Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Apr 19, 2020

Fanny Jane Crosby: Kidung Indah dari Kegelapan

Ada seorang wanita buta yang telah dipakai Allah untuk mengarang syair lagu-lagu Kristen secara luar biasa. Nama wanita buta itu ialah Fanny Jane Crosby. Dia lahir dengan normal pada tanggal 24 Maret 1820. Pada waktu dia baru berumur 6 (enam) minggu, dia menderita infeksi di matanya. Lalu karena dokter yang biasanya mengobati keluarganya sedang pergi ke luar kota, mereka meminta kepada seorang yang mengaku dokter di daerah itu untuk mengobati. Tapi ternyata setelah diobati, hasilnya sangat mengerikan, yaitu mata Fanny yang masih bayi itu menjadi buta total. Melihat keadaan itu orang tua Fanny menjadi sedih sekali. Dan kesedihan mereka bertambah lagi karena beberapa bulan kemudian ayah Fanny meninggal dunia. Untuk menghidupi keluarganya, ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Fanny yang buta dan masih kecil dititipkan kepada neneknya. Dengan sabar, sang nenek mendidik Fanny, mengajarkan cara berdoa juga membaca ayat-ayat Alkitab. Karena mata Fanny buta, dia tidak dapat bersekolah di sekolah umum seperti anak-anak sebayanya.

Namun kekurangannya dalam penglihatan ternyata diimbangi dengan kepekaannya menulis puisi dan lirik lagu. Sepanjang hidupnya dia telah melahirkan hampir 8000 lagu dan 3 buku kumpulan puisi. Dia menulis lagu-lagu pop, lagu bertema patriotik dan lagu pujian (hymne). Gadis kecil itu bernama Fanny Crosby,lengkapnya Frances Jane Crosby.

Selama hidupnya, Fanny Crosby merupakan figure yang dikenal di seluruh Amerika. Dia dijuluki “Ratu Penulis Lagu Gospel”. Beberapa lagu pujian karyanya yang terkenal antara lain : Blessed Assurance (KJ No. 392 Kuberbahagia), Pass Me Not, O Gentle Savior (KJ No. 26 :Mampirlah Dengar Doaku), All The Way My Savior Leads Me (KJ 408 Di Jalanku Ku Diiring), I Must Have The Savior With Me (KJ 402 Kuperlukan Juru’Slamat), Safe in The Arms of Jesus (KJ No. 388 S’lamat Di Tangan Yesus). Jesus, Keep Me Near The Cross (KJ 368 Pada Kaki Salimu),dll.Bahkan setelah Fanny meninggalpun, 3000 gereja di seluruh Amerika Serikat memperingati 105 tahun Fanny Crosby pada tahun 1925.

NENEKNYA MENGAJARI DIA MENGHAFAL AYAT-AYAT ALKITAB
Fanny ternyata memiliki kemampuan menghafal yang luar biasa, dia bisa hafal seluruh kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Amsal, dan Pasal-pasal dalam kitab Mazmur.  Kemampuannya menghafal isi Alkitab ini membuat orang lain terkagum-kagum. Fanny bersyukur, karena dengan kebutaannya ini, dia malah bisa meningkatkan kemampuannya menghafal secara luar biasa. Kemampuannya menghafal ayat Alkitab itu pula yang membuat Fanny bisa mendapatkan tema, inspirasi, dan kata-kata yang indah untuk menuliskan syair lagu-lagu Kristen. Fanny juga sangat pandai membuat puisi. Saat umurnya 8 tahun dia menulis puisi yang sangat indah berikut ini

Oh, aku anak yang sangat berbahagia
Meskipun aku tidak bisa melihat
Aku memutuskan bahwa di dunia ini
Aku akan berpuas hati
Begitu banyak berkat ku nikmati
Yang tidak orang lain dapati !
Untuk menangis atau berduka karena aku buta
Aku tak akan melakukannya

Fanny tidak pernah bersedih karena dia buta, yang membuatnya sedih ialah dia tidak bisa bersekolah seperti teman-temannya yang lain, yang normal penglihatannya.

BELAJAR DAN BEKERJA
Untunglah, saat mendekati ulang tahunnya yang ke-15, Fanny mendapat berita yang sangat menggembirakan, yaitu ibunya berhasil mengumpulkan biaya untuk menyekolahkan Fanny ke ‘The Institution For the Blind’ di New York. Ini adalah satu-satunya sekolah untuk anak-anak buta di Amerika pada waktu itu. Di sekolah ini Fanny menjadi murid teladan dan kemampuan mengarang puisinya berkembang pesat. Bahkan pada umur 23 tahun, dia mendapat kesempatan menjadi wanita pertama yang diijinkan berpidato di depan Kongres Amerika (semacam DPR) di kota Washington D.C. Di sana Fanny tidak membaca pidato atau bercerita, tapi dia melantunkan beberapa puisi tentang kasih dari Sang Juru Selamat. Para pemimpin Amerika sangat tersentuh dengan puisi-puisi Fanny. Dan sejak saat itu dia banyak berteman dengan para pemimpin negara Amerika, termasuk berteman dengan beberapa presiden Amerika. Fanny kemudian menjadi guru di sekolah tempat dia belajar. Namun hal yang mengagetkan, meskipun Fanny sudah menghafal banyak sekali isi Alkitab, ternyata Fanny baru bertobat sungguh-sungguh dan menerima Kristus pada saat dia berumur 31 tahun. Hal itu terjadi dalam suatu Kebaktian Kebangunan Rohani yang dia hadiri.
Kemudian pada umur 38, Fanny yang selain pandai membuat puisi, juga pandai memainkan harpa dan piano, menikahi Alexander van Alstine, seorang buta yang merupakan pemain organ terkenal di New York. Mereka kemudian mendapatkan seorang anak, tetapi saat masih bayi, anak mereka meninggal dunia.

Awal Ketertarikan pada Musik

Saat usianya 8 tahun, Fanny dan ibunya pindah ke Connecticut. Mereka mengikuti kebaktian setiap hari minggu di Gereja Presbyterian.Ibu dan neneknya menanamkan ajaran Kristen Prostestan dengan membantunya menghapal ayat-ayat panjang Alkitab. Sejak usia 10 tahun, dia harus menghapal 5 bab Alkitab. Saat berusia 15 tahun dia telah hapal Kitab Amsal, Kidung Agung dan beberapa bab kitab Mazmur.Tahun 1832 seorang guru musik datang 2 kali seminggu ke desa mereka dan mengajar pelajaran menyanyi kepada Fanny dan teman-teman sebayanya. Saat itu, Fanny juga mengikuti ibadah di gereja Methodist dan sangat menyukai lagu-lagu pujian mereka.

Sebelum tepat menginjak usia 15 tahun, Fanny Crosby mendaftar di Institute untuk Orang Buta di New York (NYIB). Sekolah ini adalah sekolah yang dibiayai Negara. Dia tinggal di sana selama 8 tahun sebagai siswa dan 2 tahun sebagai alumni. Fanny belajar memainkan piano, organ, gitar dan harpa. Dia juga menjadi seorang penyanyi sopran yang bagus.

Puisi

Sebenarnya Fanny Crosby merasa enggan mempublikasikan puisi-puisinya karena menganggapnya sebagai “karya yang belum selesai”. Namun atas desakan NYIB, buku puisi pertamanya diterbitkan pada bulan April 1844 berjudul “A Blind Girl and Other Poems” (Seorang Gadis Buta dan Puisi-puisi Lainnya). Buku ini juga memuat hymne pertamanya berjudul “An Evening Hymne”, berdasarkan Mazmur 4: 8. Dia juga menerbitkan 2 buku puisi lain yang masing-masing berjudul “A Blind Orphan Girl” dan “ A Wreath Columbia’s Flower” , yang berisi 4 buah cerita pendek dan 30 puisi.

Inspirasi Lagu

Lirik lagu ciptaan Fanny terinspirasi dari berbagai hal yang terjadi dalam hidupnya. Lirik lagu Pass Me Not, O Gentle Saviour (“Mampirlah dengan Doaku”) dibuat setelah Fanny berbicara dalam pelayanan di sebuah penjara di Manhattan dan mendengar komentar para tahanan agar Tuhan tidak meninggalkan mereka. Namun di sumber lain disebutkan bahwa lirik lagu ini dibuat Fanny karena terinspirasi dari cerita Alkitab mengenai orang buta yang mendengar kedatangan Tuhan Yesus berteriak agar Yesus tidak melewatinya dan mau menghampirinya. Musiknya dibuat oleh Phoebe Knapp, seorang industrialis yang mempublikasikan banyak lagu-lagu Fanny Crosby. Lirik lagu aslinya antara lain seperti berikut:

Pass me not, O gentle Savior,
Hear my humble cry;
While on others Thou art calling,
Do not pass me by.

        Refrain:
        Savior, Savior,
        Hear my humble cry,
        While on others Thou art calling,
        Do not pass me by.

Lagu “I am Thine O Lord” (KJ No. 362: Aku Milikmu, Yesus Tuhanku) ditulis bersama William H.Doane, menyuarakan panggilan Fanny untuk mensucikan kehidupan orang-orang Kristen.Fanny Crosby memiliki pemahaman iman Kristen yang berakar dari paham Puritan yang dikembangkan gereja Methodist dan Holiness Movement. Salah satu bait syairnya berbunyi:

        I am Thine, O Lord, I have heard Thy voice,
        And it told Thy love to me;
        But I long to rise in the arms of faith
        And be closer drawn to Thee.

            Refrain:
            Draw me nearer, nearer blessed Lord,
            To the cross where Thou hast died;
            Draw me nearer, nearer, nearer blessed Lord,
            To Thy precious, bleeding side.

    Consecrate me now to Thy service, Lord,
    By the pow’r of grace divine;
    Let my soul look up with a steadfast hope,
    And my will be lost in Thine.

Fanny Cross menikah tahun 1858 dengan Alexander van Alstynem seorang tuna netra dan juga pemusik. Tahun 1859, putrinya lahir namun meninggal dalam tidur setelah lahir. Kematian putrinya tersebut menginspirasi Fanny menulis syair lagu” Safe in the Arms of Jesus” (KJ No 388: S’lamat Di Tangan Yesus) dengan lagu dibuat oleh William H.Doane . Fanny mungkin ingin menggambarkan bahwa jiwa putrinya sudah selamat di tangan Yesus melalui liriknya:

Safe in the arms of Jesus,
Safe on His gentle breast;
There by His love o’ershaded,
Sweetly my soul shall rest.
Hark! ’tis the voice of angels
Borne in a song to me,
Over the fields of glory,
Over the jasper sea.

    Refrain:
    Safe in the arms of Jesus,
    Safe on His gentle breast;
    There by His love o’ershaded,
    Sweetly my soul shall rest.

MENJADI PENGARANG SYAIR LAGU KRISTEN
Sampai umurnya 40-an, Fanny belum menciptakan syair lagu untuk nyanyian Kristen, tapi dia sudah menjadi pencipta puisi yang sangat terkenal. Kemudian melalui seorang pendeta dari Dutch Reform, Fanny dipertemukan dengan William Bradbuny, seorang komposer lagu yang terkenal. William sudah mendengar tentang Fanny dan ingin bertemu dengannya. Kemudian William meminta Fanny untuk menulis syair puisi untuk lagu Kristen. Akhirnya pada tahun 1864, saat Fanny berumur 44 tahun, dia menciptakan syair puisi untuk lagu Kristennya yang pertama.
Sejak saat itu Fanny Crosby dikontrak oleh penerbit buku ‘Bigelow and Main’ di New York dan diberi tugas untuk menulis 3 buah syair untuk lagu rohani setiap minggu. Syair-syairnya itu kemudian diterbitkan dalam buku untuk pengajaran Sekolah Minggu. Dan penerbit itu memiliki koleksi 5.900 syair rohani dari Fanny Crosby. Mereka memberikan tunjangan finansial untuk kehidupan Fanny sampai akhir hidupnya.
Hingga meninggalnya, Fanny telah menulis lebih dari 8000 syair untuk lagu rohani. Namun Fanny tidak selalu mencantumkan namanya sebagai pengarang syair yang dia buat. Fanny memakai tidak kurang dari 200 (dua ratus) nama samaran, dia tidak mau dikenal sebagai pengarang dari begitu banyak lagu rohani. Sungguh luar biasa karyanya, dia merupakan penulis syair terbanyak yang pernah ada. Kebutaannya membawa berkat yang luar biasa bagi umat manusia, sampai sekarangpun syair-syair lagu rohani Fanny Crosby masih dinyanyikan di mana-mana oleh berjuta-juta orang percaya di seluruh dunia, diterjemahkan ke dalam berpuluh-puluh bahasa.

SYAIR LAGU ‘BLESED ASSURANCE’
Salah satu syair lagu karangan Fanny Crosby yang terkenal adalah ‘Blessed Assurance’. Penciptaan syair lagu ini memiliki kisah yang unik. Fanny Crosby memiliki banyak sahabat, dan salah satunya adalah nyonyaPhoebe Knapp. Phoebe ini adalah seorang yang kaya dan pandai memainkan organ, dia juga senang menciptakan melodi untuk lagu rohani. Pada tahun 1873, saat Fanny berumur 53 tahun, pada suatu hari Phoebe datang ke rumah Fanny Crosby. “Tante Fanny, saya baru saja menciptakan melodi untuk lagu rohani. Coba dengarkan ya, saya akan memainkannya”. Phoebe lalu duduk di depan piano dan mulai memainkan melodi lagu ciptaannya. Fanny Crosby menurut kesaksiannya sendiri tidak pernah mengarang syair lagu rohani tanpa terlebih dahulu berdoa. Jadi mungkin sekali pada saat itu Fanny berlutut sejenak untuk berdoa. Phoebe selanjutnya memainkan melodi lagu ciptaannya untuk kedua kalinya, lalu untuk ketiga kalinya. Sambil menoleh  kepada tante Fanny, dia bertanya “Tante Fanny, apa yang dikatakan oleh not-not yang saya mainkan tadi?”

Pada saat itu juga Fanny berkata : “Blessed assurance Jesus is mine” (Ku berbahagia yakin teguh). Dalam waktu tidak lebih dari 5 menit, keseluruhan syair lagu itu yang terdiri dari 3 bait selesai dikarang oleh Fanny Crosby. Sungguh luar biasa. Keseluruhan bait pertama lagu itu berbunyi :

Blessed assurance Jesus is mine
O what a foretaste of glory divine
Heir of salvation, purchase of God
Born of His Spirit, washed in His blood

Reff  :
This is my story this is my song
Praising my Savior all the day long
This is my story this is my song
Praising my Savior all the day long

Sungguh syair lagu yang luar biasa dan dengan melodi yang tepat maka lagu ini menjadi nyanyian rohani yang disukai oleh orang percaya di seluruh dunia selama lebih dari seratus tahun. Ada banyak syair lagu rohani karangan Fanny Crosby yang masih terus disenandungkan oleh orang-orang percaya sampai saat ini. Memang melalui kebutaannya malah membuat Fanny Crosby bisa memunculkan kemampuannya yang luar biasa dalam mengarang syair lagu Kristen. Tuhan merencanakan hal yang terindah bagi Fanny yang mengalami kebutaan total sejak usia 6 minggu itu. Begitu juga dalam kehidupan kita, apapun malapetaka yang terjadi dalam kehidupan kita, bisa diproses Allah untuk kebaikan kita, seperti yang tertulis dalam Roma 8:28.
Apakah saudara memiliki cacat tubuh? Mengalami kebutaan, atau kelumpuhan? Memiliki anggota tubuh yang tidak lengkap? Atau memiliki ‘kekurangan’ dalam tubuh saudara yang dianggap oleh orang lain sebagai hal yang memalukan? Ingatlah, Allah memiliki rencana yang luar biasa bagi hidup kita, apapun keadaan tubuh kita.
Belajarlah dari Fanny Crosby, yang walaupun tidak pernah bisa melihat indahnya matahari terbenam, indahnya pelangi, indahnya pemandangan alam dengan mata jasmaninya, namun dia dipakai Allah untuk menunjukkan kepada kita semua melalui syair-syair lagu rohaninya. Sehingga melalui syair ciptaannya itu, kita melihat kebesaran Allah, kasih, kuasa dan karya Allah yang tak terselami. (Kisah selengkapnya dapat dibaca dalam buku ‘Story Behind The Song’ terbitan YIS production, lengkap dengan foto-fotonya)/ (Sumber : Praise #2).

Lirik & chord lagu nya dapat dilihat di SONGS

 Blessed Assurance (Ku Berbahagia)

1.Blessed assurance, Jesus is mine!
Oh! what a foretaste of glory divine!
Heir of salvation, purchase of God
Born of his spirit, washed in his blood

 Reff :  This is my story, this is my song
           Praising my saviour all the day long
           This is my story, this is my song
           Praising my saviour all the day long

2. Perfect submission, perfect delight   
    Visions of rapture now burst on my sight
    Angels descending, bring from above  
    Echoes of mercy, whispers of love (ke Reff)

3. Perfect submission, all is at rest   
    I in my saviour am happy and blest
   Watching and waiting, looking above   
    Filled with his goodness, lost in his love (keReff)

KUBERBAHAGIA

 1. Ku berbahagia, yakin teguh: Yesus abadi
kepunyaanku! Aku warisNya, `ku ditebus,
ciptaan baru Rohulkudus.

 Reff:

Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.
Aku bernyanyi bahagia memuji Yesus selamanya.

2. Pasrah sempurna, nikmat penuh; suka sorgawi
melimpahiku. Lagu malaikat amat merdu;
kasih dan rahmat besertaku.(keReff)

3. Aku serahkan diri penuh, dalam Tuhanku
hatiku teduh. Sambil menyongsong kembaliNya,
`ku diliputi anugerah.(ke Reff)

Advokasi untuk Orang Buta

Selain aktif dalam menulis puisi dan lirik lagu, Fanny Crosby juga dikenal sebagai tokoh yang konsisten memperjuangkan pendidikan bagi orang buta dan missi penyelamatan (Rescue Mission). Setelah tamat dari NYIB, Fanny Crosby menjadi wanita pertama yang tampil di hadapan Kongress Amerika untuk membacakan puisi. Tanggal 24 Januari 1844, Fanny Crosby bersama siswa-siswi NYIB mengadakan konser di hadapan Kongres Amerika dan menyerukan pembentukan lembaga pendidikan untuk orang buta di seluruh negara bagian Amerika Serikat. Tahun 1846 mereka juga tampil di hadapan kongres Amerika bersama-sama dengan delegasi Institute Orang Buta Philadelhia dan Boston mengadvokasi dukungan pendidikan untuk orang buta di New York, Philadelhia dan Boston. Dia juga menyanyikan lagu yang dia gubah di Gedung Putih untuk Presiden James K. Polk dan istrinya. Lirik lagunya berbunyi antara lain :

Our President! We humbly turn to thee –

Are not the blind the objects of thy care ?

Tahun 1846 Fanny Crosby menjadi instruktur di NYIB mengajar Tata Bahasa, Retorika dan Sejarah. Saat mengajar di sana, dia berteman dengan Grover Cleveland yang di kemudian hari menjadi presiden Amerika Serikat. Cleveland yang saat itu berusia 17 tahun sering mentraskrip puisi-puisi Fanny yang didiktekan kepadanya. Presiden Cleveland memberi rekomendasi pada buku otobiografi Fanny Crosby yang diterbitkan tahun 1906.

Meskipun selama hidupnya ,Fanny Crosby telah menulis hanpir 9000 lirik lagu, namun penghasilannya dari lagu-lagu tersebut sanat sedikit. Hal ini disebabkan sifat royalty saat itu yang hanya diberikan kepada komposer lagu dan tidak kepada penulis lirik. Dia hanya dibayar putus 1 atau 2 dollar per lirik. Sepanjang hidupnya dia tidak pernah memiliki rumah sendiri dan hanya tinggal di rumah-rumah sewa. Namun demikian Fanny tidak pernah mempersoalkan hal tersebut dan mengganggap tujuannya menulis lirik adalah untuk memenangkan jiwa orang-orang bagi Kristus.

Suatu kali ada pendeta yang menaruh rasa iba pada Fanny. Dia berkata,” Sungguh kasihan. Yang Maha kuasa melimpahkan bakat yang berlimpah-limpah pada Anda, tetapi tidak memberikan penglihatan pada Anda.”

Fanny langsung menjawab, “Jika aku bisa dilahirkan lagi, saya akan mengajukan permintaan agar dilahirkan dalam keadaan buta.”

“Lho, mengapa begitu?”tanya hamba Tuhan dengan kaget.

“Karena saat saya sampai di Sorga nanti, saya ingin yang pertama kali saya lihat adalah Juruselamat saya.”

Fanny Crosby telah melakukan banyak karya besar dalam masa hidupnya yang panjang. Kegelapan tidak menghalanginya untuk menciptakan puisi dan lirik lagu yang indah serta berjuang untuk misi membantu pendidikan untuk orang buta sepertinya. Dia meninggal dalam usia 95 tahun pada tanggal 15 Februari 1915. Di batu nisannya tertulis:”Bibi Fanny: Dia telah Melakukan Apa yang Dia Mampu”.

Apr 17, 2020

Fanny Crosby

Frances Jane Crosby (lahir di Southeast, Putnam County, New York, Amerika Serikat, 24 Maret 1820 – meninggal di Bridgeport, Connecticut, 12 Februari 1915 pada umur 94 tahun, biasanya dikenal sebagai Fanny Crosby, tetapi kadang-kadang sebagai Frances van Alstyne) adalah seorang penulis lirik Amerika Serikat yang dikenal himnenya Kristen Protestan. Sebuah Methodis seumur hidup, dia adalah salah satu hymnistis paling produktif dalam sejarah, menulis lebih dari 8.000 meskipun buta sejak bayi juga terkenal untuk berbicara di depan publik. Fanny J Crosby juga salah satu wanita paling terkenal di Amerika Serikat.

Masa Muda dan Karier

Fanny Crosby lahir dengan orang tua miskin, John dan Mercy Crosby.

Pada saat ia berumur 6 minggu, ia terkena flu dan matanya mengalami peradangan. Namun ketika dibawa ke dokter terjadi malpraktik yang membutakan matanya. Ayahnya meninggal ketika dia berusia enam bulan, sehingga ia dibesarkan oleh ibunya dan neneknya. Para wanita ini didasarkan Crosby dalam prinsip-prinsip Kristen Protestan, misalnya, mengingat bagian-bagian dari Alkitab. Crosby menjadi anggota aktif dari John Street Methodist Gereja Episkopal di New York City.

Pada usia 15, Crosby terdaftar di New York Institute for the Blind (sekarang New York Institute untuk Pendidikan Khusus). Dia tinggal di sana selama tujuh tahun. Selama waktu itu ia belajar bermain piano dan gitar dan menyanyi. Pada 1843, ia bergabung dengan sebuah kelompok pelobi di Washington, D.C. berdebat untuk mendukung pendidikan untuk orang buta. Dari 1847 sampai 1858, Crosby bergabung dengan fakultas di sekolah New York, mengajar bahasa Inggris dan sejarah. Dia menikah dengan Alexander Van Alstyne, seorang musisi buta dan sesama guru, pada tahun 1858. Atas desakan itu, dia tetap memakai nama gadisnya. Mereka punya satu putri, Francis, yang meninggal saat bayi. Alexander meninggal pada tanggal 19 Juli 1902.


Karier Penulis

Crosby tercatat untuk menulis puisi dari waktu dia berusia delapan tahun. Karyanya yang pertama diterbitkan adalah A Blind Girl dan Puisi Lainnya (1844), diikuti oleh Monterey dan Puisi Lainnya (1853) dan A Wreath of Columbia's Flowers (1858).

Dia juga menulis beberapa lagu populer, yang diatur ke musik oleh George F. Root. Beberapa dari mereka "Rosalie, Bunga Prairie", "Hazel Dell", "There's Music in the Air". Crosby melihat kesuksesan dengan menulis sajak sekuler itu, pendapatan hampir 3.000 dollar dalam royalti untuk lagu-nya "Rosalie, the Prairie Flower".

Frances (Fanny) Jane Crosby - 1820-1915

“ I will bring the blind by a way that they knew not… I will make darkness light before them.” Isaiah 42:16

“Aku mau memimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal. Aku mau membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang dan tanah yang berkeluk-keluk menjadi tanah yang rata. Itulah hal-hal yang hendak Kulakukan kepada mereka, yang pasti akan Kulaksanakan.” Yesaya 42:16

  • Lahir : 24 Maret 1820 di Putnam County, New York
  • Wafat : 12 Februari 1915 di Bridgeport, Connecticut
  • Dimakamkan di : Bridgeport, Connecticut
Fanny Crosby mungkin adalah pengarang lagu yang paling produktif dalam sejarah. Walaupun ia buta karena kesalahan seorang dokter pada usia 6 tahun, sepanjang hidupnya, dia menuliskan lebih dari 9000 lagu pujian. Dia masuk ke sebuah institusi pendidikan untuk orang buta yang dikenal sebagai New York Institution for the Blind di usianya yang ke-15 dan kemudian mengajar Bahasa Inggris dan sejarah (1847–1858). Tentang kebutaannya, dia menulis:
Sepertinya disengaja dalam anugerah providensia Allah, bahwa saya harus menjadi buta seumur hidup saya, dan saya berterima kasih kepada-Nya untuk pengecualian ini. Jika penglihatan fisik ditawarkan kepada saya besok, saya tidak akan menerimanya. Saya mungkin tidak dapat menyanyikan lagu-lagu pujian untuk memuliakan Allah, jika mata saya mengarahkan diri saya ke hal-hal menarik dan indah dari diri saya.
Sebagai murid sekaligus guru, Fanny menghabiskan 35 tahun masa hidupnya di sekolah. Dia sering diminta untuk menghibur pengunjung dengan puisi-puisi ciptaannya, dan dia beberapa kali bertemu dengan kepala negara,jenderal, atau orang-orang penting lainnya. Dia pernah diminta untuk bermain musik pada pemakaman President Grant. Buku puisinya yang pertama diterbitkanpada tahun 1844 dan diberi judul 'Anak Perempuan Buta dan Puisi-puisi Lainnya'.

Setelah meninggalkan sekolah, dia mendedikasikan seluruh hidupnya melayani yang membutuhkan dan yang di tengah kemiskinan. Dengan mengandalkan penghasilan dari tulisan-tulisannya, dia kemudian sangat terkenal karena lagu-lagu pujian ciptaannya. Dikatakan bahwa penerbit mendapatkan begitu banyak karya darinya, hingga mereka harus menerbitkannya dengan nama samaran. Tarif yang biasa diterimanya sekitar $2 seringkali dipergunakan untuk mendukung pekerjaannya pada yang berkekurangan. Pekerjaan misinya begitu melegenda, seperti pengabdiannya untuk melayani orang lain lebih dari dirinya sendiri.

Ketika dia meninggal, pada batu nisannya terukir kalimat, 'Tante Fanny' dan 'Anugerah yang Pasti, Yesus adalah Milikku - Blessed Assurance, Jesus Is Mine. Sebuah pengecapan awal anugerah sorgawi.' Elisa Hewitt memperingati kematian Fanny dalam sebuah puisi:

Menuju sebuah tempat indah penuh cahaya Sang Surya dan pujian,
Burung penyanyi kita telah melakukan perjalanannya,
Dan dia yang telah menyanyikan pujian di tengah kegelapan sekian lama,
Sekarang menyanyikannya dalam Terang yang indah.









Nama-nama samaran yang dipakai Fanny Crosby:










Adrienne, Cora
James, Annie


Alstyne, Fannie Jane
James, Mary


Andrews, A. E.
James, Sarah


Apple, James
J. F. O.



Armstrong, Alice
J. W. W.



Atherton, Rose
Judson, Myra 


Bell, Carrie
Lankton, Martha


Bethune, Catherine
Lincoln, H. N.


Black, James
Lindsay, W. Robert


Black, James L.
L. L. A.



Black, James M.
Lowry, Minnie B.


Blair, Henrietta
Marion, Maude


Booth, Florence
Martin, S



Bruce, Charles
Martin, Sallie


Bruce, Robert
Martin, Sam


Burns, Charles
Miller, Laura


Carlston, Mary
Montieth, A


Carlton, Leah
Montieth, Alice


Church, Fannie
Park, Edna L.


Craddock, Eleanor
Prentice, Mrs. L.C.


Culyer, Lyman G.
Smiling, Mrs. Kate


Dale, Ella
Smith, Sallie A.


Dayton, Flora
Smith, Sallie E.


D. D.
Smith, Sally


D. D. R.
Smith, Sam


Dykes, Ryan A.
Sterling, J. L.


Dykes, Rian A.
Sterling, Julia


Eliot, James
Sterling, Ryan


Edmonds, Lizzie
Sterling, Victoria


Edwards, Lizzie
Stewart, Victoria


F. A. N.
Taylor, Ida Scott


F. J. C.
The Children’s Friend

F. J. V. A.
Tilden, Louise W.


Fannie
Tilden, Mary


Fanny
V., Jenny



Forrest, Mrs. Edna
Van A., Mrs.


Frances, Carrie
Van Alstyne, Fannie


Frances, Grace J.
Van Alstyne, Fannie Jane

Frances, Lillian G.
Van Alstyne, Mrs.


Frances, S. Trevor
Van Alstyne, Mrs. Alexander

Frances, Victoria
Viola



Garnet, Jenny
Wallace, Zemira


Glen, Jenie
Wilson, Carrie


Gould, Frank
Wilson, Mrs. C. M.


Grinley, Mrs. Kate





G. W. W.





Harmon, Ruth





Hawthorn, Carrie





Hope, Frances





Hops, Frances  


























Lagu-lagu pujian hasil Fanny Crosby













    Morning Land, The

    All the Way My Savior Leads Me     Music of the Angels

    Army of Endeavor
    My Savior First of All

    As the Bird Flies Home
    My Song Shall Be of Jesus Near the Cross

    At the Cross There’s Room
    Nearer the Cross


    Awake! Awake!
    Never Give Up


    Awake! Awake! O Heart of Mine!     Never Shone a Light So Fair!

    Awake! For the Trumpet Is Sounding!     No King but Christ

    Away! Away!
    No Sorrow There


    Beautiful Vale of Rest
    No Tears in Heaven

    Behold Me Standing at the Door     O Be Saved


    Behold the Wondrous Love
    O Blessed Bible


    Bless This Hour of Prayer
    O Brother, Life’s Journey Beginning!

    Blessed Are They That Believe     O Child of God


    Blessed Assurance
    O Church of God, Arise!

    Blessed Bible
    O Eden, Dear Eden

    Blessed Cross of Jesus
    O Fly to Him


    Blessed Feast, The
    O My Savior, Hear Me

    Blessed Homeland
    O to Abide in Jesus

    Blessed Redeemer
    Oh, How Sweet When We Mingle

    Blest, Blest Forever
    Oh, Precious Words!

    Blind Bartimeus
    Oh, to Be Nearer


    Blood Washed Throng, The
    Oh, What Are You Going to Do?

    Break Forth, O Joyful Heart
    Oh, Wonderful Word!

    Bright Forever, The
    On Let Us Go


    By and By
    On the Banks Beyond the River

    By the Grace of God We’ll Meet     Only a Beam of Sunshine

    Calling for You
    Only a Little Way


    Children Sing
    Only a Step


    Choose Ye Today
    Only Thy Garment’s Hem

    Christ Is Risen!
    Onward, Ye Pilgrims

    Christ the Lord Is King
    Open the Gates of the Temple

    Christian Brother, o’er the Main     Opening Hymn


    Christian Flag, The
    Our Festive Song


    Cleansing Fountain, The
    Out in the Sunshine

    Close Thy Heart No More
    Out of Bondage


    Close to Thee
    Palace of the King, The

    Come Again
    Pass Me Not, O Gentle Savior

    Come Boldly to the Throne of Grace     Pilgrim’s Journey, The

    Come, Come Away!
    Praise Him, Praise Him

    Come, Great Deliverer, Come!
    Praise, Praise His Name

    Come in, O Blessèd One
    Praise the Rock of Our Salvation

    Come, Oh Come, with Thy Broken Heart     Praise Ye the Lord

    Come to the Fountain
    Press On!


    Come unto Me, Ye Weary
    Pure Within


    Come with Rejoicing
    Rainbow Round the Throne, The

    Coming Today
    Redeemed, and with the Price of Blood

    Conquering Now and Still to Conquer     Redeemed, How I Love to Proclaim It!

    Cry from Macedonia, A
    Rescue the Perishing

    Dark Is the Night
    Rest at Home


    Dear Jesus, Canst Thou Help Me?     Rest over Jordan


    Faith in Jesus
    Revive Thy Work, O Lord!

    Few More Marchings Weary, A     Room for the Penitent

    Gathering Out of Tears
    Sacred Fountain


    Glad Tidings
    Safe in the Arms of Jesus

    Gladly We Will Go
    Save Me at the Cross

    Glory Ever Be to Jesus
    Saved by Grace


    Glory to God, Hallelujah
    Savior, More Than Life

    Go Work in the Vineyard
    Shadow of the Rock, The

    God So Loved the World
    Shall I Be Saved Tonight?

    God’s Holy Church Shall Triumph     Shepherd’s Fold on High, The

    Good-night Till We Met in the Morning     Shout in the Camp, A

    Great Jehovah, Mighty Lord
    Sing Once More of Jesus

    Greatness of His Mercy, The
    Sing unto God


    Guiding Hand, The
    Sing with a Tuneful Spirit

    Hand in Hand
    So Near to the Kingdom!

    Handful of Leaves, A
    Some Sweet Day, By and By

    Hark! There Comes a Whisper
    Sound the Alarm!


    He Feedeth His Flock
    Speed Away


    He Hideth My Soul
    Stand by the Right

    He Is All in All to Me
    Sweet Story of Jesus

    He Is Coming
    Take the World, but Give Me Jesus

    Healing at the Fountain
    Tell It Out with Gladness

    Hear and Answer Prayer
    Tell Me the Story of Jesus

    Hear Us, O Savior!
    Tenderly He Leads Us

    Heavenly Father, We Beseech Thee     Tenderly Pleading

    Here from the World We Turn
    There Will I Follow Thee

    Hide Me
    They That Be Wise

    Hide Thou Me
    They’ll Soon Be O’er

    His Words Are True
    This I Know!


    Hold Thou My Hand
    This My Plea


    Holy, Holy, Holy Is the Lord
    Though Kindred Ties Around Us

    How Oft in Holy Converse
    Though Your Sins Be as Scarlet

    How Oft We Are There
    Through the Valley of the Shadow

    How Sweet the Hour
    Thy Holy Spirit, Lord, Alone

    I Am So Glad That Jesus Came
    ’Tis Summer in My Heart

    I Am Thine, O Lord
    ’Tis the Blessed Hour of Prayer

    I Have Entered Beulah Land
    To the Work


    I Live but in Thee
    To God Be the Glory

    I Must Have the Savior with Me     Too Late


    I Will Not Be Long!
    Tried and True


    I’ll Bear It, Lord, for Thee
    Trust in the Promise

    In Bethany
    Trusting Jesus


    In the Twinkling of an Eye
    ’Twill All Be Right at Last

    Is It There?
    Unsearchable Riches

    Jesus Is Tenderly Calling You Home     Watch and Pray!


    Jesus, My All
    Wait on the Lord


    Jesus, My Only Hope
    Waiting for the Promise

    Joyfully Sing
    Walking in the Good Old Way

    Just a Word for Jesus
    Water of Life, The

    Keep Thou My Way
    We All Can Do Good

    King Is Coming, The
    We All Can Do Something for Jesus

    Laurels, Fresh Laurels
    We Are Coming Home Tonight

    Lay It Down
    We Are Going. We Are Going

    Let Me Lean on Thee
    We Praise Thee, We Bless Thee

    Let the Light Stream In
    We Walk by Faith


    Lights of Home, The
    Welcome for Me


    Like a Wayward Child I Wandered     We’ll Give Our Hearts to Jesus

    Like as a Father
    What a Gathering

    Lion of Judah, The
    When Christ Arose

    Lo! the Golden Fields Are Smiling     When Each Others Face We See

    Look Up! Ye Weary Ones
    When the Dewy Light Was Fading

    Lord, Abide with Me
    Where Is Thy Refuge?

    Lord, Here I Am
    Why Do the Holy Angels Sing?

    Lord in Zion Reigneth, The
    Whom Have I in Heaven?

    Make Haste!
    Will Jesus Find Us Watching?

    Master’s Call, The
    Will the Angels Come?

    Meet Me There
    Will You Come?


    Message Sweet Is Borne to Me, A     Yes, There Is Pardon for You

    More Like Jesus Would I Be





    Morning Draweth Nigh, The 




ma

Fanny Crosby: Ratu Gospel Amerika

Ketika saya sampai di surga, wajah pertama yang akan pernah membuat saya senang adalah wajah Juru Selamat saya! "Mercy Crosby memegang tangan putrinya yang mungil ketika wajah Fanny kecil berkerut karena jeritan kesakitan. "Dokter, apakah Anda yakin harus melakukan ini padanya?" Mercy bertanya melalui air mata kesedihannya.

"Mrs. Crosby, aku tahu sulit mendengar Fanny kecil menjerit seperti ini, tetapi kita harus menghilangkan infeksi itu. Tapal mustard panas ini adalah cara terbaik untuk melakukannya."

"Tapi dia sangat kecil, baru enam minggu. Mungkin kita harus menunggu sampai dokter reguler kita kembali ke kota." Mercy berusaha untuk menghentikan jeritan Fanny, tetapi ternyata terlalu sulit. Jika ada, jeritannya meningkat volumenya.

Dokter keliling menjawab dengan tidak sabar. "Mrs. Crosby, seperti yang saya katakan sebelumnya, menunggu hanya akan memperburuk infeksi. Saya tahu perawatannya menyakitkan Fanny, tetapi jauh lebih baik untuk mengobati infeksi dengan segera. Anda tidak pernah tahu apa yang bisa terjadi jika infeksi mata dibiarkan tidak diobati." *

Mercy dengan enggan menerima diagnosis dokter. Meskipun jeritan Fanny akhirnya mereda menjadi rengekan yang menyedihkan, mereka masih melekat dalam ingatan Mercy. Infeksi di mata Fanny hilang, tetapi kornea matanya telah terbakar dalam prosesnya, dan bekas luka mulai terbentuk di atasnya. Dalam minggu-minggu berikutnya, lama setelah dokter yang tidak dikenal meninggalkan kota, John dan Mercy Crosby menyadari bahwa Fanny tidak bereaksi terhadap rangsangan visual. Tak lama kemudian, ketakutan terburuk mereka dikonfirmasi - Frances Jane Crosby muda buta.

Pada waktunya, seperti halnya Johann Strauss dianggap sebagai "Raja Waltz" dan John Philip Sousa sebagai "Raja Maret," Fanny Crosby dikenal sebagai "Ratu Nyanyian Rohani" Amerika. Salah satu nyanyiannya yang paling terkenal adalah "Blessed Assurance."

Berkat Kebutaan



Jika ada yang berhak marah pada Tuhan karena keadaannya, itu adalah Fanny Crosby muda. Hanya setahun setelah dia dibutakan oleh dokter yang tidak kompeten, ayahnya merasa kedinginan saat bekerja di bawah hujan November yang dingin dan meninggal segera setelah itu. Mercy Crosby yang berusia dua puluh satu tahun dibiarkan menghidupi dirinya dan putrinya. Ini dia lakukan dengan mencari pekerjaan sebagai pelayan. Nenek Fanny merawatnya di siang hari, dan keduanya menjadi sangat dekat. Fanny kemudian menulis, "Nenek saya lebih penting daripada yang bisa saya ungkapkan dengan kata atau pena."

Eunice Crosby meluangkan waktu untuk membantu cucunya "melihat" dunia di sekitarnya. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam berjalan di padang rumput, di mana Eunice akan menggambarkan pemandangan di sekelilingnya sedetail mungkin. Berjam-jam juga berlalu duduk di kursi goyang tua di mana Eunice akan menjelaskan kepada Fanny rincian rumit dari bunga dan burung di sekitarnya, atau keindahan matahari terbit dan terbenam.

Tetapi meskipun Fanny buta, dia tidak menganggap dirinya cacat. Dia melakukan banyak hal yang dilakukan anak-anak lain, dan menerima kebutaannya dengan sikap positif yang terbukti dalam puisi pendek yang dia tulis ketika dia baru berusia delapan tahun:

Dia mempertahankan pandangan positif ini sepanjang hidupnya dan menganggap kebutaannya sebagai berkah, bukan kutukan yang akan membuat banyak orang tergoda untuk menyebutnya. Seperti yang pernah dia katakan, "Tampaknya dimaksudkan oleh pemeliharaan Tuhan yang diberkati bahwa saya harus menjadi buta sepanjang hidup saya, dan saya berterima kasih kepadanya untuk dispensasi. Jika penglihatan duniawi yang sempurna ditawarkan kepada saya besok, saya tidak akan menerimanya. Saya mungkin tidak akan menerimanya. menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan jika saya terganggu oleh hal-hal yang indah dan menarik tentang saya. "

Eunice Crosby menghabiskan berjam-jam membaca Alkitab untuk Fanny dan mengajarinya pentingnya doa dan hubungan dekat dengan Tuhan. Dia dengan cepat menemukan bahwa Fanny memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menghafal dan mendorongnya untuk mempelajari bagian tulisan suci yang besar dengan hati. Fanny menghafal beberapa bab setiap minggu dan dapat mengutip Pentateukh, Injil, Amsal, Kidung Agung, dan banyak Mazmur, dan dengan kata-katanya sendiri, "Kitab Suci telah memelihara seluruh hidupku." Pemeliharaan ini dimulai sangat awal dalam hidupnya karena pengaruh dan pengajaran neneknya.

Meninggalkan Dibelakang Familiar


Sesaat sebelum ia berusia lima belas tahun, Fanny naik kapal uap yang membawanya ke New York, di mana ia memulai studinya di The New York Institute for the Blind. Pelajaran diajarkan melalui kuliah, karena sistem Braille tidak banyak digunakan saat ini. Ingatan fenomenal Fanny membantunya mempertahankan informasi yang didengarnya, dan dia menikmati studinya, dengan satu pengecualian penting. Seperti yang dinyatakan oleh Fanny dengan singkat:

Pada 1843, Fanny bergabung dengan fakultas Institut, mengajar sejarah dan retorika selama lima belas tahun ke depan. Selama masa ini, dia mendapatkan pengakuan sebagai penyair dan bertemu orang-orang terkenal seperti Presiden James K. Polk, Henry Clay dan William Cullen Bryant. Dia juga membacakan beberapa puisinya di hadapan Senator dan Perwakilan di Gedung Majelis Kongres. Hadirin termasuk Jefferson Davis dan mantan presiden John Quincy Adams. Ketika Fanny menyelesaikan bacaannya, tepuk tangan itu sangat memekakkan telinga, itu benar-benar terdengar seperti guntur dan membuat Fanny ketakutan. Encore-nya begitu mengharukan hingga membuat banyak anggota Kongres menangis.

"Merawat Anakku dengan Baik"
Fanny dan yang lainnya di Institut sering bepergian, menghadirkan konser dan program untuk membuat orang-orang sadar akan Institut dan apa yang ditawarkannya kepada orang buta. Dalam salah satu perjalanan ini, Fanny berkenalan yang akan sangat berarti bagi masa depannya. Mary Van Alstine sangat terkesan dengan pameran Institut sehingga dia memutuskan untuk mengirim putranya yang buta, Alexander yang berusia dua belas tahun ke Institut, sesegera mungkin. Dia ingin Fanny menjadi instrukturnya dan memberi tahu guru berusia dua puluh tiga tahun itu, "Jagalah anakku dengan baik." Seperti yang ditulis oleh penulis biografi Bernard Ruffin, Mary tidak menyadari bahwa "Fanny akan merawat Alexander kecil dengan baik sehingga ia kemudian menikahinya!"

"Van," begitu Fanny memanggil Alexander, adalah yang pertama dari siswa Institut yang menghadiri "perguruan tinggi reguler." Setelah mendapatkan sertifikat mengajar, ia kembali ke Institut sebagai guru musik, di mana ia dan Fanny segera terhubung karena cinta musik dan puisi yang saling menguntungkan. Meskipun usia mereka sebelas tahun berbeda, persahabatan mereka dengan cepat menjadi cinta, dan pada 5 Maret 1858, mereka menikah.

Ratu Nyanyian Amerika


Fanny Crosby paling diingat untuk hampir 9.000 himne yang ditulisnya, tetapi yang cukup luar biasa, dia tidak memulai menulis himne sampai dia berusia empat puluhan. Penerbit dan penulis himne William B. Bradbury tidak senang dengan kualitas banyak nyanyian pujian yang dikirimkan kepadanya untuk diterbitkan. Dia mendengar bakat Fanny, dan setelah memverifikasi kemampuannya, segera mempekerjakannya untuk menulis nyanyian pujian untuk perusahaannya, mengatakan kepadanya, "Meskipun saya memiliki rumah penerbitan, Anda akan selalu memiliki pekerjaan!"

Fanny tahu dia membutuhkan bantuan Tuhan dalam usaha baru ini, dan suatu kali menggambarkan proses penulisan nyanyiannya seperti ini: "Ini mungkin terlihat agak kuno, selalu memulai pekerjaan seseorang dengan doa, tetapi saya tidak pernah melakukan nyanyian pujian tanpa terlebih dahulu menanyakan yang baik Tuhan menjadi inspirasi saya. " Dan Tuhan memberikan inspirasi dari semua bidang kehidupan Fanny. Saat melewati seorang tahanan, dia mendengar lelaki itu berseru, "Ya Tuhan, jangan lewati aku," yang dengan cepat menjadi nyanyian pujian "Lewati Aku Tidak, O Juruselamat yang Lembut." Ketika temannya, Howard Doan, memainkan melodi untuknya dan berkata, "Lihat apakah itu mengatakan sesuatu kepadamu," jawabannya yang menggembirakan adalah, "Mengapa, yang mengatakan, 'Aman dalam pelukan Yesus!'" Dalam setengah jam, dia telah menyelesaikan puisi itu. Nyanyian pujiannya yang paling terkenal, "Blessed Assurance," adalah kesaksian pribadi tentang keselamatannya.

Selamatkan Binasa
Meskipun Fanny hanya dibayar satu atau dua dolar untuk masing-masing nyanyian pujiannya, dia dan Van bisa hidup dengan nyaman dengan penghasilan ini. Tetapi Fanny memiliki prioritas lain dan memberikan apa pun yang tidak perlu untuk kelangsungan hidup mereka sehari-hari. Karena itu, Van Alstines tinggal di sebuah apartemen kecil dan sempit di Lower East Side, Manhattan. Ini berada di dekat salah satu daerah kumuh terburuk di Manhattan, hanya beberapa blok dari Bowery yang terkenal kejam, "tempat hantu para pecandu alkohol yang tak berpengharapan dan arteri utama distrik lampu merah yang berkembang pesat dan pusat pornografi."

Karena kedekatannya dengan daerah yang membutuhkan ini, Fanny menjadi bersemangat dalam upayanya untuk membantu orang-orang di sekitarnya. Dia menjadi penggemar berat Jerry McAuley, mantan narapidana yang bertobat setelah mendengar kesaksian seorang teman. Jerry mendirikan Water Street Mission, misi penyelamatan pertama Amerika, untuk melayani mereka yang diperbudak oleh alkohol dan kekerasan seperti dulu. Dia sering bergaul dengan audiens McAuley, bercakap-cakap, dan berunding dengan orang-orang yang ditemuinya. Dia tidak percaya menunjukkan kesalahan orang kepada mereka. "Kau tidak bisa menyelamatkan seorang pria dengan memberitahunya tentang dosanya. Dia sudah tahu itu. Katakan padanya ada pengampunan dan cinta menunggunya. Menangkan kepercayaan dirinya dan buat dia mengerti bahwa kau percaya padanya, dan jangan pernah menyerahkannya! "

Karya tulis Fanny dan pekerjaan misi Fanny berlangsung selama beberapa dekade. Sementara yang paling diingat untuk nyanyian pujiannya, kemurahan hatinya dan kepeduliannya terhadap ampas masyarakat masih menantang kita saat ini. Dia menolak untuk membiarkan kebutaannya menjadi sesuatu selain berkat dari Tuhan. Dan ketika dia meninggal sebulan sebelum ulang tahunnya yang ke sembilan puluh lima, dia akhirnya melihat wajah Juruselamatnya, dan mengenal Dia "dengan sidik jari di tangannya."

Fanny sangat patriotik sehingga ketika Perang Saudara pecah, dia sering menempelkan bendera Union ke blusnya. Ketika seorang wanita selatan menemukan ini ofensif dan membentak, "Bawa kain kotor itu dari sini!" Fanny marah dan menyuruh wanita itu untuk "Ulangi kata-kata itu dengan risiko Anda!" Manajer restoran tiba di tempat kejadian tepat pada waktunya untuk mencegah kedua wanita itu meledak.

Nyanyian Rohani Fanny Crosby

Nyanyian rohani Fanny kadang-kadang dikritik sebagai "sentimental lembut dan mawkishly" dan kritik sering menyerang baik tulisannya dan teologinya. Namun faktanya tetap, bahwa dia telah memberikan pengaruh besar pada nyanyian rohani Amerika, dan beberapa nyanyian pujiannya masih dihargai oleh orang-orang percaya dewasa ini. Meskipun ribuan nyanyiannya telah memudar menjadi tidak jelas selama bertahun-tahun, mereka tetap berarti bagi orang-orang sezamannya, berbicara kepada kehidupan mereka dan mengekspresikan pengabdian mereka kepada Allah. Seperti yang ditulis oleh rekan penulis himne George C. Stebbins, "Mungkin tidak ada penulis pada zamannya yang lebih tertarik pada pengalaman hidup Kristiani yang sah atau yang lebih simpatik mengungkapkan kerinduan hati manusia daripada Fanny Crosby." Dan banyak nyanyian pujiannya telah teruji oleh waktu, masih bergaung dengan orang-orang percaya dewasa ini. Nyanyian pujian seperti "Blessed Assurance," "Diselamatkan oleh Grace," "Draw Me Nearer," "Aman di Lengan Yesus," "Sepanjang Jalan Juruselamatku Memimpinku," "Demi Kemuliaan Tuhan," "Yesus, Keep Me Near the Cross, "dan" I Am Thine, O Lord, "tidak hanya mengungkapkan pengabdian Fanny yang mendalam kepada Juruselamatnya, tetapi didukung oleh kehidupan yang menunjukkan perasaan yang ditulisnya dalam nyanyian pujian.

Blessèd assurance

Blessèd assurance, Jesus is mine!
O what a foretaste of glory divine!
Heir of salvation, purchase of God,
Born of His Spirit, washed in His blood.

This is my story, this is my song,
Praising my Savior, all the day long;
This is my story, this is my song,
Praising my Savior, all the day long.

Perfect submission, perfect delight,
Visions of rapture now burst on my sight;
Angels descending bring from above
Echoes of mercy, whispers of love.

Perfect submission, all is at rest
I in my Savior am happy and blest,
Watching and waiting, looking above,
Filled with His goodness, lost in His love.

All the Way My Savior Leads Me
All the way my Savior leads me;
What have I to ask beside?
Can I doubt His tender mercy,
Who through life has been my Guide?
Heav’nly peace, divinest comfort,
Here by faith in Him to dwell!
For I know, whate’er befall me,
Jesus doeth all things well;
For I know, whate’er befall me,
Jesus doeth all things well.
 All the way my Savior leads me,
Cheers each winding path I tread;
Gives me grace for every trial,
Feeds me with the living Bread.
Though my weary steps may falter,
And my soul athirst may be,
Gushing from the Rock before me,
Lo! A spring of joy I see;
Gushing from the Rock before me,
Lo! A spring of joy I see.

All the way my Savior leads me
O the fullness of His love!
Perfect rest to me is promised
In my Father’s house above.
When my spirit, clothed immortal,
Wings its flight to realms of day
This my song through endless ages—
Jesus led me all the way;
This my song through endless ages—
Jesus led me all the way.

Draw Me Nearer

I am Thine, O Lord, I have heard Thy voice,
And it told Thy love to me;
But I long to rise in the arms of faith
And be closer drawn to Thee.
 Draw me nearer, nearer blessed Lord,
To the cross where Thou hast died;
Draw me nearer, nearer, nearer blessed Lord,
To Thy precious, bleeding side.

Consecrate me now to Thy service, Lord,
By the pow’r of grace divine;
Let my soul look up with a steadfast hope,
And my will be lost in Thine.

Oh, the pure delight of a single hour
That before Thy throne I spend,
When I kneel in prayer, and with Thee, my God
I commune as friend with friend!

There are depths of love that I cannot know
Till I cross the narrow sea;
There are heights of joy that I may not reach
Till I rest in peace with Thee.

Leluhur Patriotik


Keluarga Fanny memiliki akar Puritan yang kuat di New England. Kakek buyutnya, Charles, berperang melawan Inggris dalam Perang Revolusi, dan Fanny tumbuh dengan mendengarkan cerita-cerita tentang keberanian leluhurnya. Dalam kata-kata Fanny sendiri, "Ketika Jenderal Warren terbunuh di Bunker Hill, itu adalah Crosby yang mengambil bendera saat jatuh dari tangannya." Kerabat lainnya, Enoch Crosby, sangat sukses sebagai mata-mata Amerika sehingga ia pernah ditangkap dan dipenjara dengan unit tentara Inggris yang ia mata-matai. Dia mungkin adalah inspirasi untuk novel James Fennimore Cooper, The Spy.