalan-kegagalan berkala dalam sistem budaya ini diakibatkan oleh sejumlah faktor. Kebutuhan akan tenaga kerja dari waktu ke waktu telah mengakibatkan peningkatan populasi yang mendesak batas-batas daya tampung ekologi, dan saat wilayah ini mengalami masa kekacauan iklim, keruntuhan pemerintah pusat dan penurunan populasi dapat terjadi. Di lain pihak, kerentanan militer terhadap serangan dari suku-suku pinggiran dari daerah perbukitan atau padang-padang penggembalaan telah mengakibatkan keruntuhan perniagaan dan penelantaran jaringan-jaringan irigasi selama beberapa waktu. Demikian pula, kecenderungan-kecenderungan memusat yang ada di negara-negara kota hanya pemerintahan terpusat atas seluruh wilayah Mesopotamia. Bilamana dipaksakan, cenderung berumur pendek, dan semangat kedaerahan pun terpecah-belah kekuasaan yang utuh menjadi satuan kesukuan atau kedaerahan yang lebih kecil. Kecenderungan semacam ini masih terus berlanjut di Irak sampai sekarang.<br><br>Sejarah Mesopotamia<br><br>Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yang juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternyata melakukan sebuah penaklukan politis, tetapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumeria dan Akkadia berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumeria-Akkadia. Campur tangan Sumeria tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkadia terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumeria yang mendukung Akkadia, sehingga mereka masih dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai-sungai" itu.<br><br>Mesopotamia dalam Alkitab<br>Beberapa catatan lain bisa dikemukakan untuk menunjukkan hubungan antara Abraham dengan Mesopotamia. Dalam Kitab Ulangan 26:3; Nabi Musa mengajak umat untuk berdoa kepada Tuhan saat mempersembahkan panen pertama dengan mengawalinya, Bapaku adalah seorang Aram, seorang pengembara. Di tempat lain dikatakan bahwa Ishak, anak Abraham, diperintah Abraham untuk mencari istri dari daerah Aram-Mesopotamia (aram-naharayim) (Kejadian 24:2,10). Demikian juga dengan Yakub, cucu Abraham, dia disuruh pergi ke Padan-Aram untuk mendapatkan istri di sana (Kejadian 28:2). Dalam terjemahan Yunani Septuaginta, kedua nama terakhir ini disebut Mesopotamia.<br><br>Selain petunjuk yang secara eksplisit ada dalam Alkitab, masih bisa ditemukan informasi lain yang menunjukkan pengaruh Mesopotamia yang cukup kuat. Kesejajaran antara kisah-kisah Enkidu/Shamhat dan Adam/Hawa telah lama diakui oleh para peneliti. Kisah Taman Eden dan kisah Air Bah yang terkenal itu, yang dikisahkan pada bagian awal kitab Kejadian, sebenarnya kuat dipengaruhi sastra Mesopotamia. Biasanya ada tiga karya sastra Mesopotamia yang ditunjuk, yaitu Enuma Elis (dari abad 17 SM), Epos Gilgames (abad 20 SM), dan Athrahasis (abad 18-17 SM). Teks-teks itu cukup terkenal dan tersebar luas karena ditemukan dalam berbagai versi dan bahasa, seperti versi Akkadia, Sumeria, Hittit, dan Asyur. Kemiripan antara sastra Mesopotamia dengan teks-teks Alkitab begitu mencolok sehingga sering kali disimpulkan bahwa ada ketergantungan antara keduanya. Karena teks-teks Mesopotamia berasal dari periode yang jauh lebih tua dari teks-teks Alkitab, maka tidak mengherankan jika bisa disimpulkan, teks Alkitab bergantung pada sastra Mesopotamia itu. Para penulis Israel tampaknya mengambil dan memanfaatkan teks-teks Mesopotamia itu untuk mengungkap keyakinan mereka, sekaligus menyesuaikannya dengan keyakinan itu, terutama di bidang monoteisme.<br><br>Salah satu kemungkinan datangnya pengaruh Mesopotamia dalam kitab Kejadian adalah bahwa kisah-kisah Mesopotamia dibawa ke Palestina lalu menyebar-saat terjadi perpindahan penduduk besar-besaran dari Mesopotamia yang disebabkan situasi yang agak kacau sekitar abad 19 SM. Kiranya ini juga yang menjadi konteks berpindahnya keluarga Abraham dari Ur ke Haran, lalu ke Kanaan.