Kita sangat kagum ketika melihat kepada alam semesta yang sangat indah dan kompleks ini, yang Allah ciptakan dengan Firman-Nya. Dan Allah yang tak terlihat ini -- yaitu Sang Pencipta tidak dapat dihampiri tanpa melalui Tuhan Yesus Kristus, dalam kitab 1 Timotius 6:16 kita membaca demikian:
"Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin."
Lebih lanjut kitab Roma 1:20 menambahkan bahwa Allah telah memberikan bukti akan kekuatan-Nya kepada umat manusia yang berdosa melalui karya dari ciptaan-Nya, dalam ayat itu kita membaca demikian:
"Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih."
Dan kitab Yeremia 32:17 mengingatkan kepada kita demikian:
"Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu apapun yang mustahil untuk-Mu!"
Faktanya, Allah akan disembah dan dimuliakan untuk selama-lamanya di dalam kekekalan, seperti yang dinyatakan dalam kitab Wahyu 15:3 demikian:
"Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
Allah bukan hanya menciptakan manusia dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada, tetapi Ia juga telah menetapkan peraturan-peraturan yang berkuasa atas umat manusia; dan tidak ada sesuatu lainnya yang lebih penting daripada Allah sendiri yang telah menafaskan kata-kata-Nya yang ada tertulis di dalam Alkitab. Ingatlah dalam kitab Roma 13:1 Allah berkata demikian:
"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah."
Dan kitab Amsal 21:1 menambahkan demikian:
"Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini."
Itulah sebabnya mengapa pada zaman Yesus kita menemukan pernyataan dalam kitab Markus 1:22 demikian:
"Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat."
Selama masa pelayanan Yesus di bumi hal-hal seperti ini sering muncul ke permukaan. Mula-mula kita melihat bagaimana Iblis melalui Firman Allah mencobai Yesus di padang gurun. Hal ini dicatat dalam kitab Lukas 4:6 yang kita baca demikian:
"Kata Iblis kepada-Nya [yaitu kepada Yesus]: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki."
Dan pada akhir dari pelayanan-Nya di bumi kita teringat akan percapakan antara Pontius Pilatus, seorang gubernur Roma, dengan Yesus, yang sebenarnya berkuasa atas segala pemerintahan di bumi. Kitab Yohanes 19:10-11 menggambarkan hal ini sebagai berikut:
"Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?" Yesus menjawab: "Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu: dia, yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya."
Walaupun Kristus menentukan urutan otoritas ilahi dan segala pemerintahan yang ada di dunia ini untuk keuntungan umat pilihan-Nya, Kristus juga sangat berperan dalam peperangan rohani yang tidak terlihat oleh mata yang terus terjadi setiap waktu. Dalam kitab Efesus 6:12 kita membaca demikian:
"karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara."
Peperangan rohani ini -- yang sebenarnya secara prinsip sudah dimenangkan oleh Tuhan Yesus pada peristiwa kayu salib akan terus berlangsung sampai hari Penghakiman Yang Terakhir, yaitu hari yang terakhir dari keberadaan bumi ini. Dan kitab Wahyu 12:10 yang berbicara tentang kekalahan Iblis pada peristiwa kayu salib, berkata
demikian:
"Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita."
Kekuatan Allah menemukan kebesarannya pada peristiwa Penebusan. Kitab Mazmur 59:16 menyatakan kepada kita demikian:
"Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku."
Nah, sekarang apakah arti dari ungkapan "pada waktu kesesakan" ? Kata Ibrani yang sama dengan "kesesakan" juga ditemukan dalam Mazmur 116:3, yang berkata demikian:
"Tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan."
Dengan kata lain sesungguhnya "kesesakan" yang dihadapi oleh setiap umat manusia adalah upah dari dosa-dosa mereka yang sedang menunggu mereka, yaitu murka Allah yang kekal. Dalam kitab Nahum 1:3 kita membaca demikian:
"TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah ..... "
Mereka-mereka yang Allah tarik ke dalam program keselamatan-Nya akan mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh, dan memohon kepada Allah untuk membebaskan mereka dari "yang jahat", -- yaitu neraka -- seperti gaya bahasa yang kita temukan dalam doa Bapa Kami yang kita baca dalam kitab Matius 6:13 demikian:
"dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan [peirasmos, yaitu penghakiman], tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat ...... "
Jadi sekarang kita mengerti bahwa inti dari doa Bapa Kami adalah doa untuk keselamatan, yaitu supaya kita dibebaskan dari hukuman yang kekal. Lebih jauh dalam kitab Matius 1:21 kita menemukan pernyataan ini:
"Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
Bagaimanakah caranya Tuhan Yesus melakukan hal ini? Kitab Ibrani 1:3 memberikan kepada kita jawabannya demikian:
"Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan [yaitu Firman Kristus]. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa [yaitu penyucian dosa melalui diri-Nya], Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi"
No comments:
Post a Comment