Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Jan 14, 2010

Pekerjaan Iman

"pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya [anugrah-Nya] oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh [Allah] Roh Kudus"  (Titus 3:5)

Tuhan telah memasukkan beberapa ayat di dalam Alkitab yang kelihatannya mengajarkan bahwa ada pra-syarat tertentu yang harus ada atau kita lakukan sebelum kita dapat diselamatkan. Akan tetapi, itu adalah perangkap yang Tuhan buat untuk orang-orang yang ingin untuk "bekerja" untuk "menyelamatkan" diri mereka. Supaya kita benar-benar dapat mengerti sifat alami dari Keselamatan, kita harus dengan sangat berhati-hati membandingkan ayat suci yang satu dengan ayat suci yang lain. Seperti misalnya, dalam kitab 1 Tesalonika 1:3 kita membaca:

"Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita."

Di dalam ayat ini Tuhan menunjukkan bahwa "iman" (kepercayaan) adalah sebuah "pekerjaan". Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "iman" adalah kata kerja. Kata yang sama, sebagai kata sifat, diterjemahkan sebagai "percaya". Oleh karena itu, untuk memiliki "iman" atau "percaya" kepada Kristus adalah pekerjaan yang kita lakukan. Dan Alkitab dengan jelas menekankan bahwa tidak ada pekerjaan yang dapat kita lakukan sendiri untuk membuat kita diselamatkan.

Dalam kitab Galatia 2:16 kita membaca demikian:

"Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat."

Nah, ayat ini menjelaskan bahwa manusia tidak "dibenarkan" (yaitu diselamatkan) melalui pekerjaannya sendiri, seperti menerima Yesus, percaya kepada Tuhan Yesus, melakukan upacara baptis air, menerima komuni secara tetap, memakai jilbab, memelihara janggut, ziarah ke Yerusalem, memotong kurban, memelihara hari raya, dll.

Orang-orang yang tidak diselamatkan pada tahap tertentu dapat "percaya" kepada Kristus, tetapi "iman" tersebut tidak dapat menyelamatkannya. Jika Tuhan benar-benar menyelamatkan seseorang, maka ia akan benar-benar percaya di dalam Kristus dengan sepenuh hati. Akan tetapi iman yang demikian bukanlah "dasar" atau "penyebab" dari keselamatan, itu adalah "hasil" dari keselamatan.

"Iman" adalah "pekerjaan", tetapi Kristus telah menyelesaikan segala pekerjaan yang dibutuhkan untuk keselamatan sejak sebelum dunia dijadikan. Jadi tidak ada sesuatu apapun yang dapat kita perbuat untuk menyumbang kepada keselamatan kita, -- seluruh pujian, kemegahan, kemuliaan dan kehormatan atas keselamatan hanya dapat diberikan kepada Tuhan.

Tetapi bagaimanapun juga Tuhan memerintahkan kita untuk berdoa memohon belas kasihan-Nya. Ingatlah kita hanya dapat "dibenarkan" oleh iman milik Kristus, bukan oleh "iman" kita sendiri atau oleh suatu "pekerjaan" yang kita lakukan sendiri. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa "tidak ada seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum."

Tuhan mendemonstrasikan prinsip bahwa manusia tidak dapat melakukan pekerjaan untuk keselamatannya dengan memberikan Sabat hari ke-tujuh kepada bangsa Israel Perjanjian Lama. Dalam kitab Keluaran 31:13 kita membaca:

"Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu."

Tuhan menggunakan Sabat hari ke-tujuh sebagai "tanda" (peringatan atau perumpamaan atau gambaran) yang menunjukkan bahwa Dia-lah yang harus "menguduskan" (yaitu menyelamatkan) umat Israel. Hal itu menunjuk kepada sifat dasar dari Keselamatan. Tuhan melarang manusia untuk bekerja pada hari itu untuk mengillustrasikan bahwa Dia telah menyelesaikan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk Keselamatan. Dan segala pelanggaran dari hukum upacara ini hukumannya adalah maut.

Dalam kitab Keluaran 31:14 kita membaca demikian:

"Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya."

Dengan cara yang sama, jika seseorang percaya di dalam suatu pekerjaan yang dilakukannya sendiri untuk menjadi diselamatkan, maka dia masih berada di bawah murka Tuhan. Tuhan menyatakan betapa seriusnya pelanggaran dari hukum upacara ini di dalam kitab Bilangan 15:32-36. Kisah tersebut menunjukkan bahwa seorang laki-laki ditemukan sedang mengumpulkan beberapa kayu api pada Sabat hari ke-tujuh. Dan Tuhan memberikan perintah bahwa ia harus dihukum mati. Pertama-tama kelihatannya sangat janggal bahwa dia harus dihukum mati hanya karena mengumpulkan beberapa kayu api, dimana dia melanggar peraturan dari hari ke-tujuh Sabat. Tetapi kemudian kita mengerti mengapa hukuman yang berat ini harus diterapkan karena mengingat bahwa Tuhan memberikan hari ke-tujuh Sabat untuk menggambarkan sifat dasar dari Keselamatan.

Tuhan menggunakan hal itu sebagai suatu demonstrasi bahwa manusia tidak dapat memberikan sumbangan sekecil apapun untuk menjadikan dirinya diselamatkan. Jika kita percaya di dalam suatu pekerjaan apa saja yang kita lakukan sendiri supaya kita dapat menjadi diselamatkan, maka kita masih belum diselamatkan dan masih berada dibawah murka Tuhan yang mengerikan.

Sayangnya orang-orang yang masih berada di dalam jemaat-jemaat sedang mengikuti suatu rencana "Injil lakukan sendiri" yang diajarkan oleh institusi gereja-gereja. Mereka telah tertipu untuk mempercayai bahwa ada suatu "pekerjaan" yang harus mereka lakukan untuk "menyelamatkan" diri mereka sendiri. Mungkin mereka diberitahukan supaya mereka "menerima" Kristus, dibaptis di dalam air, percaya di dalam Tuhan Yesus, atau menjadi anggota tetap di dalam suatu jemaat, dll. Dan mereka diyakinkan bahwa jika mereka mengikuti peraturan-peraturan ini, maka mereka akan "diselamatkan".

Akan tetapi mereka telah tertipu. Keselamatan yang sejati adalah seratus persen kasih karunia (anugrah) dari Tuhan. Dan sama seperti laki-laki yang mengumpulan beberapa kayu api pada hari ke-tujuh Sabat, mereka akan jatuh ke dalam hukuman yang mengerikan. Mereka akan ditinggal dibelakang pada saat Pengangkatan (rapture), dan masuk ke dalam murka Tuhan pada Hari Penghakiman.

Salah pengertian tentang sifat dasar dari Keselamatan ini adalah salah satu dari kesalahan besar yang dilakukan oleh institusi gereja-gereja. Adalah sangat mengejutkan untuk menyadari bagaimana memalukannnya denominasi-denominasi telah salah menafsirkan Alkitab mengenai topik yang sangat penting ini.

Pada hari sekarang ini tidak ada denominasi yang mengerti dengan benar subjek yang sangat kritis ini. Tuhan telah "memeterai" beberapa informasi tentang Keselamatan sehingga hal itu tersembunyi sampai kita berada sangat dekat dengan akhir zaman (Daniel 12:9). Dan sekarang Dia telah membuka mata rohani kita kepada pengertian yang menyeluruh dari topik yang sangat penting ini.

Walaupun bebearapa hal yang kita pelajari baru-baru ini sangat menekan, tetapi masih ada berita yang menggembirakan, yaitu hari ini masih merupakan Hari Keselamatan. Tuhan masih menyelamatkan suatu "kumpulan besar orang banyak". Mungkin anda telah mengikuti suatu rencana keselamatan dari "Injil lakukan sendiri" dan telah diyakinkan bahwa anda telah diselamatkan, tetapi sekarang masih ada waktu bagi Tuhan untuk benar-benar menyelamatkan anda. Jika anda dengan berhati-hati memeriksa ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan Keselamatan, anda akan mengerti bahwa sama sekali tidak ada suatu pekerjaan apapun yang dapat anda lakukan sendiri untuk menjadi diselamatkan. Akan tetapi itu tidak berarti bahwa anda tidak dapat menjadi diselamatkan lagi.

Mungkin anda adalah salah seorang pilihan Tuhan. Anda dapat mulai untuk memohon dan menangis kepada Tuhan untuk meminta belas kasihan-Nya. Mengakui bahwa anda berdosa dan anda telah mengikuti suatu injil yang salah, dan anda harus berdoa supaya jikalau mungkin Tuhan akan memberikan anugrah-Nya kepada anda untuk menyelamatkan anda. Setiap orang masih memiliki kemungkinan yang besar bahwa Tuhan akan menyelamatkannya. Setiap orang mungkin saja adalah seorang pilihan Tuhan. Berdoalah kepada Tuhan memohon belas kasihan. Teruslah berdoa untuk belas kasihan-Nya dan kita harus "menunggu" Tuhan untuk Keselamatan (Mazmur 130:5). Jangan menaruh percaya anda di dalam suatu pekerjaan apapun yang anda lakukan sendiri. Sadarilah bahwa anda hanyalah para pembuat dosa yang pantas untuk menerima murka Tuhan. Dalam kitab Zefanya 2:3 kita membaca:

"Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri [yaitu di bumi], yang melakukan Hukum-Nya; carilah Keadilan, carilah Kerendahan Hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN."

Ayat ini ditujukan kepada "orang-orang yang rendah hati di bumi", orang-orang yang dengan berhati-hati "melakukan hukum-hukum Tuhan". Ini menunjukkan bahwa mereka telah mencoba dengan sekuat tenaga untuk mematuhi Alkitab, yaitu kitab hukum Tuhan. Mereka telah mencari "Kebenaran" dan "Kerendahan Hati". Akan tetapi ada banyak kebanggaan (kemegahan) di dalam hati manusia, dan dalam kitab Mazmur 51:17 Tuhan berkata demikian:

"Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."

Berikanlah segala pujian, kemuliaan dan kemegahan atas Keselamatan hanya Tuhan, dan jangan memegahkan diri kita sendiri. Tuhan menyediakan contoh dari pertobatan di dalam perumpamaan tentang Pemungut Pajak dan Seorang Farisi di dalam kitab Lukas 18:10-14. Pemungut pajak pada waktu itu sangat dibenci oleh bangsa Yahudi. Akan tetapi, pemungut pajak di dalam kisah ini sangat merendahkan dirinya di hadapan Tuhan seperti yang kita baca di dalam Lukas 18:13 demikian:

"Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini."

Kisah ini menunjukkan bagaimana caranya kita datang ke hadapan Tuhan Yang Maha Kudus. Sama seperti pemungut pajak ini, kita harus menyadari bahwa sesungguhnya kita hanya pantas untuk menerima murka Tuhan, tetapi kita dapat berdoa supaya jikalau mungkin Dia berkenan memberikan belas kasihan-Nya kepada kita. Dan ketika kota Niniwe hampir dihancurkan mereka bertobat dengan sangat merendahkan diri di hadapan Tuhan. Mereka mengenakan kain kabung dan duduk di atas abu. Dalam kitab Yunus 3:8-9 kita membaca demikian:

"Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."

No comments: