"Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa [diangkat/rapture] dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa [diangkat/rapture] dan yang lain akan ditinggalkan." (Matius 24:38-41)
Ketika Kristus menyelamatkan bagaimanakah Ia akan datang bagi orang-orang yang percaya? Ayat ini cukup jelas menyatakan bahwa Dia akan datang bagi kita satu demi satu, kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa (yaitu diangkat ke angkasa atau rapture) dan yang lain akan ditinggalkan (yaitu ditinggalkan di bumi untuk burung-burung nazar). Dengan kata lain, Tuhan sedang bersikeras, bahwa keselamatan merupakan suatu hal yang sangat pribadi, itu adalah antara Tuhan dan anda. Hal tersebut tidak melibatkan sekelompok orang atau jemaat. Itu melibatkan Tuhan dan setiap dari umat pilihan-Nya.
Ingatlah kitab 1 Korintus 3:7-9 mengajarkan kepada kita demikian:
"Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya [yaitu hidup yang kekal] sesuai dengan pekerjaannya sendiri [yaitu baik atau jahat]. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah."
Jadi kita semua diselamatkan secara pribadi, kita tidak diselamatkan sebagai seluruh jemaat. Allah-lah yang menyelamatkan yang ini dan yang itu di seluruh pelosok dunia, dan setiap orang dari umat pilihan-Nya telah dinamakan sejak sebelum dunia dijadikan di dalam Kitab Kehidupan Anak domba sebagai kepribadian, bukan sebagai kelompok orang. Segala sesuatu dilandaskan pada setiap pribadi, itu adalah antara "Allah dan saya".
Kemudian kitab Ibrani 10:25 berkata demikian:
"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati [parakaleo - menghibur], dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."
Nah ayat ini menyebutkan tentang "menghibur" (menasihati), tetapi siapakah yang sedang menghibur siapa? Dalam konteksnya ayat ini menggunakan kata "saling" di dalam ungkapan "saling menasihati". Akan tetapi ingatlah bahwa kata "saling" disini telah ditambahkan oleh para penterjemah dan tidak ada di dalam bahasa aslinya. Kita tidak "saling menghibur", seluruh kalimatnya sedang berbicara tentang Allah dan setiap pribadi orang yang percaya, antara "Allah dan saya".
Jadi bagaimanakah kita "menghibur diri kita sendiri" ? Kata Yunani untuk ungkapan "menghibur" disini adalah sama dengan kata "menghibur" yang kita temukan di dalam kitab 2 Korintus 1:3-4:
"Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur [parakaleo] kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur [parakaleo] mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah."
Dan siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan Sang Penghibur itu? Kitab Yohanes 14:26 mengajarkan kepada kita demikian:
"tetapi Penghibur [parakletos], yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."
Kitab Yohanes 15:26-27 menambahkan demikian:
"Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku [yaitu Kristus]. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku."
Dan kitab Roma 8:9 menjelaskan demikian:
"Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu [yaitu kebangkitan jiwa yang baru]. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus."
Jadi bagaimanakah kita memperoleh penghiburan dari Allah? Dengan membaca Firman Tuhan, Alkitab. Itu adalah pertemuan Ibadah kita dengan Allah. Adalah Allah yang menghibur kita dengan Firman-Nya. Kitab 1 Yohanes 1:3 menyatakan kepada kita demikian:
"Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami [murid-murid] dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu ......... Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus."
Dan kitab 2 Korintus 1:4 mengatakan, "…sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan". Siapakah Yang sedang berada di dalam penderitaan? Siapapun yang belum diselamatkan masih berada di dalam penderitaan yang dalam karena mereka sedang berada di bawah murka Allah karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka. Kemudian dalam ayat 6 kita membaca hal ini:
"Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga."
Dengan kata lain, kita orang-orang yang percaya hendaknya tidak melalaikan pertemuan ibadah dengan Allah supaya kita dapat dihibur dan supaya kita dapat menghibur orang-orang lain supaya mereka beroleh kekuatan. Maksud pemikirannya adalah bahwa kita sedang hidup di suatu masa dimana ibadah tidak terutama didasarkan pada hal berkumpul bersama dengan orang-orang lain, tetapi hal tersebut didasarkan pada persekutuan dengan Tuhan. Dalam kitab Ibrani 8:10-12 Tuhan berkata demikian:
"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
No comments:
Post a Comment