Dalam membahas masalah Sabat kita harus ingat bahwa masa Perjanjian Baru dimulai "setelah" Kristus pergi ke kayu salib, bukan "sebelum" peristiwa kayu salib, oleh karena itu Sabat hari pertama (atau Minggu Sabat) sudah dimulai sejak tahun 33 Masehi ketika Kristus bangkit dari antara orang mati pada hari Minggu pagi. Hal itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan konsili-konsili yang ditetapkan oleh gereja-gereja atau penguasa-penguasa duniawi.
Dalam bahasa aslinya Yunani, Matius 28:1 seharusnya ditulis demikian:
"Setelah Sabat-Sabat [jamak] lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama Sabat-Sabat [jamak] itu,............"
Ini adalah terjemahan yang benar sesuai dengan bahasa aslinya Yunani (Stephanos-1550):
"oye de sabbatwn [jamak] th epifwskoush eiV mian sabbatwn [jamak] hlqen maria h magdalhnh kai h allh maria qewrhsai ton tafon"
Dan kita juga akan menemukan kebenaran yang sama tentang hal ini dalam tiga Injil yang lain di ayat-ayat pembukaan dari Markus 16, Lukas 24, dan Yohanes 20 yang menandakan telah berakhirnya era hari ke-tujuh Sabat Perjanjian Lama (Sabtu) dan dimulainya era Sabat Perjanjian Baru (Minggu Sabat). Sebagai tambahan simaklah ayat-ayat berikut ini:
Kitab Yohanes 5:18 menerangkan demikian:
"Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya [yaitu membunuh Yesus], bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat [ke-tujuh], tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah."
Dalam suatu sidang bersama, berada dibawah inspirasi ilahi, para Rasul juga menyatakan hal yang sama bahwa hukum-hukum upacara Perjanjian Lama (terutama hari ke-tujuh Sabat) adalah "suatu kuk yang tidak dapat dipikul".
Dalam kitab Kisah Para Rasul 15:5-6 dan 10-11 kita menemukan pernyataan ini:
"Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa [yaitu menjalankan hari ke-tujuh Sabat, bulan baru, hari-hari raya, dsbnya]." Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu ........... Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia [anugrah] Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Lebih lanjut kita menemukan bahwa "sesudah" peristiwa kayu salib murid-murid mulai berkumpul pada hari yang pertama dari seminggu yaitu hari Minggu Sabat:
Yohanes 20:19 menyatakan demikian:
"Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu [yaitu hari Minggu] berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Kisah Para Rasul 20:7 mencatat demikian:
"Pada hari pertama dalam minggu itu [yaitu hari Minggu], ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam."
Dan kitab Ibrani 8:12-13 menjelaskan demikian:
"Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka [yaitu keselamatan atau pengampunan berdasarkan anugrah bukan berdasarkan pekerjaan]." Oleh karena Ia berkata-kata tentang Perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai Perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Dan dalam kitab Keluaran 16:26-27 Tuhan berfirman demikian:
"Enam hari lamanya kamu memungutnya [yaitu memungut roti manna yang melambangkan Yesus sang roti hidup], tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat [yaitu hari sabtu sabat]; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya."
Maaf saya tidak akan pernah dapat meyakinkan anda tentang hal ini, akan tetapi percayalah kepada Firman Tuhan, Alkitab. Hanya Tuhan saja satu-satunya yang dapat membuka mata rohani anda dan memberikan anugrah keselamatan yang kekal berdasarkan karya dan kasih karunia-Nya.
No comments:
Post a Comment