Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Aug 25, 2009

Kecapi

"Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya [=666]. Pada mereka ada kecapi Allah. Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu [yaitu Injil Anugrah], ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!"  (Wahyu 15:2-3)

Ini adalah pernyataan yang sangat menarik dimana seringkali Alkitab menyatakan bahwa orang-orang percaya yang sejati memainkan "kecapi" untuk mengalahkan si Iblis. Ingatkah anda bahwa Daud juga adalah seorang pemain kecapi yang sangat mahir, dalam kitab 1 Samuel 16:23 kita membaca demikian:

"Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya."

Ada arti rohani yang sangat mendalam dengan pernyataan ini karena sesungguhnya kecapi yang dimaksud adalah "kecapi rohani" yang dimiliki oleh semua orang-orang percaya yang sejati. Ingatlah dalam kitab 2 Samuel 23:1 Tuhan juga menyebut Daud sebagai "pemazmur yang disenangi di Israel", tetapi mengapa Ia menyinggung tentang kecapi?

Setidaknya ada beberapa alasan mengapa musik merupakan anugrah yang khusus dari Tuhan kepada umat manusia dan tujuan utamanya bagi orang-orang percaya yang sejati adalah untuk menghormati dan memuliakan Tuhan. Dan hal ini sangat berhubungan dengan "nyanyian baru" yang hanya dapat dimengerti oleh orang-orang percaya yang sejati seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 14:3.

Dan alat musik yang khusus ini pertama kali disebutkan dalam sejarah manusia dalam kitab Kejadian 4:20-21, yang kita baca demikian:

"Ada itu melahirkan Yabal; dialah yang menjadi bapa orang yang diam dalam kemah dan memelihara ternak [yaitu seorang penggembala]. Nama adiknya ialah Yubal; dialah yang menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling."

Pada dasarnya kecapi seringkali digunakan untuk mengiringi nyanyian puji-pujian kepada Tuhan, seperti yang kita lihat dalam kitab Mazmur 33:1-5 demikian:

"Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya NYANYIAN BARU; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN."

Dan kitab Mazmur 81:1-2 berkata demikian:

"Bersorak-sorailah [yaitu bernyanyilah] bagi Allah, kekuatan kita, bersorak-soraklah bagi Allah Yakub. Angkatlah lagu [yaitu mazmur], bunyikanlah rebana, kecapi yang merdu, diiringi gambus."

Kemudian kita melihat bahwa akan ada sorak-sorai yang besar dengan nyanyian dan musik kecapi di dalam Surga ketika Tuhan menyelesaikan program keselamatan-Nya untuk umat manusia, seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 14:2-3 demikian:

"Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. Mereka menyanyikan suatu NYANYIAN BARU di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu."

Kita juga membaca tentang Tuhan sendiri yang bernyanyi dengan sukacita atas badan kumpulan orang-orang yang percaya dalam kitab Zefanya 3:17 demikian:

"TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai [yaitu dengan nyanyian]"

Dan di Ruang Atas di Yerusalem pada malam sebelum Yesus memulai perjalanan Penebusan-Nya ke kayu salib, Yesus dan para murid menyanyikan lagu puji-pujian bersama-sama, seperti yang kita baca dalam kitab Matius 26:30 demikian:

"Sesudah menyanyikan nyanyian pujian, pergilah Yesus dan murid-murid-Nya ke Bukit Zaitun."

Sebenarnya bagian yang menonjol dalam musik adalah liriknya -- yaitu kata-kata yang dinyanyikan dalam lagu tersebut. Dan lirik adalah hal yang sangat penting. Kita membaca mengenai hal ini dalam kitab Efesus 5:19 yang menyatakan demikian:

"dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati."

Dan kitab Kolose 3:16 menambahkan demikian:

"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu."

Dan kitab Roma 15:9 berkata demikian:

"dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya [=anugrah-Nya], seperti ada tertulis: "Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu."

Ide dari berbicara "dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani" adalah untuk memuliakan Tuhan melalui kata-kata di dalam musik. Dengan demikian, kita melihat dalam ayat-ayat ini bahwa Tuhan sepenuhnya berhubungan dengan musik untuk kehormatan dan kemuliaan-Nya sendiri dan bukan untuk kesenangan manusia.

Kitab Mazmur 47:1-7 berbicara tentang nyanyian orang-orang percaya di akhir zaman demikian:

"Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab TUHAN, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi. Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, suku-suku bangsa ke bawah kaki kita, Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggaan Yakub yang dikasihi-Nya. Sela Allah telah naik dengan diiringi sorak-sorai, ya TUHAN itu, dengan diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah [yaitu bernyanyilah] bagi Allah, bermazmurlah, bermazmurlah bagi Raja kita, bermazmurlah! Sebab Allah adalah Raja seluruh bumi, bermazmurlah dengan NYANYIAN PENGAJARAN!"

Dan kitab Yesaya 52:8-9 berkata demikian:

"Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: mereka bersama-sama bersorak-sorai. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana TUHAN kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah [yaitu bernyanyilah] bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem [duniawi]! Sebab TUHAN telah menghibur umat-Nya, telah menebus Yerusalem [surgawi]."

No comments: