"Lalu Musa memanggil semua tua-tua Israel serta berkata kepada mereka: "Pergilah, ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah. Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi. Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi. Kamu harus memegang ini sebagai ketetapan sampai selama-lamanya bagimu dan bagi anak-anakmu." (Keluaran 12:21-24)
Dalam rangka meyakinkan orang Mesir bahwa umat Israel akan pergi, maka Tuhan akan membunuh anak sulung dari semua orang Mesir. Pada waktu itu bangsa Israel ada di tanah Mesir sebagai budak Firaun. Dan orang Mesir akan mengetahui bahwa tragedi yang mengerikan ini terjadi atas mereka karena mereka melawan Allah Israel, dan pada hari berikutnya mereka akan mengusir umat Israel keluar dari Mesir.
Dalam mempersiapkan peristiwa ini, Allah melembagakan hari perjamuan Perjanjian Lama yang dinamakan Paskah. Pada sore hari sebelum orang Israel meninggalkan Mesir, mereka diperintahkan untuk bersiap-siap bepergian. Mereka diperintahkan untuk membunuh dan memanggang domba atau kambing, memakan habis semuanya malam itu, dan membubuhkan darahnya di tiang-tiang pintu dan ambang-ambang pintu rumah mereka. Sehingga ketika malaikat kematian melewati tanah Mesir dan membunuh semua anak-anak sulung mereka, malaikat itu akan melihat darah di tiang-tiang pintu orang Ibrani, dan melewati rumahnya dan tidak membunuh anak sulungnya.
Ini adalah gambaran dari keselamatan. Domba yang dimakan umat Israel melambangkan Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus memberikan nyawa-Nya, yakni Ia mencurahkan darah-Nya, yang merupakan gaya bahasa yang menunjukkan bahwa Ia menanggung kematian kedua, kutukan kekal, bagi orang-orang yang percaya. Ini berarti bahwa apabila kita percaya dalam Kristus demi keselamatan kita, maka Allah tidak akan membawa penghakiman ke atas kita. Allah melihat darah Kristus, dan Ia melihat bahwa Kristus sudah membayar upah dosa-dosa kita.
Disisi yang lain, tidak ada darah di tiang-tiang pintu rumah orang Mesir, dan jadi malaikat kematian membunuh semua anak-anak sulung mereka. Ini adalah gambaran dari murka Allah yang berada di atas orang-orang yang tidak diselamatkan karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka. Akan tetapi kita tidak lagi merayakan hari raya Paskah Perjanjian Lama. Paskah ini adalah bagian dari hukum upacara. Itu adalah sebuah tanda atau "bayangan" yang menunjuk pada kedatangan Tuhan Yesus Kristus.
Ketika Yohanes Pembaptis memperkenalkan Yesus, dalam kitab Yohanes 1:29 kita membaca demikian:
"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia."
Dengan kata lain Yohanes sedang menyatakan, "Inilah Anak Domba Paskah yang disediakan oleh Allah", yang akan memberikan nyawa-Nya untuk menyelamatkan semua orang yang Allah sudah rencanakan untuk Ia selamatkan. Sekarang Kristus sudah memberikan nyawa-Nya, Ia sudah mencurahkan darah-Nya untuk melindungi kita, jadi kita tidak lagi merayakan Paskah Perjanjian Lama. Ketika kita membaca tentang Paskah itu kita mencoba untuk mengerti arti rohaninya, tetapi kita tidak merayakannya lagi dengan memotong seekor Domba atau Kambing.
No comments:
Post a Comment