Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Apr 30, 2015

Herodes Antipas

Herodes Antipas lahir dalam tahun 22 SM. Ia adalah seorang Galilea. Ia lahir dengan latar belakang keluarga yang memiliki andil besar dalam perpolitikan Romawi pada saat itu. Ayahnya, Herodes Agung, merupakan gubernur Galilea (tahun 47 SM), lalu menjadi raja Yudea (41-40 SM), penguasa Yerusalem (37 SM), kemudian penguasa Samaria dan banyak kota lain termasuk Yerikho, sampai saat ia meniggal (4 SM). Ibunya bernama Malthake. Antipas juga merupakan adik dari Arkhelaus yang menjadi penguasa atas Yudea, Samaria, dan Idumea (4 SM).

Keagamaan

Dalam hal keagamaan, Herodes Antipas adalah seorang Yahudi. Dia memihak rakyat Yahudi dalam menentang Pilatus yang akan mendirikan sebuah kuil berhala di Yerusalem, dan ia juga menghadiri perayaan Paskah yang diadakan di kota itu (Bdk. Luk 23: 7).

Pernikahan

Ketika itu, Antipas pergi ke Roma dan di sana ia tinggal bersama saudara tirinya, Herodes Filipus I, yang hidup sebagai warga negara sipil. Di sana ia bertemu dengan Herodias. Herodias adalah istri Herodes Filipus I yang merupakan putri dari saudara tirinya yang lain, Aristobulus ( Bdk. Mat 14: 3; Mrk 6: 17; Luk 3: 19). Herodes Filipus I hanya muncul dalam Injil dan tidak boleh disamakan dengan Raja Filipus penguasa wilayah. Melalui perjumpaan itulah kemudian Antipas jatuh cinta kepada Herodias. Antipas segera berniat menceraikan istrinya, putri seorang raja Arab, Aretas. Putri Aretas yang mencium niat Antipas, melarikan diri ke kerajaan ayahnya, yang kemudian segera menyatakan perang dengan Antipas.

Herodes Antipas kemudian menikahi Herodias dan tetap memertahankan pernikahannya. Mereka menetap di Tiberias bersama dengan putri Herodias, Salome. Diperkirakan pada saat itulah Antipas pergi ke benteng Makerus di Perea agar dapat mengamati khotbah-khotbah Yohanes Pembaptis dengan lebih baik. Antipas nampaknya menghargai keluguan nabi ini, walaupun ia mengecam kesalahan-kesalahannya dengan terus terang. Akibat dari kecaman yang dilontarkan oleh Yohanes, Herodias merasa sangat berang dan sakit hati. Sehingga, pada saat pesta ulang tahun Herodes di mana Salome berhasil menghibur hati Herodes, dan menjajikan akan menuruti apapun yang diminta olehnya, Herodias berhasil membuat Yohanes dibunuh. Antipas terlalu lemah untuk menyelamatkan nyawa Yohanes Pembaptis yang telah mengatakan kebenaran kepadanya (Bdk. Mat 14: 1-12; Mrk 6: 14-29; Luk 3: 19). Antipas juga muncul sebagai orang yang mengadili Yesus ketika akan disalib (Bdk. Luk 23: 7-12).

Karier

Antipas hidup dalam tahun 22-39 SM. Ia  mulai terjun langsung ke dunia perpolitikan dalam tahun 4 SM. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia tergolong pemimpin yang otoriter dan kejam. Selain daripada itu, ia merupakan tokoh yang memiliki watak licik, tamak, dan tidak bermoral. Dari cerminan wataknya tersebut maka Yesus menyebutnya dengan julukan "si serigala" (Bdk. Luk 13: 32).

Antipas  merupakan seorang raja di Galilea dan Perea (4 SM- 39 M). Selama empat puluh tiga tahun masa pemerintahannya, dia telah membangun sebuah kota di tepi Danau Galilea yang dinamakan Tiberias. Kota Tiberias adalah pelabuhan utama di Danau Galilea. Gedung-gedung yang indah dibangun sebagai ibu kota Herodes. Kota tersebut dibangun di atas reruntuhan sebuah makam kuno, sehingga kaum Yahudi yang fanatik menganggapnya najis dan tidak berkenan untuk menempatinya. Sebagai seorang pemimpin yang otoriter, Antipas menempuh jalan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Sistem pemerintahan yang digunakan Antipas meniru sistem pemerintahan Yunani.

Dalam kariernya Antipas cukup dipengaruhi oleh istrinya, Herodias. Pada tahun 37 SM Agripa I, saudara laki-laki Herodias dan putra Aristobulus, diangkat oleh Kaisar Caligula menjadi raja di wilayah yang sebelumnya merupakan wilayah Filipus. Melihat nasib baik Agripa, Herodias membujuk suaminya agar mengajukan petisi pada kaisar untuk mengangkatnya menjadi raja. Inilah yang menjadi titik awal kehancuran Antipas. Ketika dia tiba di Roma dan bertemu dengan Caligula, Fortunatus, seorang wakil Agripa, menuduhnya telah mengadakan suatu persekongkolan untuk mengkhianati Roma. Caligula segera memecat Antipas dan membuangnya ke Lyons di Gaul, di mana dia menemui ajalnya. Setelah itu, wilayah kekuasaannya diambil alih oleh Agripa. 

Herodes Keturunan Edom

Orang-orang Yahudi sangat tertarik kepada silsilah-silsilah. Sejarahwan terkenal Flavius Josephus (37-100), seorang sejarahwan Yahudi , ketika menulis otobiografinya, iapun mulai dengan asal-usulnya sendiri, yang menurutnya ia temukan di dalam kitab catatan umum.

Alasan dari minat orang Yahudi terhadap asal-usul seseorang itu ialah, bahwa mereka dapat menemukan kemurnian garis keturunan seseorang. Dan hal itu merupakan hal yang sangat penting bagi mereka. Kalau di dalam garis keturunan itu ditemukan adanya campuran darah dari orang lain, maka orang yang bersangkutan akan kehilangan haknya untuk disebut sebagai Yahudi dan sebagai anggota umat Allah. Seorang imam umpamanya, mempunyai kewajiban untuk menunjukkan catatan asal-usul yang bermula dari Harun terus sampai kepada dirinya sendiri tanpa putus-putus. Kalau ia menikah, maka harus menunjukkan garis asal-usul paling sedikit lima generasi yang lampau.

Ketika Ezra mengatur kembali ibadah kepada Allah, setelah bangsa Israel kembali dari pembuangan Babel, iapun mengatur kembali agar keimaman agar berfungsi dengan baik. Dari usahanya itu, Ezra ternyata menolak anak-anak Habaya, anak-anak Koz dan anak-anak Barzilei, karena mereka ternyata bukan keturunan asli Yahudi. Mereka itu diteliti apakah nama mereka terdapat dalam silsilah. Tetapi karena tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam.

Daftar silsilah seperti itu sebenarnya disimpan oleh Sanhedrin. Herodes yang Agung pun selalu diremehkan oleh orang-orang yang 100% berdarah Yahudi, karena ia adalah keturunan Edom. Dapat dilihat pentingnya hal itu justru dari tindakan Herodes sendiri. Herodes yang adalah keturunan Edom menganggap daftar silsilah dan asal-usul itu sangat penting, sehingga ia menghancurkan daftar asal-usulnya sendiri. Dan dengan tindakannya itu, maka tidak ada orang lain yang dapat membuktikan asal-usul dirinya kecuali Herodes sendiri.

Maka, keluarga Herodes bukan keturunan Yahudi tulen, melainkan keturunan Esau, saudara Yakub. Keturunan Esau, yang disebut orang Edom, menetap disebelah selatan Laut Mati di daerah Gunung Seir dan kota besar yang kemudian disebut Petra. Sekitar 300 sebelum Masehi, orang Edom dihalau oleh sekelompok orang yang disebut orang Nabatea, dan mereka berimigrasi ke barat ke bagian selatan Palestina, yang kemudian disebut Idumea, dan penduduknya disebut orang Idumea, bentuk kata Yunani dari kata orang Edom. Kota utama orang Idumea, yaitu Hebron, disebut oleh Yudas Makabeus pada tahun 165 sebelum Masehi. Yohanes Hirkanus kemudian menaklukkan daerah mereka dan menjadikan orang-orang sebagai orang Yahudi dan tunduk kepada upacara sunat.

Nenek moyang pertama Herodes Agung yang merupakan orang penting adalah seorang yang bernama Antipas (wafat pada tahun 78 sebelum Masehi). Ia telah ditunjuk menjadi wali negeri Idumea (bagian Palestina yang berada di selatan Yudea) oleh Raja Aleksander Yanneus (103-76 sM). Antipas digantikan sebagai wali negeri Idumea oleh putranya, Antipater (ayah Herodes Agung). Antipater memiliki seluruh ambisi yang sangat besar dari putranya, Herodes Agung, dan melihat kesempatan untuk mendapat posisi kuat dalam dinasti Hasmon yang mengalami kemunduran. Ketika Yohanes Hirkanus II dan Aristobulus II keduanya berusaha mendapat takhta Hasmon, Antipater memihak kepada Yohanes Hirkanus II dan membujuk dia untuk mencari bantuan Roma. Ketika Pompei datang melawan Yerusalem pada tahun 63 sM, Hirkanus membantu tentara Roma dalam pengepungan mereka terhadap benteng-benteng bagian dalam.

Yohanes Hirkanus II, sebagai penguasa Yudea, dan Antipater, sebagai wali negeri Idumea, terus mendukung Pompei, jenderal Romawi itu, sampai Pompei dikalahkan pada pertempuran di Farsalus pada tahun 48 sebelum Masehi. Setelah itu, Hirkanus dan Antipater tunduk kepada Julius Caesar, yang sekarang menjadi pemimpin roma. Julius Caesar meneguhkan posisi politik mereka di Yehuda.

Julius Caesar sebagai kepala negara Romawi membawa orde baru di Yudea. Akan tetapi, ia dibunuh pada tanggal 15 Maret, 44 sebelum Masehi, dan berikutnya terjadi serangkaian hari-hari yang naas untuk daerah kecil Yudea. Antipater wafat pada tahun 43 sebelum Masehi, diracun oleh seorang lawannya. Ia meninggalkan empat putra - Faesal, Herodes Agung, Yosef, dan Feroras - dan seorang anak perempuan Mariamne. Putra yang kedua, Herodes Agung, terkenal dalam Alkitab sebagai penguasa Yudea pada masa Kristus lahir.

Herodes telah memulai karir politiknya sebagai seorang pemuda, memerintah sebagai wali negeri atas kawasan Galilea di Palestina utara. Ia diangkat ke posisi ini oleh ayahnya, Antipater. Yosefus mengatakan bahwa Herodes masih berusia 15 tahun ketika ia menempati posisi ini, tetapi cukup jelas bahwa ia tentunya berumur 25 tahun. Sebagai wali negeri Galilea, Herodes berhasil menyingkirkan para perampok dari kawasannya dan lebih berhasil lagi dalam meningkatkan uang pajak yang wajib dibayar kepada pejabat-pejabat Roma. Di bidang politik, ia maju dengan cepat, dan Markus Antonius yang memerintah di bagian Timur setelah kematian Julius Caesar menunjuk Herodes dan saudaranya Faesal menjadi raja seperempat negeri di Yudea pada tahun 41 sebelum Masehi. Tahun berikutnya Antonius menjadikan Herodes raja atas orang-orang Yahudi.

Herodes Agung yang lahir sekitar tahun 73 sM, ibunya adalah seorang ratu Arab. Ia punya sepuluh orang istri namun hanya lima yang dikenal namanya yaitu Doris, Mariamne I, Mariamne II, Maltake, dan Kleopatra; serta tujuh putra, Antipater, Aleksander, Aristobulus, Herodes Boethos Filipus, Arkhelaus, Herodes Antipas, dan Filipus. Ia membunuh tiga orang putranya sendiri.

Orang Yahudi tidak mau menerima Herodes dan ada dua faktor yang menyebabkan hal ini. Pertama Herodes bukan orang Yahudi, tetapi orang Idumea dan ia bersekutu dengan orang-orang Romawi untuk memperoleh dukungan mereka. Faktor kedua terletak pada kenyataan bahwa Herodes telah menelantarkan dinasti Hasmon (dari keturunan Yudas Makabe). Orang Yahudi melihat di dalam dirinya seorang perampas takhta Daud.

1 Herodes Agung, memerintah 40 - 4 sebelum Masehi.
2 Herodes Arkhelaus, 4 sebelum Masehi hingga 6 Masehi
3 Herodes Antipas, hingga 39 Masehi
4 Herodes Agripa, 41 hingga 44 Masehi
5 Herodes Agripa II, 48 - 100 Masehi

Herodes

1. Herodes Agung

Herodes Agung, raja Yahudi pada 40-4 sM, lahir thn 73 sM. Ayahnya, Antipater, seorang Yahudi keturunan Idumea. Sang ayah mencapai kedudukan yg pengaruhnya besar di Yudea. Setelah bangsa Romawi mengalahkan Yudea, Julius Caesar pada tahun 47 sM menunjuk Antipater menjadi pemerintah Yudea. Selanjutnya Antipater menunjuk anaknya, Herodes, sebagai pemimpin militer di Galilea. Herodes menunjukkan ketangkasannya dengan jalan menumpas gerombolan perampok di wilayah itu. Gubernur Romawi di Siria terkesan akan kekuatannya, dan mengangkat dia menjadi pemimpin militer di Koele-Siria.

Sesudah pembunuhan Caesar yg diikuti perang saudara, Herodes menikmati jasa baik Antonius. Waktu orang Parti menyerbu Siria dan Palestina dan kemudian mendudukkan Antigonus dari wangsa Hasmonae menduduki takhta Yudea (40-37 sM), maka senat di Roma, atas nasihat Antonius dan Oktavianus, memberikan gelar 'raja orang Yahudi' kepada Herodes. Selama 3 tahun Herodes harus berperang untuk mengukuhkan gelarnya itu. Kemudian ia memerintah Yudea selama 33 thn sebagai 'teman dan sekutu' Roma yg setia.

Tiba thn 31 sM - kendati itikad baik Antonius tidak luntur kedudukan Herodes dipersulit oleh kelicikan Kleopatra, yg bermaksud menyatukan Yudea dan Koele-Siria ke dalam kerajaan Ptolemais. Bahaya itu sirna oleh pertempuran di Aktiurn, karena sesudah pertempuran itu, kedudukan Herodes dalam kerajaannya diperkukuh oleh Oktavianus (Kaisar Agustus), pemimpin baru dunia Romawi. Sumber kemelut lain yang mengancam kedudukan Herodes adalah keluarga Hasmonae, yang marah karena Oktavianus tiba-tiba mengangkat orang lain naik takhta. Walaupun Herodes menikah dengan Mariamne, cucu bekas imam besar Hirkanus dari keluarga Hasmonae itu, kecurigaan Herodes membuat dia menyingkirkan anggota keluarga Hasmonae satu demi satu, termasuk Mariamne sendiri (29 sM).

Herodes menenteramkan daerah-daerah perbatasan wilayah timurlaut demi kepentingan Roma, lalu Agustus memasukkan daerah-daerah itu ke dalam kerajaannya. Herodes melanjutkan politik kultural kaisar dengan mengusahakan pembangunan, tidak hanya di daerahnya sendiri tapi juga di kota-kota negara asing (misalnya kota Athena). Di wilayahnya sendiri ia membangun kembali Samaria dan memberi nama baru, Sebasta, menurut nama kaisar (Yunani Sebastos = Latin Agustus); ia membangun kembali Menara Strato di pantai Laut Tengah, melengkapinya dengan pelabuhan buatan yg indah, dan menamakannya Kaisarea, juga untuk menghormati kaisar. Daerah-daerah permukiman dan benteng-benteng pertahanan dibangun di mana-mana di negeri itu. Di Yerusalem ia mendirikan sebuah istana bagi dirinya sendiri di wilayah tembok bagian barat; ia membangun kembali benteng Antonia (disebut sesuai nama Antoni) di baratlaut daerah Bait Suci. Yang terbesar dari segala usahanya dalam bidang pembangunan adalah merekonstruksi Bait Suci di Yerusalem, yg dimulai pada permulaan thn 19 sM.

Tapi tidak satu pun karya Herodes, termasuk pengeluaran yang berlebih-lebihan bagi pembangunan Bait Suci, yg dapat mempengaruhi masyarakat Yahudi menyukai dia. Garis keturunannya dari bangsa Edom tidak pemah dilupakan. Walaupun dia adalah Yahudi karena agama dan membangun kembali Bait Suci Allah Israel di Yerusalem, dia toh membangun kuil-kuil bagi dewa-dewa para penyembah berhala di tempat lain. Terutama sekali tindakannya membasmi habis keluarga Hasmonae tidak dapat dimaafkan.

Perbuatan kejam itu ternyata tidak mengakhiri kerusuhan dalam rumah tangganya. Ada perselisihan antara saudara-saudaranya yang perempuan dengan istri-istrinya, juga antara anak-anaknya dari istri-istrinya itu. Kedua anaknya dari Mariamne, Aleksander dan Aristobulus, dibesarkan di Roma. Mereka dia tunjuk menjadi ahli waris. Garis keturunan mereka dari keluarga Hasmonae (sang ibu) membuat mereka berterima bagi orang Yahudi. Tapi kedudukan istimewa ini menimbulkan iri pada saudara-saudara tirinya, terutama anak Herodes yang sulung, Antipater, yg berusaha keras meracuni pikiran ayahnya untuk menentang mereka. Akhimya (7 sM) mereka dituduh sekongkol melawan ayah mereka, lalu dijatuhi hukuman mati. Antipater tidak memperoleh keuntungan apa-apa dari kematian mereka itu, karena 3 thn kemudian ia menjadi korban kecurigaan Herodes, dan dijatuhi hukuman mati hanya beberapa hari sebelum kematian Herodes sendiri (4 sM).

Sifat kecurigaan Herodes terungkap baik dalam peristiwa kunjungan orang majus dan pembunuhan anak-anak Betlehem (Matius 2). Walaupun cerita ini tidak muncul di lain tempat, namun isu seorang raja Yahudi sebagai tandingannya pasti membangkitkan kecemasannya yang paling hebat. Kecurigaan yg terakhir ini berkembang membuatnya gila, akibatnya Herodes lebih terkenal sebagai bernafsu membunuh daripada kampiun administrasi.

Dalam wasiatnya ia mewariskan kerajaannya kepada tiga dari antara anak-anaknya - Yudea dan Samaria kepada Arkhelaus (Matius 2:22), Galilea dan Perea kepada Antipas, daerah-daerah bagian timurlaut kepada Filipus (Lukas 3:1). Pembagian warisan ini disahkan oleh Agustus.

2. Arkhelaus

Arkhelaus ('Herodes Etnarkos', demikian tertulis pada uang logamnya). Ia memerintah di Yudea ' di tempat ayahnya, Herodes' (Matius 2:22) dari 4 sM sampai 6 M, tapi tanpa gelar raja. Ia adalah anak sulung Herodes dari istrinya wanita Samaria, Maltake, dan mempunyai reputasi terburuk di antara semua anak Herodes. Ia melanggar agama Yahudi karcna mengawini Glaphyra, janda dari Aleksander, saudaranya satu ayah. Ia melanjutkan politik ayahnya dalam bidang pembangunan, tapi sistem penindasan yg dia terapkan dalam pemerintahannya tidak dapat ditolerir. Akhirnya utusan ningrat Yudea dan Samaria ke Roma, mengingatkan Agustus bahwa jika Arkhclaus tidak disingkirkan, akan terjadi pemberontakan masal. Sesuai tuntutan mereka, Arkhelaus dipecat dan dibuang. Yudea menjadi satu propinsi Romawi, diperintah oleh orang-orang yg ditunjuk oleh kaisar

3. 'Raja wilayah Herodes' (Lukas 3:19, dll)

'Raja wilayah Herodes' (Lukas 3: 19, dll), memakai nama Antipas untuk membedakan dia dari yang lainnya. Ia adalah anak termuda dari Herodes dan istrinya Maltake. Ia mewarisi wilayah Galilea dan Perea. Dalam Injil ia menonjol pada peristiwa Yohanes Pembaptis dipenjarakan dan dihukum mati (Markus 6: 14-28). Juga karena pertemuannya yang singkat dengan Yesus sewaktu Yesus dikirim kepadanya oleh Pilatus untuk diadili (Lukas 23:7 dab). Dicatat bahwa Yesus menjuluki dia 'si serigala itu' (Lukas 13:31 dab). Dari semua anak Herodes, dialah yang paling pintar. dan seperti ayahnya. dia tokoh pembangunan yg besar; kota Tiberias di Danau Galilea adalah bangunan dia (22 M) dan untuk menghormati kaisar Tiberius dinamainyalah kota itu demikian. Ia mengawini putri raja Nabatea Aretas IV, tapi menceraikannya kemudian supaya dapat mengawini Herodias. istri saudaranya dari satu ayah dua ibu, Herodes Filipus.

Menurut Injil-injil Sinoptik, Yohanes Pembaptis menimbulkan kemarahan Antipas karena menuduh perkawinannya yg kedua itu melanggar hukum; Yosefus (Antiquities 18. 118) mengatakan bahwa Antipas takut kalau pengikut Yohanes yg jumlahnya besar akan memberontak. Aretas marah karcna penghinaan terhadap putrinya itu. Beberapa thn kemudian - pada suatu kesempatan - ia mengumumkan perang terhadap Herodes Antipas (36 M). Angkatan perang Antipas menderita kekalahan hebat. dan Yosefus berkata bahwa banyak orang memandang kekalahan itu sebagai pembalasan dari Allah kepada Antipas, karena ia telah membunuh Yohanes Pembaptis. Pada thn 39 M Antipas diadukan kepada kaisar Gayus oleh kemenakannya. Agripa (lihat nomor 4), dituduh berkomplot untuk memberontak. Akibatnya ia dipecat dan terpaksa menghabiskan sisa hidupnya di pembuangan.

4. 'Raja Herodes' (Kisah 12:1)

'Raja Herodes' (Kisah 12:1)dikenal sebagai Agripa. Ia adalah anak dari Aristobulus dan cucu dari Herodes Agung. Setelah ayahnya menjalani hukuman mati pada tahun 7 sM, ia dibesarkan di Roma, erat berhubungan dengan keluarga kaisar. Pada tahun 23 M ia mempunyai hutang, sedemikian besarnya sehingga ia harus meninggalkan Roma. Untuk suatu kurun waktu tertentu ia menerima perlindungan di Tiberias dari pamannya, Antipas, berkat bantuan kakaknya yang perempuan, Herodias, yang baru saja dinikahi Antipas. Tapi dia bertengkar dengan Antipas dan pada thn 36 M ia kembali ke Roma. Di sini ia melukai perasaan kaisar Tiberius lalu dipenjarakan. Tapi satu thn kemudian, setelah Tiberius meninggal, ia dibebaskan oleh kaisar baru, Gayus (Kaligula), dan menganugerahkan dia gelar raja dengan wilayah timur-laut Palestina sebagai kerajaannya.

Karena Antipas dihukum dan dibuang pada thn 39 M, maka daerah Galilea dan Perea ditambahkan ke dalam kerajaan Agripa. Setelah Klaudius menjadi kaisar pada thn 41 M. kaisar selanjutnya memperluas wilayah Agripa dengan memberikan kepadanya Yudea dan Samaria. Dengan demikian wilayah kerajaannya sama luasnya dengan kerajaan kakeknya. Ia membutuhkan kebaikan orang Yahudi, yg memandang dia keturunan keluarga Hasmonae (dari neneknya, Mariamne) dan ia berusaha menyatakannya. Serangannya terhadap para rasul (Kisah 12:2 dab) menjadi lebih populer mungkin karcna pergaulan mereka dengan orang-orang non-Yahudi (Kisah 10:1 - 11: 18). Kematiannya yang tiba-tiba pada umur 54 tahun (44 M), dicatat oleh Lukas (Kisah 12:20 dab) dan Yosefus (Antiquities 19.343) sedemikian rupa, sehingga kedua cerita itu saling melengkapi. Ia meninggalkan seorang anak laki-laki, Agripa, dan dua anak perempuan, Bernike (lahir tahun 28 M). disebut dalam Kisah 25: 13 dab. dan Drusila (lahir tahun 38 M) yang menjadi istri ketiga dari wali negeri Feliks (bandingkan Kisah 24:24).

5. Agripa

Agripa, anak dari Herodes Agripa (lihat nomor 4 di atas), lahir tahun 27 M. Ia dinilai terlalu muda untuk menggantikan ayahnya. Tapi kemudian ia menerima gelar raja dari Klaudius, dan memerintah atas wilayah utara dan timur-laut Palestina yang diperluas oleh Nero pada thn 56 M. Ia mengubah nama ibukotanya dari Kaisarea-Filipi menjadi Neronias, sebagai pujiannya terhadap kaisar New. Dari tahun 48-66 M ia mendapat hak istimewa untuk mengangkat imam-imam besar bangsa Yahudi. la berusaha sekuat-kuatnya untuk mencegah pecahnya perang Yahudi melawan Roma pada thn 66 M; ketika usaha ini gagal ia tetap setia kepada Roma dan dihadiahi dengan perluasan kerajaannya. Ia meninggal tanpa keturunan pada kr thn 100 M. la tidak asing bagi pembaca PB karena pendekatannya kepada Paulus (Kisah 25: 13-26:32), yang ia tuduh, dengan gurauan. bahwa Paulus berusaha untuk menjadikannya Kristen (Kisah 26:28).

Orang Herodian

Mereka disebut sekali sebagai musuh-musuh Yesus di Galilea, dan sekali lagi di Yerusalem (Markus 3:6; 12:13: Matius 22:16). Bergabungnya mereka dengan kelompok Farisi untuk mempermasalahkan pembayaran pajak kepada kaisar, memberi kesan bahwa mereka setuju dengan kelompok itu perihal nasionalisme versus penjajahan asing. Fakta ini serta formasi kata (bandingkan Caesariani) nampaknya membuktikan bahwa mereka adalah suatu golongan Yahudi yang menyukai dinasti Herodian. Ada pandangan bahwa mereka adalah suatu golongan agama yang dalam kesusastraan rabi dikenal sebagai 'orang-orang Boetus'. yaitu penganut keluarga Boetus, yg putrinya, Mariamne, adalah salah seorang dari istri Herodes Agung, dan yang anak-anaknya dilantiknya menjadi imam besar. Pandangan itu secara umum sudah ditolak.

Herodias

Herodias, (Markus 6:17; Lukas 3:19), putri dari Aristobulus (anak dari Herodes Agung dengan Mariamne). Ia menikah pertama kali dengan paman nya, Herodes Filipus (anak dari Herodes Agung dgn Mariamne yang kedua: jangan dikacaukan dengan Filipus raja wilayah); kedua kalinya menikah dengan paman nya, Herodes Antipas (lihat Herodes, nomor 3). Dari suaminya yang pertama ia mendapat seorang anak perempuan, Salome, yang menikah dengan kakak-parnannya, Filipus raja wilayah. Jatidiri anak perempuan Herodias dalam Markus 6:22 dst tidak Jelas. Waktu Antipas dibuang pada tahun 39 M, Herodias lebih suka menemani dia ke pembuangan daripada menerima kemurahan Gayus, yang berusaha menunjukkan persahabatan kepada saudara perempuan temannya, Agripa.

Siapakah Itu Pilatus Dan Herodes

Pilatus dan Herodes kita kenal sebagai dua orang pemimpin yang berkuasa pada zaman Yesus. Dalam kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus, kedua pemimpin itulah yang berperan memberikan keputusan tentang penyaliban Yesus. Tetapi siapakan mereka itu dan mengapa mereka berperan demikian?

Pilatus dikenal sebagai Pontius Pilatus, seorang Romawi. Pada tahun 26 masehi ia diangkat oleh kaisar Tiberius untuk menjadi wali negri yang ke-lima atas wilayah negeri Yudea. Kedudukan kekuasaannya beraada di Kaisarea sebagai perpanjangan tangan dari pemerintahan Romawi. Sebagai wali negeri Pilatus menjadi penguasa wilayah Yudea sekaligus menjadi pimpinan tentara pendudukan. Salah satu datasemen ditempatkan di Yerusalem yang berkedudukan di benteng Antonia (Kis. 22:23-29)

Herodes adalah pimpinan Yahudi. Tetapi kita harus membedakannya dengan Herodes yang lain. Misalnya Herodes Agung (37-4 sM), Herodes Arkhelaus (4-6 sM, Herodes Agripa I (41-44 M). Yang dimaksud dengan Herodes disini adalah Herodes Antipas (4sM-39M. Ia adalah Herodes yang terkait dengan kisah yang diceritakan oleh keempat Injil. Dia yang membunuh Yohanes Pembaptis (Mat. 14:1-12). Herodes Antipas ini adalah raja atas wilayah Galilea. Dia pulalah yang mengirim kembali Yesus pada Pilatus untuk dihukum.

Ceritanya adalah bahwa setelah Yesus ditangkap dan dihadapkan pada Hanas dan Kayafas, kemudian Yesus dikirim ke Pilatus. Tetapi Pilatus tidak mendapatkan kesalahan apapun pada Yesus. Jadi Pilatus mencari jalan supaya ia tidak terlibat akan hal ini. Mengetahui bahwa Yesus berasal dari Galilea, maka Pilatus mengirim Yesus kepada Herodes Antipas, raja Galilea yang kebetulan pada waktu itu ada di Yerusalem. Tetapi ini siasat Pilatus untuk mengambil hati Herodes, karena keduanya bermusuhan, dimana Pilatus telah membunuh beberapa rakyat Herodes dan pelbagai kesalahan besar lainnya. Perstiwa ini membuat Pilatus dan Herodes bersahabat! (Luk. 23:12)

Herodes pun tidak menemukan kesalahan pada Yesus. Maka ia mengirim kembali kepada Pilatus. Dan ia tidak menemukan kesalahan apapun. Pilatus mencari jalan lain lagi. Ia hendak membebaskan Barabas asalkan Yesus tidak dihukum. Tentu ini sebuah niat baik Pilatus. Tetapi hal ini tidak digubris. Khalayak ramai mendesak Pilatus (Yoh.19:12). Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus untuk disalibkan.

Herodes Agung

Nama suatu dinasti yang memerintah atas orang Yahudi. Mereka adalah orang Idumea, keturunan Edom. Menurut Yosefus, mereka adalah orang Yahudi nominal, karena orang Idumea dipaksa untuk menyunatkan diri oleh penguasa Makabe, Yohanes Hirkanus I, kira-kira pada tahun 125 SM.

Di samping keterangan singkat dalam Alkitab mengenai dinasti Herodes, kebanyakan dari keterangan mengenai mereka dimuat dalam catatan sejarah karya Yosefus. Bapak leluhur dinasti Herodes adalah Antipater (Antipas) I, yang diangkat menjadi gubernur Idumea oleh Aleksander Yaneus, raja Hasmonea (Makabe). Putra Antipater, yang juga disebut Antipater atau Antipas, adalah ayah Herodes Agung. Yosefus menceritakan bahwa menurut sejarawan Nikholas dari Damaskus, Antipater (II) adalah keturunan orang-orang Yahudi terkemuka yang datang dari Babilon dan menetap di tanah Yehuda. Tetapi menurut Yosefus, pernyataan Nikholas itu semata-mata untuk menyenangkan Herodes, yang sebenarnya adalah orang Edom dari pihak bapak maupun ibunya.

Antipater II, seorang yang sangat kaya, terlibat dalam politik serta intrik dan memiliki ambisi besar bagi putra-putranya. Ia mendukung Yohanes Hirkanus II, putra dari Aleksander Yaneus dan Salome Aleksandra, yang demi memperoleh jabatan sebagai imam besar dan raja atas orang Yahudi, menentang Aristobulus, saudara Hirkanus. Tetapi sebenarnya Antipater sedang berupaya untuk memenuhi ambisinya sendiri, dan akhirnya ia menerima kewarganegaraan Romawi dan jabatan sebagai gubernur Yudea dari Julius Caesar. Antipater melantik putra sulungnya, Fasael, sebagai gubernur Yerusalem dan putranya yang lain, Herodes, sebagai gubernur Galilea. Kariernya berakhir ketika ia dibunuh dengan cara diracuni.
  • Herodes Agung, putra kedua dari Antipater (Antipas) II dan istrinya, Sipros. Sejarah membenarkan laporan singkat yang diberikan Alkitab mengenai karakter pria ini, yaitu sebagai orang yang tidak berprinsip, licik, penuh kecurigaan, amoral, kejam, dan suka membunuh. Seperti ayahnya, ia memiliki kecakapan sebagai seorang diplomat dan oportunis. Akan tetapi, harus diakui bahwa ia memperlihatkan kecakapan sebagai seorang organisator dan komandan militer. Yosefus menggambarkannya sebagai seorang pria yang sangat kuat fisiknya, terampil menunggang kuda dan menggunakan lembing serta busur. (The Jewish War, I, 429, 430 [xxi, 13]) Mungkin karakteristiknya yang paling menonjol dan bermanfaat adalah kecakapannya sebagai seorang pembangun.

    Pertama-tama, ia menjadi terkemuka selaku gubernur Galilea karena ia membersihkan wilayahnya dari gerombolan perampok. Akan tetapi, beberapa orang Yahudi menjadi dengki, dan bersama ibu-ibu dari para perampok yang dibantai, mereka menghasut Hirkanus II (yang pada waktu itu adalah imam besar) agar memanggil Herodes ke hadapan Sanhedrin dengan tuduhan bahwa dia telah mendahului badan tersebut dengan langsung mengeksekusi para perampok itu tanpa mengadili mereka terlebih dahulu. Herodes memenuhi panggilan itu, tetapi dengan berani dan tanpa respek menghadap mereka bersama seorang pengawal, walaupun sebagai orang yang mengaku proselit, ia harus tunduk kepada pengadilan tersebut. Karena hal ini menghina mahkamah agung Yahudi, bangkitlah amarah para hakim terhadapnya. Menurut Yosefus, seorang hakim yang bernama Samayas (Simeon) cukup berani untuk berdiri dan berbicara; ia meramalkan bahwa jika Herodes lolos dari hukuman, dia kelak akan membunuh orang-orang yang mengadilinya. Tetapi Hirkanus adalah orang yang pasif dan lemah. Karena intimidasi Herodes dan sepucuk surat dari Sekstus Caesar (seorang kerabat Julius Caesar dan gubernur Siria pada waktu itu) yang berisi ancaman terhadap Hirkanus jika ia tidak mencabut tuduhan itu, Hirkanus menyerah. Jewish Antiquities, XIV, 168-176 (ix, 4).

    Raja Yudea. Herodes menggantikan ayahnya, dan kira-kira pada tahun 39 SM, dilantik menjadi raja Yudea dan daerah sekitarnya oleh Senat Romawi; tetapi ia baru dapat mengukuhkan dirinya sebagai raja secara de facto tiga tahun kemudian setelah ia merebut Yerusalem dan menyingkirkan Antigonus, putra Aristobulus. Setelah kemenangan ini, Herodes mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan posisinya. Mula-mula ia membujuk Markus Antonius, seorang Romawi, agar membunuh Antigonus; kemudian ia mencari anggota-anggota terkemuka dari partai Antigonus, yang seluruhnya berjumlah 45 pria, dan membunuh mereka. Di antara orang-orang Farisi yang terkemuka, ia hanya mengecualikan Samayas dan Polio, karena akhirnya ia bahkan membunuh Yohanes Hirkanus II beberapa tahun kemudian. Jadi, dengan membantai orang-orang yang pernah mengadilinya, ia menggenapi ramalan Samayas.

    Sebagai politisi ulung, Herodes yakin bahwa demi kebaikannya sendiri, ia harus mendukung Roma. Tetapi ia harus sangat diplomatis, dengan sering mengubah haluan seiring dengan peruntungan para penguasa Romawi. Sebagai sahabat karib Sekstus, Herodes mula-mula mendukung Julius Caesar, lalu bersekutu dengan Kasius, pembunuh Caesar. Ia berhasil mengambil hati Markus Antonius, musuh Kasius dan penuntut balas Caesar, sebagian melalui uang suap yang besar. Belakangan, ketika Oktavius (Agustus Caesar) mengalahkan Antonius dalam pertempuran di Aktium, Herodes dengan cerdik berhasil mendapatkan pengampunan Agustus atas tindakannya mendukung Antonius; setelah itu, ia tetap bersahabat dengan Agustus. Herodes mendukung Roma dan menghambur-hamburkan uang untuk diberikan sebagai hadiah kepada para Caesar; selain itu, ia fasih berbicara, sehingga ia selalu menang apabila dakwaan atau tuduhan terhadap dirinya diajukan ke Roma oleh orang Yahudi atau orang-orang lain, dan bahkan kadang-kadang oleh anggota keluarganya sendiri.

