Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Apr 18, 2013

Mosab Hassan Yousef, putera Ketua Hamas Palestina Murtad

Luar biasa: Mosab Hassan Yousef, putera Ketua Hamas Palestina Murtad ( masuk Kristen ) dan sekarang pengikut Tuhan Yesus  (Isa Almasih)

Inilah kesaksian Mosab Hassan Yousef :

Aku telah meninggalkan Islam dan juga aku telah meninggalkan Masyarakat yang Memuliakan Teror. Mosab Hassan Yousef adalah putera Ketua Hamas Palestina Murtad, sekarang pengikut Tuhan Yesus  (Isa Almasih)

Profil Mosab Hassan Yousef
Sejenak sebelum makan malam, Masab (atau Mosab), anak dari ketua Hamas di Tepi Barat yakni Sheikh Hassan Yousef, memandang pada temannya yang menemaninya makan di restoran tempat mereka bertemu. Mereka membisikkan beberapa patah kata dan lalu mengucapkan doa syukur, berterima kasih pada Tuhan Yesus  karena menyediakan makanan di meja makan mereka.

Butuh beberapa detik untuk mencerna pemandangan ini: anak dari ketua Hamas yang merupakan tokoh terkenal dari organisasi Islam ekstrimis, seorang pemuda yang membantu bapaknya selama bertahun-tahun dalam aktivitas politiknya, sekarang malah murtad dan jadi Kristen. "Sekarang aku bernama Joseph," katanya. Masab tahu bahwa dia tidak punya banyak harapan kembali ke tanah suci (Palestina) di dalam hidupnya sekarang. "Aku tahu kok aku membahayakan nyawaku dan bahkan kemungkinan besar aku kehilangan ayahku, tapi aku berharap dia akan mengerti hal ini dan Tuhan Yesus  akan membela dirinya dan keluargaku . Kesabaran dan kemauan untuk membuka mata mereka pada Tuhan Yesus  dan Kristen. Mungkin suatu hari nanti aku bisa kembali ke Palestina dan juga ke Ramallah.

"Dia juga tidak menutupi rasa kasihnya pada Israel, atau kebenciannya akan semua hal yang mewakili lingkungan di mana dia dibesarkan: negaranya, agamanya, organisasinya."Kirim salam ya kepada Israel, aku rindu padanya. Aku menghormati Israel dan mengagumi negara itu," kata Mosab Hassan Yousef. "terus dia berkata lagi :Kalian para Yahudi harus waspada: Kalian tidak akan, tidak akan pernah bisa berdamai dengan Hamas. Islam, ideologi yang mereka anut itu, tidak memperbolehkan mereka mengalami perdamaian dengan kaum Yahudi. Mereka percaya pada hadis yang mengatakan Nabi Muhammad berperang melawan Yahudi sehingga mereka pun harus melanjutkan peperangan itu sampai mati."

Seseorang wawancara bertanya kepada Mosab Hassan Yousef : Apakah ini sebabnya para Muslim melakukan serangan bunuh diri?

Lagi kata Mosab Hassan Yousef : "Lebih dari sekedar itu sih. Seluruh masyarakat muslim memuliakan kematian dan teroris bunuh diri. Di dalam budaya Palestina, teroris bunuh diri jadi pahlawan syahid. Para Sheikh mengajarkan pada para muridnya tentang 'kepahlawanan dalam syahid'." Meskipun banyak kritik datang dari tempat asalnya, California yang sekarang jadi tempat tinggalnya, tidak dapat menghilangkan kerinduan hatinya. "Aku rindu Ramallah," katanya. "Orang-orang yang berpikiran terbuka… Aku terutama merindukan ibuku, saudara lelaki dan perempuanku, tapi aku tahu bahwa akan sulit sekali bagiku kembali ke Ramallah saat ini."

Kelanjutan dari artikel ini akan muncul di Majalah Weekend Haaretz ..

Menikmati kehidupan barunya di California, USA, Yousef junior sadar betul akan dampak wawancaranya ini. Bukan hanya ia akan menyinggung perasaaan keluarganya, ia kini ragu bisa pulang kembali ke Ramallah. "kata Mosab Hassan Yousef : Saya tahu saya mempertaruhkan nyawa saya dan jelas akan kehilangan ayah saya. Tapi saya harap ia akan mengerti ini dan Tuhan Yesus  akan membela dirinya dan seluruh keluarga saya. Kesabaran dan keinginan untuk membuka mata mereka bagi Tuhan Yesus  dan agama Kristen."

Inilah awal cerita Mosab Hassan Yusuf murtad

Saat SMA saya belajar syariah. Tahun 1996, ketika saya berusia 18, saya ditangkap tentara Israel karena saya kepala Masyarakat Islam di SMA saya. Inilah titik mulanya proses penyadaran saya. "Sebelumnya saya hanya mengenal Hamas lewat ayah saya. Tadinya saya mengagumi Hamas, karena saya mengagumi ayah saya. Tapi setelah 16 bulan dalam penjara, saya menyadari wajah Hamas sebenarnya. Hamas adalah organisasi negatif. Sebuah organisasi yang buruk secara fundamental. Dalam penjara Megiddo saya tiba-tiba menyadari apa sebenarnya Hamas. Para pemimpin mereka di penjara (Israel) mendapatkan keadaan (fasilitas dan makanan) yang jauh lebih baik (daripada para tahanan Israel di penjara Hamas), belum lagi ijin kunjungan keluarga mereka dan fasilitas mandi. Sementara orang-orang Hamas tidak punya moral, tidak punya integrity. Tetapi mereka tidak sebodoh Fatah, yg mencuri disiang bolong didepan umum. Hamas mencuri dengan cara diam-diam sambil bersikap sok suci. Cepat atau lambat uang hasil korupsi ini akan mengangkangi bangsa Palestina sendiri !

"Tidak seorangpun yang tahu benar seluk beluk cara kerja Hamas. Contoh, saya ingat betul bagaimana keluarga Saleh Talahmeh, anggota tangan militer Hamas, yang dibunuh Israel, terpaksa menggembel minta bantuan teman-temannya karena mereka tidak ditinggalkan uang sepeserpun. Para pemimpin Hamas tidak peduli dengan mereka ataupun dengan para keluarga syuhada lainnya, sementara para anggota senior sering berfoya-foya diluar negeri, menghabiskan puluhan ribu dollar per bulan utk membiayai bodyguard saja!" Setelah saya keluar dari penjara (Israel), saya kehilangan kepercayaan kepada mereka yang mewakili Islam."

Aku berbicara dengan Shin Bet tentang penyiksaan di Megiddo. Mereka berkata bahwa mereka mengetahui semua itu. Setiap gerakan tawanan-tawanan, apapun yang mereka katakan, direkam diam-diam. Mereka tahu tentang pesan-pesan rahasia dalam bola-bola roti, dan penyiksaan-penyiksaan dalam tenda, dan juga lubang celah di pagar.

"Mengapa kalian tidak menghentikannya?"

"Pertama-tama, kami tidak bisa merubah mentalitas seperti itu. Bukan tugas kami untuk mengajar Hamas mengasihi satu sama lain. Kami tidak bisa masuk ke kamp penjara dan berkata, 'Hey, jangan siksa sesama orang; jangan saling siksa satu sama lain,' dan membuat semua beres. Kedua, Hamas sendiri hancur lebih banyak dari dalam daripada serangan Israel dari luar."

Duniaku yang dulu kukenal mulai lenyap dengan cepatnya, dan timbul dunia baru yang mulai kumengerti. Setiap kali aku bertemu Shin Bet, aku belajar sesuatu yang baru, sesuatu tentang hidupku, atau hidup orang lain. Semua proses ini bukanlah proses cuci otak melumpuhkan yang diulang-ulang terus-menerus, yang dilakukan dengan siksaan larangan makan atau tidur. Apa yang diajarkan orang-orang Israel ini lebih masuk akal dan lebih nyata daripada apapun yang telah kudengar dari masyarakatku.

Ayahku tidak pernah mengajarku segalanya yang baru ini karena dia terus-menerus berada di penjara. Dan terus terang, aku menduga dia pun tidak bisa mengajarku tentang hal baru ini karena ayahku sendiri tidak tahu akan hal itu.

Dari tujuh buah pintu gerbang kuno yang menjadi jalan masuk ke Kota Tua Yerusalem, satu pintu gerbang dihiasi lebih dari yang lainnya. Pintu Gerbang Damaskus, didirikan oleh Raja Sulaimaan hampir 500 tahun yang lalu, terletak di dekat tengah tembok utara. Pintu gerbang ini penting karena merupakan pintu yang membawa orang masuk ke Kota Tua di perbatasan daerah di mana Lapangan Daerah Muslim (Muslim Quarter) bertemu dengan Lapangan Daerah Kristen (Christian Quarter).

- Pintu Gerbang Damaskus di Yerusalem.
Di abad pertama, seorang pria bernama Saulus dari Tarsus melewati versi asli dari pintu gerbang ini dalam perjalanannya ke Damaskus, di mana dia berencana untuk melakukan penindasan brutal terhadap sebuah aliran Yudaisme yang dianggapnya sesat. Target penindasannya adalah umat Kristen. Sebuah pertemuan mengejutkan yang dialaminya tidak saja membatalkan perjalanannya, tapi juga merubah hidupnya untuk selamanya.

Dengan semua latar belakang sejarah yang berhubungan dengan tempat kuno ini, maka seharusnya aku tak perlu merasa heran jika mengalami kejadian di sana yang merubah diriku selamanya pula. Pada suatu hari, aku dan sahabatku Jamal sedang berjalan melalui Pintu Gerbang Damaskus. Tiba² aku mendengar suara menyapaku.

"Siapakah namamu?" seorang pria yang tampak berusia sekitar 30 tahun bertanya padaku dalam bahasa Arab, meskipun jelas dia bukan orang Arab.
"Namaku Mosab."
"Mau kemana kau, Mosab?"
"Kami mau pulang. Kami berasal dari Ramallah."
"Aku dari Inggris," katanya, kali ini dalam bahasa Inggris. Meskipun dia lalu terus bicara, aksennya sangat kental sehingga aku tidak mengerti perkataannya. Setelah sedikit menduga-duga, akhirnya aku bisa mengerti bahwa dia sedang bicara tentang agama Kristen dan kelompok Belajar Alkitab akan berkumpul di YMCA (Young Men's Christian Association = Perkumpulan Pemuda Kristen) di Hotel King David di Yerusalem Barat.

Aku tahu tempat itu. Aku sedang sedikit bosan saat itu dan berpikir mungkin menarik juga untuk belajar tentang agama Kristen. Jika aku bisa belajar begitu banyak dari orang-orang Israel, mungkin "kafir" lain juga punya hal berharga untuk disampaikan padaku pula. Selain itu, setelah bergaul dengan berbagai orang seperti Muslim KTP, Muslim radikal, atheis, orang-orang yang terpelajar maupun yang tidak, pengikut sayap kiri atau kanan, Yahudi dan non-Yahudi, maka aku jadi tidak pilih-pilih lagi. Orang yang tampak sederhana ini mengundangku untuk datang dan bicara, bukan untuk memilih Yesus  di Pemilu.

"Bagaimana menurutmu?" aku bertanya pada Jamal. "Apakah kita harus pergi ke sana?"
Jamal dan aku sudah saling kenal sejak kami masih sangat kecil. Kami pergi ke sekolah yang sama, melempar batu bersama, dan mengunjungi mesjid bersama pula. Jamal adalah pria tampan yang tingginya 182 cm, dan dia tidak banyak bicara. Dia jarang memulai percakapan, tapi dia adalah pendengar yang sabar. Kami tidak pernah bertengkar mulut, sekalipun tidak.
Selain tumbuh bersama, kami berdua juga pernah dipenjara di Penjara Megiddo. Setelah Kotak bagian Lima terbakar dalam kekacauan penjara, Jamal ditransfer bersama saudara sepupuku Yousef ke Kotak Enam dan dibebaskan dari sana.

Akan tetapi, penjara telah mengubahnya. Dia berhenti sholat, tidak lagi mengunjungi mesjid, dan mulai merokok. Dia mengalami tekanan mental dan menghabiskan kebanyakan waktunya dengan diam di rumah sambil nonton TV. Setidaknya aku punya kepercayaan yang kupegang saat berada di penjara. Tapi Jamal berasal dari keluarga sekuler yang tidak melakukan ibadah Islam, maka imannya terlalu tipis untuk bisa menolongnya.

Jamal memandangku, dan aku bisa melihat bahwa sebenarnya dia ingin pergi ke kegiatan belajar Alkitab. Dia tampak jelas ingin tahu – dan juga bosan – sama seperti aku. Tapi sesuatu dalam hatinya mencegahnya.
"Kau silakan pergi saja tanpa diriku," katanya. "Telepon aku ya jika kau sudah kembali pulang."

- Hotel Raja Daud di Yerusalem. Tempat Mosab berkumpul pertama kali untuk Belajar Alkitab.
Di tempat pertemuan, terdapat sekitar 50 orang yang berkumpul malam itu. Pengunjung kebanyakan adalah murid² sekolah yang berusia sama dengan diriku, berasal dari berbagai latar belakang suku dan agama. Dua orang menerjemahkan ceramah bahasa Inggris ke dalam bahasa Arab dan Ibrani.

Aku menelepon Jamal setelah pulang ke rumah.
"Bagaimana?" tanyanya.
"Wah, senang lho," kataku. "Mereka memberi aku buku Alkitab Perjanjian Baru yang ditulis dalam bahasa Arab dan Inggris. Orang² baru, budaya baru; senang lho."
"Wah, tak tahu ya, Mosab," kata Jamal. "Mungkin berbahaya bagimu jika orang² tahu kamu bergaul dengan orang² Kristen."

Aku tahu maksud Jamal adalah baik, tapi aku tidak terlalu khawatir. Ayahku selalu mengajarku untuk berpikiran terbuka dan menyayangi orang lain, meskipun pada kafir yang tidak percaya Islam. Aku melihat Alkitab di pangkuanku. Ayahku punya perpustakaan besar yang berisi 5.000 buku, termasuk sebuah Alkitab. Ketika aku masih kecil, aku telah membaca pasal² sexual di kitab Kidung Agung oleh Raja Sulaiman, tapi tidak pernah membaca lebih jauh lagi. Buku Alkitab Perjanjian Baru ini adalah hadiah. Karena budaya Arab menghormati dan menghargai pemberian hadiah, maka aku mengambil keputusan setidaknya yang bisa kulakukan adalah membacanya.

Aku mulai dari awal, dan ketika sampai pada bagian Khotbah di Bukit, kupikir, Wow, orang bernama Yesus  ini benar² mengagumkan! Semua yang dikatakannya indah sekali. Aku tidak bisa meletakkan buku itu dan terus membacanya. Setiap ayat terasa menyembuhkan luka parah yang dalam di jiwaku. Pesannya sangat sederhana, tapi entah kenapa punya kekuatan untuk memulihkan jiwaku dan memberi aku harapan.

Lalu aku baca bagian ini: "Kalian tahu bahwa ada juga ajaran seperti ini: cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu. Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: cintailah musuh-musuhmu, dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian, supaya kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga." (Matius 5:43-45).

Ini dia! Aku merasa bagaikan disambar petir oleh kata-kata ini. Belum pernah sebelumnya aku mendengar pesan seperti ini, tapi aku tahu bahwa inilah pesan yang kucari-cari seumur hidupku.

Selama bertahun-tahun aku berjuang untuk mengetahui siapakah musuhku, dan aku melihat mreka yang diluar Islam dan Palestina sebagai musuh. Tapi tiba-tiba saja aku sadar bahwa orang-orang Israel bukanlah musuhku. Bukan pula Hamas atau pamanku Ibrahim atau prajurit yang menghajarku dengan popor M16 atau penjaga penjara mirip kera di Maskobiyeh. Aku melihat bahwa musuh tidak dijabarkan melalui nasionalitas, agama, atau warna kulit. Aku sekarang mengerti bahwa kita semua menghadapi musuh² yang sama: keserakahan, kesombongan, segala pikiran jahat, dan kegelapan setan yang hidup dalam diri kita. Ini berarti aku bisa mencintai semua orang. Satu²nya musuh yang nyata adalah musuh dalam diriku sendiri.

Jika saja aku membaca perkataan Tuhan Yesus  (Isa Almasih) lima tahun yang lalu, tentunya aku akan berkata: Betapa bodohnya orang ini! dan segera membuang Alkitab itu. Tapi pengalamanku dengan tetanggaku tukang jagal gila, anggota-anggota keluarga dan pemimpin-pemimpin agama yang memukuliku saat ayah berada di penjara, dan saatku di Megiddo semuanya bercampur dan mempersiapkan diriku untuk menerima kekuatan dan keindahan kebenaran ini. Yang bisa kupikirkan saat itu hanyalah: Wow! Betapa hebatnya hikmat yang dimiliki orang ini!

Yesus  (Isa Almasih) berkata, "Janganlah menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga jangan dihakimi." (Matius 7:1). Sungguh besar perbedaan antara ajaran Tuhan Yesus (Isa Almasih) dengan ajaran muhammad. Tuhan Islam sangat suka menghakimi, dan masyarakat Arab mengikuti bimbingan allah swt.

Tuhan Yesus  ( Isa Almasih ) mengecam kemunafikan para Ahli Taurat dan kaum Parisi, dan aku langsung ingat akan pamanku Ibrahim. Aku ingat di saat dia menerima sebuah undangan untuk menghadiri acara khusus dan betapa marahnya dia sewaktu tidak diberi kursi yang terbaik. Rasanya bagaikan Tuhan Yesus (Isa Almasih) bicara pada Ibrahim, seluruh syeikh, dan imam dalam Islam.

Semuanya yang Tuhan Yesus  ( Isa Almasih ) katakan dalam halaman-halaman buku ini sangat masuk akal bagiku. Karena rasa haru yang meluap-luap, aku pun mulai menangis.

Tuhan Yesus  menggunakan Shin Bet untuk menunjukkan padaku bahwa Israel bukanlah musuhku, dan sekarang dia meletakkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku di tanganku dalam buku Alkitab Perjanjian Baru yang kecil ini. Tapi perjalananku masih panjang sekali untuk bisa benar-benar mengerti Alkitab. Muslim diajar untuk beriman pada semua buku Allâh, termasuk Taurat dan Injil. Tapi kami juga diajar bahwa manusia telah mengganti Injil, dan membuatnya tidak dapat dijadikan panutan. Muhammad berkata bahwa alquran merupakan firman allah swt yang terakhir yang tak ada salahnya bagi manusia. Dengan begitu, pertama-tama aku harus menyingkirkan pendapatku bahwa Alkitab telah diganti. Lalu aku harus mencari cara bagaimana membuat kedua buku alquran dan Alkitab sejalan dalam hidupku, bagaimana mencampurkan Islam dan Kristen bersama. Hal ini bukanlah hal yang mudah, karena bagaikan mencampurkan hal yang tak tercampurkan.

Di saat yang sama, meskipun aku percaya ajaran-ajaran Yesus (Isa Almasih), aku tetap tidak bisa percaya bahwa dia itu Tuhan. Meskipun begitu, pemikiran²ku telah berubah secara tiba-tiba dan secara dramatis, karena sekarang pikiranku lebih dipengaruhi Alkitab daripada Qur'an.

Aku terus membaca Alkitab Perjanjian Baru dan mengunjungi kegiatan Belajar Alkitab. Aku menghadiri kebaktian Kristen dan berpikir, Ini bukan agama Kristen yang kulihat di Ramallah. Inilah yang benar. Orang-orang Kristen yang kukenal sebelumnya tak berbeda dengan Muslim-muslim tradisional. Mereka mengatakan diri mereka beragama, tapi tidak menjalankan ajaran agamanya.

Aku mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang dalam Belajar Alkitab dan sangat menikmati persahabatan dengan mereka. Kami merasa sangat senang bicara tentang kehidupan, latar belakang, dan kepercayaan kami. Mereka sangat menghormati budaya dan warisan Muslim kami. Aku bisa jadi diriku sendiri yang sebenarnya saat aku bersama mereka. Aku sangat ingin memberikan apa yang kupelajari ini pada budayaku, karena aku menyadari bahwa pendudukan Israel bukanlah penyebab penderitaan kami. Masalah kami adalah lebih besar daripada prajurit-prajurit dan politik Israel.

Aku bertanya pada diri sendiri apakah yang akan dilakukan masyarakat Palestina jika Israel hilang lenyap – jika semuanya tidak hanya kembali saat sebelum 1948 tapi juga jika semua orang-orang Yahudi meninggalkan tanah Kanaan dan terpecah belah lagi. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku tahu jawabannya.

Kami akan terus berperang. Tentang segala hal yang tak ada gunanya. Tentang gadis tak berjilbab. Tentang siapakah yang lebih kuat, siapa yang lebih penting. Tentang siapa yang menentukan aturan, dan siapa yang dapat kursi terbaik.

Di akhir 1999, aku berusia 21 tahun. Hidupku mulai berubah, dan semakin banyak aku belajar, semakin bingung pula aku dibuatnya.

"Tuhan, sang Pencipta, tunjukkan kebenaran padaku," begitu doaku setiap hari. "Aku bingung. Aku tersesat. Dan aku tak tahu lagi harus ke mana."

Akhirnya Tuhan sang pencipta mendengar isi hatiku yaitu memberikan sebuah jawaban tentang kebenaran melalui ayat Alkitab ini yaitu :
Yohanes 14 : 6 yang berisi Kata Yesus  kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Luar Biasa Yesus (Isa Almasih) ini, DIA diakui dua kitab yaitu Alkitab dan alquran sebagai Sumber Jalan yang layak di ikuti oleh seluruh umat manusia.

Di Alkitab : Tuhan Yesus  (Isa Almasih) adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (Yohanes 14 : 6),

Di alquran : Tuhan Yesus  (Isa Almasih) adalah Jalan Yang Lurus (Az Zukhruf, 43:61),

Sangat Luar Biasa, inilah sumber jalan yang benar-benar saya cari yaitu hanya melalui Tuhan Yesus  ( Isa Almasih ) saja.

Aku Mosab Hassan Yusuf adalah seorang anak muda yang luar biasa dengan kisah hidup yang luar biasa pula. saya adalah putera seorang pemimpin yang paling berpengaruh dalam organisasi militan Hamas di Tepi Barat dan tumbuh di dalam sebuah keluarga Islam yang taat. Gini sekarang saya murtad dan menjadi Pengikut Tuhan Yesus  (Isa Almasih). Saya percaya kepada Tuhan Yesus , bukan karena di pengaruhi oleh kalangan orang kristen tetapi karena kerinduan hati saya dalam hal mendapatkan kebenaran itu.

Kini, pada usia 30 tahun, saya menghadiri gereja evangelis Kristen di Barabbas.Road, San Diego, Calif. saya murtad dari Islam, meninggalkan keluargaku di Ramallah dan sedang mencari suaka di AS.
Cerita hidupku sungguh menakjubkan. Setelah saya murtad, saya langsung di wawancarai oleh FOX News. Pada saat wawancara ini, ayahnya masih belum juga tahu bahwa ia telah murtad ke Kristen.
Ayahnya yg bingung setelah mengetahui anaknya murtad dan minta suaka ke USA! 'Mosok sih?' katanya sambil menunjuk foto puteranya!  "Wawancara ini akan membuka mata banyak orang dan menggoyahkan Islam sampai ke akar-akarnya. Saya tidak berlebihan kok !"

Dibawah ini cuplikan wawancara eksklusif dengan FOX News,dimana saya bercerita bagaimana seorang Muslim Tepi Barat menjadi Kristen West Coast ( Pantai Barat AS ).

Wawancara Mosab Hassan Yousef dan Jonathan Hunt

Jonathan Hunt : Mengapa, setelah 25 tahun, anda berubah ?

Mosab Hassan Yousef : Saya percaya bahwa semua tembok yang didirikan Islam selama 1.400 thn terakhir ini tidak lagi eksis. Mereka (Muslim) tidak mengakui ini. Mereka mendirikan tembok-tembok ini dan membiarkan orang bodoh karena mereka takut. Mereka tidak ingin orang membahas apapun tentang realitas Islam, tentang pertanyaan-pertanyaan penting tentang Islam dan mereka meminta kepada pengikut-pengikut mereka, 'Jangan tanya tentang hal-hal tertentu itu.'

Tapi kini, orang memiliki media. Jika seorang ayah mengurung puterinya dirumah, puterinya akan duduk dibelakang komputernya dan melancong keseluruh pelosok dunia. Jadi, orang bisa mendapatkan informasi, pengetahun, searching engines, sehingga sangat mudah bagi siapapun untuk mempelajari Islam, dan lain-lain. Agama Tidak dari sudut pandang Islam, namun dari sudut pandang lain. Jadi,dalam 25 tahun nanti, ini jelas akan membawa perubahan besar dalam dunia Arab dan Muslim.

Jonathan Hunt : Anda berbicara dari sebuah perspektif unik, sebagai lelaki yang tidak saja dibesarkan dalam keluarga Islam tetapi sebagai bagian dari organisasi yang dianggap sebagai kekuatan ekstrim dlm Islam: Hamas. Apakah realitas Islam? Kau mengatakan orang tidak melihat realitasnya; Apa realitas Islam?

Mosab Hassan Yousef : Ada dua fakta yang tidak dimengerti Muslim ... Saya perkirakan, lebih dari 95% Muslim tidak mengerti agama mereka sendiri. Islam muncul dalam bahasa yang jauh lebih keras daripada bahasa yg digunakan Muslim sekarang, sehingga mereka tidak mengerti (bahasa Islam yg sebenarnya) ... mereka hanya menggantungkan diri kepada para ulama untuk mendapatkan pengetahuan mereka tentang agama ini. Kedua, mereka tidak mengerti apapun tentang agama-agama lain. Masyarakat Kristen yang hidup sebagai minoritas dalam sebuah mayoritas Muslim lebih memilih untuk tidak berbicara tentang Tuhan Yesus  Kristus (Isa Almasih) karena itu terlalu Bahaya bagi mereka. Jadi, semua pandangan Muslim tentang agama-agama lain dibumi ini hanya datang dari perspektif Islam. Nah, realitas ini yang tidak dimengerti kebanyakan orang.

Jika orang, jika Muslim, mulai mengerti agama mereka   terutama, agama mereka   dan melihat kandungannya yang mengerikan itu, mereka akan mulai mengerti bagaimana ini semua bisa terjadi ... karena kebanyakan ulama hanya berfokus pada hal-hal tertentu dari Islam. Ini karena mereka terlalu malu untuk membahas hal-hal diluar itu.

Jonathan Hunt : Contohnya ?

Mosab Hassan Yousef : Seperti istri-istri Muhammad, misalnya. Kau tidak akan pernah mendengar kotbah di mesjid tentang istri-istri Muhammad, yang kemungkinan lebih dari 50   walau tidak ada satupun orang yang mengetahuinya, by the way. Tanyakan sendiri kepada mayoritas Muslim, dan mereka tidak tahu menahu tentang fakta ini. Jadi, mereka Malu membahas ini, jadi mereka cuma berbicara tentang kejayaan Islam, kemenangan-kemenangan yang dicapai Muhammad. Tapi, begitu orang memandang diri sendiri, mereka akan melihat bahwa mereka sebenarnya kalah. Mereka bodoh, tidak dididik, tidak mampu memimpin dunia seperti yang mereka harapkan. Oleh karena itu,mereka ingin kembali kepada masa jaya itu dengan melakukan apa yang dilakukan Muhammad, tidak peduli bahwa hal itu terjadi 1.400 tahun lalu dan tidak akan terulang lagi.

Jonathan Hunt : Apakah mereka ingin menghancurkan agama Kristen ?

Mosab Hassan Yousef : Islam memang sudah menghancurkan agama Kristen dari permulaan dan Muslim tidak mengakui bahwa mereka menusuk hati Kristen dengan mengatakan bahwa Yesus  ( Isa Almasih ) tidak mati di salib. Muslim menganggap bahwa ini caranya menghormatinya ( nabi Isa Almasih ).

Ini yang dilakukan Muslim. Mereka tidak mengerti bahwa ini bagian yang paling penting dari agama Kristen : salib! Jadi, mereka berpandangan sempit, mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan, dan inilah asal usul segala ide jahat dibelakang agama yang bernama Islam ini.

Jonathan Hunt : Apa peristiwa khusus yang memulai merubah pendapat anda tentang Islam ?

