Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Aug 15, 2017

Keluarnya Bangsa Israel dari Mesir Menuju Tanah Kanaan

1. Rameses Titik dimulainya bangsa Israel keluar dari Mesir
(Keluaran 12:37) Kemudian berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak.
(Bilangan 33:5) Berangkatlah orang Israel dari Rameses, lalu berkemah di Sukot.
2. Succoth
Keluaran 13:20-22 
20 Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun. 
21 TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. 
22. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu.
3. Pi-hahiroth
Keluaran 12:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut.
4. Marah
Keluaran 15:23 Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.
5. Elim
Keluaran 15:27 Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.
6. Wilderness of Sin Keluaran 16 : 1-4
1. Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. 
2. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; 
3. dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." 
4. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak.
7. Rephidim
Keluaran 17:8 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
8. Gunung Sinai (Gunung Horeb atau Jebel Musa)
Keluaran 19:1 Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga. 
2. Setelah mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu. 
3. Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: "Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel:
9. Padang Gurun Sinai bangsa Israel membuat tabernakel Keluaran 25-30.

10. Perkemahan di padang gurun
Bilangan 11:16 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Kumpulkanlah di hadapan-Ku dari antara para tua-tua Israel tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya, kemudian bawalah mereka ke Kemah Pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engka
11. Ezion-geber
Ulangan 2 :4-9 
4. Perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sebentar lagi kamu akan berjalan melalui daerah saudara-saudaramu, bani Esau, yang diam di Seir; mereka akan takut kepadamu. Tetapi hati-hatilah sekali;
5. janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu setapak kaki dari negeri mereka, karena kepada Esau telah Kuberikan pegunungan Seir menjadi miliknya. 
6. Makanan haruslah kamu beli dari mereka dengan uang, supaya kamu dapat makan; juga air haruslah kamu beli dari mereka dengan uang, supaya kamu dapat minum. 
7. Sebab TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia memperhatikan perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apapun. 
8. Kemudian kita berjalan terus, meninggalkan daerah saudara-saudara kita, bani Esau yang diam di Seir, meninggalkan jalan dari Araba-Yordan, yakni dari Elat dan Ezion-Geber. Sesudah itu kita belok dan berjalan terus ke arah padang gurun Moab. 
9. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Janganlah melawan Moab dan janganlah menyerang mereka, sebab Aku tidak akan memberikan kepadamu apapun dari negerinya menjadi milikmu, karena Ar telah Kuberikan kepada bani Lot menjadi miliknya.
12. Kadesh-barnea Musa mengirim pengintai ke tanah Kanaan
Bilangan 13:26. dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu.
13. Eastern Wilderness di daerah bangsa Edom dan Moab.
Keluaran 20:14-21
14. Kemudian Musa mengirim utusan dari Kadesh kepada raja Edom dengan pesan: "Beginilah perkataan saudaramu Israel: Engkau tahu segala kesusahan yang telah menimpa kami,
15. bahwa nenek moyang kami pergi ke Mesir, dan kami lama diam di Mesir dan kami dan nenek moyang kami diperlakukan dengan jahat oleh orang Mesir; 
16. bahwa kami berteriak kepada TUHAN, dan Ia mendengarkan suara kami, mengutus seorang malaikat dan menuntun kami keluar dari Mesir. Sekarang ini kami ada di Kadesh, sebuah kota di tepi perbatasanmu.
17. Izinkanlah kiranya kami melalui negerimu; kami tidak akan berjalan melalui ladang-ladang dan kebun-kebun anggurmu dan kami tidak akan minum air sumurmu; jalan besar saja akan kami jalani dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri, sampai kami melalui batas daerahmu." 
18. Tetapi orang Edom berkata kepada mereka: "Tidak boleh kamu melalui daerah kami, nanti kami keluar menjumpai kamu dengan pedang! 
19. Lalu berkatalah orang Israel kepadanya: "Kami akan berjalan melalui jalan raya, dan jika kami dan ternak kami minum airmu, maka kami akan membayar uangnya, asal kami diizinkan lalu dengan berjalan kaki, hanya itu saja." 
20. Tetapi jawab mereka: "Tidak boleh kamu lalu." Maka keluarlah orang Edom menghadapi mereka dengan banyak rakyatnya dan dengan tentara yang kuat. 
21. Ketika orang Edom tidak mau mengizinkan orang Israel lalu dari daerahnya, maka orang Israel menyimpang meninggalkannya.
14. Sungai Arnon
Ulangan 2:24. Bersiaplah kamu, berangkatlah dan seberangilah sungai Arnon. Ketahuilah, Aku menyerahkan Sihon, raja Hesybon, orang Amori itu, beserta negerinya ke dalam tanganmu; mulailah menduduki negerinya dan seranglah Sihon.
25. Pada hari ini Aku mulai mendatangkan ke atas bangsa-bangsa di seluruh kolong langit keseganan dan ketakutan terhadap kamu, sehingga mereka menggigil dan gemetar karena engkau, apabila mereka mendengar tentang kamu."
26. "Kemudian aku menyuruh utusan dari padang gurun Kedemot kepada Sihon, raja Hesybon, menyampaikan pesan perdamaian, bunyinya:
27. Izinkanlah aku berjalan melalui negerimu. Aku akan tetap berjalan mengikuti jalan raya, dengan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.
28. Juallah makanan kepadaku dengan bayaran uang, supaya aku dapat makan, dan berikanlah air kepadaku ganti uang, supaya aku dapat minum; hanya izinkanlah aku lewat dengan berjalan kaki
29. seperti yang diperbuat kepadaku oleh bani Esau yang diam di Seir dan oleh orang Moab yang diam di Ar--sampai aku menyeberangi sungai Yordan pergi ke negeri yang diberikan kepada kami oleh TUHAN, Allah kami.
30. Tetapi Sihon, raja Hesybon, tidak mau memberi kita berjalan melalui daerahnya, sebab TUHAN, Allahmu, membuat dia keras kepala dan tegar hati, dengan maksud menyerahkan dia ke dalam tanganmu, seperti yang terjadi sekarang ini.
31. Lalu TUHAN berfirman kepadaku: Ketahuilah, Aku mulai menyerahkan Sihon dan negerinya kepadamu. Mulailah menduduki negerinya supaya menjadi milikmu.
32. Kemudian Sihon dan seluruh tentaranya maju mendatangi kita, untuk berperang dekat Yahas,
33. tetapi TUHAN, Allah kita, menyerahkan dia kepada kita, sehingga kita mengalahkan dia dengan anak-anaknya dan seluruh tentaranya.
34. Pada waktu itu kita merebut segala kotanya dan menumpas penduduk setiap kota: laki-laki dan perempuan serta anak-anak. Tidak ada seorangpun yang kita biarkan terluput;
35. hanya hewan kita rampas bagi kita sendiri, seperti juga jarahan dari kota-kota yang telah kita rebut.
36. Mulai dari Aroer, di tepi sungai Arnon, dan kota di lembah itu, sampai Gilead tidak ada kota yang bentengnya terlalu kuat bagi kita; sebab TUHAN, Allah kita, menyerahkan semuanya kepada kita.
37. Hanya negeri bani Amon tidak engkau dekati, baik sungai Yabok sepanjang tepinya maupun kota-kota di pegunungan, tepat seperti yang dilarang TUHAN, Allah kita."
15. Gunung Nebo
Ulangan 34:1. Kemudian naiklah Musa dari dataran Moab ke atas gunung Nebo, yakni ke atas puncak Pisga, yang di tentangan Yerikho, lalu TUHAN memperlihatkan kepadanya seluruh negeri itu: daerah Gilead sampai ke kota Dan, 
2. seluruh Naftali, tanah Efraim dan Manasye, seluruh tanah Yehuda sampai laut sebelah barat, 
3. Tanah Negeb dan lembah Yordan, lembah Yerikho, kota pohon korma itu, sampai Zoar. 
4. Dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Inilah negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub; demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu. Aku mengizinkan engkau melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyeberang ke sana." 
5. Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
16. Plains of Moab
Bilangan 33:50. TUHAN berfirman kepada Musa di dataran Moab di tepi sungai Yordan dekat Yerikho: 
51. "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu menyeberangi sungai Yordan ke tanah Kanaan, 
52. maka haruslah kamu menghalau semua penduduk negeri itu dari depanmu dan membinasakan segala batu berukir kepunyaan mereka; juga haruslah kamu membinasakan segala patung tuangan mereka dan memusnahkan segala bukit pengorbanan mereka. 
53. Haruslah kamu menduduki negeri itu dan diam di sana, sebab kepadamulah Kuberikan negeri itu untuk diduduki. 
54. Maka haruslah kamu membagi negeri itu sebagai milik pusaka dengan membuang undi menurut kaummu: kepada yang besar jumlahnya haruslah kamu memberikan milik pusaka yang besar, dan kepada yang kecil jumlahnya haruslah kamu memberikan milik pusaka yang kecil; yang ditunjuk oleh undi bagi masing-masing, itulah bagian undiannya; menurut suku nenek moyangmu haruslah kamu membagi milik pusaka itu. 
55. Tetapi jika kamu tidak menghalau penduduk negeri itu dari depanmu, maka orang-orang yang kamu tinggalkan hidup dari mereka akan menjadi seperti selumbar di matamu dan seperti duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kamu di negeri yang kamu diami itu. 
56. Maka akan Kulakukan kepadamu seperti yang Kurancang melakukan kepada mereka."
17. Sungai Yordan
Yosua 3:1. Yosua bangun pagi-pagi, lalu ia dan semua orang Israel berangkat dari Sitim, dan sampailah mereka ke sungai Yordan, maka bermalamlah mereka di sana, sebelum menyeberang. 
2. Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan, 
3. dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya 
4. hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya--maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu." 
5. Berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kuduskanlah dirimu, sebab besok TUHAN akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu."
18. Jericho
Yosua 6: 1. Dalam pada itu Yerikho telah menutup pintu gerbangnya; telah tertutup kota itu karena orang Israel; tidak ada orang keluar atau masuk. 
2. Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: "Ketahuilah, Aku serahkan ke tanganmu Yerikho ini beserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. 
3. Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, 
4. dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. 
5. Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan." 
6. Kemudian Yosua bin Nun memanggil para imam dan berkata kepada mereka: "Angkatlah tabut perjanjian itu dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut TUHAN." 
7. Dan kepada bangsa itu dikatakannya: "Majulah, kelilingilah kota itu, dan orang-orang bersenjata harus berjalan di depan tabut TUHAN." 
8. Segera sesudah Yosua berkata kepada bangsa itu, maka berjalanlah maju ketujuh orang imam, yang membawa ketujuh sangkakala tanduk domba itu di hadapan TUHAN, lalu mereka meniup sangkakala, sedang tabut perjanjian TUHAN mengikut mereka. 
9. Dan orang-orang bersenjata berjalan di depan para imam yang meniup sangkakala dan barisan penutup mengikut tabut itu, sedang sangkakala terus-menerus ditiup. 
10. Tetapi Yosua telah memerintahkan kepada bangsa itu, demikian: "Janganlah bersorak dan janganlah perdengarkan suaramu, sepatah katapun janganlah keluar dari mulutmu sampai pada hari aku mengatakan kepadamu: Bersoraklah! --maka kamu harus bersorak." 
11. Demikianlah tabut TUHAN mengelilingi kota itu, mengedarinya sekali saja. Kemudian kembalilah mereka ke tempat perkemahan dan bermalam di tempat perkemahan itu. 
12. Keesokan harinya Yosua bangun pagi-pagi, lalu para imam mengangkat tabut TUHAN. 
13. Maka berjalanlah juga ketujuh orang imam, yang membawa ketujuh sangkakala tanduk domba itu di depan tabut TUHAN, sambil berjalan mereka meniup sangkakala, sedang orang-orang bersenjata berjalan di depan mereka dan barisan penutup mengikut tabut TUHAN, sementara sangkakala terus-menerus ditiup. 
14. Demikianlah pada hari kedua mereka mengelilingi kota itu sekali saja, lalu pulang ke tempat perkemahan. Dan begitulah dilakukan mereka enam hari lamanya.

15. Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali. 
16. Lalu pada ketujuh kalinya, ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota ini kepadamu! 
17. Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi TUHAN untuk dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh. 
18. Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya. 
19. Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN." 
20. Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu. 
21. Mereka menumpas dengan mata pedang segala sesuatu yang di dalam kota itu, baik laki-laki maupun perempuan, baik tua maupun muda, sampai kepada lembu, domba dan keledai.

Kota Baghdad

Ketika membahas dinasti Abbasiyah sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan kota Baghdad. Kota yang di masa silam dikenal sebagai negeri metropolitan. Negeri 1001 malam.

Ketika pertama kali daulah Abbasiyah mengambil alih kekuasaan dari dinasti Umawiyah yang berpusat di Damaskus, kota itu tidak bersahabat dengan orang-orang Abbasiyah. Damaskus kota yang jauh dari Persia, basis kekuasaan Abbasiyah. Abu al-Abbas al-Saffah, khalifah pertama Daulah Abbasiyah mulai mencari tempat untuk dijadikan pusat pemerintahannya. Ia memilih Kufah, Irak, hingga dia meninggal.

Abu Ja’far al-Mansur, menggantikan Al-Saffah sebagai khalifah kedua Abbasiyah. Dia mencari kota yang baru dan akhirnya menemukan lokasi sebuah dusun kecil Persia bernama Baghdad. Baghdad yang dalam bahasa Persia berarti “Didirikan Tuhan” dahulu adalah kota kuno terletak antara Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Di masa Rasulullah, kota ini menjadi sebuah kota pasar dan ketika khalifah al-Manshur mengunjunginya, pasar-pasar tersebut telah lenyap dan digantikan menjadi biara-biara Kristen.

Pada tahun 146 H (762 M), ketika pertama kali membangun kota Baghdad, pada peletakan batu pertama khalifah al-Manshur mengatakan:
“Bismillahirrahmanirrahim. Bumi adalah milik-Nya. Dia mewariskannya bagi siapa yang Dia kehendaki kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Kemenangan adalah milik orang-orang bertakwa.”

Ratusan ribu pekerja ahli bangunan terdiri dari arsitktur, tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat dan lainnya yang didatangkan dari Suriah, Mosul, Basrah, dan Kufah dikerahkan untuk membangun kota seribu satu malam tersebut dengan biaya yang sangat besar. Sejarawan mengatakan bahwa Abu Ja’far al-Manshur membiayai biaya pembangunan Baghdad sebesar 18.000 dinar. Dengan dana yang begitu besar, dibangunlah bangunan-bangunan megah: Istana, masjid, jembatan, saluran air, dan berbagai benteng serta kubu pertahanan.

Istana dibangun di tengah-tengah kota Baghdad yang bundar, dan di samping istana dibangun masjid Jami’. Istana khalifah dibangun dengan megah. Pintunya diberi banyak sepuhan emas. Terbuat dari batu dan pualam serta memiliki kubah hijau besar yang dipuncaknya dipasangi patung seorang penunggang kuda yang berputar-putar seperti kincir penunjuk arah angin.

Di atas tembok dalam, sebuah balkon terentang sepanjang kubu benteng yang cukup luas bagi sang khalifah untuk menaiki kuda sembari memeriksa daerah sekilling. Terdapat empat pintu gerbang kota dengan empat jalan raya yang menandai empat penjuru mata angin, menyebar ke luar seperti jari-jari sebuah roda dengan pusatnya adalah istana khalifah. Masing-masing gerbang diberi nama sesuai kota besar atau kawasan yang ditujunya: Damaskus, Basrah, Kufah, dan Khurasan.

Tidak lama, kota Baghdad berkembang psat melampaui rancangan awalnya, menjadi lebih luas dengan banyaknya bangunan-bangunan dan pemukiman. Ia meliputi taman-taman yang luas dan aneka tempat rekreasi. Bahkan orang-orang nonmuslim diberikan kebebasan membangun tempat tinggalnya. Terdapat sebuah kawasan Kristen, dilengkapi dengan gereja, biara, dan asrama biarawati.

Baghdad juga memiliki pelabuhan yang sangat maju untuk penggunaan komersial. Tiga jembatan berukuran besar yang terdapat di hulu, hilir, dan tengah-tengah kota. Dilekatkan ke tiang-tiang besar di kedua tepi sungai Tigris dengan rantai besi. Sekitar tiga ribu sampan juga mengangkut orang bolak-balik.

Sementara itu, di tepi timur sungai Tigris, berdiri istana al-Rusafah milik Muhammad al-Mahdi, putra khalifah al-Manshur. Sebuah pemukiman tumbuh di sekitarnya berseberangan dengan istana kedua yang dikenal sebagai al-Khuld, dibatasi oleh taman-taman luas yang terhampar sepanjang tepi barat.

Setelah beberapa waktu, kota ini memiliki lapangan-lapangan publik berukuran besar untuk balapan kuda dan polo. Sebuah istana yang dibangun di sekilling sebatang pohon perak murni dengan burung mekanis yang berkicau. Terdapat juga kebun binatang dengan kandang-kandang bertrali untuk singa, gajah, merak, macan, dan jerapah.

Baghdad yang dinamakan Madinah al-Salam (Kota Kedamaian) oleh al-Manshur seakan disulap dalam satu malam menjadi kota terbesar di dunia dan tiada bandingannya. Di dalamnya terdapat banyak ulama dan cendikiawan. Al-Manshur mengumpulkan para ulama di Baghdad dari seluruh negara dan wilayah sehingga Baghdad menjadi induk dunia, tuan negara dan tempat lahirnya peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah.

Demikianlah sejarah singkat pembangunan kota Baghdad yang nantinya, di masa Khalifah Harun al-Rasyid dan setelahnya menjadi kota metropolitan dengan penduduk terbanyak di dunia mencapai dua juta orang. Saingannya adalah kota Cordoba di Spanyol dibawah pemerintahan Islam dinasti Umawiyah dengan 500.000 jiwa. Sementara itu, Paris, kota Kristen terbesar di Eropa, hanya mencapai 200.000 hingga 300.000 jiwa saja.

Aug 1, 2017

Prasasti Mesha

Prasasti Mesha (Mesha Stele) berasal dari batu Basalt yang dibuat sekitar tahun 840 sm oleh Mesha raja Moab. Mesha menceritakan bagaimana dewa Kemos, dewa bangsa Moab, murka atas umatnya dan menghukum mereka dengan ditundukkan oleh Israel atau menjadi negeri vassal, tetapi kemudian Kemosh menunjukkan kasihnya pada zaman Mesha berkuasa, dimana ia berhasil memengangi peperangan atas Israel dan menjadi negara merdeka. Mesha juga menceritakan pencapaiannya dibidang infrastruktur negeri Moab. Prasasti ini ditulis dalam aksara Phoenician/Fenesia, aksara yang sama digunakan pula oleh bangsa Israel, Kanaan, Phoenician dan Aram. Dari prasasti ini ditemukan pula kedekatan bahasa antara bangsa Moab dan Israel/Ibrani, dimana bahasa moab hanya berbeda dalam kasus dialek.

Prasasti ini ditemukan oleh missionaris perancis bernama Frederick Augustus Klein di lokasi reruntuhan kota kuno Moab bernama Dibon (sekarang bernama Diban, Yordania), pada bulan Agustus 1868, atas petunjuk penduduk beduin disana. Setahun setelah berita penemuannya, prasasti tersebut dihancurkan karena pertikaian status kepemelikan oleh para beduin, namun sebelum dihancurkan catatan dari prasasti tersebut telah disalin oleh penduduk setempat untuk diberikan kepada Charles Simon Clermont-Ganneau seorang sarjana orientalis. Saat ini prasasti tersebut telah direkonstruksi dan disimpan di Museum Louvre Perancis.

Penampakan dari jarak dekat akan prasasti Mesha yang menunjukkan penggunaan aksara Phoenician atau Paleo Hebrew/Ibrani

Penampakan Prasasti Mesha yang kini berada di museum Louvre - Perancis

Peta Moab, yang menunjukkan lokasi yang disebut dalam prasasti
Berikut ini adalah isi prasasti Moab
  • Saya Mesha, anak dari Kemos-Yatti, Raja Moab, Dari Dibon. Ayahku adalah Raja yang memerintah atas Moab selama 30 tahun, dan Saya adalah raja penerusnya.
  • Dan saya membuat altar persembahan dibukit untuk Kemos di bukit Karchoch [...] karena ia telah memberiku kemenangan atas para raja-raja dan para musuhku.
  • Omri adalah raja dari Israel, dan ia menjajah negeri Moab selama bertahun-tahun, hal ini karena kemarahan Kemos pada umatnya. Demikian pula dengan anaknya [Ahab], ia juga berjanji akan terus menjajah negeri Moab. Dan itulah yang ia lakukan pada zaman saya berkuasa. Tapi saya berhasil membuatnya bertekuk lutut bahkan dinegerinya sendiri, dan Israel telah kuruntuhkan, ya ia akan runtuh selamanya.
  • Omri telah merebut seluruh tanah Medeba dan ia menguasainya sepanjang hidupnya dan juga setengah masa pemerintahan anaknya, 40 tahun, tapi Kemos mengembalikan kepada Moab dimasa hidupku. Dan kudirikan kuil Baal Meon, juga kubangun penampungan air, dan juga ku kukuhkan tembok kota Kiriathaim.
  • Dan rakyat kota Gad yang telah hidup di kota Ataroth sejak masa lampau, yang kemudian direbut oleh raja Israel, tetapi kemudian kurebut kota itu, ku tumpas para rakyat kota itu sebagai persembahan atas kemenangan Kemos dan Moab, dan ku jarah segalanya, dan ku persembahkan kepada Kemos di Kerioth, dan kubawa rakyat dari Sharon/Siran dan Maharith/Mochrath untuk menetap disana.
  • Dan Kemos berfirman kepada ku : pergilah, rebut Nebo dari Israel, dan saya pun berangkat pada malam hari, dan ku perangi mereka hingga sore hari, dan ku rebut, dan kubunuh semua penduduknya, 7000 orang lelaki, tetapi tidak kubunuh para wanita dan para budak, karena mereka ku persembahkan untuk Astar-Kemos. Dan dari sana kurampas perlengkapan penyembahan untuk Yahweh, kuberikan kepada Kemos.
  • Dan raja Israel yang telah memperkokoh Jahaz, dan berdiam disana selama berperang denganku, dan Kemos membuatnya menyingkir dari hadapanku, dan kubawa 2000 prajurit dari Moab, ku pimpin mereka menuju Jahaz, Dan ku rebut kota tersebut untuk Dibon.
  • Ku perkuat Karchoh, dengan dinding kayu, serta istananya, kuperbaharui pula gerbang dan menaranya, kuperintahkan kepada setiap penduduk untuk membuat penampungan air disetiap rumah, dan ku perintahkan kepada seluruh tawanan perang dari Israel untuk membuat parit disekeliling Karchoch.
  • Ku perkuat Aroer, dan kubangun jalanan untuk dilalui para serdadu di Arnon. Ku bangun kembali Beth Bamoth dan Bezer, yang runtuh sebelumnya.
  • Dan prajurit yang telah berperang untuk Dibon, mereka adalah para penakluk. Dan saya adalah raja atas ratusan kota termasuk yang telah kurebut untuk negeri Moab.
  • Dan juga ku bangun pula istana di Madeba, Diblathaim dan Baal Meon, dan kubawa kesana dalam jumlah besar ke tanah tersebut.
  • Dan di Honoraim, disanan berdiam Dan Kemos berfirman kepada ku : "Pergi, dan perangilah Honoraim!". Dan saya pun kesana dan kemos menyerahkannya pada zaman ku
Peperangan Mesha dari sudut pandang Israel
Jika prasasti diatas adalah dari sudut pandang Moab, maka dari sumber alkitab kita dapat menemukan perspektif yang berbeda, berikut adalah catatan dari Alkitab pada kitab 2 Raja-Raja 3
  1. Yoram, anak Ahab, menjadi raja di Samaria atas Israel dalam tahun kedelapan belas zaman Yosafat, raja Yehuda, dan ia memerintah dua belas tahun lamanya. 
  2. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, tetapi bukan seperti ayahnya dan seperti ibunya: ia menjauhkan tugu berhala Baal yang didirikan ayahnya. 
  3. Namun demikian, ia masih berpaut kepada dosa Yerobeam bin Nebat yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula; ia tidak menjauhinya. 
  4. Mesa, raja Moab, adalah seorang peternak domba; sebagai upeti ia membayar kepada raja Israel seratus ribu anak domba dan bulu dari seratus ribu domba jantan. 
  5. Tetapi segera sesudah Ahab mati, memberontaklah raja Moab terhadap raja Israel. 
  6. Keluarlah raja Yoram pada waktu itu dari Samaria, lalu ia memeriksa barisan seluruh orang Israel. 
  7. Selanjutnya ia menyuruh orang kepada Yosafat, raja Yehuda, dengan pesan: "Raja Moab telah memberontak terhadap aku! Maukah engkau bersama-sama aku berperang melawan Moab?" Jawabnya: "Aku akan maju. Kita sama-sama, aku dan engkau, rakyatku dan rakyatmu, kudaku dan kudamu." 
  8. Lagi ia bertanya: "Melalui jalan manakah kita akan maju?" Jawabnya: "Melalui padang gurun Edom!" 
  9. Maka berjalanlah raja Israel dan raja Yehuda dan raja Edom. Tetapi sesudah mereka berkeliling tujuh hari perjalanan jauhnya, maka tidak terdapat air untuk tentara dan untuk hewan yang mengikuti mereka. 
  10. Lalu berkatalah raja Israel: "Wahai, TUHAN telah memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan Moab!" 
  11. Tetapi bertanyalah Yosafat: "Tidak adakah di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk TUHAN?" Lalu salah seorang pegawai raja Israel menjawab, katanya: "Di sini ada Elisa bin Safat, yang dahulu melayani Elia." 
  12. Berkatalah Yosafat: "Memang padanya ada firman TUHAN." Sesudah itu pergilah raja Israel dan Yosafat dan raja Edom kepada Elisa. 
  13. Tetapi berkatalah Elisa kepada raja Israel: "Apakah urusanku dengan engkau? Pergilah kepada para nabi ayahmu dan kepada para nabi ibumu." Jawab raja Israel kepadanya: "Jangan begitu, sebab TUHAN memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Moab!" 
  14. Berkatalah Elisa: "Demi TUHAN semesta alam yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan: jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu. 
  15. Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi." Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia. 
  16. Kemudian berkatalah ia: "Beginilah firman TUHAN: Biarlah di lembah ini dibuat parit-parit, 
  17. sebab beginilah firman TUHAN: Kamu tidak akan mendapat angin dan hujan, namun lembah ini akan penuh dengan air, sehingga kamu serta ternak sembelihan dan hewan pengangkut dapat minum. 
  18. Dan itupun adalah perkara ringan di mata TUHAN; juga orang Moab akan diserahkan-Nya ke dalam tanganmu. 
  19. Kamu akan memusnahkan segala kota yang berkubu dan segala kota pilihan; kamu akan menumbangkan segala pohon yang baik; kamu akan menutup segala mata air dan kamu akan merusakkan segala ladang yang baik dengan batu-batu." 
  20. Keesokan harinya ketika orang mempersembahkan korban, datanglah dengan tiba-tiba air dari arah Edom, lalu penuhlah negeri itu dengan air. 
  21. Ketika didengar seluruh orang Moab, bahwa ketiga raja itu telah maju memerangi mereka, maka dikerahkanlah semua orang yang masih sanggup menyandang pedang, bahkan orang-orang yang lebih tua juga, kemudian mereka ditempatkan di tepi perbatasan. 
  22. Keesokan harinya pagi-pagi, ketika matahari bersinar atas permukaan air itu, tampaklah kepada orang Moab itu, bahwa air di sebelah depannya merah seperti darah. 
  23. Lalu berserulah mereka: "Itu darah! Tentulah raja-raja itu telah berbunuh-bunuhan, yang seorang membunuh yang lain. Maka sekarang, marilah menjarah, hai orang-orang Moab!" 
  24. Tetapi ketika mereka sampai ke perkemahan orang Israel, maka bangkitlah orang Israel itu, lalu memukul orang-orang Moab, sehingga mereka lari dari situ. Dan makin jauhlah mereka menerobos ke dalam Moab sambil menewaskan orang-orang Moab itu. 
  25. Mereka meruntuhkan kota-kota dan menutupi setiap ladang yang baik dengan batu, karena setiap orang melemparkan batu ke atasnya. Mereka menutup segala mata air dan menumbangkan segala pohon yang baik, sampai hanya Kir-Hareset saja yang ditinggalkan, tetapi kota ini ditembaki oleh orang-orang pengumban dari segala penjuru. 
  26. Ketika raja Moab melihat, bahwa peperangan itu terlalu berat baginya, diambilnyalah tujuh ratus orang pemegang pedang bersama-sama dia untuk menerobos ke jurusan raja Edom, tetapi tidak berhasil.
  27. Kemudian ia mengambil anaknya yang sulung yang akan menjadi raja menggantikan dia, lalu mempersembahkannya sebagai korban bakaran di atas pagar tembok. Tetapi kegusaran besar menimpa orang Israel, sehingga mereka berangkat meninggalkan dia dan pulang ke negeri mereka.
Perbedaan antara catatan Mesha dan Alkitab atas pertempuran Moab vs Israel

1. Pelaku peperangan
Catatan Mesha :
anak dari Omri, kemungkinan adalah cucunya yaitu Yoram.
Catatan dari Alkitab :
ada 3 raja yaitu raja Israel - Yoram, raja Yehuda - Yosafat, dan raja Edom. Untuk Edom mungkin bukan raja tapi selevel bupati, karena menurut 1 Raja 22:47 pada zaman Yosafat tidak ada raja di Edom.

2. Rute
Catatan Mesha : Israel berperang melalui jalur utara, disebut mereka bermukim di Jahaz.

Catatan Alkitab :

Serangan dilakukan melalui Edom yaitu jalur selatan dengan 3 koalisinya. Menurut catatan Alkitab Edom pada masa itu adalah wilayah vassal Yehuda, dan hubungan Yehuda dan Israel sedang dalam hubungan yang baik, karena adanya ikatan perkawinan.

3. Hasil Peperangan
Catatan Mesha :

Pemenangnya adalah pihak Moab, Mesha menuliskan prestasinya merebut wilayah-wilayah Israel seperti Gad dan Nebo serta Jahaz dll

Catatan Alkitab :

Hasilnya adalah imbang, dengan kematian yang banyak di pihak Moab. Koalisi Israel-Yehuda-Edom, mundur secara misterius setelah melihat raja Mesha mengorbankan anaknya sebagai korban bakaran.

Prasasti Tel Dan

Pada tahun 1993 sebuah prasasti dari abad ke-9 sm ditemukan dalam penggalian di Tel Dan (bahasa Inggris Tel Dan Stele), wilayah bagian utara Israel, ditulis dalam bahasa Aram. Penulis prasasti (namanya tidak disebutkan) menyatakan bahwa dia telah membunuh seorang raja Israel dan sekutunya seorang raja dari "rumah Daud" (bytdwd = bait daud). Mungkin sebutan ini mengacu kepada kerajaan Yehuda (yang rajanya berasal dri keturuanan Daud), sama seperti Israel (kerajaan di Utara Yehuda) disebut "rumah Omri" dalam prasasti-prasasti Assyria. Kerajaan lain juga sering disebut menurut nama raja pertamanya.
Prasasti ini juga menandakan untuk pertamakalinya nama Daud ditemukan dalam tulisan kuno diluar Alkitab. Dan ini juga menjadi prasasti ke-4 yang terdapat kata Israel selain prasasti Merneptah, Mesha dan Kurk Monolith.

Prasasti Tel Dan kerapkali diperdebatkan umurnya, pembuatnya, dan bahkan ada yang menuduh sebagai pemalsuan bukti sejarah untuk mendukung eksistensi Daud. Akan tetapi mayoritas ilmuwan menganggap prasasti ini adalah asli, serta menjadi rujukan untuk dinasti Daud dan kerajaan Aram Damaskus.

Penemuan
Prasasti ini ditemukan oleh Avram Biran, fragment A pada bulan Juli 1993, dan fragmen B1 dan B2 pada bulan Juni 1994. Fragmen-fragmen ini dipublikasikan oleh Biran dan rekannya Joseph Naveh pada tahun 1993 dan 1995.

Isi Prasasti
Teks yang hilang atau rusak ditandai dengan tanda kurung persegi kosong "[ ]", sedangkan kata-kata dan huruf-huruf dalam kurung adalah hasil rekonstruksi. (Kata "Hadad" yang disebutkan di beberapa baris pertama adalah nama seorang dewa).

Latar belakang prasasti
Pada pertengahan kedua abad ke-9 SM (penanggalan prasasti yang paling banyak diterima) kerajaan Aram-Damaskus, di bawah kekuasaan Hazael, merupakan kekuatan terbesar di daerah Levant/Syria. Kota Dan, hanya 110 km dari ibukota Hazael, Damaskus, jelas berada di bawah kekuasaannya. Ini juga ditunjukkan dari bukti arkeologi: bekas-bekas orang Israel tidak muncul sampai abad ke-8 SM, dan nampaknya Dan sudah berada di wilayah Damaskus sebelum Hazael menjadi raja pada sekitar 843 SM.

Inskripsi itu mencatat perang yang diadakan oleh raja pembuat prasasti (Hazael) melawan musuh-musuhnya, raja Israel dan "Rumah Daud". Nama-nama kedua raja musuh ini hanya terbaca sebagian. Biran dan Naveh merekonstruksinya sebagai "Yoram putra Ahab, raja Israel, dan Ahazia putra Yoram dari Keluarga Daud". Ada pakar yang tidak setuju dengan identifikasi raja-raja ini. Hal ini tergantung dari susunan fragmen dari prasasti ini, dan tidak semua ilmuwan sepakat akan susunan dari Biran dan Naveh.

Dalam teks rekonstruksi Biran : Hazael mengatakan bagaimana Israel menyerang negaranya pada zaman ayahnya, dan bagaimana dewa Hadad menjadikannya raja dan memberkatinya dalam melawan Israel. Hazael melaporkan bahwa ia mengalahkan 70 raja dengan ribuan kereta dan kuda. Di akhir baris disebutkan mengenai pengepungan, mungkin Samaria, ibukota Kerajaan Israel Utara. Pembacaan ini mendapat pertentangan.

Konfigurasi
Prasasti Tel Dan ditemukan dalam 3 fragmen, yaitu A, B1 dan B2. Terdapat persamaan persepsi bahwa ketiganya berasal dari prasasti yang sama, dan B1,B2 adalah satu kesatuan. Akan tetapi ada perdebatan akan letak dari fragmen A dalam pengkombinasiannya dengan fragmen B1/B2: Biran dan Naveh menempatkan B1/B2 pada sisi kira dari fragmen A (seperti pada foto di artikel ini). Beberapa ilmuwan yang menolaknya, Gershon Galil menaruh B diatas A dan bukan disampingnya dan George Athas menaruh A dibawah B.

Pecahan dan Tulisan
Ahli Biblikal Cyer dan Lemche dalam menganalisa pecahan menyimpulkan bahwa prasasti tersebut adalah pemalsuan. Akan tetapi arkeolog William G. Dever yakin jika prasasti tersebut adalah asli.

Pembuat
Bahasa yang digunakan berdialek Aram. Dan kebanyakan ilmuwan mengidentifikasi Hazael dari Damaskus (842-806 sm) sebagai pembuat prasasti, walaupun namanya tidak terlihat. Beberapa pendapat lain sebagai pembuatnya adalah : Ben-Hadad III putra Hazael, yang mana akan membuat penanggalan prasasti menjadi sekitar 796 sm, ada pula yang berpendapat oleh Yehu pemberontak dari Israel (845-818 sm).

Rumah Daud/Bait Daud
Sejak penemuan fragmen ini dan dipublikasikan, terjadi debat panjang diatara para ilmuwan minimalis dan maximalis. Hal ini berkaitan dengan versi biblikal dari Israel yang terdapat pada baris ke 8 dan 9, yaitu kata "raja Israel" dan "rumah Daud" (yang secara umum dipahami sebagai raja-raja  dinasti Yehuda). Kata bytdwd sebagai "rumah Daud" mendapat ketidaksetujuan dari beberapa kalangan, hal ini dikarenakan tidak adanya tanda pemisah diantara kata byt dan dwd. Tanda pemisah yang dimaksud adalah tanda titik (.), umumnya untuk menulis "rumah daud" adalah byt.dwd, bukan bytdwd (tanpa tanda titik).

Mayoritas ilmuwan berpendapat penulis prasasti salah tulis, lupa atau keliru dalam memahat-beberapa ilmuwan berpendapat "dwd" mungkin nama lain dari dewa (terkasih), atau dapat berarti "paman" (sebuah kata yang mempunyai arti luas pada masa lampau dibanding saat ini), atau seperti pendapat George Athas bahwa seluruh kata bytdwd mungkin adalah nama untuk merujuk Yerusalem, sehingga diartikan penulis telah membunuh raja dari Yerusalem bukannya anak dari raja "rumah daud".

Dan arti alternatif dari bytdwd adalah : mungkin merujuk pada suatu lokasi, nama dewa, atau julukan. Mykytiuk berpendapat bahwa "dwd" jika diartikan sebagai "sapi" atau "paman" tidak cocok secara konteks, ia memberi alternatif terjemahan bytdwd sebagai nama dewa, obyek pemujaan, julukan atau tempat akan tetapi ia juga menyimpulkan bahwa kemungkinan-kemungkinan tersebut tidak punya dasar yang kuat. Dan memberi alternatif jawaban bahwa bytdwd mungkin adalah sebuah istilah bagi bahasa kuno aram dan Assyria untuk istilah geopolitik. Dan pola yang umum adalah kata "rumah daud" merujuk pada dinasty Daud atau wilayah yang dipimpin oleh dinasty Daud.

Alternatif lain dari Francesca Stravrakopoulu yang berpendapat Daud yang dimaksud belum tentu pada sosok yang terdapat dalam Alkitab, karena Daud dapat diartikan sebagai "terkasih" dan dapat merujuk pada figur leluhur legendaris.

Prasasti Kurkh - Shalmanasser III

Prasasti Kurkh Monolith (batu tunggal) milik Shalmanesser III

Di temukan pada tahun 1861 di desa Kurkh, di pinggir sungai Tigris pada bagian tenggara Turki, prasasti ini mencatat peristiwa yang terjadi pada masa raja Ashurnasirpal II (883-859 SM) dan anaknya Shalmanaasser III dengan 6 kampanye militer terhadap negeri Aram di wilayah Suriah. Kampanye pada tahun ke-6 yakni pada tahun 853 SM, menyebutkan Ahab, raja Israel, sebagai bagian dari koalisi anti-Ashur di Qarqar di pinggir sungai Orontes di wilayah barat Suriah.

Prasasti Kurkh

Batu ini setinggi 2,2 meter, dan menuliskan mengenai sejarah kampanye militer dari tahun ke-1 hingga ke-6 (ke-5 tidak ada), oleh raja Shalmanasser III (859-824 SM). Kampanye militer ini adalah ke wilayah barat mesopotamia yaitu Suriah, dimana ia berperang dengan kerajaan Bit Adini dan Karkemis, pada bagian akhir tercantum riwayat pertempuran Qarqar, di mana terdapat koalisi 12 raja yang berperang melawan Shalmanasser III di kota Qarqar, suria. Pasukan gabungan ini dipimpin oleh Irhuleni raja Hamat dan  Hadadezer raja Aram-Damaskus, dan untuk pertama kali nya bangsa Arab tercatat dalam catatan sejarah dunia, dengan pasukan onta yang dipimpin oleh raja Gindibu. Untuk pertama dan terakhir kali istilah Israel juga tercatat dalam sejarah Ashur, di kemudian hari mereka menggunakan istilah Bit Humri/Omri (dinasti Omri) atau Samaria untuk merujuk pada Israel.

Berdasarkan jumlah prajurit infanteri dan kereta perang yang tertulis, Ahab adalah salah satu mitra utama dalam koalisi. Shalmanesser III mengklaim sebagai pemenang dalam peperangan ini, namun hal tersebut dipertanyakan, karena setelah pulang ke Ashur, beberapa tahun kemudian ia harus kembali ke Suriah untuk menghadapi koalisi yang sama pada tahun ke-10, 11 dan 14 ia berkuasa.

Tulisan pada prasasti ini berada di kedua sisi batu monolith, sebagian besar di tulis di tubuh Shalmanesser III dari bahu hingga kakinya.

Sebenarnya raja Shalmanasser III sedang berada di kota Calhu, dan peperangan di jalankan oleh turtanu (perdana mentri), Dayyan-Assur.

Pada kampanye militer tahunan Dayyan-Assur, di bulan Airu, hari ke-14, Aku berangkat dari Nineveh, menyeberangi sungai Tigris, menuju kota Giammu di pinggir sungai Balikh. Karena kekuasaan ku yang begitu dasyat, dan teror yang ditimbulkan dari kekuatan senjata ku, mereka menjadi ketakutan; dengan senjata mereka sendiri para bangsawan disana membunuh Giammu.

Ke Kitlala dan Til-Sha-Mar-Ahl, kudatangi. Aku memasang dewa-dewa kita di istana mereka. Di istana mereka aku mengadakan perjamuan. Harta bendanya ku buka. Aku melihat semua kekayaannya. Barang-barangnya, segala kepunyaannya, Ku bawa semuanya ke kota ku Ashur.

Dari Kitlala aku berangkat dan mendekati Kar-Shalmanasser. Dengan menggunakan bantalan kulit kambing aku menyeberangi sungai Efrat, ...

dari Sangara dari Carchemish, dari Kundashpi dari Kuhumu (Commagene), dari Arame anak Guzi, dari Lalli orang Mildean, dar Haiani anak Gahari, dari Kalparoda orang Hattina, dari Kalparuda orang Gurhum, - perak, emas, timah, tembaga, peralatan perunggu, di Ina-Asshur-uttir-asbat, di pinggir sungai Efrat, dan sungai Sagur, yang di sebut oleh orang Hatti sebagai Pitru, aku menerimanya.

Dari Efrat aku berangkat dan mendekat ke Halman (Aleppo). Mereka ketakutan untuk bertempur dengan ku, mereka memeluk kakiku. Mereka memberi upeti dari perak dan emas. Aku mempersembahkan qurban kepada dewa Adad dari Halman.

Dari Halman aku berangkat ke kota Irhuleni, milik orang Hamati, ku datangi kota Adennu, Barga, Argana, kota kerajaannya, ku rebut. Barang jarahannya, segala benda miliknya, perkakas di istanya, ku bawa keluar, ku bakar istananya.

Dari Argana aku berangkat ke Karkar. Karkar kota kerajaan, ku hancurkan, ku ratakan, ku bakar dengan api.

1200 kereta perang, 1200 prajurt kavaleri, 20.000 tentara dari Dadda-Idri(Hadad-Haezer) dari (Aram) Damaskus;
700 kereta perang, 700 kavaleri, 10.000 tentara milik Irhuleni orang Hamath;
2000 kereta perang, 10.000 tentara milik "A-ha-ab-bu Sir-ila-a-a" (Ahab, orang Israel);
500 tentara dari Guaans (Byblos);
1000 tentara dari Musri (Mesir);
10 kereta perang, 10.000 tentara dari Irqanatian;
200 tentara dari Matinuba'il orang Arvad;
200 tentara dari Usanate,
30 kereta, [].000 dari Adunu-ba'il orang Shiane;
1000 unta dari gindibu orang Arab;
Tentara dari Ba'sa bin Ruhubi orang Ammon;

12 raja ini di bawa olehnya untuk bersatu berperang melawan ku. Dengan meyakini berkah kekuatan yang berikan dewa Assur kepada ku, dengan kekuatan berkat sejata serta dampingan dewa Nergal terhadap kami, Aku berperang dengan mereka. Dari Qarqar hingga kota Gilzau, ku gilas mereka, 14.000 tentara mereka ku habisi dengan pedang. Seperti dewa Adad, ku hujani mereka dengan kehancuran. Ku serakkan mayat hingga jauh dan luas, ... tertutup ... wajah muram polos pada tentara mereka. Dengan senjataku ku buat darah mereka mengalir menuruni lembah di tanah itu. Dataran itu terlalu kecil untuk mayat mereka yang tergeletak, untuk mengubur mereka sangat luas tanah didaerah pinggiran yang di pergunakan. Mayat mereka ku bentang di Arantu (sungai Orotes) sebagai jembatan. Dari peperangan itu, ku rebut kereta perang mereka, kavaleri mereka, kuda mereka, kuk mereka yang hancur.

Israel & Yehuda Di Mata Bangsa Ashur.

Alkitab mencatat sejarah Israel Kuno dan Yehuda, bermula dari satu kerajaan ini di bawah raja Saul (1000 SM), lalu kemudian secara politik mereka terpecah pasca wafatnya raja Solomon (935 SM). Terpecahnya kerajaan ini berlanjut hingga memasuki zaman ke-emasan bangsa Ashur, yang kemudian mendeportasi bangsa Israel pada akhir abad ke-8 SM.

Namun tujuan penulisan Alkitab bukan lah untuk mencatat peristiwa sejarah. Naskah Alkitab dipenuhi dengan penjelasan theologis mengenai arti dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam sejarah bangsa Ibrani.

Mengingat timbulnya permasalahan akurasi sejarah dalam Alkitab, akibat tercampur dengan penafsiran theologi, membuat para ahli sejarah sangat bergembira menyambut penemuan dokumen kuno beraksara kuneiform milik bangsa Ashur, yang turut menyebut mengenai figur dan tempat yang terdapat dalam Alkitab.

Penemuan catatan sejarah ini, digunakan oleh para ahli untuk menganalisa naskah Alkitab, khususnya pada bagian kitab sejarah atau kitab Raja-Raja.
Dan dengan menggunakan berbagai metodologi studi, serta data arkeologi, mereka mulai mempertanyakan klaim sejarah dalam Alkitab.

Daftar Raja-Raja Ashur, Israel & Yehuda

Salah satu referensi mengenai Israel, dalam naskah Ashur yang berasal dari masa  pemerintahan raja Shalmanesser III (858-824 SM), adalah Ahab bin Omri dari Israel.

Ia tercatat dalam kelompok koalisi 12 negara-kota termasuk Damaskus, Orang Arab, Byblos dan Mesir, sedang terlibat dalam pertempuran dengan Shalmanasser III. Rujukan kepada Ahab ini adalah satu-satunya catatan Ashur yang menyebut kata Israel.

Hal ini tidak berarti jika bangsa Ashur di kemudian hari, tidak pernah lagi berhubungan dengan Israel, namun bangsa Ashur ternyata tidak lagi menggunakan kata Israel dalam naskah mereka, mereka menggantinya dengan istilah lain.

Prasasti Monolith milik Shalmanasser III yang memuat informasi tentang perang Qarqar (863 SM)

Dalam 3 prasasti yang berbeda, Shalmanasser III menceritakan bahwa ia menerima upeti dari Tirus, Sidon, dan Yehu bin Omri, pada  tahun ke-18 ia berkuasa, sekitar tahun 841 SM. Dengan demikian, Yehu bin Omri adalah raja Israel berikutnya, setelah rujukan sebelumnya (Ahab), dan urutan ini sesuai dengan catatan Alkitab. Namun Yehu dikenal sebagai penguasa pada lokasi yang berbeda, Bit Omri (dinasti Omri).

Prasasti terakhir milik Shalmanasser III adalah Obelisk Hitam, berisi referensi lain, dan itu adalah Yehu. Pada monumen tersebut tertulis: "Upeti dari Iaua (Yehu) bin Omri, perak, emas, mangkuk emas, piala emas, sloki emas, pitcher emas, timah, tongkat untuk raja, tombak, ku terima dari nya." Menurut Michele Marcus, penulisan Yehu pada monumen ini menunjukkan ia dianggap penting oleh Ashur, karena ia mewakili wilayah terjauh dari kerajaan Ashur. Nama baru ini adalah perubahan dari hubungan Israel kepada Ashur. Ketika Ahab memerintah Israel, ia sangat aktif dalam koalisi negara-kota untuk menentang Ashur secara militer. Dan pada prasasti kemudian, Yehu membawa upeti untuk Shalmanesser III. Dan pada catatan terakhir ini, posisi Yehu adalah seorang penguasa dari wilayah aman bagi perbatasan Ashur.

Dengan demikian ketika Ashur menggantian nama, ini adalah sebuah pertanda pergeseran dari sifat bermusuhan kepada ketundukan. Alkitab sama sekali tidak membuat referensi tentang hubungan Yehu dengan Ashur, namun beberapa kejadian pada pemerintahan Yehu yang disebut dalam Alkitab kemudian menjadi relevan. Yehu mencapai kekuasaan melalui kudeta berdarah, di mana ia membunuh raja Yehoram/Yoram dari dinasti Ahab (2 Raja 9:1-10, 20; 2 Raja 10). Ia bahkan turut membunuh raja Yehuda, Ahazia (2 Raja-Raja 9:27) yang merupakan kemenakan Yoram (kedua raja ini adalah keturunan Omri).

Prasasti Black Obelisk milik Shalmanasser III, yang menggambarkan Yehu memberi upeti.

Walau dalam kudeta Yehu bertindak dengan kejam, ia memiliki reputasi yang relatif baik dalam Alkitab, setidaknya diantara raja-raja Israel (2 Raja 10:28-31), karena jasanya dalam memusnahkan dinasti Ahab di Israel. Dinasti Ahab adalah keluarga yang paling di benci oleh para penulis Alkitab, karena Ahab mengawini wanita asing, Izebel, anak dari raja Ethbaal dari Sidon, bahkan membangun kuil untuk Baal di Samaria (1 Raja 16:29-33). Mungkin karena Ashur lah yang bertanggung jawab atas penghancuran Israel, membuat penulis kitab Raja-Raja enggan terlalu mencela Yehu, dengan mengungkap hubungan nya dengan Ashur (ternyata Yehu mengamankan kekuasaannya dengan cara menjadi negeri vassa Ashur).

Setelah kematian Shalmanasser III, naskah Ashur tetap merujuk Israel sebagai Bit Omri hingga penghancuran Israel. Raja Ashur, Adad-nirari III (810-783 SM) yang pertama kali memperkenalkan nama Samaria, yang menjadi referensi berikut atas Israel karena ia adalah ibu kota dari Bit Omri, dalam catatan Ashur, Israel di mulai dari raja Omri (1 Raja 16:24). Adad-nirari III mencatat bahwa Yoahas dari Samaria (800-784 SM) membawa kepadanya upeti. Raja lain yang membayar upeti kepada Ashur dalam kampanye militer ini adalah raja dari negeri Damaskus, Tirus, dan Sidon. Peristiwa ini tidak disebut dalam Alkitab.

Tiglath-Pilesar III (745-727 SM), membawa era baru bagi perluasan negara Ashur, dan ia adalah raja Ashur berikutnya yang merujuk tentang Bit Omri, Samaria, dan Yehuda. Dalam 2 prasasti, kata Bit Omri mempertegas perbatasan dari negeri Aram. Pada 1 prasasti merangkum kejadian di tanah Bit Omri, namun informasi kejadian itu hilang karena kerusakan pada naskah. Namun akibat dari kejadian itu adalah Tiglath-Pelesar III membawa orang-orang dari Bit Omri ke Ashur, yang juga di konfirmasi pada prasasti ke-3.

Tiglath-Pilesar III juga menyebut bahwa seseorang telah membunuh Pekah, raja dari Bit Omri, dan mendudukan Hoshea sebagai raja Bit Omri. Di bagian lain Tiglath-Pilesar III juga mencatat, meskipun terjadi penghancuran kota-kota di Bit Omri, ia tidak menghancurkan Samaria, hanya raja Pekah yang mereka digulingkan. Dalam prasasti annals (catatan bersejarah sejarah) milik Tiglath-Pilesar III, tanpa merujuk pada Bit Omri, ia menyebut Menahem, raja Samaria dua kali diantara Rezin dari Damaskus dan Tuba'il dari Tirus. Rujukan pada prasasti III A ini sebagai raja-raja bangsa Hatti (Het) dan bangsa Aram di wilayah pantai bagian barat (Laut Mediterania); Yehuda tidak muncul pada daftar tersebut.

Masuknya Yehuda.

Ketika Tiglath-pilesar III menyebut mengenai tanah Yehuda dalam daftar pemberi upeti, ia berada pada zaman yang berbeda. Ringkasan pada prasasti ke-7 menulis raja Ahas (Jehoahaz = Ahas bin Yotham) dari Yehuda di antara Mitini dari Ashkelon dan Quashmalaka dari Edom. Pada prasasti lain di sebut raja-raja yang sezaman dengan Menahem (bin Gadi), seperti Hiram dari Tirus, Kushtashpi dari Kummuh, Urik dari QUe, dan Ussame dari Tabal, walau pun dalam prasasti ini tidak menyebut Menahem, Samaria atau Bit Omri.

Namun menurut Mordechai Cogan dan Hayim Tadmor, Tiglath-pilesar III mungkin mencatat negeri-negeri tersebut berdasarkan 2 kelompok: raja-raja Syro-Anatolian yang membayar upeti pada tahun 738 SM, dan raja-raja Syro-Palestinian yang membayar upeti pada waktu yang berbeda.

Dengan demikian, berdasarkan pemahaman Ashur, Samaria/Bit Omri dan Yehuda adalah berbeda lokasi, dan membayar upeti di tahun yang berbeda dan dihubungkan dengan kelompok negara-kota yang berbeda.

Sumber Ashur tidak menyebut mengapa dan dalam kondisi apa hingga Yehuda membayar upeti kepada Ashur. Namun dalam Eponym Chronicle atau sejarah peperangan Ashur, di sebut pada tahun 734 SM, Tiglath-pilesar III berkunjung ke Philistia. Namun tulisan pada prasasti ini rusak, dan tidak memberi rincian yang menjelaskan alasan Ashur ke wilayah ini.

Namun Alkitab memberi penjelasan pada :

2 Raja-Raja 15:17,19
17. Dalam tahun ketiga puluh sembilan zaman Azarya, raja Yehuda, Menahem bin Gadi menjadi raja atas Israel. Ia memerintah sepuluh tahun lamanya di Samaria.

19. Pul [nama panggilan untuk Tiglath-pilesar III], raja Asyur, datang menyerang negeri itu, lalu Menahem memberi seribu talenta perak kepada Pul, supaya dibantunya dia mengokohkan kerajaan itu di tangannya.

Kemungkinan, sumber Ashur tidak menyebut anak Menahem yang juga adalah penerusnya yakni Pekahya (bin Menahem) karena, ia dikudeta oleh Pekah bin Remalya, lalu Tiglath-Pilesar menyerang Israel.

2 Raja-Raja 15
25. Lalu perwiranya, yakni Pekah bin Remalya, mengadakan persepakatan melawan dia dan membunuh dia di Samaria di puri istana raja; beserta dia ada Argob dan Arye serta lima puluh orang dari bani Gilead; dibunuhnyalah Pekahya, kemudian menjadi raja menggantikan dia.

29. Dalam zaman Pekah, raja Israel, datanglah Tiglat-Pileser, raja Asyur; direbutnyalah Iyon, Abel-Bet-Maakha, Yanoah, Kedesh dan Hazor, Gilead dan Galilea, seluruh tanah Naftali, lalu diangkutnyalah penduduknya ke Asyur ke dalam pembuangan.
30. Hosea bin Ela mengadakan persepakatan melawan Pekah bin Remalya; dibunuhnyalah dia, kemudian dia menjadi raja menggantikannya dalam tahun kedua puluh zaman Yotam bin Uzia.

Peristiwa yang relevan dalam masa Pekah bin Remalya tertuang dalam :

2 Raja-Raja 16:5
5. Pada waktu itu majulah Rezin, raja Aram, dan Pekah bin Remalya, raja Israel, untuk memerangi Yerusalem. Dan mereka mengepung Ahas, tetapi mereka tidak dapat mengalahkan dia.

7. Ahas menyuruh utusan-utusan kepada Tiglat-Pileser, raja Asyur, mengatakan: "Aku ini hambamu dan anakmu. Majulah dan selamatkanlah aku dari tangan raja Aram dan dari tangan raja Israel, yang telah bangkit menyerang aku."
8. Ahas mengambil perak dan emas yang terdapat dalam rumah TUHAN dan dalam perbendaharaan istana raja, dan mengirimnya kepada raja Asyur sebagai persembahan.
9. Maka raja Asyur mendengarkan permintaannya dan maju melawan Damsyik, merebutnya dan mengangkut penduduknya tertawan ke Kir, tetapi Rezin dibunuhnya.
10. Sesudah itu pergilah raja Ahas menemui Tiglat-Pileser, raja Asyur, ke Damsyik. Setelah raja Ahas melihat mezbah yang ada di Damsyik, dikirimnyalah kepada imam Uria ukuran dan bagan mezbah itu, menurut buatannya yang tepat.

Yehuda & Israel Di Luar Alkitab

Rujukan dari Ashur dan Alkitab saling melengkapi mengenai alasan Tiglath-Pelesar III melakukan kampanya militer di wilayah Israel & Yehuda. Raja Ashur mengenal semua pemimpin di wilayah ini, dan komentar dari pihak Ashur tertulis dalam prasasti adalah satu suara dengan Alkitab. Menurut sumber Ashur, Menahem membayar sejumlah upeti kepada Tiglath-Pilesar III, dan jumlah ini adalah sama dengan raja Hulli dari Tabal, Metenna dari Tirus, kedua raja ini adalah perampas tahta, dan mereka membayar upeti ini sebagai imbalan untuk dukungan Ashur, dan melegitimasi kekuasaan mereka. Demikianlah bukti dari Ashur mendukung informasi dari Alkitab mengenai Menahem yang membayar sejumlah upeti untuk mengamankan tahta.

Sebaliknya, proses masuknya Yehuda menjadi negeri vassal Ashur atau pembayar upeti, tidak memiliki dukungan dokumentasi lain selain dari Alkitab. Keraguan bisa saja muncul dalam melihat penjelasan Alkitab, mengenai alasan kampanye militer Ashur ke wilayah ini adalah karena Israel menyerang Yehuda. Dan raja Yehuda, Ahas meminta perlindungan kepada Ashur.

Ahas berkata kepada Tiglath-Pilesar III: "Aku ini hambamu dan anakmu." Cogan dan Tadmor berpendapat bahwa kalimat itu adalah unik dalam Alkitab, dan jarang ditemukan dalam dokumen lain selain Alkitab. Selain itu, penulis Alkitab menggunakan istilah negatif "Sohad" atau sogokan pada kisah Ahaz membayar kepada Tiglath-Pilesar III.

Kitab Raja-Raja memberi penilaian negatif atas Ahas, dan ini sesuai menurut penulis Alkitab karena ia adalah penyebab Ashur melawan Israel. Contoh lain adalah:

2 Raja 16:3
3. tetapi ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel, bahkan dia mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.

Dalam konteks ini para ahli berbeda pendapat mengenai permintaan Yehuda yang membawa Ashur ke wilayah ini, apakah ketika Yehuda meminta bantuan, Ashur sudah berada disana? Apakah Ahas membayar Ashur untuk melindungi diri dari Israel seperti yang dijelaskan Alkitab, atau merupakan bagian dari kewajiban pembayaran upeti dari negara-negara di kawan ini.
Mungkin penulis Alkitab menggambarkan pembayaran upeti untuk menyalahkan Ahas karena melibatkan Yehuda dengan Ashur, dan turut terlibat dalam penghancuran Israel, seperti melindungi Yehu dari kritik serupa.

Sangat sedikit informasi yang bisa di gali dari penerus Tiglath-Pilesar III, Salmanasser V (726-722 SM). Alkitab mencatat, Hosea yang diangkat raja atas Israel oleh Tiglath-Pilesar III, memberontak dan Shalmanasser V lalu mengepung Samaria selama 3 tahun.

2 Raja 17:1-6
1. Dalam tahun kedua belas zaman Ahas, raja Yehuda, Hosea bin Ela menjadi raja di Samaria atas Israel. Ia memerintah sembilan tahun lamanya.
2. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, tetapi bukan seperti raja-raja Israel yang mendahului dia.
3. Salmaneser, raja Asyur maju melawan dia; Hosea takluk kepadanya serta membayar upeti.
4. Tetapi kedapatanlah oleh raja Asyur, bahwa di pihak Hosea ada persepakatan, karena Hosea telah mengirimkan utusan-utusan kepada So, raja Mesir, dan tidak mempersembahkan lagi upeti kepada raja Asyur, seperti biasanya tahun demi tahun; sebab itu raja Asyur menangkap dia dan membelenggu dia dalam penjara.
5. Kemudian majulah raja Asyur menjelajah seluruh negeri itu, ia menyerang Samaria dan mengepungnya tiga tahun lamanya.
6. Dalam tahun kesembilan zaman Hosea maka raja Asyur merebut Samaria. Ia mengangkut orang-orang Israel ke Asyur ke dalam pembuangan dan menyuruh mereka tinggal di Halah, di tepi sungai Habor, yakni sungai negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai.

Sumber di luar Alkitab mengenai insiden ini berasal dari sejarah bangsa Babel (Babylonian Chronicle), dokumen yang mencatat peristiwa pada pemerintahan raja-raja Babel, termasuk informasi tentang hubungan antara Babel dan Ashur. Dokumen itu hanya menulis "Dia [Shalmanasser V] menghancurkan Samaria."

Referensi berikut mengenai Israel berasal dari masa pemerintahan raja Sargon II (722-705 SM), yang mengklaim memusnahkan Bit-Omri (Israel) dan mengasingkan penduduknya. Dalam Obelisk Hitam (Black Obelisk) Sargon II berkata:

"ada permulaan pemerintahan kerajaanku, aku ... kota orang Samaria aku kepung, taklukan (2 baris rusak) [untuk dewa ...] yang mengizinkanku mencapai kejayaan ini. Aku membawa pergi sebagai tawanan [27.290 penduduknya (dan) mempekerjakan dari antara mereka (tentara sampai orang biasa)] 50 kereta untuk pasukan kerajaanku... Kota itu aku bangun kembali lebih baik daripada sebelumnya dan menempatkan di sana orang-orang dari negeri-negeri yang telah aku taklukkan. I menempatkan seorang pejabatku sebagai gubernur atas mereka dan membebankan atas mereka upeti sebagaimana biasa bagi penduduk Ashur."

Sargon II memberi latar belakang sejarah atas penaklukan Bit Omri:

"La'ubidi dari Hamath, si rakyat jelata yang mengklaim tahta raja, si orang Het (hittite) yang terkutuk, berencana kotor untuk menjadi raja Hamath, memaksa kota Arvad, Simirra, Damaskus dan Samaria untuk memberontak terhadapku, membuat mereka mengumpulkan tentara."

Penaklukan atas Samaria dan Bit Omri penting bagi Sargon II, hingga ia menuliskan klaim, "Properti milik Sargon, penakluk Samaria dan seluruh negeri dari Bit Omri."

Naskah Sejarah milik Sargon II juga mencatat, "Berdasarkan kepercayaan terhadap nubuat inspiratif yang diberikan oleh dewa Ashur, Saya menghancurkan suku Thamud, Ibadidi, Marsimanu dan Haiapa, orang-orang Arab yang hidup terpencil di gurun pasir, yang tidak mengenal petugas atau pejabat, dan yang belum pernah ditundukkan untuk membayar upeti kepada satu pun raja. Aku mendeportasi penduduknya yang selamat dan menempatkan mereka di Samaria."

Sargon II mendeportasi penduduk Samaria dan membawa tawanan dari kota lain yang dihancurkan ke Samaria. Berdasarkan 2 Raja 17:6, di mana lokasi "10 suku Israel yang hilang" di sebut kan berada: di Halah, di tepi sungai Habor, yakni sungai negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai.

Kisah Sargon II tidak berbeda jauh dengan laporan kitab 2 Raja-Raja 17. Alkitab memang melaporkan bahwa Shalmanesser V adalah raja Ashur ketika pengepungan Samaria di mulai, namun tidak menyebut siapa raja Ashur ketika Samariadi rebut dan penduduknya di deportasi. Alkitab juga menyebut alasan penyerangan ini karena raja Samaria, Hosea telah berkomplotan dengan raja So dari Mesir, hingga tidak mengirim upeti.

Perbedaan Sumber Ashur & Alkitab.

Perbedaan utama antara sumber Ashur dan Alkitab adalah pada siapa yang membuat Israel untuk memberontak. Jika Alkitab mengatakan raja Mesir yang membuat Israel memberontak, maka sumber Ashur mengatakan raja Aram lah. Akan tetapi berdasarkan sumber Mesir, mereka tidak memiliki raja dengan nama So, pemberontakan Mesir yang bergabung dengan raja Hanun dari Gaza kemudian di kalahkan oleh Sargon II pada tahun 720 SM di Raphia.

Sargon II menyebut Yehuda dalam 2 peristiwa. Yang pertama dalam tulisan attribut dirinya "sang penekuk negeri Yehuda, yang jauh, penghancur Hamath." Catatan ini memasangkan Yehuda dengan penguasa yang juga menyeret Samaria/Bit Omri kedalam penghancuran. Catatan ini tidak mengaitkan Yehuda dengan Bit Omri namun dengan Hamath.

Rujukan mengenai Yehuda yang kedua terdapat dalam pecahan prisma, yang menceritakan tentang bagaimana Ashur memadamkan pemberontakan yang dipelopori oleh Ashdod: "Bersama dengan raja-raja Filistin, Yehuda, Edom, Moab dan mereka yang tinggal di pulau-pulau dan membawa upeti .... mereka menyebarkan tak tehitung kebohongan jahat untuk menjauhkan (mereka) dari ku, dan mengirim sogokan kepada Pir'u, raja Musru..". Walau Yehuda tidak memberontak, ia tercantum dalam daerah di selatan dan timur seperti Filistin dan Edom, bukan dengan utara dengan Israel. Juga tidak ada catatan yang mencoba untuk menjelaskan mengenai hubungan antara Yehuda dan Samaria (Bit Omri atau Israel).

Yehuda di sebut oleh raja-raja Ashur berikutnya dalam hubungannya dengan negara-negara selatan seperti Filistin, Edom dan Moab. Mungkin juga karena Israel telah hancur dan tidak lagi dibicarakan oleh mereka. Namun dalam mata orang Ashur, Israel dan Yehuda tidak memiliki hubungan.

Menjelaskan Perbandingan.

Pertanyaan utama adalah mengapa bangsa Ashur tidak mengungkapkan hubungan khusus antara Israel dan Yehuda sebagaimana yang dilakukan Alkitab? Adalah sulit dipercaya jika Ashur tidak mengetahui tentang hubungan mereka, karena Ashur berhubungan dengan wilayah ini selama kurang lebih 130 tahun sebelum kehancuran Israel. Padahal mereka mampu mendeteksi pemberontakan internal dari para negeri vassal mereka, hingga mengetahui siapa-siapa saja yang berkomplotan.

Ashur mengungkapkan hubungan dekat antara Bit Omri (Israel) dan Aram, serta antara Yehuda dan negara selatan. Para negeri yang memberontak terhadap Ashur di kawasan ini selalu bersama Israel, mengapa Yehuda tidak ikut terlibat? Sebuah penjelasan yang mengejutkan namun namun mampu menjelaskan secara lebih baik adalah, mungkin tidak ada hubungan spesial di antara Israel dan Yehuda, atau hubungan yang tercatat dalam Alkitab lebih menekankan pada faktor theologi dan ideologi dari pada faktor historis, hingga hubungan ini tidak terlihat dari luar. Pilihan ini jelas menuntut penyelidikan yang lebih menyeluruh dengan menggunakan data arkeologi.

Sebuah catatan yang berasal dari abad ke-9 SM, di Tel dan, Israel, berisi referensi kepada Bit Daud (Dinasti Daud). Masalahnya adalah konteks dari referensi dalam catatan itu tidaklah jelas karena prasastinya terpecah-pecah. Tulisan ini nampaknya menunjukkan bahwa dinasti Daud (bukan Yehuda) memiliki hubungan dengan Israel pada satu titik.

Dengan semakin banyaknya naskah-naskah non-Alkitab yang terungkap, seperti naskah bangsa Ashur, terdapat konsensus di antara para ahli bahwa pernyataan-pernyataan Alkitab tidak semuanya didasarkan pada fakta sejarah. Para ahli sudah mempertanyakan hubungan antara Israel dan Yehuda berdasarkan naskah Alkitab itu sendiri. Mereka mengatakan bahwa Israel dan Yehuda tidaklah bergabung, sampai saat negara Israel itu hancur dan sebagian penduduknya diasingkan. Hal itu dianggap sebagai upaya Hizkia untuk merangkul sisa-sisa Israel kedalam kekuasaannya. Materi yang ditinggalkan oleh bangsa Ashur ini mungkin membantu kita memahami siapa orang-orang Samaria

Colosseum

Colosseum, sebuah bangunan besar dan bersejarah yang terletak di Roma, Italia. Bangunan ini di bangun pada masa Kaisar Vespasian. Selesai dibangun pada 80 Masehi, mempunyai (kurang lebih) 50.000 tempat duduk penonton untuk menonton berbagai macam pertunjukan…seperti “gladitorial contest” dan “public spectacles”.


Arsitek : chikippa
Lokasi : Roma, Italia
Tahun pembuatan : 70-82 M
Tipe bangunan : Amphiteater/ Gedung pertunjukkan besar
Warna bangunan : Urban
Gaya Bangunan : Roman Kuno

Konstruksi Bangunan
Rekonstruksi Koloseum dimulai dari perintah Raja Vespasian tahun 72 M dan terselesaikan oleh anaknya Titus pada tahun 80 M. Colosseum didirikan berdekatan dengan sebuah istana megah yang sebelumnya dibangun Nero, yang bernama Domus Aurea yang dibangun sesudah kebakaran besar di Roma pada tahun 64 M. Dio Cassius seorang ahli sejarah mengatakan bahwa ada sekitar 9000 hewan buas yang telah terbunuh di 100 hari sebagai perayaan peresmian dan pembukaan Colosseum tersebut. Lantai dari arena Colosseum tertutupi oleh pasir untuk mencegah agar darah-darah tidak mengalir kemana-mana.

Sejarah Penamaan
Nama dari Koloseum seperti pada di atas diambil dari nama sebuah patung setinggi 130 kaki atau 40 m, Colossus. Patung Colossus dibuat ulang sebagai pengganti Nero sebagai perumpamaan dari Sol dewa matahari, dengan menambahkan mahkota matahari. Di waktu pertengahan tahun, patung colossus telah menghilang. Seorang ahli mengatakan bahwa sejak patung itu terbuat dari tembaga, patung itu telah dileburkan untuk digunakan kembali.

Selain diambil dari nama Koloseum, Koloseum juga disebut sebagai Flavian Amphitheatre yang tidak diketahui siapa yang memberi nama itu. Di Itali, Koloseum diberi nama il colosseo tapi bahasa Roma lainnya menggunakan nama le colisée dan el coliseo untuk menyebutkan Colosseum.

Pertunjukan
Di Koloseum pada saat itu adalah tempat penyelenggaraan sebuah pertunjukan yang spektakuler, yaitu sebuah pertarungan antara binatang (venetaiones), pertarungan antara tahanan dan binatang, eksekusi tahanan (noxii), pertarungan air (naumachiae) dengan cara membanjiri arena, dan pertarungan antara gladiator (munera). Selama ratusan tahun itu, diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di pertunjukkan Koloseum.

Gladiator

Ada berbagai jenis gladiator yang penuh dengan armor atau gladiator lapis baja seperti Gallus (dari Galia), Samnite, Thracian (Thrax), Murmillo, Hoplomachus, Secutor, Provocator atau Cataphractarius. Gladiator yang bersenjata ringan, yang mengenakan baju sedikit, lebih mempunyai kebebasan untuk bergerak, seperti Retiarius, Dimachaeri atau Laquerarius.

Gladiator Wanita

Gladiators Wanita Kuno Roma berjuang juga bertempur di arena berdarah, termasuk Colosseum Roma. gladiator Wanita disebut “Amazones” setelah suku prajurit wanita sengit yang sekarang kita sebut sebagai Amazon. gladiator Wanita juga disebut sebagai “gladiatrices”

Fakta-Fakta Tentang Gladiator
Menarik fakta-fakta dan informasi tentang Gladiator yang berjuang sampai mati di arena Colosseum di Roma Kuno. Fakta dan informasi tentang berbagai jenis Gladiator, senjata, baju besi mereka dan gaya mereka yang berbeda pertempuran. Bagaimana seorang budak hidup, dan mati. Fakta dan informasi tentang sekolah-sekolah gladiator dan bagaimana gladiator mungkin mendapatkan kebebasannya

Senjata-Senjata Gladiator

Ballista atau Scorpion
Ballista ini digunakan sebagai senjata pertahanan. Senjata ini dibuat (kebanyakan) dengan bahan kayu, beratnya kira-kira mencapai (kurang lebih) 100kg

Battering Ram
Battering Ram atau The Aries, terdiri dari sebuah balok besar yang terbuat dari sebuah batang pohon, sekitar seratus kaki panjangnya, pada salah satu ujung yang diikat pemukul dari besi atau perunggu dalam bentuk menyerupai kepala seekor domba atau kepala manusia (mungkin cuma buat hiasan aja kali yah), dan digunakan untuk mendobrak pintu yang sangat besar.

The Helepolis
The Helepolis, sebuah senjata pertahanan berbentuk menara yang menjulang tinggi (tinggi (kurang lebih) 120m dan lebar 63m), The Helepolis dilengkapi banyak senjata-senjata dari yang ringan sampai yang semi berat

Gladius Sword
The Gladius adalah pedang pendek sepanjang 27 inci lurus, pegangan pedangnya tidak terlalu luas. Nama Gladius Sword diambil dari seorang budak yang pernah mengikuti kontes gladiatorial. Para gladiator yang menggunakan gladius adalah mereka yang dipersenjatai dengan tubuh-berpersiai seperti secutor, myrmillo, hoplomachus dan dimacheris.

Pilum
Pilum adalah sebuah tombak sepanjang 2m dengan kepala berbentuk piramida.

Venabulum

Venabulum: Tombak kayu panjang tebal kayu ini memang tipis, tetapi sangat kuat, kepala dengan besi yang bersayap. Digunakan oleh Venotores untuk berburu dan juga oleh Essadari. Nama lain dari senjata jenis ini adalah menaulion yang digunakan oleh prajurit tentara yang kuat di Romawi.

Sebagian Ranking Para Tentara Romawi
Adscripticius – tentara tambahan dari Republik Romawi yang bertugas untuk mengisi tempat-tempat tentara yang telah terbunuh atau dinonaktifkan
Aquilifer – pembawa legion elang
Armicustos – seorang intendan – bertugas dalam administrasi dan pemasokan senjata
Auxiliaries – membentuk korps yang berasal dari non-warga negara roma
Ballistarius – sang operator artileri
Beneficiarii – mantri, yang melakukan berbagai layanan untuk perwira tinggi militer
Cataphractarii – orang bersenjata lengkap dan kavaleri lapis baja dikerahkan di abad 2 masehi
Hastiliarius – seorang instruktur senjata
Immunes – tentara yang memiliki keterampilan khusus dan yang “kebal” dalam tugas tempur dan seragam, memiliki peran yang lebih spesialis dalam tentara lainnya
Scorpionarius – adalah artileri operasi senjata artileri scorpion

Kota Baalbek Lebanon

Baalbek, atau kota Baal (nama dewa kaum Phoenician) adalah sebuah kota yang terletak 86 km dari Beirut, ibukota Lebanon. Di kota inilah terdapat peninggalan sejarah penting namun juga misterius, dibilang misterius karena dikota ini terdapat bangunan bangunan yang berukuran besar digunakan dalam membangaun kota tersebut.

Selain itu di kota Baal juga terdapat banyak teka-teki yang belum berhasil terjawab. Salah satunya adalah bagaimana cara para pembangunnya memindahkan dan menyusun batu-batu balok berukuran 21,5 m x 4,2 m dengan berat mencapai 1500 ton.

Sejarah kota Bal’beck sendiri berawal dari kaum Phoenician. Bangsa yunani menduduki kota Baal sekitar 323-64SM yang kemudian mengubah nama Ba’al menjadi Heilopolis (Kota Matahari) pada 64 SM. Setelah itu kota Baal menjadi kota bagi koloni Romawi (Colonia Julia Augusta Felix Heliopolitana). Di masa pemerintahan Julius Caesar inilah banyak kuil batu raksasa didirikan yang di peruntukkan kepada dewa bangsa romawi kuno alias Juputer.

Untuk menyelesaikan pembangunan kompleks candi, enam kaisar Roma membutuhkan waktu 300 tahun. Awalnya, Kaisar Augustus (abad pertama sebelum Masehi), membangun Candi Jupiter, dan diselesaikan Kaisar Nero. Pembangunan pintu gerbang depan (Propylaea), Arena dan Altar Agung (Great Court), Arena Segi Enam, Candi Bacchus dan Venus, dilakukan sejak Kaisar Hadrian, Severus Septimus, Antonius Pius, sampai Kaisar Caracalla pada abad ke-4.

Ketika pendudukan Arab tahun 748, kompleks candi ini dijadikan benteng dan dikuasai antara lain oleh Khalifah Ummayah dan Abbasiyah. Tahun 1759, Baalbek (Kota Dewa Matahari) di lembah nan subur itu, diguncang gempa hebat. Hingga kini Anda bisa menyaksikan kemegahan bangunan kota baal serta misteri yang terkubur bersamanya.

Ribka, Ibu bangsa Yahudi

Menelaah tentang peran Ribka dalam cerita Alkitab di awal pembentukan bangsa Israel menimbulkan banyak pendapat yang berbeda.

Selama lebih dari 2000 tahun, tafsir dari agama Yahudi dan Kristen berpusat pada peranan para pria Bapa Yahudi Abraham, Ishak dan Yakub. Semua cerita sebelum jaman Musa dipusatkan pada peran para pria dalam menentukan cerita keluarga di kitab kejadian. Hal ini karena keinginan untuk menggarisbawahi peranan penting para pria, sehingga mengaburkan kenyataan bahwa semua cerita keluarga ini juga terbentuk dari peranan para wanita yang kuat karakternya.

Hal ini terutama berlaku dalam cerita Ribka, yang posisinya di generasi kedua dari leluhur Israel yang sebenarnya lebih menonjol daripada suaminya, Ishak. Dalam uraian berikutnya jelas terlihat bahwa Ribka jauh lebih dinamis dan proaktif daripada Ishak.

Ribka yang paling sedikit dibahas di dalam Kitab Suci Ibrani, sebenarnya merupakan merupakan wanita yang paling berkuasa dan berpengaruh di antara ibu bangsa Yahudi. Dialah yang menerima berkat dari Abraham, dan bukan suaminya. YHVH berfirman langsung padanya tentang berkat yang dijanjikan pada Abraham yang kemudian akan diteruskan pada anak bungsunya, Yakub. (Kej. 25:23).

Garis keturunan Ribka

Ribka /Rebekah berasal dari akar Semitic r-b-q yang berarti “mengikat, menggabungkan atau menyatukan” atau “mengaitkan kuat-kuat” . Ia adalah istri Ishak, anak Abraham dan Sarah menurut Alkitab Ibrani.

Kej. 24:15: Ribka, anak “Betuel, anak laki-laki Milka  isteri dari Nahor, saudara Abraham”

Kej. 24:24 Ketika ditanya dia anak siapa, Ribka menjawab: “Ayahku Betuel, anak Milka, yang melahirkannya bagi Nahor.”

Dia tidak menyebutkan namanya maupun nama ibunya. Hal ini untuk menjelaskan garis keturunannya dalam hubungannya dengan Abraham. Ini disebut 3x dalam Torah.

Abraham mempunyai 2 saudara laki seibu bernama Nahor (kakek Ribka) dan Haran. Nahor menikah dengan keponakannya, Milka yang merupakan anak dari Haran. Dari pernikahan Nahor-Milka, mereka mempunyai 8 anak: Us, Bus, Kemuel, Kased, Hazo, Pildash, Yidlaf dan Betuel. Betuel mempunyai anak Ribka dan Laban. Sehingga Ribka merupakan anak dari sepupu Ishak atau lebih jelas lagi Ribka nantinya menikah dengan pamannya.

Di sini jelas bahwa Abraham merasa perlu untuk menjaga anaknya yang traumatis dengan mengawinkannya dengan sanak keluarga dekatnya.

Ribka sangat cantik parasnya

Kej. 24:16 Anak gadis itu sangat cantik parasnya, seorang perawan, belum pernah bersetubuh dengan laki-laki.

Di ayat 16, 28, 55, 57 walaupun dalam tradisi Yahudi kata “gadis” dibaca sebagai naarah ???????, tapi dalam tulisan aslinya ditulis sebagai ?????? yang berarti “anak laki-laki”. Hal ini ditafsirkan bahwa Ribka mempunyai sifat agresif seperti seorang pria. Ada beberapa kali lain seorang wanita disebut ‘na’ar’ dalam Taurat. Dalam kisah Dinah dia disebut ‘na’ar’ (34: 3,12,19).

Dan dalam Ul. 22: 15,16,17,20,21,23 24,25,26,26,27,28,29) di mana dijelaskan tentang perzinahan dan keperawanan. Dalam setiap kasus, termasuk Dinah, suatu tindakan hubungan seksual tidak halal dibahas. Para wanita ini, berubah oleh tindakan sukarela maupun terpaksa, ditulis sebagai ‘na’ar’. Sedangkan Ribka diubah menjadi na’ar karena kepribadiannya menjadi sosok laki-laki.

Ribka, gadis yang sangat aktif dan suka menolong

Kej. 24:20 Kemudian segeralah dituangnya air yang di buyungnya itu ke dalam palungan, lalu berlarilah ia lagi ke sumur untuk menimba air dan ditimbanyalah untuk semua unta orang itu.

Ayat di atas menunjukkan menunjukkan bahwa gadis ini penuh semangat dan sangat aktif, selain karena pada dasarnya dia seorang gadis yang suka menolong, dia tidak hanya memberi minum bagi Hamba Abraham, tapi juga memberi minum sepuluh ontanya sampai puas.

Perlu kita ketahui bahwa Onta yang kehausan bisa meminum 135 liter atau sekitar 4 buyung dalam waktu 13 menit! Berarti untuk memberi minum 10 onta, Rivkah harus bolak balik 40 kali menimba air untuk memberi minum onta-onta itu!

Rivkah sama sekali belum mengenal hamba Abraham itu. Justru kemungkinan besar Rivkah sudah terbiasa melakukannya, memberi minum orang-orang asing lain. Ia melakukannya karena memang ia pekerja keras dan murah hati.

Yang paling mengesankan dan luar biasa adalah kenyataan bahwa Ribka dimintai pendapat  bukan diperintahkan  apakah dia mau menikahi Ishak. Dari segi sejarah dan sosiologis kaum perempuan dalam masyarakat ini jarang dimintai pendapat mereka, terutama tentang pertunangan. Ini adalah sangat luarbiasa bahwa diceritakan kalau dia ditanya bagaimana keinginannya ditanyakan dan dihormati. Ribka kemudia menyatakan persetujuannya untuk menikah dan kembali dengan hamba Abraham (namanya tidak pernah disebut). Dia adalah wanita mandiri yang kuat. Dia rupanya sudah berbagi tanggung jawab dengan kakaknya Laban, dalam hal urusan mengurus urusan keluarganya.

Ribka berasal dari keluarga di mana dia dianggap sebagai wanita yang mandiri, yang kemudian mengawini sepupu ayahnya yang kaya raya. Sebagai seorang wanita yang mandiri, yang jauh dari sanak keluarga, dia sadar bahwa masa depan keluarganya berada di tangannya.

Juga patut dicatat adalah cara bahasa yang digunakan dalam referensi untuk perjalanan Ribka dari Mesopotamia ke Kanaan, dan dalam mengantisipasi perannya sebagai nenek moyang dari yang tak terhitung jumlahnya keturunan, mengingatkan kita cerita Abraham (bandingkan Kej. 24: 4, 38, 60 dengan Kej. 12 : 1 dan 22:17). Selanjutnya, Ribka dikatakan telah memiliki pelayan pribadi (Kej 35: 8), keadaan yang sangat tidak biasa dalam Alkitab Ibrani dan salah satu yang demikian menandakan status sosialnya yang tinggi.

Ribka sangat dicintai oleh suaminya

Kej. 24:67 Lalu Ishak membawa Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintainya dan demikian ia dihiburkan setelah ibunya meninggal.> Ribka dalah wanita pertama di Torah yang secara jelas diceritakan bahwa suaminya mencintainya.

Akhir dari cerita lamaran ini menunjukkan tentang pentingnya peran wanita di keluarga Laban. Kekuatan pribadi Ribka ini ditandai dengan cerita bahwa Ribka berlari ke “rumah ibu”nya (Kej. 24:28). Kata “rumah ibu” hanya muncul 4x dalam kitab Tanakh (Kej. 24:28, Ruth 1:8, Amsal 3:4, 8:2), yang mengungkapkan bagaimana cara wanita hidup wanita di saat itu. Ini menandakan peran penting wanita tetua dalam rumah tangga keluarga, setidaknya jika dilihat dari sudut pandang perempuan, seperti halnya penggunaan kalimat “ kemah Sara, ibunya” untuk rumah Ishak (Kej. 24:67)

Beriman paling teguh pada YHVH

Dalam Kej. 25:21 ditulis: “Berdoalah Ishak kepada YHVH untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul. YHVH mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.”

Di generasi sebelumnya, Sarah disebut mandul sebanyak 5x (Kej. 11:30; 15:2; 16:1; 18:11; 21:1), kemudian Sarah menyerahkan pembantunya Hagar pada Abraham sehingga melalui Hagar, Abraham mempunyai keturunan (Kej. 16:2).

Di generasi sesudah Ribka, Rachel juga mandul selama bertahun-tahun dan berkata pada Yakub “Beri aku keturunan atau aku akan mati” (Kej. 30:1).

Kemudian Rachel memberikan pembantunya, Bilhah, pada suaminya untuk memberinya keturunan setelah  Leah mempunyai 4 putra. Sehingga 3 dari 4 ibu orang Yahudi merana karena kemandulan mereka.

Sedangkan Ribka, hanya disebutkan 1 ayat saja tentang masalah kemandulannya ini, dan tidak diceritakan tentang kesedihannya karena kemandulannya. Dia tidak menggunakan pembantunya Deborah untuk menghasilkan keturunan baginya. Dia adalah wanita yang beriman teguh dan memilih untuk menunggu kehendak YHVH. Doa Ishak suaminya selama 20 tahun akhirnya dikabulkan oleh YHVH.

Ribka mengalami kesulitan di masa kehamilannya dan dia bertanya pada YHVH untuk penjelasan tentang penderitaannya yang berat. Tidak diceritakan di Alkitab bahwa Ribka membicarakan masalah ini dengan suaminya, Ishak. Dia bertanya dalam bahasa Ibrani ‘lamah zeh anochi’ yang berarti “Mengapa aku?” Ini cukup mengherankan, suatu ujaran dari seorang wanita yang akhirnya diberkati dengan kehamilan sesudah 20 tahun menderita kemandulan. Pertanyaan ini berasal dari kepribadiannya yang kuat  seseorang yang biasa memegang kendali dalam hidupnya.

Wanita pertama yang menerima nubuat langsung dari YHVH

Dalam Alkitab hampir tidak pernah terjadi wanita yang diberkati untuk memilih penerima berkat selanjutnya dalam meneruskan rencana YHVH. Sementara Abraham diberkati beberapa kali oleh YHVH, Ishak tidak pernah secarah langsung menerima berkat yang diterima oleh ayahnya. Ribka lah yang secara langsung menerima berkat dari YHVH. Dia juga yang langsung bertemu dengan YHVH saat YHVH berfirman tentang siapa yang dipilihnya sebagai penerus berkatnya.  Misi itu bertentangan dengan perannya sebagai seorang ibu dan sebagai seorang istri. Misi yang diembannya merupakan jalan hidupnya, tapi akibatnya dia harus mengakali suaminya, Ishak dan anaknya Esau. Dia dipaksa oleh YHVH untuk mengemban peran begitu rumit.

Sebagai jawaban atas doa Ribka, YHVH berfirman : “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.” (Kej. 25:23).

Ini merupakan hal yang SANGAT ISTIMEWA.  Sangat jarang di Kitab Tanakh bahwa YHVH berhubungan secara langsung dengan seorang WANITA! Bukan hanya itu saja, YHVH menyampaikan rencananya bagi bangsa pilihannya seperti yang disampaikannya pada Abraham sebelumnya kepada Ribka, dan bukan pada Ishak, anak Abraham! Nubuat pada Ribka memberi pertanda tentang ketegangan yang akan menjadi ciri dari hubungan antara kedua putra kembarnyanya, Yakub dan Esau, sebagai tokoh dalam cerita di Kitab Kejadian dan nantinya menjadi  leluhur dari bangsa Israel (Yakub) dan Edom (Esau). Ribka tidak pernah menceritakan nubuat ini pada suaminya. Apakah ini karena dia melihat bahwa membicarakan hal sepenting ini pada suaminya yang traumatis merupakan hal yang sia-sia belaka? Di cerita selanjutnya kita bisa melihat akibat dari ketimpangan pribadi dari Ishak.

Nubuat yang diterima Ribka dari YHVH meramalkan ada 2 bentuk bangsa dan sifat:

Kemegahan dan kekayaan (duniawi)
Keimanan dan kesetiaan (pada YHVH)
Esau-Yakub mirip dengan Ismael-Ishak, anak yang  lebih tua gagah perkasa, sedangkan yang lebih muda pribadi yang beriman.

Tidak lama setelah anak-anaknya lahir, Ribka lebih menyayangi Yakub, mungkin karena dia tahu rencana YHVH. Ishak yang hidup di dunianya sendiri, lebih sayang pada Esau yang lebih suka tinggal di padang (Kej. 25:27).

Ishak yang tidak diberitahu oleh istrinya mengenai rencana YHVH, telah memilih anak yang salah untuk meneruskan garis keturunannya.

YHVH berfirman pada Ribka, bukan Ishak, dan Ribka melihat hal ini sebagai tugasnya untuk melaksanakan rencana YHVH dengan cara mengelabui suaminya dan anak sulungnya. Perlu kita ingat bahwa Abraham hidup sampai cucunya berumur 15 tahun, tapi tampaknya Ribka tidak pernah merasa perlu untuk bertanya pada Abraham, penerima berkat sebelumnya tentang pendapatnya dalam mewujudkan perintah YHVH. Mungkinkah Ribka mempunyai kepercayaan yang tipis pada para pria di sekelilingnya?

Kepada Sarah, YHVH berbicara hanya untuk mengatakan bahwa Sarah telah berbohong (Kej. 18:15).

YHVH tidak pernah berbicara pada Leah atau Rachel.

Ribka di pihak lain, paling unik di antara Ibu Yahudi, karena dia pengemban tugas nubuatan dari YHVH, yang merupakan tugas paling penting di generasi kedua: untuk memastikan berkat untuk generasi ketiga diberikan pada anak yang tepat.

Kejadian di tanah Filistin

Pada saat adanya bencana kelaparan di Hebron, Ishak dan Ribka mengungsi ke Gerar, Filistin.

Diceritakan bahwa Ishak melakukan kebohongan yang sama dengan ayahnya saat Abraham mengaku istrinya, Sarah,  sebagai adiknya. Secara sepintas dua cerita ini tampaknya sama, tapi sebenarnya sangat berbeda dalam hal yang sangat penting, karena menjelaskan mengapa Ribka pribadinya lebih baik daripada mertuanya, Sarah.

Sarah diceritakan sempat menjadi istri Firaun ( Kej 12:13-14, 19), untuk menjamin keselamatan suaminya, Abraham, dan seluruh keluarganya.

Sebaliknya, Ribka tidak pernah meninggalkan suaminya (Kej. 26:7-11)! Perkawinan Ribka dan Ishak monogamy, dan dia juga tidak pernah memberikan pembantunya sebagai gundik suaminya untuk melanjutkan keturunan, seperti yang dilakukan oleh Sarah atau Leah dan Rachel.

Ribka yang menerima berkat untuk anak cucunya

Berkat yang diterima Ribka ” Dan mereka memberkati Ribka, kata mereka kepadanya: “Saudara kami, moga-moga engkau menjadi beribu-ribu laksa, dan moga-moga keturunanmu menduduki kota-kota musuhnya.” (Kej. 24:60) adalah pengulangan dari berkat yang diterima Abraham: ” maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.” (Kej. 22:17) >> Sehingga Ribka, dan bukan Ishak, yang menerima berkat untuk anak cucunya.

Ribka berjanji untuk melindungi Yakub, anak bungsunya, dari ayahnya dan dari segala akibat dari segala muslihatnya.  Karena itu dia mengirim Yakub untuk melarikan diri ke saudaranya Laban, untuk menyalamatkannya dari rencana Esau untuk membunuh Yakub. Ribka sekali lagi mengelabui Ishak dengan alasan supaya Yakub mendapatkan istri yang tepat dari keluarga yang baik (Esau sudah menikah dengan 2 wanita Het yang membuat pedih hati kedua orang tuanya). Ishak kemudian memberkati Yakub dengan berkat yang dulunya dicuri oleh Yakub dari Esau: “Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham.” (Kej. 28:4)

Ribka tidak pernah mengakui pada Ishak bahwa dia yang merencanakan semua tipu muslihat yang dilakukan oleh Yakub untuk mencuri berkat dari ayahnya, tapi kemudian walaupun Ishak sudah sadar tentang hal itu, dia juga  tidak pernah menegur Yakub untuk mencuri berkat saudaranya.  Ribka tidak sadar bahwa dia tidak akan pernah melihat Yakub lagi.

Ribka, sendirian, berhasil mencapai tujuannya dalam mengendalikan takdir keluarganya.

Ketika anak kesayangan Ribka, Yakub, dikirim ke Mesopotamia untuk mengamankan pasangan, ia mengidentifikasi dirinya pada calon pengantinnya (dan sepupunya) Rachel bukan sebagai anak Ishak, melainkan sebagai “anak Ribka” (Kej 29:12) ; Garis keturunan ayah nya dikalahkan oleh garis keturunan Ribka. Kejadian ini mungkin menandakan kenyataan tentang dominasi ibu, setidaknya dalam kasus Ribka, yang terlalu kuat untuk cerita Alkitab yang berpusat pada peranan para pria dengan jelas.

Karena tokoh pusat Ribka, yang berbeda dengan Ishak, urutan leluhur mungkin lebih tepat disebut Abraham, Ribka, dan Yakub.