Ini adalah konsep yang sangat penting dan sangat menarik bahwa pada kenyataannya kita semua telah ditentukan untuk diselamatkan dari sejak sebelum dunia dijadikan. Kitab Suci sangat jelas mengenai hal ini. Dan bila kita merenungkannya dengan seksama maka kita akan mengerti bahwa apa yang akan hilang dari keselamatan adalah "kebanggaan" dari diri kita sendiri, sehingga seluruh kemuliaan dan kehormatan atas keselamatan dapat diberikan kepada Tuhan. Kita bukan diselamatkan karena kita lebih baik atau lebih bijaksana daripada orang-orang yang lain, akan tetapi kita diselamatkan seluruhnya berdasarkan karya dan
anugrah Tuhan.
Kitab Ibrani 4:3 menjelaskan demikian:
"Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan."
Dan kitab Wahyu 13:8 berkata demikian:
"Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembahnya [yaitu menyembah Iblis], yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih."
Ini adalah konsep yang sangat menarik karena ketika membangun sebuah rumah atau sesuatu yang cukup besar ada orang-orang yang memiliki kebiasaan untuk memotong seekor lembu atau kambing atau domba untuk upacara keselamatan. Nah, darimanakah ide ini berasal? Ide ini berasal dari Alkitab karena adalah Allah yang pertama-tama telah menyembelih Anak Domba sebelum Ia menciptakan Dunia. Dan tentu saja Allah telah menrencanakan semuanya dengan sangat sempurna bukan secara untung-untungan.
Tetapi pertama-tama kita harus ingat bahwa mengenai orang-orang pilihan itu adalah bukan urusan kita, itu sepenuhnya merupakan hak dan urusan Allah sendiri. Tidak ada orang yang belum diselamatkan yang dapat berkata, "Aku sadar bahwa aku tidak diselamatkan karena aku bukanlah orang yang dipilih oleh Tuhan". Sebab jika demikian dia mengaku bahwa dia sama mengetahuinya dengan Tuhan, dan hal itu adalah tidak mungkin. Tidak ada seorangpun yang mengetahui apakah mereka ini adalah termasuk orang-orang pilihan Tuhan atau tidak.
Pada kenyataannya setiap manusia menghadapi situasi yang sama, bahwa sesungguhnya kita semua berada di bawah murka Allah karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita. Sama sekali tidak ada perbedaan. Dan kita semua diperintahkan untuk bertobat dan mencari Tuhan, tetapi hanya mereka-mereka yang Tuhan anugrahkan keselamatan saja yang pada akhirnya benar-benar diselamatkan.
Sementara itu, kita bisa membaca dan mempelajari Alkitab dengan teliti dan berhati-hati, dan kita dapat berseru kepada Tuhan untuk mohon belas kasihan, dan mungkin saja Tuhan akan menyelamatkan kita juga. Ketika penduduk Niniwe mendengar rencana Tuhan untuk menghancurkan kotanya, mereka mencoba untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan, seperti yang kita baca dalam kitab Yunus 3:7 demikian:
"Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. SIAPA TAHU, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."
Jika anda adalah seorang pilihan, maka anda akan menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada pekerjaan yang dapat anda lakukan sendiri untuk menolong keselamatan anda. Entah anda itu orang pilihan atau bukan, tidak ada yang bisa kita lakukan agar kita dapat diselamatkan. Tuhanlah yang harus melakukan seluruh karya penyelamatan.
Kita semua telah berada di dalam penjara karena pada dasarnya kita semua telah memberontak melawan sang "Raja dari segala raja", dan kita memang layak untuk berada di sana dan tidak dapat keluar dari situ. Namun demikian, siapa saja yang berada di dalam penjara itu boleh berseru kepada sang Raja atau berusaha untuk menyampaikan pesan kepada sang Raja, "Maukah Engkau mengasihani aku? Ya Tuhan kasihanilah saya, kasihanilah saya." Tetapi siapa yang pada akhirnya diputuskan oleh sang Raja untuk menerima belas kasihan-Nya, ini sepenuhnya merupakan hak sang Raja.
No comments:
Post a Comment