Mosab Hassan Yousef : Sejak kecil saya sudah memiliki sejumlah pertanyaan sulit, bahkan keluarga saya sering mencela saya, 'Kau memang anak keras kepala dan kami sulit menjawab pertanyaan-pertanyaanmu. Mengapa sih kau nanya-nanya melulu ?' Jadi, inilah permulaannya. Namun saya merasa bahwa semuanya  dan ayah saya adalah contoh bagus bagi saya karena ia memang orang jujur dan bersahaja, sangat baik terhdp ibu saya dan terhadap kami, dan membesarkan kami dengan prinsip-prinsip pengampunan. Nah, oleh karena itu saya menyangka semua orang Islam seperti ini. Ketika saya berusia 18 thn, dan saya ditahan orang Israel dan mendekam di sebuah penjara Israel. Tapi disana Hamas memiliki kontrol atas anggota-anggota mereka didalamnya dan saya melihat Hamas menyiksa orang-orang dengan sangat-sangat parah.

Jonathan Hunt : Maksudmu, anggota Hamas saling menyiksa sesama anggota ?

Mosab Hassan Yousef : Pemimpin-pemimpin Hamas ! Pemimpin-pemimpin Hamas yang kita kini saksikan di TV sekarang, dan pemimpin - pemimpin besar, bertanggung jawab atas penyiksaan terhadap anggota-anggota mereka sendiri. Mereka tidak menyiksa saya, tapi ini tetap sebuah shock bagi saya, melihat mereka menyiksa sesama anggota mereka : menusuk kuku-kuku dengan jarum, membakar tubuh-tubuh mereka, dan juga banyak yang dibunuh.

Jonathan Hunt : Tapi mengapa mereka membunuh orang-orang mereka sendiri ?

Mosab Hassan Yousef : Karena curiga bahwa mereka (korban-korban mereka itu) telah bekerja sama dengan pihak Israel dan bekerjasama dengan penjajah Israel yang melawan Hamas ... Jadi ratusan orang jadi korban. Saya menyaksikan penyiksaan ini selama setahun. Nah, itulah titik perubahan paling besar dalam hidup saya. Saya mulai membuka mata saya. Tapi saya masih merasa bahwa ada Muslim baik dan ada Muslim jahat. Muslim baik, seperti ayah saya, dan Muslim buruk seperti orang-orang Hamas ini yang menyiksa rekan-rekan mereka sendiri. Nah, itulah permulaan mata saya terbuka lebar.

Jonathan Hunt : Anda berbicara tentang Muslim baik, seperti ayah Anda, tetapi tetap saja Anda meninggalkan agama ayah Anda. Bukankah kau bisa saja menjadi Muslim baik seperti ayah Anda ?

Mosab Hassan Yousef : Nah, ini nih realitasnya, saya mendalami agama Kristen   yang tadinya saya salah mengerti total, karena saya mempelajarinya dari sudut Islam, padahal tidak ada satupun yang benar tentang Kristen kalau dipelajari dari sudut Islam. Ketika saya mendalami Injil dengan perlahan-lah, ayat demi ayat, saya memastikan dulu bahwa ini buku Tuhan, pernyataan Tuhan, sehingga saya mulai memandang Injil dengan cara berbeda. Tidak mudah bagi saya untuk mengatakan bahwa Islam adalah salah. Ayah saya adalah Islam . Saya dibesarkan untuk satu ayah   22 tahun untuk ayah itu   dan seorang ayah lain datang kepada saya dan mengatakan, 'Maaf, Sayalah ayahmu.' Dan saya tersentak, 'Apa maksudmu ? Saya punya ayah saya sendiri, dan dia adalah Islam!' Dan lalu ayah agama Kristen mengatakan kepada saya, 'Tidak, sayalah ayahmu. Saya berada dalam penjara, dan ini (Islam) bukan ayahmu.' Nah, itulah yang terjadi. Tidak mudah untuk percaya bahwa (Islam) bukan ayahmu lagi. Jadi saya harus mendalami Islam sekali lagi dari sudut pandang lain untuk menyadari kesemua kesalahan, kesalahan-kesalahan besar dan dampaknya, tidak hanya terhadap Muslim   yg nilai-nilainya saya benci ... saya tidak suka tradisi manapun yang hanya menyulitkan kehidupan orang   tapi juga dampaknya bagi umat manusia. Pada umat manusia ! Manusia saling membunuh dalam nama Tuhan.

Nah, mulailah saya dengan pasti menyimpulkan bahwa problemnya adalah Islam,   saya tidak dapat membenci Muslim karena Tuhan mencintai mereka dari permulaan. Dan Tuhan tidak menciptakan sampah. Tuhan menciptakan orang-orang baik yang dicintaiNya, tapi Muslim adalah orang-orang Sakit (sick), mereka memiliki pemikiran berbeda. Saya tidak lagi membenci mereka tapi saya sangat sedih melihat mereka dan satu-satunya cara bagi mereka adalah untuk berubah adalah dengan mengenal siapa Tuhan dan mana jalan sebenarnya.

Jonathan Hunt : Apakah kau tidak khawatir bahwa pernyataan-pernyataan macam ini   dan mengingat latar belakangmu, pernyataan-pernyataanmu akan sangat diperhatikan   akan meningkatkan kesulitan, kebencian antara Kristen dan Muslim di dunia saat ini ?

Mosab Hassan Yousef : Ini bisa terjadi kalau seseorang Kristen datang kepada Muslim dan berbicara tentang realitas Islam. Tapi Kristen memang sudah ditempatkan dalam daftar musuh mereka. anyway, bahkan sebelum mereka membuka mulut tentang Islam. Jadi, jika kau pergi ke mereka sebagai Kristen, Muslim akan langsung merasa tersinggung dan membencimu dan ini jelas akan meningkatkan jurang antara kedua agama   tetapi apa yang membuat orang seperti saya bisa berubah ?

Beberapa tahun lalu, ketika saya disana, Tuhan membuka mata dan juga otak saya dan saya menjadi orang yang berubah total. Jadi sekarang, saya bisa melakukan kewajiban ini, kalian sebagai Kristen bisa membantu saya melakukannya, tapi kalian mungkin tidak sanggup. Muslim kini tidak lagi memiliki alasan, sekarang.

Jonathan Hunt: Betapa sulitnya proses meninggalkan keluargamu dan rumahmu ?

Mosab Hassan Yousef : Ibarat mencabut kulit saya dari tulang-tulang saya, begitu kira-kira. Saya cinta keluarga saya, mereka cinta saya. Dan adik-adik saya seperti putera-putera saya sendiri. Saya membesarkan mereka. Basically, ini keputusan terbesar dalam hidup saya. Saya meninggalkan semuanya, tidak hanya keluarga saja. Jika kau memutuskan untuk murtad dari Islam ke Kristen, tidak cukup untuk mengatakan goodbye dan thank you. Tidak cukup. Kau juga membelakangi budaya, peradaban, tradisi, masyarakat, keluarga, agama, Tuhan   atau apa yang kusangka sebagai Tuhan selama bertahun-tahun ! Jadi, ini sangat complicated. Orang menyangka itu mudah, seperti hal sepele. Kini di AS saya mendapatkan kebebasan saya berbicara and it's great, tapi di lain pihak, tidak ada yangg bisa mengganti keluarga ... berat kehilangan keluarga  

Jonathan Hunt: Jadi, kau kehilangan keluargamu ?

Mosab Hassan Yousef : Keluarga saya terdidik dan ini juga sulit bagi mereka. Mereka meminta saya berkali-kali, khususnya selama dua hari pertama, untuk menyembunyikan agama saya yang baru ini dan tidak mengumumkannya di media. Tapi saya diwajibkan Tuhan Yesus  untuk mengumumkan namaNya dan memujaNya keseluruh dunia karena penghargaan bagi saya adalah bahwa IA akan melakukan hal yang sama bagi saya. Jadi, saya lakukan ini sebagai sebuah kewajiban. Saya ingin tahu berapa orang yang bisa melakukan apa yang saya lakukan sekarang ini. Saya belum menemukan satu orangpun.

Saya harus kuatkan diri. Ini tantangan yang sangat besar. Ini keputusan yang sangat besar dalam hidup saya. Saya tidak main-main. Saya tidak melakukan ini untuk kebahagiaan dunia. Saya melakukannya untuk satu alasan saya: saya percaya. Setiap hari orang menderita karena kepercayaan yang salah. Saya bisa membantu mengeluarkan mereka dari lingkaran tidak berkesudahan ini ... lingkaran yang disediakan setan untuk mereka.

Jonathan Hunt : Kau masih sempat berbicara dengan ayahmu ?

Mosab Hassan Yuosef : Tidak ada kesempatan untuk berkomunikasi dengan ayah saya karena ia sekarang di penjara dan tidak ada telpon di penjara.

Jonathan Hunt : Apakah anggota keluargamu tidak bercerita kepadamu tentang reaksi ayahmu ?

Mosab Hassan Yousef : Mereka memang mengunjunginya. Tapi sampai sekarang saya tidak tahu bagaimana reaksinya, tapi saya yakin ia sangat sedih tentang keputusan saya ini. Tapi ia juga akan mengerti, karena ia tahu saya dan ia tahu saya bukan tipe orang yang mengambil keputusan secara enteng, tanpa kepercayaan kuat.

Jonathan Hunt : Apakah kau akan semakin menyulitkan posisinya diantara sesama anggota Hamas semakin sulit ?

Mosab Hassan Yusuf : JELAS ! Keluarga saya, termasuk ayah saya harus menanggung beban atas keputusan saya ini. Ini bukan keputusan mereka. Ini keputusan saya, tapi mereka tetap harus menanggung beban dan saya minta   saya berdoa bagi ayah, semua kakak dan adik-adik saya digereja ini, selalu berdoa setiap kali bagi mereka   'Tuhan Yesus , bukalah mata mereka, pemikiran mereka, untuk datang kepada Kristus. Dan berikan rahmatmu karena mereka juga harus menanggung salib ini dengan saya.'

Jonathan Hunt : Ceritakan kami tentang Hamas dan cara kerjanya. Apakah Hamas sebuah organisasi Islam murni, sehingga dimatamu disitulah kesalahan mereka, Atau ada hal-hal lain dalam Hamas yang kau tidak sukai ? Atau kau menganggap Hamas sebuah organisasi baik ? Apa arti Hamas bagi dirimu ?

Mosab Hassan Yousef : Yah, dimanapun ada orang baik. Kan Tuhan memang menciptakan orang-orang baik. Saya kenal banyak orang yang mendukung Hamas tapi tidak pernah terlibat dalam serangan teroris, misalnya. Mereka hanya mengikuti Hamas karena cinta Tuhan dan mengira bahwa Hamas mewakili Tuhan. Mereka tidak tahu sama sekali, mereka tidak mengenal Tuhan yang sebenarnya dan mereka tidak pernah mendalami agama Kristen. Tapi Hamas, sebagai wakil Islam, ini problema besar. Problemnya bukan Hamas, bukan orangnya. Akar masalahnya adalah Islam itu sendiri sebagai sebuah ide, sebuah ide. Hamas sebagai sebuah organisasi, jelas, termasuk kepemimpinannya dan ayah saya, mereka bertanggung jawab atas semua kekerasan yang terjadi oleh organisasi itu. Saya tahu mereka menganggap diri sebagai reaksi atas agresi Israel, tetapi tetap saja, mereka bagian darinya dan harus mengambil keputusan dalam operasi-operasi melawan Israel, termasuk membunuh banyak orang sipil.

Jonathan Hunt : Kau percaya bahwa Israel tidak bersalah dalam konflik ini ?

