Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Oct 12, 2016

Palestina

Palestina merupakan suatu wilayah yang terletak di antara tepi Sungai Yordan mencapai sebelah Selatan dari Laut Mati hingga muara Teluk Aqabah. Kawasan ini berbentuk segitiga; bagian kepala menuju ke Selatan dan ekornya ke Utara. Pada bagian kepala bertemu dengan ujung teluk Aqabah, sedangkan bagian ekor memanjang dari laut mati hingga Laut Tengah. Wilayah Palestina berada di ujung sebelah Barat dari Benua Asia, membentang pada garis 15-34 dan 40-35 derajat Lintang Timur serta memanjang pada garis 30-29 dan 15-33 Lintang Utara.

Kawasan ini bukan merupakan kawasan yang subur dengan hasil alam yang melimpah. Hasil kekayaan alam yang ada hanya terbatas pada jenis logam yang terpendam di dasar laut mati. Adapun hasil pertanianya, di antaranya ialah jeruk limau, biji-bijian, serta zaitun. Kawasan ini menjadi penting bukan karena hasil kekayaan alamnya, melainkan lebih karena bukan tiga benua, yaitu Eropa, Asia, dan Afrika, serta menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah. Wilayah Palestina berbatasan langsung dengan Lebanon, Suriah, Yordania, Arab Saudi, serta Mesir yang artinya menghubungkan negara-negara Arab di kawasan Benua Asia dengan negara-negara Arab di kawasan Benua Afrika.

Dalam beberapa literatur sejarah dijelaskan bahwa bangsa Phunisia adalah bangsa yang pertama kali mendiami wilayah tersebut, yaitu pada masa sekitar 3000 SM. Mereka adalah para pelaut yang mengarungi laut Tengah hingga mencapai bagianwilayah pesisir Lebanon, dan menganggap wilayah tersebut merupakan tempat yang sesuai untuk menetap. Kawasan yang mereka jadikan tempat tinggal merupakan suatu daerah tepi pantai dengan sempit, dibatasi oleh lautan dari sebelah Barat dan pada sebelah Timur dikelilingi oleh deretan bukit batu yang terjal. Pada tahun 2500 SM, mulai datang bangsa-bangsa lain yang pada ikut menetap, yaitu bangsa Kanaan, Amon, dan Yebus. Bangsa-bangsa ini datang dari wilayah Semenajung Arab. Bangsa Kanaan tinggal di daratan sebelah Selatan. Bangsa Yebus menempati kawasan sekitar Jerusalem. Sedangkan bangsa ini merupakan asal-usul bangsa Palestina yang dikenal pada masa sekarang.

Dalam literatur lain disebutkan bahwa tanah Palestina dihuni oleh penduduk asli Palestina yang merupakan rumpun bangsa Arab. Bangsa Palestina adalah keturunan dari orang-orang Kanaan dan Filistin yang telah menetap di wilayah tersebut secara terus menerus selalma 40 abad. Mereka hidup selama berabad-abad, beradaptasi dalam bidang sosial, budaya, agama, dan dalam berbagai bidang kehidupan lainnya. Walau tidak jarang timbul peperangan dalam memperebutkan sumber-sumber ekonomi. Ketika Israel dalam kesulitan ekonomi dan kemarau yang panjang, mereka mulai mencari lahan pemukiman baru, dan sumber ekonomi yang mampu mencukupi kebutuhan mereka. Mereka kembali mengembara dan menetap di Mesir.  

Palestina pada Masa Sebelum Kedatangan Bangsa Arab

Wilayah Palestina terkenal dengan kota Jerussalem sebagai kota suci, tempat yang diklaim sebagai bangunan suci oleh umat Yahudi Nasrani dan Islam. Jerussalem menjadi kota yang paling diperebutkan oleh kedua agama besar dunia. Jerussalem yang diklaim menjadi pusat pemerintahan Palestina dan Israel sekrang telah dihuni oleh bangsa Yebus dan Kanaan sejak sekitar tahun 1800 SM. 

Pemberontakan Yahudi terhadap Romawi terjadi sekitar pada tahun 66 M, dapat digagalkan oleh Titus Kaisar Romawi. Pemberontakan Romawi terhadap Yahudi semakin menjadi karena mereka membakar segala rumah, ibadah, istana dan peninggalan bersejarah bagi Bani Israel.hingga akhirnya mereka diusir dari Jerussalem dan meninggalkan tanah kelahiran mereka. Berbanding terbalik pada masa Kaisar Byzantium Konstantin Agung, Jerussalem menjadi pusat agama Nasrani dan kota ini kembali pada fungsi awalnya bahwa umat Yahudi diperkenankan untuk memasuki kota.  Pada 614 M Palestina kembali dikuasai oleh bangsa Persia.

Palestina pada Masa Islam

Lingkungan etnis dan budaya bangsa Arab yang dikenal dewasa ini mulai terbentuk seiring dengan masa penyebaran agama islam. Penyebaran agama islam telah mempercepat proses Arabisasi dengan jangkauan yang demikian luas. Dalam waktu yang singkat setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab telah melakukan ekspansi dengan membangun imperium yang menguasai tiga benua. Membentang dari bagian Selatan Laut Tengah dan Pesisir Samudra Atlantik hingga melewati perbatasan India dan Cina. Kehadiran bangsa Arab secara cepat diterima dan berbaur dengan kehidupan melangsungkan pernikahan dengan penduduk Palestina. Pada masa inilah orang-orang palestina mengalami proses Arabisasi, baik secara etnis maupun kultur, serta sebagian besar memeluk agama islam.

Kedatangan Islam melaui bangsa Arab ke Palestina telah membawa pengaruh besar hingga sekarang dengan penyebarab agama Islam juga terjadi proses “Arabisasi” dalam budaya dan bahasa hingga sekarang islam dipeluk oleh mayoritas bangsa Palestina. Di samping itu, keadaan Islam juga telah suci bagi kaum Muslimin, selain Makkah dan Madinah di Arab Saudi. Pada masa awal kekuasaan kaum Muslimin, Jerusalem merupakan tempat peribadatan yang penuh kedamaian bagi umat Islam, Nasrani dan yahudi. Pada masa pemerintahannya Khalifah Al-Hakim terjadi perlakuan yang tidak simpatik terhadap orang-orang non-muslim yang datang berziarah ke Jerusalem dan di tetapkan peraturan bagi Kristen yang berziarah ke sana. Peraturan sangat menyulitkan mereka.

Peristiwa Perang Salib Beserta Pengaruhnya di Palestina

Disebabkan oleh tersiarnya kabar mengenai penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang Saljuk terhadap umat Nasrani yang melakukan ziarah, dan menghancurkan Gereja suci yang dilakukan oleh salah seorang Khalifah Fatimiyah pada tahun 1009 M. Sedangkan gereja tersebut merupakan tujuan beribu-ribu jama’ah Kristen dari Eropa. Sebab lain Perang Salib yaitu permintaan bantuan dari Kaisar Alexius Comnenus dari Byzantium pada tahun 1095 kepada Paus urbanus II dari Romawi karena daerah-daerahnya dikuasai oleh Saljuk. Bahkan Konstantinopel sebagai ibukota Byzantium juga terancam oleh Saljuk.

Pasukan Salib mengeksekusi orang-orang Arab dan sebagian lainnya diusir. Bangsa Eropa menjadikan Jerusalem sebagai pusat agama Nasrani dan bagian dari wilayah keuskupan Eropa. Gereja-gereja yang telah hancur kembali direnovasi. Selain itu banyak dilakukan pembangunan. Di berbagai bidang di Jerusalem. Komunitas Barat yang datang ke Palestina berasal dari Prancis, yang kemudian menetap di Jerusalem. Setiap tahunnya Jerusalem ramai dikunjungi oleh ribuan penziarah umat Nasrani. Tahun 1126, umat Islam mencoba bangkit kembali dari kekalahan. Dibawah pimpinan Imaduddin Zanki bin Aqsnaqr, penguasa Mousul dan Irak, berhasil merebut kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Ketika dia wafat tahun 1146, prjuangannya dilanjutkan anaknya Nuruddin Zanki yang berhasil menguasai kembali Antiochia dan Edessa, tahun 1149 dan 1151 M. Di bawah kekuasaan bangsa Malmuk. Kota Jerusalem lebih merupakan pusat agama ketimbang pemerintahan atau ekonomi. Mereka membangun berbagai lembaga pendidikan. Palestina berkembang pesat menjadi salah satu pusat pengetahuan Islam. Banyak dari berbagai kalangan datang menuntut memperdalam pengetahuan agama Islam, khususnya dari kawasan Timur Tengah.

Palestina pada Masa Kekuasaan Imperium Turki Ustmani

Salah satu kerajaan Islam adikuasa pada abad pertengahan yang disegani dan ditakuti dunia adalah Dinasti Utsmani. Kerajaan ini muncul pada periode abad pertengahan di saat fase munculnya tiga kerjaan besar yaitu kerajaan Utsman di Turki, kerajaan Safawi di persia, dan Kerajaan Mughal di India. Beberapa ahli sejarah membagi kekuasaan Dinasti Utsmani kepada beberapa periode. Syafiq Mughni memilah sejarah kekuasaan mereka ke dalam lima periode. Periode pertama, antara tahun 1299-1402, merupakan masa berdirinya kerajaan dan ekspansi pertama.

Periode kedua, 1402-1566 M, ditandai dengan upaya restorasi kerajaan dan cepatnya pertumbuhan sampai ekspansinya yang terbesar. Masa ini berlangsung sampai masa kejayaan Turki Utsmani di bawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni dan berhasil menaklukan Irak, Belgrado, Pulau Rodles, Tunis, Budapest dan Yaman. Dengan kata lain, Palestina dapat menaklukan sebagian kecil dari wilayah Asia. Hingga pada akhirnya Sultan Salim I dapat menaklukan bangsa Turki. Ke wilayah barat hingga Mesir. Tahun 1517 ketika bangsa Palestina dan Jerussalem dikuasai serta jatuh ke tangan Turki Usmani telah mengalami lonjakan penduduk yang cukup tajam, hal tersebut dikarenakan di bangunnya tembok-tembok serta di tata ulangnya sistem perekonomian terutama sektor perdagangan. Saat Sultan Sulaiman  berkuasa, Turki Usmani mengalami masa keemasan dengan memperluas wilayh kekuasaannya yang mencakup Asia Kecil, diantaranya Mesir, Libya, Tunis dan Aljazair di Afrika. Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongari dan Rumania di Eropa.

Pada periode ketiga, 1566-1699 M merupakan masa kemunduran. Terbukti dengan adanya tantangan untuk menghadapi tantangan dari kekuatan Austria di Eropa dan Dinasti Shafawi di Asia. Persiapan tersebut berupa penyiapan benteng pertahanan di Bosnia dan Hongaria. Periode keempat, 1699-1839 M adalah masa surutnya kekuasaan Ustmani secara berangsur-angsur dan pecahnya wilayah ke tangan  penguasa lokal. Periode kelima, 1839-1922 M, ditandai dengan kebangkitan kultural dan administrasi negara dibawah pengaruh ide-ide Barat. Serangan musuh semakin memuncak pada tahun 1912 saat pasukan  gabungan Balkan berhasil merebut seluruh wilayah Eropa, kecuali wilayah di sekitar Istanbul.

Memasuki abad 19, kekuasaan Turki atas Palestina mulai mengalami masa surut tidak ada lagi perkembangan yang berarti, baik secara ekonomi maupun politik. Pasukan Turki berhasil menghadang ekspansi Perancis pimpinan Napoleon Bona Parti di Timur Tengah. Dibawah pemerintahan Mohammad Ali palestina mengalami kemajuan besar. Dia membangun angkatan persenjata yang tangguh dan modern, mengamankan jalur-jalur kota melakukan modernisasi di bidang pertanian, membangun Indutrialisasi, mengembangkan sistem Administrasi serta mengijinkan suku-suku Nomaden untuk menetap di Palestina. Beliau juga membina hubungan baik dengan negara-negara barat hal tersebut di tunjukan dengan menggunakan para tenaga ahli dalam membangunan ekonomi dan militer dalam rangka kebijaksanaan Reformasi guna mengembangan sumber daya berkualitas. Mohammad Ali dapat di katakan sebagai peletak dasar Modernisasi Palestina. Pada masa pemerintahannya banyak orang-orang Yahudi yang kembali datang dan menetap di Palestina.

