"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini, Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, Aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata, Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak: Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan; dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:10-14)
Ada banyak orang yang ingin menanamkan kesan kepada Tuhan, "Lihatlah betapa kerasnya saya berusaha untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan". Akan tetapi bagaimanakah si pemungut cukai yang diselamatkan itu telah datang kepada Tuhan? Apakah dia berkata, "Oh Tuhan, Engkau mengetahui berapa banyak aku mengasihi Engkau, dan Engkau mengetahui bagaimana aku sedang benar-benar berusaha untuk melakukan kehendak-kehendak-Mu. Dan aku telah menerima Yesus sebagai Juruselamatku (band. Yohanes 15:16-19)." Nah, bukan demikian yang dilakukannya, itu bukanlah cara bagaimana si pemungut cukai telah datang kepada Tuhan, tetapi ia hanya berkata, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini".
Nah, siapapun yang membaca hal ini seharusnya berkata, "Saya memiliki suatu harapan yang besar untuk keselamatan. Saya tidak patut menerimanya, tetapi mungkin Tuhan akan menyelamatkan saya juga." Kita mengetahui Alkitab menyatakan bahwa Tuhan tidak membedakan orang. Siapapun dapat menjadi salah satu dari umat pilihan Tuhan, dan hanya Tuhan yang mengetahui siapa-siapa saja mereka itu, dan itu sepenuhnya adalah urusan dan hak Tuhan.
Sekarang kita dapat memahami sifat dasar dari rencana keselamatan Tuhan dimana Dia-lah yang melakukan seluruh pekerjaan keselamatan (Efesus 2:8-9, Wahyu 14:7, Wahyu 16:9). Dan sewaktu Dia melaksanakan program keselamatan-Nya terdapat suatu dinamika yang misterius antara Tuhan dan umat-Nya di mana Tuhan mengharapkan kita untuk melakukan kehendak-kehendak-Nya walaupun kita telah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa kita.
Akan tetapi ingatlah segala pekerjaan baik yang kita lakukan "setelah" kita diselamatkan adalah "hasil" dari keselamatan, hal itu tidak pernah menjadi "penyebab" atau "dasar" dari keselamatan. Setelah diselamatkan kita bersyukur dan memuliakan Tuhan karena penyelamatan-Nya yang ajaib. Pada dasarnya hanya Tuhan yang mengetahui siapa-siapa saja yang merupakan umat pilihan-Nya. Kita tidak dapat mengetahui secara pasti siapa-siapa saja mereka itu. Jika saya bukan merupakan salah satu dari umat pilihan Tuhan, pekerjaan saya sendiri atau usaha keras saya untuk masuk ke dalam Kerajaan Tuhan tidak akan menjadikan diri saya diselamatkan. Tindakan saya untuk membaca Alkitab tidak menjamin bahwa saya pasti akan diselamatkan. Tetapi untuk berada dibawah pendengaran Firman Tuhan merupakan lingkungan yang baik dimana Tuhan akan menyelamatkan umat-Nya, dan saya harus menanti pada Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya di dalam hidup saya.
Dalam kitab Zefanya 2:3 kita membaca perintah supaya umat manusia "mencari Tuhan", dan itu adalah perintah yang tersebar di dalam seluruh Alkitab, disitu kita baca:
"Carilah TUHAN hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati: mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN."
Ungkapan "hukum" merupakan kata yang sama dengan Firman, sewaktu kita benar-benar berpikir mengenai ayat ini, kita akan menyadari bahwa kita tidak memiliki sesuatu apapun untuk diberikan kepada Tuhan. Semakin banyak kita melihat dari Firman Tuhan, kita belajar betapa tercelanya diri kita. Kitab Roma 3:10-18 berkata tentang orang-orang yang belum diselamatkan demikian:
"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [yang benar, yaitu Tuhan Semesta Alam - band. Yohanes 6:65]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."
Kemudian bagian yang terakhir dari Zefanya 2:3 berkata, "carilah kerendahan hati: mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan Tuhan." Kata Ibrani untuk ungkapan "mungkin" dalam ayat ini benar-benar berarti "mungkin". Dengan kata lain, kita hendaknya datang dengan sangat rendah hati kepada Tuhan dan memohon, "Ya Tuhan kasihanilah saya, saya tidak patut untuk menerima keselamatan, saya mengetahui bahwa saya adalah seorang berdosa tetapi saya mengetahui bahwa Engkau-lah satu-satunya harapan bagi saya, tetapi ya Tuhan bilamana itu sudah merupakan kehendak-Mu saya juga ingin untuk menjadi diselamatkan."
Kemudian kita harus menunggu Tuhan (Ratapan 3:26, Mazmur 130:5, Yesaya 40:31). Dan jika kita memang pada akhirnya menemukan bukti-bukti di dalam kehidupan kita, bahwa kita memiliki hasrat yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan, maka kita mengetahui bahwa hal itu terjadi karena Tuhan telah menyelamatkan kita. Kita akan mengetahui bahwa Tuhan telah memilih kita untuk keselamatan dan itu bukan terjadi karena kita layak di dalam segi apapun. Tuhan-lah yang telah melakukan segala pekerjaan untuk keselamatan dalam semua aspek-aspeknya, itulah sebabnya segala kemuliaan, kemegahan, kehormatan dan puji-pujian atas keselamatan hanya patut diberikan kepada Tuhan. Dan kita tidak mempunyai bagian sama sekali, tidak sama sekali. Kita tidak bisa meminta pujian atau yang semacam itu. Apa yang bisa kita lakukan hanyalah mengeleng-gelengkan kepala dalam kekaguman dan keheranan dan berkata, "Mengapa Ia juga menyelamatkan saya?"
No comments:
Post a Comment