"Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?"
Akan tetapi kita harus ingat bahwa Alkitab ditulis sebagai "teka-teki orang kudus" (Amsal 1:6, Mazmur 78:2, Yehezkiel 17:2, Matius 13:34, Markus 4:34), itu ditulis sedemikian rupa oleh lebih dari 40 orang yang Tuhan gunakan sebagai penulis dengan gaya bahasa yang tidak mudah untuk dimengerti, akan tetapi isi dari semuanya adalah sama (Yohanes 5:39).
Sehingga ketika orang-orang yang tidak percaya mencari di dalam Alkitab untuk menemukan kejanggalan-kejanggalan atau kontradiksi-kontradiksi, -- sesuatu yang sudah mereka percayai sebelumnya, maka mereka akan menemukannya. Dan ini adalah keadaan yang sama ketika orang-orang yang tidak percaya mengambil bagian dalam "perjamuan kudus", mereka akan mendapat kutuk bukan berkat (1 Korintus 11:27-29).
Disisi yang lain, orang-orang yang percaya datang kepada Alkitab dengan sangat rendah hati sambil berdoa untuk belajar, untuk memohon belas kasihan kepada Tuhan, bukan untuk mengajar Alkitab. Orang-orang yang percaya akan mempelajarinya dengan tekun dan bersungguh-sungguh, membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain untuk mengerti apa sebenarnya yang Tuhan ajarkan (1 Korintus 2:12-13 KJV).
Secara sederhana ayat dalam kitab Roma pasal 3 diatas, yang mengutip dari kitab Mazmur dalam Perjanjian Lama, mengajarkan bahwa "semua" orang adalah pendusta seperti yang dinyatakan dalam ayat 4 demikian:
" ... Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: "Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi."
Ini adalah kenyataan yang tidak dapat ditolak bahwa hanya Allah Sang Pencipta yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya, sedangkan manusia hanya dapat mengira-ngira apakah kebenaran itu. Sehingga kadang-kadang, secara tidak sadar, kita sedang berbohong ketika kita berkata tentang suatu hal dimana keadaan yang sebenarnya tidak demikian. Dan memang hal-hal seperti ini akan menambahkan kemuliaan Allah, tetapi kita sama sekali tidak boleh berdusta dengan disengaja karena itu adalah penipuan.
Ayat selanjutnya, yaitu ayat 8 menjelaskan demikian:
"Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: "Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya." Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman."
Rasul Paulus sendiri adalah seorang ahli teologi yang terbesar pada masanya. Sebanyak yang kita ketahui, kecuali mungkin Apolos, selain itu tidak ada orang lain yang mengetahui Kitab Suci lebih baik daripada dirinya. Dan apa yang diajarkan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru adalah sama persis seperti yang diajarkan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, hanya saja Perjanjian Lama adalah 4 kali lebih panjang dan lebih rumit daripada Perjanjian Baru.
Dalam kitab Kisah Para Rasul 28:23-27 kita membaca demikian:
"Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan HUKUM MUSA dan KITAB PARA NABI ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore. Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya. Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan ROH KUDUS kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya [yaitu buta rohani] ...."
Kita telah mempelajari dari kitab 2 Petrus 1:21 bahwa Alkitab ditulis oleh "orang-orang kudus pada zaman dahulu sebagaimana Allah Roh Kudus menggerakkan mereka". Dan perhatikan bahwa dalam kitab 2 Petrus 3:15-16 rasul Petrus berbicara tentang nubuat-nubuat yang ditulis oleh rasul Paulus dalam kitab-kitab Perjanjian Baru demikian:
" .... seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi KEBINASAAN mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain."
Jadi demikianlah orang-orang yang tidak percaya akan memutar-balikkan isi Alkitab supaya sesuai dengan keinginan mereka sendiri (keinginan manusia) sehingga mereka tidak dapat mencapai Kebenaran. Ada alasan ilahi tersendiri mengapa Allah "menyembunyikan" kebenaran-kebenaran di halaman-halaman Alkitab, yaitu supaya orang-orang yang tidak dipilih dan yang jahat hatinya tidak mengerti dan tidak dapat melihat hidup. Disisi yang sama hanya Allah sendiri yang berkuasa untuk membuka hati manusia supaya ia dapat melihat kebenaran.
No comments:
Post a Comment