Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Aug 28, 2009

Nafas Tuhan

"Segala [yaitu semua] tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16)

Ungkapan "ilham" (inspirasi) yang kita temukan dalam ayat ini secara harafiah berarti "nafas Tuhan". Itu berasal dari kata Yunani yang hanya digunakan dalam ayat ini di Perjanjian Baru. Kata ini terdiri dari dua asal kata yaitu: "theos" yang berarti "Tuhan" (dan dari sinilah kita mendapatkan kata "theologi" yang berarti ilmu Alkitab), dan "pneustos", yang berasal dari kata yang berarti "untuk meniup".

Kata Yunani "meniup" ini digunakan 7 kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru, jadi kita dapat melihat lebih jauh tentang bagaimana Tuhan menggunakan kata ini di dalam Alkitab. Seperti misalnya kita mendapatkan dalam perumpamaan tentang rumah yang didirikan di atas Batu, dan rumah yang didirikan di atas pasir dalam kitab Matius 7:25-27 dan Lukas 6:46-49. Dan kita diberitahukan bahwa ketika "hujan" dan banjir datang dan angin "bertiup", hanya rumah yang dibangun di atas Batu yang masih tetap tinggal.

Kita telah mengetahui bahwa "Batu" itu tidak lain menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus sendiri (1 Korintus 10:4, Mazmur 78:35). Dan perhatikan bahwa ada perbedaan yang sangat besar antara "rumah" yang dibangun di atas Batu dan rumah yang dibangun di atas pasir. Dalam kitab Matius 7:24 kita membaca demikian:

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."

Sekarang topik pembicaraan berubah dari fondasi rumah kepada manusia, karena sesungguhnya Tuhan memiliki kepedulian yang lebih besar kepada umat manusia, bukan kepada rumah secara fisik. Dan pada kenyataannya, Tuhan membagi seluruh umat manusia menjadi dua bagian penting yaitu -- mereka yang Ia selamatkan, dan mereka yang tidak Ia selamatkan.

Dan Alkitab seringkali berbicara tentang orang yang diselamatkan sebagai "orang yang bijaksana" seperti yang kita lihat dalam ayat di atas. Disisi yang lain, dalam kitab Matius 7:26 kita membaca demikian:

"Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir."

Dengan demikian kita mengetahui bahwa Alkitab seringkali berbicara tentang orang yang tidak percaya sebagai "orang yang bodoh" yang mendirikan rumahnya di atas pasir yang akan hancur ketika diuji oleh Firman Tuhan yang sejati, Alkitab (yaitu hujan dan banjir).

Untuk mengerti lebih jauh mengenai pembangunan sebuah rumah kita harus melihat pada bagian-bagian lain di dalam Alkitab, kita harus membandingkan "hal yang rohani dengan hal yang rohani" (yaitu membandingkan "ayat yang satu dengan ayat yang lain"), seperti yang di-instruksikan untuk kita perbuat dalam kitab 1 Korintus 2:13.

Seperti misalnya, kitab Mazmur 127:1 menyatakan lebih jauh tentang membangun rumah demikian:

"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."

Dengan kata lain, Tuhan-lah yang harus membangun "rumah" tersebut, yaitu gereja yang kekal, atau badan kumpulan orang-orang percaya sejati. Itulah rumah-rumah yang dibangun di atas "Batu" seperti yang kita lihat dalam kitab 1 Korintus 3:11 yang berkata demikian:

"Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."

Ini menunjuk kepada Tuhan sebagai satu-satunya yang melakukan pekerjaan keselamatan. Kita tidak dapat diselamatkan melalui pekerjaan kita sendiri.

Nah, sebelumnya kita sudah mempelajari bahwa Tuhan "menafaskan", atau "meniup" keluar Firman-Nya dengan menggunakan orang-orang percaya yang sudah dipilih-Nya untuk memberitakan setiap kata yang diberikan-Nya kepada umat manusia. Contoh lain dari kata "meniup" juga ditemukan dalam Yohanes 3:5-9. Tetapi ini adalah tentang pekerjaan dari Allah Roh Kudus dalam menyelamatkan individu-individu, disitu kita baca demikian:

"Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"

Tentu saja "Roh" itu adalah Allah Roh Kudus -- tetapi bagaimana kita dapat mendengar suara-Nya? Apakah suara Tuhan itu? Yesus berkata dalam kitab Yohanes 10:27 demikian:

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,"

Dan kitab Yohanes 17:17 berkata demikian:

"… Firman-Mu adalah Kebenaran."

Dalam seluruh Alkitab kita menemukan bahwa Tuhan hanya berbicara di dalam Firman-Nya, Alkitab. Suara Tuhan adalah Alkitab; dalam pasal yang pertama dari kitab Yohanes kita menemukan bahwa salah satu nama dari Yesus adalah "Firman Tuhan", atau dalam bahasa Yunani-nya "logos". Dengan demikian kita mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah "logika" dari program keselamatan Allah.

Kita juga belajar dari kitab 2 Petrus 1:20-21 bahwa Alkitab ditulis oleh "orang-orang kudus pada zaman dahulu sebagaimana Allah Roh Kudus menggerakkan mereka". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat [Alkitab] dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."

Dan dalam kitab 2 Petrus 3:15-16 rasul Petrus sedang berbicara tentang nubuat-nubuat yang ditulis oleh Rasul Paulus yang berada dibawah ilham ilahi demikian:

"seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."

Disini rasul Petrus memahami bahwa surat-surat Paulus adalah sama dengan nubuat Kitab Suci, yang pada waktu itu hanyalah kitab-kitab Perjanjian Lama saja. Nah, sekali lagi kita diingatkan bagaimana Tuhan menulis Alkitab -- yang merupakan "nafas Tuhan" yang keluar dari "mulut-Nya". Alkitab adalah sempurna dan sudah selesai ditulis, dan Tuhan menyimpannya untuk ribuan tahun. Itu adalah satu-satunya tempat dimana kita dapat menemukan kebenaran yang sejati dan kehendak-kehendak Tuhan untuk kita dan dunia ini.

Berbicara mengenai Alkitab, raja Daud dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menyatakan dalam kitab Mazmur 119:97 demikian:

"Betapa kucintai Taurat-Mu [firman-Mu]! Aku merenungkannya sepanjang hari."

Biarlah hal itu juga menjadi kebiasaan kita, kalau Tuhan sudah menyelamatkan kita. Biarlah Tuhan berkenan untuk membuat kita selalu mencari Firman-Nya dengan segenap hati. Dalam kitab Mazmur 119:105 kita membaca demikian:

"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."

Dan Mazmur 42:1-2 berkata demikian:

"Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah."

Aug 25, 2009

Kecapi

"Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya [=666]. Pada mereka ada kecapi Allah. Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu [yaitu Injil Anugrah], ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!"  (Wahyu 15:2-3)

Ini adalah pernyataan yang sangat menarik dimana seringkali Alkitab menyatakan bahwa orang-orang percaya yang sejati memainkan "kecapi" untuk mengalahkan si Iblis. Ingatkah anda bahwa Daud juga adalah seorang pemain kecapi yang sangat mahir, dalam kitab 1 Samuel 16:23 kita membaca demikian:

"Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya."

Ada arti rohani yang sangat mendalam dengan pernyataan ini karena sesungguhnya kecapi yang dimaksud adalah "kecapi rohani" yang dimiliki oleh semua orang-orang percaya yang sejati. Ingatlah dalam kitab 2 Samuel 23:1 Tuhan juga menyebut Daud sebagai "pemazmur yang disenangi di Israel", tetapi mengapa Ia menyinggung tentang kecapi?

Setidaknya ada beberapa alasan mengapa musik merupakan anugrah yang khusus dari Tuhan kepada umat manusia dan tujuan utamanya bagi orang-orang percaya yang sejati adalah untuk menghormati dan memuliakan Tuhan. Dan hal ini sangat berhubungan dengan "nyanyian baru" yang hanya dapat dimengerti oleh orang-orang percaya yang sejati seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 14:3.

Dan alat musik yang khusus ini pertama kali disebutkan dalam sejarah manusia dalam kitab Kejadian 4:20-21, yang kita baca demikian:

"Ada itu melahirkan Yabal; dialah yang menjadi bapa orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak [yaitu seorang penggembala]. Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling."

Pada dasarnya kecapi seringkali digunakan untuk mengiringi nyanyian puji-pujian kepada Tuhan, seperti yang kita lihat dalam kitab Mazmur 33:1-5 demikian:

"Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya NYANYIAN BARU; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN."

Dan kitab Mazmur 81:1-2 berkata demikian:

"Bersorak-sorailah [yaitu bernyanyilah] bagi Allah, kekuatan kita, bersorak-soraklah bagi Allah Yakub. Angkatlah lagu [yaitu mazmur], bunyikanlah rebana, kecapi yang merdu, diiringi gambus."

Kemudian kita melihat bahwa akan ada sorak-sorai yang besar dengan nyanyian dan musik kecapi di dalam Surga ketika Tuhan menyelesaikan program keselamatan-Nya untuk umat manusia, seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 14:2-3 demikian:

"Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu NYANYIAN BARU di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu."

Kita juga membaca tentang Tuhan sendiri yang bernyanyi dengan sukacita atas badan kumpulan orang-orang yang percaya dalam kitab Zefanya 3:17 demikian:

"TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai [yaitu dengan nyanyian]"

Dan di Ruang Atas di Yerusalem pada malam sebelum Yesus memulai perjalanan Penebusan-Nya ke kayu salib, Yesus dan para murid menyanyikan lagu puji-pujian bersama-sama, seperti yang kita baca dalam kitab Matius 26:30 demikian:

"Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun."

Sebenarnya bagian yang menonjol dalam musik adalah liriknya -- yaitu kata-kata yang dinyanyikan dalam lagu tersebut. Dan lirik adalah hal yang sangat penting. Kita membaca mengenai hal ini dalam kitab Efesus 5:19 yang menyatakan demikian:

"dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati."

Dan kitab Kolose 3:16 menambahkan demikian:

"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu."

Dan kitab Roma 15:9 berkata demikian:

"dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya [=anugrah-Nya], seperti ada tertulis: "Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu."

Ide dari berbicara "dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani" adalah untuk memuliakan Tuhan melalui kata-kata di dalam musik. Dengan demikian, kita melihat dalam ayat-ayat ini bahwa Tuhan sepenuhnya berhubungan dengan musik untuk kehormatan dan kemuliaan-Nya sendiri dan bukan untuk kesenangan manusia.

Kitab Mazmur 47:1-7 berbicara tentang nyanyian orang-orang percaya di akhir zaman demikian:

"Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi. Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita, Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggaan Yakub yang dikasihi-Nya. Sela Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya TUHAN itu, dengan diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah [yaitu bernyanyilah] bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah! Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan NYANYIAN PENGAJARAN!"

Dan kitab Yesaya 52:8-9 berkata demikian:

"Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: mereka bersama-sama bersorak-sorai. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana TUHAN kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah [yaitu bernyanyilah] bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem [duniawi]! Sebab TUHAN telah menghibur umat-Nya, telah menebus Yerusalem [surgawi]."

Aug 21, 2009

Pekerjaan Kebenaran

"Di mana ada Kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat Kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman"  (Yesaya 32:17-18)

Seseorang mungkin akan bertanya, "Apakah sebenarnya 'pekerjaan kebenaran' itu?" Setiap kali kita melihat ungkapan "pekerjaan" di dalam Alkitab dalam hubungannya dengan keselamatan, kita mengetahui dengan pasti bahwa ini adalah pekerjaan yang Allah lakukan. Sedangkan segala pekerjaan yang kita lakukan sendiri bagaimanapun baiknya terlihat pekerjaan tersebut hanyalah seperti sebuah "kain kotor" di mata Allah, seperti yang kita baca dalam Yesaya 64:6-7 sebagai berikut:

"Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami."

Dan dalam Perjanjian Baru, di kitab Titus 3:5 kita membaca demikian:

"pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus"

Dan kitab 2 Timotius 1:9 menekankan demikian:

"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"

Oleh karena itu tidak diragukan lagi bahwa "pekerjaan kebenaran" dilakukan dan diselesaikan oleh Allah sendiri, seperti yang kita baca dalam Yesaya 61:10 demikian:

"Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya."

Dalam kitab Yesaya 32:17 diatas kita telah membaca bahwa "dimana ada pekerjaan kebenaran disitu akan tumbuh damai sejahtera". Dan kemudian, "akibat dari pekerjaan kebenaran adalah Ketenangan ..... yang kekal selama-lamanya". Sebenarnya "Ketenangan" apakah yang dimaksud di dalam ayat ini? Hal ini terjadi sebagai "akibat" dari kebenaran, atau keselamatan. Dan kata Ibrani untuk ungkapan "ketenangan" ini biasanya juga ditranslasi sebagai kata "istirahat".

Kitab Yesaya 30:15 menyatakannya demikian:

"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam [yaitu beristirahatlah, atau beristirahatlah di dalam Kristus] kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu ....."

Dan Yesaya 11:10 menjelaskan demikian:

"Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai [yaitu Daud yang merupakan gambaran dari Kristus] akan berdiri sebagai panji-panji bagi bangsa-bangsa; dia akan dicari oleh suku-suku bangsa dan tempat kediamannya [yaitu tempat peristirahatannya] akan menjadi mulia."

Aspek lainya dari keselamatan yang ditemukan dalam arti dari kata "istirahat" juga ditemukan dalam Mazmur 23:2 dimana kata tersebut ditranslasi sebagai "tenang", dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang"

Setelah kita menerima keselamatan, Allah membimbing kita kepada "air yang tenang" untuk meminum Air Kehidupan yaitu Injil dan juga kepada "padang yang berumput hijau" dimana kita sebagai domba-domba-Nya mendapatkan makanan rohani kita dari "Firman Allah". Dan kita juga diingatkan kepada "Gembala Yang Baik" dalam kitab Yohanes 10:9 dimana Kristus berkata demikian:

"Akulah Pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput."

Dan kitab Yohanes 14:6 menambahkan demikian:

"Kata Yesus kepadanya: "Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Nah sekarang kembali kepada Yesaya 32:17 menunjuk kepada apakah "ketentraman [atau jaminan] untuk selama-lamanya" itu? Seperti yang selalu harus kita lakukan, kita harus membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani, yaitu "membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain" di dalam Alkitab -- yang merupakan prinsip yang sangat penting untuk mempelajari Alkitab seperti yang Allah ajarkan kepada kita dalam kitab 1 Korintus 2:13 [KJV].

Kata Ibrani untuk ungkapan "ketentraman" (jaminan) ini biasanya diartikan sebagai "keamanan" atau "dengan aman". Dan akar katanya selalu ditranslasi sebagai "kepercayaan". Kita membaca mengenai umat Israel yang "dibawa keluar dengan aman" oleh Allah (yang merupakan gambaran dari keselamatan) dari tangan Firaun (yang merupakan gambaran akan Iblis), dan di dalam proses tersebut Allah menghancurkan tentara Mesir (yang merupakan gambaran dari orang-orang yang tidak percaya) di Laut Merah.

Dalam kitab Mazmur 78:53 kita membaca demikian:

"dituntun-Nya mereka dengan tenteram [dengan aman], sehingga tidak gemetar, sedang musuh mereka dilingkupi laut"

Dan Mazmur 16:9 menguatkan harapan akan kebangkitan, dan janji dari Allah Bapa kepada Allah Putera bahwa jiwa-Nya tidak akan ditinggal di dalam Neraka. Disitu kita baca demikian:

"Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan."

Ungkapan "ketentraman" di dalam ayat ini ditranslasikan sebagai "tentram". Lebih lanjut kita telah mempelajari diatas bahwa "pekerjaan kebenaran" menimbulkan "damai sejahtera" dengan Allah melalui karya Tuhan Yesus Kristus. Dan sebagai "akibat" atau "hasil" dari kedamaian yang kekal tersebut, Allah membuat umat-Nya untuk mendapatkan "peristirahatan yang kekal" dan "ketentraman (jaminan)", yang akan selalu menjadi milik dari anak-anak Allah yang sejati.

Dan kata Ibrani untuk ungkapan "damai" ini adalah "shalown", dimana nama dari raja Salomo berasal. Jadi raja Salomo dan Melkisedek juga adalah gambaran yang agung dari Tuhan Yesus sang Raja Damai (Yesaya 9:6). Biarlah Allah memberikan belas kasih-Nya kepada mereka semua yang mendengarkan Firman-Nya, dan memberikan mereka kedamaian yang kekal dan istirahat yang aman yang hanya dapat ditemukan di dalam Pribadi dan Karya dari Tuhan Yesus Kristus, seperti yang Ia katakan dalam kitab Matius 11:28-30 demikian:

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan [istirahat] kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Dua Orang Di Ladang

"Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa [diangkat/rapture] dan yang lain akan ditinggalkan;  kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa [diangkat/rapture] dan yang lain akan ditinggalkan." (Matius 24:38-41)

Ketika Kristus menyelamatkan bagaimanakah Ia akan datang bagi orang-orang yang percaya? Ayat ini cukup jelas menyatakan bahwa Dia akan datang bagi kita satu demi satu, kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa (yaitu diangkat ke angkasa atau rapture) dan yang lain akan ditinggalkan (yaitu ditinggalkan di bumi untuk burung-burung nazar). Dengan kata lain, Tuhan sedang bersikeras, bahwa keselamatan merupakan suatu hal yang sangat pribadi, itu adalah antara Tuhan dan anda. Hal tersebut tidak melibatkan sekelompok orang atau jemaat. Itu melibatkan Tuhan dan setiap dari umat pilihan-Nya.

Ingatlah kitab 1 Korintus 3:7-9 mengajarkan kepada kita demikian:

"Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya [yaitu hidup yang kekal] sesuai dengan pekerjaannya sendiri [yaitu baik atau jahat]. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah."

Jadi kita semua diselamatkan secara pribadi, kita tidak diselamatkan sebagai seluruh jemaat. Allah-lah yang menyelamatkan yang ini dan yang itu di seluruh pelosok dunia, dan setiap orang dari umat pilihan-Nya telah dinamakan sejak sebelum dunia dijadikan di dalam Kitab Kehidupan Anak domba sebagai kepribadian, bukan sebagai kelompok orang. Segala sesuatu dilandaskan pada setiap pribadi, itu adalah antara "Allah dan saya".

Kemudian kitab Ibrani 10:25 berkata demikian:

"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati [parakaleo - menghibur], dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."

Nah ayat ini menyebutkan tentang "menghibur" (menasihati), tetapi siapakah yang sedang menghibur siapa? Dalam konteksnya ayat ini menggunakan kata "saling" di dalam ungkapan "saling menasihati". Akan tetapi ingatlah bahwa kata "saling" disini telah ditambahkan oleh para penterjemah dan tidak ada di dalam bahasa aslinya. Kita tidak "saling menghibur", seluruh kalimatnya sedang berbicara tentang Allah dan setiap pribadi orang yang percaya, antara "Allah dan saya".

Jadi bagaimanakah kita "menghibur diri kita sendiri" ? Kata Yunani untuk ungkapan "menghibur" disini adalah sama dengan kata "menghibur" yang kita temukan di dalam kitab 2 Korintus 1:3-4:

"Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur [parakaleo] kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur [parakaleo] mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah."

Dan siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan Sang Penghibur itu? Kitab Yohanes 14:26 mengajarkan kepada kita demikian:

"tetapi Penghibur [parakletos], yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Kitab Yohanes 15:26-27 menambahkan demikian:

"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku [yaitu Kristus]. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."

Dan kitab Roma 8:9 menjelaskan demikian:

"Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu [yaitu kebangkitan jiwa yang baru]. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus."

Jadi bagaimanakah kita memperoleh penghiburan dari Allah? Dengan membaca Firman Tuhan, Alkitab. Itu adalah pertemuan Ibadah kita dengan Allah. Adalah Allah yang menghibur kita dengan Firman-Nya. Kitab 1 Yohanes 1:3 menyatakan kepada kita demikian:

"Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami [murid-murid] dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu ......... Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus."

Dan kitab 2 Korintus 1:4 mengatakan, "…sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan". Siapakah Yang sedang berada di dalam penderitaan? Siapapun yang belum diselamatkan masih berada di dalam penderitaan yang dalam karena mereka sedang berada di bawah murka Allah karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka. Kemudian dalam ayat 6 kita membaca hal ini:

"Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga."

Dengan kata lain, kita orang-orang yang percaya hendaknya tidak melalaikan pertemuan ibadah dengan Allah supaya kita dapat dihibur dan supaya kita dapat menghibur orang-orang lain supaya mereka beroleh kekuatan. Maksud pemikirannya adalah bahwa kita sedang hidup di suatu masa dimana ibadah tidak terutama didasarkan pada hal berkumpul bersama dengan orang-orang lain, tetapi hal tersebut didasarkan pada persekutuan dengan Tuhan. Dalam kitab Ibrani 8:10-12 Tuhan berkata demikian:

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."

Aug 19, 2009

Firman

"Tetapi kamu harus menaruh perkataanku ini dalam hatimu dan dalam jiwamu; kamu harus mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu." (Ulangan 11:18)

Dalam waktu kita bersama kali ini kita akan melihat pada ungkapan "perkataanku" dalam ayat yang sangat menonjol ini, ungkapan "perkataanku" menunjuk kepada "Firman Tuhan" yang ditemukan di dalam seluruh Alkitab (2 Timotius 3:16-17). Dan perhatikan bahwa ungkapan "hati", "jiwa" (atau roh), "tangan", dan "dahi" (yaitu pikiran) menunjuk kepada hal yang sama. Tangan atau kaki digunakan sebagai tanda yang akan menunjang segala sesuatu yang kita lakukan, sedangkan "dahi" (pikiran), "hati" dan "jiwa" mengandung maksud dari tujuan kita.

Lebih lanjut ungkapan "perkataan" juga menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus, yang merupakan "Sang Firman" (atau "logos"), seperti yang dinyatakan dalam kitab Yohanes 1:14 demikian:

"Firman [logos] itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan Kebenaran."

Dan kitab Yohanes 6:68 mencatat demikian:

"Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal"

Sesungguhnya Tuhan Yesus adalah fokus yang utama baik dalam kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru seperti yang Kristus katakan dalam kitab Yohanes 5:39 demikian:

"Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku"

Dan dalam kitab Lukas 24:44 Kristus berkata demikian:

"Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Sedangkan Mazmur 138:2b mencatat pernyataan yang sangat menakjubkan ini:

"... sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu [yaitu firman-Mu] melebihi segala sesuatu."

Ingatlah nama Tuhan yang terakhir adalah Yesus, yaitu nama Tuhan sebagai sang Juruselamat (Matius 1:21). Kemudian kitab 1 Yohanes 1:1-3 menyatakan bahwa para rasul berhubungan sangat dekat dengan Tuhan ketika mereka "mendengarkan", "melihat", "mencari" dan "memegang" -- Firman yang diberkati. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang FIRMAN HIDUP -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu. HIDUP itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus."

Perhatikan dengan sangat berhati-hati bahwa para rasul (dan semua orang-orang yang percaya) juga "memberitakan" kepada orang-orang lain pesan-pesan kebenaran dari Injil Anugrah Kristus. Pada hari kita sekarang ini ketika kemurtadan dan injil-injil palsu menyebar dengan sangat hebat seperti api, kita harus mengingat nasihat dari kitab Galatia 1:6-9 yang berkata demikian:

"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia."

Kita berada dalam kewajiban ilahi untuk memastikan bahwa Injil yang kita beritakan harus setia berdasarkan Alkitab saja dan keseluruhannya, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Kitab 2 Timotius 2:15-16 adalah peringatan yang baik bagi mereka-mereka yang mengaku sebagai pelayan-pelayan Kristus, dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan Kebenaran itu. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan."

Hal ini berlaku bagi mereka semua yang sudah dilahirkan kembali dari atas. Ini juga adalah tugas yang utama bagi kita yang menjadi orang tua, terutama para ayah, seperti yang ditekankan dengan jelas dalam ayat-ayat berikut ini:

Kitab Efesus 6:4 menasihatkan demikian:

"Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah [yaitu besarkanlah atau ektrepho:G1625] mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan."

Dan kitab Mazmur 78:1-8 menegaskan demikian:

"Pasanglah telinga untuk pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala. Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami, kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya. Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka, supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka, supaya mereka menaruh kepercayaan kepada Allah dan tidak melupakan perbuatan-perbuatan Allah, tetapi memegang perintah-perintah-Nya; dan jangan seperti nenek moyang mereka, angkatan pendurhaka dan pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah."

Dan kitab Amsal 1:8-9 mengajarkan demikian:

"Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu [yaitu Bapa Surgawi], dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu [yaitu para pengantin rohani Kristus - Matius 12:48] sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu."

Dan kitab Amsal 4:1-7 menyatakan demikian:

"Dengarkanlah, hai anak-anak, didikan seorang ayah, dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian, karena aku memberikan ilmu yang baik kepadamu; janganlah meninggalkan petunjukku. Karena ketika aku masih tinggal di rumah ayahku sebagai anak, lemah dan sebagai anak tunggal bagi ibuku, aku diajari ayahku, katanya kepadaku: "Biarlah hatimu memegang perkataanku; berpeganglah pada petunjuk-petunjukku, maka engkau akan HIDUP. Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupa, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku. Janganlah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya, kasihilah dia, maka engkau akan dijaganya. Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian."

Biarlah Tuhan menebus kita semua melalui kasih karunia-Nya, sehingga kita patuh pada nasihat dalam kitab Efesus 4:15 yang berkata demikian:

"tetapi dengan teguh berpegang kepada Kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."

Dan akhirnya kitab Kisah Para Rasul 4:20 menyatakan demikian:

"Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

Ciptaan Baru

" barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati" (Yohanes 11:25)



Dalam ayat ini Tuhan Yesus sedang berbicara tentang orang-orang percaya yang sejati, dan kata Yunani untuk ungkapan "sudah mati" adalah apothnesko (G599). Ungkapan ini menunjukkan bahwa mereka "telah" mati pada masa yang lampau. Jadi hal ini menunjuk kepada fakta bahwa pada dasarnya seluruh umat manusia adalah "mati secara rohani" karena mereka memberontak terhadap Tuhan, dan Tuhan sudah mengutuk seluruh umat manusia dan bumi ini di Taman Eden (Kejadian 3). Ingatlah bahwa kita menyebut kondisi tersebut sebagai "kematian pertama" walaupun istilah ini tidak digunakan di dalam Alkitab.



Akan tetapi, sewaktu Tuhan memberikan orang-orang pilihan-Nya "kebangkitan jiwa yang sama sekali baru" atau "hati yang baru", Tuhan berkata dalam kitab Yohanes 11:25 bahwa sebetulnya mereka "sudah mati" pada masa yang lalu, dan mereka "akan hidup" pada masa yang mendatang karena mereka telah diberikan hidup yang kekal. Setiap dari orang-orang ini telah menjadi "mahluk yang baru" (ciptaan yang baru) di dalam Roh Kristus (Roh Kudus = Roh Tuhan), seperti yang kita baca dalam kitab 2 Korintus 5:17 demikian:



"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang [yaitu semuanya telah menjadi sama sekali baru seperti halnya seorang anak yang baru dilahirkan]."



Tuhan Yesus juga menggunakan kata apothnesko (G599) sebagai ungkapan "telah mati" dalam kitab Yohanes 6:48-51 dimana Ia berkata demikian:



"Akulah roti hidup [yaitu Yesus sebagai roti rohani]. Nenek moyangmu telah makan manna [yaitu roti secara harafiah] di padang gurun dan mereka telah mati [apothnesko]. Inilah roti yang turun dari sorga [yaitu Firman Kristus]: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."



Sangat jelas sekali bahwa orang-orang Yahudi yang sedang berbicara dengan Yesus pada waktu itu mengetahui kalau nenek moyang mereka dalam masa Perjanjian Lama telah mati secara fisik. Jadi disini Tuhan menggunakan gaya bahasa simbolis untuk menjelaskan bahwa nenek moyang mereka, yaitu bangsa Israel kuno, kebanyakan dari mereka "masih mati secara rohani" (atau belum diselamatkan), karena upacara-upacara keagamaan yang mereka lakukan sendiri bagaimanapun terlihat kudusnya hal tersebut tidak dapat menyelamatkan mereka.



Mereka hanya makan roti (manna) secara fisik di padang gurun, bukan "roti rohani" atau "roti kehidupan" yang menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus yang merupakan "satu-satunya" yang dapat memberikan hidup yang kekal. Dalam kitab Yohanes 6:35 kita membaca demikian:



"Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."



Bahkan Kristus adalah "anak domba" yang telah disembelih sejak sebelum dunia dijadikan seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 13:8:



"Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya [yaitu menyembah binatang atau si Iblis], yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih."



Dan ayat yang pararel dalam kitab Wahyu 17:8 menyatakannya demikian:



"Adapun binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada [yaitu diikat pada peristiwa kayu salib dan pada akhir zaman], ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi [yaitu ia akan dilepaskan lagi untuk "sedikit" waktu lamanya pada akhir zaman -- Wahyu 20:3]."



Selanjutnya Yesus berkata pada bagian akhir dari kitab Yohanes 11:25 bahwa, "ia [yaitu orang yang percaya kepada-Nya] akan hidup". Kata Yunani untuk ungkapan "akan hidup" atau "zao" (G2198), adalah bentuk pernyataan yang digunakan untuk menunjuk kepada peristiwa yang akan terjadi di masa depan, yang adalah kata yang umum untuk menunjuk kepada ungkapan "untuk hidup"; dan di dalam konteks-nya itu juga berarti "untuk hidup selama-lamanya" yang merupakan referensi kepada kehidupan yang kekal.



Tuhan Yesus juga berbicara tentang mereka-mereka yang "hidup" secara kontras dengan mereka-mereka yang "mati" dalam kitab Matius 22:31-32 demikian:



"Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."



Sekarang kita telah mempelajari bahwa sesungguhnya ungkapan "orang-orang mati" (nekros) menunjuk kepada orang-orang yang masih hidup secara fisik tetapi mereka belum diselamatkan, dan ungkapan "orang-orang hidup" (zao) menunjuk kepada orang-orang yang sudah diselamatkan karena mereka telah menerima anugrah kebangkitan jiwa yang baru. Akan tetapi sebenarnya, orang-orang percaya yang sejati sebelumnya adalah bagian dari "orang-orang yang mati" tersebut, dan kemudian pada suatu saat yang Tuhan tentukan mereka "dihidupkan" (anazao:G326).



Kita juga melihat kata "anazao" muncul sebagai ungkapan "hidup kembali" dalam kitab Roma 14:9 yang kita baca demikian:



"Sebab untuk itulah Kristus telah mati [, bangkit - KJV] dan hidup kembali [anazao:326], supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup."



Dan kata Yunani untuk ungkapan "menjadi Tuhan" yang digunakan disini sebenarnya adalah kata "kurieuo" (G2961) yang memiliki ide bahwa Kristus "memiliki kekuasaan atas" atau "memerintah atas" seluruh umat manusia -- baik yang belum diselamatkan maupun yang sudah diselamatkan.



Kristus adalah "RAJA DARI SEGALA RAJA DAN TUAN DARI SEGALA TUAN" [katakurieuo:G2634] seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 17:14:



"Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja [katakurieuo]. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia."



Dan Wahyu 19:16 menambahkan demikian:



"Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."



Yesus seringkali menyebut diri-Nya dengan ungkapan "Anak Manusia" karena sebagai "Adam yang akhir" Ia mewakili umat manusia yang Ia datang untuk Ia selamatkan, dan Ia telah menderita penderitaan "rohani" yang setara dengan kutukan yang kekal (yang dimulai pada hari Kamis malam di Taman Eden). Dalam kitab 1 Korintus 15:45-47 kita membaca demikian:



"Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir [yaitu Kristus] menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah [yaitu Adam sebagai gambaran dari umat manusia]; kemudian barulah datang yang rohaniah [yaitu Kristus]. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua [yaitu Kristus] berasal dari sorga."



Karena "upah dosa ialah maut", yaitu kutukan yang kekal (Roma 6:23), maka Tuhan Yesus harus mati di dalam keberadaan jiwanya tetapi Ia dibangkitkan kembali dari kematian. Itulah sebabnya mengapa kitab Roma 14:9 berkata bahwa Kristus "hidup kembali" (anazao:G326). Dan peristiwa ini telah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya dalam kitab Perjanjian Lama di kitab Mazmur 16:10-11 yang kita baca demikian:



"sebab Engkau [yaitu Allah Bapa] tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati [yaitu maut yang kekal], dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan [yaitu maut yang kekal]. Engkau memberitahukan kepadaku Jalan Kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."

Hidup Kekal

"Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"  (Yohanes 11:25-26)


Ayat ini menekankan fakta bahwa orang-orang percaya yang sejati, yang secara rohani telah dibangkitkan dari antara "orang mati" (yaitu dari sifat alami mereka yang mati secara rohani), mereka tidak akan pernah harus berhadapan dengan kematian lagi karena Tuhan telah memberikan mereka hidup yang kekal, seperti yang kita baca dalam kitab Roma 6:23 demikian:


"Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."


Sebelumnya kita telah melihat bahwa ada saatnya (atau jadwal) tersendiri ketika Tuhan membuat Firman-Nya bersemayam di dalam hati dari setiap individu yang Ia rencanakan untuk Ia selamatkan dan memberikan kepada orang-orang tersebut "pendengaran rohani". Hal itu terjadi ketika Tuhan membuat orang tersebut menjadi orang percaya yang sejati. Hal itu terjadi ketika orang tersebut berpindah dari "kematian rohani" kepada "kehidupan rohani". Itu adalah saat dari "kebangkitan yang pertama" eperti yang dinyatakan dalam kitab Yohanes 5:24-25 demikian:


"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba [yaitu sekarang], bahwa orang-orang mati [yaitu orang-orang yang mati rohani] akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup."


Dalam kitab Kejadian kita membaca tentang "Habil orang yang benar", anak dari Adam dan Hawa, dan proses keselamatan tersebut berlanjut terus sampai pada hari penghakiman yang terakhir. Tuhan tidak akan meninggalkan satu orangpun dari orang-orang pilihan-Nya walaupun Iblis dan pelayan-pelayannya berusaha keras untuk mengacaukan program keselamatan Tuhan. Dalam kitab 1 Korintus 15:22-25 kita membaca pernyataan yang menenangkan ini:


"Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya."


Dalam kata lain, pada dasarnya umat manusia dilahirkan mati secara rohani dalam persekutuan dengan Adam, akan tetapi kemudian orang-orang yang ada di dalam persekutuan dengan Kristus akan dihidupkan kembali. Pada hari penghakiman "tubuh" orang-orang percaya yang sejati akan dibangkitkan pada saat kedatangan Kristus yang kedua kali, dan Tuhan Yesus akan mendapatkan kemenangan yang mutlak atas semua musuh-musuh-Nya. Itu adalah janji Allah, seperti yang kita baca dalam kitab 1 Korintus 15:54:


"Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan."


Manusia harus membayar upah dosa, yaitu "kematian kedua" atau Yesus Kristus sebagai sang Juruselamat membayarnya untuk mereka. Tidak ada pilihan yang lain lagi. Ingatlah bahwa satu pelanggaran yang paling kecil saja adalah sama dengan melanggar seluruh Hukum Tuhan. Kitab Yakobus 2:10 memperingatkan kepada kita demikian:


"Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya."


Jadi sesungguhnya tidak ada pilihan yang lain, kita semua telah mati di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita, kecuali Kristus membayar upah dosa tersebut maka kita akan berakhir di dalam maut. Selama kita masih hidup dalam tubuh kita yang sementara ini, masih ada "kemungkinan" bahwa Tuhan akan membangkitkan "jiwa" kita dan menyelamatkan kita supaya kita dapat memiliki bagian dalam "kebangkitan yang pertama".


Akan tetapi jika Tuhan tidak menyelamatkan kita selama hidup kita yang sementara di bumi ini, kita akan jatuh ke dalam murka Tuhan dan akan mengalami "kematian kekal" dimana disana tidak ada harapan untuk keselamatan lagi untuk selama-lamanya. Kabar baiknya adalah jika Kristus adalah Juruselamat anda, maka Ia sudah menanggung upah dosa-dosa anda. Walaupun Kristus bersih tidak pernah berbuat dosa tetapi Ia telah ditemukan bersalah, Ia telah membayar seluruh upah dosa-dosa anda karena anda merupakan salah satu dari umat-Nya (Efesus 1:4) dan anda akan memiliki hidup yang kekal yang tidak dapat hilang. Kabar buruknya adalah jika Kristus bukan Juruselamat anda, maka anda akan mengalami "kutukan yang kekal". Inilah pedang bermata dua dari pesan Injil Kristus akan keselamatan, dan hal ini benar-benar merupakan masalah "hidup" atau "mati".

Aug 14, 2009

Tuhan Adalah Gembalaku

"Mazmur Daud. TUHAN [Yehovah] adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu [Ibrani 1:8], itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa."  (Mazmur 23:1-5)


Ada banyak orang di seluruh dunia yang mengetahui Mazmur yang sangat indah ini, akan tetapi sayangnya ini adalah salah satu bagian Alkitab yang paling banyak disalah mengerti. Kita sering mendengar seseorang membaca Mazmur ini dan mengartikannya bahwa pernyataan ini berlaku untuk semua orang, tetapi adalah tidak mungkin bahwa semua orang akan "diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa" atau "rumah Tuhan yang kekal" karena hal itu sebenarnya menunjuk kepada Kerajaan Tuhan yang kekal yang hanya akan didiami oleh orang-orang yang Tuhan sudah rencanakan untuk Ia selamatkan.


Arti yang sebenarnya dari ungkapan "Tuhan adalah gembalaku" adalah Allah Yehovah adalah Gembala kita jika kita adalah salah satu dari "domba-domba-Nya". Hal itu hanya akan terjadi bila Tuhan sudah menyelamatkan kita dengan memberikan anugrah "kebangkitan jiwa yang baru" dan membebaskan kita dari kutukan yang kekal, dalam kitab Yohanes 10:11 Kristus berkata demikian:


"Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu"


Dan ayat 27 - 30 melanjutkan demikian:


"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu."


Tuhan Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya untuk membayar upah dari dosa "domba-domba-Nya" atau umat pilihan. Kalau dosa-dosa anda belum ditebus oleh darah Kristus, maka anda harus membayarnya dengan nyawa anda sendiri, tidak ada pilihan lain mengenai hal itu (Ibrani 9:22). Dan Tuhan menjelaskan bagaimana Ia memperdulikan "domba-domba-Nya" dalam kitab Yehezkiel 34:11-13 demikian:


"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya AKU sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah AKU akan mencari domba-domba-Ku dan AKU akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. AKU akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; AKU akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu."


Dan ayat 14 - 16 menyatakan demikian:


"Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel. AKU sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan AKU akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; AKU akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya [yaitu dengan keadilan - KJV]."


Tuhan menggunakan bahasa perumpamaan ketika berbicara mengenai diri-Nya sebagai "Gembala Yang Baik" dan umat-Nya diumpamakan sebagai "domba-domba", dan itulah caranya Tuhan mengajarkan kepada kita "kebenaran rohani" dari Injil Kristus di dalam Alkitab (Markus 4:34, Matius 13:34). Dan ungkapan "rumput" dan "air" adalah makanan dan minuman rohani yang diperlukan supaya domba-domba itu dapat bertumbuh di dalam kasih karunia Tuhan. Sedangkan ungkapan "gunung-gunung Israel" dalam ayat ini menunjuk kepada Kerajaan Allah yang kekal, yaitu rumah yang kekal milik orang-orang yang Allah telah pilih sejak sebelum dunia dijadikan untuk Ia selamatkan.


Kitab 1 Korintus 3:9, 16 berkata demikian:


"Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah...... Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?"


Kitab 1 Petrus 2:5 menjelaskan demikian:


"Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah."


Dan kitab Yohanes 2:19-21 menyatakan demikian:


"Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak [rubuhkan - KJV] Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri."


Lebih lanjut, hanya orang-orang yang telah benar-benar menjadi anak-anak Tuhan yang dapat berkata dari hati yang paling dalam "aku takkan kekurangan" karena mereka telah menerima hadiah yang tidak terhingga nilainya, yaitu kehidupan kekal. Mereka menjadi "ahli waris" bersama-sama dengan Kristus di dalam Kerajaan Allah yang kekal di dalam langit yang baru dan bumi yang baru. Kitab Roma 8:16-17 menyatakan kepada kita demikian:


"Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia."


Akhirnya dalam Ibrani 13:20-21 kita membaca puji-pujian kepada sang Gembala Agung demikian:


"Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin."


Mungkinkah bahwa anda adalah salah satu dari domba-domba-Nya sehingga anda juga akan bersyukur, memuji dan memegahkan Dia untuk keselamatan-Nya yang ajaib, seperti yang dinyatakan dalam kitab Mazmur 79:13 demikian:


"Maka kami ini, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu, akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian untuk-Mu turun-temurun."

Doa Keselamatan

"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini, Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, Aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata, Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak: Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:10-14)


Ada banyak orang yang ingin menanamkan kesan kepada Tuhan, "Lihatlah betapa kerasnya saya berusaha untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan". Akan tetapi bagaimanakah si pemungut cukai yang diselamatkan itu telah datang kepada Tuhan? Apakah dia berkata, "Oh Tuhan, Engkau mengetahui berapa banyak aku mengasihi Engkau, dan Engkau mengetahui bagaimana aku sedang benar-benar berusaha untuk melakukan kehendak-kehendak-Mu. Dan aku telah menerima Yesus sebagai Juruselamatku (band. Yohanes 15:16-19)." Nah, bukan demikian yang dilakukannya, itu bukanlah cara bagaimana si pemungut cukai telah datang kepada Tuhan, tetapi ia hanya berkata, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini".


Nah, siapapun yang membaca hal ini seharusnya berkata, "Saya memiliki suatu harapan yang besar untuk keselamatan. Saya tidak patut menerimanya, tetapi mungkin Tuhan akan menyelamatkan saya juga." Kita mengetahui Alkitab menyatakan bahwa Tuhan tidak membedakan orang. Siapapun dapat menjadi salah satu dari umat pilihan Tuhan, dan hanya Tuhan yang mengetahui siapa-siapa saja mereka itu, dan itu sepenuhnya adalah urusan dan hak Tuhan.


Sekarang kita dapat memahami sifat dasar dari rencana keselamatan Tuhan dimana Dia-lah yang melakukan seluruh pekerjaan keselamatan (Efesus 2:8-9, Wahyu 14:7, Wahyu 16:9). Dan sewaktu Dia melaksanakan program keselamatan-Nya terdapat suatu dinamika yang misterius antara Tuhan dan umat-Nya di mana Tuhan mengharapkan kita untuk melakukan kehendak-kehendak-Nya walaupun kita telah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita.


Akan tetapi ingatlah segala pekerjaan baik yang kita lakukan "setelah" kita diselamatkan adalah "hasil" dari keselamatan, hal itu tidak pernah menjadi "penyebab" atau "dasar" dari keselamatan. Setelah diselamatkan kita bersyukur dan memuliakan Tuhan karena penyelamatan-Nya yang ajaib. Pada dasarnya hanya Tuhan yang mengetahui siapa-siapa saja yang merupakan umat pilihan-Nya. Kita tidak dapat mengetahui secara pasti siapa-siapa saja mereka itu. Jika saya bukan merupakan salah satu dari umat pilihan Tuhan, pekerjaan saya sendiri atau usaha keras saya untuk masuk ke dalam Kerajaan Tuhan tidak akan menjadikan diri saya diselamatkan. Tindakan saya untuk membaca Alkitab tidak menjamin bahwa saya pasti akan diselamatkan. Tetapi untuk berada dibawah pendengaran Firman Tuhan merupakan lingkungan yang baik dimana Tuhan akan menyelamatkan umat-Nya, dan saya harus menanti pada Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya di dalam hidup saya.


Dalam kitab Zefanya 2:3 kita membaca perintah supaya umat manusia "mencari Tuhan", dan itu adalah perintah yang tersebar di dalam seluruh Alkitab, disitu kita baca:


"Carilah TUHAN hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati: mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN."


Ungkapan "hukum" merupakan kata yang sama dengan Firman, sewaktu kita benar-benar berpikir mengenai ayat ini, kita akan menyadari bahwa kita tidak memiliki sesuatu apapun untuk diberikan kepada Tuhan. Semakin banyak kita melihat dari Firman Tuhan, kita belajar betapa tercelanya diri kita. Kitab Roma 3:10-18 berkata tentang orang-orang yang belum diselamatkan demikian:


"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [yang benar, yaitu Tuhan Semesta Alam - band. Yohanes 6:65]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."


Kemudian bagian yang terakhir dari Zefanya 2:3 berkata, "carilah kerendahan hati: mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan." Kata Ibrani untuk ungkapan "mungkin" dalam ayat ini benar-benar berarti "mungkin". Dengan kata lain, kita hendaknya datang dengan sangat rendah hati kepada Tuhan dan memohon, "Ya Tuhan kasihanilah saya, saya tidak patut untuk menerima keselamatan, saya mengetahui bahwa saya adalah seorang berdosa tetapi saya mengetahui bahwa Engkau-lah satu-satunya harapan bagi saya, tetapi ya Tuhan bilamana itu sudah merupakan kehendak-Mu saya juga ingin untuk menjadi diselamatkan."


Kemudian kita harus menunggu Tuhan (Ratapan 3:26, Mazmur 130:5, Yesaya 40:31). Dan jika kita memang pada akhirnya menemukan bukti-bukti di dalam kehidupan kita, bahwa kita memiliki hasrat yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan, maka kita mengetahui bahwa hal itu terjadi karena Tuhan telah menyelamatkan kita. Kita akan mengetahui bahwa Tuhan telah memilih kita untuk keselamatan dan itu bukan terjadi karena kita layak di dalam segi apapun. Tuhan-lah yang telah melakukan segala pekerjaan untuk keselamatan dalam semua aspek-aspeknya, itulah sebabnya segala kemuliaan, kemegahan, kehormatan dan puji-pujian atas keselamatan hanya patut diberikan kepada Tuhan. Dan kita tidak mempunyai bagian sama sekali, tidak sama sekali. Kita tidak bisa meminta pujian atau yang semacam itu. Apa yang bisa kita lakukan hanyalah mengeleng-gelengkan kepala dalam kekaguman dan keheranan dan berkata, "Mengapa Ia juga menyelamatkan saya?"

Aug 12, 2009

Ibadah yang sejati

"Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia."   (Yakobus 1:26-27)

Seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya kita mengetahui bahwa manusia berdasarkan sifat alaminya adalah bengkok, manusia menciptakan program keselamatannya sendiri yang seluruhnya atau sebagian daripadanya didasarkan pada pekerjaan-pekerjaan atau usaha-usahanya sendiri. Kitab Yesaya 2:8 menyatakan kepada kita demikian:

"Negerinya penuh berhala-berhala; mereka sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri dan kepada yang dikerjakan oleh tangannya."

Dan kitab 2 Raja-raja 17:16 berkata demikian:

"Mereka telah meninggalkan segala perintah TUHAN, Allah mereka, dan telah membuat dua anak lembu tuangan; juga mereka membuat patung Asyera, sujud menyembah kepada segenap TENTARA LANGIT dan beribadah kepada Baal."

Disisi yang lain kitab Yakobus 1:27 memberikan kita definisi dari inti penyembahan yang alkitabiah. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia."

Kata Yunani untuk ungkapan "mengunjungi" (episkeptomai) yang ada dalam ayat ini digunakan sebanyak 11 kali dalam Perjanjian Baru, dan kebanyakan menunjuk pada "kunjungan" Tuhan kepada orang-orang pilihan-Nya dengan menyelamatkan mereka, atau melalui utusan-utusan-Nya (yaitu orang-orang percaya yang sejati) yang memberitakan Injil kepada mereka, dan dengan demikian memberikan pertumbuhan rohani kepada mereka.

Dalam kitab Matius 25:36 Tuhan berkata demikian:

"ketika Aku telanjang [rohani], kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit [rohani], kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara [rohani], kamu mengunjungi Aku."

Ayat ini membantu kita untuk mengerti apa yang Tuhan maksudkan ketika Ia berkata, "mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka ..... " Dengan kata lain, orang-orang yang tidak memiliki Ayah (yaitu kata Ayah yang dimulai dengan huruf besar) atau orang-orang yang tidak memiliki Suami (yaitu kata Suami yang dimulai dengan huruf besar) mewakili individu-individu yang tidak memiliki Juruselamat
untuk menebus dosa-dosa mereka di dunia ini.

Tugas dari orang-orang percaya yang sejati adalah untuk memberikan Injil kepada orang-orang yang mereka temui -- yaitu, menginginkan hal yang terbaik dan yang paling menguntungkan untuk terjadi kepada mereka dan hal yang terbaik yang dapat terjadi pada mereka adalah supaya mereka juga boleh mendapatkan hidup yang kekal!

Ketika kita memberitakan pesan-pesan kemenangan dari penebusan terhadap dosa dan Neraka kepada orang-orang yang lain, kita sedang mengerjakan perintah yang dinyatakan dalam kitab Galatia 5:14 yang
berkata demikian:

"Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam SATU firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!"

Yaitu bila anda tidak mau masuk ke dalam hukuman yang kekal di Neraka maka anda juga harus memberitahukan kepada orang-orang yang lainnya bahwa Neraka itu ada dan akan tiba suatu hari dimana Tuhan Yesus akan menjadi Hakim yang adil atas seluruh dunia.