"Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN. Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup." (Yesaya 66:23-24)
Bagian Alkitab ini sedang berbicara tentang "langit yang baru dan bumi yang baru", yaitu masa depan di dalam kekekalan yang akan datang. Dan di dalam ayat ini Tuhan menggunakan gaya bahasa dari hukum upacara Perjanjian Lama. Bulan berganti bulan menunjuk kepada hari raya bulan baru yaitu hari yang pertama dari setiap bulan yang menunjuk kepada kedatangan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Sabat berganti Sabat adalah hari dimana mereka tidak boleh melakukan pekerjaan apapun yang menunjuk kepada fakta bahwa "perhentian" atau "peristirahatan" kita itu seluruhnya ada di dalam karya Tuhan Yesus Kristus. Dia-lah yang akan melakukan seluruh karya keselamatan bagi kita.
Kitab Efesus 2:8-9 mengajarkan demikian:
"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu [yaitu iman atau kepercayaan itu] bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Kitab Filipi 3:9 menyatakan demikian:
"dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan."
Dan kitab 2 Timotius 1:9 menjelaskan hal yang sama demikian:
"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri [yaitu anugrah], yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"
Prinsip-prinsip ini akan terus diingat dalam kekekalan di masa depan. Kita akan selalu mengingat fakta bahwa keselamatan yang kita miliki itu seluruhnya terjadi karena pekerjaan yang dilakukan oleh Allah sendiri (Kristus), dan bukan terjadi karena pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan sendiri (yaitu hukum-hukum upacara).
Itulah sebabnya pada masa Perjanjian Lama bangsa Israel diperintahkan untuk tidak boleh melakukan pekerjaan jasmani apapun pada hari ke-tujuh Sabat sebagai "lambang" atau perumpamaan yang sangat penting bahwa sang Mesias, Tuhan Yesus Kristus, adalah tempat peristirahatan (perhentian) kita, Dia adalah hari-hari perayaan kita.
Kristus-lah yang memungkinkan keselamatan atau pengampunan itu dapat terjadi bagi kita. Disisi yang lain, Allah menunjukkan bahwa orang-orang yang akan berakhir di dalam kutukan kekal akan berada selama-lamanya di bawah murka Allah.
Dalam kitab Yesaya 28:12-17 Tuhan menyatakan demikian:
"Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian [yaitu Kristus], berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan. Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan. Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai orang-orang yang memerintah rakyat yang ada di Yerusalem ini [yaitu Bait Allah]! Karena kamu telah berkata: "Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri," sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh [yaitu Kristus]: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah! Dan Aku akan membuat Keadilan [yaitu Kristus atau Firman Kristus] menjadi tali pengukur, dan Kebenaran [yaitu Kristus atau Firman Kristus] menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian."
Sekarang jika anda ingin untuk tetap melaksanakan pengudusan hari ke-tujuh Sabat (hari Sabtu) pada masa sekarang ini, maka anda juga harus melaksanakan perayaan bulan baru tepat seperti yang bangsa Israel lakukan dalam masa Perjanjian Lama. Akan tetapi dalam kitab Kolose 2:16-17 kita membaca demikian:
"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat [semua ini adalah hukum-hukum upacara di dalam Perjanjian Lama termasuk hari ke-tujuh Sabat]; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus."
Ayat ini juga berbicara tentang perayaan bulan baru, hari ke-tujuh Sabat, hari-hari raya lainnya, dan hukum-hukum mengenai makanan dan minuman yang ada di dalam Perjanjian Lama. Apakah anda mau melaksanakan semua ini dengan konsisten?
Allah menyatakan bahwa hal-hal tersebut hanyalah "bayangan" atau "peringatan" atau "lambang" atau "perumpamaan" dari apa yang harus datang. Dan isi rohaninya bukan berada dalam bayangannya. Isi rohaninya adalah apa yang digambarkan oleh bayangan tersebut dan akan terus ada untuk selama-lamanya di dalam kekekalan. Jadi kita tidak lagi melaksanakan bayangannya.
Kalau anda mau konsisten, maka sebaiknya anda juga mempersembahkan kurban bakaran dan kurban darah, menguduskan tahun-tahun Sabat, dll. Maka anda akan menjadi konsisten, tetapi tentu saja, anda akan menyangkal kenyataan apa yang Allah perintahkan, bahwa hal-hal ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang.
No comments:
Post a Comment