Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Jan 28, 2010

Yang Pertama Bangkit

"Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."  (Matius 27:51-54)

Dalam peristiwa ini ada banyak orang yang sedang menyaksikan peristiwa penyaliban Kristus. Dan sesungguhnya "gempa bumi" tersebut menyebabkan tubuh dari orang-orang kudus (orang-orang suci) untuk dibangkitkan dan mereka masuk ke dalam "kota kudus" (kota suci) dan kota kudus ini menunjuk kepada Surga. Kisah ini juga merupakan gambaran dari peristiwa pengangkatan (rapture) yang akan terjadi di akhir zaman. Kota kudus yang dimaksud disini bukan menunjuk kepada Yerusalem, kota atau tempat manapun akan menjadi kudus jika Allah Yang Kudus bersemayam atau berada disana (lihat Keluaran 3:5, Yosua 5:15, Kis. 7:33). Tetapi ingatlah pada saat Kristus berada di atas kayu salib, tirai yang ada di ruang maha kudus secara ajaib robek menjadi dua bagian dari atas sampai ke bawah, -- dan sejak saat itu Yerusalem bukan merupakan kota yang kudus lagi.

Peristiwa kebangkitan ini adalah gambaran dari apa yang akan terjadi di akhir zaman, yaitu ketika Hari Penghakiman dimulai dan pada saat yang sama kubur-kubur dari orang-orang yang percaya akan dibuka dan dalam sekejap mereka akan diberikan diberikan tubuh yang baru yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa. Disini Tuhan sedang menunjuk kepada prinsip bahwa Kristus harus dibangkitkan terlebih dahulu sebelum orang-orang yang lainnya dapat dibangkitkan, dan sesungguhnya Kristus telah dibangkitkan sejak sebelum dunia dijadikan.

Disini Tuhan sedang menggambarkan fakta bahwa Kristus telah dibangkitkan sejak permulaan zaman dan ketika Dia mendemonstrasikannya di tahun 33 Masehi, ada kubur-kubur yang dibuka, dan banyak tubuh dari orang-orang kudus dibangkitkan. Ungkapan "orang-orang kudus" menunjuk kepada orang-orang percaya yang sejati, mereka disebut kudus bukan karena mereka tidak pernah berbuat dosa, tetapi mereka kudus karena Tuhan telah menguduskan mereka.

Tuhan telah menetapkan suatu hukum yang sangat penting, yaitu fakta bahwa Kristus adalah "yang sulung", yang pertama bangkit dari antara orang mati. Kita membaca dalam kitab Kolose 1:18 demikian:

"Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu."

Dan Kisah Para Rasul 26:23 menekankan demikian:

"yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain."

Dan kitab Matius pasal 27 memberitahukan kita mengenai hal ini, bahwa Kristus adalah "yang sulung". Ketika Kristus tergantung di atas kayu salib, kubur-kubur terbuka, kemudian Dia mati dan tubuh-Nya dikuburkan, dan kemudian Dia bangkit dari kuburan. Kemudian "sesudah" Yesus dibangkitkan "tubuh orang-orang kudus keluar dari kubur". Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati, dan sesungguhnya Ia telah dibangkitkan dari kematian sejak sebelum dunia dijadikan.

Kita membaca di dalam kitab Ulangan 34 bahwa Musa mati dan Tuhan menguburkan dia, dan di dalam kitab Yudas kita membaca mengenai pertengkaran antara Mikhael (yaitu Kristus) dan Iblis tentang mayat Musa. Kemudian kita membaca di Matius pasal 17 bahwa ketika Kristus mengalami transfigurasi, Musa dan Elia muncul di atas gunung. Kita tahu bahwa Elia tidak mati karena Tuhan telah mengangkat dia ke dalam Surga, tetapi Musa telah mati, tetapi kita mengetahui bahwa ia juga muncul di gunung transfigurasi.

Musa telah mati, dan Tuhan menguburkan dia, kemudian Musa bangkit, tetapi kita tahu bahwa Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati. Kristus harus menjadi yang pertama dibangkitkan. Kita mengerti bagaimana hal ini mungkin ketika kita menyadari bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sejak sebelum Dia menciptakan dunia.

Kristus telah membayar untuk upah dosa-dosa kita sebelum Dia menciptakan dunia, dosa-dosa dari setiap orang yang Allah rencanakan untuk Ia selamatkan telah dibebankan kepada Kristus dan Dia telah membayar penaltinya sebagai pengganti kita dari sejak permulaan. Ini adalah misteri ilahi yang tidak dapat kita mengerti, tetapi kita mengetahui bahwa Allah telah menghukum Dia dan membunuh Dia, dan bahwa Ia telah mati.

Dalam kitab Mazmur 16:10 Kristus berkata:

"sebab Engkau tidak menyerahkan aku [yaitu jiwaku] ke dunia orang mati [yaitu neraka atau kuburan]..."

Kita mengetahui bahwa Kristus dikuburkan setelah Ia diambil dari atas kayu salib, akan tetapi jiwa-Nya tidak berada di dalam kubur karena Dia dan seorang pencuri yang disalib disamping-Nya telah berada di dalam Surga. Dalam kitab Lukas 23:43 kita membaca:

"Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus [yaitu Surga]."

Ketika Kristus pergi ke kayu salib pada tahun 33 Masehi, tubuh-Nya dikuburkan untuk mendemonstrasikan peristiwa kebangkitan, tetapi pada saat itu Dia bukan sedang melakukan pembayaran atas upah dosa-dosa kita. Dia telah membuat pembayaran yang lunas atas dosa-dosa orang-orang yang percaya dan hal itu telah dilakukan sejak sebelum dunia dijadikan.

Kristus telah bangkit dari antara mati sejak sebelum dunia dijadikan, oleh karena itu, Dia adalah "yang pertama bangkit dari antara orang mati". Dia adalah yang pertama-tama dibangkitkan dari kubur, dan tidak ada seorangpun yang dapat dibangkitkan sebelum Tuhan Yesus Kristus dibangkitkan.

Jan 25, 2010

Kebangkitan Pertama

"Berbahagia [diberkatilah] dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka " (Wahyu 20:6a)

Kebangkitan pertama adalah sebuah langkah yang sangat penting dalam program keselamatan Tuhan. Dan itu adalah "kebangkitan rohani" dari jiwa orang-orang pilihan Tuhan yang dalam kondisi alaminya setiap dari mereka adalah mati secara rohani. Hal itu terjadi karena orang-orang percaya yang sejati tidak lagi menjadi subjek dari "kematian kedua" -- kematian kedua tidak berkuasa lagi atas mereka. Dan bagian selanjutnya dari Wahyu 20:6 berkata demikian:

" tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya."

Perhatikan 5 karakteristik dari orang-orang yang telah mengalami "kebangkitan pertama" yang dinyatakan dalam ayat tersebut sebagai berikut:

(1) Mereka berbahagia (yaitu diberkati secara rohani)
(2) Mereka kudus (yaitu dosa-dosa mereka telah diampuni semuanya)
(3) Kematian kedua tidak berkuasa lagi atas mereka
(4) Mereka menjadi imam-imam Allah (yaitu pengantara antara Allah dan manusia)
(5) Melalui Injil mereka memerintah bersama-sama dengan Kristus

Semua lima dari karakteristik ini diberikan kepada setiap dari orang percaya yang sejati -- yaitu mereka-mereka yang telah dilahirkan kembali dari atas. Karena manusia terdiri dari dua bagian, yaitu tubuh dan jiwa, maka rencana Tuhan untuk memulihkan orang-orang pilihan-Nya untuk berada bersama dengan Tuhan sesungguhnya menyangkut dua kebangkitan -- pertama kebangkitan jiwa, dan kedua adalah kebangkitan tubuh yang akan terjadi pada akhir zaman. Yesus berbicara tentang "kebangkitan pertama" dari jiwa-jiwa umat pilihan-Nya dalam kitab Yohanes 5:25 demikian:

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba [yaitu sekarang], bahwa orang-orang mati [rohani] akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup."

Walaupun tubuh dan jiwa kita akan dipisahkan ketika kita mati secara fisik, rencana Tuhan untuk setiap umat manusia adalah untuk menyatukan kembali tubuh dan jiwa mereka pada Hari Yang Terakhir dari keberadaan bumi ini. Tubuh dari semua orang yang percaya akan dibangkitkan pada Hari Yang Terakhir, seperti yang Tuhan nyatakan dalam kitab Yohanes 5:28-29 demikian:

"Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum."

Sekarang marilah kita melihat bagaimana Alkitab memberikan defisi dari ungkapan ini. "Mereka yang telah berbuat baik" menunjuk kepada orang-orang percaya yang sejati, yang telah mengalami "kebangkitan pertama" di dalam keberadaan jiwa mereka dan akan menerima tubuh yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa pada Hari Yang Terakhir. Tubuh mereka akan dirubah sehingga menjadi "serupa" dengan tubuh Kristus yang sudah dipermuliakan, seperti yang kita baca dalam kitab Filipi 3:20-21 demikian:

"Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga SERUPA dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya."

Dengan demikian, kita dapat berkata bahwa hanya orang-orang pilihan yang akan mengalami dua kebangkitan. Yaitu kebangkitan "jiwa" pada saat mereka diselamatkan, dan kemudian kebangkitan "tubuh" pada saat pengangkatan (rapture) terjadi di akhir zaman. Dan kebangkitan tubuh itu akan terjadi dalam "sekejap mata", seperti yang dijelaskan dalam kitab 1 Korintus 15:52-55 sbb:

"dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Lebih lanjut marilah kita memeriksa pernyataan yang indah dari Tuhan Yesus Kristus dalam kitab Yohanes 11:23-26 demikian:

"Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"

Bagian ini berada dalam konteks ketika Yesus membangkitkan Lazarus, saudara laki-laki Martha, dari kematian fisik. Akan tetapi sebenarnya Yesus sedang berbicara dalam "perumpamaan" tentang kebangkitan rohani yang terjadi pada saat keselamatan. Walaupun Martha tidak mengerti seluruhnya tentang hal tersebut, dia telah memiliki pengertian yang benar tentang kebangkitan tubuh yang akan terjadi pada Hari Yang Terakhir. Dan kitab Yohanes 12:48 mengajarkan bahwa Hari Yang Terakhir adalah Hari Penghakiman untuk mereka semua yang tidak diselamatkan yang pernah hidup dalam seluruh sejarah dunia ini. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Barangsiapa menolak Aku [yaitu menolak Kristus], dan tidak menerima perkataan-Ku [yaitu tidak menerima Firman Tuhan, Alkitab], ia sudah ada hakimnya, yaitu Firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman."

Disisi yang lain kitab Wahyu 2:11b berkata tentang orang-orang yang percaya demikian:

"Barangsiapa menang, ia [yaitu orang-orang yang percaya] tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua."

Jan 23, 2010

Pertemuan Ibadah

"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita (saling) menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."
(Ibrani 10:24-25)

Setidaknya ada dua pernyataan di dalam ayat ini yang dapat mengarahkan kita ke jalan yang salah. Para penterjemah tidak memahami bahwa masa kerja gereja akan berakhir pada suatu saat sama halnya seperti yang terjadi pada synagoga-synagoga umat Yahudi, dan kemudian akan ada masa "hujan akhir" (hujan akhir musim) dan tuaian besar yang terakhir di sepanjang Masa Kesusahan Yang Besar di akhir zaman.

Sewaktu kita melihat gambaran yang lebih luas karena Tuhan telah membuka mata rohani kita kepada masa yang sedang kita lalui ini, sekarang kita harus memeriksa dan menterjemahkan kata-kata ini dengan lebih teliti. Sewaktu para penterjemah menterjemahkan ayat-ayat ini mereka memutuskan untuk menambahkan kata "saling" setelah kata "menasihati" karena itulah bagaimana mereka memahami ayat ini:

"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita (saling) menasihati."

Sebagai akibatnya orang-orang selalu melihat pada ayat ini sebagai suatu perintah bahwa kita hendaknya berkumpul bersama di dalam suatu pertemuan jemaat. Kita hendaknya memastikan bahwa kita sedang bertemu bersama dan "saling menasihati", khususnya pada hari Minggu Sabat. Akan tetapi sesungguhnya ayat ini tidak mengatakan "saling menasihati" di dalam bahasa asli Yunaninya. Ayat ini hanya berkata "menasihati".

Jadi sesungguhnya pihak-pihak manakah yang sedang ditinjau disini? Kita akan menyangka bahwa akan lebih logis untuk mengatakan, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan organisasi gereja". Mengapakah Allah menggunakan bahasa aneh "pertemuan-pertemuan ibadah kita" ? Tidak ada kata "gereja" disitu. Masalahnya Allah sedang memusatkan perhatian pada saat ketika Masa Kesusahan Yang Besar (masa siksaan rohani yang dahsyat) telah dimulai. Kita memahami hal ini melalui kalimat "menjelang hari Tuhan yang mendekat", yang menunjuk kepada kedatangan Kristus yang kedua kalinya pada Hari Penghakiman.

Hal lain yang menarik adalah penggunaan dari kata Yunani episynagogen yang diterjemahkan sebagai "pertemuan kita". Kata Yunani ini hanya digunakan di satu ayat lainnya di dalam Alkitab. Kata tersebut telah diterjemahkan sebagai ungkapan "berhimpun" di dalam kitab 2 Tesalonika 2:1 yang kita baca demikian:

"Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara."

Sewaktu kita melihat pada konteks dari ayat ini, kita mengetahui siapa yang sedang bertemu, atau berhimpun bersama. Ayat ini sedang berbicara mengenai orang-orang percaya yang sedang berhimpun bersama untuk bertemu dengan Kristus pada saat kedatangan-Nya di akhir zaman. Dan orang-orang yang akan bersiap-siap untuk menemui Kristus pada saat kedatangan-Nya adalah orang-orang percaya yang sejati. Gereja-gereja secara organisasi tidak akan bersiap-siap untuk bertemu dengan Kristus karena mereka telah berada di bawah penghakiman Tuhan (seperti yang kita baca dalam kitab 1 Petrus 4:17, 2 Tesalonika 2:4, Matius 24:24-26, Markus 13:9).

Jadi sesungguhnya maksud pemikiran yang sedang diajukan Tuhan adalah bahwa kata Yunani episynagogen menekankan berhimpunnya setiap orang-orang percaya yang sejati dengan Kristus. Hal tersebut bukan melihat pada sekelompok orang di dalam bentuk organisasi apapun yang semuanya merupakan anggota dari suatu jemaat setempat.

Sekarang bagaimanakah caranya Kristus akan datang bagi orang-orang yang percaya? Dia akan datang bagi kita satu demi satu. Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan (Matius 24:40, Lukas 17:36). Dengan kata lain, Allah sedang bersikeras, bahwa keselamatan merupakan suatu hal yang sangat pribadi. Itu adalah antara Allah dan anda. Hal tersebut tidak melibatkan sekelompok orang. Itu melibatkan Allah dan setiap dari umat pilihan-Nya.

Jadi kita diselamatkan secara pribadi. Kita tidak diselamatkan sebagai seluruh jemaat. Allah menyelamatkan yang ini dan yang itu di seluruh pelosok dunia, yaitu setiap orang dari umat pilihan yang nama-namanya ada tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak domba yang ditulis sejak sebelum dunia dijadikan (Wahyu 13:8, Wahyu 17:8). Segala sesuatunya didasarkan pada setiap pribadi, itu adalah antara "Allah dan saya". Jadi Allah sedang benar-benar memberitahukan kepada kita bahwa setiap dari kita orang-orang yang percaya akan "bertemu beribadah" atau "berhimpun" dengan Kristus, yaitu Firman Tuhan, Alkitab.

Kemudian kitab Ibrani 10:25 menyebutkan kata "menasihati", tetapi siapakah yang sedang menasihati siapa? Ingat, kata "saling" telah ditambahkan disitu oleh para penterjemah. Sebenarnya kita tidak "saling menasihati", seluruh kalimatnya sedang berbicara tentang Allah dan setiap pribadi dari orang-orang yang percaya. Jadi Allah-lah yang akan menasihati kita melalui Firman-Nya. Adalah Allah yang menghibur dan menasihati kita melalui Firman-Nya.

Dengan kata lain, orang-orang percaya yang sejati hendaknya tidak melalaikan "pertemuan ibadah" kita dengan Allah supaya kita dapat dihibur dan dinasihati supaya kita dapat menghibur orang-orang lain supaya mereka beroleh kekuatan. Sekarang sewaktu kita sedang berada di akhir zaman, kita dapat melihat bagaimana seluruh hal ini cocok dengan sempurna dalam keadaan hari ini. Kita hendaknya tidak berhimpun bersama dengan orang-orang lain untuk saling menghibur seperti yang diajarkan di dalam gereja-gereja.

Sesungguhnya, Allah sedang menghibur kita dengan keterangan ini. Kita telah dilatih di dalam gereja bahwa sewaktu kita sedang berada di dalam kesulitan, sewaktu kita memiliki kegelisahan, sewaktu kita merasa tidak enak, atau berada di dalam sesuatu macam kesukaran, kita dapat melihat pada teman-teman yang kita kasihi dan memberitahu mereka tentang hal itu, dan mereka dapat mendorong kita dan berdoa bagi kita, dan sebagainya.

Secara psikologis itu semua sangat menghibur dan bermanfaat, akan tetapi apakah yang dapat dilakukan oleh manusia? Jika anda pergi kepada seorang teman dan berkata, "Saya tidak memiliki damai sejahtera apa pun di dalam hati saya. Saya tidak mengetahui jika saya benar-benar merupakan seorang anak Allah," Apakah yang teman anda dapat lakukan mengenai hal itu? Hal terbaik yang dapat ia lakukan adalah berkata, "Saya mengasihi anda, dan saya akan berdoa bagi anda", tetapi apakah yang dapat benar-benar dia lakukan untuk merubah keadaan anda? Barangkali sangat sedikit.

Di lain pihak, sekarang sewaktu kita berada di dalam masa "hujan akhir" di sepanjang beberapa tahun terakhir dari Masa Kesusahan Yang Besar, Allah sedang mengajar kita bahwa itu bukanlah di antara jemaat dan saya, tetapi hal tersebut hanya melibatkan "Allah dan saya". Apa yang sedang benar-benar Allah katakan di sini adalah bahwa kita tidak boleh melalaikan "pertemuan ibadah" kita dengan Allah untuk mendapatkan penghiburan-Nya. Kita harus belajar untuk pergi kepada Allah untuk mencari penghiburan-Nya.

Tetapi kita telah diajar bahwa kita perlu untuk bertemu bersama dengan suatu macam jemaat, dan adalah susah untuk merubah pemikiran kita mengenai hal itu. Akan tetapi sesungguhnya Alkitab tidak pernah memerintahkan kita untuk datang berkumpul bersama sebagai suatu jemaat di hari sekarang ini. Saya mengetahui bahwa kita telah dilatih demikian karena itu merupakan sifat alami dari zaman gereja. Tetapi kita juga mengetahui sebagian dari kesalahan-kesalahan yang telah berkembang dari kegiatan-kegiatan semacam itu karena kita memiliki penguasa rohani yang menuntun kita pada tapak yang salah, dan kita harus menganut pernyataan-pernyataan iman yang salah, doktrin-doktrin salah, serta kebiasaan-kebiasaan yang salah. Sesungguhnya -- inilah tepatnya keadaan dari organisasi gereja (synagoga Yahudi) ketika Yesus dan para rasul berada di bumi.

Maksud pemikirannya adalah bahwa kita sedang hidup pada suatu masa ketika ibadah tidak didasarkan pada hal berkumpul bersama dengan orang-orang lain, tetapi hal tersebut didasarkan pada persekutuan dengan Tuhan. Maka di dalam tahap terakhir dari rencana keselamatan Tuhan ini, Tuhan sedang menyingkapkan semakin banyak hal tentang akhir zaman, yaitu "sesudah waktu itu" atau setelah zaman gereja berakhir, dan kita melihat bagaimana Tuhan menguraikan penyelesaian dari masa Perjanjian Baru di dalam kitab Ibrani 8:10-12 demikian:

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."

Semua yang harus kita lakukan adalah menyebarkan Injil Yang Sejati kepada dunia, dan kita mengetahui bahwa Allah akan menanamkan Firman tersebut ke dalam hati umat pilihan-Nya dan menyelamatkan mereka. Tuhan Yesus Kristus akan memberi penghiburan kepada setiap dari umat pilihan-Nya. Dia akan menjadi segala-galanya bagi mereka.

Kita harus belajar untuk pergi atau "lari" kepada Tuhan dan terus berdoa, "Ya Tuhan kasihanilah saya, kasihanilah saya". Kita tidak pergi kepada orang-orang lain untuk menemukan jawaban-jawaban kita, kita mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan. Kita harus belajar bahwa Tuhan selalu ada bersama kita, Dia tidak pernah meninggalkan kita. Dan Dia adalah satu-satunya yang dapat membuat suatu perbedaan di saat kebutuhan kita, seperti yang kita baca dalam kitab Ibrani 4:16 demikian:

"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya."

Jan 21, 2010

Kemurahan Allah

Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan Firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan Kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.

Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini [yaitu Iblis], sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus [yaitu Firman Tuhan].

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami [yaitu kematian terhadap dosa], supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.

Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.

Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan
Allah.

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Jan 20, 2010

144.000

"Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!" Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu:
seratus empat puluh empat ribu [144.000] yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel."  (Wahyu 7:1-4)

Bagian Alkitab ini sedang menjelaskan suatu gambaran yang terjadi sebelum "masa siksaan yang dahsyat" dimulai, yaitu sebelum ke-empat malaikat mulai merusak bumi dan laut dan pohon-pohon. Kemudian di ayat-ayat selanjutnya Alkitab menyebutkan 12.000 orang dari ke-12 suku Israel yang dimeteraikan, akan tetapi ini tidak menyebutkan seluruh suku Israel yang ada. Dibagian ini suku Dan tidak tercantum, dan suku Efraim diganti dengan suku Yusuf. Jadi kita bertanya-tanya apakah yang terjadi?

Disini Tuhan sedang menyatakan bahwa bangsa Israel yang ada dalam pandangan adalah "kepenuhan dari jumlah orang-orang percaya", yang digambarkan sebagai suku-suku bangsa Israel atau bilangan 144.000, yang jika dipecahkan menjadi 12 x 12 x 1000.

Jika bilangan 12 mempunyai makna rohani, itu akan menunjuk pada "kepenuhan" (fullness) dari segala sesuatu yang Tuhan sedang gambarkan. Sedangkan bilangan "1000" secara rohani menunjuk kepada "kesempurnaan" (completeness) dari segala sesuatu yang digambarkan. Jadi bilangan 144.000 (12 x 12 x 1000) adalah gambaran dari kepenuhan yang sempurna dari jumlah orang-orang percaya yang diselamatkan pada tahap pertama. Ini adalah angka simbolik bukan jumlah yang sebenarnya secara harafiah, mereka adalah kepenuhan jumlah dari bangsa "Israel rohani" milik Tuhan (Roma 2:29, Galatia 3:29).

Ungkapan "memeteraikan pada dahi" berarti bahwa mereka telah diselamatkan. Dan ungkapan "empat malaikat" menunjuk kepada hari penghakiman terakhir dan akhir zaman yang tidak akan datang sebelum setiap orang yang Tuhan rencanakan untuk Ia selamatkan sudah diselamatkan.

Selanjutnya ungkapan "seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit dan Ia membawa meterai Allah yang hidup" menunjuk kepada Yesus Kristus. Kata "malaikat" di Alkitab di dalam bahasa aslinya bisa juga diterjemahkan sebagai "pembawa pesan" (messenger), itu adalah terjemahan yang lebih baik daripada malaikat. Dan Yesus Kristus adalah pribadi yang telah membuat keselamatan itu dapat terjadi kepada orang-orang yang percaya. Roh Kristus disebut juga sebagai "Roh Kudus" seperti yang kita baca dalam kitab Efesus 1:13-14
demikian:

"Di dalam Dia [yaitu Kristus] kamu juga --karena kamu telah mendengar Firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu-- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya."

Lebih jauh dalam kitab Wahyu 7:9-10 kita membaca lagi demikian:

"Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka."

Ini adalah titik puncak dari rencana keselamatan Tuhan di dunia ini, yaitu akan ada "kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitungbanyaknya" (great multitude) yang diselamatkan pada tahap kedua (tahap yang terakhir). Dan mereka adalah orang-orang yang keluar dari "masa siksaan yang dahsyat" (great tribulation) dan mereka telah
mencuci jubah mereka dan membuatnya putih bersih atau murni di dalam darah Anak Domba.

Ayat 13 dan 14 dari Wahyu pasal 7 menjelaskan lagi demikian:

"Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar [great tribulation]; dan mereka telah mencuci jubah mereka
dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba."

Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Kristus seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 19:14-16 demikian:

"Dan semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam [yaitu Firman Allah] yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: "Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."

Dan ayat 19-20 menjelaskan lagi demikian:

"Dan aku melihat binatang itu [yaitu si Iblis] dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah BERKUMPUL untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya. Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda [yaitu mujizat-mujizat yang mengherankan] di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang."

Jan 19, 2010

Karya Tuhan

"Pendudukmu semuanya orang-orang benar, mereka memiliki negeri untuk selama-lamanya; mereka sebagai cangkokan yang Kutanam sendiri [yaitu karya dari tangan-Ku] untuk memperlihatkan keagungan-Ku."  (Yesaya 60:21)

Bagian Alkitab ini sedang berbicara tentang orang-orang pilihan dimana keselamatan mereka adalah hasil dari pekerjaan Tuhan. Itu berarti mereka bukan diselamatkan karena mereka telah melakukan suatu pekerjaan baik tertentu, tetapi keselamatan mereka seluruhnya bergantung dari anugrah Tuhan. Itulah sebabnya orang-orang percaya yang sejati hanya "memegahkan" Tuhan untuk keselamatan yang mereka miliki. Dan dalam kitab Yesaya 61:3 dengan mirip Tuhan menyatakan demikian:

"untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman TUHAN" [yaitu yang ditanam oleh Tuhan] untuk memperlihatkan keagungan-Nya."

Keselamatan adalah suatu arena yang tidak dapat dicapai oleh perbuatan ataupun keinginan manusia sendiri, tetapi ada banyak orang yang percaya pada "injil kehendak bebas" dengan keras sangat tidak setuju dengan hal ini. Akan tetapi dalam kitab Markus 10:27, Tuhan Yesus secara singkat menjawab pertanyaan murid-murid "siapakah yang dapat diselamatkan" demikian:

"Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi MANUSIA hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."

Lebih buruk lagi ada orang-orang yang percaya kepada "injil tanda-tanda dan mujizat" (lihat Matius 24:24) menggunakan ayat ini bukan untuk menunjuk kepada "keselamatan" tetapi untuk mendukung pendapat mereka sendiri.

Akan tetapi Tuhan Yesus menjelaskan misi-Nya dalam kitab Yohanes 4:34 sebagai berikut:

"Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."

Lalu Tuhan menjelaskan definisi dari "pekerjaan" itu dalam kitab Yohanes 6:29 demikian:

"Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Kata Yunani untuk ungkapan "percaya" (pisteuo) berasal dari akar kata untuk ungkapan "iman" (pistis), yang merupakan "hadiah" atau "anugrah" atau "kasih karunia" yang diberikan oleh Tuhan dari atas seperti yang
kita baca dalam kitab Efesus 2:8-9 demikian:

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu BUKAN hasil usahamu, tetapi pemberian [yaitu hadiah dari] Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."

Karena iman "bukan berasal dari kita sendiri", iman siapakah itu yang dapat menyelamatkan? Itu adalah iman "milik" Tuhan Yesus Kristus yang Allah berikan sebagai hadiah kepada mereka-mereka yang Ia pilih untuk
Ia selamatkan, seperti yang ditegaskan dalam kitab Galatia 2:16 (dan banyak ayat-ayat lainnya di dalam Alkitab). Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam [yaitu milik] Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam [yaitu milik] Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat."
* Dalam bahasa aslinya ayat ini berkata "iman milik Kristus Yesus", bukan iman dalam Kristus Yesus.

Dan kitab Yohanes 6:36-40 dan 54 menjelaskan karya anugrah yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan untuk memperbaharui jiwa-jiwa yang tidak memiliki kehidupan, yang dimiliki oleh manusia sejak mereka dilahirkan. Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. SEMUA yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari SEMUA yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman."

Oleh karena itu, bukankah tidak mengherankan bahwa Tuhan dengan yakin menyatakan dalam kitab Yesaya 45:22 demikian:

"Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain."

Dan siapakah yang disebut sebagai JURUSELAMAT di dalam Kitab Suci? Dalam kitab 2 Petrus 1:1 kita membaca demikian:

"kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus."

Dan kitab Hosea 13:4 menambahkan demikian:

"Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada Juruselamat selain dari Aku."

Jadi Tuhan menekankan bahwa kita harus memberikan "segala" kemuliaan, kemegahan dan kehormatan atas keselamatan hanya kepada Tuhan, seperti yang kita baca dalam kitab 1 Korintus 1:26-31 demikian:

"Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, DIPILIH Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, DIPILIH Allah untuk meniadakan apa yang berarti, SUPAYA jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. TETAPI oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."

Salah satu alasan utama dari program pemilihan Tuhan -- yang telah ditetapkan sejak sebelum dunia dijadikan -- adalah supaya kita hanya dapat bermegah di dalam Tuhan dan bukan memegahkan diri kita sendiri karena keselamatan. Ini adalah prinsip yang sangat besar dan penting di dalam Alkitab yang akan menjadi batu sandungan bagi orang banyak. Dan kata Yunani yang diterjemahkan sebagai ungkapan "megah" juga muncul dalam ayat-ayat berikut ini:

Kitab 1 Korintus 4:7 menanyakan pertanyaan ini:

"apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?"

Dan kitab Galatia 6:14 menetapkan demikian:

"Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia."

Itulah sebabnya orang-orang percaya yang sejati tidak akan bermegah di dalam pekerjaan-pekerjaan seperti upacara-upacara ibadat yang kita lakukan sendiri karena mereka hanya merupakan "bayangan" atau "lambang" atau "perumpamaan" dari isi rohani yang sebenarnya, yang hanya dapat dilakukan oleh Tuhan.

Jan 18, 2010

Domba Paskah

"Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah. Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi. Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi. Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu." (Keluaran 12:21-24)

Dalam rangka meyakinkan orang Mesir bahwa umat Israel akan pergi, maka Tuhan akan membunuh anak sulung dari semua orang Mesir. Pada waktu itu bangsa Israel ada di tanah Mesir sebagai budak Firaun. Dan orang Mesir akan mengetahui bahwa tragedi yang mengerikan ini terjadi atas mereka karena mereka melawan Allah Israel, dan pada hari berikutnya mereka akan mengusir umat Israel keluar dari Mesir.

Dalam mempersiapkan peristiwa ini, Allah melembagakan hari perjamuan Perjanjian Lama yang dinamakan Paskah. Pada sore hari sebelum orang Israel meninggalkan Mesir, mereka diperintahkan untuk bersiap-siap bepergian. Mereka diperintahkan untuk membunuh dan memanggang domba atau kambing, memakan habis semuanya malam itu, dan membubuhkan darahnya di tiang-tiang pintu dan ambang-ambang pintu rumah mereka. Sehingga ketika malaikat kematian melewati tanah Mesir dan membunuh semua anak-anak sulung mereka, malaikat itu akan melihat darah di tiang-tiang pintu orang Ibrani, dan melewati rumahnya dan tidak membunuh anak sulungnya.

Ini adalah gambaran dari keselamatan. Domba yang dimakan umat Israel melambangkan Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus memberikan nyawa-Nya, yakni Ia mencurahkan darah-Nya, yang merupakan gaya bahasa yang menunjukkan bahwa Ia menanggung kematian kedua, kutukan kekal, bagi orang-orang yang percaya. Ini berarti bahwa apabila kita percaya dalam Kristus demi keselamatan kita, maka Allah tidak akan membawa penghakiman ke atas kita. Allah melihat darah Kristus, dan Ia melihat bahwa Kristus sudah membayar upah dosa-dosa kita.

Disisi yang lain, tidak ada darah di tiang-tiang pintu rumah orang Mesir, dan jadi malaikat kematian membunuh semua anak-anak sulung mereka. Ini adalah gambaran dari murka Allah yang berada di atas orang-orang yang tidak diselamatkan karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka. Akan tetapi kita tidak lagi merayakan hari raya Paskah Perjanjian Lama. Paskah ini adalah bagian dari hukum upacara. Itu adalah sebuah tanda atau "bayangan" yang menunjuk pada kedatangan Tuhan Yesus Kristus.

Ketika Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus, dalam kitab Yohanes 1:29 kita membaca demikian:

"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia."

Dengan kata lain Yohanes sedang menyatakan, "Inilah Anak Domba Paskah yang disediakan oleh Allah", yang akan memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan semua orang yang Allah sudah rencanakan untuk Ia selamatkan. Sekarang Kristus sudah memberikan nyawa-Nya, Ia sudah mencurahkan darah-Nya untuk melindungi kita, jadi kita tidak lagi merayakan Paskah Perjanjian Lama. Ketika kita membaca tentang Paskah itu kita mencoba untuk mengerti arti rohaninya, tetapi kita tidak merayakannya lagi dengan memotong seekor Domba atau Kambing.

Jan 15, 2010

Sunat Rohani

"Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk." (Ulangan 10:16)

"Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu ..." (Yeremia 4:4)

"Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup." (Ulangan 30:6)

"Kepada siapakah aku harus berbicara dan bersaksi, supaya mereka mau memperhatikan? Sungguh, telinga mereka tidak bersunat, mereka tidak dapat mendengar! Sungguh, firman TUHAN menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak menyukainya!"  (Yeremia 6:10)

"Lihat, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku menghukum orang-orang yang telah bersunat kulit khatannya: orang Mesir, orang Yehuda, orang Edom, bani Amon, orang Moab dan semua orang yang berpotong tepi rambutnya berkeliling, orang-orang yang diam di padang gurun, sebab segala bangsa tidak bersunat dan segenap kaum Israel tidak bersunat hatinya." (Yeremia 9:25-26)

"Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak seorangpun dari orang-orang asing yang hatinya dan dagingnya tidak bersunat, boleh masuk dalam tempat kudus-Ku, ya setiap orang asing yang ada di tengah-tengah orang Israel." (Yehezkiel 44:9)

"Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar [yaitu Kristus], yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh."  (Kis. 7:51-52)

"Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa" (Kolose 2:11)

"Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. (Filipi 3:2-3)

"Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat [jasmani], hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus." (Galatia 6:12)

"Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah. Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harafiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah [yaitu biarlah Allah yang dipuji bukan manusia]."  (Roma 2:28-29)

Jan 14, 2010

Ukuran Sejati Sebuah Kesuksesan

Bila kita menilai kesuksesan berdasarkan standard duniawi, kita sampai pada kesimpulan bahwa karir kepemimpinan Paulus telah gagal total dan sangat mengecewakan.

Pada masa-masa terakhir hidupnya, ketika Paulus menulis surat 2 Timotius, satu-satunya orang di dunia luar yang bisa berhubungan dengannya adalah Lukas (4:11). Paulus ditempatkan di penjara bawah tanah Romawi, menderita kedinginan menjelang musim dingin (ayat 13, 21), tanpa harapan untuk lepas dari ancaman hukuman mati yang telah dijatuhkan pada dirinya. Ia menderita siksaan kejam dari orang-orang yang membencinya. Ia bahkan ditinggalkan dan disangkal oleh beberapa sahabatnya. Ia menulis:

"Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes."

Asia kecil merupakan wilayah misi Paulus. Dan Efesus, tempat Timotius melayani, adalah ibukota Asia Kecil. Jadi Paulus bukan sedang mengatakan sesuatu yang belum diketahui Timotius. Pada masa aniaya itu, berteman dengan Paulus menjadi sangat beresiko, sehingga beberapa anak didik rohaninya tega menyangkal dan meninggalkannya. Orang-orang berpikiran dangkal, mungkin berpikir tragis sekali akhir hidup Paulus, ia sudah ditaklukan sedemikian rupa oleh para musuhnya.

Kegagalan? Yang sebenarnya adalah, rasul Paulus sama sekali bukanlah pemimpin yang gagal, apapun ukuran yang digunakan untuk menilainya. Pengaruh karyanya terasa seantero dunia sampai hari ini. Sebaliknya, Nero, penguasa korup Kekaisaran Romawi yang memerintahkan kematian Paulus, adalah salah satu figur hina dalam sejarah. Hal ini mengingatkan kita bahwa pengaruh adalah ujian sejati bagi kepemimpinan seseorang, bukan kekuasaan atau jabatan. Ternyata, dengan meneliti kehidupan pelayanan Paulus hingga kesudahannya, kita belajar banyak bagaimana mengukur sukses atau gagalnya seorang pemimpin.

Masa tahanan dan pengadilan Paulus yang pertama berakhir saat Nero membebaskannya sebelum tahun 64 masehi, karena ia menulis surat 1 Timotius dan Titus sebagai seorang bebas (1 Timotius 3:14-15; 4:13; Titus 3:12). Tapi kebebasan itu tidak lama. Bulan Juli tahun 64, 7 dari 14 wilayah di kota Roma terbakar. Ketika api pertama hampir berhasil dipadamkan, tiupan angin lebih dahulu membuat api menjalar ke wilayah lain. Kabar burung yang beredar adalah bahwa Nero sendiri yang memerintahkan pembakaran kota untuk memenuhi ambisinya mendirikan proyek pembangunan termasuk istana emas bagi dirinya.

Untuk mencegah kecurigaan, Nero menyalahkan orang-orang Kristen sebagai penyebab kebakaran. Itulah permulaan dari kampanye akbar dan agresif dari pemerintah Romawi untuk menghancurkan gereja. Orang Kristen di Roma ditangkapi dan dieksekusi secara sangat kejam. Ada yang tubuhnya dijahitkan ke kulit binatang, lalu dikeroyok dan dirobek-robek sampai mati oleh gigitan anjing. Yang lainnya dipaku ke tiang, tubuhnya dilumur ter dan dibakar hidup-hidup sebagai obor yang menerangi pesta pora Nero. Dan ada banyak lagi yang dipenggal kepalanya, diumpankan kepada singa, atau mengalami berbagai perlakuan sadis lainnya.

Selama masa aniaya itu, Paulus kembali ditahan oleh penguasa Romawi, dibawa ke Roma untuk dianiaya dan disiksa (2 Timotius 4:17), dan akhirnya dieksekusi sebagai pengkhianat, karena ketaatannya yang mati-matian terhadap Kristus. Pada waktu masa penahanan pertamanya di Roma, Paulus dikenakan tahanan rumah (Kisah 28:16, 30). Ia masih boleh berkotbah dan mengajar kepada para penjenguknya (ayat 23). Meskipun berada dalam pengawalan ketat tentara Romawi, ia diperlakukan hormat. Pengaruh pelayanannya bahkan terasa sampai ke istana Kaisar (Filipi 4:22).

Pada masa penahanan kedua Paulus, kondisinya sangat jauh berbeda. Ia benar-benar diisolasi dari dunia luar dan dirantai dalam penjara bawah tanah (2 Timotius 1:16). Kemungkinan besar tempat penahanannya adalah penjara Mamertine, yang lokasinya berdekatan dengan forum Romawi, sempit, gelap, berdinding batu kasar, pintu masuknya hanya berupa lubang kecil seukuran pas badan di bagian langit-langitnya. Ruangannya yang hanya berukuran separuh garasi mobil ini kadang diisi sampai dengan 40 orang tahanan. Sesak, gelap, bau busuk melengkapi penderitaan yang tak terkira.

Ruangan penjara itu masih ada sampai masa kini, bahkan tetap mencekam, mengerikan, menimbulkan rasa klaustrofobia. Di tempat seperti inilah Paulus menghabiskan hari-hari terakhir dalam hidupnya.

Tidak ada catatan pasti tentang proses eksekusi Paulus, tapi yang pasti ia tahu akhir hayatnya telah tiba saat menulis surat 2 Timotius. Terbukti ia sudah diadili dan divonis karena berkotbah tentang Kristus, dan kemungkinan hari eksekusinya sudah dijadwalkan. Ia menulis kepada Timotius, "Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat." (2 Timotius 4:6)

Secara wajar harusnya ada kesan kesedihan mendalam dalam surat terakhir Paulus ini. Tapi nyatanya topik yang dominan adalah kemenangan, bukan kekalahan. Paulus menulis surat terakhir kepada Timotius untuk menyemangati sang gembala muda itu supaya berani dan yakin teguh dalam meneruskan teladan yang dipelajarinya dari sang rasul pembimbingnya. Jauh dari kesan menyerah karena kegagalan, Paulus menyuarakan sorak kemenangan:

"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatanganNya. " (2 Timotius 4:7-8)

Menjelang kematiannya, Paulus sama sekali tidak merasakan takut, patah semangat, ataupun hasrat untuk tetap hidup di dunia ini. Ia tidak sabar ingin bersama Kristus dan bersiap-siap untuk menerima upah di kehidupan yang akan datang. Karenanya, saat ia menelaah kembali perjalanan hidupnya, ia tidak menunjukan penyesalan, ketidakpuasan ataupun merasa ada yang kurang lengkap. Tidak ada tugas, sekecil apapun, yang terabaikan olehnya. Ia telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Tuhan, seperti disebut dalam Kisah 20:24, ia telah berharap dan berdoa bahwa ia "dapat mencapai garis akhir".

Paulus mengukur kesuksesannya sendiri sebagai pemimpin, sebagai rasul, dan sebagai seorang Kristen, -- yang berarti ia tetap setia kepada Kristus dan menjaga keutuhan kabar baik (Injil Kristus) sesuai dengan apa yang diterimanya. Ia memproklamirkan Firman Tuhan dengan penuh kesetiaan dan tanpa takut. Dan sekarang ia menyerahkan tongkat estafet kepada Timotius dan orang-orang "yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." (2 Timotius 2:2)

Karenanya, Paulus menghadapi kematiannya dengan semangat kemenangan dan sukacita mendalam. Ia telah mengalami kasih karunia Tuhan menyelesaikan semua yang telah dirancangkan-Nya di dalam dia dan melalui dia, dan dia sudah siap bertemu muka dengan Kristus.

Pekerjaan Iman

"pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya [anugrah-Nya] oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh [Allah] Roh Kudus"  (Titus 3:5)

Tuhan telah memasukkan beberapa ayat di dalam Alkitab yang kelihatannya mengajarkan bahwa ada pra-syarat tertentu yang harus ada atau kita lakukan sebelum kita dapat diselamatkan. Akan tetapi, itu adalah perangkap yang Tuhan buat untuk orang-orang yang ingin untuk "bekerja" untuk "menyelamatkan" diri mereka. Supaya kita benar-benar dapat mengerti sifat alami dari Keselamatan, kita harus dengan sangat berhati-hati membandingkan ayat suci yang satu dengan ayat suci yang lain. Seperti misalnya, dalam kitab 1 Tesalonika 1:3 kita membaca:

"Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita."

Di dalam ayat ini Tuhan menunjukkan bahwa "iman" (kepercayaan) adalah sebuah "pekerjaan". Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "iman" adalah kata kerja. Kata yang sama, sebagai kata sifat, diterjemahkan sebagai "percaya". Oleh karena itu, untuk memiliki "iman" atau "percaya" kepada Kristus adalah pekerjaan yang kita lakukan. Dan Alkitab dengan jelas menekankan bahwa tidak ada pekerjaan yang dapat kita lakukan sendiri untuk membuat kita diselamatkan.

Dalam kitab Galatia 2:16 kita membaca demikian:

"Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat."

Nah, ayat ini menjelaskan bahwa manusia tidak "dibenarkan" (yaitu diselamatkan) melalui pekerjaannya sendiri, seperti menerima Yesus, percaya kepada Tuhan Yesus, melakukan upacara baptis air, menerima komuni secara tetap, memakai jilbab, memelihara janggut, ziarah ke Yerusalem, memotong kurban, memelihara hari raya, dll.

Orang-orang yang tidak diselamatkan pada tahap tertentu dapat "percaya" kepada Kristus, tetapi "iman" tersebut tidak dapat menyelamatkannya. Jika Tuhan benar-benar menyelamatkan seseorang, maka ia akan benar-benar percaya di dalam Kristus dengan sepenuh hati. Akan tetapi iman yang demikian bukanlah "dasar" atau "penyebab" dari keselamatan, itu adalah "hasil" dari keselamatan.

"Iman" adalah "pekerjaan", tetapi Kristus telah menyelesaikan segala pekerjaan yang dibutuhkan untuk keselamatan sejak sebelum dunia dijadikan. Jadi tidak ada sesuatu apapun yang dapat kita perbuat untuk menyumbang kepada keselamatan kita, -- seluruh pujian, kemegahan, kemuliaan dan kehormatan atas keselamatan hanya dapat diberikan kepada Tuhan.

Tetapi bagaimanapun juga Tuhan memerintahkan kita untuk berdoa memohon belas kasihan-Nya. Ingatlah kita hanya dapat "dibenarkan" oleh iman milik Kristus, bukan oleh "iman" kita sendiri atau oleh suatu "pekerjaan" yang kita lakukan sendiri. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa "tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum."

Tuhan mendemonstrasikan prinsip bahwa manusia tidak dapat melakukan pekerjaan untuk keselamatannya dengan memberikan Sabat hari ke-tujuh kepada bangsa Israel Perjanjian Lama. Dalam kitab Keluaran 31:13 kita membaca:

"Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu."

Tuhan menggunakan Sabat hari ke-tujuh sebagai "tanda" (peringatan atau perumpamaan atau gambaran) yang menunjukkan bahwa Dia-lah yang harus "menguduskan" (yaitu menyelamatkan) umat Israel. Hal itu menunjuk kepada sifat dasar dari Keselamatan. Tuhan melarang manusia untuk bekerja pada hari itu untuk mengillustrasikan bahwa Dia telah menyelesaikan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk Keselamatan. Dan segala pelanggaran dari hukum upacara ini hukumannya adalah maut.

Dalam kitab Keluaran 31:14 kita membaca demikian:

"Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya."

Dengan cara yang sama, jika seseorang percaya di dalam suatu pekerjaan yang dilakukannya sendiri untuk menjadi diselamatkan, maka dia masih berada di bawah murka Tuhan. Tuhan menyatakan betapa seriusnya pelanggaran dari hukum upacara ini di dalam kitab Bilangan 15:32-36. Kisah tersebut menunjukkan bahwa seorang laki-laki ditemukan sedang mengumpulkan beberapa kayu api pada Sabat hari ke-tujuh. Dan Tuhan memberikan perintah bahwa ia harus dihukum mati. Pertama-tama kelihatannya sangat janggal bahwa dia harus dihukum mati hanya karena mengumpulkan beberapa kayu api, dimana dia melanggar peraturan dari hari ke-tujuh Sabat. Tetapi kemudian kita mengerti mengapa hukuman yang berat ini harus diterapkan karena mengingat bahwa Tuhan memberikan hari ke-tujuh Sabat untuk menggambarkan sifat dasar dari Keselamatan.

Tuhan menggunakan hal itu sebagai suatu demonstrasi bahwa manusia tidak dapat memberikan sumbangan sekecil apapun untuk menjadikan dirinya diselamatkan. Jika kita percaya di dalam suatu pekerjaan apa saja yang kita lakukan sendiri supaya kita dapat menjadi diselamatkan, maka kita masih belum diselamatkan dan masih berada dibawah murka Tuhan yang mengerikan.

Sayangnya orang-orang yang masih berada di dalam jemaat-jemaat sedang mengikuti suatu rencana "Injil lakukan sendiri" yang diajarkan oleh institusi gereja-gereja. Mereka telah tertipu untuk mempercayai bahwa ada suatu "pekerjaan" yang harus mereka lakukan untuk "menyelamatkan" diri mereka sendiri. Mungkin mereka diberitahukan supaya mereka "menerima" Kristus, dibaptis di dalam air, percaya di dalam Tuhan Yesus, atau menjadi anggota tetap di dalam suatu jemaat, dll. Dan mereka diyakinkan bahwa jika mereka mengikuti peraturan-peraturan ini, maka mereka akan "diselamatkan".

Akan tetapi mereka telah tertipu. Keselamatan yang sejati adalah seratus persen kasih karunia (anugrah) dari Tuhan. Dan sama seperti laki-laki yang mengumpulan beberapa kayu api pada hari ke-tujuh Sabat, mereka akan jatuh ke dalam hukuman yang mengerikan. Mereka akan ditinggal dibelakang pada saat Pengangkatan (rapture), dan masuk ke dalam murka Tuhan pada Hari Penghakiman.

Salah pengertian tentang sifat dasar dari Keselamatan ini adalah salah satu dari kesalahan besar yang dilakukan oleh institusi gereja-gereja. Adalah sangat mengejutkan untuk menyadari bagaimana memalukannnya denominasi-denominasi telah salah menafsirkan Alkitab mengenai topik yang sangat penting ini.

Pada hari sekarang ini tidak ada denominasi yang mengerti dengan benar subjek yang sangat kritis ini. Tuhan telah "memeterai" beberapa informasi tentang Keselamatan sehingga hal itu tersembunyi sampai kita berada sangat dekat dengan akhir zaman (Daniel 12:9). Dan sekarang Dia telah membuka mata rohani kita kepada pengertian yang menyeluruh dari topik yang sangat penting ini.

Walaupun bebearapa hal yang kita pelajari baru-baru ini sangat menekan, tetapi masih ada berita yang menggembirakan, yaitu hari ini masih merupakan Hari Keselamatan. Tuhan masih menyelamatkan suatu "kumpulan besar orang banyak". Mungkin anda telah mengikuti suatu rencana keselamatan dari "Injil lakukan sendiri" dan telah diyakinkan bahwa anda telah diselamatkan, tetapi sekarang masih ada waktu bagi Tuhan untuk benar-benar menyelamatkan anda. Jika anda dengan berhati-hati memeriksa ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan Keselamatan, anda akan mengerti bahwa sama sekali tidak ada suatu pekerjaan apapun yang dapat anda lakukan sendiri untuk menjadi diselamatkan. Akan tetapi itu tidak berarti bahwa anda tidak dapat menjadi diselamatkan lagi.

Mungkin anda adalah salah seorang pilihan Tuhan. Anda dapat mulai untuk memohon dan menangis kepada Tuhan untuk meminta belas kasihan-Nya. Mengakui bahwa anda berdosa dan anda telah mengikuti suatu injil yang salah, dan anda harus berdoa supaya jikalau mungkin Tuhan akan memberikan anugrah-Nya kepada anda untuk menyelamatkan anda. Setiap orang masih memiliki kemungkinan yang besar bahwa Tuhan akan menyelamatkannya. Setiap orang mungkin saja adalah seorang pilihan Tuhan. Berdoalah kepada Tuhan memohon belas kasihan. Teruslah berdoa untuk belas kasihan-Nya dan kita harus "menunggu" Tuhan untuk Keselamatan (Mazmur 130:5). Jangan menaruh percaya anda di dalam suatu pekerjaan apapun yang anda lakukan sendiri. Sadarilah bahwa anda hanyalah para pembuat dosa yang pantas untuk menerima murka Tuhan. Dalam kitab Zefanya 2:3 kita membaca:

"Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri [yaitu di bumi], yang melakukan Hukum-Nya; carilah Keadilan, carilah Kerendahan Hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN."

Ayat ini ditujukan kepada "orang-orang yang rendah hati di bumi", orang-orang yang dengan berhati-hati "melakukan hukum-hukum Tuhan". Ini menunjukkan bahwa mereka telah mencoba dengan sekuat tenaga untuk mematuhi Alkitab, yaitu kitab hukum Tuhan. Mereka telah mencari "Kebenaran" dan "Kerendahan Hati". Akan tetapi ada banyak kebanggaan (kemegahan) di dalam hati manusia, dan dalam kitab Mazmur 51:17 Tuhan berkata demikian:

"Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."

Berikanlah segala pujian, kemuliaan dan kemegahan atas Keselamatan hanya Tuhan, dan jangan memegahkan diri kita sendiri. Tuhan menyediakan contoh dari pertobatan di dalam perumpamaan tentang Pemungut Pajak dan Seorang Farisi di dalam kitab Lukas 18:10-14. Pemungut pajak pada waktu itu sangat dibenci oleh bangsa Yahudi. Akan tetapi, pemungut pajak di dalam kisah ini sangat merendahkan dirinya di hadapan Tuhan seperti yang kita baca di dalam Lukas 18:13 demikian:

"Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini."

Kisah ini menunjukkan bagaimana caranya kita datang ke hadapan Tuhan Yang Maha Kudus. Sama seperti pemungut pajak ini, kita harus menyadari bahwa sesungguhnya kita hanya pantas untuk menerima murka Tuhan, tetapi kita dapat berdoa supaya jikalau mungkin Dia berkenan memberikan belas kasihan-Nya kepada kita. Dan ketika kota Niniwe hampir dihancurkan mereka bertobat dengan sangat merendahkan diri di hadapan Tuhan. Mereka mengenakan kain kabung dan duduk di atas abu. Dalam kitab Yunus 3:8-9 kita membaca demikian:

"Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."

Jan 12, 2010

Nyanyian Daud

Daud mengatakan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Ia berkata: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan Penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku, tempat pelarianku, JURUSELAMATKU; Engkau menyelamatkan aku dari kekerasan. TERPUJILAH Tuhan, seruku; maka akupun selamat dari pada musuhku.  Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam [=injil-injil palsu - the floods of ungodly men] telah menimpa aku, tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku. Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya.

Lalu bergoyang dan bergoncanglah bumi, dasar-dasar langit gemetar dan bergoyang, oleh karena bernyala-nyala murka-Nya. Asap membubung dari hidung-Nya, Api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya. Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya. Ia mengendarai kerub, lalu terbang, dan tampak di atas sayap angin. Dan Ia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi pondok-Nya: air hujan yang gelap, awan yang tebal. Karena sinar kilat di hadapan-Nya bara api menjadi menyala. TUHAN mengguntur dari langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suara-Nya [=Firman-Nya]. Dilepaskan-Nya panah-panah, sehingga diserakkan-Nya mereka, yakni kilat-kilat, sehingga dikacaukan-Nya mereka. Lalu kelihatanlah dasar-dasar laut, alas-alas dunia tersingkap karena hardikan TUHAN karena hembusan nafas dari hidung-Nya. Ia menjangkau dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari banjir.

Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah, dari pada orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu kuat bagiku. Mereka menghadang aku pada hari sialku, tetapi TUHAN adalah sandaran bagiku; Ia membawa aku keluar ke tempat lapang [Yohanes 10:9], Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku; Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak menjauhkan diri dari Allahku sebagai orang fasik. Sebab segala Hukum-Nya kuperhatikan, dan dari Ketetapan-Nya aku tidak menyimpang; aku berlaku tidak bercela kepada-Nya dan menjaga diri terhadap kesalahan. Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucianku di depan mata-Nya.

Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit. Bangsa yang tertindas Engkau selamatkan, tetapi mata-Mu melawan orang-orang yang tinggi hati, supaya mereka Kaurendahkan. Karena Engkaulah Pelitaku, ya TUHAN, dan TUHAN menyinari kegelapanku. Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok.

Adapun Allah, Jalan-Nya sempurna; Sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi Perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya. Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu selain dari Allah kita? Allah, Dialah yang menjadi tempat pengungsianku yang kuat dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit; yang mengajar tanganku berperang, sehingga lenganku dapat melengkungkan busur tembaga. Juga Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, dan kebaikan-Mu telah membuat aku besar. Kauberikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata kakiku tidak goyah.

Aku mengejar musuhku sampai mereka kupunahkan, dan tidak berbalik sebelum mereka kuhabiskan; aku menghabiskan dan meremukkan mereka, sehingga mereka tidak bangkit lagi, dan mereka rebah di bawah kakiku. Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk berperang, Engkau tundukkan ke bawah kuasaku orang yang bangkit melawan aku. Kaubuat musuhku lari dari padaku, orang-orang yang membenci aku, mereka kubinasakan. Mereka berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang menyelamatkan, mereka berteriak kepada TUHAN, tetapi Ia tidak menjawab mereka. Aku menggiling mereka halus-halus seperti debu tanah, aku menumbuk mereka dan menginjak-injak mereka seperti lumpur di jalan. Dan Engkau meluputkan aku dari perbantahan bangsaku; Engkau memelihara aku sebagai kepala atas bangsa-bangsa; bangsa yang tidak kukenal menjadi hambaku; orang-orang asing tunduk menjilat kepadaku, baru saja telinga mereka mendengar, mereka taat kepadaku.  Orang-orang asing pucat layu dan keluar dari kota kubunya dengan gemetar.

TUHAN hidup! Terpujilah gunung batuku, dan ditinggikanlah kiranya Allah gunung batu keselamatanku, Allah, yang telah mengadakan pembalasan bagiku, yang telah membawa bangsa-bangsa ke bawah kuasaku, dan yang telah membebaskan aku dari pada musuhku. Dan Engkau telah meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku; Engkau telah melepaskan aku dari para penindas. Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu, ya TUHAN, di antara bangsa-bangsa, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi nama-Mu. Ia mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, kepada Daud dan anak cucunya untuk selamanya."  (2 Samuel 22:1-51)

NB: Di dalam Alkitab Daud seringkali digunakan sebagai gambaran yang agung dari Tuhan Yesus Kristus.

Jan 11, 2010

Kebenaran

"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46)

Adalah sangat mengagumkan bahwa Tuhan menyatakan kebenaran dari Firman-Nya kepada orang-orang yang menjadi anak-anak-Nya melalui kelahiran kembali dari surga. Kitab Lukas 10:21 menyatakan kepada kita demikian:

"Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil [yaitu bayi-bayi]. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."

Dan dalam cara yang sama, kitab Yesaya 54:13 menjelaskan demikian:

"Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka"

Akan tetapi, Tuhan juga menunjukkan bahwa bahwa kebenaran yang dinyatakan-Nya harus dipatuhi. Satu lagi contoh yang cukup jelas dari kepentingan untuk mematuhi Tuhan dengan segenap hati ditemukan dalam kitab 1 Samuel 15:19-23 dimana Saul, raja yang pertama dari Israel (yang sesungguhnya bukan merupakan orang yang diselamatkan), ditegur oleh Tuhan melalui nabi Samuel karena dosa dari pemberontakannya, disitu kita baca demikian:

"Mengapa engkau tidak mendengarkan [yaitu tidak mematuhi] suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal." Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Orang percaya yang sejati akan memiliki motivasi yang jujur, kuat dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan dan menyadari karya Tuhan di dalam dirinya "baik untuk kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan Tuhan" seperti yang diajarkan dalam kitab Filipi 2:13. Dan dalam kitab 2 Timotius 2:15 kita membaca nasihat yang berikut ini:

"Usahakanlah [yaitu rajinlah] supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu."

Kita mengetahui bahwa kita harus "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" atau membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain yang berbicara tentang hal yang sama di dalam seluruh Alkitab, mengikuti contoh yang ditunjukkan oleh jemaat di kota Berea seperti yang kita baca dalam kitab Kisah Para Rasul 17:10-11 demikian:

"Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima Firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian."

Dengan kata lain, Tuhan memberikan kepada umat Kristen pedang bermata dua, atau "pedang Roh", yang menunjuk kepada Alkitab. Ini adalah pedang yang paling tajam di seluruh alam semesta ini karena satu sisinya memiliki kekuatan untuk menyebabkan "penghakiman yang kekal", dan sisi yang lainnya memiliki kekuatan untuk membangkitkan jiwa-jiwa yang tadinya mati secara rohani kepada "kehidupan yang kekal".

Demikianlah kita harus menggunakan "pedang" ini dengan sangat berhati-hati dan penuh hormat ketika mencoba untuk memotong atau "menafsirkan Alkitab dengan benar" dengan cara "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" seperti yang kita baca dalam kitab 1 Korintus 2:13. Biarlah saya tambahkan disini, janganlah anda menjadi terlalu cemas bila ada sesuatu yang tidak anda mengerti. Karena hal yang sama juga terjadi pada semua umat Kristen dalam satu hal atau lainnya. Teruskanlah membaca dan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh karena kemungkinannya anda akan membaca ayat yang lain yang akan menolong anda untuk menerangkan ayat-ayat yang sebelumnya tidak anda mengerti.

Pada kenyataannya ada beberapa kebenaran yang sulit untuk dimengerti oleh pikiran kita yang terbatas. Siapakah yang dapat mengerti seluruhnya tentang Allah Tritunggal yang tidak terbatas? Bagaimana tentang kekekalan Allah? Kita percaya bahwa hal-hal ini adalah kebenaran, dan percaya bahwa Alkitab adalah -- Firman Allah Yang Hidup. Dan kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang sangat kecil yang tidak berarti apa-apa sedangkan Allah adalah Maha Besar dan merupakan segala-galanya!

Nabi Ayub menyatakan dalam kitab Ayub 37:5 demikian:

"Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita"

Dan kitab Roma 11:33 membuat pernyataan yang sama, disitu kita baca demikian:

"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!"

Jan 7, 2010

Damai Sejahtera

"kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu." (Lukas 19:42)

Alasan mengapa Tuhan Yesus disebut sebagai "Raja Damai" adalah karena Ia datang untuk memberikan "damai sejahtera yang kekal" kepada umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, yang berdasarkan sifat alaminya sudah mati di dalam dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggarannya. Hal ini dapat terlihat dalam ayat-ayat seperti Mazmur 38:3, dimana kata Ibrani yang sama untuk ungkapan "damai" diterjemahkan sebagai "istirahat". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Tidak ada yang sehat pada dagingku oleh karena amarah-Mu, tidak ada yang selamat [yaitu tidak ada istirahat] pada tulang-tulangku oleh karena dosaku"

Sesungguhnya ada perang rohani yang sangat besar yang terjadi antara orang-orang yang belum diselamatkan dengan Tuhan, seperti yang dijelaskan dalam kitab Roma 8:7 demikian:

"Sebab keinginan daging [yaitu orang-orang yang belum diselamatkan] adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya."

Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai ungkapan "damai" adalah shalowm, dan raja Salomo (yaitu orang yang membangun Bait Allah) yang merupakan gambaran yang agung dari Tuhan Yesus, namanya dalam bahasa Ibrani adalah "shelomoh" yang merupakan akar dari kata "shalowm".

Kitab 1 Tawarikh 22:9 juga menegaskan demikian:

"Sesungguhnya, seorang anak laki-laki akan lahir bagimu; ia akan menjadi seorang yang dikaruniai keamanan. Aku akan mengaruniakan keamanan kepadanya dari segala musuhnya di sekeliling. Ia akan bernama Salomo; sejahtera [yaitu kedamaian] dan sentosa akan Kuberikan atas Israel pada zamannya."

Dan lebih lanjut kitab Efesus 2:11-17 menekankan kepada kita kedamaian macam apakah yang akan diberikan oleh Kristus, disitu kita membaca demikian:

"Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat"

Dan kitab Roma 5:1 menekankan bahwa seseorang diselamatkan (atau dibenarkan) oleh iman "milik" Kristus, yang memberikan "perdamaian dengan Allah". Dalam ayat itu kita membaca demikian:

"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman [yaitu Kristus], kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."

Kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Sang Juruselamat juga ditunjukkan dalam Perjanjian Lama di kitab Yesaya 9:7, yang kita baca demikian:

"Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini."

Kita juga menemukan pernyataan-pernyataan lainnya yang menjelaskan sifat dari kedamaian (atau penebusan) yang diberikan oleh Tuhan dalam ayat-ayat berikut ini:

Bilangan 6:26: "TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera."

Mazmur 29:11: "TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera! [yaitu damai sejahtera]"

Yesaya 26:3: "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."

Yesaya 32:18: "Bangsaku akan diam di tempat yang damai, di tempat tinggal yang tenteram di tempat peristirahatan yang aman."

Dan kitab Yesaya 53:5 menggambarkan penderitaan besar yang harus ditanggung oleh Kristus untuk setiap dari umat pilihan-Nya, disitu kita membaca demikian:

"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan [yaitu damai sejahtera] bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."

Akan tetapi sangat menyedihkan sekali bahwa pada saat sekarang ini kita telah berada dalam "Masa Siksaan Yang Dahsyat" atau "Masa Kesusahan Yang Besar", yang merupakan saat terjadinya penipuan rohani secara besar-besaran di dalam institusi gereja-gereja dan jemaat-jemaat di seluruh dunia. Dalam kitab Matius 24:21 dan 24 kita membaca demikian:

"Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi .......... Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga."

Alasan mengapa situasi yang mengerikan ini terjadi adalah karena Tuhan telah selesai menggunakan gereja-gereja secara organisasi untuk memberitakan Injil Anugrah kepada dunia, sama halnya seperti ketika Tuhan selesai menggunakan Bait Suci di Yerusalem dan rumah-rumah ibadat orang Yahudi setelah peristiwa kayu salib. Pada kenyataannya, Tuhan telah memerintahkan orang-orang percaya yang sejati untuk keluar (meninggalkan) dari institusi gereja-gereja setempat dalam kepatuhan mereka terhadap Kitab Suci seperti yang kita baca dalam Wahyu 18:4 dan 8 yang berkata demikian:

"Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat."

Dan kitab Markus 13:9 dan 14 yang bernubuat tentang akhir zaman menyatakan demikian:

"Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka. Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa. Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya para pembaca hendaklah memperhatikannya maka orang-orang yang di Yudea [yaitu orang-orang percaya sejati] haruslah melarikan diri ke pegunungan [yaitu kembali kepada Firman Tuhan, Alkitab]."

Pada hari sekarang ini rasa keamanan atau "kedamaian" yang salah telah diajarkan oleh banyak orang dalam berbagai media pengajaran agama di seluruh dunia. Akan tetapi perhatikanlah peringatan keras yang ada di dalam ayat-ayat berikut ini:

Kitab 1 Tesalonika 5:2-3 menyatakan demikian: "karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam. Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin mereka pasti tidak akan luput." [yaitu seorang yang hamil pasti tidak akan luput dari rasa sakit]

Kitab Yeremia 23:17 menasihatkan demikian: "mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista Firman TUHAN: Kamu akan selamat! [yaitu mendapatkan kedamaian] dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!"

Dan kitab Yehezkiel 13:16 bersaksi demikian: "yaitu nabi-nabi Israel yang bernubuat tentang Yerusalem dan melihat baginya suatu penglihatan mengenai damai sejahtera, padahal sama sekali tidak ada damai sejahtera, demikianlah Firman Tuhan ALLAH."