Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Aug 12, 2009

Gosip

Ini adalah salah satu masalah pelik yang ada di dalam perkumpulan-perkumpulan jemaat setempat. Dan sebenarnya pada hari sekarang ini, pada saat yang disebut sebagai "masa siksaan [rohani] yang dahsyat" atau "masa kesukaran [rohani] yang besar" itu adalah tempat yang sangat berbahaya untuk berada disana.

Tuhan telah memerintahkan umat-Nya untuk segera keluar dari sana dan kembali kepada Firman Tuhan di dalam Alkitab. Ini adalah saatnya untuk tidak berpikir terlalu jauh dan kita semua harus memeriksa diri kita sendiri apakah kita sudah benar-benar diselamatkan, apakah kita sudah mematuhi perintah-perintah Tuhan di dalam Alkitab dengan jujur dan taat?

Biasanya kita mengangap bahwa gossip adalah penyampain informasi mengenai orang lain padahal kita tidak mempunyai urusan apapun dengan apa yang kita sampaikan itu. Sebagai contoh jika kita  mendengar, "Si A melakukan hal ini-itu" maka kita berkata kepada teman yang lain, "Kamu tahu ngak kalau si A melakukan hal ini-itu" maka itu disebut gossip. Dimana sebenarnya bukan urusan kita untuk menyampaikan apa yang kita ketahui, atau apa yang kita anggap kita ketahui mengenai orang lain.

Gossip-gossip ini adalah perlawanan dari apa yang kita baca dalam kitab Filipi 4:8 sbb:

"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."

Kita semua selalu ditegur oleh ayat ini. Jadi di lain waktu pada saat kita mau mulai menyampaikan suatu cerita mengenai orang lain, lupakan saja, dan bacalah bagian ini dari Firman Allah secara berulang-ulang (hal ini adalah apa yang saya lakukan).

Dan dalam kitab 2 Korintus 2:11 kita membaca demikian:

"Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!"

Biasanya kita mengucapkan hal-hal yang jahat tentang orang lain karena kita ingin "memegahkan diri sendiri" bukan untuk menolong orang tersebut. Akan tetapi ingatlah bahwa pada hari penghakiman, setiap orang yang tidak diselamatkan harus bertanggung-jawab untuk setiap ucapan, pikiran dan perbuatan. Tidak ada yang akan tersembunyi pada saat penghakiman. Tuhan Yesus berkata dalam kitab Matius 12:34-36 demikian:

"Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata SIA-SIA yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman."

Dan kitab Yeremia 13:23-25 berkata demikian:

"Dapatkah orang Etiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belangnya? Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat jahat? Aku akan menghamburkan mereka seperti sekam yang diterbangkan angin padang gurun. Itulah nasibmu, bagianmu yang telah Kuukur untukmu, demikianlah firman TUHAN, karena engkau melupakan Aku, dan mempercayai DUSTA."

Pada hari yang terakhir, siapapun yang harus berdiri untuk dihakimi sudah pasti akan ditemukan bersalah untuk ribuan dosa, dan satu buah dosa saja yang paling kecil saja sudah cukup untuk menyerahkan kita kepada kutukan yang kekal. Ini adalah peringatan yang dramatis bahwa kita harus diselamatkan sebab bila tidak kita akan dilemparkan ke dalam Neraka.

Dan kalau kita mau jujur dengan diri sendiri, kita mengetahui bahwa kita sudah mengatakan hal-hal, berpikir tentang hal-hal, dan melakukan hal-hal yang seluruhnya berdosa. Oleh sebab itu kita semua dengan putus asa membutuhkan Seseorang untuk mengambil hukuman atas upah dosa-dosa kita, sebab jika tidak, kita akan berada di bawah murka Allah yang kekal untuk selama-lamanya.

Ketika kita sudah bertobat atas kasih karunia Tuhan itu berarti kita pergi berbalik menuju ke arah yang lainnya. Sebelum kita diselamatkan, di dalam seluruh kepribadian kita, kita cenderung berpikir "Sayalah yang nomor satu dalam hidup saya. Saya tidak perduli dengan Tuhan. Saya menginginkan segala yang saya inginkan." Sebelum kita diselamatkan, mungkin saja kita berpikir bahwa kita ingin untuk menjadi dekat dengan Tuhan, tetapi hanya menurut syarat-syarat kita sendiri, bukan menurut syarat-syarat Tuhan.

Tetapi ketika kita sudah sungguh-sungguh bertobat, Tuhan menjadi segala-galanya, dan kita tidak lagi berpikir bahwa kitalah yang menjadi nomor satu. Segala hal dalam hidup kita menjadi berbeda. Dan satu-satunya jalan yang dapat menyebabkan perubahan yang besar itu di dalam kehidupan kita adalah jika Tuhan membuat kita menjadi "ciptaan yang baru" di dalam Kristus (2 Korintus 5:17), dan "hanya" Tuhan saja yang dapat melakukan hal ini menurut kehendak-Nya.

Kitab 1 Yohanes 3:14-15 menasihatkan kepada kita demikian:

"Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita [yaitu menginginkan keselamatan mereka]. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya."

No comments: