"Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 4:15-16)
Allah tidak memiliki keharusan untuk menyelamatkan semua orang. Orang-orang yang tidak diselamatkan akan dibuang ke dalam hukuman kekal karena dosa-dosa mereka sendiri, bukan karena Allah. Pada saat permulaan Allah telah menciptakan manusia baik adanya, Dia menciptakan kita menurut "gambar dan rupa-Nya" (citra-Nya), yang membuat kita berkuasa atas segala ciptaan yang lain dan mampu untuk mengerti konsep-konsep yang rumit seperti kasih, belas kasihan, murka Allah, dll. Itulah sebabnya Allah juga menginginkan agar kita bertanggung jawab kepada-Nya. Dan Dia berkata bahwa jika kita berbuat dosa maka kita harus mati (Roma 6:23).
Jika Allah memutuskan untuk tidak menyelamatkan satu orangpun maka tidak ada seorangpun yang dapat memprotes hal itu. Kenyataaan bahwa Allah telah memutuskan untuk menyelamatkan orang-orang tertentu sangatlah menakjubkan, khususunya apabila kita mempertimbangkan betapa besarnya pengorbanan yang Allah harus lakukan untuk menebus dosa-dosa umat-Nya.
Kristus, yang adalah Allah Yang Kekal, Ia sendiri harus menanggung upah dosa dari semua orang yang Ia datang untuk Ia selamatkan. Dan Yesus yang sama sekali tidak bersalah telah dinyatakan bersalah karena dosa-dosa umat-Nya. Betapa mahalnya harga yang Allah harus bayar untuk menyelamatkan umat-Nya.
Kita harus mengerti bahwa pada dasarnya tidak ada seorangpun di antara kita yang layak untuk menerima keselamatan, tetapi Allah berkenan untuk menyelamatkan beberapa di antara kita. Dia adalah Allah yang berdaulat, dan Dia menyatakan di Roma 9:15-16:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
Ini adalah sepenuhnya hak Allah untuk melakukannya. Sama sekali tidak terdapat ketidak-adilan jika Allah tidak mau menaruh belas kasihan kepada seseorang. Ketika manusia memberontak melawan Allah, mereka berada di bawah murka Allah. Mereka berada di dalam kebencian Allah. Allah berfirman di Mazmur 11:5 demikian:
"TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan."
Mazmur 5:5 menyatakan demikian:
"Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau [Tuhan] membenci semua orang yang melakukan kejahatan."
Dan dalam Perjanjian Baru Ibrani 1:9 menekankan demikian:
"Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan ...."
Kita semua layak dibenci oleh Allah, tetapi Allah berfirman di Yohanes 3:16:
"Karena begitu besar [dengan cara ini - KJV] kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya TIDAK BINASA, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Dan ayat-ayat selanjutnya, ayat 18-19 menekankan demikian:
"Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia TELAH berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat."
Kasih Allah yang ajaib nampak pada fakta bahwa Ia berkenan untuk menyelamatkan beberapa orang tertentu, akan tetapi kebencian Allah tetap ada di atas orang-orang yang belum diselamatkan. Alkitab berkata di Ibrani 12:29:
"Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan [Allah yang cemburu - Ulangan 4:24]."
No comments:
Post a Comment