Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Oct 21, 2016

Peradaban Mesopotamia

Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani dari kata “Mesos (Tengah)” dan Patmos (Sungai), yang artinya “daerah diantara sungai-sungai”. Sungai yang dimaksud adalah sungai Trigis dan sungai Eufrat.

Kawasaan di lembah sungai Eufrat dan Tigris di bagi secara alami menjadi dua kawasaan yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia bawah (Babilonia). Pada zaman dahulu Mesopotamia atas memiliki dua pusat peradaban utama, satu berada diwilayah Eufrat atas dan pusat yang lama terletak dimuara Zab (sungai Tigris atas). Mesopotamia bawah yang merupakan situs bangsa Sumeria dan Akkadia, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan selatan. Bagian utara terpusat disekitar Babillon, sedang bagian selatan terpusat di kota-kota Sumeria seperti Lama, Esidu, dan Ur. Bangsa ini hidup pada 4000 SM dan dapat bertahan dengan melakukan irigasi.
Dilihat dari kondisi Geografi disebelah Utara Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit, gunung-gunung batu, dan area pertanian. Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia dihiasi dengan rawa yang luas dan tanah tandus
Tahun 3500 SM – 600 SM di wilayah Irak khusunya lembah sungai Trigis berdiri beberapa kerajaan besar yang membangun peradaban dunia paling awal, seperti Sumeria, Akkad, Assyiria dan Babilonia.

Tahun 539 SM wilayah ini (Mesopotamia) dikuasai kerajaan Persia setelah mengalahkan Babilonia Baru.

Tahun 331 SM Iskandar Agung (Iskandar Dzulkarnain/Alexander The Great) mengusir bangsa Persia yang kemudian pemerintahan Yunani berkuasa di wilayah ini (Orang Yunani menyebutnya Mesopotamia).

Tahun 115 SM wilayah itu menjadi bagian dari kekaisaran Roma selama 500 tahun. Kemudian sebagian daerahnya dikuasai Persia daerah lain tetap dikuasai roma hingga datangnya Islam.
Daerah Mesopotamia ini, sekarang lebih dikenal dengan Republik Irak. Dikawasaan Mesopotamia ini, terdapat berbagai macam bangsa (suku).

B. Bangsa-Bangsa Yang Pernah Berkuasa

1.      Bangsa  Sumeria
Bangsa Sumeria merupakan bangsa pribumi Mesopotamia mereka telah ada sejak 5000 SM, peradaban Sumeria berhasil kepada titik puncak pada tahun 2000 SM sekaligus abad kehancurannya, pada fase berikutnya Bangsa Sumeria bercampur baur dengan peradaban yang datang kemudian ke Mesopotamia semisal Akkadia, Babylonia (amori) dan Asyyiria.
Bangsa Sumeria terkenal akan kemampuannya dalam bidang agraris dan ternak hewan, selain itu mereka mampu menciptakan teknik penulisan “paku” sekitar tahun 3000 SM. Mereka menggunakan ± 350 tanda gambar, setiap gambar merupakan satu suku kata. Huruf-huruf itu dituliskan pada papan tanah liat yang digoresi/ditulisi menggunakan karang yang keras dan berujung tajam. Mereka pun ahli dalam masalah ukiran kayu.
Bangsa Sumeria mendirikan kota-kota, antara lain adalah kota Ur dan Sumer. Dimana pusat pemerintahan pada saat itu berada di kota Ur (kota tertua pada masa bangsa Sumeria). Raja yang memerintah adalah Ur Nanseh (2500SM) setelah itu Raja Gudea (2400SM). Selama kurang lebih 500 tahun bangsa sumeria mengalami beberapa tragedi perebutan kekuasaan, akhirnya bangsa itu lemah dalam hal persatuan. Dalam kelemahan itu, bangsa Akkadia dipimpin oleh Raja Sargon melakukan penyerangan dan berhasil menaklukan sumeria pada tahun kurang lebih 2000 SM.

2.      Bangsa Akkadia
Setelah berhasil merebut kekuasaan dari Sumeria, bangsa Akkadia menjadi penguasa di Mesopotamia. Bangsa Akkadia adalah bangsa semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab ke wilayah Irak Tengah (Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan Dinasti Sumeria berakhir dengan penyatuan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dalam satu kesatuan dibawah kekuasaan Raja Kish yang dikenal dengan masa Lugalzagezi. Seperempat abad setelah itu Munculah King Sargon (Shargoni-Shar-Ali), raja pertama dari Imperium Akkadia. Ia mendirikan sebuah kota yang bernama Akkadah sekaligus menjadikannya Ibu Kota dari Mesopotamia.
Pada masa pemerintahan bangsa Akkadia, sebagian kebudayaannya diambil dari kebudayaan bangsa Sumeria. Maka muncullah sebuah istilah Summer-Akkad berbahasa Semit. Namun secara teori peradaban Akkadia banyak dipengaruhi oleh peradaban Sumeria seperti perhitungan kalender tahunan berdasarkan bulan, hitungan bilangan, timbangan, jarak dan lainnya, bahkan bangsa Akkadia mampu membuat alat-alat dari bahan tembaga dan merakit kendaraan perang. Bangsa Akkadia tidak pernah mengenal tulisan, karena mereka terbiasa dengan tradisi oral (percakapan) akan tetapi lambat laun mereka mulai mengerti akan pentingnya sebuah aksara untuk menulis bahasa mereka yaitu Bahasa Arami.
Selama kurang lebih 400 tahun berkuasa di Mesopotamia, akhirnya kekuasaan Akkadia berhasil ditaklukkan oleh bangsa Amorit (dari syiria sekarang), yang bergerak masuk ke wilayah Mesopotamia melalui arah barat daya kemudian menyeberangi sungai Eufrat dan melakukan penyerangan.

3.      Bangsa   Babilonia
Ketika bangsa Amorit ( salah satu dari Rumpun suku bangsa Haimiah) menaklukkan bangsa Akkadia. Sejarawan mengatakan bahwa kerajaan babilonia didirikan oleh bangsa Amorit. Kata babilonia berasal dari kata “Babilu” yang artinya ( Gerbang Menuju Tuhan).
Sekitar tahun 1800 SM, kerajaan Babilonia diperintahkan oleh seseorang yang bernama Hammurabi. Serangan yang datang dari bangsa Hittite telah memperlemah keadaan (1600 SM). Serangan itu terjadi pada masa pemerintahan Samsu Iluna (putera Hammurabi) pada 1595 SM, raja Mursilis memimpin penyerangan terhadap kerajaan Babillonia lama dan menguasainya serta membuat keadaan dalam abad gelap selama 150 tahun.

4.      Bangsa  Assyria
Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Assyria. Bangsa Assyira adalah bangsa semit yang hijrah dari semenanjung Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah tempat yang dikenal dengan (benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut Mesopotamia. Pada Masa Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan kebudayaan Akkadia, barulah pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien. Mereka membangun kota yaitu kota Asshur dan kota Niniveh yang dijadikan ibu kota dari kekuasaan bangsa Asyria. Kekuasaan ini disebut dengan corak militer. Hal ini dikarenakan Bangsa ini telah menaklukkan daerah-daerah disekitar.
Shalmaneser I adalah orang pertama yang mendirikan Negara Assyria (1206-1280 SM) putranya, Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon. Imperium Assyiria mencapai puncaknya selama pemerintahan Sargon II. Bangsa Assyiria dikenal sebagai bangsa yang pandai membuat kendaran, tank, dan berbagai alat pendobrak, selain itu gaya arsitektur Assyiria memiliki ciri khas tersendiri dan sangat Indah.
Lambat laun kerajaan Assyria lemah dan kelemahannya itu diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang didaerah Mesopotamia selatan. Bangsa ini menyerang kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya kerajaan Assyria.

5.      Bangsa  Babilonia baru
Setelah Babilonia berhasil merebut kekuasaanya kembali dari Asyria dibawah pimpinan Raja Nebukhadnezer (Bukkhtanasar). Kini babilonia menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan lagi. Kerajaan ini disebut dengan Babilonia Baru karena Raja Nebukhadnezer membangun kembali babilonia sehingga menjadi pusat pemerintahan kembali dan di sebut dengan Babilonia Baru.
Namun kekuasaan politik babilonia ke dua ini tidak bertahan lama, sepeninggalan Raja Nebukhadnezer wilayah ini ditaklukkan oleh Sirus Agung dari Persia.

C. Babilonia

a. Sejarah Babilonia
Babilon dalam bahasa Akkadia disebut “Babilani” artinya “the Gate of God” (Gerbang Tuhan/Dewa), namun pada kenyataannya Babilon berasal dari bahasa Yunani bentuk dari istilah yahudi yaitu “Babel” yang sekaligus menjadi ibukota babilonia. Disebelah utara babilon berbatasan dengan Assyria, di sebelah Timur ada Elam, bagian Selatan berbatasan dengan Gurun Arab dan di bagian Tenggara berbatasan dengan Teluk Persia.
Penduduk asli babilonia berasal dari bangsa Amori yaitu rumpun ras semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab pada millennium ke-3 SM kemudian mereka menetap di wilayah yang dikenal dengan daerah Mari yang sebelumnya dikuasai oleh bangsa Sumeria dan Akkadia. Lambat laun bangsa Amori mulai menggerogoti imperium Akkadia dan berhasil mendirikan sebuah kota yang diberi nama Babylon, sekaligus ibu kota dari bangsa Amori, Sosok Samuabi sering disebut-sebut sebagi pendiri pertama Dinasti Amori pada tahun 1830 SM.

Ada tiga periode dalam masa perkembangan dan peradaban Babylon yaitu :
1.      The Old Babylonian Periode (2000-1595 BC)
2.      Midle Babylonian Periode (1595-1000 BC)
3.      Neo Babylonian Periode (1000-539 BC)

b. Perkembangannya
Kehidupan dan peradaban bangsa Amori yang menjadi Cikal bangsa Babylon sangatlah berbeda dengan pola peradaban bangsa Mesopotamia lainnya, bangsa Amori mampu menciptakan sebuah model civil-peradaban baru hingga mencapai puncaknya pada masa Raja Amori yang terkenal yaitu Hammurabi (1728-1686).

Pada masa pemerintahan Hamurabi, Babylon sangat dikenal oleh bangsa lain karena kekuatan ekspansi-militernya, Hamurabi berhasil menghalau orang-orang Elam (Iran) dan menguasai wilayah pegunungan diarah Utara dan Timur laut Mesopotamia. Tidak hanya itu Hamurabi terus berupaya memperkuat kekuasaannya dengan cara beraliansi dengan bangsa-bangsa kuat lainnya, dibidang pemerintahan ia pun membuat model Undang-undang yang mengatur tata kehidupan masyarakat dan kerajaan yang dikenal dengan istilah “Codex Hammurabi”. Disisi lain kuil-kuil tempat penyembahan pun dibangun oleh hamurabi, kesejahteraan para pendeta dan ahli agama juga turut menjadi perhatiannya.

Sepeninggal kekuasaan Hamurabi, Babylonia semakin melemah hingga pada akhirnya Bangsa Hitties yang berasal dari Asia kecil dan utara Syiria menyerang Babylon dan menaklukannya namun mereka kembali lagi ke Negara asalnya,  namun malangnya Babylon mendapat serangan kedua dari bangsa Khaskhi yang berasal dari pegunungan timur laut Mesopotamia sekitar tahun 1550 SM dan berhasil dikuasainya.

Setelah beradab-abad lamanya Babylon mengalami kekalahan dan dikuasai oleh bangsa Khaskhi, bangsa Assyiria dan Elam, akan tetapi ada saatnya dimana bangsa Babylon yang berasal dari suku Kaldan bangkit dan memberontak pemerintahan yang ada, saat itu bangsa Assyiria yang telah berkuasa. Gubernur Babylon Nabopolassar memanfaatkan kelengahan bangsa Assyiria paska kematian Raja mereka Ashurbanipal (Asshur-bel-nisheshu) sehingga berhasil merebut Babylon pada tahun 622 SM.

Pemerintahan Nabopolassar cukup mengesankan dimata Bangsa Babylonia karena berhasil memukul mundur dan menguasai Bangsa Assyiria dan Syiria berkat upaya aliansinya dengan bangsa Media, akan tetapi Masa Pemerintahan yang dianggap paling gemilang adalah periode kekuasaan Nebukadnezar putra dari Nabopolassar.
Sepeniggal Nebukadnezar Babylon dipegang oleh Amel Marduk anak dari Nebukadnezar, namun sayangnya  Marduk  terlalu lemah dalam memimpin sehingga Babylon jatuh ketangan Yahudi hingga akhirnya Babylon berhasil ditaklukan oleh Bangsa Persia.

D. Sosial-Budaya, Politik, Dan Kepercayaan Peradaban Mesopotamia

1.      Kepercayaan (Agama)
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Maka, kepercayaan yang dianut bangsa ini pun menjadi sebuah dasar dari kepercayaan-kepercayaan bangsa yang menguasai Mesopotamia lainnya. Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa.
Pertama kali bangsa Sumeria masuk ke wilayah Mesopotamia, mereka sudah memiliki system kepercayaan. Yang mana bangsa Sumeria sudah menyebah para Dewa (Politheisme). Hingga bangsa Babilonia semasa kejayaannya mengadopsi kepercayaan tersebut. System dari peradaban Mesopotamia yang dianut yaitu, ketika suatu Imperial menguasai wilayah Mesopotamia maka seluruh Imperial atau bangsa yang lain harus mengikuti apa yangn di perintah oleh Raja dari Imperial tertinggi, baik itu mengenai system kepemerintahan maupun system keyakinan.
Bangsa Babilonia sejak masa purbanya sampai pada masa perkembangannya menganut faham keTuhanan yang Politeistik. Sekalipun faham ini cukup lama di anut bangsa Babilonia, tetapi bangsa itu tidak mmpu merubah faham dan kepercayaannya. Dewa pertama atau dewa tertinggi adalah dewa Marduk. Selain itu ada dewa-dewa alam yang mereka sembah yakni:
Enlil (Dewa Bumi)         
Ea (Dewa Air)               
Anu (Dewa Langit)           
Sin  (Dewa Bulan)Samas (Dewa matahari)
Ereskigal (Dewa Kematian)
Di jelaskan pula, bahwa masyarakat Mesopotamia harus selalu memenuhi kewajibannya kepada Dewa, yaitu:

  • Memberikan Dewa Rumah ( kuil )
  • Patung dewa harus berpakaian mahal
  • Harus mengelolah tanah dan memasak untuk para Dewa dari jagung dan buah-buahan yang dittanam di tanah kuil dan kebun.
  • Harus merayakan Festival untuk menyengakan para dewa

Salah satu kepercayaan agama Sumeria adalah bahwa kehidupan dibumi adalah kehidupan hakiki, tidak ada kebahagiaan dan kesenangan setelah dibumi. Sementara kehidupan kedua mirip dengan kematian sekalipun bukan kematian yang sebenarnya, kehidupan tersebut adalah tempat kembali setiap manusia, tidak ada perbedaan antara yang baik dengan yang jahat siapapun tidak dapat mengelak hal itu, kecuali Dewa.
Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia.

2.      Pemerintahan (Politik)
Sejak peradaban Mesopotamia berkembang, banyak terjadi persaingan atau perebutan kekuasaan, yang mana tejadi konflik internal antar bangsa (rumpun). Mulai dari pemimpin kekuasaan bangsa Sumeria,  terus dikalahkan oleh bangsa Akkadia, dan setelah Akkadia berkuasa, terkalahkan oleh bangsa Babilonia. Namun ketika Babilonia kehilanggan pemimpin yang kuat, maka terkalahkan oleh bangsa Asyri, tak lama akhirnya Babilonia mampu untuk menguasai Mesopotamia kembali dengan sedikit perubahan nama menjadi Babilonia Baru. Masa kejayaan bangsa Babilonia yaitu pada masa kepemimpinan Raja Hamurabbi. Selain sebagai raja, Hamurabbi juga seorang pemimpin agama masyarakat Babilonia. Ia senantiasa memerintahkan kaumnya untuk menaati aturan yang telah ditetapkan demi berjalannya roda kehidupan danpemerintahan.
 Sejak awal pemerintahannya, Hammurrabbi telah memeperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan pada nilai-nilai tradisional. Hukum tersebut lebih dikenal sebagai hukum Hammurrabbi yang ditulis pada prasasti batu yang tingginya kurang lebih 2,5 meter dan ditempatkan ditengah-tengah ibu kota Babilonia.Hukum tersebut merupakan hokum tertulis pertama di dunia. Kitab Undang-Undang Hammurabi ini sebagai "sebuah monumen kebijaksanaan dan keadilan”.
Dalam hukum itu tertulis tentang peraturan-peraturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok UU. Pada setiap bagian tercantum jenis-jenis pelanggaran dan hukumannya. Hukum tersebut dijalankan dengan tegas dan keras sehingga tercipta suatu keadaan yang aman.
Hukum Hammurabi menggambarkan tentang struktur ideal masyarakat Babilonia Lama. Diatas adalah raja, yang merupakan penguasa segala sesuatu dikerajaannya. Kemudian dibawahnya terdapat tiga kelas sosial, awilum (bangsawan), mushkenum (rakyat biasa), dan wardum (budak). Kesemuanya memiliki tingkatan hukum yang berbeda menurut tingkat masyarakat yang ada.

3.      Masyarakat (Sosial-Budaya)
Daerah daerah di sekitar daerah Mesoptamia didiami oleh bangsa –bangsa yang termasuk rumpun bangsa semit. Kehidupannya bersifat seminomadik. Mereka Hidup dari beternak dan berdagang, namun setelah mendapat tanah–tanah yang subur, mereka mulai hidup dari hasil pertanian (sudah mengenal sistem irigasi). Para pedagang dapat melakukan aktivitas perdagangannya melalui sungai Eufrat dan Tigris.
Kira kira tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang–orang Mesopotamia Lebih banyak bertempat tinggal pada kota kota besar dan juga pada ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur). Bangsa Sumeria telah mengenal ilmu hitung, lingkaran 360 derajat, dan bangunan dari tanah liat yang dikeringkan dengan panas matahari.
Daerah ini (Mesopotamia) juga merupakan lalu lintas perdagangan yang strategis antara Laut Tengah dan Sungai Shindu. Dengan demikian aktivitas perdagangan di Mesopotamia sangat ramai. Begitu pula sistem pertanian dijalankan dengan baik dan sudah terdapat irigasi yang teratur, hasil utamanya yaitu gandum dan kapas.

Mesopotamia merupakan peradaban pertama di dunia. Yang mana wilayah ini memiliki lima imperial :

  • Sumeria, bangsa yang pertama kali memasuki dan menakhlukkan wilayah Mesopotamia. Masa ini sudah mempunyai tatanan kepemerintahan yang terkoordinir, masyarakat yang hidup dengan cara bertani, dan sudah mengenal tulisan. Tulisan dari bangsa Sumeria disebut dengan “Tulisan Paku”.
  • Akkadia, bangsa yang telah mengalahkan kekuasaan bangsa Sumeria dan mengadopsi budaya bangsa Sumeria, sehingga muncullah kebudayaan baru yakni “Sumer Akkad” yang berbahasa Semit.
  • Babilonia, masa puncak kejayaan Babilonia yaitu pada masa Raja Hammurabi. Hammurabi yang pertama kali mencetuskan sebuah Undang-Undang yang mengatur tatanan hidup masyarakat pada waktu itu atau “Codex Hammurabi”.
  • Asyiria, pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien. Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon. Namun ketika bangsa Asyiria lengah, Babilonia mudah untuk merebut dan menguasai wilayah Mesopotamia kembali. Namun bukan lagi disebut dengan Imperial Babilonia melainkan “Babilonia Baru”.

Wilayah Mesopotamia berkembang dengan maju. Hingga mampu untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang terkondisirkan. Kepercayaan yang dianut yaitu politeisme, mempercayai Dewa-Dewa, namun di balik itu ada dewa yang tertinggi yaitu “Dewa Marduk” atau Dewa Matahari.

Peninggalan dari peradaban ini sebagian masih ada dan terlestarikan, sebagian juga ada yang mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan zaman. Tak bisa di pungkiri lagi bahwa ilmu yang telah kita dapat adalah evolusi dari pemikiran dan kerja keras masyarakat peradaban. Yakni munculnya pengetahuan berasal dari peradaban Mesopotamia.

Penghancuran Sodom dan Gomora

Reruntuhan Sodom dan Gomora telah ditemukan di sebelah tenggara Laut Mati. Nama modernnya adalah Bab edh-Dhra, diperkirakan sebagai Sodom, dan Numeira, diperkirakan sebagai Gomora. Kedua tempat tersebut dihancurkan pada saat yang bersamaan oleh kebakaran yang luar biasa dahsyat. Debu-debu reruntuhan tebalnya sekitar tiga kaki. 

Apa yang menyebabkan kekacauan yang mengerikan ini? Penemuan yang mengejutkan di kuburan di Bab edh-Dhra menyingkap penyebab tersebut. Para ahli arkeologi menemukan bahwa bangunan yang digunakan untuk mengubur terbakar mulai dari atap. 

Apa yang menyebabkan setiap struktur di kuburan hancur dengan cara seperti ini? Jawaban misteri ini terdapat dalam Kitab Suci. “Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari Tuhan, dari langit” (Kejadian 19:24). Satu-satunya penjelasan yang mungkin atas penemuan yang unik dalam publikasi arkeologi adalah bahwa debu-debu yang terbakar turun ke bangunan-bangunan dari udara. Tetapi bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Ada cukup bukti mengenai lapisan di bawah tanah berupa bahan berbasis minyak yang disebut bitumen, serupa dengan aspal, di daerah selatan Laut Mati. Materi seperti itu biasanya mengandung belerang dengan prosentase tinggi. Telah dipostulasikan oleh ahli geologi Frederick Clapp bahwa tekanan dari sebuah gempa bumi dapat menyebabkan endapan bitumen dipaksa keluar melalui garis patahan. Ketika tersembur keluar dari bumi, endapan tersebut dapat terpicu oleh bunga api atau kebakaran. Semburan itu kemudian akan jatuh ke bumi sebagai materi yang terbakar. 

Sodom dan Gomora diketemukan setelah Clapp memformulasikan teori ini. Ternyata situsnya terletak tepat di atas garis patahan sepanjang sisi timur dataran di sebelah selatan Laut Mati, sehingga teori Clapp sepenuhnya masuk di akal. Terdapat bukti mengenai skenario ini dalam Kitab Suci. Abraham menyaksikan kehancuran ini dari tempat yang menguntungkan di sebelah barat Laut Mati. Kitab Suci mencatat apa yang disaksikan Abraham: “Dia memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan” (Kejadian 19:28). Asap yang dilihat mungkin adalah asap dari kebakaran basis-minyak. Asap yang membubung ke atas seperti asap dari dapur peleburan menyatakan adanya aliran udara yang dipaksakan, seperti yang dapat diperkirakan dari endapan bawah tanah yang dipaksa keluar dari bumi oleh tekanan. 

Oct 12, 2016

Palestina

Palestina merupakan suatu wilayah yang terletak di antara tepi Sungai Yordan mencapai sebelah Selatan dari Laut Mati hingga muara Teluk Aqabah. Kawasan ini berbentuk segitiga; bagian kepala menuju ke Selatan dan ekornya ke Utara. Pada bagian kepala bertemu dengan ujung teluk Aqabah, sedangkan bagian ekor memanjang dari laut mati hingga Laut Tengah. Wilayah Palestina berada di ujung sebelah Barat dari Benua Asia, membentang pada garis 15-34 dan 40-35 derajat Lintang Timur serta memanjang pada garis 30-29 dan 15-33 Lintang Utara.

Kawasan ini bukan merupakan kawasan yang subur dengan hasil alam yang melimpah. Hasil kekayaan alam yang ada hanya terbatas pada jenis logam yang terpendam di dasar laut mati. Adapun hasil pertanianya, di antaranya ialah jeruk limau, biji-bijian, serta zaitun. Kawasan ini menjadi penting bukan karena hasil kekayaan alamnya, melainkan lebih karena bukan tiga benua, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika, serta menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah. Wilayah Palestina berbatasan langsung dengan Lebanon, Suriah, Yordania, Arab Saudi, serta Mesir yang artinya menghubungkan negara-negara Arab di kawasan Benua Asia dengan negara-negara Arab di kawasan Benua Afrika.

Dalam beberapa literatur sejarah dijelaskan bahwa bangsa Phunisia adalah bangsa yang pertama kali mendiami wilayah tersebut, yaitu pada masa sekitar 3000 SM. Mereka adalah para pelaut yang mengarungi laut Tengah hingga mencapai bagianwilayah pesisir Lebanon, dan menganggap wilayah tersebut merupakan tempat yang sesuai untuk menetap. Kawasan yang mereka jadikan tempat tinggal merupakan suatu daerah tepi pantai dengan sempit, dibatasi oleh lautan dari sebelah Barat dan pada sebelah Timur dikelilingi oleh deretan bukit batu yang terjal. Pada tahun 2500 SM, mulai datang bangsa-bangsa lain yang pada ikut menetap, yaitu bangsa Kanaan, Amon, dan Yebus. Bangsa-bangsa ini datang dari wilayah Semenajung Arab. Bangsa Kanaan tinggal di daratan sebelah Selatan. Bangsa Yebus menempati kawasan sekitar Jerusalem. Sedangkan bangsa ini merupakan asal-usul bangsa Palestina yang dikenal pada masa sekarang.

Dalam literatur lain disebutkan bahwa tanah Palestina dihuni oleh penduduk asli Palestina yang merupakan rumpun bangsa Arab. Bangsa Palestina adalah keturunan dari orang-orang Kanaan dan Filistin yang telah menetap di wilayah tersebut secara terus menerus selalma 40 abad. Mereka hidup selama berabad-abad, beradaptasi dalam bidang sosial, budaya, agama, dan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya. Walau tidak jarang timbul peperangan dalam memperebutkan sumber-sumber ekonomi. Ketika Israel dalam kesulitan ekonomi dan kemarau yang panjang, mereka mulai mencari lahan pemukiman baru, dan sumber ekonomi yang mampu mencukupi kebutuhan mereka. Mereka kembali mengembara dan menetap di Mesir.  

Palestina pada Masa Sebelum Kedatangan Bangsa Arab

Wilayah Palestina terkenal dengan kota Jerussalem sebagai kota suci, tempat yang diklaim sebagai bangunan suci oleh umat Yahudi Nasrani dan Islam. Jerussalem menjadi kota yang paling diperebutkan oleh kedua agama besar dunia. Jerussalem yang diklaim menjadi pusat pemerintahan Palestina dan Israel sekrang telah dihuni oleh bangsa Yebus dan Kanaan sejak sekitar tahun 1800 SM. 

Pemberontakan Yahudi terhadap Romawi terjadi sekitar pada tahun 66 M, dapat digagalkan oleh Titus Kaisar Romawi. Pemberontakan Romawi terhadap Yahudi semakin menjadi karena mereka membakar segala rumah, ibadah, istana dan peninggalan bersejarah bagi Bani Israel.hingga akhirnya mereka diusir dari Jerussalem dan meninggalkan tanah kelahiran mereka. Berbanding terbalik pada masa Kaisar Byzantium Konstantin Agung, Jerussalem menjadi pusat agama Nasrani dan kota ini kembali pada fungsi awalnya bahwa umat Yahudi diperkenankan untuk memasuki kota.  Pada 614 M Palestina kembali dikuasai oleh bangsa Persia.

Palestina pada Masa Islam

Lingkungan etnis dan budaya bangsa Arab yang dikenal dewasa ini mulai terbentuk seiring dengan masa penyebaran agama islam. Penyebaran agama islam telah mempercepat proses Arabisasi dengan jangkauan yang demikian luas. Dalam waktu yang singkat setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab telah melakukan ekspansi dengan membangun imperium yang menguasai tiga benua. Membentang dari bagian Selatan Laut Tengah dan Pesisir Samudra Atlantik hingga melewati perbatasan India dan Cina. Kehadiran bangsa Arab secara cepat diterima dan berbaur dengan kehidupan melangsungkan pernikahan dengan penduduk Palestina. Pada masa inilah orang-orang palestina mengalami proses Arabisasi, baik secara etnis maupun kultur, serta sebagian besar memeluk agama islam.

Kedatangan Islam melaui bangsa Arab ke Palestina telah membawa pengaruh besar hingga sekarang dengan penyebarab agama Islam juga terjadi proses “Arabisasi” dalam budaya dan bahasa hingga sekarang islam dipeluk oleh mayoritas bangsa Palestina. Di samping itu, keadaan Islam juga telah suci bagi kaum Muslimin, selain Makkah dan Madinah di Arab Saudi. Pada masa awal kekuasaan kaum Muslimin, Jerusalem merupakan tempat peribadatan yang penuh kedamaian bagi umat Islam, Nasrani dan yahudi. Pada masa pemerintahannya Khalifah Al-Hakim terjadi perlakuan yang tidak simpatik terhadap orang-orang non-muslim yang datang berziarah ke Jerusalem dan di tetapkan peraturan bagi Kristen yang berziarah ke sana. Peraturan sangat menyulitkan mereka.

Peristiwa Perang Salib Beserta Pengaruhnya di Palestina

Disebabkan oleh tersiarnya kabar mengenai penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang Saljuk terhadap umat Nasrani yang melakukan ziarah, dan menghancurkan Gereja suci yang dilakukan oleh salah seorang Khalifah Fatimiyah pada tahun 1009 M. Sedangkan gereja tersebut merupakan tujuan beribu-ribu jama’ah Kristen dari Eropa. Sebab lain Perang Salib yaitu permintaan bantuan dari Kaisar Alexius Comnenus dari Byzantium pada tahun 1095 kepada Paus urbanus II dari Romawi karena daerah-daerahnya dikuasai oleh Saljuk. Bahkan Konstantinopel sebagai ibukota Byzantium juga terancam oleh Saljuk.

Pasukan Salib mengeksekusi orang-orang Arab dan sebagian lainnya diusir. Bangsa Eropa menjadikan Jerusalem sebagai pusat agama Nasrani dan bagian dari wilayah keuskupan Eropa. Gereja-gereja yang telah hancur kembali direnovasi. Selain itu banyak dilakukan pembangunan. Di berbagai bidang di Jerusalem. Komunitas Barat yang datang ke Palestina berasal dari Prancis, yang kemudian menetap di Jerusalem. Setiap tahunnya Jerusalem ramai dikunjungi oleh ribuan penziarah umat Nasrani. Tahun 1126, umat Islam mencoba bangkit kembali dari kekalahan. Dibawah pimpinan Imaduddin Zanki bin Aqsnaqr, penguasa Mousul dan Irak, berhasil merebut kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Ketika dia wafat tahun 1146, prjuangannya dilanjutkan anaknya Nuruddin Zanki yang berhasil menguasai kembali Antiochia dan Edessa, tahun 1149 dan 1151 M. Di bawah kekuasaan bangsa Malmuk. Kota Jerusalem lebih merupakan pusat agama ketimbang pemerintahan atau ekonomi. Mereka membangun berbagai lembaga pendidikan. Palestina berkembang pesat menjadi salah satu pusat pengetahuan Islam. Banyak dari berbagai kalangan datang menuntut memperdalam pengetahuan agama Islam, khususnya dari kawasan Timur Tengah.

Palestina pada Masa Kekuasaan Imperium Turki Ustmani

Salah satu kerajaan Islam adikuasa pada abad pertengahan yang disegani dan ditakuti dunia adalah Dinasti Utsmani. Kerajaan ini muncul pada periode abad pertengahan di saat fase munculnya tiga kerjaan besar yaitu kerajaan Utsman di Turki, kerajaan Safawi di persia, dan Kerajaan Mughal di India. Beberapa ahli sejarah membagi kekuasaan Dinasti Utsmani kepada beberapa periode. Syafiq Mughni memilah sejarah kekuasaan mereka ke dalam lima periode. Periode pertama, antara tahun 1299-1402, merupakan masa berdirinya kerajaan dan ekspansi pertama.

Periode kedua, 1402-1566 M, ditandai dengan upaya restorasi kerajaan dan cepatnya pertumbuhan sampai ekspansinya yang terbesar. Masa ini berlangsung sampai masa kejayaan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni dan berhasil menaklukan Irak, Belgrado, Pulau Rodles, Tunis, Budapest dan Yaman. Dengan kata lain, Palestina dapat menaklukan sebagian kecil dari wilayah Asia. Hingga pada akhirnya Sultan Salim I dapat menaklukan bangsa Turki. Ke wilayah barat hingga Mesir. Tahun 1517 ketika bangsa Palestina dan Jerussalem dikuasai serta jatuh ke tangan Turki Usmani telah mengalami lonjakan penduduk yang cukup tajam, hal tersebut dikarenakan di bangunnya tembok-tembok serta di tata ulangnya sistem perekonomian terutama sektor perdagangan. Saat Sultan Sulaiman  berkuasa, Turki Usmani mengalami masa keemasan dengan memperluas wilayh kekuasaannya yang mencakup Asia Kecil, diantaranya Mesir, Libya, Tunis dan Aljazair di Afrika. Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongari dan Rumania di Eropa.

Pada periode ketiga, 1566-1699 M merupakan masa kemunduran. Terbukti dengan adanya tantangan untuk menghadapi tantangan dari kekuatan Austria di Eropa dan Dinasti Shafawi di Asia. Persiapan tersebut berupa penyiapan benteng pertahanan di Bosnia dan Hongaria. Periode keempat, 1699-1839 M adalah masa surutnya kekuasaan Ustmani secara berangsur-angsur dan pecahnya wilayah ke tangan  penguasa lokal. Periode kelima, 1839-1922 M, ditandai dengan kebangkitan kultural dan administrasi negara dibawah pengaruh ide-ide Barat. Serangan musuh semakin memuncak pada tahun 1912 saat pasukan  gabungan Balkan berhasil merebut seluruh wilayah Eropa, kecuali wilayah di sekitar Istanbul.

Memasuki abad 19, kekuasaan Turki atas Palestina mulai mengalami masa surut tidak ada lagi perkembangan yang berarti, baik secara ekonomi maupun politik. Pasukan Turki berhasil menghadang ekspansi Perancis pimpinan Napoleon Bona Parti di Timur Tengah. Dibawah pemerintahan Mohammad Ali palestina mengalami kemajuan besar. Dia membangun angkatan persenjata yang tangguh dan modern, mengamankan jalur-jalur kota melakukan modernisasi di bidang pertanian, membangun Indutrialisasi, mengembangkan sistem Administrasi serta mengijinkan suku-suku Nomaden untuk menetap di Palestina. Beliau juga membina hubungan baik dengan negara-negara barat hal tersebut di tunjukan dengan menggunakan para tenaga ahli dalam membangunan ekonomi dan militer dalam rangka kebijaksanaan Reformasi guna mengembangan sumber daya berkualitas. Mohammad Ali dapat di katakan sebagai peletak dasar Modernisasi Palestina. Pada masa pemerintahannya banyak orang-orang Yahudi yang kembali datang dan menetap di Palestina.

Pada tahun 1840 dengan sisa kekuatan yang ada serta di bantu oleh Rusia, Turki Usmani dapat kembali merebut Palestina. pada abad ini, kejayaan imperium Turki Usmania mulai mengalami masa surut. Pemerintahan yang lemah, perpecahan internal, serta persaingan negara-negara besar Eropa yang semakin Tajam secara perlahan-lahan membawa imperium Turki Usmania ke ambang kehancuran. Kekalahan yang terjadi, baik dalam pertempuran maupun diplomasi mulai di alami oleh Turki, Turki telah banyak kehilangan wilayah kekuasaanya di Eropa dan adanya kebangkitan semangat Nasionalisme bangsa Arab justru menambah deretan wilayah kekuasaan Imperium Turki Usmani. Antara tahun 1912-1920, Turki Usmani telah kehilangan seluruh wilayah kekuasaannya di Balkan. Negara-negara baru bermunculan seperti Libanon, Syiria, Palestina, Yordania dan Irak.  

Perang dunia I telah mengakhiri kelangsungan Imperium Turki Usmani dalam Konferensi perdamaian di San Remo wilayah palestina di serahkan pada pemerintahan mandat Inggris. Liga bangsa-bangsa mengesahkan pemerintah Mandat Inggris atas wilayah Palestina, Yaitu persengketaan antara bangsa Palestina dan bangsa Yahudi atas wilayah Palestina dan kota yang berlangsung hingga sekarang.

Pemberontakan Yahudi terhadap Romawi terjadi sekitar pada tahun 66 M, dapat digagalkan oleh Titus Kaisar Romawi. Pemberontakan Romawi terhadap Yahudi semakin menjadi karena mereka membakar segala rumah, ibadah, istana dan peninggalan bersejarah bagi Bani Israel.hingga akhirnya mereka diusir dari Jerussalem dan meninggalkan tanah kelahiran mereka. Dalam waktu yang singkat setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab telah melakukan ekspansi dengan membangun imperium yang menguasai tiga benua. 

Membentang dari bagian Selatan Laut Tengah dan Pesisir Samudra Atlantik hingga melewati perbatasan India dan Cina. Kehadiran bangsa Arab secara cepat diterima dan berbaur dengan kehidupan melangsungkan pernikahan dengan penduduk Palestina. Pada masa inilah orang-orang palestina mengalami proses Arabisasi, baik secara etnis maupun kultur, serta sebagian besar memeluk agama islam.

Bangsa Eropa menjadikan Jerusalem sebagai pusat agama Nasrani dan bagian dari wilayah keuskupan Eropa. Gereja-gereja yang telah hancur kembali direnovasi. Selain itu banyak dilakukan pembangunan. Di berbagai bidang di Jerusalem. Komunitas Barat yang datang ke Palestina berasal dari Prancis, yang kemudian menetap di Jerusalem. Setiap tahunnya Jerusalem ramai dikunjungi oleh ribuan penziarah umat Nasrani. kejayaan imperium Turki Usmania mulai mengalami masa surut. Pemerintahan yang lemah, perpecahan internal, serta persaingan negara-negara besar Eropa yang semakin Tajam secara perlahan-lahan membawa imperium Turki Usmania ke ambang kehancuran. Negara-negara baru bermunculan seperti Libanon, Syiria, Palestina, Yordania dan Irak.  Perang dunia I telah mengakhiri kelangsungan Imperium Turki Usmani dalam Konferensi perdamaian di San Remo wilayah palestina di serahkan pada pemerintahan mandat Inggris.

Dari Yerusalem ke Yerikho

Yerusalem adalah pusat ibadah bagi bangsa Israel, kota ini sekitar 765 meter di atas permukaan laut. Sebaliknya Yerikho adalah kota pusat bisnis yang terletak sekitar 403 meter di bawah permukaan laut. Pengaruh atau pesona Yerikho yaitu keharuman dunia dapat membuat anak Tuhan meninggalkan Sion, Yerusalem, suatu kumpulan yang meriah dan penuh sukacita bersama Tuhan.

Yerusalem dalam sejarah

Pada masa Israel memasuki tanah Kanaan, Yerusalem dikuasai bangsa Sem pribumi, rumpun Yebus (bangsa Kanaan) dengan rajanya Adoni-Zedek, tetapi dikalahkan oleh Yosua namun tidak memasuki Yerusalem.
Kemudian suku Yehuda dan Benyamin menguasainya dan Daud menjadikan Yerusalem sebagai kota pemerintahan. Sejak itu nama Yerusalem juga dikenal dengan sebutan Sion atau sering juga disebut kota Daud.
Daud membuat kota ini menjadi kubu pertahanan dan menempatkan tabut Tuhan dalam tenda di Yerusalem. Mengapa Yerusalem begitu penting, bahkan menjadi puncak sukacita bangsa Israel dalam beribadah? Ternyata sejarah, khususnya Perjanjian Lama mencatat banyak peristiwa yang terjadi di kota ini, antara lain:

1. Ishak dikorbankan
Yerusalem dikelilingi oleh gunung-gunung besar seperti gunung Moria, bukit Zaitun, gunung Sion, dll. Sekitar 1872 SM, Ishak dikorbankan di bukit Moria (Kejadian 22 :2), di tempat Bait Suci yang sekarang. Saat itulah Allah memperkenalkan dirinya secara khusus kepada Abraham sebagai “Jehovah Jireh” yang artinya “Allah yang menyediakan”.

2. Daud mengalahkan Yebus
Daud menjadi raja,memerintah Yehuda di Hebron selama 7 tahun dan berikutnya memerintah di Yerusalem selama 33 tahun atas seluruh Israel dan Yehuda. Daud bersama pasukannya pergi ke Yerusalem dan mengalahkan orang Yebus (suku bangsa Kanaan ) dan merebut kubu pertahanan Yerusalem dan menamainya Sion, kota Daud ( 2 Samuel 5 : 6-7 ).

3. Tabut Allah dibawa Daud ke Yerusalem

Bagi bangsa Israel, tabut Allah adalah simbol keberadaan Allah. Tabut ini pernah tinggal di rumah Abinadab, dan dijaga anaknya, Eleazar dan selama 20 tahun bangsa Israel mengeluh kepada Tuhan. Juga pernah dibawa Daud ke rumah Obed-Edom, orang Gat, dan selama tiga bulan tabut Allah di rumah Obed, TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya. Kemudian dari rumah Obed-Edom, tabut itu dikembalikan ke Yerusalem, kota Daud ( 1 Tawarikh 15 : 1-29 ).

4. Daud mendirikan mezbah di Yerusalem
Daud pernah melakukan kesalahan besar dengan berbangga pada pasukan perangnya yang besar. Bayangkan, pada masa itu pasukannya 1.300.000 orang yang terdiri dari 800.000 tentara Israel dan 500.000 tentara Yehuda ( 2 Samuel 24 : 29 ). Dalam pandangan Tuhan perbuatan itu sangat bodoh. Lewat nabi Gad, Tuhan menghadapkan 3 pilihan hukuman kepada Daud. Dan akhirnya Tuhan memberi hukuman yang paling ringan, Israel diserang penyakit sampar selama 3 hari. Dan sebagai tanda ucapan syukur, Daud mendirikan mezbah di sana dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Tuhan (2 Samuel 24 : 24 – 25)

5. Salomo membangun Bait Suci di Yerusalem

Daud tidak diperkenan membangun Bait Suci karena terlalu banyak menumpahkan darah dalam peperangan dan Salomo yang diperkenan Tuhan. Salomo kemudian mendirikan rumah Tuhan di Yerusalem, di gunung Moria (2 Tawarikh 3 : 1). Selama 7 tahun Bait Suci itu bangun itu dibangun (1 Raja-raja 6 : 38 ), dan Tuhan memilih Yerusalem sebagai tempat kediaman nama-Nya (2 Tawarikh 6 : 6).

6.Yerusalem dibinasakan
Karena dosa bangsa Yehuda dan raja Zedekia yang mengolok-olok utusan Tuhan serta mengejek nabi-nabi-Nya, Yerusalem diruntuhkan ( sekitar 606 SM). Bait Suci dibakar dan tembok Yerusalem diruntuhkan ( 2 Tawarikh 36 : 18 – 19 ).

7. Yerusalem dibangun kembali
Setelah genap 70 tahun masa pembuangan di Babel, bangsa Israel dipulangkan dari penawanan dan membangun kembali kota Yerusam dan Bait Suci (2 Tawarikh 36 : 22 – 23).

8. Yerusalem memusingkan bangsa sekelilingnya
Nabi Zakharia telah menubuatkan bahwa Yerusalem menjadi pusat perhatian dunia, karena membuat bangsa-bangsa di sekelilingnya pusing. Kota ini menjadi rebutan dan perhatian banyak bangsa ( Zakharia 12 : 2 – 6 )

9. Yerusalem akan dikalahkan
Yerusalem sekarang ini pun suatu waktu akan dikalahkan dan dimusnahkan. Tuhan akan berperang melawan bangsa-bangsa dan kemudian Ia datang di Bukit Zaitun dan itulah Maranatha, Yesus datang kembali (Zakharia 14 : 2 – 4).
Yerusalem yang sekarang juga akan binasa. Yerusalem yang sejati adalah Bukit Sion, kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dengan beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah (Ibrani 12 : 22).

Yerusalem adalah puncak sukacita bagi orang Israel, umat Tuhan. Mereka paling sedikit tiga kali setahun naik ke Yerusalem untuk merayakan hari raya Paskah, Pentakosta dan Pondok Daun. Mereka juga mengingat nyanyian Sion yang riang gembira ketika mereka sedang dalam masa tawanan di negeri Babel. Namun tak dapat dipungkiri hal yang menyebabkan orang bosan dengan Yerusalem dan mulai menurun rohaninya dengan turun ke Yerikho hingga dirampok habis-habisan. Yesus, orang “Samaria” yang baik hati mau membebat luka itu.

Mengapa bisa meninggalkan Yerusalem?

Yerusalem dengan segala kegiatan ibadahnya sebenarnya harus menjadi kegirangan, sukacita bagi umat Tuhan karena dari sanalah Tuhan memerintahkan berkat dan perlindungan. Bangsa Israel walau negara kecil namun punya pengaruh besar karena begitu mencintai ibadah. Mereka menyisihkan hampir 30% dari seluruh pendapatannya untuk beribadah tiga kali dalam setahun ke Yerusalem.
Namun tidak heran, banyak orang menganggap beribadah membuang waktu, uang dan tenaga. Apalagi di akhir zaman ini kemajuan teknologi dapat membuat manusia terlena, meninabobokan rohani kita.
Bill Gates yang terkenal dengan perusahaan Microsoft-nya bahkan pernah menyebut: “Beribadah di hari minggu hanya membuang waktu, saya dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih berguna pada hari Minggu pagi.”
Namun pengaruh teknologi, rayuan teman seharusnya bisa diatasi bagi orang yang mengasihi dan menomorsatukan Tuhan. Sebab sesungguhnya kita hidup hanya oleh kasih karunia Tuhan. Kepada jemaat di kota Roma, Paulus menyebutkan “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?” ( Roma 8 : 35 ).

Hati menipu diri sendiri

Sering tanpa kita sadari hati kita sendirilah yang membuat kasih kita kepada Allah berkurang, sehingga kita makin jauh dari Tuhan. Nabi Yeremia menyebutkan, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” (Yeremia 17 : 9 )

Di kota Korintus, di mana banyak jemaat yang berpengaruh dan terkenal pintar, ditegor rasul Paulus karena bersifat kekanak-kanakan, karena suka berselisih. Ada yang menyebut dirinya golongan Paulus, Apolos, Kefas, bahkan yang lebih keren: golongan Kristus ( 1 Korintus 1 : 12 ).

Rasul Paulus juga menegor sikap mereka yang suka memegahkan diri dan menganggap diri sendiri lebih penting, sehingga ia berkata: “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?” (1 Korintus 4: 7).

Panglima Naaman pernah tertipu oleh hatinya sendiri ketika ia ingin sembuh dari kustanya. Ia berpikir akan disembuhkan oleh abdi Allah, nabi Elisa dengan cara terhormat. Ia kecewa dan gusar hatinya sehingga berkata: : “Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!” ( 2 Raja-raja 5 : 11 ).

Untung panglima besar ini mau menerima masukan pegawainya, sehingga ia tahir dari kustanya dan kulitnya mulus seperti bayi baru lahir.

Akibat meninggalkan Yerusalem

Perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho menurun tajam, terjal karena perbedaan ketinggian yang signifikan (Yerusalem sekiitar 765 meter di atas permukaan laut, sedang Yerikho adalah dataran terendah di dunia, 403 meter di bawah permukaan laut. Tempat ini juga rawan dengan kawanan perampok yang siap mengiintai. Demikian juga secara rohani, bila hati kita jauh dari Tuhan, meninggalkan ibadah maka kita bisa jadi incaran iblis. Pencuri, perampok datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan (Yohanes 10 : 10a ). Mungkin harta kita dicuri, fisik kita disiksa, mungkin kedamaian kita dicuri oleh iblis. Umat Tuhan yang meninggalkan Tuhan akan mendapat pelajaran dan penghajaran dari Tuhan, membiarkan kita terpukul oleh musuh (Ulangan 28 : 25a).

Hanya YESUS yang sanggup menolong

Imam dan orang Lewi yang kebetulan lewat jalan itu tidak dapat menolong. Imam itu mungkin menyangka orang itu sudah mati, dan ia tidak boleh mneyentuh mayat (Imamat 21 :11). Mungkin ia harus segera mempersiapkan ibadah, sehingga tidak sempat untuk menolong.

Namun secara khusus orang Samaria yang sedang dalam perjalanan ke tempat itu membalut luka-lukanya dengan minyak dan anggur, menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, dan membawa orang itu ke rumah penginapan. Keesokan harinya ia memberi 2 dinar kepada pemilik penginapan itu untuk biaya perawatannya sampai sembuh.

Sebenarnya Yesus sedang menyebut dirinya sebagai orang Samaria, karena orang Parisi dan Yahudi sering menganggap rendah orang Samaria. Yesus pernah disebut mereka orang Samaria yang kerasukan setan (Yohanes 8 : 48)

Minyak sering disertakan untuk menyembuhkan (Markus 16:13), namun bukan minyak yang menyembukan tetapi kuasa Tuhan. Anggur menyegarkan dan meriangkan hidup. Orang ini juga dinaikkan ke atas keledai, berbicara dari 4 Injil yang memperkenalkan Yesus sebagai Tabib yang ajaib. Yesus juga membawanya ke rumah penginapan dan memberi 2 dinar untuk biaya perawatannya. Satu dinar adalah upah pekerja satu hari. Selama zaman anugerah yaitu 2000 tahun gereja mendapat lawatan Tuhan untuk disembuhkan, dipulihkan, dibebat dari semua luka fisik, luka batin.

Mesjid Al-Aqsa Di Yerusalem

Berikut ini sejarah kota Yerusalem dan Mesjid Al-Aqsa yang berada di dalamnya.

4000 – 3000 SM (Zaman Tembaga)

Sebelum bernama Yerusalem kota ini bernama Ofel dengan penemuan arkeologi berupa keramik 

3000 – 2800 SM (Awal Zaman Perunggu)

Ditemukan bukti-bukti keberadaan pemukiman tetap 

2600 SM

Diyakini para ahli bahwa kota ini didirikan oleh masyarakat Semitik Barat dengan pemukiman yang terorganisir. 

Abad ke-9 SM

Menurut Teks Kebencian (Execration Texts), atau disebut juga Daftar Pelarangan, adalah teks-teks keramat Mesir kuno yang berisi nama-nama orang yang dibenci atau musuh negara, kota itu disebut dengan nama Roshlamem atau Rosh-ramen. 

1000 SM

Yerusalem ditaklukkan oleh Raja Daud dari tangan orang Yebus dan dijadikan ibukota Kerajaan Israel.

970 SM

Masa akhir kekuasaan Raja Daud (Nabi Daud As), kemudian dilanjutkan oleh anaknya Salomo (Sulaiman As) yang membangun Bait Suci di Gunung Moria. Bait Salomo (kemudian dikenal sebagai Bait Pertama), memainkan peran penting dalam sejarah bangsa Yahudi sebagai tempat singgahnya Tabut Perjanjian (Ten Commandments atau 10 Firman Tuhan yang diterima oleh Nabi Musa).

930 M

Raja Sulaiman wafat. 10 suku utara memisahkan diri membentuk kerajaan Israel. Di bawah wangsa (dinasti) Daud dan Sulaiman, Yerusalem menjadi ibukota Kerajaan Yehuda.

722 SM

Bangsa Assyria menaklukkan Kerajaan Israel, Yerusalem dikuatkan oleh serombongan besar pengungsi dari kerajaan utara. Periode Bait Pertama berakhir sekitar tahun 586 SM, saat bangsa Babilonia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem, dan menelantarkan Bait Salomo. 

587 M

Masa 450 tahun dari 970 SM Yerusalem menjadi ibukota politik Kerajaan Israel bersatu, sedang Kerajaan Yehuda dan Baitnya menjadi pusat keagamaan bangsa Israel.  Era ini dikenal dalam sejarah sebagai Periode Bait Pertama.

538 M

Setelah lima puluh tahun dalam pembuangan ke Babilonia, Raja Persia Koresh Agung mengajak orang Yahudi untuk kembali ke Yehuda membangun Bait. Pembangunan Bait Kedua selesai di tahun 516 SM, selama kekuasaan Darius Agung, 70 tahun setelah hancurnya Bait Pertama. 

455 SM

Raja Artaxerxes I dari Persia mengeluarkan dekrit yang mengizinkan kota dan tembok dibangun kembali. Yerusalem kembali menjadi ibukota Yehuda dan pusat peribadatan orang Yahudi. Saat pengasa Makedonia Aleksander Agung menaklukkan Kekaisaran Persia, Yerusalem dan Yudea jatuh ke tangan Makedonia, segera setelahnya jatuh ke kekuasaan Dinasti Ptolemaik di bawah Ptolemy I. 

198 SM

Ptolemy V kehilangan Yerusalem dan Yudea dari bangsa Seleukus di bawah Antiochus III. Kekaisaran Seleukus yang berusaha mengisi Yerusalem sebagai polis yang dihelenisasi menjadi gawat di tahun 168 SM dengan keberhasilan penuh Revolusi Makabe Mattathias sang Pendeta Tinggi dan kelima putranya atas Antiochus Epiphanes, dan terbentuknya Kerajaan Hasmonea mereka di tahun 152 SM dengan Yerusalem kembali sebagai ibukotanya. 

6 M

Saat Roma menjadi semakin kuat, Herodes diangkat sebagai raja boneka Yahudi. Herodes Agung mengabdikan dirinya untuk membangun dan memperindah kota. Dia membangun tembok, menara, dan kuil, dan memperluas Bukit Bait, menopang halaman istana dengan balok batu yang beratnya mencapai 100 ton.  Selama Herodes berkuasa, wilayah Bukit Bait bertambah luas.  Di tahun ini, kota dan wilayah-wilayah di sekitarnya oleh penguasa Romawi dijadikan sebagai Provinsi Iudaea dan keturunan Herodes hingga Agrippa II masih memangku gelar raja boneka Yudea hingga 96 M. 

70 M

Penguasa Romawi atas Yerusalem dan wilayah sekitarnya mulai tertantang dengan adanya Perang Yahudi-Romawi pertama, yang menyebabkan kehancuran Bait Kedua.

132

Dimulainya pemberontakan orang Yahudi terhadap penguasa Romawi yang dikenal dengan Revolusi Bar Kokhba, dan selama tiga tahun pemberontakan itu Yerusalem sekali lagi menjadi ibukota dari Yudea. 

135

Orang-orang Romawi terus menekan revolusi di tahun 135.  Kaisar Hadrianus meromawisasi kota dan mengganti namanya menjadi Aelia Capitolina, dan melarang orang Yahudi memasukinya.  Hadrianus mengganti keseluruhan nama Provinsi Iudaea menjadi Syria Palaestina menurut kata Filistin dalam Alkitab untuk menjauhkan orang Yahudi dari negara mereka. Larangan orang Yahudi memasuki Aelia Capitolina berlanjut hingga abad ke-4 M. 

Abad ke-4

Lima abad setelah revolusi Bar Kokhba, kota masih berada dibawah kekuasaan Romawi kemudian Bizantium. Selama abad ke-4, Kaisar Romawi Konstantin I membangun tempat-tempat Kristen di Yerusalem seperti Gereja Makam Kudus. Luas wilayah dan populasi Yerusalem mencapai puncak di akhir Periode Bait Kedua: Kota mencakup dua kilomoter persegi dan memiliki populasi 200.000. Dari dari-hari Konstantin hingga abad ke-7, Yerusalem dilarang bagi orang Yahudi.

Dalam rentang beberapa dekade, Yerusalem berganti penguasa dari Romawi menjadi Persia dan kembali dikuasai Romawi sekali lagi. Dengan adanya tekanan Khosrau II dari Sassania di awal abad ketujuh terhadap Bizantium hingga ke Syria, Jendral Sassania Shahrbaraz dan Shahin menyerang kota yang dikendalikan Bizantium, Yerusalem (bahasa Farsi: Dej Houdkh). Mereka

614

Pada pengepungan Yerusalem, setelah 21 hari peperangan tanpa ampun, Yerusalem direbut.  Riwayat Bizantium menceritakan bahwa tentara Sassana dan orang Yahudi membantai puluhan dari ribuan orang Kristen di dalam kota, ini menjadi episode yang masih diperdebatkan para sejarawan. Kota yang ditaklukkan masih berada di tangan Sassania hingga sekitar lima belas tahun saat Kaisar Bizantium Heraklius merebutnya kembali di tahun 629. 

621

Masjid Al-Aqsa atau disebut juga Bait Al-Muqaddas (Al-Quds) artinya rumah suci. Sedangkan pengertian Masjid Al-Aqsa adalah mesjid terjauh. Atau oleh Nabi Muhammad Saw disebut juga mesjid berkubah biru.

Mesjid Al-Aqsa ini terletak di Kota Yerusalem Timur atau dikenal dengan nama wilayah Al-Haram Asy-Syarif bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah atau Temple Mount/Kuil Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasrani. Mesjid ini berukuran 1/6 dari seluruh area Al-Haram Asy-Asyarif di dalam tembok Kota Lama Yerusalem. Ketika Rasul melakukan Isra pengertian Al-Aqsa adalah keseluruhan wilayah Al-Haram Asy-Syarif ini, sedangkan bangunan Mesjid Al-Aqsa seperti sekarang ini secara permanen dibangun oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H dan selesai tahun 73 H.

Bait yang pertama kali dibangun oleh Raja Sulaiman ini menjadi tempat singgahnya 10 Firman Tuhan, di sini juga Nabi Isa As. menerima wahyu kenabian, dan setelah itu dijadikan persinggahan Nabi Muhammad Saw sebelum Mi’raj ke langit. Masjid Al-Aqsa kemudian merupakan tempat suci ketiga setelah Mekah dan Madinah, dan pernah dijadikan arah kiblat shalat umat Islam selama 13 tahun penyebaran Islam di Mekah dan 17 bulan setelah hijrah di Madinah. 

638

Di tahun 638, Kekhalifahan Islam membentangkan kekuasaannya hingga Yerusalem.  Dengan adanya penaklukkan Arab, orang Yahudi diizinkan kembali ke kota. Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab menandatangani kesepakatan dengan Patriakh Kristen Monofisit Sophronius untuk meyakinkan dia bahwa tempat-tempat suci dan umat Kristen Yerusalem akan dilindungi di bawah kekuasaan orang Muslim.  Umar memimpin dari Batu Fondasi di Bukit Bait, yang sebelumnya telah ia bersihkan untuk mempersiapkan bangunan masjid.  Menurut uskup Gaul Arculf, yang tinggal di Yerusalem dari 679 hingga 688, Masjid Umar merupakan bangunan kayu persegi yang dibangun di atas sisa-sisa bangunan yang dapat menampung 3.000 jamaah. Khalifah Abdul Malik dari Umayyah mempersiapkan pembangunan Kubah Shakhrah (Dome oh the Rock) pada akhir abad ke-7.  Sejarawan abad ke-10 al-Muqaddasi menulis bahwa Abdul Malik membangun altar untuk menyelesaikan kemegahan gereja-gereja monunental Yerusalem.  Selama lebih dari empat ratus tahun berikutnya, ketenaran Yerusalem berkurang saat wilayah itu direbut dan menjadi wilayah kekuasaan Arab.

Kubah Al-Shakhrah inilah yang kemudian diperkenalkan oleh Israel kepada dunia internasional sebagai Masjid Al-Aqsa untuk menipu umat Islam dunia, dan menjauhkannya dari pengetahuan dan pengawasan kaum Muslimin. Kubah ini letaknya di dalam wilayah yang sama dengan Masjid Al-Aqsa atau di area Al-Haram Asy-Syarif.

Tujuan utama media Yahudi menyamarkan Masjid Sakhra (Dome of the Rock) sebagai Masjid Aqsa adalah agar Yahudi bisa menghancurkan Al Aqsa dan membangun “Solomon Temple” (Kuil Sulaiman) pada bekas reruntuhan Al Aqsa.  Umat Yahudi meyakini dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat) bahwa akan datang di akhir zaman seorang yang mereka anggap sebagai dewa penolong Yahudi yang dinamakan “Messiah” (Al Masih, dalam bahasa Arab) apabila mereka mengadakan ritual agama di Solomon Temple dengan mempersembahkan sapi betina berwarna merah (Al Baqarah). (The Guardian Magazine).

1099

Tahun 1099, penguasa Fatimiyah mengusir penduduk Kristen asli sebelum Yerusalem ditaklukkan oleh Tentara Salib.  Tentara Salib sendiri kemudian membantai sebagian besar penduduk Muslim dan Yahudi; lalu Tantara Salib membuat Kerajaan Yerusalem.  Pada awal Juni 1099 populasi Yerusalem menurun dari 70.000 hingga kurang dari 30.000.

1187

Kota Yerusalem direbut dari Tentara Salib oleh Saladin atau Salahuddin Al-Ayyubi yang mengizinkan orang Yahudi dan Muslim kembali dan bermukim di dalam kota. Di bawah pemerintahan Dinasti Ayyubiyyah, Salahuddin Al-Ayyubi, periode investasi besar dimulai dengan pembangunan rumah-rumah, pasar, kamar-mandi umum, dan pondok-pondok bagi peziarah, begitu pula ditetapkannya sumbangan keagamaan. Meski demikian, selama abad ke-13, Yerusalem turun status menjadi desa karena jatuhnya nilai strategis kota perjuangan Ayyubiyyah yang gagal.

1244

Tahun 1244, Yerusalem dikepung oleh Kharezmian bangsa Tartar, yang mengurangi penduduk Kristen kota dan mengusir orang Yahudi. Khwarezmia dari bangsa Tatar diusir oleh Ayyubiyyah tahun 1247.   Dari 1250 hingga 1517, Yerusalem dikusasai oleh Mamluk. Selama periode ini banyak pertentangan terjadi antara Mamluk di satu sisi dan tentara salib dan suku Mongol di sisi lain. Wilayahnya juga terimbas dari banyak gempa dan wabah hitam.

1517

Yerusalem dan sekitarnya jatuh ke tangan Turki Ottoman yang masih mengambil kendali hingga 1917. Yerusalem menikmati periode pembaruan dan kedamaian di bawah kekuasaan Suleiman I – termasuk pembangunan ulang tembok-tembok yang mengelilingi Kota Tua. Selama masa penguasa-penguasa Ottoman, Yerusalem berstatus provinsi, jika dalam hal keagamaan kota ini menjadi pusat yang sangat penting, and tidak menutup diri dari jalur perdagangan utama antara Damaskus dan Kairo. Orang-orang Muslim Turki melakukan banyak pembaharuan: sistem pos modern diterapkan oleh berbagai konsulat; penggunaan roda untuk mode transportasi; kereta pos dan kereta kuda, gerobak sorong dan pedati; dan lentera minyak, merupakan tanda-tanda awal modernisasi di dalam kota.  Pada paruh abad ke-19, bangsa Ottoman membangun jalan aspal pertama dari Jaffa hingga Yerusalem, dan pada 1892 jalur rel mulai mencapai kota.

1831

Setelah aneksasi Yerusalem oleh Muhammad Ali dari Mesir, misi dan konsulat asing mulai menapakkan kakinya di kota. Tahun 1836, Ibrahim Pasha mengizinkan penduduk Yahudi Yerusalem memperbaiki empat sinagoga besar, termasuk di antaranya Sinagoga Hurva.

1834

Saat Revolusi Arab di Palestina, Qasim al-Ahmad memimpin penyerangan dari Nablus dan menyerang Yerusalem, dibantu oleh klan Abu Ghosh, dan memasuki kota pada 31 Mei 1834. Orang Kristen dan Yahudi di Yerusalem menjadi target penyerangan. Tentara Mesir Ibrahim menaklukkan serangan Qasim di Yerusalem bulan berikutnya.

1840

Kekuasaan Ottoman kembali lagi di tahun 1840, namun banyaknya orang Islam Mesir yang ada di Yerusalem dan orang Yahudi dari Algeria dan Afrika Utara yang berdatangan menyebabkan meningkatnya jumlah populasi di dalam kota. Di tahun 1840-an dan 1850-an, kuasa internasional mulai tarik tambang di Palestina saat mereka meminta perpanjangan perlindungan atas umat beragama minoritas di dalam negeri, sebuah perjuangan yang diangkat terutama oleh wakil konsuler di Yerusalem. Menurut konsul Prussia, populasi di tahun 1845 adalah 16.410 dengan 7.120 orang Yahudi, 5.000 Muslim, 3.390 Kristen, 800 tentara Turki dan 100 orang Eropa.  Volume peziarah Kristen semakin meningkat selama kekuasaan Ottoman, dan menyebabkan populasi kota bertambah menjadi dua kali lipat selama Paskah.

1860

Pemukiman baru mulai berkembang di luar tembok Kota Tua sebagai tempat menetap para peziarah dan untuk mengurangi tingkat kepadatan dan sanitasi yang buruk di dalam kota. Kamp Rusia dan Mishkenot Sha’ananim didirikan di tahun 1860.  Tahun 1867 Misionaris Amerika melaporkan populasi kira-kira Yerusalem ‘diatas’ 15.000 yang terdiri dari: 4.000 hingga 5.000 orang Yahudi dan 6.000 umat Muslim. Setiap tahun ada sekitar 5.000 hingga 6.000 Peziarah Kristen Rusia.

1917

Setelah Pertempuran Yerusalem, Tentara Britania dipimpin General Edmund Allenby mengepung kota, dan di tahun 1922, LBB (Liga Bangsa-bangsa bentuk pertama PBB, Persatuan Bangsa-bangsa) pada Konferensi Lausanne mempercayakan Britania Raya untuk mengatur Mandat bagi Palestina.

Dari tahun 1922 hingga tahun 1948 total populasi kota meningkat dari 52.000 menjadi 165.000 dengan dua pertiganya orang Yahudi dan sepertiga orang Arab (umat Muslim dan Kristen). Situasi antara orang Arab dan Yahudi di Palestina tidak tenang. Di Yerusalem, kerusuhan terjadi tahun 1920 dan tahun 1929. Di bawah pemerintahan Britania, taman-taman baru dibuat di pinggir kota di bagian utara dan barat kota dan institusi pendidikan tinggi seperti Universitas Ibrani didirikan.

Saat masa jabatan Mandat Britania untuk Palestina berakhir, Rencana Pembagian Palestina oleh PBB tahun 1947 mengusulkan “pembuatan rezim internasional khusus di Kota Yerusalem, mengesahkannya sebagai corpus separatum di bawah administrasi PBB”. Rezim internasional (yang juga termasuk kota Bethlehem) tetap berlaku selama satu periode berkisar sepuluh tahun, kemudian sebuah referendum diadakan untuk memutuskan rezim masa depan kota. Namun, rencana ini tidak dilaksanaan karena perang tahun 1948 meletus, sementara Britania menarik diri dari Palestina dan Israel menyatakan kemerdekaannya.  Perang memicu pemindahan populasi Arab dan Yahudi di kota.  1.500 penduduk Perempat Yahudi di Kota Tua terusir dan beberapa ratus dipenjara saat Legiun Arab mengepung Perempat itu pada 28 Mei. Legiun Arab juga menyerang Yerusalem Barat dengan sniper.

1948

Tanah tak berpemilik antara Yerusalem Barat dan Timur mulai diurus pada November 1948: Moshe Dayan, komandan tentara Israel di Yerusalem bertemu dengan rekan Yordanianya Abdullah el Tell di sebuah tempat tinggal gurun di lingkungan Musrara Yerusalem dan menandai posisi mereka masing-masing: posisi Israel berwarna merah dan Yordania berwarna hijau. Peta kasar, yang tidak berarti sebagai suatu yang resmi, menjadi garis gencatan senjata final dalam Kesepakataan Gencatan senjata 1949, yang membagi kota dan meninggalkan Gunung Scopus sebagai daerah kantong Israel. Kawat berduri dan pagar beton penghalang dipasang di pusat kota dan tembak-tembakan militer sering pecah di wilayah gencatan senjata. Setelah proklamasi Negara Israel, Yerusalem dideklarasikan sebagai ibukotanya. Yordan yang meaneksasi Yerusalem Timur tahun 1950, memberlakukan hukum Yordania di wilayah itu. Hanya Britania Raya dan Pakistan yang mengakui aneksasi tersebut, yang, terkait Yerusalem, berada atas dasar de facto. Adalah meragukan jika Pakistan dikatakan melakukan pencaplokan terhadap Yordania.

Yordania mengambil kendali tempat-tempat suci di Kota Tua. Bertolak-belakang dengan syarat-syarat perjanjian, orang Israel tidak diperkenankan masuk ke tempat-tempat suci, banyak diantaranya yang dinajiskan. Yordania mengizinkan akses sangat terbatas ke tempat-tempat suci Kristen.  Selama periode ini, Kubah Shakhrah dan Masjid al-Aqsa direnovasi besar-besaran.

Para pendoa Yahudi di Tembok hanya mungkin berada di beberapa titik di sepanjang gang sempit di pinggiran wilayah orang-orang Maroko yang padat penduduknya, sebuah daerah yang diwariskan pada abad kedua belas untuk pengikut Saladin oleh putranya Malik al-Afdhal.

1967

Setelah Israel merebut Yerusalem Timur pada Perang Enam Hari di tahun 1967, orang Yahudi dan Kristen diperbolehkan memasuki kembali tempat-tempat suci, sementara Bukit Bait masih menjadi yurisdiksi wakaf Islam.  Wilayah orang Maroko yang berbatasan dengan Tembok Barat, dikosongkan dan dihancurkan untuk membuat jalan bagi sebuah plaza bagi mereka mengunjungi dinding. Sejak perang, Israel telah memperluas lingkar kota dan menetapkan lingkar pemukiman Yahudi di tanah kosong sebelah timur Garis Hijau.

Namun, pengambilalihan Yerusalem Timur dikritik oleh dunia internasional. Setelah penyampaian Hukum Yerusalem Israel, yang menyatakan Yerusalem “sepenuhnya dan kesatuan” ibukota Israel, Dewan Keamanan PBB menyampaikan resolusi yang menyatakan terjadi “pelanggaran hukum internasional” dan meminta semua negara-negara anggota menarik semua duta besarnya dari kota.

Status kota ini, khususnya tempat-tempat suci, masih menjadi masalah inti konflik Israel-Palestina. Pemukim Yahudi telah mengambil alih situs-situs bersejarah dan membangun di tanah yang disita dari orang Arab untuk meluaskan kehadiran orang Yahudi di Yerusalem Timur, sementara pemimpin-pemimpin Islam terkemuka mengklaim orang Yahudi tidak memiliki hubungan sejarah dengan Yerusalem, menganggap Tembok Barat yang telah berusia 2500 tahun dibangun sebagai bagian dari masjid.  Orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina di masa mendatang. 

Di akhir perang pada Juni 1967, saat pasukan Israel memasuki Kota Tua, pemerintah Israel diberi kesempatan tidak hanya untuk memulihkan keberadaan Yahudi ke kota bertembok namun menciptakan wilayah baru Yahudi yang diperluas, yang terdapat Tembok Barat sebagai pusatnya.

1970

Sekelompok rabi ekstremis – dipimpin oleh Shlomo Goren, yang kemudian menjadi kepala rabi Israel – mulai melobi agar orang Yahudi diizinkan masuk ke kompleks mesjid untuk berdoa, walaupun keputusan rabbi tradisional bertenangan dengan praktek seperti.

Kelompok-kelompok Yahudi segera muncul menuntut lebih: bahwa masjid akan diledakkan untuk mencari jalan untuk pembangunan sebuah kuil ketiga yang akan membawa lebih dekat kepada kedatangan Mesias mereka.

1996

Di saat menjabat perdana menteri, Netanyahu membuka terowongan di Tembok Barat, penggalian lainnya mendekati kompleks masjid, sehingga terjadi bentrokan yang menewaskan 75 orang Palestina dan 15 tentara Israel.

Israel, yang mengatakan masjid berada di atas reruntuhan dua kuil Yahudi kuno, yang dibangun oleh Salomo dan Herodes, mengacu pada situs di Gunung Bait dan telah menyampaikan pengakuan untuk mendapatkan kedaulatan atas wilayah tersebut dalam perundingan damai baru-baru ini.

2000

Sebelumnya kekacauan yang oleh Israel pada otoritas Islam di situs ini telah memicu bentrokan antara polisi Israel dan Palestina. Kunjungan pasukan bersenjata lengkap ke kompleks mesjid oleh Ariel Sharon pada tahun 2000, lama sebelum ia menjadi perdana menteri, untuk menyatakan hak Israel ada memicu Intifada kedua.

Pada perundingan Camp David di tahun 2000, Bill Clinton, kemudian menjadi presiden AS, mengusulkan membagi kedaulatan sehingga Israel akan memiliki kontrol atas “ruang bawah tanah” dari kompleks masjid dan Tembok Barat. Selama pembicaraan Ehud Barak, perdana menteri Israel sekarang, pengamat mengkhawatirkan sebutan atas keseluruhan kompleks Yahudi dengan “Mahakudus”, istilah yang sebelumnya digunakan hanya mengacu pada tempat suci di dalam candi yang telah hancur.

Meskipun undang-undang kemurnian agama Yahudi telah melarang orang Yahudi secara tradisional memasuki Mount Temple (Kuil Bukit), namun semakin banyak rabi Yahudi menuntut agar diizinkan untuk berdoa di dalam kompleks tersebut. Lebih lagi kelompok fanatik yang diketahui mendukung peledakan masjid-masjid dan membangun sebuah kuil ketiga di tempat mereka.

2004

Terjadi kerusakan kecil di jalan batu menuju Gerbang Mughrabi di depan kompleks mesjid oleh sebuah badai kecil. Kerusakan bertambah luas karena Israel membongkar jalan itu kemudian.

Menurut bukti yang ditunjukkan ke pengadilan Yerusalem, saat ini para pejabat Israel menggunakan kerusakan jalan tersebut sebagai dalih untuk membongkarnya enam tahun yang lalu. Tujuannya adalah untuk menggantikan jalan dengan jembatan logam permanen dan kemudian memperluas plaza doa Yahudi ke daerah dimana jalan itu.

Skema ini adalah gagasan Shmuel Rabinowitz, rabi yang bertanggung jawab atas Tembok Barat, yang menyatakan kerusakan jalan pada tahun 2004 adalah sebuah “keajaiban” yang mana Israel ditawari kesempatan untuk menguasai lebih banyak tanah yang dikuasai Islam di Kota Tua .

2007

Rencana Shmuel Rabinowitz itu disetujui oleh sebuah komite menteri khusus yang dipimpin oleh Ehud Olmert, yang kemudian menjadi perdana menteri. Proyek ini juga mendapat dukungan dari Netanyahu, meskipun ia membekukan pekerjaan konstruksinya pada bulan Juli atas perintah pengadilan Yerusalem.

Hakim, Moussia Arad, mengusulkan pada bulan Januari agar jalan dikembalikan, atau paling tidak jembatan mengikuti rute jalan yang tepat, dan semua pendoa dilarang di lokasi. Posisi itu mendapatkan dukungan dari pejabat PBB yang memantau pekerja Israel di Gerbang Mughrabi.

Pendekatan ilmiah untuk penggalian itu disorot pada awal tahun 2007 ketika muncul tiga tahun sebelumnya arkeolog-arkeolog Israel telah menemukan di sebuah situs ruang berdoa muslim dari masa Saladin, berasal dari abad ke-11, tapi penemuan itu tidak dihiraukan.

Pada bulan Februari 2007, ketika Israel membawa alat berat untuk penggalian di Gerbang Mughrabi, ratusan warga Palestina bentrok dengan polisi sementara Gerakan Islam di Israel menggelar demonstrasi besar-besaran. Jihad Islam mengatakan telah menembakkan dua roket Qassam dari Gaza sebagai jawaban, dan Brigade Martir al-Aqsa mengancam akan melakukan serangan jika pekerjaan itu tidak dihentikan.

Otoritas Islam juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa bagian masjid mungkin akan rusak oleh buldoser, dan mesin berat mungkin juga akan menghancurkan Masjid Al-Buraq yang masih belum ditemukan, yang diyakini terletak dekat dengan Gerbang Mughrabi, yang menandai situs di mana Nabi Muhammad menambatkan kudanya pada malam perjalanan dari Mekah menuju Yerusalem (Isra’).

Untuk menenangkan situasi, Israel mengizinkan pakar dari Turki untuk memeriksa penggalian beberapa waktu kemudian. Mereka melaporkan bahwa Israel sedang berusaha mengenyampingkan sejarah Islam di Yerusalem sehingga aspek Yahudi bisa lebih ditonjolkan.

2009

Pada bulan Desember, bertepatan dengan bulan Ramadhan, Israel mulai melakukan penggalian untuk membangun sejumlah terowongan di dekat Mesjid Al-Aqsa. Terowongan-terowongan itu dibangun saling terhubung di bawah lingkungan Arab Silwan, berkedalaman 120 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 3 meter, dan diarahkan menuju bagian utara Mesjid Al-Aqsa.

Pihak Palestina meyakini Israel ingin meng-yahudinisasi Yerusalem dan menghancurkan Mesjid Al-Aqsa, kemudian membangun kuil kedua di atas reruntuhan Mesjid. Namun pihak Israel berdalih melakukan penggalian terowongan untuk fasilitas pariwisata yang pembangunannya dimulai di bawah tanah.

Sementara itu 100.000 orang Palestina tidak bisa mencapai mesjid Al-Aqsa untuk shalat Jum’at (11/12/09) karena dilarang tentara pendudukan Israel. Sejak pagi Jumat ribuan orang Palestina tersebut yang berdatangan dari seluruh kota-kota Tepi Barat mengantri untuk diizinkan masuk ke dalam areal mesjid. 
2010

Pemerintah Israel telah berkeras meneruskan rencana untuk memperbesar alun-alun doa Yahudi di Tembok Barat di Kota Lama Yerusalem, meskipun diperingatkan akan beresiko memicu intifadhah ketiga.

Para pejabat Israel menolak proposal pengadilan Yerusalem minggu ini (Maret 2010) untuk mengesampingkan rencananya setelah hakim menerima pendapat bahwa perluasan alun-alun doa akan melanggar “status quo” yang meliputi pengaturan tempat-tempat suci Kota Tua. Otoritas Islam menyetujui pengaturan tersebut setelah Israel menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967.

Situs yang dimaksud oleh pejabat Israel terletak di Gerbang Mughrabi, sebuah pintu masuk ke kompleks masjid yang dikenal sebagai Haram al-Sharif, situs yang paling sensitif dalam konflik antara Israel dan Palestina. Di dalamnya ada Masjid Al-Aqsa dan Dome oh the Rock dengan kubah berlapis emasnya.