Pada tahun 1840 dengan sisa kekuatan yang ada serta di bantu oleh Rusia, Turki Usmani dapat kembali merebut Palestina. pada abad ini, kejayaan imperium Turki Usmania mulai mengalami masa surut. Pemerintahan yang lemah, perpecahan internal, serta persaingan negara-negara besar Eropa yang semakin Tajam secara perlahan-lahan membawa imperium Turki Usmania ke ambang kehancuran. Kekalahan yang terjadi, baik dalam pertempuran maupun diplomasi mulai di alami oleh Turki, Turki telah banyak kehilangan wilayah kekuasaanya di Eropa dan adanya kebangkitan semangat Nasionalisme bangsa Arab justru menambah deretan wilayah kekuasaan Imperium Turki Usmani. Antara tahun 1912-1920, Turki Usmani telah kehilangan seluruh wilayah kekuasaannya di Balkan. Negara-negara baru bermunculan seperti Libanon, Syiria, Palestina, Yordania dan Irak.  

Perang dunia I telah mengakhiri kelangsungan Imperium Turki Usmani dalam Konferensi perdamaian di San Remo wilayah palestina di serahkan pada pemerintahan mandat Inggris. Liga bangsa-bangsa mengesahkan pemerintah Mandat Inggris atas wilayah Palestina, Yaitu persengketaan antara bangsa Palestina dan bangsa Yahudi atas wilayah Palestina dan kota yang berlangsung hingga sekarang.

Pemberontakan Yahudi terhadap Romawi terjadi sekitar pada tahun 66 M, dapat digagalkan oleh Titus Kaisar Romawi. Pemberontakan Romawi terhadap Yahudi semakin menjadi karena mereka membakar segala rumah, ibadah, istana dan peninggalan bersejarah bagi Bani Israel.hingga akhirnya mereka diusir dari Jerussalem dan meninggalkan tanah kelahiran mereka. Dalam waktu yang singkat setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, bangsa Arab telah melakukan ekspansi dengan membangun imperium yang menguasai tiga benua. 

Membentang dari bagian Selatan Laut Tengah dan Pesisir Samudra Atlantik hingga melewati perbatasan India dan Cina. Kehadiran bangsa Arab secara cepat diterima dan berbaur dengan kehidupan melangsungkan pernikahan dengan penduduk Palestina. Pada masa inilah orang-orang palestina mengalami proses Arabisasi, baik secara etnis maupun kultur, serta sebagian besar memeluk agama islam.

Bangsa Eropa menjadikan Jerusalem sebagai pusat agama Nasrani dan bagian dari wilayah keuskupan Eropa. Gereja-gereja yang telah hancur kembali direnovasi. Selain itu banyak dilakukan pembangunan. Di berbagai bidang di Jerusalem. Komunitas Barat yang datang ke Palestina berasal dari Prancis, yang kemudian menetap di Jerusalem. Setiap tahunnya Jerusalem ramai dikunjungi oleh ribuan penziarah umat Nasrani. kejayaan imperium Turki Usmania mulai mengalami masa surut. Pemerintahan yang lemah, perpecahan internal, serta persaingan negara-negara besar Eropa yang semakin Tajam secara perlahan-lahan membawa imperium Turki Usmania ke ambang kehancuran. Negara-negara baru bermunculan seperti Libanon, Syiria, Palestina, Yordania dan Irak.  Perang dunia I telah mengakhiri kelangsungan Imperium Turki Usmani dalam Konferensi perdamaian di San Remo wilayah palestina di serahkan pada pemerintahan mandat Inggris.

1 comment:

DCAja said...

salam sehat selalu! 😂✌