"Sebab di dalam Dia [Kristus] Allah [Bapa] telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya [anugrah-Nya] yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya." (Efesus 1:4-6)
Pre-destinasi (penentuan dari sejak semula) adalah suatu istilah yang sangat alkitabiah. Istilah bukan berasal dari Alkitab akan tetapi istilah digunakan oleh ahli-ahli teologi untuk menjelaskan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah. Seperti contohnya dalam kitab Matius Tuhan menjelaskan demikian:
"Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."
Dan Wahyu 17:8 menyatakan demikian:
"Adapun binatang [yaitu Iblis] yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada [yaitu dilukai pada peristiwa kayu salib], ia akan muncul dari jurang maut [yaitu muncul lagi untuk sedikit waktu pada akhir zaman], dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi."
Ini adalah perkataan Allah bagi kita. Allah sedang mengajarkan bahwa sebelum Dia menciptakan dunia ini, Dia sudah menentukan suatu kelompok orang tertentu untuk Ia diselamatkan. Ingatlah bahwa Allah mengetahui awal dan akhir, dan Dia mengenal hati setiap manusia yang pernah ada dan yang akan ada.
Allah telah mengetahui bahwa manusia akan memberontak melawan Dia, namun Allah telah memutuskan bahwa dari antara sekian banyak manusia yang sengsara akibat dosa, Dia akan menyelamatkan orang yang ini dan orang yang itu menurut kasih karunia-Nya. Oleh karena itu, Dia telah "mem-predestinasikan" mereka dan menentukan tujuan mereka yaitu surga.
Alasan utama dari hal ini adalah supaya seluruh kemegahan, kemuliaan dan kehormatan atas keselamatan hanya diberikan kepada Tuhan, sedangkan kita tidak bisa menuntut pujian apapun atas hal itu. Apa yang dapat kita lakukan adalah menggeleng-gelengkan kepala dalam kekaguman dan keheranan, "Mengapa juga Ia menyelamatkan saya?"
Di dalam Alkitab Tuhan menjelaskan sifat-sifat dasar manusia bahwa mereka adalah "mati secara rohani", seperti yang kita baca dalam kitab Roma 3:10-17 demikian:
"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [band. Yoh 6:44]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka..."
Dan kitab Roma 3:4 mencatat demikian:
"Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong... "
Dan kitab Lukas 18:19 menekankan demikian:
"Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja..."
Jadi sesungguhnya Allah telah merancang seluruh rencana-Nya sejak sebelum Ia menciptakan dunia sehingga pada satu titik tertentu dalam kehidupan orang-orang yang dikasihi-Nya, Allah mengharuskan diri-Nya untuk menyelamatkan mereka. Itulah sebabnya Kitab Suci berkata bahwa -- "kasih" dan "kesetiaan" Tuhan kepada umat-Nya adalah kekal untuk selama-lamanya. Dalam kitab Mazmur 106:1 kita membaca demikian:
"Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."
Pada dasarnya tidak ada seorangpun yang akan percaya kepada Allah Yang Benar (yaitu Allah yang menciptakan langit dan bumi) kecuali jika Alah memberikan "anugrah" iman kepadanya. Kitab Yohanes 6:44 dan banyak ayat-ayat lainnya menjelaskan demikian:
"Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku [yaitu Yesus], jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman."
Allah memerintahkan seluruh umat manusia untuk percaya, bertobat dari dosa-dosanya, dan agar dosa-dosa kita dibersihkan. Tetapi tidak ada seorangpun yang dari dirinya sendiri mau mentaati perintah Allah. Tidak seorangpun yang mau mentaati perintah Allah. Tidak ada seorangpun sanggup mentaati, artinya tidak ada seorangpun yang mampu mentaati seluruh perintah Allah karena setiap orang pada hakikatnya telah mati secara rohani karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka (Efesus 2:1-5). Sebelum diselamatkan, kita adalah mayat secara rohani, dan mayat tidak dapat memberikan respon terhadap suatu perintah.
Sekarang dimana-mana, satu disini dan satu disana, ada orang-orang yang memberikan mampu mendengarkan Firman Allah, dan penyebab mengapa mereka dapat menanggapi adalah bahwa karena Roh Allah (Roh Kristus atau Roh Kudus) telah masuk dalam kehidupan mereka dan memberikan mereka kerinduan dan kesanggupan untuk terus-menerus hidup sebagai anak-anak Allah. Dan Allah memberikan kehidupan kekal bagi orang-orang ini karena mereka telah ditentukan dari semula untuk Ia selamatkan.
Dalam kitab Ibrani 4:2-3 Tuhan berkata demikian:
"Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan [yaitu Injil] sama seperti kepada mereka, tetapi Firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian [yaitu Kristus] seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan."
No comments:
Post a Comment