Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Apr 29, 2013

Kitab Suci Yesaya

Nubuatan Dengan Kemuliaan Allah

Kitab Yesaya adalah salah satu kitab yang berbicara mengenai kedatangan Yesus Kristus (mesias) di dalam nubuatan Perjanjian Lama. Secara khusus, kalau kita menelusuri kitab Yesaya ternyata kita menemukan gambaran tentang kedatangan Yesus yang begitu menakjubkan. Tidak ada suatu kitab suci keagamaan yang memiliki kekuatan nubuatan dan pewahyuan yang begitu dasat seperti yang dimiliki oleh kitab Yesaya.Nubuatan yang ditulis oleh nabi Yesaya penuh dengan kebenaran yang berasal dari wahyu Ilahi. Hal ini dapat dibuktikan dengan diketemukannya kitab gulungan asli Yesaya yang berasal dari 2.700 tahun lalu di Qumran, Laut Mati tahun 1947 dan 1956. Seluruh isi kitab suci gulungan tersebut, memiliki keaslian yang sama seperti dalam Alkitab hari ini. Dari seluruh tulisan para nabi di Perjanjian Lama, maka kita mendapatkan kesan yang kuat, bahwa kitab nabi Yesaya adalah sebuah Kitab Suci yang sangat agung. Ini adalah merupakan salah satu nubuatan terpanjang dan sangat sering dikutip oleh penulis-penulis Perjanjian Baru. Nabi Yesaya menubuat dan menulis kedatangan sang JURU SELAMAT 700 tahun sebelum Bunda Maria dijamah oleh Malaikat Gabriel (Lukas 1:28). Yesaya 7:14 "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Matius 1:23).

Latar belakang keturunan dan kedudukan Yesaya sebagai nabi besar dalam sejarah umat Israel, amatlah menarik untuk dikaji:

Yesaya berasal dari keluarga kalangan atas di Jerusalem; dia orang berpendidikan, memiliki bakat sebagai penggubah syair dan berkarunia nabi, mengenal kalangan keluarga raja, dan memberikan nasihat secara nubuat kepada para raja mengenai politik luar negeri Yehuda. Yesaya dipandang sebagai nabi yang paling memahami kesusastraan dan paling berpengaruh dari semua nabi yang menulis kitab. Ia menikahi seorang wanita yang juga berkarunia kenabian, dan pasangan ini memiliki dua putra yang namanya mengandung pesan yang simbolik bagi bangsa itu.

Yesaya bin Amos menikah dengan seorang nabiah (Yes. 8:3). Ia memiliki dua orang anak laki-laki yang bernama Maher-Syalal-Hasy-Bas dan Syear-Yasyub (Yes. 8:3; 7:3). Kelahiran dari nabi ini dan kematiannya tidak  diketahui secara pasti. Tetapi menurut cerita tradisi Yahudi, Yesaya mati syahid dengan digergaji menjadi dua (bd. Ibr 11:37) oleh Raja Manasye putra Hizkia yang jahat dan penggantinya (+ 680 BCE).

Pelayanan nabi Yesaya terjadi pada jaman raja Uzia, Yotam, Ahaz dan Hizkia (raja-raja Yehuda). Nabi-nabi yang sejaman dengan Yesaya adalah nabi Hosea dan Mikha (Hos. 1:1 dan Mik. 1:1). Nabi Mikha hidup sejaman dengan Nabi Yesaya (Yesaya 1:1), tetapi ia lebih muda mengingat Nabi Yesaya telah mulai bekerja pada zaman pemerintahan raja Uzia. Kesamaan sebagian tulisan kedua nabi tersebut menunjukkan bahwa keduanya saling mengenal dan sering berdiskusi tentang hal-hal yang terjadi pada zaman itu. Nabi Yesaya yang berasal dari kalangan bangsawan banyak melayani kalangan atas, sedangkan Nabi Mikha yang asalnya seorang petani kecil atau pemilik tanah melayani kalangan bawah yang lebih dikenalnya. Nabi Yesaya dan Mikha diutus Tuhan ke kerajaan Yehuda di sebelah selatan, sementara Nabi Hosea dan Amos diutus Tuhan ke-10 suku kerajaan Israel di utara tetapi Nabi Hosea tampaknya lebih dulu diutus ke Israel di bandingkan Amos.

Nubuatan Yesaya yang terutama ditujukan kepada Kerajaan Selatan, Yehuda. Yesaya dengan tulus menjadikan dirinya sebagai seorang pelayanan untuk mewartakan kemuliaan Allah. Dia adalah seorang penulis rohani yang handal yang penuh dengan kebenaran. Yesaya yang memiliki kerohanian yang baik, keberanian, keterusterangan, ketulusan dan memiliki iman yang kuat. Ia memiliki komunikasi yang akrab dengan Tuhan, dan selalu memberikan kesaksian akan kemuliaan Allah. Ia memandang segala sesuatu dari sudut Allah yang didalamnya terang kekekalan. Pengalaman rohani dalam hubungannya dengan Tuhan begitu kudus, tetapi disisi lain, Yesaya sangatlah menyadari akan kekurangan dan kelemahannya sebagai seorang manusia.

Nabi Yesaya adalah anak Amos (bukan nabi Amos). Ia berkarya dalam penulisan untuk pelayanannya kepada Allah antara tahun 740-700 BCE pada periode raja Ahas (736-716 BCE). Raja Ahas dipandang oleh para pendukung tradisi deutoromis sebagai raja yang buruk. Ketika terjadi perang Siro-Efraim (734-732 BCE) Ahas tidak mau bersekutu dengan raja Damsyik dan Samaria akan tetapi justru bergabung dengan Asyur karena tidak percaya dan kurang taatnya kepada Tuhan. Situasi perang dan kehancuran itulah yang melatarbelakangi karya kenabian Yesaya.

Kitab nabi Yesaya terdiri dari 66 pasal yang seluruhnya dibagi menjadi tiga bagian seperti terdapat dalam ALKITAB:

1.  Pasal 1-39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Tuhan. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Tuhan dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Tuhan akan celaka danbinasa kalau tidak mau mendengarkan Tuhan. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam-idamkan.

2. Pasal 40-55 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Tuhan membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Tuhan itu Tuhan yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba Tuhan" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama.

3.  Pasal 56-66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Tuhan akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia.

Para sarjana teologi kristen banyak memberikan nama yang berbeda-beda untuk masing-masing dari ketiga bagian kitab Yesaya tersebut. Pasal 1-39 dinamai Proto-Yesaya, pasal 40-55 dinamai Deutero-Yesaya, dan pasal 56-66 dinamai Trito-Yesaya. Mereka juga menduga bahwa masing-masing bagian itu ditulis oleh penulis yang berlainan pula. Bahkan banyak dari kalangan cendekiawan rohani Kristen termasuk juga rohaniawan Islam sangat meragukan apakah Yesaya sendiri yang menulis seluruh kitabnya.

Dengan diketemukannya kitab gulungan asli Yesaya di Qumran, Laut Mati yang sangat mengemparkan dunia arkeologi dan dunia keagamaan, jelaslah bahwa penulis dari semua kitab Yesaya ini adalah nabi Yesaya sendiri.

Kitab Yesaya mencatat tentang kedatangan Juru Selamat, sebanyak delapan kali, yakni di pasal 7, 9, 13, 42, 49, 50, 52, 53. Hal ini menunjukan betapa Roh Suci telah bekerja dan membimbing Yesaya untuk memberitakan rencana Allah untuk 700 tahun kedepan, dimana seorang perempuan yang penuh dengan kemulian Allah akan melahirkan seorang bayi yang kudus yang diberi nama Yesus (mesias). Kalau ini bukan rencana Allah Yang Mahakuasa, atau ini hanya sekedar imajinasi Yesaya semata, tentu nubuatan ini tidak pernah akan tergenapi.

Yesaya dipanggil untuk tugas kenabian sejak usia muda.  

Ia menggambarkannya di dalam pasal 6.
Hal ini mengingatkan kita kepada panggilan terhadap Musa (Keluaran 3) dan Saulus dari Tarsus (Kisah Para Rasul 9). Ketika Allah menyatakan diri-Nya di dalam suatu penglihatan kepada orang-orang ini, mereka mengenali diri mereka begitu kotor, tidak layak, tidak berdaya dan tidak berhikmat di dalam diri mereka sendiri. Mereka berserah kepada Tuhan, dan sepenuhnya menyerahkan diri mereka melakukan panggilan-Nya. Hal  ini dapat kita simak dari perkatan Yesaya: " Ini aku, utuslah aku!" (6:8).

Berbeda dengan kitab nabi-nabi lainnya, panggilan Allah kepada Yesaya tidak ditulis di awal kitabnya, tetapi panggilan Allah kepada Yesaya ketika ia sedang melayani. (1) Panggilan yang mulia dan agung ini diterima ketika ia sedang berada di Bait Suci. (2) Panggilan ini mengejutkan Yesaya karena ia melihat Tuhan sendiri, secara pribadi, duduk di atas takhta yang tinggi. Ia juga menjelaskan mengenai para serafim yang memuji-muji Tuhan. (3) Nubuatan yang ditulis oleh nabi Yesaya tentang kedatangan Yesus Kristus juga dikutip oleh Rasul Matius. Yesaya melihat jauh kedepan tentang hamba Tuhan ini pastilah hamba Tuhan yang lain daripada yang lain, Dia adalah seorang hamba yang kepada-Nya Allah Bapa berkenan. Kata-kata "Bapa berkenan" hampir tidak ada dalam Perjanjian Lama, namun ini hanya ada didalam kitab Yesaya. Bapa memberitahukan,"Lihat, itu hamba-Ku yang Ku-pegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku keatasnya". Ketika Yesaya menulis bagian ini, ia tidak tahu siapa yang dimaksud dengan hamba yang diperkenan Allah ini.

Yesaya melihat sebagai gambaran yang samar-samar tapi penuh keyakinan dan nubuatan ini barulah digenapi setelah ratusan tahun kemudian yang dilihat juga oleh Rasul Matius bahwa hamba Tuhan yang diperkenan oleh Allah Bapa adalah Yesus Kristus.

Nabi Yesaya memberikan gambaran tentang Yesus (mesias) yang menurut orang tidaklah pantas diberikan perhatian. Yesaya mencatat Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada (Yes. 53:2). Bagi kita, Ia tidak masuk dalam hitungan sama sekali tetapi justru oleh kesengsaraan-Nya kita dibebaskan dari dosa. Pandangan mata manusia bisa mengelabui maka sampai sejauh manakah Yesus yang kita mengerti sampai saat ini? Sudah berapa lama kita menyebut Kristus sebagai Tuhan? Sudah berapa lamakah kita menjadi pengikut Kristus yang setia?. Banyak orang yang berpendapat bahwa kalau Kristus adalah Mesias maka Ia harus tampil seperti sosok seorang pahlawan yang menang perang, Ia harus tampil dengan penuh gemilang; Yesus tidak boleh menderita dan mengalami penghinaan-penghinaan itu. Inilah cara pandang manusia yang keliru. Berapa banyak orang yang melihat Yesus dengan cara yang tidak patut? Orang mengutip Firman Tuhan dan menafsirkan secara sembarangan seperti:

"Tuhan adalah Raja maka kalau kita menjadi anak-Nya, berarti kita juga adalah anak Raja dan sebagaimana layaknya seorang anak Raja, kita memperoleh hak istimewa seperti layaknya anak raja".

Pandangan seperti ini adalah pandangan yang salah yang mengatakan bahwa anak Tuhan tidak akan pernah mengalami penderitaan. Semua cara pandang ini adalah cara pandang yang salah. Cara pandang ini bukanlah cara pandang yang diungkapkan nabi Yesaya beratus-ratus tahun sebelum Yesus (mesias) datang. Yesaya melihat hamba Tuhan ini adalah hamba Tuhan yang harus menderita dan harus mati disalib.

Nabi Yesaya tidak bermaksud membuat perbedaan antara orang percaya dan orang yang tidak percaya, namun Firman ini dimaksudkan untuk semua orang. "Perhatikanlah dengan seksama, semua berhala-berhala yang kau lihat tidak akan membawa engkau menuju pada kehidupan tapi sekarang, lihatlah, hamba-Ku ini maka didalamnya engkau akan melihat kasih Bapa yang mau dinyatakan melalui Yesus (mesias)." Yesaya mengambil ilustrasi buluh yang patah terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya (Yes. 42:3) sebagai gambaran dari orang hidup tanpa Kristus.

Buluh yang dimaksud di sini semacam ilalang besar yang banyak terdapat di sekitar sungai dan menurut kebiasaan pada jaman itu, buluh sering dipakai oleh anak-anak Yahudi untuk membuat suling yang sangat sederhana. Karena ilalang ini mudah sekali didapatkan maka apabila ditemukan ada ilalang yang retak maka mereka akan membuangnya. Jikalau buluh yang terkulai ini merupakan gambaran diri kita, manusia berdosa yang tidak bernilai dan sepatutnya dibuang dan dicampakkan, maka Allah menyatakan orang-orang yang demikian ini tidak akan dipatahkan-Nya atau dicampakan. Hal ini menunjukkan betapa kesetiaan hati Tuhan pada kita. Ketika Tuhan sudah menetapkan untuk menyelamatkan maka Tuhan akan mengingat hal itu dan Dia akan mencari kita. Kita boleh melupakan semua hal tapi jangan pernah melupakan kasih setia Tuhan yang selalu mengingat kita. Anugerah Tuhan yang dinyatakan atas kita menunjukkan kebaikan hati Tuhan. Orang yang merasa dirinya layak, tidak akan pernah mengerti kedalaman kasih Allah. Maka engkau akan menemukan cinta Tuhan yang sejatih yang bersifat tanpa syarat (unconditional) bagimu.

Kalau kita perhatikan dengan seksama tulisan dan nubuatan Yesaya, betapa Yesaya begitu menghormati dan mengagungkan kemuliaan Allah yang menyatakan diri-Nya kepada Yesaya tentang JURU SELAMAT yang akan datang untuk menebus dosa manusia. Nabi Yesaya sangat percaya didalam diri Yesus terdapat kemuliaan Allah yang sangat-sangat luas.

Kalau Yesaya saja sudah begitu percaya, bagaimana dengan kita yang telah ditebus dan diselamatkan oleh penderitaan-Nya?.

Banyak orang Kristen yang berkumpul untuk melakukan persekutuan dalam memuliakan Kristus, namun sedikit sekali orang yang mau berkumpul untuk bekerja cuma-cuma dalam nama-Nya. Banyak orang Kristen ingin memperoleh berkat Kristus tapi sedikit orang yang mau menderita bersama Kristus. Alkitab menegaskan tidak ada kemuliaan tanpa Dia, Jika demikian berarti salib hanya untuk orang-orang berdosa saja sedangkan saya adalah orang yang sudah percaya Yesus Kristus maka saya tidak termasuk ke dalam golongan yang kepadanya nabi Yesaya memberikan Firman.

Tentang jawaban Yesaya kepada Allah yang singkat "Ini aku, utuslah aku!" (6:8). Tidak ada keraguan dari Yesaya sedikitpun dalam kata-katanya; tidak terlihat dahinya yang mengerut untuk berpikir sejenak pun. Yesaya berhasil mengatakan sesingkat mungkin dengan tujuan yang sangat jelas, bahwa Allah sendiri yang menyatakan maksud-Nya untuk datang kedunia dalam misi pengampunan dosa manusia. Sejak manusia diusir oleh Allah keluar dari taman Eden karena dosa yang diperbuat serta ketidak kesetiannya kepada Allah. "Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan" (Kejadian 3:24).

Keputusan Allah mengeluarkan manusia dari taman Eden, sudah melalui suatu proses tanya jawab atau persidangan yang sangat bijaksana yang diberikan Allah. Hasil keputusan sidang itu akibat ketidak konsekwennya manusia memberi jawaban yang pasti kepada Allah sebagai Hakim Agung. Sekalipun manusia itu tidak memberikan jawaban yang pasti, Allah telah membuktikan kasih setia-Nya kepada manusia melalui Yesaya tentang misi kedatangan-Nya untuk menebus dosa yang telah diperbuat oleh manusia. Misi Allah kedunia adalah misi yang pasti, yang mengandung kebenaran yang didalamnya terdapat kebijaksanaan serta kasih karunia yang sangat luas. Awal Allah memberikan kasih setia kepada manusia telah dibuktikan-Nya melalui hubungan intim-Nya kepada Henock dan nabi Elia. Tetapi selain dari keintiman itu, Allah ingin mewujudkan sendiri pembebasan dosa manusia, ini karena Allah sendiri yang mengusir dan Allah sendiri yang berkeinginan untuk membuka Kerub dengan memadamkan Pedang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar itu agar Bait Allah terbuka bagi manusia. "Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah". "dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit" (Matius 27:51-52.

Yesaya rela dipakai untuk menjadi tangan Tuhan dan Ia rela juga mati di dalam Tuhan. Saat ini masih banyak umat Kristen yang masih meragukan tentang kebenaran Alkitab serta nubuatan yang ditulis oleh orang-orang kudus yang telah dipakai oleh Tuhan. Maukah kita hidup seperti Yesaya?.

Kehadiran Tuhan ini ditandai dengan bergoncangnya tempat Yesaya berdiri.

No comments: