"Segala [yaitu semua] tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16)
Ungkapan "ilham" (inspirasi) yang kita temukan dalam ayat ini secara harafiah berarti "nafas Tuhan". Itu berasal dari kata Yunani yang hanya digunakan dalam ayat ini di Perjanjian Baru. Kata ini terdiri dari dua asal kata yaitu: "theos" yang berarti "Tuhan" (dan dari sinilah kita mendapatkan kata "theologi" yang berarti ilmu Alkitab), dan "pneustos", yang berasal dari kata yang berarti "untuk meniup".
Kata Yunani "meniup" ini digunakan 7 kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru, jadi kita dapat melihat lebih jauh tentang bagaimana Tuhan menggunakan kata ini di dalam Alkitab. Seperti misalnya kita mendapatkan dalam perumpamaan tentang rumah yang didirikan di atas Batu, dan rumah yang didirikan di atas pasir dalam kitab Matius 7:25-27 dan Lukas 6:46-49. Dan kita diberitahukan bahwa ketika "hujan" dan banjir datang dan angin "bertiup", hanya rumah yang dibangun di atas Batu yang masih tetap tinggal.
Kita telah mengetahui bahwa "Batu" itu tidak lain menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus sendiri (1 Korintus 10:4, Mazmur 78:35). Dan perhatikan bahwa ada perbedaan yang sangat besar antara "rumah" yang dibangun di atas Batu dan rumah yang dibangun di atas pasir. Dalam kitab Matius 7:24 kita membaca demikian:
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu."
Sekarang topik pembicaraan berubah dari fondasi rumah kepada manusia, karena sesungguhnya Tuhan memiliki kepedulian yang lebih besar kepada umat manusia, bukan kepada rumah secara fisik. Dan pada kenyataannya, Tuhan membagi seluruh umat manusia menjadi dua bagian penting yaitu -- mereka yang Ia selamatkan, dan mereka yang tidak Ia selamatkan.
Dan Alkitab seringkali berbicara tentang orang yang diselamatkan sebagai "orang yang bijaksana" seperti yang kita lihat dalam ayat di atas. Disisi yang lain, dalam kitab Matius 7:26 kita membaca demikian:
"Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir."
Dengan demikian kita mengetahui bahwa Alkitab seringkali berbicara tentang orang yang tidak percaya sebagai "orang yang bodoh" yang mendirikan rumahnya di atas pasir yang akan hancur ketika diuji oleh Firman Tuhan yang sejati, Alkitab (yaitu hujan dan banjir).
Untuk mengerti lebih jauh mengenai pembangunan sebuah rumah kita harus melihat pada bagian-bagian lain di dalam Alkitab, kita harus membandingkan "hal yang rohani dengan hal yang rohani" (yaitu membandingkan "ayat yang satu dengan ayat yang lain"), seperti yang di-instruksikan untuk kita perbuat dalam kitab 1 Korintus 2:13.
Seperti misalnya, kitab Mazmur 127:1 menyatakan lebih jauh tentang membangun rumah demikian:
"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."
Dengan kata lain, Tuhan-lah yang harus membangun "rumah" tersebut, yaitu gereja yang kekal, atau badan kumpulan orang-orang percaya sejati. Itulah rumah-rumah yang dibangun di atas "Batu" seperti yang kita lihat dalam kitab 1 Korintus 3:11 yang berkata demikian:
"Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."
Ini menunjuk kepada Tuhan sebagai satu-satunya yang melakukan pekerjaan keselamatan. Kita tidak dapat diselamatkan melalui pekerjaan kita sendiri.
Nah, sebelumnya kita sudah mempelajari bahwa Tuhan "menafaskan", atau "meniup" keluar Firman-Nya dengan menggunakan orang-orang percaya yang sudah dipilih-Nya untuk memberitakan setiap kata yang diberikan-Nya kepada umat manusia. Contoh lain dari kata "meniup" juga ditemukan dalam Yohanes 3:5-9. Tetapi ini adalah tentang pekerjaan dari Allah Roh Kudus dalam menyelamatkan individu-individu, disitu kita baca demikian:
"Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
Tentu saja "Roh" itu adalah Allah Roh Kudus -- tetapi bagaimana kita dapat mendengar suara-Nya? Apakah suara Tuhan itu? Yesus berkata dalam kitab Yohanes 10:27 demikian:
"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,"
Dan kitab Yohanes 17:17 berkata demikian:
"… Firman-Mu adalah Kebenaran."
Dalam seluruh Alkitab kita menemukan bahwa Tuhan hanya berbicara di dalam Firman-Nya, Alkitab. Suara Tuhan adalah Alkitab; dalam pasal yang pertama dari kitab Yohanes kita menemukan bahwa salah satu nama dari Yesus adalah "Firman Tuhan", atau dalam bahasa Yunani-nya "logos". Dengan demikian kita mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah "logika" dari program keselamatan Allah.
Kita juga belajar dari kitab 2 Petrus 1:20-21 bahwa Alkitab ditulis oleh "orang-orang kudus pada zaman dahulu sebagaimana Allah Roh Kudus menggerakkan mereka". Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat [Alkitab] dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah."
Dan dalam kitab 2 Petrus 3:15-16 rasul Petrus sedang berbicara tentang nubuat-nubuat yang ditulis oleh Rasul Paulus yang berada dibawah ilham ilahi demikian:
"seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."
Disini rasul Petrus memahami bahwa surat-surat Paulus adalah sama dengan nubuat Kitab Suci, yang pada waktu itu hanyalah kitab-kitab Perjanjian Lama saja. Nah, sekali lagi kita diingatkan bagaimana Tuhan menulis Alkitab -- yang merupakan "nafas Tuhan" yang keluar dari "mulut-Nya". Alkitab adalah sempurna dan sudah selesai ditulis, dan Tuhan menyimpannya untuk ribuan tahun. Itu adalah satu-satunya tempat dimana kita dapat menemukan kebenaran yang sejati dan kehendak-kehendak Tuhan untuk kita dan dunia ini.
Berbicara mengenai Alkitab, raja Daud dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menyatakan dalam kitab Mazmur 119:97 demikian:
"Betapa kucintai Taurat-Mu [firman-Mu]! Aku merenungkannya sepanjang hari."
Biarlah hal itu juga menjadi kebiasaan kita, kalau Tuhan sudah menyelamatkan kita. Biarlah Tuhan berkenan untuk membuat kita selalu mencari Firman-Nya dengan segenap hati. Dalam kitab Mazmur 119:105 kita membaca demikian:
"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."
Dan Mazmur 42:1-2 berkata demikian:
"Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah."
No comments:
Post a Comment