Dan kemudian pada gilirannya ketika kita hanya melihat kepada contoh yang utama, yaitu Tuhan Yesus Kristus, kita akan dikuduskan melalui karya Allah. Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada seorang manusiapun yang kudus kecuali Tuhan sendiri, seperti yang kita baca dalam kitab Wahyu 15:4 demikian:
"Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang KUDUS; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu."
Dan Alkitab juga mengajarkan bahwa dimata Allah tidak ada seorangpun yang baik kecuali Allah sendiri, seperti yang kita baca dalam kitab Markus 10:17b:
"Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja."
Berlawanan dengan keadaan Allah, manusia sama sekali kotor dan tidak kudus. Segala sesuatu tentang manusia yang belum diselamatkan adalah sangat kotor dan tidak kudus. Hati manusia sangat "licik", seperti yang dinyatakan dalam kitab Yeremia 17:9 demikian:
"Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?"
Pikiran-pikiran manusia adalah "terkutuk" atau "jahat", seperti yang kita baca dalam kitab Roma 1:28 demikian:
"Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas"
Dan kitab Kejadian 6:12 mengajarkan bahwa manusia telah "rusak" dan telah "kehilangan citra Allah" (Roma 3:23). Dan kitab Mazmur 58:3 memberitahukan kepada kita sifat alami dari manusia demikian:
"Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat."
Jadi kita harus mengerti bahwa pada dasarnya mereka-mereka yang belum diselamatkan masih berada dalam keadaan "mati rohani" dan sangat-sangat memberontak terhadap Allah. Manusia seringkali berpikir bahwa ia adalah yang nomor satu sehingga mereka mengambil jalannya sendiri-sendiri yang sungguh-sungguh sesat.
Sekarang pertanyaannya bagaimana manusia yang tidak kudus ini dapat dijadikan kudus? Kitab Yohanes 15:3 memberikan kepada kita jawabannya, dalam ayat itu Tuhan berkata demikian:
"Kamu memang sudah bersih karena FIRMAN yang telah Kukatakan kepadamu."
Dalam kata lain, satu-satu jalan supaya manusia bisa menjadi "bersih" di mata Allah adalah melalui "keselamatan". Allah-lah harus "menyucikan" dosa-dosa kita untuk membuat kita menjadi "putih bersih" atau "kudus" melalui Firman-Nya.
Dan lebih jauh kitab Yakobus 4:1-4 menjelaskan pokok permasalahannya demikian:
"Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu MENGINGINI sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu MEMBUNUH; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk MEMUASKAN hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah PERMUSUHAN dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah."
Jadi sesungguhnya sebagai orang-orang yang percaya lebih baik kita selalu mengalah bahkan untuk dirugikan karena pada dasarnya kita memang tidak seharusnya bersahabat dengan dunia ini. Orang-orang yang percaya harus "dipisahkan" dari dunia yang sudah dikutuk karena dosa ini dan lebih memusatkan segala pikiran dan kekuatan kita kepada dunia yang akan datang.
Ingatlah jika kita berpaling terlalu lama dari Kristus maka pikiran kita sudah dipenuhi dengan begitu banyak hal-hal yang berdosa, oleh karena itu kita harus selalu berfokus kepada Kristus. Dan syukur kepada Allah bahwa sekarang kita telah mengenal Kebenaran yang sejati sehingga kita bisa mendapatkan kekuatan dan penghiburan yang sangat kuat dari Allah sendiri. Kitab Roma 15:1-4 mengajarkan kepada kita demikian:
"Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku." Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi PELAJARAN bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci."
Kemudian yang terakhir, supaya kita dapat yakin bahwa kita telah diselamatkan melalui anugrah Tuhan dan telah masuk ke dalam Jalan atau Pintu yang sempit itu, dalam kitab Yohanes 14:15 Tuhan berkata demikian:
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."
Dan kitab 1 Yohanes 2:3-4 menambahkan demikian:
"Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada Kebenaran."
Dan apakah "kegenapan" dari segala perintah Tuhan? Kitab Roma 13:9-10 menjelaskan kepada kita demikian:
"Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat [=hukum Tuhan]."
No comments:
Post a Comment