"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17)
Ungkapan "manusia baru" ditemukan dalam tiga ayat di Perjanjian Baru, dan di dalam setiap ayat kita dapat melihat berbagai macam aspek mengenai hal ini. Apakah sebenarnya "manusia baru" itu? Kitab Efesus 2:14-16 menjelaskannya demikian:
"Karena Dialah [yaitu Kristus] damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu."
Allah mengajarkan bahwa tidak perduli apapun etnis, kebudayaan, atau latar belakang agama dari seseorang, ia dapat menjadi "manusia yang baru" ketika Allah menyelamatkannya dan memberikan "damai sejahtera" yang sempurna dan kekal kepada mereka. Ayat ini menjelaskan bahwa Kristus menyediakan hubungan yang baru antara seorang individu dengan Allah, dimana sebelumnya ada "perseteruan" atau permusuhan atau peperangan atau kebencian antara manusia dengan Allah karena manusia memberontak dan berada di dalam dosa. Kemudian ketika seseorang menjadi manusia yang baru di dalam Roh Kristus yang kekal, segala dosa-dosa mereka telah diampuni, dan mereka tidak akan pernah merasa terancam lagi oleh Neraka.
Kita juga belajar dari Alkitab bahwa manusia yang baru "diciptakan" di dalam Kebenaran dan Kekudusan yang menunjuk kepada Kristus. Dalam kitab Efesus 4:24 kita membaca demikian:
"dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam Kebenaran dan Kekudusan yang sesungguhnya."
Jadi Kristus juga disebut sebagai "pengantara" antara manusia dan Allah, seperti yang kita baca dalam kitab 1 Timotius 2:5 demikian:
"Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi Pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus"
Sebenarnya anak-anak Allah yang sejati sudah ditutupi oleh "jubah kebenaran Kristus" sehingga terlihat kudus dimata Allah sama seperti ketika Allah melihat Kristus sendiri (Yesaya 61:10), dengan demikian "manusia baru" hanya bisa menunjuk kepada "jiwa" seseorang (keadaan rohani seseorang), yaitu suatu bagian dari manusia dimana keselamatan diberikan. Ini adalah konsep yang sangat mengagumkan bahwa manusia yang berdosa dan jahat, dapat menjadi kudus dan suci seperti Penciptanya. Bagaimanapun juga Allah-lah yang harus membuat hal ini untuk terjadi supaya manusia dapat tinggal di dalam Surga-Nya yang suci.
Karakter lainnya dari "manusia baru" ditemukan dalam kitab Kolose 3:10 yang kita baca demikian:
"dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya [yaitu Penciptanya]"
Ketika seseorang menjadi Kristen, ia akan dihadapkan dengan sumber "pengetahuan" yang baru yang hanya dapat ditemukan di dalam Alkitab, dan Firman Tuhan hanya dapat dimengerti dengan benar ketika Allah Roh Kudus membimbing kita. Itulah caranya kita diperbaharui secara terus-menerus oleh permandian Roh Kudus (Titus 3:5). Dan kitab Kolose 1:10 menyatakan demikian:
" ... dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah"
Tujuan akhir dari orang yang percaya adalah untuk menikah dengan Tuhan Yesus Kristus, untuk menjadi bagian dari mempelai rohani Kristus di dalam "langit yang baru dan bumi yang baru". Mungkin anda sudah sering membaca ayat dalam kitab 2 Petrus 3:10, yang menekankan saat-saat terakhir dari alam semesta yang sekarang ini. Disitu kita baca demikian:
"Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap."
Dalam terang fakta ini adalah baik untuk bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah saya sudah menjalani kehidupan saya untuk kemuliaan Allah dan bukan untuk kemuliaan kita sendiri?" Dalam Perjanjian Lama Allah berkata dalam kitab Yesaya 65:17 demikian:
"Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati."
Dari pernyataan ini kita mengerti bahwa Allah akan menghapus segala ingatan akan kesedihan yang ada di dalam pikiran kita. Dan dalam kitab 2 Petrus 3:13 kita juga menemukan referensi tentang hal ini demikian:
"Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat Kebenaran."
Kita tidak terkejut ketika Allah memperkenalkan konsep "Kebenaran" di dalam langit yang baru dan bumi yang baru, karena orang-orang yang akan tinggal di dalam kerajaan yang kekal ini telah dikuduskan oleh Allah sehingga menjadi kudus sama seperti Allah sendiri (Roma 11:6), dan mereka akan menikah selama-lamanya dengan Allah Tri-tunggal yang hidup yang telah memberikan Firman-Nya yang ajaib, Alkitab, kepada umat manusia.
No comments:
Post a Comment