Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Jul 29, 2009

Perjanjian Yang Baru

"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamupada hari ini haruslah engkau perhatikan [yaitu "simpan di dalam hatimu" - KJV]" (Ulangan 6:4-6)

Bagian Alkitab ini menunjukkan bahwa kita harus mengasihi Allah dengan sepenuh hati, jiwa dan seluruh kekuatan kita. Bagaimanakah kita untuk mampu melakukan hal itu? Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia sendirian.

Allah memberitahukan kepada kita kondisi dari hati seseorang yang belum diselamatkan dalam kitab Kejadian 6:5 demikian:

"TUHAN melihat betapa jahatnya orang-orang di bumi; semua pikiran [atau hati] mereka selalu jahat."

Kita juga telah mempelajari bahwa pada dasarnya seluruh umat manusia adalah "mati secara rohani" dari sejak saat mereka dilahirkan, kitab Mazmur 51:5 menjelaskan kepada kita demikian:

"Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku."

Jadi sekarang bagaimanakah caranya Firman Allah bisa memasuki hati seseorang? Alkitab sangatlah jelas bahwa kita harus mengasihi Allah dengan sepenuh hati, jiwa dan kekuatan, dan mujizat terbesar yang dilakukan oleh Allah adalah untuk merubah hati, atau jiwa yang mati tersebut, dan memperkenalkan Firman Allah, yang adalah perkataan hidup yang kekal.

Dan Allah menggunakan ungkapan "memotong" atau "menusuk" untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Dalam kitab Ibrani 4:12 kita membaca demikian:

"Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."

Dengan kata lain, Firman Allah mampu untuk menembus hati, atau jiwa manusia yang mati supaya dapat memberikan hidup yang kekal dan juga memberikan kutukan yang kekal. Firman Allah adalah Pedang bermata dua yang sangat tajam dan tidak ada satu orang manusiapun yang tidak akan terpengaruh oleh kedahsyatan Pedang ini.

Sedangkan kitab-kitab Perjanjian Lama menggunakan gaya bahasa "penyunatan" untuk menggambarkan "pemotongan" yang dibicarakan dalam kitab Ibrani 4:12 diatas. Kitab Ulangan 30:6 menyatakan demikian:

"Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup."

Penyunatan secara fisik menyangkut pemotongan kulit dari organ reproduksi laki-laki, yang secara simbolis menunjuk kepada pengorbanan dari Tuhan Yesus Kristus. Ia "ditinggalkan", atau dipisahkan dari Allah, ketika Ia menderita hukuman yang setara dengan kutukan di dalam Neraka untuk dosa-dosa umat-Nya. Dan kitab Roma 2:29 juga menambahkan demikian:

"Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya [yaitu Yahudi di dalam hati] dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harafiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah."

Dan kitab Filipi 3:2-3 memperingatkan demikian:

"Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu, karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah."

Hal ini membawa kita kepada Perjanjian Allah yang baru, atau Injil Anugrah seperti yang kita baca dalam kitab Ibrani 10:16-18 demikian:

"sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa."

"Perjanjian" tersebut sebenarnya adalah "Injil" itu sendiri, yang menyangkut "pengampunan" dari dosa seseorang. Bahkan pada kenyataannya kedua kata ini, yaitu "Perjanjian" dan "Injil" adalah sinonim di dalam seluruh Alkitab.

Alkitab menyatakan bahwa Injil ini adalah Injil Kasih Karunia atau Anugrah dari Allah. Dan inilah alasannya mengapa Tuhan Yesus "ditinggalkan" oleh Allah demi dosa-dosa umat-Nya untuk memenuhi syarat pembayaran atas upah dosa, yang adalah hukuman kutukan di dalam Neraka.

Jadi Tuhan Yesus memenuhi tuntutan dari hukum untuk setiap umat Kristen, dan pada akhirnya Ia juga memberikan kebenaran-Nya kepada setiap dari mereka. Lebih jauh dalam kitab Ibrani 10:11-12 kita membaca demikian:

"Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah"

Dan kitab Ibrani 8:10 yang mengutip dari Yeremia 31:33 Tuhan berkata demikian:

"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku."

Dan kitab Yehezkiel 36:26-28 menjelaskan hal ini demikian:

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku [= Roh Kristus = Roh Kudus] akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri [yaitu Kerajaan Allah] yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu."

Dan itulah sebabnya dalam kitab Ibrani 10:8-10 kita menemukan pernyataan ini:

"Di atas Ia berkata: "Korban dan Persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus."

No comments: