Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Apr 12, 2013

Laut Mati

Di Palestina mengalir 2 laut, tapi keduanya sangat berbeda. Yang satu dinamakan laut Galilea, sebuah danau luas dengan air yang jernih dan bisa diminum. Ikan bisa hidup di dalamnya dan manusia pun dapat berenang di danau tersebut. Danau itu juga dikelilingi oleh ladang dan kebun yang hijau. Banyak orang mendirikan rumah mereka di sekitarnya.

Sementara laut yang satunya lagi dinamakan Laut Mati. Benar-benar sesuai namanya, segala sesuatu yang ada di dalamnya mati. Airnya sangat asin sehingga jika diminum akan merasa kehausan bahkan bisa sakit. Danau itu tidak ada ikannya. Tak ada sesuatupun yang tumbuh di tepiannya. Tak seorangpun ingin tinggal di sekitar danau itu karena baunya yang tidak sedap.

Yang menarik tentang kedua laut tersebut ialah ada satu sungai yang mengalir ke Laut Galilea dan Laut Mati. Sungar Yordan mengalir ke permukaan Laut Galilea dan megalir keluar dari dasar danau itu. Danau tersebut memanfaatkan air sungai Yordan dan meneruskannya kepada danau lainnya untuk dimanfaatkan. Sungai Yordan juga mengalir ke Laut Mati akan tetapi tidak pernah keluar lagi. Jadi apa yang membuat keduanya berbeda? Cukup sederhana, memang. Danau yang satu menerima dan terus memberi. Sedangkan danau yang satunya lagi hanya menerima dan menyimpannya bagi dirinya sendiri. Hal itulah yang membuatnya mati, karena hanya menerima dan tidak memberi.

Jangan sampai kita 'mati' di dalam hidup, hanya karena tahu menerima saja tanpa bisa memberi. Semakin pelit memberi membuat hidup semakin 'miskin'.

Kekurang-pahaman yang sudah umum adalah memberi cenderung diartikan dengan "menyerahkan" sesuatu sehingga menjadi berkurang. Merasa memberi sebagai pengurangan sehingga tidak berani memberi. Jangan takut memberi. Pahamilah bahwa "Memberi itu lebih menggembirakan daripada menerima". Memberi adalah ungkapan kemampuan tertinggi dari hati nurani sehinga rela memberikan/mengorbankan, dan karenanya menjadi bahagia/gembira.

Kita sering mendambakan orang lain memberikan kasih sayang dan perhatian kepada kita, barulah kita merasa hidup ini diliputi kebahagiaan. Tetapi bagaimana jika tidak disayangi dan diperhatikan lagi? Hati tentu menjadi gelisah dan sedih.

Oleh sebab itu kita tak perlu menunggu dan mengharapkan orang lain mengasihi kita, sebaliknya kitalah yang harus selalu berusaha mengasihi orang lain. Demikian barulah bisa memahami bahwa memberi lebih menggembirakan daripada menerima. Saat itu pula kita baru mampu merasakan kebahagiaan sejati, dan dapat menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.

1 comment:

Anonymous said...

Dar sini kita bisa membedakan Laut Galilea dan Laut Mati