<br><br>Berbagai kebiasaan dan peraturan yang tercermin dalam kitab Kejadian ternyata juga menemukan banyak kesamaan dengan kebiasaan dan peraturan yang hidup di daerah Mesopotamia. Sebagai contoh, kekhawatiran Abraham karena dia tidak mendapat keturunan, karena itu harus mewariskan segala miliknya kepada abdinya yang setia, Eliezer (Kejadian 15:1-4), ternyata sejajar dengan praktik yang dilakukan masyarakat Nuzi yang mendiami sebelah timur Sungai Tigris. Hal ini bisa diketahui melalui analisis teks-teks hukum yang berlaku di Nuzi, yang berasal dari abad 15 SM. Kisah tentang Abraham yang datang ke negeri asing lalu mengaku istrinya sebagai saudarinya (Kejadian 12:10-20) sering membingungkan orang. Tetapi, kini, dengan ditemukannya teks-teks yang berasal dari bangsa Hori di sebelah utara Mesopotamia, berdekatan dengan Haran, hal itu bisa dipahami dengan lebih baik. Dalam masyarakat Hori, ikatan perkawinan yang paling kuat adalah jika seorang istri sekaligus mendapat status saudari secara hukum. Karena itu, sering terjadi, sesudah perkawinan diadakan upacara lain untuk mengadopsi sang istri menjadi saudari. Hal ini disahkan dengan dua dokumen. Pertama, dokumen tentang perkawinan. Kedua, berkait dengan pengangkatannya sebagai saudari.<br><br>Matthias Henze menunjukkan bahwa kegilaan Nebukadnezar dalam Kitab Daniel mengacu pada Epos Gilgames. Dia mengklaim bahwa penulis menggunakan unsur-unsur dari deskripsi Enkidu untuk melukis potret sarkastik dan mengejek raja Babel. <br><br>Salah satu warisan peradaban Mesopotamia Kuno yang amat bernilai bagi umat manusia adalah kumpulan hukum yang biasa disebut Codex Hammurabi. Kumpulan hukum yang berbentuk balok batu hitam itu ditemukan di Susa tahun 1901 dalam suatu ekspedisi yang dilakukan arkeolog Prancis di bawah pimpinan M de Morgan. Pada bagian atas balok, yang kini ada di Museum Louvre, Paris, ada relief yang menggambarkan Raja Hammurabi dari Babilonia Kuno (1728-1686 SM) sedang menerima hukum dari Dewa Shamash, dewa Matahari yang juga menjadi dewa pelindung keadilan. Perbandingan dengan kumpulan hukum yang ada dalam Kitab Keluaran 21-23 menunjukkan adanya kesejajaran yang dekat. Adanya ketergantungan antara kedua kumpulan hukum itu tidak bisa ditentukan dengan pasti, tetapi pengaruh tidak langsung rasanya merupakan sesuatu yang amat masuk akal.<br><br>Codex Hammurabi, yang terdiri dari 282 pasal ditambah Prolog dan Epilog, tidak saja berpengaruh pada kumpulan hukum yang ada dalam Alkitab, tetapi juga pada sistem hukum pada periode selanjutnya. Yang menarik dan mungkin membuat kita (seharusnya) tertunduk malu adalah, kumpulan hukum itu juga mengingatkan kita bahwa sejak abad 18 SM, di Mesopotamia sudah ada seorang pemimpin besar yang sungguh-sungguh mempunyai kesadaran bahwa manusia harus diperlakukan secara adil sebagai manusia.<br><br>Budaya<br><br>Hari raya<br>Bangsa Mesopotamia Kuno setiap bulan menyelenggarakan upacara-upacara. Tema upacara dan perayaan untuk tiap-tiap bulan ditentukan oleh sekurang-kurangnya enam faktor utama:<br><br>Pergantian penampakan bulan (separuh-terang bermakna kelimpahan dan pertumbuhan, sedangkan separuh-gelap dikait-kaitkan dengan penurunan, pelestarian, dan perayaan "Alam Bawah"")<br>Pergantian musim bercocok-tanam<br>Titik khatulistiwa matahari dan titik balik matahari<br>Mitos-mitos setempat beserta dewa-dewi yang terkait dengannya<br>Keberhasilan dari raja yang berkuasa saat itu<br>Akitu, atau perayaan Tahun Baru (purnama pertama sesudah matahari melintasi katulistiwa di musim semi)<br>Peringatan peristiwa-peristiwa bersejarah (hari pendirian, kemenangan-kemenangan perang, hari-hari suci bagi kuil, dst)<br>Olahraga<br>Perburuan populer di kalangan raja-raja Asyur. Tinju dan gulat sering ditampilkan dalam seni rupa, dan beberapa bentuk permainan polo agaknya merupakan olahraga yang populer, dengan pemain yang duduk di atas pundak orang bukannya di atas punggung kuda. Mereka juga memainkan majore, sebuah permainan yang mirip rugbi, tetapi dimainkan dengan sebuah bola yang terbuat dari kayu. Mereka juga memainkan sebuah permainan papan yang mirip dengan senet dan backgammon, dan yang kini dikenal sebagai "Permainan Kerajaan dari Ur."<br><br>Ekonomi dan pertanian<br><br>Budi daya tanaman pangan yang dibantu sistem irigasi menyebar dari pegunungan Zagros ke arah selatan bersama dengan peradaban Samara dan peradaban Hadji Muhammed sejak sekitar 5,000 SM. Kuil-kuil Sumeria berfungsi sebagai bank dan mengembangkan sistem pinjaman dan kredit skala besar pertama, tetapi bangsa Babilonia yang mengembangkan sistem perbankan dagang yang pertama. Perekonomian Mesopotamia dalam satu dan lain hal dapat dibandingkan dengan ilmu ekonomi pasca-Keynes, tetapi dengan suatu pendekatan yang cenderung "apa saja boleh". <br><br>Sejak permulaan sejarah Mesopotamia sampai dengan zaman Ur III, kuil-kuil menguasai sampai dengan sepertiga dari seluruh lahan yang ada, namun jumlah itu menurun dari waktu ke waktu seiring peningkatan kepemilikan tanah oleh pihak istana dan orang-orang pribadi. Ensi adalah kata yang digunakan sebagai sebutan bagi orang yang bertugas mengatur pekerjaan untuk segala macam usaha pertanian di lahan-lahan milik kuil. Rakyat jelata diketahui sebagai golongan yang paling sering bekerja di bidang pertanian sebagai petani penggarap, khususnya di lahan-lahan milik kuil atau istana. <br><br>Kondisi geografi Mesopotamia selatan hanya memungkinkan penyelenggaraan pertanian jika dikelola dengan irigasi dan drainase yang baik. Kenyataan ini berdampak besar pada evolusi peradaban Mesopotamia awal. Kebutuhan irigasi mendorong bangsa Sumeria, dan selanjutnya bangsa Akkadia, untuk membangun kota-kota mereka di sepanjang tepian sungai Tigris dan Efrat serta cabang-cabangnya. Kota-kota besar seperti Ur dan Uruk, bertempat di sekitar anak-anak Sungai Efrat, sedangkan kota-kota lain, khususnya Lagash, didirikan dekat cabang-cabang Sungai Tigris. Sungai-sungai juga memiliki manfaat lain sebagai sumber pasokan ikan (baik sebagai bahan pangan atau sebagai pupuk), gelagah, dan lempung (untuk bahan bangunan). Berkat irigasi, pasokan pangan di Mesopotamia sebanding dengan pasokan pangan di padang-padang rumput Kanada. Lembah sungai Tigris dan lembah Sungai Efrat merupakan bagian timur laut dari bentangan Hilal Subur yang juga meliputi lembah Sungai Yordan dan lembah Sungai Nil. Jika semakin dekat dengan sungai membuat lahan menjadi subur dan baik untuk ditanami, maka sebaliknya jarak yang semakin jauh dari sungai membuat lahan menjadi kering dan sebagian besar tidak dapat dihuni. Itulah sebabnya perkembangan irigasi sangat penting artinya bagi para penduduk Mesopotamia. Inovasi bangsa Mesopotamia lainnya adalah pengendalian laju air dengan bendungan serta pemanfaatan saluran-saluran air. Orang-orang yang mula-mula menempati tanah yang subur di Mesopotamia mempergunakan luku kayu untuk menggemburkan tanah sebelum ditanami jelai, bawang, anggur, lobak, maupun apel. Penduduk Mesopotamia terbilang di antara orang-orang pertama yang membuat bir dan tuak anggur. Dilibatkannya keterampilan dalam bertani di Mesopotamia membuat para petani tidak bergantung pada budak belian untuk merampungkan pengerjaan lahan-lahan mereka, akan tetapi ada pula beberapa pengecualian. Tingginya risiko mempekerjakan budak belian (budak belian melarikan diri atau memberontak) membuat banyak petani menghindarinya. Meskipun sungai-sungai menjadi penyokong hidup penduduk Mesopotamia, sungai-sungai juga menghancurkannya dengan banjir yang kerap meluap dan meluluh-lantakkan seisi kota. Cuaca Mesopotamia yang sukar ditebak sering kali tidak berpihak pada para petani; tanaman-tanaman pangan sering dirusak cuaca sehingga orang perlu memelihara sumber-sumber pangan cadangan seperti lembu dan biri-biri. Seiring berlalunya waktu, daerah-daerah paling selatan di Mesopotamia menderita akibat meningkatnya kadar garam pada tanah, sehingga mengakibatkan kota-kota lambat-laun ditinggalkan orang dan terjadi pemusatan kekuasaan di Akkadia yang letaknya jauh lebih ke utara.<br><br>Pemerintahan<br>Geografi Mesopotamia sangat berdampak pada perkembangan politik di wilayah itu. Di antara sungai dan kali, orang-orang Sumeria mendirikan kota-kota perdana dengan saluran-saluran irigasinya yang terpisahkan satu sama lain oleh bentangan gurun atau rawa yang luas dan terbuka, tempat berkeliaran suku-suku pengembara. Komunikasi antar kota-kota terisolasi itu sulit dan kadang berbahaya jika dilakukan. Oleh karena itu, masing-masing kota Sumeria menjadi sebuah negara kota yang merdeka dan gigih mempertahankan kemerdekaannya. Kadang-kadang salah satu kota akan mencoba menaklukkan dan mempersatukan kota-kota yang sewilayah dengannya, tetapi upaya-upaya semacam itu mendapat perlawanan dan tertumbuk pada kegagalan selama berabad-abad. Akibatnya, sejarah politik Sumeria penuh dengan peperangan yang berlangsung tanpa henti. Pada akhirnya Sumeria pun dipersatukan oleh Eannatum, tetapi persatuan itu rapuh dan gagal bertahan, karena bangsa Akkadia berjaya menaklukkan Sumeria pada 2331 SM hanya satu generasi sesudahnya. Kekaisaran Akkadia adalah kekaisaran pertama yang mampu bertahan melampaui satu generasi dan menyelenggarakan alih kepemimpinan raja-raja secara damai. Umur kekaisaran ini relatif singkat, karena ditaklukkan bangsa Babilonia setelah bertahan selama beberapa generasi.<br><br>Raja-raja<br>Informasi lebih lanjut: Daftar Raja Sumeria, Daftar Raja Babel dan Daftar Raja Asyur<br>Bangsa Mesopotamia percaya bahwa raja-raja dan ratu-ratu mereka adalah keturunan dari warga Kota Dewa-Dewa, tetapi tidak seperti bangsa Mesir Kuno, mereka tidak pernah meyakini bahwa raja-raja mereka adalah dewa-dewa sejati. Sebagian besar raja-raja menggelar dirinya "raja semesta alam" atau "raja agung". Gelar lainnya yang lazim dipakai adalah "gembala", karena raja-raja harus memperhatikan peri kehidupan rakyatnya.<br><br>Kekuasaan<br>Ketika tumbuh menjadi sebuah kekaisaran, wilayah kekuasaan Asyur dibagi-bagi menjadi daerah-daerah yang disebut provinsi. Tiap-tiap provinsi dinamakan menurut nama kota utamanya, seperti Niniwe, Samaria, Damsyik, dan Arpad. Semua provinsi dikepalai gubernurnya masing-masing yang bertugas memastikan setiap orang membayar pajaknya. Para gubernur juga wajib menghimpun pasukan untuk maju berperang dan menyalurkan tenaga kerja bila ada pembangunan kuil. Seorang gubernur juga bertanggung jawab atas penerapan hukum di provinsi yang dipimpinnya. Cara ini memudahkan pengendalian sebuah kekaisaran besar. Walaupun sebelumnya cuma sebuah negara kecil di Sumeria, Babel tumbuh pesat selama masa pemerintahan Hammurabi. Ia dikenal sebagai "pencipta aturan hukum", dan segera Babel menjadi salah satu kota utama di Mesopotamia. Kelak Babel disebut Babilonia, yang berarti "gapura dewa-dewa." Kota ini juga menjadi salah satu pusat pembelajaran terbesar dalam sejarah.<br><br>Peperangan<br><br>Dengan berakhirnya zaman kekuasaan Uruk, tumbuh kota-kota bertembok dan banyak desa terpencil dari zaman Ubaid ditinggalkan yang menyiratkan adanya peningkatan kekerasan yang dilakukan secara berkelompok. Seorang raja awal yaitu Lugalbanda diduga telah membangun tembok putih mengitari kota itu. Begitu negara-negara kota mulai tumbuh, lingkup jangkauan pengaruh mereka pun saling tumpang-tindih sehingga menimbulkan perdebatan di antara negara-negara kota lainnya, khususnya menyangkut tanah dan terusan-terusan. Perdebatan-perdebatan ini dicatat pada loh-loh lempung beberapa ratus tahun sebelum pecah perang-perang besar—catatan pertama mengenai peperangan ditulis sekitar 3200 SM. Namun, belum menjadi suatu kelaziman sampai kira-kira 2500 SM. Seorang raja Dinasti Awal II (Ensi) Uruk di Sumer, Gilgamesh (2600 SM), disanjung karena keberhasilannya dalam bertempur melawan Humbaba, penjaga Pegunungan Aras, dan kelak dalam banyak sajak dan kidung ia dipuja-puji pula sebagai makhluk dua pertiga dewa dan hanya sepertiga manusia. Tugu Prasasti Burung Nazar yang berasal dari akhir zaman Dinasti Awal III (2600–2350 SM), yang dibuat untuk memperingati kemenangan Eannatum dari Lagash atas kota tetangga saingannya Umma, adalah monumen tertua di dunia yang dibuat sebagai pernyataan pujian atas sebuah tindakan pembantaian. Mulai saat itu sampai seterusnya, peperangan dijadikan bagian dari sistem politik Mesopotamia. Sesekali sebuah kota yang netral dapat bertindak selaku penengah bagi dua kota yang saling berseteru. Keadaan ini mendorong terbentuknya persatuan-persatuan antar-kota yang kelak berkembang menjadi negara-negara kedaerahan. Tatkala kekaisaran-kekaisaran terwujud, mereka pun maju berperang tetapi lebih sering melawan negara-negara asing. Raja Sargon misalnya, menaklukkan seluruh kota di Sumeria, beberapa kota di Mari, dan kemudian maju berperang melawan Suriah utara. Banyak dinding istana Asiria dan Babilonia dihiasi dengan gambar-gambar mengenai pertempuran-pertempuran yang berhasil dimenangkan dan musuh yang lari kocar-kacir atau bersembunyi dibalik rumpun-rumpun gelagah.<br><br>Hukum<br><br>Negara-negara kota Mesopotamia menyusun naskah hukum mereka dengan bersumber pada keputusan-keputusan peradilan dan undang-undang raja-raja. Naskah hukum Urukagina dan Lipit Isytar telah ditemukan. Naskah hukum paling terkenal berasal dari Hammurabi, yang termasyhur setelah kematiannya berkat perangkat aturan hukum yang disusunnya, yakni Naskah Hukum Hammurabi (disusun ca. 1780 SM), yang merupakan salah satu perangkat hukum tertua yang pernah ditemukan dan salah satu contoh dokumen sejenis yang berasal dari Mesopotamia Kuno. Hammurabi menetapkan 200 lebih aturan hukum bagi Mesopotamia. Kajian atas aturan-aturan ini menunjukkan makin lemahnya hak-hak perempuan, dan makin kejamnya perlakuan terhadap budak belian <br><br>Seni rupa<br><br>Seni rupa Mesopotamia menyaingi Seni rupa Mesir Kuno baik dari segi kemegahan, kecanggihan, maupun tingkat kerumitannya di kawasan barat Eurasia sejak milenium ke-4 SM sampai wilayah itu ditaklukkan Kekaisaran Akhemeniyah Persia pada abad ke-6 SM. Peninggalan seni rupa Mesopotamia sebagian besar berupa jenis patung batu dan tanah liat yang sangat tahan lama sifatnya; hanya sedikit peninggalan berupa lukisan yang mampu menyintasi zaman, namun peninggalan-peninggalan itu menyiratkan bahwa lukisan-lukisan Mesopotamia umumnya berupa pembubuhan warna pada pola-pola hiasan geometris dan tumbuh-tumbuhan, meskipun sebagian besar patung-patung juga diwarnai.<br><br>Pada zaman melek-aksara perdana, tatkala Mesopotamia berada di bawah kekuasaan Uruk, dihasilkan karya-karya yang canggih seperti Bejana Warka dan stempel-stempel silinder. Singa Betina Guennol adalah sebuah patung batu gamping kecil yang menarik dari Elam sekitar 3000–2800 SM, berwujud separuh manusia dan separuh singa. Tidak lama sesudah zaman itu, muncul sejumlah patung berwujud imam-imam dan pemuja-pemuja bermata besar, sebagian besar terbuat dari pualam dengan tinggi mencapai satu kaki, yang tampak tengah menghadiri upacara penyembahan berhala di kuil, namun hanya sejumlah kecil patung-patung ini yang menyintas. Patung-patung dari zaman Sumeria dan Akkadia umumnya bermata besar membelalak dan berjanggut panjang pada sosok pria. Banyak pula mahakarya yang telah ditemukan di makam kerajaan di Ur (ca. 2650 SM), termasuk dua patung domba dalam belukar, lembu tembaga, dan sebuah kepala lembu pada salah satu di antara lira-lira dari Ur. <br><br>Dari zaman-zaman berikutnya sebelum bangkitnya Kekaisaran Asiria Baru, seni rupa Mesopotamia menyintas dalam beberapa wujud yaitu stempel-stempel silinder, patung-patung utuh yang relatif kecil, dan relief-relief dalam berbagai ukuran, termasuk plakat-plakat murah dari gerabah cetakan untuk rumah tinggal, sebagian berkaitan dengan keagamaan dan sebagian lagi tampaknya tidak. Relief Burney adalah sebuah plakat terakota dengan tingkat kerumitan yang tidak seperti biasanya dan relatif besar ukurannya (20 x 15 inci) memperlihatkan sesosok dewi bersayap dan berkaki burung pemangsa, dikawal burung-burung hantu dan singa-singa. Relief ini berasal dari abad ke-18 atau ke-19 SM, dan mungkin pula merupakan hasil cetakan. Tugu-tugu batu prasasti, persembahan-persembahan nazar, atau plakat-plakat peringatan kemenangan-kemenangan perang dan pesta-pesta perayaan, ditemukan pula di kuil-kuil, yang tidak seperti barang-barang sejenis keluaran pemerintah yang lebih resmi sifatnya, tidak memuat cukup banyak tulisan untuk menjelaskan barang-barang itu; Kepingan tugu Prasasti Burung Nazar adalah sebuah contoh awal peninggalan barang-barang bertulisan, dan Obelisk Hitam Salmaneser III dari Asyur adalah peninggalan bertulisan yang besar dan kokoh dari zaman kemudian. <br><br>Ditaklukkannya seluruh Mesopotamia dan wilayah-wilayah di sekitarnya oleh bangsa Asyur menjadikan negeri itu lebih besar dan lebih makmur daripada sebelumnya, serta dipajangnya karya seni yang sangat memukau di istana-istana dan tempat-tempat umum dimaksudkan pula untuk menyaingi semarak seni rupa negeri tetangga mereka, Kekaisaran Mesir. Bangsa Asyur mengembangkan sebuah gaya seni berupa latar-latar yang sangat luas diisi relief-relief pipih naratif yang ditata dengan sangat rinci pada batu untuk istana-istana, menampilkan adegan-adegan peperangan atau perburuan; British Museum memiliki sekumpulan relief semacam itu. Bangsa Asyur menghasilkan sangat sedikit patung yang dipahat utuh, kecuali untuk sosok-sosok raksasa penjaga, kerapkali berwujud lamassu berkepala manusia, yang dipahat menjadi relief timbul pada dua sisi balok persegi, dengan bagian kepala berupa pahatan utuh (dan juga kelima tungkainya, sehingga tampak terpahat utuh dari masing-masing sisi balok). Bahkan sebelum menguasai Mesopotamia mereka telah meneruskan tradisi pembuatan stempel silinder dengan rancangan-rancangan yang sering kali tampak hidup dan penuh cita rasa seni. <br><br>Arsitektur<br><br>Kajian mengenai seni bina Mesopotamia Kuno didasarkan pada bukti-bukti arkeologi yang tersedia seperti gambar-gambar berwujud bangunan, dan naskah-naskah tentang pelaksanaan pembangunan. Karya-karya ilmiah biasanya berkonsentrasi pada kuil-kuil, istana-istana, tembok-tembok dan gerbang-gerbang kota, serta bangunan-bangunan monumental lainnya. Namun, sesekali dihasilkan pula karya ilmiah terkait seni bina rumah tinggal. Survei permukaan dalam lingkup arkeologi juga telah memungkinkan pembuatan kajian mengenai tata ruang perkotaan di kota-kota Mesopotamia awal.<br><br>Batu-bata merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan karena tersedia dekat dan terjangkau, sedangkan batu bangunan harus didatangkan dari tempat-tempat yang cukup jauh dari sebagian besar kota-kota itu. Ziggurat adalah bentuk bangunan yang paling menonjol, dan kota-kota sering kali memiliki gerbang-gerbang besar. Yang paling masyhur dari gerbang-gerbang itu adalah Gerbang Isytar dari kota Babel yang dibangun pada era Babilonia Baru, dihiasi hewan-hewan yang dibentuk pada batu-bata beraneka warna, dan sebagian besar kini menjadi koleksi Pergamon Museum di Berlin.<br><br>Sisa-sisa bangunan yang paling menonjol dari zaman awal Mesopotamia adalah gugus-gugus bangunan kuil di Uruk dari milenium ke-4 SM, kuil-kuil dan istana-istana di situs-situs periode Dinasti Awal di lembah Sungai Diyala seperti Khafajah dan Tell Asmar, sisa-sisa peninggalan Dinasti ketiga Ur di Nippur (Tempat suci Enlil) dan Ur (Tempat suci Nanna), sisa-sisa peninggalan dari pertengahan Zaman Perunggu di situs-situs Suriah-Turki seperti Ebla, Mari, Alalakh, Aleppo dan Kultepe, istana-istana dari akhir Zaman Perunggu di Bogazkoy (Hattusha), Ugarit, Asyur dan Nuzi, istana-istana dan kuil-kuil Zaman Besi di situs-situs Assiria (Kalhu/Nimrud, Khorsabad, Nineveh), Babilonia (Babel), Urartu (Tushpa/Van, Kalesi, Cavustepe, Ayanis, Armavir, Erebuni, Bastam) dan Het Baru (Karkamis, Tell Halaf, Karatepe). Rumah-rumah sebagian besar diketahui dari sisa-sisa peninggalan era Babilonia Baru di Nippur dan Ur. Yang menonjol dari antara sumber-sumber tertulis mengenai pendirian bangunan dan ritual-ritual yang terkait dengannya adalah silinder-silinder Gudea dari milenium ke-3 SM, demikian pula prasasti-prasasti kerajaan Assiria dan Babilonia dari Zaman Besi.<br></div> Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-842590715372989763.post-18253776801889235042021-03-17T01:17:00.001+00:002021-03-17T01:17:44.884+00:00Dagon<div dir="ltr">Dagon adalah nama dewa utama sembahan bangsa Filistin. Secara umum, Dagon lebih dikenal dengan nama Dagan. Kuilnya di Ashdod dan Gaza (1 Samuel 5:1, Hakim-hakim 16:23). Di kuil itulah diletakkan patung Dagon. Dalam kitab 1 Samuel, diceritakan bahwa dalam kuil tersebut Tabut Perjanjian yang dicuri oleh orang Filistin diletakkan bersama dengan patung Dagon Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, terlihat Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal. Dagon merupakan salah satu dewa besar di bagian barat daerah semitik dan mesopotamia. Dagon menjadi salah satu dewa orang Filistin ketika mereka memasuki Kanaan. Ia juga merupakan dewa pertama dari daerah Siria dan Mesopotamia. <br><br>Dagon mempunyai beberapa nama yang dikenal secara luas di kalangan bangsa-bangsa semit. Namun, arti-arti dalam nama ini masih belum bisa dibuktikan dengan tepat karena belum ada bukti dari Tanakh dan sumber-sumber dari Mesopotamia. Nama Dagon bisa berarti dewa ikan karena kata Dag dalam bahasa Ibrani berarti ikan. Nama ini juga diasumsikan sebagai nama semit yang berarti ikan yang bersedih yang berasal dari analisis kata Dag dan on. Menurut tradisi Yahudi, nama ini muncul dari seorang bernama Yerome dan Rashi serta Kimhi. Nama ini didasarkan pada dongeng rakyat. Nama ini membutuhkan sebuah penjelasan dan penjelasan tersebut mungkin juga bersumber dari Alkitab. Nama Dagon juga bisa berarti dewa padi yang berasal dari kata Dagan yang berarti padi. Nama ini diidentikan dengan Siton sebagai dewa yang menemukan padi. Hal ini juga berkaitan dengan pemahaman kata padi yang berasal dari daerah barat semit. Kata padi dalam daerah barat semit berkaitan dengan abjaddgn yang terdapat dalam nama Dagon. Dagon juga dikaitkan dengan aspek kesuburan karena peran utama Dagon sebagai dewa angin. Hal ini juga masih berkaitan dengan arti nama Dagon dalam bahasa Arab yaitu Dagana atau Dajana yang berarti menjadi murung atau mendung. <br><br>Sejarah<br>Asal mula tentang nama ilahi ini kurang dapat dipastikan. Gagasan umum mengenai Dagon sebagai berhala yang berbentuk ikan kurang berdasar. Hal ini dikarenakan masih kurangnya bukti yang cukup kuat mengenai hal tersebut. Gagasan umum mengenai bentuk ikan tersebut muncul dari seorang yang bernama Yerome dan kemudian diungkapkan pertama kali oleh seorang bernama Kimhi. Gambaran mengenai berhala ikan ini juga terdapat dalam mata uang dari Arpad dan Asdod. Namun, berhala dalam mata uang tersebut adalah Atargitis, bukan Dagon. Namun, Dagon merupakan dewa yang paling lama dibandingkan dengan dewa-dewa lain yang ada di dunia semit. Pada tahun 2100-2000 sebelum Masehi, selama periode neo-Sumeria ditemukan nama Dagon dalam sebuah segel bersama dengan nama isrinya yaitu Shalash. Shalash merupakan dewa yang berasal dari suku Hurian. Namun, nama Shalash ini juga bisa dikaitkan dengan salah satu dewa Babilonia yang bernama Shala. Ia merupakan istri dari Adad yang adalah dewa cuaca di Babilonia. Pada Tahun 2000-1900 Sebelum Masehi yaitu dalam periode Isin-Larsa, terdapat dua raja dari Isin yang mempunyai nama berkaitan dengan nama Dagon. Raja itu bernama Idinagan yang berarti Dagon telah memberi dan yang lain bernama Ishmedagan yang berarti Dagon telah mendengar. Pada tahun 2300 Sebelum Masehi, beberapa kuil Dagon yang penting terdapat di daerah Tuttul, Mari, Terqa. Semua kuil itu ada pada masa kerajaan Akkad di bawah pemerintahan Sargon sedang berkembang. Pada masa itu, Dagon diadopsi oleh kerajaan Akkad sebagai dewa nasional. Dalam penaklukannya di daerah barat Mesopotamia, ia beribadah kepada Dagan di Tuttul. Beberapa sumber yang berbentuk tulisan kuno juga mengindikasikan bahwa Sargon beberapa kali mengunjungi kuil Dagon yang terdapat di Tuttul. Pada tahun 2500 Sebelum Masehi, Dagon disembah diseluruh Mesopotamia terutama di daerah Efrat tengah dan di salah satu kotanya yang bernama Mari. <br><br>Kuil Dagon<br>Pada abad ke 14 Sebelum Masehi, terdapat salah satu kuil Dagon di daerah Fenisia Utara yaitu di Ugarit. Kuil ini terdiri dari dua tiang batu. Di dalam kuil ini terdapat gambar Dagon serta tulisan. Kuil ini mempunyai pelataran depan, bilik atau ruang depan, serta menara. Dalam naskah Ugarit, Dagon adalah bapak dari Baal. Hal ini bermakna ambigu karena pada sisi lain Baal juga disebut sebagai anak dari El yang merupakan dewa dari orang Kanaan. Namun, kemiripan karakter antara Baal dan Dagon yang menyebabkan Dagon disebut sebagai bapak dari Baal. Hal ini kemudian berkembang menjadi permasalahan yang rumit ketika Dagon diidentikkan dengan El yang juga diduga sebagai bapak dar i Baal. Namun, asumsi ini sangat sulit diterima karena ibadah yang dipakai Dagon dan kepada El terpisah dan berbeda. Ibadah mula-mula kepada Dagon oleh bangsa Kanaan merupakan warisan dari orang Filistin. Orang Filistin sendiri mengadopsi Dagon sebagai dewa mereka dalam bentuk sinkretisme. Pada abad ke 7 sebelum masehi, di kota Mari dan kota Amori terdapat lebih dari 50 nama yang berbeda yang ditemukan dan merupakan penggabungan dengan nama Dagon. Selain itu, nama Dagon juga digunakan sebagai nama julukan untuk menunjuk pada kodrat dari Dewa. <br><br>Peran Dagon<br>Beberapa ahli mempunyai pendapat mengenai peran Dagon dalam dunia dewa maupun manusia, salah satunya adalah Robert. Robert mengatakan bahwa mempunyai Dagon peranan penting di dunia bagian bawah. Argumen Robert ini didasarkan pada teks dari Mari. Dalam teks tersebut, Dagon dikatakan sebagai sebuah dewa dari Enlil. Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman mengenai dunia bagian bawah di Enlil. Dalam teks Mari, Dagon disebut bel pagre yang berarti dewa dari korban atau dewa orang mati. <br></div> Unknownnoreply@blogger.com0