"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Lukas 6:46)
Adalah sangat mengagumkan bahwa Tuhan menyatakan kebenaran dari Firman-Nya kepada orang-orang yang menjadi anak-anak-Nya melalui kelahiran kembali dari surga. Kitab Lukas 10:21 menyatakan kepada kita demikian:
"Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil [yaitu bayi-bayi]. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."
Dan dalam cara yang sama, kitab Yesaya 54:13 menjelaskan demikian:
"Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka"
Akan tetapi, Tuhan juga menunjukkan bahwa bahwa kebenaran yang dinyatakan-Nya harus dipatuhi. Satu lagi contoh yang cukup jelas dari kepentingan untuk mematuhi Tuhan dengan segenap hati ditemukan dalam kitab 1 Samuel 15:19-23 dimana Saul, raja yang pertama dari Israel (yang sesungguhnya bukan merupakan orang yang diselamatkan), ditegur oleh Tuhan melalui nabi Samuel karena dosa dari pemberontakannya, disitu kita baca demikian:
"Mengapa engkau tidak mendengarkan [yaitu tidak mematuhi] suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal." Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Orang percaya yang sejati akan memiliki motivasi yang jujur, kuat dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan dan menyadari karya Tuhan di dalam dirinya "baik untuk kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan Tuhan" seperti yang diajarkan dalam kitab Filipi 2:13. Dan dalam kitab 2 Timotius 2:15 kita membaca nasihat yang berikut ini:
"Usahakanlah [yaitu rajinlah] supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu."
Kita mengetahui bahwa kita harus "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" atau membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain yang berbicara tentang hal yang sama di dalam seluruh Alkitab, mengikuti contoh yang ditunjukkan oleh jemaat di kota Berea seperti yang kita baca dalam kitab Kisah Para Rasul 17:10-11 demikian:
"Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima Firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian."
Dengan kata lain, Tuhan memberikan kepada umat Kristen pedang bermata dua, atau "pedang Roh", yang menunjuk kepada Alkitab. Ini adalah pedang yang paling tajam di seluruh alam semesta ini karena satu sisinya memiliki kekuatan untuk menyebabkan "penghakiman yang kekal", dan sisi yang lainnya memiliki kekuatan untuk membangkitkan jiwa-jiwa yang tadinya mati secara rohani kepada "kehidupan yang kekal".
Demikianlah kita harus menggunakan "pedang" ini dengan sangat berhati-hati dan penuh hormat ketika mencoba untuk memotong atau "menafsirkan Alkitab dengan benar" dengan cara "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" seperti yang kita baca dalam kitab 1 Korintus 2:13. Biarlah saya tambahkan disini, janganlah anda menjadi terlalu cemas bila ada sesuatu yang tidak anda mengerti. Karena hal yang sama juga terjadi pada semua umat Kristen dalam satu hal atau lainnya. Teruskanlah membaca dan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh karena kemungkinannya anda akan membaca ayat yang lain yang akan menolong anda untuk menerangkan ayat-ayat yang sebelumnya tidak anda mengerti.
Pada kenyataannya ada beberapa kebenaran yang sulit untuk dimengerti oleh pikiran kita yang terbatas. Siapakah yang dapat mengerti seluruhnya tentang Allah Tritunggal yang tidak terbatas? Bagaimana tentang kekekalan Allah? Kita percaya bahwa hal-hal ini adalah kebenaran, dan percaya bahwa Alkitab adalah -- Firman Allah Yang Hidup. Dan kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang sangat kecil yang tidak berarti apa-apa sedangkan Allah adalah Maha Besar dan merupakan segala-galanya!
Nabi Ayub menyatakan dalam kitab Ayub 37:5 demikian:
"Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita"
Dan kitab Roma 11:33 membuat pernyataan yang sama, disitu kita baca demikian:
"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!"
Adalah sangat mengagumkan bahwa Tuhan menyatakan kebenaran dari Firman-Nya kepada orang-orang yang menjadi anak-anak-Nya melalui kelahiran kembali dari surga. Kitab Lukas 10:21 menyatakan kepada kita demikian:
"Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil [yaitu bayi-bayi]. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu."
Dan dalam cara yang sama, kitab Yesaya 54:13 menjelaskan demikian:
"Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah kesejahteraan mereka"
Akan tetapi, Tuhan juga menunjukkan bahwa bahwa kebenaran yang dinyatakan-Nya harus dipatuhi. Satu lagi contoh yang cukup jelas dari kepentingan untuk mematuhi Tuhan dengan segenap hati ditemukan dalam kitab 1 Samuel 15:19-23 dimana Saul, raja yang pertama dari Israel (yang sesungguhnya bukan merupakan orang yang diselamatkan), ditegur oleh Tuhan melalui nabi Samuel karena dosa dari pemberontakannya, disitu kita baca demikian:
"Mengapa engkau tidak mendengarkan [yaitu tidak mematuhi] suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal." Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
Orang percaya yang sejati akan memiliki motivasi yang jujur, kuat dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan dan menyadari karya Tuhan di dalam dirinya "baik untuk kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan Tuhan" seperti yang diajarkan dalam kitab Filipi 2:13. Dan dalam kitab 2 Timotius 2:15 kita membaca nasihat yang berikut ini:
"Usahakanlah [yaitu rajinlah] supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu."
Kita mengetahui bahwa kita harus "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" atau membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain yang berbicara tentang hal yang sama di dalam seluruh Alkitab, mengikuti contoh yang ditunjukkan oleh jemaat di kota Berea seperti yang kita baca dalam kitab Kisah Para Rasul 17:10-11 demikian:
"Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi. Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima Firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian."
Dengan kata lain, Tuhan memberikan kepada umat Kristen pedang bermata dua, atau "pedang Roh", yang menunjuk kepada Alkitab. Ini adalah pedang yang paling tajam di seluruh alam semesta ini karena satu sisinya memiliki kekuatan untuk menyebabkan "penghakiman yang kekal", dan sisi yang lainnya memiliki kekuatan untuk membangkitkan jiwa-jiwa yang tadinya mati secara rohani kepada "kehidupan yang kekal".
Demikianlah kita harus menggunakan "pedang" ini dengan sangat berhati-hati dan penuh hormat ketika mencoba untuk memotong atau "menafsirkan Alkitab dengan benar" dengan cara "membandingkan hal yang rohani dengan yang rohani" seperti yang kita baca dalam kitab 1 Korintus 2:13. Biarlah saya tambahkan disini, janganlah anda menjadi terlalu cemas bila ada sesuatu yang tidak anda mengerti. Karena hal yang sama juga terjadi pada semua umat Kristen dalam satu hal atau lainnya. Teruskanlah membaca dan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh karena kemungkinannya anda akan membaca ayat yang lain yang akan menolong anda untuk menerangkan ayat-ayat yang sebelumnya tidak anda mengerti.
Pada kenyataannya ada beberapa kebenaran yang sulit untuk dimengerti oleh pikiran kita yang terbatas. Siapakah yang dapat mengerti seluruhnya tentang Allah Tritunggal yang tidak terbatas? Bagaimana tentang kekekalan Allah? Kita percaya bahwa hal-hal ini adalah kebenaran, dan percaya bahwa Alkitab adalah -- Firman Allah Yang Hidup. Dan kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang sangat kecil yang tidak berarti apa-apa sedangkan Allah adalah Maha Besar dan merupakan segala-galanya!
Nabi Ayub menyatakan dalam kitab Ayub 37:5 demikian:
"Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita"
Dan kitab Roma 11:33 membuat pernyataan yang sama, disitu kita baca demikian:
"O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!"
No comments:
Post a Comment