Untuk mengerti hal ini dengan baik pertama-tama kita harus jelas tentang apakah keselamatan itu. Keselamatan yang sejati adalah "kebangkitan jiwa yang baru" yang merupakan kasih karunia (anugrah) dari Tuhan dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan apapun yang kita lakukan sendiri (upacara-upacara ibadat).
Nah sekali kita mendapatkan "kebangkitan jiwa yang baru" di dalam Roh Kristus (yang hanya Allah saja yang dapat memberikannya melalui kasih karunia-Nya) kita tidak dapat kehilangan hal tersebut karena jiwa kita yang lama sudah mati dan diganti dengan jiwa atau hati yang sama sekali baru. Ini bukan tambal-tambalan disana-sini, tetapi ini seluruhnya adalah baru.
Tuhan berbicara tentang hal ini seperti misalnya dalam kitab Yehezkiel 36:26-27 yang kita baca demikian:
"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya."
Dan kitab Ibrani 8:10 menjelaskan hal yang sama demikian:
"Maka inilah perjanjian [yaitu Perjanjian Yang Baru] yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku."
Dan kitab Yohanes 1:13 menambahkan demikian:
"orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah."
Oleh karena itu, sekali kita sudah benar-benar diselamatkan, atau dilahirkan kembali dari atas, kita sudah diberikan hidup yang kekal dan kita tidak dapat kehilangan keselamatan tersebut untuk selama-lamanya. Ingatlah dalam kitab Roma 8:38-39 kita membaca demikian:
"Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, TIDAK akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
Dan Yesus berkata dalam kitab Yohanes 10:27-30 demikian:
"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun TIDAK dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu."
Sekarang masalahnya ada banyak orang yang percaya bahwa mereka sudah diselamatkan karena pekerjaan-pekerjaan atau usaha-usaha yang telah mereka lakukan sendiri, seperti misalnya mereka telah melakukan upacara baptis air, telah berdoa suatu macam doa tertentu, telah mengundang Yesus untuk masuk ke dalam hati mereka, menerima komuni secara tetap, menguduskan hari-hari tertentu, telah menjadi anggota dari suatu organisasi gereja, dll. Dan mereka diberitahu kalau mereka sudah diselamatkan. Untuk sementara waktu mereka berjalan dengan penuh suka-cita, sungguh-sungguh ingin melakukan kehendak-kehendak Tuhan. Lalu mereka mulai menemui kesulitan-kesulitan dan mereka mulai berguguran, tetapi mereka menghibur diri dengan doktrin Alkitab yang benar, yaitu, sekali kita diselamatkan kita tidak bisa kehilangan keselamatan tersebut.
Yang menjadi masalahnya adalah mereka tidak mengerti apa itu keselamatan yang sesungguhnya. Kalau kita sudah benar-benar diselamatkan, itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaan atau usaha apapun dari pihak kita. Keselamatan yang sejati adalah 100% pekerjaan Tuhan di dalam semua aspek-aspeknya (Efesus 2:8-9). Dan itu menyangkut hal-hal yang sangat besar. Pertama-tama Kristus harus membayar semua upah dosa yang kita lakukan dimasa yang lalu, sekarang, dan di masa yang akan datang. Itu mutlak harus.
Kedua Roh Kudus harus menerapkan Firman Tuhan ke dalam hati kita dan menjadikan kita ciptaan baru di dalam Kristus, sehingga sejak saat itu kita mempunyai kebangkitan jiwa yang seluruhnya baru. Dan di dalam kebangkitan jiwa kita yang baru, kita tidak pernah mau untuk berbuat dosa lagi. Kitab 1 Yohanes 3:9 menjelaskan demikian:
"Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah."
Walaupun demikian kita masih harus hidup di dalam "tubuh" yang belum dibangkitkan yang masih menginginkan dosa. Ini berarti kita belum bisa bebas sama sekali dari dosa, tetapi akan terjadi "konflik" di dalam kebangkitan jiwa kita yang baru setiap kali kita memikirkan hal-hal yang berdosa.
Oleh karena itu kalau saya sudah benar-benar diselamatkan, pertama-tama, dosa semakin menjadi teguran bagi saya. Saya tidak lagi menginginkan dosa seperti dalam hidup saya dahulu. Saya menemukan kalau saya menjadi sangat tidak berbahagia kalau saya jatuh ke dalam dosa, dan saya semakin menemukan kebahagiaan kalau saya melakukan segala sesuatunya menurut kehendak Tuhan.
Tetapi apabila ada seseorang mengaku sudah diselamatkan, dan setelah beberapa tahun tidak ada perubahan baik yang terus berkembang di dalam kehidupannya atau dia kembali lagi kepada dosa-dosanya yang dahulu, ia boleh yakin bahwa sesungguhnya dia belum pernah mendapatkan kebangkitan jiwa yang baru. Dia masih berada dalam kesulitan dengan Tuhan, dia masih berada dalam perjalanannya menuju hukuman yang kekal. Sekarang itu tidak berarti kalau tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk diselamatkan, selama masih ada nafas kehidupan mereka masih dapat memohon belas kasihan dan pengampunan dari Tuhan, dan Tuhan adalah Allah Yang Maha Pengampun.
No comments:
Post a Comment