Ungkapan "manusia baru" hanya ditemukan dalam tiga ayat di Perjanjian Baru, dan di dalam setiap ayat kita dapat melihat berbagai macam aspek tentang hal ini. Apakah sebenarnya "manusia baru" itu? Kitab Efesus 2:15 menjelaskan demikian:
"sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia [yaitu Kristus] telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan Damai Sejahtera"
Allah mengajarkan bahwa tidak perduli apapun etnis, kebudayaan, atau latar belakang kepercayaan seseorang, ia dapat menjadi "manusia yang baru" ketika Allah menyelamatkannya dan memberikan "damai sejahtera" kepada mereka. Damai sejahtera apakah itu? Ayat ini menjelaskan bahwa Kristus menyediakan hubungan yang baru antara seorang individu dengan Allah, dimana sebelumnya ada "permusuhan" (perseteruan) atau kebencian di antara mereka.
Dan Kristus juga disebut sebagai "pengantara" antara manusia dan Allah, seperti yang kita baca dalam kitab 1 Timotius 2:5 demikian:
"Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus"
Kita juga belajar dari Alkitab bahwa manusia yang baru "diciptakan" di dalam Kebenaran dan Kekudusan, seperti yang kita baca dalam kitab Efesus 4:24 demikian:
"dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya."
Sesungguhnya anak-anak Allah sudah ditutupi oleh "jubah kebenaran Kristus" (Yesaya 61:10), dengan demikian "manusia baru" hanya bisa menunjuk kepada jiwa seseorang (atau keadaan rohani seseorang), yaitu bagian dari pribadi manusia dimana keselamatan diberikan.
Ini adalah konsep yang sangat mengagumkan bahwa manusia yang berdosa dan jahat, dapat menjadi kudus seperti Penciptanya sendiri. Bagaimanapun juga Allah harus membuat hal ini untuk terjadi supaya manusia dapat tinggal di dalam surga-Nya yang suci.
Karakter lainnya dari "manusia baru" ditemukan dalam kitab Kolose 3:10 yang berkata demikian:
"dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya [yaitu Penciptanya]"
Ketika seseorang menjadi Kristen, ia akan dihadapkan dengan sumber "pengetahuan" yang baru yang hanya ditemukan di dalam Alkitab dan hanya bisa dimengerti dengan benar ketika Allah Roh Kudus mengajarkan dia. Kitab Kolose 1:10 menyatakan demikian:
"sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah"
Tujuan akhir dari orang yang percaya adalah untuk menikah dengan Tuhan Yesus Kristus, sebagai bagian dari pengantin rohani Kristus yang kekal di dalam "langit yang baru dan bumi yang baru".
Mungkin anda sudah sering membaca ayat dalam kitab 2 Petrus 3:10, yang menekankan saat-saat terakhir dari alam semesta yang sekarang ini. Disitu kita baca demikian:
"Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap."
Dalam terang fakta ini adalah sangat baik untuk bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya sudah menjalani kehidupan saya untuk kemuliaan Allah?" Bahkan dalam Perjanjian Lama kita membaca dalam kitab Yesaya 65:17 demikian:
"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati."
Dan dalam kitab 2 Petrus 3:13 kita menemukan referensi tentang hal ini demikian:
"Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran."
Kita tidak terkejut ketika Allah memperkenalkan konsep "kebenaran" di dalam langit yang baru dan bumi yang baru, karena orang-orang yang akan tinggal di dalam kerajaan yang kekal ini adalah kudus sama seperti Allah sendiri, karena mereka akan menikah selama-lamanya dengan Allah Tri-tunggal yang hidup yang telah memberikan Alkitab kepada umat manusia.
Lebih lanjut dalam kitab Mazmur 40:3 kita membaca demikian:
"Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN."
Dan kitab Wahyu 15:3 menambahkan demikian:
"Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: "Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa!"
Nyanyian apakah ini yang Allah tempatkan di dalam mulut semua umat Kristen yang sejati? Kitab Wahyu 5:9 menyatakan sebagai berikut:
"Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa."
Dan kitab Wahyu 5:5 berkata demikian:
"Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Kata Yunani untuk ungkapan "dapat" disini adalah kata yang sama dengan "menang" seperti yang kita temukan dalam kitab Wahyu 3:21, yang kita baca demikian:
"Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya."
Jadi "nyanyian yang baru" ini juga menekankan peran dari kepatuhan yaitu inti dari kasih -- yang terbentuk dari keinginan umat Kristen untuk mematuhi perintah-perintah Alkitab baik di dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan. Dalam kitab Yohanes 14:15 Tuhan berkata demikian:
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."
No comments:
Post a Comment