    Jabatan pertama yang diperoleh Herodes adalah sebagai gubernur Galilea. Kasius pernah mengangkatnya menjadi gubernur Sele-Siria. Belakangan, Senat Romawi, atas rekomendasi Antonius, mengangkatnya menjadi raja Yudea. Kemudian, Kaisar Agustus menambahkan kekuasaan atas wilayah Samaria: Gadara, Gaza, dan Yopa, lalu wilayah-wilayah Trakhonitis, Batanea, Auranitis, dan Perea, yaitu daerah di sebelah timur Yordan yang kira-kira sama dengan Gilead. Idumea juga berada di bawah kekuasaannya.

    Bait dan Pembangunan Lainnya. Sehubungan dengan pembangunan yang dilakukan Herodes, yang paling menonjol, khususnya dari sudut pandang Alkitab, adalah pembangunan kembali bait Zerubabel di Yerusalem. Bait itu dibangun dengan biaya yang besarnya luar biasa dan menurut gambaran Yosefus, bait ini benar-benar megah. (Jewish Antiquities, XV, 395, 396 [xi, 3]) Karena orang Yahudi membenci dan mencurigai Herodes, mereka tidak mengizinkan dia untuk terlebih dahulu meruntuhkan bait yang sudah ada. Ia harus mengumpulkan bahan-bahan bangunan dan meletakkan semuanya di daerah sekitar bait itu, dan baru setelah itu ia boleh memulai pembongkaran. Menurut Yosefus, tempat suci bait dibangun kembali dalam waktu 18 bulan. (Jewish Antiquities, XV, 421 [xi, 6]) Bangunan-bangunan utama lainnya dirampungkan dalam waktu delapan tahun. Tetapi pada tahun 30 M, orang Yahudi menyatakan bahwa bait itu dibangun dalam waktu 46 tahun. Hal ini tercetus dalam suatu percakapan dengan Yesus Kristus menjelang Paskah yang pertama setelah Yesus dibaptis. (Yoh 2:13-20) Menurut Yosefus (Jewish Antiquities, XV, 380 [xi, 1]), pekerjaan itu dimulai pada tahun ke-18 masa pemerintahan Herodes. Jika didasarkan atas cara orang Yahudi menghitung tahun pemerintahan raja-raja mereka, itu adalah pada tahun 18/17 SM. Sebenarnya, pembangunan di bait terus berlanjut dengan didirikannya bangunan-bangunan tambahan dan lain-lain, hingga enam tahun sebelum pembinasaannya pada tahun 70 M.

    Herodes juga yang membangun berbagai teater, amfiteater, hipodrom, benteng kota, benteng pertahanan, istana, taman, kuil untuk menghormati Caesar, saluran air, monumen, dan bahkan kota. Kota-kota tersebut ia namai menurut nama dirinya, sanak saudaranya, atau kaisar-kaisar Roma. Ia membangun sebuah pelabuhan buatan di Kaisarea yang menyaingi pelabuhan Tirus. Menurut Yosefus, batu-batu yang besarnya luar biasa diletakkan di kedalaman 20 depa (36 m) di bawah permukaan air untuk membuat sebuah dermaga selebar kira-kira 60 m. (Jewish Antiquities, XV, 334, 335 [ix, 6]) Herodes membangun kembali benteng Antonia, juga Masada, yang ia buat menjadi sangat megah. Prestasi pembangunannya tersebar sampai ke kota-kota yang jauh seperti Antiokhia di Siria dan Rodes (di pulau dengan nama yang sama).

    Herodes sangat boros dalam hal hiburan dan suka memberikan hadiah, khususnya kepada para petinggi Romawi. Salah satu keberatan utama orang Yahudi terhadapnya adalah pembangunan amfiteater, seperti yang terdapat di Kaisarea; di tempat ini ia menggelar pesta olahraga orang Yunani dan Romawi, termasuk balap kereta kuda, pertandingan gladiator, pertarungan manusia melawan binatang buas, dan perayaan-perayaan kafir lainnya. Ia begitu terobsesi untuk tetap mempertahankan Pesta Olahraga Olimpiade, sampai-sampai ketika berada di Yunani dalam suatu perjalanan ke Roma, ia menjadi peserta pertandingan. Kemudian, ia menyumbangkan sejumlah besar uang untuk melestarikan pertandingan-pertandingan itu, dan pada waktu yang sama, juga namanya. Sebagai orang Yahudi nominal, ia menyebut orang-orang Yahudi sebagai "orang senegeriku" dan mereka yang kembali dari Babilon untuk membangun bait Zerubabel, "bapak-bapakku". Meskipun demikian, haluan hidupnya sama sekali memungkiri pengakuannya sebagai seorang hamba Allah Yehuwa.

    Masalah dalam Keluarga. Hampir seluruh keluarga dinasti Herodes ambisius, penuh kecurigaan, sangat amoral, dan menyusahkan. Kesulitan dan dukacita Herodes yang terbesar dialaminya dalam keluarganya sendiri. Ibunya, Sipros, dan saudara perempuannya, Salome, senantiasa memperburuk situasi. Herodes menikah dengan Mariamne (I), cucu Hirkanus II dan putri dari Aleksander, putra Aristobulus. Mariamne seorang wanita yang cantiknya luar biasa, dan Herodes amat mencintainya, tetapi kebencian berkembang di antara wanita ini dan ibu serta saudara perempuan Herodes. Herodes senantiasa merasa dengki, dan ia curiga bahwa anggota-anggota keluarganya, terutama putra-putranya, sedang membuat rencana jahat melawan dirinya; dalam beberapa kasus, kecurigaannya ternyata benar. Terdorong oleh ketamakannya akan kekuasaan dan kecurigaannya, ia membunuh istrinya, Mariamne, ketiga putranya, saudara laki-laki dan kakek istrinya (Hirkanus), beberapa orang yang pernah menjadi sahabatnya, serta banyak orang lain lagi. Ia menggunakan penyiksaan untuk mengorek pengakuan dari siapa saja yang ia curigai memiliki informasi yang akan meneguhkan kecurigaannya.

    Hubungan dengan Orang Yahudi. Herodes berupaya menenteramkan hati orang Yahudi dengan membangun kembali bait dan memberi mereka hal-hal yang dibutuhkan pada waktu bencana kelaparan. Kadang-kadang ia meringankan pajak beberapa orang di kalangan rakyatnya. Ia bahkan berhasil membujuk Agustus agar menganugerahkan hak-hak istimewa kepada orang Yahudi di berbagai tempat di dunia. Namun, kelaliman dan kekejamannya melebihi semua kebaikannya; dan selama sebagian besar masa pemerintahannya, ia tidak akur dengan orang Yahudi.

    Penyakit dan Kematiannya. Kemungkinan besar karena cara hidupnya tidak bermoral, Herodes akhirnya tertimpa penyakit yang sangat menjijikkan yang disertai demam, dan seperti dikatakan Yosefus, "rasa gatal yang tak tertahankan di sekujur tubuh, nyeri tanpa henti dalam usus, pembengkakan di kaki seperti pada penyakit sembap, radang perut dan gangren pada alat kelamin, cacingan, di samping asma, yang menyebabkan kesulitan pernapasan, dan kejang-kejang di seluruh anggota badannya". The Jewish War, I, 656 (xxxiii, 5).

    Selama ia menderita penyakit yang memautkan itulah ia memerintahkan agar anaknya yang licik, Antipater, dibunuh. Selain itu, karena mengetahui bahwa orang Yahudi akan bersukacita apabila mendengar tentang kematiannya, Herodes memberikan perintah agar pria-pria yang paling termasyhur di kalangan bangsa Yahudi berkumpul di suatu tempat yang disebut Hipodrom, di Yerikho, dan agar mereka dikurung di sana. Kemudian, ia memberikan perintah kepada orang-orang yang dekat dengannya agar, pada saat ia meninggal, kabar tentang kematiannya diumumkan setelah para pemimpin Yahudi tersebut dibunuh. Dengan demikian, katanya, setiap keluarga di Yudea pasti akan menangis pada waktu upacara pemakamannya. Perintah ini tidak pernah dilaksanakan. Saudara perempuan Herodes, Salome, dan suaminya, Aleksas, membebaskan pria-pria tersebut dan menyuruh mereka pulang ke rumah masing-masing.

    Herodes meninggal kira-kira pada usia 70 tahun. Ia telah membuat surat wasiat yang menunjuk putranya, Antipas, sebagai penerusnya; tetapi menjelang kematiannya, ia membuat ketentuan tambahan atau membuat surat wasiat baru yang melantik Arkhelaus untuk kedudukan itu. Arkhelaus diakui sebagai raja oleh rakyat dan bala tentara (menurut Alkitab, Yusuf, ayah angkat Yesus, mendengar bahwa "Arkhelaus berkuasa sebagai raja di Yudea sebagai ganti Herodes, bapaknya"; Mat 2:22). Tetapi tindakan itu ditentang oleh Antipas. Setelah kasus ini diperiksa di Roma, Agustus Caesar mendukung Arkhelaus. Akan tetapi, ia hanya menetapkan Arkhelaus sebagai etnark dan membagi-bagikan wilayah yang dahulu dikuasai oleh Herodes: setengah untuk Arkhelaus; setengahnya yang lain diberikan kepada Antipas dan Filipus, dua putra Herodes yang lain.

    Pembantaian Anak-Anak. Catatan Alkitab tentang pembunuhan yang Herodes perintahkan atas semua anak laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah di Betlehem dan distrik-distriknya memang selaras dengan catatan sejarah lainnya mengenai Herodes dan wataknya yang fasik. Hal ini terjadi tidak lama sebelum kematian Herodes, sebab Yesus terluput dari hal itu karena ia telah dibawa ke Mesir oleh orang tuanya, tetapi mereka kembali dan menetap di Galilea setelah Herodes meninggal. Kedua peristiwa ini dinubuatkan oleh Yehuwa melalui nabi-nabinya, Yeremia dan Hosea. Mat 2:1-23; Yer 31:15; Hos 11:1.

    Tahun Kematiannya. Problem muncul sehubungan dengan tahun kematian Herodes. Beberapa pakar kronologi berpendapat bahwa ia meninggal pada tahun 5 atau tahun 4 SM. Kronologi mereka sebagian besar didasarkan pada catatan sejarah karya Yosefus. Untuk menentukan tanggal pelantikan Herodes sebagai raja oleh Roma, Yosefus menggunakan "metode menentukan tanggal secara konsuler", yaitu ia menetapkan bahwa peristiwa itu terjadi selama masa pemerintahan konsul-konsul Romawi tertentu. Berdasarkan ini, pelantikan Herodes sebagai raja jatuh pada tahun 40 SM, tetapi menurut data seorang sejarawan lain, Apianus, hal itu jatuh pada tahun 39 SM. Dengan metode yang sama, Yosefus menetapkan bahwa Yerusalem direbut oleh Herodes pada tahun 37 SM, tetapi ia juga berkata bahwa peristiwa ini terjadi 27 tahun setelah kota itu direbut oleh Pompeius (yaitu pada tahun 63 SM). (Jewish Antiquities, XIV, 487, 488 [xvi, 4]) Dengan menunjuk kepada peristiwa yang disebutkan belakangan itu, maka Herodes merebut kota Yerusalem pada tahun 36 SM. Menurut Yosefus, Herodes meninggal 37 tahun setelah ia dilantik sebagai raja oleh orang Romawi, dan 34 tahun setelah ia merebut Yerusalem. (Jewish Antiquities, XVII, 190, 191 [viii, 1]) Dengan demikian, ia mungkin mati pada tahun 2 SM atau mungkin tahun 1 SM.

    Ada kemungkinan bahwa Yosefus, sejarawan Yahudi itu, menghitung tahun-tahun pemerintahan raja-raja Yudea dengan metode tahun-naik-takhta, sebagaimana yang dilakukan sehubungan dengan raja-raja dari garis keturunan Daud. Jika Herodes dilantik sebagai raja oleh Roma pada tahun 40 SM, tahun pertama masa pemerintahannya bisa jadi adalah dari bulan Nisan tahun 39 SM sampai bulan Nisan tahun 38 SM; demikian pula, jika dihitung dari saat ia merebut Yerusalem pada tahun 37 (atau 36) SM, tahun pertama masa pemerintahannya bisa jadi mulai pada bulan Nisan tahun 36 (atau 35) SM. Karena itu, jika sebagaimana yang Yosefus katakan, Herodes meninggal 37 tahun setelah ia dilantik oleh Roma dan 34 tahun setelah ia merebut Yerusalem, dan jika tahun-tahun itu dihitung masing-masing berdasarkan tahun pemerintahan itu, ia mungkin meninggal pada tahun 1 SM. Sewaktu mengemukakan argumen tentang hal ini dalam The Journal of Theological Studies, W. E. Filmer menulis bahwa bukti berdasarkan kisah turun-temurun orang Yahudi menunjukkan bahwa Herodes mati pada tanggal 2 Syebat (Syebat jatuh pada bulan Januari-Februari penanggalan kita). Diedit oleh H. Chadwick dan H. Sparks, Oxford, 1966, Jil. XVII, hlm. 284.

    Menurut Yosefus, Herodes meninggal tidak lama setelah suatu gerhana bulan dan sebelum Paskah. (Jewish Antiquities, XVII, 167 [vi, 4]; 213 [ix, 3]) Karena gerhana memang terjadi pada tanggal 11 Maret 4 SM (13 Maret, kalender Julius), beberapa orang menyimpulkan bahwa inilah gerhana yang Yosefus maksudkan.

    Akan tetapi, pada tahun 1 SM, kira-kira tiga bulan sebelum Paskah, terjadi gerhana bulan total, sedangkan yang terjadi pada tahun 4 SM hanyalah gerhana sebagian. Gerhana total pada tahun 1 SM terjadi pada tanggal 8 Januari (tanggal 10 Januari, kalender Julius), 18 hari sebelum tanggal 2 Syebat, hari kematian Herodes menurut kisah turun-temurun orang Yahudi. Gerhana (sebagian) yang lain terjadi pada tanggal 27 Desember 1 SM (29 Desember, kalender Julius). Lihat KRONOLOGI (Gerhana bulan).

    Cara penghitungan lain didasarkan atas umur Herodes pada saat kematiannya. Menurut Yosefus, dia berumur kira-kira 70 tahun. Ia mengatakan bahwa pada waktu Herodes dilantik sebagai gubernur Galilea (yang umumnya dianggap terjadi pada tahun 47 SM), ia berumur 15 tahun; tetapi para pakar menganggap ini suatu kesalahan, karena tampaknya yang dimaksud adalah 25 tahun. (Jewish Antiquities, XVII, 148 [vi, 1]; XIV, 158 [ix, 2]) Jadi, Herodes meninggal pada tahun 2 atau tahun 1 SM. Akan tetapi, perlu kita ingat bahwa Yosefus bukanlah sumber yang paling andal, karena sering tidak konsisten dalam menentukan tanggal peristiwa-peristiwa. Untuk memperoleh bukti yang paling dapat diandalkan, kita harus berpaling kepada Alkitab.

    Bukti yang tersedia menunjukkan bahwa Herodes mungkin meninggal pada tahun 1 SM. Sejarawan Alkitab, Lukas, memberi tahu kita bahwa Yohanes mulai membaptis orang pada tahun ke-15 masa pemerintahan Tiberius Caesar atau Kaisar Tiberius. (Luk 3:1-3) Agustus meninggal pada tanggal 17 Agustus 14 M. Pada tanggal 15 September, Tiberius dilantik menjadi kaisar oleh Senat Romawi. Orang Romawi tidak menggunakan sistem tahun-naik-takhta; oleh karenanya, tahun ke-15 adalah dari akhir tahun 28 M hingga akhir tahun 29 M. Usia Yohanes enam bulan lebih tua daripada Yesus dan ia memulai pelayanannya (pada musim semi tahun itu) lebih dahulu daripada Yesus, sebagai pelopor yang membuka jalan bagi Yesus. (Luk 1:35, 36) Yesus, yang menurut Alkitab lahir pada musim gugur tahun itu, berumur kira-kira 30 tahun ketika ia datang kepada Yohanes untuk dibaptis. (Luk 3:21-23) Dengan demikian, kemungkinan besar ia dibaptis pada musim gugur, kira-kira pada bulan Oktober tahun 29 M. Dengan menghitung mundur 30 tahun, kita akan sampai pada musim gugur tahun 2 SM sebagai tahun kelahiran Putra Allah sebagai manusia. (Bdk. Luk 3:1, 23 dengan nubuat Daniel tentang "tujuh puluh minggu" di Dan 9:24-27.) Lihat TUJUH PULUH MINGGU.

    Ahli-ahli nujum yang mengunjungi Yesus. Rasul Matius memberi tahu kita bahwa setelah Yesus lahir di Betlehem "pada zaman raja Herodes", ahli-ahli nujum dari wilayah timur datang ke Yerusalem, dan mengatakan bahwa mereka melihat bintangnya ketika mereka berada di timur. Rasa takut dan kecurigaan Herodes segera timbul, dan melalui para imam kepala serta para penulis ia menyimpulkan bahwa Kristus akan lahir di Betlehem. Kemudian, ia memanggil para ahli nujum itu dan dari mereka ia memastikan saat munculnya bintang itu. Mat 2:1-7.

    Kita lihat bahwa ini terjadi beberapa waktu setelah kelahiran Yesus, karena waktu itu ia tidak lagi berada dalam palungan, tetapi tinggal bersama orang tuanya di dalam sebuah rumah. (Mat 2:11; bdk. Luk 2:4-7.) Setelah para ahli nujum itu tidak kembali kepada Herodes untuk melaporkan di mana anak kecil itu berada, raja memerintahkan untuk membunuh semua anak laki-laki yang berusia dua tahun ke bawah di seluruh Betlehem dan distrik-distriknya. Sementara itu, Yesus sudah dibawa ke Mesir oleh orang tuanya karena mendapat peringatan dari Allah. (Mat 2:12-18) Kematian Herodes tidak mungkin terjadi sebelum tahun 1 SM, karena jika demikian halnya, Yesus (yang lahir kira-kira pada tanggal 1 Oktober 2 SM) baru berumur kurang dari tiga bulan.

    Sebaliknya, ini tidak berarti bahwa Yesus berumur dua tahun pada waktu terjadinya pembunuhan atas anak-anak; ia bisa jadi bahkan berumur kurang dari satu tahun, karena Herodes menghitung dari saat para ahli nujum melihat bintang itu sewaktu mereka berada di timur. (Mat 2:1, 2, 7-9) Selang waktunya mungkin beberapa bulan, karena jika para ahli nujum itu datang dari pusat astrologi kuno, Babilon atau Mesopotamia, dan tampaknya memang demikian halnya, perjalanannya sangat jauh. Orang Israel memerlukan waktu paling sedikit empat bulan untuk menempuh perjalanan pulang dari Babilon pada tahun 537 SM. Jelaslah, Herodes berkesimpulan bahwa dengan membunuh semua anak yang berumur dua tahun ke bawah, ia pasti akan mendapatkan anak ini, yang lahir sebagai "raja orang Yahudi". (Mat 2:2) Fakta bahwa Yesus tampaknya tidak tinggal terlalu lama di Mesir menunjukkan bahwa Herodes meninggal tidak lama setelah peristiwa-peristiwa ini. Mat 2:19-21.

    Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa kronologi Alkitab, data astronomi, dan catatan-catatan sejarah yang tersedia tampaknya menunjukkan bahwa Herodes mati pada tahun 1 SM, atau mungkin bahkan pada awal tahun 1 M.
  • Herodes Antipas, putra Herodes Agung dan Maltake, seorang wanita Samaria. Ia dibesarkan di Roma bersama saudaranya, Arkhelaus. Surat wasiat Herodes menyebutkan bahwa Antipas akan menerima jabatan sebagai raja, tetapi pada saat-saat terakhir, Herodes mengubah wasiatnya, menunjuk Arkhelaus sebagai gantinya. Antipas menggugat surat wasiat itu di hadapan Agustus Caesar. Sang kaisar malah mendukung klaim yang diajukan Arkhelaus tetapi membagi kerajaan itu dengan memberi Antipas tetrarki atas Galilea dan Perea. "Tetrark", yang berarti 'penguasa atas seperempat' bagian dari sebuah provinsi, adalah sebutan yang digunakan untuk penguasa distrik kecil atau penguasa teritorial. Akan tetapi, ia mungkin lebih dikenal sebagai Raja, seperti Arkhelaus. Mat 14:9; Mrk 6:14, 22, 25-27.

    Antipas menikah dengan putri Aretas, raja Arab, yang ibu kotanya di Petra. Tetapi dalam salah satu perjalanannya ke Roma, Antipas mengunjungi saudara tirinya, Herodes Filipus, putra Herodes Agung dan Mariamne II (bukan Filipus, sang tetrark). Dalam kunjungan itu, ia menjadi tergila-gila kepada istri Filipus, yaitu Herodias, yang sangat berambisi untuk mendapatkan kedudukan. Sewaktu kembali ke Galilea, Antipas membawanya dan menikahinya, setelah menceraikan putri Aretas dan memulangkan dia. Penghinaan ini memicu peperangan. Aretas menyerbu daerah kekuasaan Antipas dan menimbulkan kerugian yang sangat besar, hingga Antipas nyaris terguling. Antipas diselamatkan setelah ia memohon bantuan ke Roma, dan kaisar mengeluarkan perintah agar Aretas ditangkap atau dibunuh.

    Antipas sangat disukai oleh Tiberius Caesar, penerus Agustus. Seperti ayahnya, Antipas adalah seorang pembangun, tetapi dalam skala yang jauh lebih kecil. Antipas membangun sebuah kota di D. Genesaret (L. Galilea, atau Tiberias) dan menamainya Tiberias, menurut nama kaisar. (Yoh 6:1, 23) Kota lain ia beri nama Yulias, yaitu menurut nama istri Agustus, Yulia (yang lebih dikenal sebagai Livia). Ia juga membangun benteng, istana, dan teater.

    Membunuh Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis menegur Herodes Antipas karena dia berzina dengan Herodias. Yohanes memang dapat mengoreksi Antipas sehubungan dengan masalah ini, karena Antipas adalah orang Yahudi nominal dan karena itu berada di bawah Hukum. Antipas memenjarakan Yohanes dan ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada rakyat, yang percaya bahwa Yohanes adalah seorang nabi. Namun, pada waktu Antipas merayakan hari lahirnya, putri Herodias begitu menyenangkan hatinya sehingga ia bersumpah untuk memberikan apa pun yang dia minta. Herodias menyuruh putrinya agar meminta kepala Yohanes. Meskipun Herodes tidak senang akan hal ini, ia menyerah tanpa daya agar tidak kehilangan muka di hadapan orang-orang yang menghadiri perayaan itu dan karena sumpahnya. (Akan tetapi, di bawah Hukum ia tidak terikat oleh sumpah untuk melaksanakan tindakan yang melanggar hukum, seperti membunuh.) Mat 14:3-12; Mrk 6:17-29.

    Kemudian, ketika Antipas mendengar tentang pelayanan Yesus, yaitu bahwa dia mengabar, menyembuhkan penyakit, dan mengusir hantu-hantu, ia menjadi takut, khawatir bahwa Yesus sebenarnya adalah Yohanes yang dibangkitkan dari antara orang mati. Oleh sebab itu, ia ingin sekali melihat Yesus, jelas bukan karena ingin mendengarkan pengabarannya, melainkan karena ia tidak yakin akan kesimpulan ini. Mat 14:1, 2; Mrk 6:14-16; Luk 9:7-9.

    Kemungkinan besar, ketika Yesus sedang melintasi Perea dalam perjalanannya ke Yerusalem itulah, seorang Farisi berkata kepadanya, "Keluarlah dan pergi dari sini, karena Herodes ingin membunuh engkau." Bisa jadi, Herodes-lah yang memulai desas-desus ini, dengan harapan agar Yesus takut dan segera meninggalkan wilayahnya, sebab Herodes mungkin khawatir bahwa ia akan dengan sembrono mengangkat tangannya untuk membunuh seorang nabi Allah lagi. Dalam jawabannya, Yesus menyebut Herodes sebagai "rubah itu"; pastilah Herodes disebut demikian karena kelicikannya. Luk 13:31-33.

    "Ragi Herodes." Pada masa pemerintahan Herodes Antipas, Yesus memperingatkan para pengikutnya, "Teruslah buka matamu, hati-hatilah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." (Mrk 8:15) Kedua sekte ini, orang Farisi dan pengikut partai Herodes, menentang Yesus Kristus serta ajarannya, dan walaupun mereka saling bermusuhan, keduanya menganggap Kristus sebagai musuh bersama dan mereka bersatu untuk melawan dia. Para pengikut partai Herodes lebih bersifat politik daripada keagamaan; ada yang mengatakan bahwa mereka mengaku menjalani Hukum tetapi berkukuh bahwa menurut hukum, orang Yahudi boleh mengakui orang asing sebagai penguasa (karena dinasti Herodes bukan orang Yahudi asli, melainkan orang Idumea). Pengikut Herodes sangat nasionalistis dan tidak mendukung gagasan pemerintahan teokratis di bawah raja-raja Yahudi ataupun di bawah pemerintahan Romawi, tetapi mereka ingin agar kerajaan nasional dipulihkan di bawah kekuasaan salah satu di antara putra-putra Herodes.

    Satu contoh yang menyingkapkan "ragi" nasionalistis mereka adalah pertanyaan jebakan yang mereka ajukan bersama orang Farisi dalam upaya untuk menjerat Yesus, "Apakah menurut hukum diperbolehkan membayar pajak kepala kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami membayar atau tidak?" (Mrk 12:13-15) Yesus menyebut mereka "orang-orang munafik", dan menunjukkan bahwa ia waspada akan "ragi" mereka, karena jawabannya membuat mereka tidak berkutik, sehingga menggagalkan niat mereka untuk melontarkan tuduhan bahwa Yesus menghasut ataupun membangkitkan perlawanan rakyat terhadap Kaisar. Mat 22:15-22.

    Mengolok-olok Yesus. Pada hari terakhir hidupnya di bumi, Yesus dibawa ke hadapan Pontius Pilatus. Ketika Pilatus mendengar bahwa Yesus adalah seorang Galilea, ia mengirimnya ke Herodes Antipas, penguasa distrik (tetrark) atas Galilea (yang pada waktu itu sedang berada di Yerusalem), karena Pilatus pernah mendapat kesulitan dengan orang-orang Galilea. (Luk 13:1; 23:1-7) Sewaktu melihat Yesus, Herodes bersukacita, tetapi bukan karena ia memikirkan kesejahteraan Yesus atau benar-benar ingin tahu apakah tuduhan-tuduhan yang dilontarkan terhadap Yesus oleh para imam serta penulis itu memang benar. Ia ingin melihat Yesus mengadakan beberapa tanda. Yesus menolak melakukan hal ini, dan ia berdiam diri ketika Herodes menanyai dia dengan "cukup banyak perkataan". Yesus mengetahui bahwa ia dipaksa menghadap Herodes hanya untuk dijadikan cemoohan. Karena kecewa terhadap Yesus, Herodes merendahkan dan mengolok-oloknya dengan mengenakan padanya pakaian yang gemerlap dan mengirimnya kembali ke Pilatus, yang memiliki wewenang lebih tinggi dalam kaitannya dengan Roma. Pilatus dan Herodes sudah lama bermusuhan, mungkin karena tuduhan-tuduhan tertentu yang Herodes lancarkan terhadap Pilatus. Tetapi tindakan Pilatus ini menyukakan hati Herodes dan mereka kemudian bersahabat. Luk 23:8-12.

    Setelah Petrus dan Yohanes dilepaskan dari tahanan tidak lama sesudah Pentakosta tahun 33 M, para rasul berdoa kepada Allah, dengan mengatakan, "Herodes [Antipas] maupun Pontius Pilatus bersama orang-orang dari bangsa-bangsa dan orang-orang Israel sesungguhnya berkumpul di kota ini melawan hambamu yang kudus, Yesus . . . Dan sekarang, Yehuwa, perhatikanlah ancaman mereka, dan perkenankanlah budak-budakmu untuk terus membicarakan firmanmu dengan segala keberanian." Kis 4:23, 27-29.

    Di Kisah 13:1 disebutkan bahwa Manaen, seorang Kristen, mendapat pendidikan bersama Herodes, sang penguasa distrik. Karena Antipas dibesarkan di Roma bersama seorang penduduk kota, pernyataan Alkitab itu mungkin menunjukkan bahwa Manaen memperoleh pendidikannya di Roma.

    Dibuang ke Gaul. Ketika Agripa I diangkat menjadi raja atas daerah tetrarki Filipus oleh Gayus Caesar (Kaligula), Herodias, istri Antipas, mencela suaminya, dengan mengatakan bahwa sebenarnya hanya karena kemalasannya, dia tidak menerima jabatan raja. Herodias berpendapat bahwa Antipas sudah menjadi seorang tetrark, sedangkan Agripa tidak memiliki jabatan apa pun sebelumnya, maka Antipas seharusnya pergi ke Roma dan meminta jabatan raja dari Kaisar. Ia akhirnya mengalah pada desakan yang terus-menerus dari istrinya. Tetapi permintaan Antipas yang ambisius itu membangkitkan kemarahan Kaligula. Karena mengindahkan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh Agripa, Kaligula membuang Antipas ke Gaul (kota Lyons, Prancis); akhirnya dia mati di Spanyol. Meskipun Herodias dapat luput dari hukuman karena ia saudara perempuan Agripa, ia tetap mendampingi suaminya, mungkin demi harga dirinya. Tetrarki Antipas diberikan kepada Agripa I, demikian juga uangnya serta harta Herodias, setelah Antipas dibuang. Dengan demikian, Herodias bertanggung jawab atas dua malapetaka besar Antipas: kekalahan yang nyaris dialaminya di tangan Raja Aretas dan pembuangannya.
  • Herodes Agripa I. Cucu Herodes Agung. Ia putra Aristobulus, yang adalah putra Herodes Agung melalui Mariamne I, cucu perempuan Imam Besar Hirkanus II. Aristobulus dibunuh oleh Herodes Agung. Agripa adalah orang terakhir dari dinasti Herodes yang menjadi raja atas seluruh Palestina, seperti kakeknya.

    Awal Kehidupannya. Kedudukan Agripa sebagai "Raja Herodes" diraih melalui sejumlah manuver dan atas bantuan sahabat-sahabatnya di Roma. (Kis 12:1) Karena dididik di Roma bersama Drusus, putra Kaisar Tiberius, dan kemenakannya, Klaudius, ia menjadi figur yang terkenal di kalangan orang-orang penting di sana. Ia sangat boros dan sembrono. Ia terlilit utang yang sangat besar, dan ia bahkan berutang pada perbendaharaan Roma, maka ia meninggalkan Roma dan melarikan diri ke Idumea. Akhirnya, dengan bantuan saudara perempuannya, Herodias, dan istrinya, Sipros (putri dari kemenakan Herodes Agung, yang istrinya adalah putri Herodes), ia boleh tinggal sementara di Tiberias. Perselisihan yang timbul antara dirinya dengan Antipas menyebabkan ia harus meninggalkan tempat itu. Ia akhirnya kembali ke Roma dan mendapat perkenan Tiberius Caesar.

    Akan tetapi, karena suatu pernyataan yang tidak bijaksana, timbullah masalah antara Agripa dengan Kaisar Tiberius. Pada waktu tidak waspada, ia menyatakan kepada Gayus (Kaligula), yang adalah sahabatnya, harapan semoga Gayus segera menjadi kaisar. Hal ini terdengar oleh pelayan Agripa, sehingga pernyataannya sampai ke telinga Tiberius, yang kemudian memenjarakan Agripa. Selama beberapa bulan, kehidupannya berada dalam bahaya, tetapi beberapa bulan kemudian Tiberius wafat dan Kaligula menjadi kaisar. Ia membebaskan Agripa dan mengangkatnya sebagai raja atas wilayah-wilayah yang diperintah oleh mendiang pamannya, Filipus.

    Disukai oleh Kaisar-Kaisar Romawi. Herodias, yang merasa dengki terhadap posisi saudaranya sebagai raja, membujuk suaminya, Herodes Antipas, yang hanya seorang tetrark, agar mengajukan permohonan kepada kaisar yang baru di Roma untuk jabatan sebagai raja. Namun, Agripa mengakali Antipas dalam masalah tersebut. Kepada Gayus (Kaligula) ia mengemukakan tuduhan bahwa Antipas telah beraliansi dengan Seyanus, yang berkomplot melawan Tiberius, dan dengan orang-orang Partia. Antipas tidak dapat menyangkal tuduhan-tuduhan ini dan akhirnya ia diusir. Wilayah-wilayah Antipas, yaitu Galilea dan Perea, ditambahkan pada kerajaan Agripa. Dalam satu bagian dari tulisannya, Yosefus mengatakan bahwa Kaligula memberikan daerah-daerah kekuasaan ini kepada Agripa, dan dalam dua bagian lain tulisannya ia mengatakan bahwa Klaudius-lah yang melakukannya. Ada kemungkinan, Kaligula-lah yang membuat janji itu, dan Klaudius mewujudkannya.

    Pada waktu Kaligula dibunuh, yang menurut para pakar terjadi pada tahun 41 M, Agripa sedang di Roma. Ia dapat bertindak sebagai penghubung, atau perunding, antara Senat dan sahabatnya, sang kaisar baru, Klaudius. Klaudius menyatakan penghargaannya dengan menghadiahkan kepadanya wilayah Yudea dan Samaria serta kerajaan Lisanias. Kini, Agripa menjadi penguasa atas daerah yang hampir sama luasnya dengan yang diperintah kakeknya, Herodes Agung. Pada saat inilah, Agripa meminta dan menerima kerajaan Khalkis dari Klaudius, untuk saudaranya, Herodes. (Herodes yang ini disebutkan dalam sejarah hanya sebagai raja Khalkis, suatu wilayah kecil di lereng barat Peg. Anti-Lebanon.)

    Menjilat Orang Yahudi; Menganiaya Orang Kristen. Agripa menjilat orang Yahudi dengan mengaku sebagai penganut Yudaisme yang setia. Kaligula, yang menyatakan diri sebagai dewa, memutuskan untuk mendirikan patung dirinya dalam bait di Yerusalem, tetapi Agripa dengan cerdik membujuknya agar mengurungkan niat itu. Agripa kemudian mulai membangun tembok mengelilingi pinggiran kota Yerusalem di sebelah utara. Bagi Klaudius, tampaknya hal ini mungkin merupakan upaya untuk membentengi kota terhadap orang Romawi yang mungkin akan melancarkan serangan di kemudian hari. Oleh karenanya, Klaudius memerintahkan agar Agripa menghentikan itu. Agripa memungkiri pengakuannya sebagai penyembah Allah dengan mendukung dan menyelenggarakan pertandingan gladiator dan pertunjukan-pertunjukan kafir lainnya di teater.

    Agripa dapat diterima oleh orang Yahudi karena ia keturunan orang Hasmonea dari pihak keluarga neneknya, Mariamne. Walaupun memperjuangkan perkara orang Yahudi di bawah kuk orang Romawi, ia juga membuat catatan yang sangat buruk dengan menganiaya orang Kristen, yang umumnya dibenci oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya. Ia "menyingkirkan Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang". (Kis 12:1, 2) Melihat bahwa hal ini menyenangkan hati orang Yahudi, ia menangkap dan memenjarakan Petrus. Karena campur tangan malaikat, yang membebaskan Petrus, timbul kegemparan yang hebat di antara para prajurit Agripa dan akibatnya, para pengawal Petrus dihukum. Kis 12:3-19.

    Dieksekusi oleh Malaikat Allah. Kekuasaan Agripa berakhir secara tiba-tiba. Di Kaisarea, pada suatu perayaan untuk menghormati Kaisar, ia mengenakan pakaian kerajaan yang mewah dan mulai berpidato kepada hadirin yang sudah berkumpul, yaitu orang-orang dari Tirus dan Sidon, yang mengupayakan perdamaian dengannya. Hadirin menyambut dengan berteriak, "Suara allah, dan bukan suara manusia!" Alkitab mencatat bagaimana saat itu juga ia dieksekusi sebagai orang munafik yang terkutuk, "Seketika itu malaikat Yehuwa memukulnya, karena ia tidak memberikan kemuliaan kepada Allah; ia dimakan cacing-cacing dan mengembuskan napas terakhir." Kis 12:20-23.

    Menurut para pakar kronologi, Raja Herodes Agripa I mati pada tahun 44 M, pada usia 54 tahun, setelah memerintah selama tiga tahun atas seluruh Yudea. Ia meninggalkan seorang putra, Herodes Agripa II, dan tiga putri, Bernike (Kis 25:13), Drusila yaitu istri Gubernur Feliks, dan Mariamne III. Kis 24:24.
  • Herodes Agripa II. Cicit Herodes Agung. Ia adalah putra Herodes Agripa I dan istrinya, Sipros. Menurut para sejarawan, ia adalah penguasa terakhir dari dinasti Herodes. Agripa mempunyai tiga saudara perempuan, yang bernama Bernike, Drusila, dan Mariamne III. (Kis 25:13; 24:24) Ia dibesarkan dalam rumah tangga kekaisaran di Roma. Ketika ia baru berusia 17 tahun, ayahnya wafat, dan para penasihat Kaisar Klaudius menganggapnya masih terlalu muda untuk menjadi penguasa atas wilayah-wilayah ayahnya. Maka, sebagai gantinya, Klaudius menetapkan gubernur-gubernur atas wilayah-wilayah tersebut. Setelah tinggal untuk suatu waktu di Roma, Agripa II diberi jabatan raja atas Khalkis, suatu wilayah kecil di lereng sebelah barat Peg. Anti-Lebanon, sesudah pamannya (Herodes, raja Khalkis) meninggal.

    Tak lama kemudian, Klaudius melantiknya sebagai raja atas daerah-daerah tetrarki yang sebelumnya dimiliki Filipus dan Lisanias. (Luk 3:1) Ia juga diberi tugas mengawasi bait Yerusalem dan diberi wewenang untuk melantik para imam besar Yahudi. Wilayah-wilayah kekuasaannya diperluas lagi oleh Nero, penerus Klaudius, yang menganugerahkan kepadanya Tiberias dan Tarikhea di Galilea serta Yulias di Perea dengan anak-anak kotanya.

    Belakangan, Agripa mulai menambah bangunan istana yang telah didirikan oleh raja-raja Hasmonea di Yerusalem. Dari bangunan tambahan di istana ini, ia sekarang dapat melihat kegiatan yang berlangsung di halaman bait, maka orang-orang Yahudi mendirikan sebuah tembok untuk menghalangi pandangannya dan juga pandangan para pengawal Romawi yang mengamati dari suatu tempat yang strategis. Hal ini tidak menyenangkan hati Herodes maupun Festus, tetapi setelah orang Yahudi mengajukan permohonan kepada Nero, kaisar membiarkan tembok itu tetap berdiri. Agripa juga memperindah Kaisarea Filipi (dengan mengganti namanya menjadi Neronias untuk menghormati Nero). Ia mengikuti pola ayahnya dengan membangun sebuah teater di Beritus, Fenisia, dan menghabiskan uang dalam jumlah yang luar biasa untuk pertunjukan-pertunjukan di sana.

    Ada desas-desus yang tersebar luas bahwa Agripa melakukan hubungan inses dengan saudara perempuannya, Bernike, yang telah meninggalkan suaminya, raja Kilikia. (Jewish Antiquities, karya F. Yosefus, XX, 145, 146 [vii, 3]) Yosefus tidak pernah menyebutkan apakah Agripa menikah atau tidak.

    Ketika nyata bahwa pemberontakan orang Yahudi melawan kuk orang Romawi (66-70 M) pasti akan mendatangkan malapetaka nasional, Agripa berupaya membujuk mereka agar mengambil haluan yang lebih moderat. Karena permintaannya ditolak, ia meninggalkan orang Yahudi dan menggabungkan diri dengan pasukan Romawi, dan dalam pertempuran, terluka oleh sebuah batu umban.

    Pembelaan Paulus di hadapan Agripa. Raja Herodes Agripa II dan saudara perempuannya, Bernike, pertama kali disebutkan dalam Alkitab pada waktu mereka melakukan kunjungan kehormatan kepada Gubernur Festus, kira-kira pada tahun 58 M. (Kis 25:13) Festus adalah penerus Gubernur Feliks. Pada waktu Feliks masih menjabat sebagai gubernur, orang Yahudi melancarkan tuduhan atas rasul Paulus. Akan tetapi, Feliks ingin mendapatkan perkenan orang Yahudi, sehingga ketika ia mengakhiri jabatannya, ia membiarkan Paulus tetap dalam tahanan. (Kis 24:27) Kebetulan, Feliks adalah saudara ipar Agripa, karena ia menikah dengan saudara perempuannya, Drusila. (Kis 24:24) Ketika Paulus sedang menunggu kelanjutan dari permohonan naik bandingnya kepada Kaisar (Kis 25:8-12), Raja Agripa mengutarakan keinginannya kepada Gubernur Festus untuk mendengar kata-kata Paulus. (Kis 25:22) Paulus dengan senang hati membuat pembelaan di hadapan Agripa, yang ia sebut sebagai orang yang "ahli dalam semua kebiasaan maupun perbantahan di antara orang-orang Yahudi". (Kis 26:1-3) Argumen Paulus yang ampuh menggerakkan Agripa untuk mengatakan, "Dalam waktu singkat engkau akan meyakinkan aku menjadi orang Kristen." Atas hal ini, Paulus menjawab, "Aku dapat berharap kepada Allah agar, dalam waktu yang singkat ataupun waktu yang lama, bukan saja engkau tetapi juga semua orang yang mendengar aku pada hari ini akan menjadi orang seperti aku juga, dengan perkecualian belenggu ini." (Kis 26:4-29) Agripa dan Festus menyimpulkan bahwa Paulus tidak bersalah tetapi, karena ia telah meminta banding kepada Kaisar, ia harus dikirim ke Roma untuk diadili. Kis 26:30-32.

    Setelah kebinasaan Yerusalem pada tahun 70 M, Herodes Agripa bersama saudara perempuannya, Bernike, pindah ke Roma; di sana ia diberi jabatan sebagai praetor. Agripa meninggal tanpa keturunan, kira-kira pada tahun 100 M.
  • Herodes Filipus. Putra Herodes Agung melalui Mariamne II, putri Imam Besar Simon. Filipus adalah suami pertama Herodias, yang menceraikannya untuk menikah dengan saudara tirinya, Herodes Antipas. Ia disebutkan secara sepintas lalu dalam Alkitab di Matius 14:3; Markus 6:17, 18; dan Lukas 3:19.

    Nama Herodes Filipus digunakan untuk membedakannya dengan Filipus, sang tetrark, yang menurut Yosefus, adalah juga putra Herodes Agung melalui istrinya yang lain, yaitu Kleopatra dari Yerusalem.

    Filipus jelas berhak menjadi penerus takhta ayahnya, karena ia adalah yang tertua setelah saudara-saudara tirinya: Antipater, Aleksander, dan Aristobulus, yang ketiga-tiganya telah dieksekusi oleh ayah mereka. Dalam surat wasiat Herodes yang mula-mula, ia disebutkan setelah Antipas. Tetapi dalam surat wasiat Herodes yang terakhir ia tidak disebutkan, dan kerajaan jatuh ke tangan Arkhelaus. Yosefus menceritakan bahwa Herodes menghapus nama Filipus dari surat wasiatnya karena Mariamne II, ibu Filipus, mengetahui rencana jahat Antipater terhadap Herodes tetapi tidak menyingkapkan hal itu.

    Filipus memiliki seorang anak perempuan, Salome, dari Herodias. Dialah yang menari di hadapan Herodes Antipas, dan atas dorongan ibunya, meminta kepala Yohanes Pembaptis. Mat 14:1-13; Mrk 6:17-29.
  • Filipus, sang tetrark. Putra Herodes Agung dari istrinya, Kleopatra dari Yerusalem. Ia dibesarkan di Roma. Ia menikahi Salome, putri dari Herodes Filipus dan Herodias. Ketika ayahnya wafat, Agustus Caesar membagi kerajaan, dan memberi Filipus tetrarki atas Iturea, Trakhonitis, serta distrik-distrik lain di sekitarnya, dengan gaji tahunan sebesar 100 talenta. (Barangkali Iturea ditambahkan belakangan dan karena itu Yosefus tidak menyebutnya.) Ia memerintah selama lebih dari 30 tahun. Yosefus mengatakan, "Dalam hal memerintah, ia memperlihatkan sikap bersahaja dan tenang. Ia menghabiskan seluruh hidupnya di wilayah yang dikuasainya." Selanjutnya, Yosefus mengatakan bahwa di mana pun Filipus berada, ia segera menangani kasus-kasus pengadilan tanpa menunda-nunda. Ia meninggal di Yulias dan dikuburkan dengan upacara yang megah. Karena tidak mempunyai putra, Kaisar Tiberius menggabungkan daerah tetrarkinya dengan provinsi Siria. Jewish Antiquities, XVIII, 106-108 (iv, 6).

    Nama Filipus hanya disebutkan satu kali dalam Alkitab sehubungan dengan penentuan tanggal pelayanan Yohanes Pembaptis. (Luk 3:1) Ayat ini, beserta keterangan sejarah tentang masa pemerintahan Agustus dan Tiberius, memperlihatkan bahwa pelayanan Yohanes mulai pada tahun 29 M.

Zaman Raja Herodes

Dalam upaya membunuh Yesus yang masih kecil, Herodes Agung, raja Yudea, mengirim sejumlah utusan untuk membantai semua bayi laki-laki di Betlehem. Sejarah mencatat banyak peristiwa yang terjadi "pada zaman raja Herodes". Dan, peristiwa-peristiwa itu membantu kita memahami latar belakang kehidupan dan pelayanan Yesus.—Matius 2:1-16.

Apa yang membuat Herodes ingin membunuh Yesus? Dan, mengapa ketika Yesus lahir, orang Yahudi diperintah seorang raja, sedangkan ketika Yesus mati, mereka diperintah seorang gubernur Romawi, Pontius Pilatus? Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang peranan Herodes dalam sejarah dan untuk memahami mengapa ia penting bagi para pembaca Alkitab, kita perlu melihat apa yang terjadi puluhan tahun sebelum kelahiran Yesus.

Perebutan Kekuasaan di Yudea

Pada paruh pertama abad kedua SM, Yudea dikuasai oleh dinasti Seleukus dari Siria, salah satu dari empat dinasti yang muncul setelah pecahnya imperium Aleksander Agung. Namun, sekitar tahun 168 SM, ketika rajanya berupaya mengganti ibadat kepada Yehuwa di bait Yerusalem dengan kultus Zeus, orang Yahudi memberontak di bawah pimpinan kaum Makabe. Kaum Makabe, atau kaum Hasmon, memerintah Yudea pada tahun 142-63 SM.

Pada tahun 66 SM, dua pangeran Hasmon, Hirkanus II dan saudaranya Aristobulus, berperang untuk memperebutkan takhta. Lalu, pecahlah perang sipil dan keduanya meminta bantuan Pompeius, jenderal Romawi yang kala itu berada di Siria. Pompeius pun mendapat kesempatan untuk ikut campur.

Sebenarnya, orang Romawi sedang meluaskan pengaruhnya ke arah timur, dan hingga saat itu sudah menguasai banyak wilayah di Asia Kecil. Namun, penguasa-penguasa lemah yang silih berganti di Siria mengakibatkan wilayah itu semakin kacau, sehingga perdamaian yang ingin dipertahankan orang Romawi di wilayah Timur terancam. Maka, Pompeius pun turun tangan untuk menduduki Siria.

Untuk mengatasi perselisihan dalam kaum Hasmon, Pompeius membantu Hirkanus, dan pada tahun 63 SM, orang Romawi menyerang Yerusalem lalu mengangkat Hirkanus sebagai raja. Namun, Hirkanus tidak menjadi penguasa yang independen. Sekarang Roma bisa campur tangan dan tidak mau menghentikan pengaruhnya. Hirkanus menjadi etnark Romawi, yang bisa tetap berkuasa hanya atas perkenan dan dukungan Roma. Ia bisa mengatur urusan dalam negeri sesuai dengan kemauannya, tetapi untuk urusan luar negeri, ia harus mengikuti kebijakan Roma.

Munculnya Herodes

Hirkanus bukanlah penguasa yang kuat. Namun, ia dibantu oleh Antipater, orang Idumea ayah Herodes Agung. Antipater-lah yang ada di balik kekuasaan Hirkanus. Ia bisa mengendalikan faksi-faksi Yahudi yang suka menentang dan tak lama kemudian, dialah yang menguasai Yudea. Ia membantu Julius Caesar melawan seteru-seterunya di Mesir, dan Roma menganugerahi Antipater kedudukan sebagai prokurator, yang langsung bertanggung jawab kepada Roma. Selanjutnya, Antipater mengangkat putra-putranya, Fasael sebagai gubernur di Yerusalem dan Herodes sebagai gubernur di Galilea.

Antipater mengajar putra-putranya bahwa tak ada yang bisa berhasil tanpa persetujuan Roma. Herodes mengingat baik-baik hal itu. Selama kariernya, ia terus berupaya melayani tuntutan Roma yang memberinya kekuasaan, namun di sisi lain, ia juga berupaya menyenangkan rakyatnya, orang Yahudi. Ia terbantu oleh keahliannya sebagai organisator dan jenderal. Sewaktu diangkat menjadi gubernur pada usia 25 tahun, Herodes bisa segera merebut hati orang Yahudi dan Romawi dengan giat menumpas gerombolan perampok di wilayahnya.

Setelah Antipater mati diracuni saingan-saingannya pada tahun 43 SM, Herodes menjadi orang yang paling berkuasa di Yudea. Namun, ia mempunyai musuh. Para bangsawan Yerusalem menganggapnya sebagai perebut kekuasaan dan berupaya membujuk Roma untuk menyingkirkan dia. Upaya itu gagal. Roma mengingat jasa Antipater dan menghargai kemampuan putranya.

Menjadi Raja di Yudea

Apa yang Pompeius lakukan sewaktu mengatasi perebutan kekuasaan dalam dinasti Hasmon sekitar 20 tahun sebelumnya telah menggetirkan hati banyak orang. Faksi pendukung Aristobulus terus berupaya merebut kembali kekuasaan, dan pada tahun 40 SM, mereka berhasil dengan bantuan musuh Roma, orang Partia. Dengan memanfaatkan kekacauan akibat perang sipil di Roma, mereka menyerbu Siria, menyingkirkan Hirkanus, dan menempatkan seorang anggota kaum Hasmon yang anti-Roma.

Herodes melarikan diri ke Roma, dan di sana ia diterima dengan baik. Pemerintah Romawi ingin mengusir orang Partia dari Yudea dan ingin mengambil alih kembali daerah itu dengan menempatkan penguasa yang mereka inginkan. Mereka memerlukan sekutu yang andal dan menganggap Herodes-lah orangnya. Maka, Senat Romawi memahkotai Herodes sebagai raja Yudea. Sebagai contoh dari banyaknya kompromi yang harus Herodes lakukan untuk mempertahankan kekuasaannya, ia memimpin arak-arakan dari Senat ke kuil Yupiter, dan di sana ia mempersembahkan korban kepada dewa-dewa kafir.

Dengan bantuan legiun Romawi, Herodes menaklukkan musuh-musuhnya di Yudea dan mengambil alih takhta. Pembalasan atas orang-orang yang pernah menentangnya sangat sadis. Ia menghabisi kaum Hasmon dan para bangsawan Yahudi yang mendukung kaum itu, juga orang-orang lain yang tidak suka diperintah oleh seorang sahabat Roma.

Herodes Mengukuhkan Kekuasaannya

Pada tahun 31 SM, ketika Oktavius muncul sebagai penguasa Romawi yang tak tergulingkan dengan mengalahkan Markus Antonius di Aktium, Herodes sadar bahwa persahabatannya dengan Markus Antonius bisa dicurigai. Jadi, Herodes bergegas meyakinkan Oktavius akan keloyalannya. Hasilnya, penguasa baru Romawi itu, meneguhkan Herodes sebagai raja Yudea dan memperluas wilayah kekuasaannya.

Selama tahun-tahun setelahnya, Herodes memantapkan dan memperkaya kerajaannya, mengubah Yerusalem menjadi pusat kebudayaan Helenistik. Ia mulai melaksanakan berbagai proyek pembangunan besar-besaran—istana-istana, kota pelabuhan Kaisarea, dan bangunan-bangunan baru yang megah untuk bait Yerusalem. Sementara itu, fokus kebijakan dan sumber kekuatannya adalah persahabatannya dengan Roma.

Kekuasaan Herodes atas Yudea bersifat menyeluruh; wewenangnya, mutlak. Herodes juga memanipulasi jabatan imam besar, memberikan jabatan ini kepada siapa pun sesuai kemauannya.

Kecemburuan Berdarah

Kehidupan pribadi Herodes penuh gejolak. Banyak dari sepuluh istrinya ingin agar anak merekalah yang menggantikan ayahnya. Berbagai intrik di istana menimbulkan kecurigaan Herodes dan memicu aksi kekejamannya. Karena cemburu, ia memerintahkan agar istri kesayangannya, Mariamne, dihukum mati, dan belakangan memerintahkan agar kedua putranya dihukum gantung karena dicurigai berencana melawannya. Maka, catatan Matius tentang pembantaian di Betlehem selaras dengan apa yang diketahui tentang temperamen Herodes dan tekadnya untuk menghabisi siapa pun yang mungkin menjadi saingannya.

Konon, karena mengetahui dirinya tidak disukai, Herodes bertekad bahwa kematiannya harus ditangisi oleh seluruh rakyat, dan bukannya dirayakan. Supaya keinginannya tercapai, ia menangkapi para pemuka Yudea dan memerintahkan agar mereka semua dibunuh ketika kematiannya diumumkan. Perintah itu tidak pernah dilaksanakan.

Sepeninggal Herodes Agung

Setelah kematian Herodes, Roma menetapkan Arkhelaus untuk menggantikan ayahnya sebagai penguasa Yudea dan dua putranya yang lain menjadi pemimpin yang independen, atau tetrark Antipas mendapatkan wilayah Galilea dan Perea, Filipus mendapatkan wilayah Iturea dan Trakhonitis. Arkhelaus ternyata tidak disukai oleh rakyat dan para atasannya. Setelah sepuluh tahun berkuasa secara tidak efektif, dia disingkirkan oleh pemerintah Romawi dan diganti dengan gubernur mereka sendiri, pendahulu Pontius Pilatus. Sementara itu, Antipas yang hanya disebut Herodes oleh Lukas dan Filipus terus memerintah atas tetrarki mereka sendiri. Inilah situasi politik pada awal pelayanan Yesus. Lukas 3:1.

Herodes Agung adalah seorang politikus yang lihai dan pembunuh yang kejam, dan tindakannya yang terburuk mungkin adalah upayanya untuk membunuh Yesus yang masih kecil. Memeriksa sejarah peranan Herodes bermanfaat bagi para pembaca Alkitab memberikan pemahaman tentang peristiwa-peristiwa penting selama periode tersebut, penjelasan tentang bagaimana Roma menjadi penguasa orang Yahudi, dan penjelasan tentang latar belakang kehidupan serta pelayanan Yesus di bumi.

Apr 29, 2015

Pembebasan dari Auschwitz, Saksi-Saksi Yehuwa Termasuk di Antara yang Dikenang

Pada 27 Januari, ribuan orang akan memperingati 70 tahun pembebasan dari Auschwitz, sebuah kamp konsentrasi Nazi di Jerman. Kamp ini terkenal mengerikan dan khususnya digunakan untuk memusnahkan kelompok ras yang jadi sasaran Nazi. Kamp ini juga digunakan untuk menganiaya Saksi-Saksi Yehuwa dari berbagai negeri, termasuk Jerman.

Museum Negara Auschwitz-Birkenau dan Dewan Auschwitz Internasional adalah penyelenggara acara ini. Presiden Polandia, Bronisław Komorowski, diundang untuk hadir. Wakil dari beberapa negeri juga akan datang. Acara ini akan disiarkan langsung melalui internet.

Auschwitz terletak di pinggiran kota Oświęcim, sebuah kota di Polandia yang dikuasai Nazi selama Perang Dunia II. Kota ini mulai dijadikan kamp konsentrasi Jerman ketika 700 orang Polandia dikirim sebagai tahanan pada Juni 1940. Auschwitz segera menjadi kawasan yang luas dengan 40 kamp konsentrasi dan sub-kamp konsentrasi. Ada empat kamar gas di Auschwitz-Birkenau dan dalam sehari ada 20.000 orang mati di kamar gas ini. Selama kamp Auschwitz beroperasi, dalam jangka waktu hampir lima tahun, setidaknya ada 1,1 juta orang, termasuk lebih dari 400 Saksi-Saksi Yehuwa, yang dikirim ke sana.

Situs Web Museum Negara Auschwitz-Birkenau mengatakan, "Selain penjelasan di atas, buku tentang sejarah Kamp Konsentrasi Auschwitz tidak mencatat Saksi-Saksi Yehuwa (yang waktu itu dikenal sebagai [Siswa-Siswa] Alkitab) yang dipenjarakan karena kepercayaan agama mereka. Para tahanan Saksi ini seharusnya mendapat perhatian yang utama karena mempertahankan prinsip moral mereka meski berada dalam kamp." Catatan museum memperlihatkan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa termasuk di antara para tahanan yang pertama kali dikirim ke Auschwitz. Ada ratusan Saksi yang dikirim ke sana dan lebih dari 35 persen dari mereka mati di sana.

Andrzej Szalbot (Tahanan–IBV 108703): Pada 1943, ditangkap oleh Nazi dan dikirim ke Auschwitz karena menolak dinas militer dengan alasan hati nurani.

Saksi-Saksi Yehuwa jadi sasaran Nazi pada awal 1933. Pada tahun yang sama, kegiatan mereka dilarang di seluruh Jerman. Prinsip moral dan cara hidup para Saksi tidak sesuai dengan ideologi Nazi. Misalnya, para Saksi tidak mau mengucapkan "Heil Hitler!", karena bagi mereka itu sama saja tidak setia kepada Allah. Para Saksi juga menolak untuk melakukan dinas militer apa pun. Karena itu, mereka dianggap melawan pemerintah. "Kalau menolak dinas militer, pasti dikirim ke kamp konsentrasi," kata Andrzej Szalbot, yang ditahan pada 1943 dan dikirim ke Auschwitz pada umur 19. Saksi-Saksi Yehuwa bisa langsung dibebaskan jika mereka mau menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka tidak mau lagi menjadi Saksi dan bahwa ajaran Saksi itu salah. Tn. Szalbot menolak untuk tanda tangan.

Saksi-Saksi Yehuwa akan dibebaskan kalau mereka mau menyangkal iman mereka dengan menandatangani dokumen yang seperti ini.

Dokumen resmi Nazi menyebut Saksi-Saksi Yehuwa sebagai "IBV", singkatan dari Internationale Bibelforscher-Vereinigung (International Bible Students Association), nama resmi dari organisasi mereka di Jerman. Nazi mengharuskan para Saksi memasang tanda segitiga ungu pada seragam mereka. Tanda ini membantu Saksi untuk mengenali rekan seiman mereka di kamp. Mereka bertemu setiap malam sebelum apel pagi untuk saling menguatkan. Mereka juga mengatur agar bisa membahas Alkitab secara diam-diam dengan para tahanan yang terkesan dengan kebaikan dan iman para Saksi. Sejumlah tahanan menjadi Saksi-Saksi Yehuwa sewaktu berada di kamp Auschwitz.

Pada Sabtu pagi, 27 Januari 1945, Tentara Merah Uni Soviet tiba di Oświęcim. Dan pada pukul tiga sore, pasukan Soviet telah membebaskan sekitar 7.000 tahanan dari Auschwitz I, Auschwitz II (Birkenau), dan Auschwitz III (Monowitz).

Stanisław Zając. Tiba di Auschwitz pada 16 Februari 1943.

Karena Nazi mengetahui Tentara Merah datang, mereka pun memaksa puluhan ribu orang keluar dari kamp Auschwitz. Stanisław Zając adalah salah seorang Saksi Yehuwa yang ada di antara puluhan ribu orang itu. Tn. Zając dan sekitar 3.200 tahanan lainnya keluar dari sub-kamp Jaworzno. Mereka berjalan melewati salju yang sangat tebal dan menjadi bagian dari perjalanan maut yang mengerikan. Dalam perjalanan selama tiga hari tersebut menuju Blechhammer, sub-kamp Auschwitz terpencil yang ada di dalam hutan, diperkirakan kurang dari 2.000 orang yang selamat. Tn. Zając mengingat pertempuran yang berlangsung ketika dia dan para tahanan lainnya bersembunyi di dalam kamp. Ia mengatakan, "Kami bisa dengar suara tank yang lewat, tapi tidak ada seorang pun yang berani melihat tank itu milik siapa. Pagi harinya, kami baru tahu bahwa ternyata itu orang-orang Rusia. Ada banyak tentara Rusia di hutan. Itulah akhir dari pengalaman mengerikan saya di kamp konsentrasi."

Apr 28, 2015

Nubuatan-nubuatan Dalam Alkitab

Hanya satu ungkapan yang tepat bagi nubuat dalam Alkitab, "Menakjubkan!" Nubuatan-nubuatan yang dicatat dalam Alkitab tidak ada yang tidak digenapi atau akan digenapi. Pada pelajaran ini, saya berpikir sangat penting bagi kita untuk mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:

1. Alkitab mencatat beberapa nubuatan & sekaligus kegenapannya

Kita dapat menemukan beberapa nubuat dalam Perjanjian Lama, yang juga digenapi pada zaman Bapa-bapa dan zaman Musa, sedangkan beberapa lagi tergenapi pada zaman Kekristenan dan itu tercatat dalam Perjanjian Baru. Beberapa nubuat dalam Perjanjian Baru pun ada yang yang telah tergenapi. Nubuat dan kegenapannya adalah salah satu bukti bahwa Alkitab adalah Firman Allah.

2. Alkitab mencatat beberapa nubuatan, namun kegenapannya dicatat dalam sejarah dunia, atau catatan tradisi gereja

Baik nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, ada yang tidak tercatat kegenapannya dalam Alkitab itu sendiri, tetapi tercatat dalam sejarah dunia ataupun dalam catatan tradisi gereja. Perlu dipahami bahwa meskipun catatan sejarah dunia ataupun catatan tradisi gereja tidak diilhami oleh Allah penulisannya, namun fakta penting yang perlu kita pertimbangkan adalah bahwa peristiwa-peristiwa yang tercatat di dalamnya telah menggenapi apa yang telah dinubuatkan dalam Alkitab. Catatan sejarah yang ada kaitannya dengan Alkitab merupakan salah satu fakta yang meneguhkan Alkitab adalah Firman Allah.

3. Alkitab mencatat beberapa nubuatan yang belum tergenapi

Tidak semua nubuat dalam Alkitab telah digenapi. Ada beberapa di antaranya belum tergenapi, tetapi pasti akan digenapi. Contoh di antara beberapa nubuat yang belum digenapi adalah tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, hari kiamat, dll.

Dua dari tiga hal di atas (point nomor 1 dan 2) akan menjadi bagian terpenting. Mengenai nubuat dan kegenapannya tidak kalah penting dari topik-topik lainnya dalam Alkitab. Sangat sedikit di antara kita, orang Kristen yang mempelajari topik ini. Tetapi yang jelas belum terlambat bagi kita untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk menyimak dengan seksama topik bahasan ini.

Sebelumnya, penting bagi kita untuk mengetahui pengertian kata NABI dan NUBUAT. Istilah nabi dan nubuat merupakan dua hal yang tidak terpisahkan satu sama lain. Tetapi apakah 'nabi' dan'nubuat' itu? Jawaban untuk pertanyaan ini akan menolong kita mengenal mana catatan dalam Alkitab yang dimaksud dengan nubuat dan apa saja yang termasuk dalam nubuat.

Kata 'nabi' yang dalam bahasa Ibrani juga adalah 'nabi,' secara harfiah berarti 'pembicara' dan 'pelihat.' Kedua arti kata nabi ini sering digunakan silih berganti (1 Samuel 9:9; 2 Raja 17:13; Yesaya 29:10; 30:10; Mikha 3:6-7). Seorang nabi disebut sebagai 'pembicara' karena ia bertugas untuk mengumandangkan firman Allah kepada pendengar yang dimaksud. Dalam penyampaiannya, seorang nabi sering kali mengatakan, "Dengarlah  sebab Tuhan berfirman " (Yesaya 1:2), "demikianlah firman Tuhan, " (Yeremia 4:1), dll. Seorang nabi disebut juga 'pelihat' karena kadang-kadang mereka menerima pengetahuan akan kehendak Allah melalui mimpi, penglihatan (bdg. Yehezkiel 1:4-28; Zakharia 1-6).

Kata "nabi" menunjuk pada seorang yang telah ditetapkan Allah untuk menyampaikan firmanNya. Seorang yang berbicara untuk Tuhan, seorang pembicara yang dipilih Allah untuk menerima dan menyatakan sabda Allah, meskipun berita itu kadang-kadang menyakitkan pendengarnya.

Seorang nabi bukan hanya menyampaikan firman Allah kepada orang lain, tetapi juga kadang-kadang firman Tuhan untuk dirinya sendiri (Keluaran 3:10,12,14; Yeremia 1:4,7,9, dll). Jadi dapat dikatakan bahwa nabi adalah seorang juru bicara Allah, atau penyambung mulut Allah untuk mengatakan kehendak-Nya kepada manusia. Tetapi perlu diketahui juga bahwa Alkitab membedakan nabi dalam dua kelompok, yaitu nabi Allah atau nabi yang benar dan nabi palsu (1 Raja 18:22; Matius 24:24; 1 Yohanes 4:1; dll).

Bagaimanakah mengenali mana nabi Tuhan dan nabi palsu? Dalam Ulangan18: 19-22, Allah melalui Musa memberikan ciri-cirinya.

Nabi yang benar:
(1) Tuhan yang menaruh perkataan (firman) dalam mulutnya;
(2) Hanya mengatakan yang diperintahkan Tuhan kepadanya;
(3) Dia berbicara demi nama Tuhan;
(4) Apa yang dikatakannya benar-benar terjadi (bdg. Yesaya 28:9).

Nabi Palsu:
(1) Terlalu berani berbicara demi nama Tuhan;
(2) Dia mengucapkan perkataan yang tidak difirmankan Tuhan;
(3) Berbicara demi nama allah lain;
(4) Perkataannya tidak terjadi.

Dalam mendefinisikan kata 'nubuat' tentu saja tidak akan sulit lagi bagi kita sebab kita sudah mengetahui dengan jelas apa arti 'nabi,' yang masih berhubungan dengan kata nubuat. Kata 'nubuat' menunjuk pada berita apa pun yang diberikan oleh Allah untuk disampaikan kepada manusia oleh seorang nabi sebagai wakil Allah. Berita (firman) ini datang melalui pewahyuan, penglihatan dan langsung dari mulut Allah. Berita yang disampaikan nabi itu berhubungan dengan peristiwa masa lampau, masa sekarang dan juga masa yang akan datang. Yesaya 42:9 mengatakan, "Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Ku-beritahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu."

Perlu saya tambahkan disini bahwa ada perbedaan antara istilah 'nubuat' dan 'ramalan.' Nubuat adalah berita yang pasti akan terjadi, sedangkan ramalan belum pasti terjadi. Istilah ramalan biasanya digunakan untuk memperkirakan keadaan cuaca atau nasib orang lain. Tidak pernah istilah nubuat dipergunakan untuk kedua hal itu. Istilah nubuat hanya dipakai untuk hal rohani.

Jadi kesimpulannya "nabi" adalah "jabatan" yang diberikan oleh Allah kepada seseorang yang dipercaya untuk melakukan kehendak Allah, dan "nubuat" adalah "tugas" yang dipercayakan kepada seorang nabi untuk dilakukan sepenuhnya.

Nubuat-nubuat dalam Alkitab yang akan kita bicarakan dan menjadi fokus utama kita adalah nubuat tentang bangsa, nubuat tentang kota, nubuat tentang orang, dan nubuat Yesus Kristus.

I. Nubuatan Tentang Bangsa


Allah berseru, "Marilah mendekat, hai bangsa-bangsa, dengarlah, dan perhatikanlah, hai suku-suku bangsa! Baiklah bumi serta segala isinya mendengar, dunia dan segala yang terpancar dari padanya" ( Yesaya 34:1; bdg. 41:1; 43:9). Ini menunjukkan bahwa Allah memperhatikan semua bangsa di muka bumi ini dan menghendaki mendengarkan firman-Nya tentang mereka. Sehubungan dengan itu, kita akan melihat beberapa nubuatan mengenai bangsa-bangsa dan juga kegenapannya mengenai mereka, baik yang tercatat di dalam Alkitab maupun yang tercatat di dalam sejarah dunia.

A. Israel

Bangsa Israel adalah keturunan Abraham melalui anaknya, Ishak dan cucunya, Yakub. Ketika Abraham masih berada di kampung halamannya, Ur-Kasdim, Allah berfirman supaya Abraham meninggalkan negerinya itu menuju negeri (bangsa Kanaan) yang telah dipilih oleh Allah untuk menjadi miliknya (dan milik keturunannya) (Kejadian 15:7, 8, 18-21). Dan Allah berjanji bahwa Abraham akan menjadi sebuah bangsa besar (Kejadian 12:1-3). Kemudian Allah mengulangi janji-Nya itu kepada Abraham (Kejadian 15:5). Kemudian Allah bernubuat bahwa keturunannya (bangsa Israel) akan menjadi orang asing, diperbudak, dan dianiaya selama 400 tahun oleh Mesir (Kejadian 15:13), tetapi ketika mereka berhasil keluar dari Mesir, bangsa Israel akan membawa serta banyak harta Mesir (Kejadian 15:14).

Kisah Yusuf merupakan awal dari kegenapan nubuat Tuhan ini (Kejadian 37, 39-45), kemudian diikuti oleh pindahnya Yakub dan seluruh kaum keluarganya yang berjumlah 70 jiwa ke Mesir sebagai orang asing (Kejadian 46-50; bdg. Keluaran 1:1-5).

Setelah kematian Yakub, juga Yusuf dan saudara-saudaranya, orang Israel masih tetap tinggal di Mesir dan jumlah mereka bertambah banyak, dan bahkan berlipat ganda sehingga memenuhi negeri Mesir (Keluaran 1:6,7).

Suasana kehidupan tenteram dan damai yang dinikmati bangsa Israel di tengah-tengah orang-orang Mesir pada zaman Yusuf berubah 180 derajat. Hal ini disebabkan oleh masalah politik di Mesir (bdg. Keluaran 1:8).

Menurut sejarah, Firaun yang memerintah pada zaman Yusuf adalah dinasti Hyksos yang berasal dari suku Amori (salah satu suku Kanaan). Pada umumnya para Firaun dari dinasti Hyksos ini berlaku baik pada rakyatnya, bahkan bisa memberikan sebuah jabatan kepada orang-orang tertentu dari antara rakyat. Itu terbukti saat Yusuf diangkat menjadi salah seorang petinggi kerajaan Mesir yang tersohor di seluruh dunia pada zamannya. Kepemimpinan dinasti ini tidak diterima seratus persen oleh penduduk Mesir asli. Mengapa? Disamping dinasti ini adalah orang asing (Amori), juga karena mengadopsi banyak budaya Mesir dan kemudian menganggapnya sebagai budayanya, salah satu di antaranya adalah gelar Firaun bagi raja. Di mata orang Mesir, hal ini adalah pelecehan budaya. Dengan alasan inilah muncul semangat patriotisme orang-orang Mesir untuk menjatuhkan dinasti Hyksos. Akhirnya, kepemimpinan dinasti Hyksos berhasil direbut oleh penduduk Mesir asli. Hal ini dikuatkan oleh Keluaran 1:8, "Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf."

Kebencian bercampur sifat angkuh orang-orang Mesir terhadap dinasti Hyksos sebagai orang asing yang telah melecehkan budaya mereka, berimbas pula kepada orang Israel yang saat itu berada di Mesir sebagai orang asing juga. Karena sikap prejudis yang dimiliki oleh Mesir, perkembangan orang Israel secara kuantitas dianggap sebagai ancaman serius bagi kekokohan kerajaan Mesir yang baru dipimpin oleh penduduk asli (Keluaran 1:9,10). Akhirnya, bangsa Israel, sebagai korban akibat tindakan politik Hyksos yang ditentang oleh orang Mesir, harus menerima pil pahit penderitaan, penganiayaan, dan perbudakan sesuai nubuat Tuhan (Keluaran 1:11-22; Kejadian 15:13). Setelah genap masa perbudakan selama 400 tahun, maka bangsa Israel keluar dari Mesir dengan kuasa tangan Tuhan. Mereka bukan saja berhasil keluar, namun mereka juga membawa banyak harta dari Mesir (Kejadian 11:2,3; Kejadian 15:14).

Setelah bangsa Israel beralih dari kerajaan Teokrasi menjadi kerajaan Monarki, dengan tiga raja pertama yang memerintah Israel Bersatu, Saul, Daud dan Salomo, khususnya di akhir pemerintahan Salomo, kembali nabi Tuhan, Ahia bernubuat tentang terpecahnya kerajaan Israel menjadi dua kerajaan yang independen: 10 suku akan dipimpin oleh Yerobeam dan 2 suku akan tetap dipimpin oleh keturunan Daud (1 Raja 11:29-39). Nubuat ini pun tergenapi tidak lama kemudian dalam 1 Raja 12:1-20). Yerobeam berhasil menjadi raja pertama atas Israel Utara (Israel), sedangkan Rehabeam hanya menjadi raja atas Israel Selatan (Yehuda).

Setelah dari bangsa Israel terbentuk dua kerajaan independen, Alkitab masih terus mencatat nubuat-nubuat tentang keduanya. Berikut ini kita akan melihat secara khusus, baik nubuat tentang Israel Utara maupun Yehuda.

B. Israel Utara

Alkitab mencatat sejarah perjalanan kerajaan Israel Utara (untuk membedakannya dengan kerajaan Israel yang pernah dipimpin oleh 3 raja pertama, Saul, Daud dan Salomo) yang dari segi rohani terlihat bobrok di hadapan Allah. Dari 20 raja (terdiri dari 9 dinasti (garis keturunan) yang berbeda) yang pernah memerintah atas Israel Utara, tidak satu pun yang benar kelakuannya di hadapan Allah. Dua hal yang disoroti keras oleh Allah adalah penyelewengan sistem penyembahan yang benar dan juga keimmoralan hidup baik pemimpin maupun rakyatnya. Sejak Yerobeam menjadi raja pertama atas Israel Utara, dia membuat gebrakan baru di bidang keagamaan. Yerobeam membentuk sebuah sistem penyembahan yang baru alias palsu, yang ciri adalah :
  • Obyek penyembahan: Patung anak lembu jantan dari emas (1 Raja 12:28)
  • Tempat penyembahan: Betel dan Dan Utara, karena di dua tempat inilah dua patung anak lembu jantan itu ditempatkan (1 Raja 12:29,30)
  • Imam-imam yang melayani:Dari kalangan rakyat biasa, bukan orang Lewi (1 Raja 12:31)
  • Tanggal Hari Raya: Sama dengan tanggal hari raya di Yerusalem, hari kelima belas bulan kedelapan (1 Raja 12:32)
  • Korban persembahan: Sama dengan korban yang dipersembahkan di Yerusalem ( 1 Raja 12:32-33)
Bahkan Yerobeam juga mendirikan kuil-kuil dan bukit-bukit pengorbanan kepada dewa-dewa asing (1 Raja 12:31). Pola penyembahan yang telah dibentuk oleh Yerobeam tetap dipertahankan oleh raja-raja Israel berikutnya. Itu terlihat jelas dari pernyataan "menurut tingkah laku Yerobeam" (1 Raja 15:34; 16:7; dll). Ini berlangsung di sepanjang perjalanan sejarah Israel Utara. Kitab Hosea menggambarkan dengan jelas perbuatan-perbuatan jahat Israel Utara, yang berzinah secara rohaniah.
Tindakan bangsa Israel Utara ini sangat menyakitkan hati Allah dan tidak bisa ditolerir lagi oleh Allah, sehingga melalui nabiNya, Ia menyatakan kehancuran Israel Utara. Nabi Hosea menubuatkan bahwa bangsa Israel Utara akan dibawa tertawan ke Asyur (Hosea 7:11; 11:5). Demikian juga Amos menubuatkan kebinasaan Israel (Amos 3: 9-11; 7:17). Hal ini benar-benar tergenapi pada masa pemerintahan raja terakhir Israel Utara, Hosea, di bawah pimpinan raja Salmaneser, Asyur maju menyerang Samaria, ibukota Israel Utara dan menawan orang-orang Israel ke pembuangan di Asyur (2 Raja 17:1-6).

C. Yehuda

Yehuda menjadi kerajaan independen setelah terpecahnya kerajaan Israel Bersatu. Sejarah perjalanan bangsa Yehuda merupakan yang paling banyak tercatat di dalam Alkitab dibandingkan dengan bangsa Israel Utara. Tentu saja demikian karena bangsa Yehuda masih bertahan selama kira-kira 116 tahun setelah kehancuran Israel Utara pada tahun 722 atau 721 SM.

Bangsa Yehuda dipimpin oleh 20 raja, yang semua dari keturunan Daud. Di antara raja-raja Yehuda ini ada beberapa yang baik, mengikuti perintah-perintah Allah dan ini juga mempengaruhi rakyat Yehuda untuk mengikutinya, sedangkan sebagian lagi sama jahatnya seperti raja-raja di Israel Utara, bahkan ada yang lebih jahat, di antaranya: Ahas, Manasye dan mungkin juga Amon, yang mempersembahkan anak-anak mereka sebagai korban bakaran kepada dewa-dewa (2 Tawarikh 28:3; 33:6; bdg. Yeremia 7:30-32). Raja-raja Yehuda yang terkenal baik adalah Asa, Yosafat, Hizkia, dan Yosia. Meskipun Allah tidak mengabaikan perbuatan-perbuatan baik bangsa Yehuda, namun Ia tidak bisa menahan murka-Nya atas kejahatan-kejahatan mereka. Melalui nabi Yeremia, Allah menubuatkan tentang kehancuran Yehuda. Yehuda akan diserang oleh Babilonia di bawah pimpinan raja Nebukadnesar (Yeremia 25:9), negeri Yehuda akan menjadi puing-puing reruntuhan dan menjadi tempat yang tandus (Yeremia 25:11), Rakyat Yehuda akan ditawan ke Babilonia dan akan diperhamba selama 70 tahun di sana (Yeremia 25:11). Hizkia pernah melakukan kesalahan fatal, yaitu dia menunjukkan segala kekayaan yang dimiliki Yehuda, termasuk perkakas-perkakas suci di Bait Allah. Atas tindakan ceroboh Hizkia ini, nabi Yesaya menegurnya sekaligus menubuatkan bahwa apa yang telah diperlihatkannya kepada utusan Babel itu akan dibawa ke Babilonia (Yesaya 38:1-38:8; bdg. 2 Tawarikh 32:24-32).

Nubuat ini tergenapi ketika raja Nebukadnesar dari Babilonia menyerang dan menghancurkan Yehuda, membawa seluruh perkakas rumah Tuhan dan harta benda istana serta menawan orang-orang Yehuda dalam tiga tahap, yakni tahun 606 atau 605 tahap I (2 Raja 23:36-24:7; 2 Tawarikh 36:5-8; Daniel 1:1-2); tahun 598 atau 597 tahap II (2 Raja 24:8-17; 2 Tawarikh 36:9-10) dan tahun 588 atau 586 SM tahap III (2 Raja 24:18-20; 25: 8-21; 2 Tawarikh 36:11-21; Yeremia 39:8-10; 52:1-30). Peristiwa penawanan ini sekaligus mengakhiri kisah perjalanan sejarah bangsa Yehuda.

D. Mesir

Mesir adalah salah satu bangsa terkaya pada zaman purbakala. Sungai Nil merupakan kunci kemajuan Mesir di bidang pertanian. Kemajuan Mesir lainnya adalah di bidang ilmu pengetahuan yang melampaui bangsa-bangsa sezamannya. Kemajuannya antara lain, di bidang perbintangan, matematika, seni ukir, arsitektur. Sejarah kemajuan Mesir di bidang pertanian mulai tercatat di dalam Alkitab ketika Abraham pergi ke Mesir untuk keperluan pangan, karena di Kanaan terjadi kelaparan hebat (Kejadian 12:10). Kemudian puncaknya pada zaman Yusuf, Mesir adalah satu-satunya kerajaan sebagai sumber pangan bagi seluruh dunia (Kejadian 41:37-57).

Sehubungan dengan perbudakan yang akan terjadi atas bangsa Israel oleh Mesir, maka Allah menubuatkan kepada Abraham bahwa Mesir akan mengalami malapetaka besar (Kejadian 15:14). Dan hal itu tergenapi dalam kitab Keluaran 7-12, Mesir menderita 10 tulah. Dengan peristiwa ini, Mesir belum runtuh. Mesir masih tetap eksis sebagai kerajaan yang kokoh dan makmur. Di tengah-tengah kemuliaan Mesir, nabi Allah, Yehezkiel menubuatkan bahwa bangsa Mesir akan diserahkan di antara bangsa-bangsa (Yehezkiel 29:12), meskipun Mesir akan pulih kembali sebagai kerajaan namun tidak akan memerintah atas bangsa-bangsa lain, bahkan Mesir akan menjadi kerajaan yang paling lemah (Yehezkiel 29:13-15). Tidak akan ada lagi pemimpin di Mesir (Yehezkiel 30:13). Pada saat Yehezkiel dan juga Yesaya bernubuat, Mesir adalah bangsa yang memang kuat secara ekonomi (Yehzkiel 30:12; Yesaya 19:5-8; 20).

Kegenapan dari nubuat ini terbukti setelah penawanan orang Israel ke Babilonia, dimana Mesir tidak lagi dipimpin oleh pemimpin yang berasal dari Mesir, melainkan berdasarkan catatan sejarah, dipimpin oleh Persia, Yunani, Romawi, Arab, Turki, Prancis dan Inggris.

E. Babilonia

Menurut penulis kitab Kejadian, Nimrod, "seorang pemburu yang gagah perkasa" yang mendirikan Babel sebagai sebuah kerajaan (Kejadian 10:9,10). Kerajaan Babilonia didirikan oleh pemimpin-pemimpinnya yang ambisius. Pembangunan menara Babel menunjukkan sikap memberontak untuk memuaskan diri sendiri dari manusia melawan Allah (Kejadian 11:9). Di bawah pemerintahan raja Hamurabi (mungkin sama dengan "Amrafel" dalam Kejadian 14:1), seorang Amori, Babilonia mencapai kejayaan pertamanya sebagai penguasa dunia. Kemajuan di bidang perbintangan, philology, lexicography, matematika, dan ilmu sihir merupakan bukti kemasyuran Babilonia pada periode ini. Kemudian setelah beberapa abad berikutnya muncul seorang raja baru bernama Nebukadnezar, yang membawa kembali Babilonia mencapai puncak kejayaannya. Nebukadnezar membangun kembali Babilonia menjadi sebuah kerajaan yang kuat dan makmur.

Berdasarkan hasil penemuan para ahli purbakala, Babilonia memiliki tembok kota yang tingginya mencapai 300 kaki dengan tebal kira-kira 8 kaki dan membentang dari sejauh 40 sampai 50 mil mengelilingi kota itu. Keindahan arsitektur tembok kota Babilonia dilengkapi oleh pintu gerbang Ishtar yang elok. Disamping itu juga, jalan-jalannya terdiri dari trotoar yang terbuat dari batu. Taman tergantung yang dimiliki Babilonia menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Pada saat Yesaya bernubuat, Babilonia hanya sebuah bangsa yang masih lemah di antara sejumlah bangsa yang berkuasa. Yesaya menubuatkan bahwa Media akan datang melawan Babilonia (Yesaya 13:17), Babilonia akan ditunggangbalikkan (Yesaya 13:19), tidak akan dihuni lagi (Yesaya 13:20-23), akan dijatuhkan ke bumi (Yesaya 14:2; bdg. 14:4-28). Selanjutnya pada saat Yeremia bernubuat, Babilonia telah mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan adi kuasa. Yeremia bernubuat bahwa Babilonia akan menjadi tempat yang tandus selamanya (Yeremia 51:26), tidak akan ada orang yang akan tinggal di sana (Yeremia 51:43; bdg. 25:12-14; 50).

Apa yang dinubuatkan oleh Yesaya dan Yeremia tentang kehancuran Babilonia tergenapi ketika kerajaan Medo-Persia menjadi penguasa dunia. Hal ini juga sekaligus menggenapi nubuat Daniel yang mengartikan mimpi Nebukadnezar mengenai kerajaan yang akan berkuasa setelah Babilonia (Daniel 2:32,38,39). Kerajaan Babilonia ditaklukkan oleh Medo-Persia dan itulah akhir dari kekuasaan kerajaan Babilonia (Daniel 9-11).

F. Edom

Edom adalah nama yang diberikan kepada Esau yang arti "merah." Kemudian Edom dipertahankan oleh keturunan Esau untuk menjadi nama bangsa mereka. Esau dan keturunannya menduduki daerah pegunungan Seir (Kejadian 32:3; 36:8) setelah merebutnya dari orang Hori yang lebih dahulu menduduki pegunungan itu. Seir sama artinya dengan Esau, "berbulu" (Kejadian 25:25). Kemungkinan besar Seir ditujukan pada Esau yang terkenal dengan tubuhnya yang berbulu. Alkitab sering menggunakan Edom dan Seir silih berganti untuk menggambarkan wilayah pegunungan yang diduduki oleh keturunan Esau ini. Daerah pegunungan yang diduduki bangsa Edom tingginya mencapai 2000 kaki di atas permukaan laut dengan tebing yang terjal dan jurang yang dalam. Keadaan ini sangat menguntungkan bangsa Edom untuk mempertahankan daerah mereka dari serangan musuh-musuh. Bozra yang merupakan kota metropolis Utara juga sebagai ibukota bangsa Edom. Bozra terkenal dengan industri tenunan dan juga pakaian celup yang biasanya diekspor. Disamping itu, kekayaan lain yang dimiliki Edom di Bozra adalah bangunan-bangunan puri yang indah (Amos1:12). Edom juga terkenal dengan perkebunan sayurnya yang menjadikannya makmur.

Edom meskipun berhubungan darah dengan bangsa Israel, namun keduanya tidak pernah akur satu sama lain. Ketidakharmonisan ini sudah terjadi sejak adanya konflik pribadi antara Esau dan Yakub sebagai nenek moyang kedua bangsa ini. Ketika bangsa Israel keluar dari tanah perhambaan, Mesir dan meminta untuk melewati daerah bangsa Edom, tetapi menolaknya. Kemudian pada zaman pemerintahan Saul dan Daud atas Israel juga terjadi peperangan antar kedua bangsa ini.

Melalui kitab Obaja kita dapat melihat dengan jelas bagaimana sikap bangsa Edom yang arogan dan mementingkan diri sendiri. Alasan sikap Edom ini sangat murah, yakni hanya karena mengandalkan keberadaannya yang strategis di atas pegunungan (Obaja 1:3,4). Selanjutnya, ketika bangsa Yehuda, saudaranya dalam bahaya serangan musuh, Edom hanya menjadi penonton dan bersukacita atas kehancuran Yerusalem, dan bahkan menghadang orang-orang Yehuda yang luput dari kejaran musuh (Obaja 1:11-14). Menurut sejarah pada saat Nebukadnesar melakukan invasi (penyerangan) ke Palestina selatan, Edom ikut membantu Babilonia melawan Yehuda dan Yerusalem. Oleh karena itulah Obaja bernubuat bahwa Edom akan dibuat menjadi bangsa kecil di antara bangsa-bangsa (Obaja: 2), akan diperangi (Obaja 1:1), orang-orang bijaksana dan para pahlawannya akan dilenyapkan (Obaja 1:8,9), Harta bendanya akan diambil semuanya (Obaja 1:5-7), akan dilenyapkan untuk selamanya (Obaja 1:10).

Kegenapan nubuat Obaja ini terlihat ketika pada tahun 300 SM kerajaan Nabatean Arab merebut wilayah Edom atau dikenal dengan Idumea pada zaman Hellenis. Menjadikan Petra (Sela) sebagai ibukota kerajaan Nabatean. Dan pada zaman Makkabe, orang-orang Idumea yang masih tersisa dipaksa oleh orang-orang Yahudi untuk bergabung ke dalam kelompok Makkabe dan juga harus menganut Yudaisme. Keluarga Herodes yang pernah menjadi pemimpin di Palestina di bawah mandat pemerintah Romawi adalah keturunan Edom. Setelah kehancuran Yerusalem pada tahun 70 SM, Edom lenyap identitas nasionalnya.

G. Asyur

Asyur adalah sebuah negeri yang berbatasan dengan pegunungan Ararat di Armenia (utara), daratan tinggi Media (timur), sungai Zab bawah (selatan), dan melalui Tigris sampai ke Laut Tengah (barat). Sejarah Asyur berawal pada milenium ketiga SM. Ibukota kerajaan Asyur yang sangat terkenal adalah Niniwe (bdg. Kejadian 10:11). Asyur mencapai puncak perluasan wilayah kekuasaan mulai dari Teluk Persia sampai ke Laut Tengah pada tahun 700 SM atau pada zaman pelayanan nabi Yesaya. Masuknya Asyur dalam kancah percaturan politik dunia, ditandai dengan menyusulnya kemunduran kerajaan Babel di bawah kekuasaan dinasti Hammurabi pada abad 16 SM. Raja-raja Asyur seperti Tiglat-Pileser I, Ashurbanipal II, Salmaneser III, Tiglat- Pileser III, Salmaneser IV, Sargon II, Sanherib, Esarhaddon, dan Ashurbanipal sangat berperan penting dalam membawa Asyur menjadi penguasa dunia. Salah satu sistem politik yang diterapkan oleh Asyur adalah menempatkan para gubernur di wilayah yang mereka telah taklukkan. Israel Utara takluk kepada Asyur di bawah pemerintahan raja Salmaneser IV dan Sargon II pada tahun 722 SM. Kemudian Sanherib ingin juga merebut wilayah Yehuda, namun dihentikan oleh Tuhan (2 Raja 19:35-36).

Tuhan melalui nabi Yesaya menubuatkan bahwa Asyur akan dihancurkan karena perlakuan kejamnya atas umat-Nya (Yesaya 14:24-27) dan Nahum menubuatkan lebih spesifik tentang kehancuran Niniwe, ibukota Asyur yang akan kita bahas secara terpisah berikutnya (Nahum 1-3).

Di bawah pemerintahan Ashurbanipal gejala kejatuhan Asyur sudah terlihat dari pemberontakan Mesir. Setelah kematiannya, Asyur semakin mendekati ujung tanduk di bawah pimpinan raja Assuretililani, dan pada pemerintahan Sinsariskun kerajaan Asyur jatuh oleh serangan yang dilancarkan duo-kekuatan bersatu dari pasukan gubenur Babilonia, Nabopolasar dan pasukan Kyaxeres dari Media.

II. Nubuatan Tentang Kota

A. Tirus

Tirus adalah sebuah kota pantai sejak dari zaman purba, yang tertata luar biasa rapi. Di samping itu juga ada sebuah pulau berkubu kira-kira 3/4 mil jauhnya dari pantai kota Tirus.

Dalam Yehezkiel pasal 26 dinubuatkan tetang kehancuran kota Tirus. Setidaknya ada 6 hal sehubungan dengan itu: (1) Banyak bangsa yang akan melawan Tirus (ayat 3); (2) Tirus akan diratakan dengan tanah dan akan menjadi gunung batu (ayat 4, 8-12); (3) Akan menjadi tempat para nelayan membersihkan pukat (ayat 5a); (4) Akan dijarah oleh bangsa-bangsa (ayat 5b, 12a); (5) Penduduknya akan ditewaskan dengan pedang (ayat 6); (6) Bangsa Babilonia yang akan menghancurkan kota Tirus (ayat 7,8); (7) Tembok-tembok kotanya akan dirobohkan (ayat 12); (8) Batu, kayu dan tanahnya akan dibuangkan ke dalam air (ayat 13); (9) Tirus tidak akan pernah dibangun kembali (ayat 14).

Nubuat ini tergenapi beberapa tahun kemudian. Pada tahun 586 SM, raja Nebukadnezar dari Babilonia menyerang dan memerangi kota Tirus. Nebukadnezar menghancurkan kota utama Tirus, kecuali pulau berkubu yang terletak 3/4 mil dari pantai. Setelah perang selama 13 tahun, akhirnya pada tahun 573 SM Nebukadnezar berhasil menaklukkan kota Tirus. Alasannya, pulau itu terjaga dengan kokoh, sebab banyak penduduk kota Tirus yang telah pindah ke pulau ini sebelum serangan Babilonia. Pulau berkubu ini tetap kokoh dan tidak berubah selama kira-kira 241 tahun. Tetapi kemudian datang serangan berikutnya dari Alexander Agung, raja Kerajaan Makedonia (Yunani) yang menggenapi sepenuhnya nubuat yang diucapkan oleh nabi Yehezkiel itu. Pada tahun 332 SM, Alexander Agung menyerang kota berkubu ini dengan membangun sebuah jalan penyeberangan dari kota Tirus ke pulau ini, menggunakan batu-batu dan sisa-sisa reruntuhan kota Tirus.

B. Niniwe

Niniwe adalah sebuah kota metropolis dunia purba yang didirikan oleh Nimrod (Kejadian 10:11,12). Niniwe terletak di pinggir sungai Tigris dan menjadi ibukota kerajaan Asyur. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa Niniwe memiliki tembok yang panjangnya kira-kira 60 mil mengelilingi kota itu dan populasi penduduknya yang mencapai 600.000 jiwa. Dalam kota ini terdapat bangunan-bangunan kerajaan yang indah dan besar dan perpustakaan terbesar dunia kuno.

Nubuat tentang kehancuran kota Niniwe dikumandangkan oleh nabi Nahum dan Zefanya. Niniwe akan rusak (Nahum 3:7), dan akan menjadi tempat sunyi sepi, kering seperti padang gurun (Zefanya 2:13). Kegenapan nubuat ini terjadi pada tahun 612 SM, ketika Babilonia menghancurkan Niniwe.

C. Yerusalem

Kota Yerusalem, disamping menarik, menyimpan segudang sejarah yang menakjubkan dalam Alkitab dan juga dalam catatan sejarah dunia. Sejarah pendudukan Yerusalem dimulai pada tahun 2.500 SM. Penduduk awal kota ini adalah orang Salem, dengan rajanya Melkisedek (Kejadian 14:18), yang berasosiasi baik dengan Abraham (Kejadian 14:17-21). Kemudian diambil alih oleh salah satu suku Kanaan, Yebus (Yosua 9:1; 10:1). Selanjutnya ditaklukkan oleh Daud dan menjadikan kota ini sebagai ibukota kerajaannya (2 Samuel 5:6-10) dan juga raja-raja Yehuda, setelah kerajaan Israel Bersatu terpecah dua. Disamping itu juga Yerusalem menjadi pusat keagamaan bagi bangsa Israel sejak dari zaman Salomo (1 Raja 8:1; 2 Tawarikh 5:2), terus sampai pada zaman kehancuran kota ini oleh serangan Babilonia (2 Tawarikh 36:7-21). Kemudian setelah lewat 70 tahun masa pembuangan bangsa Yehuda, Yerusalem kembali dijadikan sebagai pusat keagamaan oleh penganut Yudaisme sampai zaman Kristus. Yerusalem bagi orang Yahudi adalah kota suci.

Nubuat yang paling mengagumkan tentang Yerusalem oleh Yesaya dan Mikha adalah gereja Tuhan akan berdiri di sana (Yesaya 2:2-3; Mikha 4:1-2). Kegenapannya dapat kita baca dalam Kisah Para Rasul 2.

D. Betlehem

Kota Betlehem pertama kali disebut menyusul kematian Rahel setelah melahirkan Benyamin (Kejadian 35:19). Betlehem artinya "rumah roti." Betlehem adalah kampung halaman Daud dan juga dia diurapi sebagai raja Israel oleh Samuel di sini (1 Samuel 16:1-13,18; 17:12). Betlehem adalah padang penggembala tradisional (bdg. 1 Samuel 17:15; Lukas 2). Dengan membaca cerita dalam 2 Samuel 23:14-17, kita akan melihat bagaimana Daud sangat mencintai Betlehem, kampung halamannya itu.

Nabi Mikha menubuatkan bahwa Betlehem akan menjadi tempat lahirnya Sang Juruselamat dunia, Yesus Kristus (Mikha 5:1). Dan itu tergenapi dengan lahirnya Yesus di Betlehem yang tercatat dalam Matius 2:1-6).

III. Nubuatan Tentang Orang

A. Yesus

Orang pertama yang dinubuatkan dalam Alkitab adalah Yesus. Oleh penulis kitab Kejadian Ia disebut sebagai "keturunan perempuan" (Kejadian 3:15). Kepada orang Israel, Musa menyebut-Nya "Nabi" yang akan dibangkitkan dari tengah-tengah orang Israel (Ulangan 18:15). Kepada Daud, Tuhan menyebut-Nya "Raja" yang akan memerintah selamanya (2 Samuel 7:13,14). Yesaya menyebut-Nya seorang anak laki-laki, nama-Nya Imanuel yang akan lahir dari seorang anak darah (Yesaya 7:14). Yesaya juga melanjutkan nubuat tentang Yesus yang disebutnya "Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, dan Raja Damai" (Yesaya 9:5), dan masih banyak lagi nubuat lain yang ditujukan pada Yesus. Ada kira-kira 300 nubuat tentang Yesus dalam Alkitab.

Setelah kira-kira 4000 sampai 700 tahun SM baru digenapi nubuat-nubuat tentang Yesus ini. Kitab Matius mencatat bahwa Maria melahirkan bayi Yesus yang dikandungnya oleh kuasa Rohkudus, bukan sebagai hasil hubungan badani antara Maria dan Yusuf, suaminya (Matius 1:18-25). Dalam kitab Yohanes, orang-orang mengakui-Nya sebagai seorang Nabi (Yohanes 6:14) dan sebagai Raja (Yohanes 18:36; 19:14,15, 19-22). Yohanes dan juga Paulus menyatakan bahwa Yesus adalah Allah (Yohanes 1:1-3; Filipi 2:5-8). Melalui ajaran-ajaran-Nya yang menakjubkan, maka Ia telah menggenapi sebutan-Nya sebagai Penasehat Ajaib. Ia memerintah sebagai Raja dalam gereja-Nya yang penuh dengan kedamaian.

B. Yosia

Yosia adalah salah satu raja terbaik yang pernah memerintah kerajaan Yehuda. Seorang abdi Allah bernubuat kepada Yerobeam I, raja pertama Israel Utara tentang seorang anak yang akan lahir dari keluarga Daud, namanya Yosia, yang akan melakukan restorasi (pemulihan) atas seluruh tanah Israel (1 Raja 13:1-2). Setelah 300 tahun kemudian nubuat abdi Allah ini tergenapi, dengan lahirnya Yosia, anak Amon raja Yehuda dari dinasti Daud dan melakukan restorasi total atas seluruh Israel (2 Raja 22:1-23:25; 2 Tawarikh 34:1-7; 35:1-19).

C. Zedekia

Zedekia adalah raja Yehuda saat runtuhnya kerajaan itu. Nabi Yehezkiel sementara berada di pembuangan di Babel, bernubuat tentang raja Zedekia akan dibawa tertawan ke Babilonia, tetapi dia tidak akan melihat tanah itu (Yehezkiel 12:13). Bagaimana bisa terjadi, Zedekia akan dibawa tertawan tetapi dia tidak akan melihat Babilonia, apakah dia akan mati di Babilonia, sedangkan dia tidak melihat Babilonia?

Dengan membaca Yeremia 39:4-7 kita akan mengetahui jawaban maksud dari nubuat Yehezkiel di atas. Setelah Zedekia berhasil ditangkap oleh tentara Babilonia di Yerikho, dia kemudian dibawa ke Ribla di tanah Hamat kepada raja Nebukadnesar. Kemudian setelah menyaksikan penyembelihan anak-anaknya, mata Zedekia pun dibutakan dan dibawa dalam keadaan buta ke Babilonia, sehingga dia tidak dapat melihat negeri Babilonia dengan matanya.

D. Koresh

Koresh adalah raja pertama Persia. Namanya telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya pada tahun 739 SM sebelum kelahirannya tahun 691 SM(Yesaya 44:28; 45:13). Koresh-lah yang akan menjadi alat Tuhan untuk memulihkan kembali orang Yahudi ke kampung halaman mereka setelah genap masa 70 tahun dalam pembuangan di Babel (Yeremia 25:11; 29:10).

Kegenapan nubuat Yesaya terbukti ketika pada tahun 536 SM Persia berhasil menjadi penguasa dunia dan yang menjadi rajanya adalah Koresh. Kitab 2 Tawarikh 36: 22-23; Ezra 1:1-4 menceritakan fakta tindakan Koresh yang mengizinkan orang Yahudi pulang untuk membangun kembali Bait Allah sebagai wujud pemulihan kembali orang Yahudi seperti yang telah dinubuatkan.

E. Orang Yahudi


Yeremia bernubuat bahwa setelah genap 70 tahun umat Tuhan dalam pembuangan, mereka akan dikembalikan ke Yehuda (Yeremia 25:11; 29:10). Nubuat ini tergenapi pada zaman kekuasaan Persia. Atas dekrit yang dikeluarkan raja Persia mereka akhirnya pulang ke kampung halaman dalam tiga tahap kepulangan: Tahap I (536 SM) di bawah pimpinan Zerubabel dan imam Yesua (Ezra 1-6); tahap II (458 SM) di bawah pimpinan Ezra (Ezra 7-10); dan tahap III (445 SM) di bawah pimpinan Nehemia (Nehemia 1-13).

IV. Nubuatan Yesus

Yesus pun menyebutkan beberapa nubuat selama pelayanan-Nya di bumi, baik tentang diri-Nya sendiri, orang lain, peristiwa tertentu, dll. Di antara nubuat-nubuat-Nya, ada yang belum digenapi, dan kita hanya menantikannya dengan sabar sampai itu digenapi. Berikut ini nubuat-nubuat Yesus yang telah digenapi.

A. Penderitaan, Kematian & KebangkitanNya

Berbeda dengan nabi-nabi lain, Yesus menubuatkan tentang diri-Nya sendiri. Unik! Yesus akan menderita, diserahkan ke tangan manusia berdosa, ditolak, dibunuh oleh orang-orang Yahudi (Matius 16:21; 17:22-23; Markus 8:31; 9: 30-31; Lukas 9:22,44). Nubuat-nubuat tentang Yesus dan kegenapannya adalah yang paling menakjubkan dalam Alkitab. Empat kitab Injil mencatat secara rinci bagaimana penderitaan yang mengerikan karena siksaan, kematian yang tidak wajar dialami oleh Yesus, dan sekaligus fakta kebangkitan Yesus yang menggemparkan seluruh dunia (Matius 26-28; Markus 14-16; Lukas 22-24: Yohanes 18-21).

B. GerejaNya

Pada awal pelayanan-Nya, Yesus menubuatkan Kerajaan Surga sudah dekat (Matius 4:17; Markus 1:15). Kerajaan Surga yang dimaksud Yesus tak lain adalah gereja-Nya yang akan didirikan-Nya (Matius 16:18), yang akan datang dengan kuasa (Markus 9:1). Kegenapan nubuat Yesus ini digenapi dalam Kisah Para Rasul 2. Gereja Kristus berdiri dengan kuasa Rohkudus.

C. Kematian Yakobus dan Yohanes

Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus ini tidak mengerti sifat Kerajaan Kristus yang rohaniah, bukan kerajaan fisik seperti yang mereka pikirkan. Akibatnya mereka berambisi untuk menduduki tempat terhormat dalam kerajaan itu. Yesus mendirikan kerajaan-Nya dengan biaya yang tak ternilai mahalnya, yaitu dengan darah-Nya sendiri (Kisah Rasul 20:28). Itulah sebabnya Yesus mengatakan (bernubuat) bahwa mereka akan meminum cawan-Nya ( simbol dari penderitaan) yang mereka tanggapi positif, meskipun masih dalam pikiran yang keliru (Matius 20:20-23; Markus 10:35-40). Nubuat Yesus ini digenapi dalam Kisah Para Rasul 12:1-2, Yakobus mati dibunuh dengan pedang atas perintah Herodes Agripa I. Pada masa pemerintahan Kaisar Romawi, Domitian, Yohanes dibuang ke pulau Patmos, tempat dia menulis kitab Wahyu (Wahyu 1:9). Yahya adalah rasul Kristus yang terakhir mati mencapai usia tua (bdg. Yohanes 21:20-23).

D. Kematian Petrus

Setelah Yesus memastikan bahwa Petrus akan menjadi penggembala pengikut Kristus, Ia menubuatkan bahwa Petrus akan mengalami kematian dengan cara yang tidak wajar (Yohanes 21:15-19). Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Origen, seorang bapa gereja bahwa Petrus mati disalib dengan posisi kepala di bawah.

E. Kehancuran Bait Allah & Yerusalem

Seperti sudah kita bicarakan sebelumnya, bahwa Yerusalem adalah pusat keagamaan orang Israel sejak zaman Salomo sampai zaman Kristus. Bukti menonjol Yerusalem sebagai pusat keagamaan adalah Bait Allah. Sepanjang sejarah, keberadaan Bait Allah di Yerusalem telah mengalami tiga kali pembangunan kembali sampai pada masa pelayanan Yesus. Bait Allah pertama dibangun oleh Raja Salomo; Bait Allah kedua dibangun oleh Zerubabel dan Ezra; dan yang ketiga dibangun oleh Herodes Agung.

Pada suatu kali Yesus mengunjungi Yerusalem dan pergi ke Bait Allah yang dibangun oleh Herodes Agung ini, Ia menubuatkan bahwa Bait Allah ini akan hancur, menyusul hancurnya Yerusalem (Matius 24:1-2; Markus 13:1-2; Lukas 21:5-6). Nubuat Yesus ini digenapi ketika pasukan Romawi di bawah pimpinan jendral Titus membumi-hanguskan dan meratakan dengan tanah Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 70 SM. Secara rohani kehancuran Bait Allah adalah simbol berakhirnya masa berlaku Hukum Taurat dan Yudaisme.

F. Munculnya mesias-mesias & nabi-nabi palsu

Yesus mengetahui ancaman besar yang akan dihadapi umat-Nya di masa akan datang apabila Ia telah meninggalkan dunia. Oleh sebab itu, Ia perlu memberi peringatan sekaligus nubuat yang berhubungan dengan ancaman itu. Dalam nubuat-Nya, Yesus mengatakan bahwa mesias-mesias dan nabi-nabi palsu, yang semuanya ditujukan pada guru-guru palsu dengan perbuatan-perbuatan yang menakjubkan akan muncul (Matius 24:24-26; Markus 13:22-23).

Kegenapan dari nubuat ini terjadi tidak lama setelah gereja berdiri. Yudaisme dihidupkan kembali, sebagai syarat mutlak mendapatkan keselamatan (Kisah Rasul 15:1; bdg. Galatia 5:1-6). Yohanes menuliskan dalam surat kirimannya yang pertama bahwa guru-gugu palsu telah tersebar ke seluruh dunia (1 Yohanes 4:1).

Pada masa pelayanannya, Yohanes menghadapi bidat yang disebutnya "antikristus." Bidat ini terdiri dari tiga kelompok: Gnostik, Doketisme dan Cerinthiarisme. Demikian juga dengan Paulus menyatakan fakta munculnya rasul-rasul palsu kepada orang Kristen di Korintus (2 Korintus 11:12-15), dan masih banyak fakta lain dalam Alkitab guru-guru palsu.

G. Petrus menyangkal Yesus

Mendekati penangkapan Yesus, Yesus mengatakan bahwa iman murid-murid-Nya akan goyah. Petrus secara emosionil menanggapi perkataan Yesus ini dengan mengatakan bahwa imannya tidak akan goyah seperti murid-murid lain. Tetapi Yesus tahu bahwa Petrus tidak seperti yang dia katakan itu sehingga bernubuat bahwa ayam berkokok dua kali, Petrus telah menyangkali Yesus, meskipun dia berkeras tidak akan melakukan hal itu (Matius 26:30-35; Markus 14:26-31; Lukas 22:31-34; Yohanes 13:36-38). Nubuat Yesus ini terbukti ketika Yesus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi, Petrus yang juga ikut menyaksikan pengadilan itu menyangkali Yesus (Matius 26: 69-75; Markus 14:66-72; Lukas 22:56-62; Yohanes 18:15-18, 25-27).

H. Mendahului murid-muridNya ke Galilea

Yesus mengatakan (nubuat) kepada murid-murid-Nya bahwa setelah kenbangkitan-Nya, Ia akan mendahului mereka ke Galilea (Matius 26:32; Markus 14:28). Nubuat ini pun digenapi dalam Matius 28:7-10, 16-17; Markus 16:7).

I. Kedatangan Rohkudus

Setelah Yesus naik ke surga, maka Rohkudus yang akan melanjutkan pekerjaan-Nya di bumi melalui Rasul-rasul-Nya. Sebelum kedatangan Rohkudus, Yesus telah menubuatkan kepada murid-murid-Nya tentang hal itu. Rohkudus yang akan membimbing rasul-rasul dalam pelayanan, terutama pada pendirian gereja yang telah dinubuatkan Yesus (Matius 16:18; Markus 9:1), menghibur dalam penderitaan mereka. Rohkudus yang dijanjikan Bapa akan turun di Yerusalem, oleh sebab itu mereka harus menantikan-Nya di sana (Yohanes 16:13; 14:26; 15:26; Lukas 24:49; Kisah Rasul 1:4,5,7,8). Nubuat ini juga digenapi dalam Kisah Para Rasul 2, Rohkudus turun ke atas mereka di Yerusalem (Kisah 2:1-5; bdg.1:12).

Nubuat-nubuat dalam Alkitab merupakan metode Allah untuk menyampaikan kehendak-Nya kepada umat manusia di muka bumi ini. Nubuat telah memberikan kesempatan bagi manusia untuk bersiap menyambut masa depan. Ada nubuat, ada kegenapannya. Dengan kata lain nubuat selalu akan berakhir dengan kegenapannya.