suaminya." (Efesus 5:31-33)
Seorang isteri Kristen diharuskan untuk "menghormati" suaminya, yang berarti dia harus menghargai suaminya dan mengakui bahwa sang suami adalah sang kepala keluarga. Ini tidak berarti bahwa suaminya adalah "tuan besar", tetapi pada akhirnya sang suami-lah yang harus bertanggung-jawab kepada Allah atas apa yang terjadi di dalam keluarganya. Oleh sebab itu, seorang suami harus mempunyai keprihatinan yang besar tentang bagaimana kehidupan isterinya dalam mengenal Tuhan.
Disisi yang sama, seorang isteri Kristen harus menghargai suaminya walaupun suaminya bukanlah seorang yang percaya. Kitab 1 Petrus 3 berbicara mengenai isteri dengan suami yang belum diselamatkan, yaitu seseorang yang tidak mengasihi Tuhan, dan Allah berkata dalam kitab 1 Petrus 3:1 sbb:
"Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,"
Isteri harus tunduk dalam segala hal yang sah menurut hukum kepada suaminya. Tetapi jika suaminya meminta dia untuk berbuat sesuatu yang berdosa, dia harus menurut kepada Allah daripada menuruti keinginan suaminya. Selama sang suami meminta sesuatu yang tidak berdosa, sekalipun isterinya tidak perduli untuk itu, sang isteri sebaiknya berusaha untuk menurut. Isteri harus mempunyai rasa hormat yang besar terhadap atasannya sama seperti ia menghormati Tuhan.
Dalam kitab Kolose 3:23 kita membaca demikian:
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
Penekanan yang mirip juga kita temukan dalam kitab Efesus 5:22 yang berkata demikian:
"Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan"
Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus harus berpikir, berbicara dan bertindak dengan tujuan untuk memuliakan sang Tuan atau Juruselamat mereka. Tentu saja, hal ini adalah benar baik untuk laki-laki, perempuan maupun anak-anak.
Akan tetapi dalam ayat ini dan juga ayat-ayat lainnya, para isteri diperintahkan untuk tunduk kepada suaminya "seperti kepada Tuhan". Dalam kitab Kolose 3:18 kita membaca demikian:
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan."
Hal ini menunjuk pada keinginan yang tulus dari seorang isteri untuk menempatkan dirinya dibawah otoritas sang suami, sama seperti isteri harus tunduk kepada Tuhan sendiri. Tindakan yang seperti itu dicatat dan di-demonstrasikan dalam kitab 1 Petrus 3:6 yang kita baca demikian:
"sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya ... "
Kata Yunani yang di-terjemahkan sebagai ungkapan "tundukkanlah" juga kita temukan dalam kitab 1 Petrus 2:13 yang menegaskan tugas dari seorang warga negara Kristen untuk mematuhi hukum yang berlaku di tempat ia tinggal (kecuali kalau hukum tersebut melanggar ketentuan Kitab Suci). Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi"
Dan kitab 1 Korintus 11:3 menegaskan kenyataan ini demikian:
"Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki ..... "
Sang isteri harus tunduk atau taat, atau menjadi subjek dari sang suami "seperti kepada Kristus", dan pada gilirannya sang suami juga harus mengasihi isterinya sama seperti Kristus mengasihi gereja yang kekal. Kitab Efesus 5:25 dengan jelas bersaksi demikian:
"Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya"
Secara alami, adalah lebih mudah bagi sang isteri untuk tunduk kepada suaminya ketika sang suami menunjukkan pengorbanan yang besar untuk isterinya. Akan tetapi bagaimanapun juga, jika ini bukanlah kasusnya, sang isteri tetap harus tunduk kepada sang suami "seperti kepada Tuhan".
Ayat 24 dari kitab Efesus 5 mengajarkan kepada kita demikian:
"Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu."
Dan kitab 1 Petrus 2:18 menasihatkan demikian:
"Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis."
Lebih jauh kitab Roma 8:7 menjelaskan perang rohani (perseteruan) yang terjadi antara orang-orang yang belum diselamatkan dengan Tuhan, dan hal itu menekankan ketidak-mampuan sifat dasar manusia untuk tunduk kepada Firman Tuhan sebelum ia benar-benar diselamatkan. Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya."
Nah, Firman Tuhan yang ingin anda baca berulang kali adalah kitab Efesus 5:21-25 yang berkata demikian:
"dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya."
Mintalah kepada Tuhan untuk menolong anda untuk saling mengasihi dan ikutilah peraturan dalam kitab Filipi 4:8 yang kita baca demikian:
"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."
Seorang isteri Kristen diharuskan untuk "menghormati" suaminya, yang berarti dia harus menghargai suaminya dan mengakui bahwa sang suami adalah sang kepala keluarga. Ini tidak berarti bahwa suaminya adalah "tuan besar", tetapi pada akhirnya sang suami-lah yang harus bertanggung-jawab kepada Allah atas apa yang terjadi di dalam keluarganya. Oleh sebab itu, seorang suami harus mempunyai keprihatinan yang besar tentang bagaimana kehidupan isterinya dalam mengenal Tuhan.
Disisi yang sama, seorang isteri Kristen harus menghargai suaminya walaupun suaminya bukanlah seorang yang percaya. Kitab 1 Petrus 3 berbicara mengenai isteri dengan suami yang belum diselamatkan, yaitu seseorang yang tidak mengasihi Tuhan, dan Allah berkata dalam kitab 1 Petrus 3:1 sbb:
"Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,"
Isteri harus tunduk dalam segala hal yang sah menurut hukum kepada suaminya. Tetapi jika suaminya meminta dia untuk berbuat sesuatu yang berdosa, dia harus menurut kepada Allah daripada menuruti keinginan suaminya. Selama sang suami meminta sesuatu yang tidak berdosa, sekalipun isterinya tidak perduli untuk itu, sang isteri sebaiknya berusaha untuk menurut. Isteri harus mempunyai rasa hormat yang besar terhadap atasannya sama seperti ia menghormati Tuhan.
Dalam kitab Kolose 3:23 kita membaca demikian:
"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."
Penekanan yang mirip juga kita temukan dalam kitab Efesus 5:22 yang berkata demikian:
"Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan"
Orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus harus berpikir, berbicara dan bertindak dengan tujuan untuk memuliakan sang Tuan atau Juruselamat mereka. Tentu saja, hal ini adalah benar baik untuk laki-laki, perempuan maupun anak-anak.
Akan tetapi dalam ayat ini dan juga ayat-ayat lainnya, para isteri diperintahkan untuk tunduk kepada suaminya "seperti kepada Tuhan". Dalam kitab Kolose 3:18 kita membaca demikian:
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan."
Hal ini menunjuk pada keinginan yang tulus dari seorang isteri untuk menempatkan dirinya dibawah otoritas sang suami, sama seperti isteri harus tunduk kepada Tuhan sendiri. Tindakan yang seperti itu dicatat dan di-demonstrasikan dalam kitab 1 Petrus 3:6 yang kita baca demikian:
"sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya ... "
Kata Yunani yang di-terjemahkan sebagai ungkapan "tundukkanlah" juga kita temukan dalam kitab 1 Petrus 2:13 yang menegaskan tugas dari seorang warga negara Kristen untuk mematuhi hukum yang berlaku di tempat ia tinggal (kecuali kalau hukum tersebut melanggar ketentuan Kitab Suci). Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi"
Dan kitab 1 Korintus 11:3 menegaskan kenyataan ini demikian:
"Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki ..... "
Sang isteri harus tunduk atau taat, atau menjadi subjek dari sang suami "seperti kepada Kristus", dan pada gilirannya sang suami juga harus mengasihi isterinya sama seperti Kristus mengasihi gereja yang kekal. Kitab Efesus 5:25 dengan jelas bersaksi demikian:
"Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya"
Secara alami, adalah lebih mudah bagi sang isteri untuk tunduk kepada suaminya ketika sang suami menunjukkan pengorbanan yang besar untuk isterinya. Akan tetapi bagaimanapun juga, jika ini bukanlah kasusnya, sang isteri tetap harus tunduk kepada sang suami "seperti kepada Tuhan".
Ayat 24 dari kitab Efesus 5 mengajarkan kepada kita demikian:
"Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu."
Dan kitab 1 Petrus 2:18 menasihatkan demikian:
"Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis."
Lebih jauh kitab Roma 8:7 menjelaskan perang rohani (perseteruan) yang terjadi antara orang-orang yang belum diselamatkan dengan Tuhan, dan hal itu menekankan ketidak-mampuan sifat dasar manusia untuk tunduk kepada Firman Tuhan sebelum ia benar-benar diselamatkan. Dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya."
Nah, Firman Tuhan yang ingin anda baca berulang kali adalah kitab Efesus 5:21-25 yang berkata demikian:
"dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya."
Mintalah kepada Tuhan untuk menolong anda untuk saling mengasihi dan ikutilah peraturan dalam kitab Filipi 4:8 yang kita baca demikian:
"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."
No comments:
Post a Comment