Mosab Hassan Yousef : Okupasi memang buruk. Tapi kami disini berbicara tentang ide. Israel memiliki hak untuk membela diri, tidak ada yang bisa membantah ini. Kadang mereka menggunakan terlalu banyak agresi terhadap penduduk. Kadang banyak penduduk tewas karena tentara-tentara Israel kurang bertanggung jawab, tentang bagaimana mereka memperlakukan orang di checkpoint. Pesan saya kepada tentara Israel : setidaknya perlakukan orang dengan cara pantas di checkpoint. Tapi ini bukan masalah antar bangsa, tapi tentang ide-ide salah pada kedua pihak dan satu-satunya cara untuk keluar dari lingkaran setan ini adalah untuk mengenal prinsip-prinsip yang dibawa Yesus  ke bumi ini : grace, love, forgiveness. Tanpa ini, mereka tidak akan pernah maju ataupun mematahkan lingkaran tidak berkesudahan ini.

Jonathan Hunt : Kau percaya bahwa Israel akan pernah mengadakan perjanjian damai dengan Hamas?

Mosab Hassam Yousef : Tidak mungkin. Ini seperti api co-exist dengan air. Tidak mungkin. Hamas bisa main politik selama 10 thn, 15 thn; tapi tanya saja setiap pemimpin Hamas, 'Okay, apa yg akan terjadi setelah itu ? Apakah kalian akan co-exist dengan Israel utk selama-lamanya ?' Jawabannya sudah pasti TIDAK ... KECUALI mereka melakukan sesuatu yg melanggar aluran. Tapi itu sudah ideologi mereka dan mereka tidak akan beranjak darinya. Jadi, tidak mungkin. Ini bukan soal Israel, bukan soal Hamas: ini menyangkut kedua ideologi. Tidak mungkin.

"Kalian Yahudi harus sadar: Kalian tidak akan pernah bisa berdamai dengan Hamas. Islam, ideologi yang mengontrol mereka, tidak akan pernah mengijinkan mereka berdamai dengan Yahudi. Mereka percaya bahwa Muhammad memerangi Yahudi dan oleh karena itu mereka harus melanjutkan perang itu sampai mati. Mereka harus membalas dendam terhadap siapapun yg tidak menerima Mohammed, seperti Yahudi yang di alquran digambarkan sebagai kera dan putera-putera babi. Dalam pandangan Hamas, perdamaian dengan Israel akan mengkontradisi syariah & alquran & menganggap Yahudi tidak punya hak di Palestina."

"Saya meninggalkan tanah luas di Ramallah hanya untuk mencapai kebebasan murni. Saya ingin kesempatan untuk membuka mata Muslim dan menunjukkan kebenaran tentang agama mereka, menarik mereka dari kegelapan dan penjara Islam.

Islam tidak akan survive untuk lebih dari 25 thn. Dulu mereka (Muslim) berhasil menakut-nakutii orang, tetapi sekarang, dalam jaman internet ini, mereka tidak lagi bisa menyembunyikan kebenaran."

Saya anggap Islam adalah sebuah kebohongan besar. Orang-orang yang mewakili Islam lebih memuja Muhammad ketimbang Tuhan, membunuh orang-orang tidak bersalah atas nama Islam, memukuli istri-istri mereka dan sama sekali tidak tahu apa itu Tuhan. Saya tidak ragu bahwa mereka akan ke neraka.

Jonathan Hunt : Kau tidak takut dibunuh karena mengutarakan hal-hal macam ini   yang bahkan akan diridhoi oleh beberapa bagian alquran?

Mosab Hassan Yousef : Mereka harus membunuh pemikiran-pemikiran saya terlebih dahulu. Tapi pemikiran-pemikiran saya sudah beredar luas. Jadi, bagaimana mereka akan membunuh pemikiran saya ? Bagaimana mereka akan membunuh pendapat-pendapat yang saya miliki ? ... Mereka bisa bunuh tubuh saya, tapi tidak jiwa saya.

Jonathan Hunt : Kau pernah diancam ?

Mosab Hassan Yousef : No, not really. Jujur saja, banyak Muslim dan pemimpin Muslim di AS ini, di masyarakat Eropa, mencoba mencari saya. Mereka menelpon keluarga saya, ibu saya untuk mengetahui cara menghubungi saya. Mereka mengatakan kepada ibu saya, 'Kami ingin membantunya.'

Jonathan Hunt : Mereka percaya kau butuh bantuan ?

Mosab Hassan Yousef : Yeah, mereka pikir saya dimanipulasi oleh orang-orang Kristen. Nah, disinilah mereka salah total. Saya sudah menjadi Kristen untuk waktu lama dan tidak seorangpun tahu. Sudah selama beberapa tahun sekarang. Tapi sekarang saya baru mengumumkannya. Mereka tahu saya berpendidikan dan mendalami Islam & Christianity. Ketika saya mengambil keputusan, ini bukan saya kena jampi-jampi atau mencoba meyakinkan saya. Ini 100% keputusan saya seorang diri.

Jonathan Hunt : Apa pesanmu bagi Muslim-muslim yangg mendengarmu saat ini ?

Mosab Hassan Yousef : Pesan saya adalah, pertama-tama, bukalah pemikiran kalian. Mereka lahir dari keluarga-keluarga Muslim   inilah bagaimana mereka masuk Islam ... seperti juga keluarga-keluarga Kristen maupun Yahudi. Jadi, saya ingin mereka membuka mata mereka, pemikiran mereka dan membayangkan diri mereka tidak lahir dalam keluarga Muslim. Untuk apa Tuhan memberikan mereka otak ? Bukalah hati kalian. Baca Injil. Pelajarilah agamamu, Saya ingin membuka pintu gerbang bagi mereka. Saya ingin mereka bebas. Mereka pasti ingin hidup dengan baik di dunia dengan cara mengikuti Tuhan - dan mereka juga akan menemukan jaminan bagi hidup di akhirat.

No comments: