"Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; Firman-Mu adalah Kebenaran." (Yohanes 17:17)
Pada hari ini kita akan berbicara tentang fakta bahwa Alkitab adalah kebenaran -- yaitu satu-satunya kebenaran. Pilatus, gubernur Roma untuk wilayah Israel, bertanya kepada Tuhan Yesus ketika Ia diadili, "Apakah kebenaran itu?" (Yohanes 18:38). Dan umat manusia juga telah menanyakan pertanyaan yang sama sepanjang sejarah waktu. Dan Alkitab memberikan kita jawaban atas pertanyaan penting tersebut, dalam kitab Yohanes 14:6 kita membaca demikian:
"Kata Yesus kepadanya: "Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Dan lebih lanjut Tuhan memberitahukan kita dalam Yohanes 8:32 demikian:
"dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Nah, apakah yang memperbudak kita, sehingga kita harus "dimerdekakan" ? Sesungguhnya manusia diperbudak oleh dosa-dosa mereka sendiri; tetapi walaupun keadaan mereka demikian, mereka tidak dapat menyadari keadaan rohani mereka yang sangat bangkrut dan menyedihkan itu. Kitab Yohanes 8:34 menyatakan demikian:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa."
Dan Tuhan menyelamatkan umat-Nya melalui kebenaran dari Firman-Nya, seperti yang kita baca dalam kitab Yakobus 1:18 demikian:
"Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh Firman Kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya."
Ungkapan "menjadikan" adalah berarti untuk "dibawa keluar", atau untuk secara rohani "dilahirkan kembali dari atas", dari surga. Dan ketika hal itu terjadi orang-orang yang percaya dirubah dari perbudakan mereka atas dosa menjadi hamba dari Kebenaran, atau budak (pelayan) dari Tuhan Yesus Kristus. Orang-orang Yahudi dalam Perjanjian Lama juga menerima hukum-hukum Tuhan -- yaitu kebenaran Tuhan -- tetapi kita menemukan bahwa banyak dari antara mereka yang tidak diselamatkan oleh karena ketidak percayaan mereka.
Dalam kitab Ibrani 3:15-19 kita membaca demikian:
"Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman", siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun? Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat? Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka."
Pada kenyataannya hampir semua mereka yang berumur dua puluh tahun ke atas binasa di padang gurun. Disisi yang lain, Tuhan memberikan anak-anak-Nya kasih-Nya dan rasa haus akan firman-Nya, seperti yang kita temukan dalam kitab Matius 4:4 demikian:
"Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah."
Jadi kita harus melihat kepada Alkitab untuk mendapatkan sukacita dan kepuasan rohani kita. Kitab Mazmur 1:2 berbicara tentang seseorang yang diberkati demikian:
"tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN [yaitu hukum Tuhan], dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."
Umat Kristen yang sejati akan menjadi sangat terlibat dengan kebenaran Firman Tuhan, Alkitab, seperti yang kita baca dalam Mazmur 119:97-99 demikian:
"Betapa kucintai Taurat-Mu [yaitu hukum-Mu]! Aku merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan."
Karena hukum-hukum Tuhan adalah Kebenaran yang sejati, maka Tuhan memerintahkan umat pilihan-Nya untuk "mempelajari Alkitab supaya layak di hadapan-Nya", dalam kitab 2 Timotius 2:15 kita membaca demikian:
"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan Kebenaran itu."
Dengan kata lain umat Kristen harus selalu diingatkan bahwa Tuhan Yesus menyatakan dalam kitab Yohanes 5:39:
" ... Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku"
Dan dalam kitab Lukas 24:44-45 Yesus berkata demikian:
"Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci."
Umat Kristen harus lari kepada Alkitab sebagai penuntun dalam segala hal dan jangan bersandar kepada kebijaksanaan, pikiran, atau ide-idenya sendiri atau juga ide orang-orang yang lain. Mereka akan membaca Alkitab pada waktu pagi, siang, dan malam atau sepanjang hari merenungkan hal-hal yang mereka ketahui dari Alkitab. Ingatlah hal ini bukan berarti bahwa kita harus mempercayai segala sesuatu yang organisasi gereja atau denominasi kita ajarkan, tetapi Tuhan mau supaya kita mempelajari Firman-Nya yang kudus dengan sangat teliti dan berhati-hati.
Itulah sebabnya bangsa Israel kuno diberitahukan untuk mengikat Hukum Tuhan pada "dahi-dahi" mereka. Ini melambangkan bahwa Firman Tuhan harus berada didepan mata mereka (yaitu pikiran mereka) pada setiap waktu baik dalam kehidupan pribadi mereka, dalam hubungan keluarga, dalam hal membesarkan anak-anak, dalam pekerjaan, dalam aktivitas-aktivitas pada waktu senggang, dalam hal penggunaan uang, dalam pergaulan sehari-hari, singkatnya pada setiap segi dalam kehidupan mereka. Dan karena mereka hanya menggunakan Alkitab, maka mereka dapat berkata kepada Tuhan:
"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" (Mazmur 119:105).
Itu berarti kita akan mengetahui tentang Tuhan, manusia, dan dunia yang diciptakan oleh Tuhan ini hanya dengan mempelajari Alkitab. Karena Firman Tuhan adalah satu-satunya kebenaran -- maka itu menyediakan satu-satunya harapan bagi kita untuk keluar dari perbudakan dosa, dan upah yang pantas kita dapatkan dari dosa, yaitu kutukan yang kekal, kematian kedua. Dalam kitab Roma 15:4 kita juga membaca demikian:
"Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci."
Karena iman (yaitu kata yang sama untuk keselamatan) "timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Tuhan" (Roma 10:17), sekarang umat manusia mempunyai harapan untuk hidup yang kekal seperti yang ditunjukkan di dalam Alkitab. Laki-laki dan perempuan yang ditarik oleh Tuhan ke dalam program keselamatan-Nya akan lari kepada Alkitab, percaya kepada Alkitab dan menyediakan waktu untuk mempelajari Alkitab, yaitu -- seluruh Alkitab dan hanya Alkitab saja, tidak ditambah dan tidak dikurangi.
Biarlah Tuhan memberikan kasih karunia-Nya untuk membuat kita lapar dan haus akan Kebenaran-Nya. Biarlah kita menyembunyikan Firman-Nya di dalam hati kita, biarlah kita menyediakan waktu kita untuk Alkitab, membandingkan hal yang rohani dengan hal yang rohani di dalam seluruh Alkitab. Biarlah kita sadar, bertobat dan berbalik dari ketergantungan kita akan pikiran kita sendiri untuk menjadi penuntun dari setiap aspek di dalam kehidupan kita.
Sejarah Dunia Kuno
Sep 29, 2009
Sep 28, 2009
Kematian Dosa
"Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati." (Filipi 3:10-11)
Kata Yunani untuk ungkapan "serupa" (summorphoo) hanya ada digunakan dalam ayat ini, dengan demikian sulit bagi kita mengerti artinya dengan lebih mendalam kecuali kalau kita dapat menemukan akar katanya. Dan ternyata kata "summorphoo" berasal dari kata "summorphos", yang juga diterjemahkan sebagai kata "serupa" dalam ayat-ayat berikut ini:
Kitab Roma 8:29 berkata demikian:
"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara."
Dan kitab Filipi 3:21 menyatakan demikian:
"yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya."
Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa orang-orang pilihan dibentuk untuk menjadi "serupa dengan gambaran Anak-Nya" dan kemudian mereka akan dibangkitkan sehingga menjadi "serupa dengan tubuh-Nya yang mulia". Ini adalah informasi yang sangat menakjubkan, pada hari yang terakhir, atau hari penghakiman yang terakhir, orang-orang yang percaya akan menerima "kebangkitan tubuh" yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa yang serupa dengan tubuh Kristus. Dan itu akan merupakan akhir dari alam semesta yang sudah dikutuk karena dosa ini dan juga merupakan akhir dari waktu. Dan perhatikan bahwa ayat yang pertama Roma 8:29 menjelaskan keselamatan yang sudah ditentukan oleh Allah sejak dari permulaan.
Kata Yunani untuk ungkapan "serupa" juga berhubungan dengan akar kata Yunani lainnya dimana kata utamanya adalah "rupa" atau "bentuk" (yaitu morphe) yang digunakan hanya dalam tiga ayat dalam Perjanjian Baru. Kitab Filipi 2:6-8 menyatakan demikian:
"yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati [thanatos], bahkan sampai mati di kayu salib."
Pada bagian ini kita melihat kenyataan yang mengagumkan dari inkarnasi Tuhan Yesus, yang adalah Allah Yang Kekal itu sendiri -- dimana Ia mengambil wujud manusia, menjadi berdosa karena dosa-dosa umat-Nya, dan mati di atas kayu salib untuk musuh-musuh-Nya (yaitu seteru-Nya), yaitu orang-orang yang percaya, seperti yang dijelaskan dalam kitab Roma 5:10 demikian:
"Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"
Sebelum kita diselamatkan kita adalah seteru atau musuh-musuh Allah. Oleh karena dosa-dosa kita maka kita berada dalam keadaaan perang dengan Allah. Akan tetapi perhatikan ayat ini mengajarkan bahwa Allah mendamaikan (atau menyelamatkan) kita ketika kita "masih merupakan seterunya". Ini adalah sama seperti yang kita baca dalam kitab 1 Yohanes 4:19 demikian:
"Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."
Dapatkah anda melihat mengapa saya selalu menekankan bahwa segala kemegahan, kemuliaan dan kehormatan hanya layak diberikan kepada Tuhan, sedangkan kita tidak layak untuk menerima apa-apa sama sekali. Kita bukan diselamatkan karena kita lebih baik daripada orang-orang lainnya, kita bukan diselamatkan karena kita lebih pintar atau bijaksana daripada orang-orang lainnya, akan tetapi kita diselamatkan supaya kita boleh memegahkan nama Tuhan. Dalam kitab Yehezkiel 36:22 Tuhan menjelaskan demikian:
"Oleh karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang."
Kemudian mengapa kita harus menjadi "serupa dengan Dia dalam kematian-Nya" ? Bagaimanapun juga bukankah kita membaca dalam kitab Yohanes 5:24 demikian:
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."
Walaupun pernyataan ini adalah benar, kita juga harus memeriksa apa yang Tuhan ajarkan tentang kematian dalam pernyataan penting yang kita baca dalam kitab Roma 6:8-11 demikian:
"Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut [yaitu kematian kekal] tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus."
Definisi yang kita temukan disini tentang "dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan" (ayat 3) menunjuk pada "kematian terhadap dosa". Ada banyak orang yang mengajarkan bahwa itu menunjuk kepada baptisan secara selam, tetapi tentu saja mereka salah, ingatlah bahwa kita tidak dapat diselamatkan oleh pekerjaan apapun yang kita lakukan sendiri bagaimanapun baiknya pekerjaan tersebut, seluruh karya keselamatan seratus persen dikerjakan oleh Allah dan sebenarnya hal itu telah diselesaikan sejak sebelum dunia dijadikan. Alasan utama untuk hal ini adalah supaya segala kemegahan, kemuliaan dan kehormatan atas keselamatan hanya dapat diberikan kepada Tuhan -- dan kita tidak memiliki alasan apapun untuk memegahkan diri sendiri.
Dalam kitab Matius 25:34 kita membaca demikian:
"Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."
Dan kitab Wahyu 17:8 menjelaskannya demikian:
"Adapun binatang yang telah kaulihat itu [yaitu Iblis], telah ada, namun tidak ada [yaitu diikat pada peristiwa kayu salib], ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi."
Dan ingatlah kitab Yohanes 6:65-66 mencatat demikian:
"Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia."
Sayang sekali ketika mendengarkan Injil Kristus yang sejati ada banyak murid-murid yang mengundurkan diri. Akan tetapi sama seperti Kristus yang telah mati dan kemudian bangkit, seseorang yang sudah "dilahirkan kembali dari atas" akan mengalami pengalaman yang sama seperti yang dijelaskan dalam kitab Roma 8:10 demikian:
"Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena Kebenaran.
Ini adalah alasannya mengapa seorang anak Tuhan diperintahkan dalam kitab Lukas 9:23 demikian:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya [yaitu instrumen dari kematian] setiap hari dan mengikut Aku."
Dan kitab Kolose 3:5-11 dengan mirip menyatakan demikian:
"Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya [yaitu Penciptanya]; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu."
Dan akhirnya kitab 2 Korintus 4:3-4 menasihatkan kita demikian:
"Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini [yaitu Iblis], sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah."
Kata Yunani untuk ungkapan "serupa" (summorphoo) hanya ada digunakan dalam ayat ini, dengan demikian sulit bagi kita mengerti artinya dengan lebih mendalam kecuali kalau kita dapat menemukan akar katanya. Dan ternyata kata "summorphoo" berasal dari kata "summorphos", yang juga diterjemahkan sebagai kata "serupa" dalam ayat-ayat berikut ini:
Kitab Roma 8:29 berkata demikian:
"Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara."
Dan kitab Filipi 3:21 menyatakan demikian:
"yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya."
Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa orang-orang pilihan dibentuk untuk menjadi "serupa dengan gambaran Anak-Nya" dan kemudian mereka akan dibangkitkan sehingga menjadi "serupa dengan tubuh-Nya yang mulia". Ini adalah informasi yang sangat menakjubkan, pada hari yang terakhir, atau hari penghakiman yang terakhir, orang-orang yang percaya akan menerima "kebangkitan tubuh" yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa yang serupa dengan tubuh Kristus. Dan itu akan merupakan akhir dari alam semesta yang sudah dikutuk karena dosa ini dan juga merupakan akhir dari waktu. Dan perhatikan bahwa ayat yang pertama Roma 8:29 menjelaskan keselamatan yang sudah ditentukan oleh Allah sejak dari permulaan.
Kata Yunani untuk ungkapan "serupa" juga berhubungan dengan akar kata Yunani lainnya dimana kata utamanya adalah "rupa" atau "bentuk" (yaitu morphe) yang digunakan hanya dalam tiga ayat dalam Perjanjian Baru. Kitab Filipi 2:6-8 menyatakan demikian:
"yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati [thanatos], bahkan sampai mati di kayu salib."
Pada bagian ini kita melihat kenyataan yang mengagumkan dari inkarnasi Tuhan Yesus, yang adalah Allah Yang Kekal itu sendiri -- dimana Ia mengambil wujud manusia, menjadi berdosa karena dosa-dosa umat-Nya, dan mati di atas kayu salib untuk musuh-musuh-Nya (yaitu seteru-Nya), yaitu orang-orang yang percaya, seperti yang dijelaskan dalam kitab Roma 5:10 demikian:
"Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!"
Sebelum kita diselamatkan kita adalah seteru atau musuh-musuh Allah. Oleh karena dosa-dosa kita maka kita berada dalam keadaaan perang dengan Allah. Akan tetapi perhatikan ayat ini mengajarkan bahwa Allah mendamaikan (atau menyelamatkan) kita ketika kita "masih merupakan seterunya". Ini adalah sama seperti yang kita baca dalam kitab 1 Yohanes 4:19 demikian:
"Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."
Dapatkah anda melihat mengapa saya selalu menekankan bahwa segala kemegahan, kemuliaan dan kehormatan hanya layak diberikan kepada Tuhan, sedangkan kita tidak layak untuk menerima apa-apa sama sekali. Kita bukan diselamatkan karena kita lebih baik daripada orang-orang lainnya, kita bukan diselamatkan karena kita lebih pintar atau bijaksana daripada orang-orang lainnya, akan tetapi kita diselamatkan supaya kita boleh memegahkan nama Tuhan. Dalam kitab Yehezkiel 36:22 Tuhan menjelaskan demikian:
"Oleh karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang."
Kemudian mengapa kita harus menjadi "serupa dengan Dia dalam kematian-Nya" ? Bagaimanapun juga bukankah kita membaca dalam kitab Yohanes 5:24 demikian:
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."
Walaupun pernyataan ini adalah benar, kita juga harus memeriksa apa yang Tuhan ajarkan tentang kematian dalam pernyataan penting yang kita baca dalam kitab Roma 6:8-11 demikian:
"Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut [yaitu kematian kekal] tidak berkuasa lagi atas Dia. Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus."
Definisi yang kita temukan disini tentang "dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan" (ayat 3) menunjuk pada "kematian terhadap dosa". Ada banyak orang yang mengajarkan bahwa itu menunjuk kepada baptisan secara selam, tetapi tentu saja mereka salah, ingatlah bahwa kita tidak dapat diselamatkan oleh pekerjaan apapun yang kita lakukan sendiri bagaimanapun baiknya pekerjaan tersebut, seluruh karya keselamatan seratus persen dikerjakan oleh Allah dan sebenarnya hal itu telah diselesaikan sejak sebelum dunia dijadikan. Alasan utama untuk hal ini adalah supaya segala kemegahan, kemuliaan dan kehormatan atas keselamatan hanya dapat diberikan kepada Tuhan -- dan kita tidak memiliki alasan apapun untuk memegahkan diri sendiri.
Dalam kitab Matius 25:34 kita membaca demikian:
"Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."
Dan kitab Wahyu 17:8 menjelaskannya demikian:
"Adapun binatang yang telah kaulihat itu [yaitu Iblis], telah ada, namun tidak ada [yaitu diikat pada peristiwa kayu salib], ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi."
Dan ingatlah kitab Yohanes 6:65-66 mencatat demikian:
"Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia."
Sayang sekali ketika mendengarkan Injil Kristus yang sejati ada banyak murid-murid yang mengundurkan diri. Akan tetapi sama seperti Kristus yang telah mati dan kemudian bangkit, seseorang yang sudah "dilahirkan kembali dari atas" akan mengalami pengalaman yang sama seperti yang dijelaskan dalam kitab Roma 8:10 demikian:
"Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena Kebenaran.
Ini adalah alasannya mengapa seorang anak Tuhan diperintahkan dalam kitab Lukas 9:23 demikian:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya [yaitu instrumen dari kematian] setiap hari dan mengikut Aku."
Dan kitab Kolose 3:5-11 dengan mirip menyatakan demikian:
"Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya [yaitu Penciptanya]; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu."
Dan akhirnya kitab 2 Korintus 4:3-4 menasihatkan kita demikian:
"Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini [yaitu Iblis], sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah."
Sep 24, 2009
Gereja Yang Kekal
" Aku [yaitu Babel] bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung. Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat." (Wahyu 18:7b-8)"
Pada zaman Reformasi yang terjadi kira-kira 500 tahun yang lalu, Alkitab mulai dicetak secara massal melalui penemuan "mesin cetak" sehingga dapat disebarkan kepada khalayak ramai, kemudian tidak lama setelah itu orang-orang yang percaya mulai mendapatkan pengertian yang benar bahwa Babel yang tertulis di dalam kitab Wahyu menunjuk kepada organisasi gereja, dan pada waktu itu gereja yang paling besar adalah gereja Roma Katolik yang telah benar-benar mati secara rohani. Akan tetapi sesungguhnya pengertian ini kurang global karena sekarang kita dapat mempelajari dari ratusan ayat di dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa Babel itu menunjuk kepada organisasi gereja-gereja, atau perwakilan luar dari kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru.
Dalam kitab Wahyu 18:20-23 kita membaca demikian:
"Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia [Babel] karena kamu." Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi. Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Dan cahaya lampu [yaitu kaki dian dari Injil] tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki [yaitu Kristus] dan pengantin perempuan [yaitu orang-orang percaya sejati] tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan."
Kita harus mengerti bahwa ada dua macam gereja, yaitu "internal" (atau gereja secara perorangan dan inilah gereja yang tidak dapat dikalahkan oleh alam maut), dan "external" (atau gereja secara organisasi yang terbukti dapat dikalahkan oleh alam maut).
Perhatikanlah dengan sangat berhati-hati gaya bahasa yang dapat menjadi perangkap yang Tuhan gunakan di dalam Alkitab, apakah Petrus atau Tuhan Yesus yang akan mendirikan "gereja yang kekal" ? Dalam kitab Matius 16:18 Yesus berkata demikian:
"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini AKU [yaitu Kristus sang Batu Penjuru] akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."
Tentu saja adalah Tuhan Yesus Kristus yang akan menjadi "batu penjuru" dari gereja yang kekal bukan Petrus. Kitab 1 Korintus 3:11 menyatakan demikian:
"Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."
Kitab Efesus 2:20-22 menjelaskan demikian:
"yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh."
Dan kitab Kisah Para Rasul 4:11 memperingatkan demikian:
"Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan --yaitu kamu sendiri--, namun ia telah menjadi batu penjuru."
Sekarang kita telah kembali lagi kepada masa ketika Yesus dan para rasul masih hidup di bumi. Semua denominasi dan gereja-gereja secara organisasi -- yaitu perwakilan external dari Kerajaan Allah, yang pada waktu itu menunjuk kepada synagoga umat Yahudi, secara keseluruhan telah mati secara rohani sehingga harus dialihkan kepada wadah yang lain.
Sekarang kira-kira 2000 tahun kemudian sejarah kembali mengulang dirinya sendiri. Inti dari Injil Perjanjian Baru yang diajarkan oleh Kristus adalah "Injil Kasih Karunia", yaitu segala kemegahan dan kemuliaan atas keselamatan hanya diberikan kepada Tuhan, dan inilah yang menjadi konflik utama antara pemimpin-pemimpin agama Yahudi dengan Yesus dan para rasul.
Ketika kita mengira bahwa pekerjaan jasmani kita sendiri atau upacara-upacara ibadah yang kita lakukan sendiri, sekecil apapun itu adanya, dapat mengambil peran untuk menggenapkan keselamatan maka kita sedang "memegahkan" diri sendiri karena pekerjaan yang kita lakukan. Akan tetapi pada kenyataannya kitab Efesus 2:8-9 memperingatkan demikian:
"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang MEMEGAHKAN diri."
Kitab Wahyu 14:7 menyatakan demikian:
"Takutlah akan Allah dan MULIAKANLAH Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
Dan Wahyu 16:9 menambahkan demikian:
"Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk MEMULIAKAN Dia."
Bangsa Israel kuno telah menjadi sangat percaya bahwa mereka akan diampuni dan diterima oleh Allah karena hukum-hukum upacara ibadah yang sangat rajin mereka lakukan sendiri (injil-injil pekerjaan). Itulah sebabnya mereka tidak dapat melihat Kristus sebagai Mesias, sang "penggenap" dari Hukum Allah seperti yang dijanjikan oleh Kitab Suci (Roma 10:4, Roma 13:10, Matius 5:17, Yohanes 5:39). Sampai saat ini dalam sejarah bangsa Israel yang ada di Timur Tengah masih menunggu kedatangan Seorang Mesias untuk menebus dosa-dosa mereka karena mereka telah menolak Kristus, sang Firman yang hidup.
Rasul Paulus yang berada di bawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menulis tentang bangsa Israel dalam kitab Roma 10:1-5 demikian:
"Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah. Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya."
Telah terjadi kebangkrutan rohani yang sangat besar dari keturunan yang satu dan diwariskan kepada keturunan yang lain sehingga keadaan sudah menjadi begitu buruknya dan tidak dapat diperbaiki lagi. Pemimpin-pemimpin rohani yang disebut sebagai "tukang-tukang bangunan", karena merekalah yang seharusnya membangun bait rohani Allah, sudah melupakan Tuhan sama sekali. Oh ya mereka sangat sering menyebut nama Tuhan tetapi mereka tidak mau melihat kepada Firman Tuhan yang sejati sebagai otoritas yang utama.
Kitab Matius 21:42-43 dan banyak ayat-ayat lainnya mencatat demikian:
"Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru [Mazmur 118:22]: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."
Dalam kitab Yesaya 5:1-6 kita membaca hal yang mirip demikian:
"Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku [yaitu Kristus], nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apakah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya."
Dan ayat-ayat 12-13, 15-16 melanjutkan demikian:
"Kecapi dan gambus, rebana dan suling, serta anggur terdapat dalam perjamuan-perjamuan mereka, tetapi perbuatan TUHAN tidak dipandangnya dan pekerjaan TUHAN tidak dilihatnya. Sebab itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan, oleh sebab mereka tidak mengerti apa-apa; orang-orang yang mulia akan mati kelaparan, dan khalayak ramai akan menderita kehausan .......... Maka manusia akan ditundukkan, dan orang akan direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan. Tetapi TUHAN semesta alam akan ternyata maha tinggi dalam keadilan-Nya, dan Allah yang maha kudus akan menyatakan kekudusan-Nya dalam kebenaran-Nya."
Dan Yesaya 42:19-23 menambahkan sbb:
"Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN? Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar [Matius 13:13, Markus 4:12, Kis. 28:26]. TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia; namun mereka suatu bangsa yang dijarah dan dirampok, mereka semua terjebak dalam geronggang-geronggang dan disembunyikan dalam rumah-rumah penjara; mereka telah menjadi jarahan dan tidak ada yang melepaskan, menjadi rampasan dan tidak ada yang berkata: "Kembalikanlah!" Siapakah di antara kamu yang mau memasang telinga kepada hal ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkannya untuk masa yang kemudian?"
Oleh karena persaingan yang sangat ketat pada hari sekarang ini ajaran Injil Kasih Karunia telah sangat melemah di dalam gereja-gereja dan digantikan oleh "injil-injil pekerjaan", "injil kehendak bebas", "injil mujizat", "injil science", "ajaran-ajaran yang netral atau universal", "wahyu-wahyu tambahan yang baru", dll.
Ajaran-ajaran ini bukan berasal dari Alkitab, semua ini merupakan "allah-allah yang lain" atau berhala-berhala yang berasal dari hasil pikiran manusia (yaitu bapa-bapa gereja atau disebut sebagai "tentara langit"). Jadi sebenarnya mereka sedang menyembah manusia yang menciptakan ajaran-ajaran tersebut walaupun mereka masih menyebutnya sebagai ajaran Kristen. Jadi ya sejarah akan mengulang kembali dirinya sendiri di akhir zaman tepat seperti yang dinubuatkan Alkitab.
Dalam kitab 2 Raja-raja 16:17 kita membaca tentang umat Israel demikian:
"Mereka telah meninggalkan segala perintah TUHAN, Allah mereka, dan telah membuat dua anak lembu tuangan; juga mereka membuat patung Asyera, sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepada Baal."
Pada zaman Reformasi yang terjadi kira-kira 500 tahun yang lalu, Alkitab mulai dicetak secara massal melalui penemuan "mesin cetak" sehingga dapat disebarkan kepada khalayak ramai, kemudian tidak lama setelah itu orang-orang yang percaya mulai mendapatkan pengertian yang benar bahwa Babel yang tertulis di dalam kitab Wahyu menunjuk kepada organisasi gereja, dan pada waktu itu gereja yang paling besar adalah gereja Roma Katolik yang telah benar-benar mati secara rohani. Akan tetapi sesungguhnya pengertian ini kurang global karena sekarang kita dapat mempelajari dari ratusan ayat di dalam Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, bahwa Babel itu menunjuk kepada organisasi gereja-gereja, atau perwakilan luar dari kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru.
Dalam kitab Wahyu 18:20-23 kita membaca demikian:
"Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia [Babel] karena kamu." Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi. Dan suara pemain-pemain kecapi dan penyanyi-penyanyi, dan peniup-peniup seruling dan sangkakala, tidak akan kedengaran lagi di dalammu, dan seorang yang ahli dalam sesuatu kesenian tidak akan ditemukan lagi di dalammu, dan suara kilangan tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Dan cahaya lampu [yaitu kaki dian dari Injil] tidak akan bersinar lagi di dalammu, dan suara mempelai laki-laki [yaitu Kristus] dan pengantin perempuan [yaitu orang-orang percaya sejati] tidak akan kedengaran lagi di dalammu. Karena pedagang-pedagangmu adalah pembesar-pembesar di bumi, oleh ilmu sihirmu semua bangsa disesatkan."
Kita harus mengerti bahwa ada dua macam gereja, yaitu "internal" (atau gereja secara perorangan dan inilah gereja yang tidak dapat dikalahkan oleh alam maut), dan "external" (atau gereja secara organisasi yang terbukti dapat dikalahkan oleh alam maut).
Perhatikanlah dengan sangat berhati-hati gaya bahasa yang dapat menjadi perangkap yang Tuhan gunakan di dalam Alkitab, apakah Petrus atau Tuhan Yesus yang akan mendirikan "gereja yang kekal" ? Dalam kitab Matius 16:18 Yesus berkata demikian:
"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini AKU [yaitu Kristus sang Batu Penjuru] akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya."
Tentu saja adalah Tuhan Yesus Kristus yang akan menjadi "batu penjuru" dari gereja yang kekal bukan Petrus. Kitab 1 Korintus 3:11 menyatakan demikian:
"Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus."
Kitab Efesus 2:20-22 menjelaskan demikian:
"yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh."
Dan kitab Kisah Para Rasul 4:11 memperingatkan demikian:
"Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan --yaitu kamu sendiri--, namun ia telah menjadi batu penjuru."
Sekarang kita telah kembali lagi kepada masa ketika Yesus dan para rasul masih hidup di bumi. Semua denominasi dan gereja-gereja secara organisasi -- yaitu perwakilan external dari Kerajaan Allah, yang pada waktu itu menunjuk kepada synagoga umat Yahudi, secara keseluruhan telah mati secara rohani sehingga harus dialihkan kepada wadah yang lain.
Sekarang kira-kira 2000 tahun kemudian sejarah kembali mengulang dirinya sendiri. Inti dari Injil Perjanjian Baru yang diajarkan oleh Kristus adalah "Injil Kasih Karunia", yaitu segala kemegahan dan kemuliaan atas keselamatan hanya diberikan kepada Tuhan, dan inilah yang menjadi konflik utama antara pemimpin-pemimpin agama Yahudi dengan Yesus dan para rasul.
Ketika kita mengira bahwa pekerjaan jasmani kita sendiri atau upacara-upacara ibadah yang kita lakukan sendiri, sekecil apapun itu adanya, dapat mengambil peran untuk menggenapkan keselamatan maka kita sedang "memegahkan" diri sendiri karena pekerjaan yang kita lakukan. Akan tetapi pada kenyataannya kitab Efesus 2:8-9 memperingatkan demikian:
"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang MEMEGAHKAN diri."
Kitab Wahyu 14:7 menyatakan demikian:
"Takutlah akan Allah dan MULIAKANLAH Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
Dan Wahyu 16:9 menambahkan demikian:
"Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk MEMULIAKAN Dia."
Bangsa Israel kuno telah menjadi sangat percaya bahwa mereka akan diampuni dan diterima oleh Allah karena hukum-hukum upacara ibadah yang sangat rajin mereka lakukan sendiri (injil-injil pekerjaan). Itulah sebabnya mereka tidak dapat melihat Kristus sebagai Mesias, sang "penggenap" dari Hukum Allah seperti yang dijanjikan oleh Kitab Suci (Roma 10:4, Roma 13:10, Matius 5:17, Yohanes 5:39). Sampai saat ini dalam sejarah bangsa Israel yang ada di Timur Tengah masih menunggu kedatangan Seorang Mesias untuk menebus dosa-dosa mereka karena mereka telah menolak Kristus, sang Firman yang hidup.
Rasul Paulus yang berada di bawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menulis tentang bangsa Israel dalam kitab Roma 10:1-5 demikian:
"Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan. Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah. Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya."
Telah terjadi kebangkrutan rohani yang sangat besar dari keturunan yang satu dan diwariskan kepada keturunan yang lain sehingga keadaan sudah menjadi begitu buruknya dan tidak dapat diperbaiki lagi. Pemimpin-pemimpin rohani yang disebut sebagai "tukang-tukang bangunan", karena merekalah yang seharusnya membangun bait rohani Allah, sudah melupakan Tuhan sama sekali. Oh ya mereka sangat sering menyebut nama Tuhan tetapi mereka tidak mau melihat kepada Firman Tuhan yang sejati sebagai otoritas yang utama.
Kitab Matius 21:42-43 dan banyak ayat-ayat lainnya mencatat demikian:
"Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru [Mazmur 118:22]: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu."
Dalam kitab Yesaya 5:1-6 kita membaca hal yang mirip demikian:
"Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku [yaitu Kristus], nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggur-Ku itu. Apakah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya."
Dan ayat-ayat 12-13, 15-16 melanjutkan demikian:
"Kecapi dan gambus, rebana dan suling, serta anggur terdapat dalam perjamuan-perjamuan mereka, tetapi perbuatan TUHAN tidak dipandangnya dan pekerjaan TUHAN tidak dilihatnya. Sebab itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan, oleh sebab mereka tidak mengerti apa-apa; orang-orang yang mulia akan mati kelaparan, dan khalayak ramai akan menderita kehausan .......... Maka manusia akan ditundukkan, dan orang akan direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan. Tetapi TUHAN semesta alam akan ternyata maha tinggi dalam keadilan-Nya, dan Allah yang maha kudus akan menyatakan kekudusan-Nya dalam kebenaran-Nya."
Dan Yesaya 42:19-23 menambahkan sbb:
"Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN? Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar [Matius 13:13, Markus 4:12, Kis. 28:26]. TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia; namun mereka suatu bangsa yang dijarah dan dirampok, mereka semua terjebak dalam geronggang-geronggang dan disembunyikan dalam rumah-rumah penjara; mereka telah menjadi jarahan dan tidak ada yang melepaskan, menjadi rampasan dan tidak ada yang berkata: "Kembalikanlah!" Siapakah di antara kamu yang mau memasang telinga kepada hal ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkannya untuk masa yang kemudian?"
Oleh karena persaingan yang sangat ketat pada hari sekarang ini ajaran Injil Kasih Karunia telah sangat melemah di dalam gereja-gereja dan digantikan oleh "injil-injil pekerjaan", "injil kehendak bebas", "injil mujizat", "injil science", "ajaran-ajaran yang netral atau universal", "wahyu-wahyu tambahan yang baru", dll.
Ajaran-ajaran ini bukan berasal dari Alkitab, semua ini merupakan "allah-allah yang lain" atau berhala-berhala yang berasal dari hasil pikiran manusia (yaitu bapa-bapa gereja atau disebut sebagai "tentara langit"). Jadi sebenarnya mereka sedang menyembah manusia yang menciptakan ajaran-ajaran tersebut walaupun mereka masih menyebutnya sebagai ajaran Kristen. Jadi ya sejarah akan mengulang kembali dirinya sendiri di akhir zaman tepat seperti yang dinubuatkan Alkitab.
Dalam kitab 2 Raja-raja 16:17 kita membaca tentang umat Israel demikian:
"Mereka telah meninggalkan segala perintah TUHAN, Allah mereka, dan telah membuat dua anak lembu tuangan; juga mereka membuat patung Asyera, sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepada Baal."
Penderitaan
"Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya." (1 Petrus 2:20-21)
Keselamatan bukanlah hal yang mudah sama sekali, sesungguhnya umat Kristen dipanggil untuk menderita bersama Kristus. Orang-orang percaya yang sejati akan "selalu" berada di dalam penderitaan dan penganiayaan karena mereka adalah seperti bau yang mematikan bagi orang-orang yang tidak percaya dan seperti bau yang harum bagi orang-orang yang diselamatkan. Dan Allah menggunakan penderitaan-penderitaan sebagai suatu alat bagi anak-anak-Nya untuk "bertumbuh di dalam kasih karunia".
Dalam kitab Efesus 4:11-15 kita membaca demikian:
"Dan Ialah [yaitu Kristus] yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua [yaitu orang-orang pilihan] telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada Kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."
Secara alami ini bukanlah suatu proses yang mudah, akan tetapi penderitaan ini bukanlah apa-apa dibandingkan harga yang Kristus telah bayar untuk menebus upah dosa-dosa kita. Kristus telah memberikan contoh yang utama untuk diikuti oleh orang-orang yang percaya, dimana kita tidak dapat menjadi lebih rendah ataupun lebih tinggi daripada-Nya, Ia adalah yang utama. Walaupun Krsitus tidak pernah berhenti menjadi Allah Yang Maha Kuasa tetapi Ia telah mengosongkan diri-Nya dari segala kemuliaan yang dimiliki-Nya sejak dunia dijadikan untuk menjadi Seorang hamba yang hina demi kebaikan umat-Nya.
Kitab Roma 8:18-20 menjelaskan demikian:
"Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya"
Orang-orang yang percaya harus menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah "sia-sia" (lihat kitab Pengkhotbah yang ditulis oleh Salomo -- raja yang terkaya di dunia). Pada akhirnya seluruh alam semesta ini akan dihancurkan dengan api dan diganti dengan "langit yang baru dan bumi yang baru".
Kitab 2 Petrus 3:10-13 menyatakan demikian:
" Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah [yaitu hari kiamat]. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat Kebenaran."
Akan tetapi ada banyak gereja-gereja yang tersesat dan dengan salah mengajarkan tentang "injil kemakmuran", yaitu bila anda bergabung bersama kami maka Kristus akan menjamin keadaan ekonomi, kesehatan jasmani dan kebebasan politik anda. Kemudian disuatu saat ketika penderitaan dan penindasan datang mereka bertanya-tanya apakah saya kurang setia terhadap Tuhan? Apakah saya kurang rajin untuk pergi ke gereja? Apakah saya harus memberikan sumbangan yang lebih besar kepada gereja?
Saya mengetahui ada orang-orang yang memberikan sumbangan secara gila-gilaan kepada gereja dengan harapan bahwa mereka akan menerima kembali uang tersebut secara berlipat-ganda. Anda lihat disini fokusnya sudah salah, mereka sedang berfokus kepada hal-hal yang ada di dunia yang sudah dikutuk karena dosa (jasmani), mereka bukan sedang berfokus kepada Kerajaan Tuhan (rohani). Iman mereka sangat rapuh sekali dan sangat tergantung pada keadaan ekonomi karena mereka masih menginginkan begitu banyak hal dari dunia ini.
Dalam kitab Matius 13:20-23 Kristus mengajarkan perumpamaan tentang seorang penabur demikian:
"Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Nah perumpamaan ini sama sekali bukan sedang berbicara tentang uang, ini sedang berbicara tentang Injil yang disebarkan di dunia, dan ada yang tidak berbuah sama sekali dan ada juga yang berbuah banyak, seratus kali lipat, enam puluh kali lipat, dan tiga puluh kali lipat.
Alkitab sama sekali tidak mengajarkan bahwa orang-orang yang percaya akan selalu menjadi "sukses" di dunia ini. Justru sebaliknya kita mengetahui dari banyak contoh di dalam Alkitab bahwa nabi-nabi dan rasul-rasul banyak mengalami penderitaan oleh karena Injil. Tuhan Yesus menjelaskan dalam kitab Matius 23:34 demikian:
"Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota"
Dan orang-orang kaya yang disebutkan dalam Perjanjian Lama seperti Abraham, Salomo, Ayub, dll. adalah gambaran dari orang-orang yang kaya secara rohani. Mereka adalah "gembala-gembala" dimana harta dan ternak mereka yang banyak merupakan gambaran dari orang-orang percaya yang Tuhan anugrahkan kepada mereka.
Disisi yang lain, kita mengetahui bahwa Yohanes Pembaptis mati dipancung karena ia melawan Herodes penguasa yang ada pada waktu itu. Dan dalam kitab Lukas 16 Tuhan mengajarkan perumpamaan tentang Lazarus dan orang kaya dimana Lazarus yang sangat miskin sebenarnya telah memiliki segala-galanya karena ia adalah seorang yang percaya, sedangkan orang kaya itu walaupun ia memiliki segala yang baik di bumi ini berakhir di dalam hukuman yang kekal.
Kita harus mengerti bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang pernah terjadi di dunia ini berada diluar kehendak Tuhan. Kita hanya harus mempelajari bagaimana Tuhan bekerja. Ingatlah tidak ada satu orangpun di dunia ini yang dapat memerintahkan angin dan danau untuk menjadi tenang seperti halnya Yesus, tidak ada satu orangpun di dunia ini yang dapat mengumpulkan ikan-ikan disuatu tempat di danau sehingga dapat ditangkap oleh murid-murid. Hanya Tuhan yang dapat berbuat demikian. Dan semua hal-hal ini benar-benar terjadi secara fisik tetapi merupakan perumpamaan dari suatu segi akan Injil Kristus.
Seluruh dunia ini diciptakan hanya untuk Kristus. Kitab Kolose 1:15-16 menekankan kepada kita demikian:
"Ia [yaitu Kristus] adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan UNTUK Dia."
Dengan kata lain segala sesuatu yang terjadi di dunia ini terjadi hanya untuk kemuliaan Allah. Kadang kita tidak mengerti bagaimana hal itu demikian, kadang keadaannya dapat menjadi begitu buruk sekali, tetapi kita mengetahui bahwa Tuhan berkerja di dalam segala sesuatu. Kitab Roma 8:28 bersaksi demikian:
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
Jadi ya kadang Tuhan membiarkan keadaan-keadaan yang sangat buruk untuk terjadi supaya yang baik keluar daripadanya. Kitab Ibrani 2:10 menyatakan demikian:
"Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah --yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan--, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan."
Dan rasul Paulus yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menjelaskan dalam kitab 2 Korintus 12:9 demikian:
"Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."
Dan dalam kitab Yosua 1:8-9 Tuhan berkata demikian:
"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Keselamatan bukanlah hal yang mudah sama sekali, sesungguhnya umat Kristen dipanggil untuk menderita bersama Kristus. Orang-orang percaya yang sejati akan "selalu" berada di dalam penderitaan dan penganiayaan karena mereka adalah seperti bau yang mematikan bagi orang-orang yang tidak percaya dan seperti bau yang harum bagi orang-orang yang diselamatkan. Dan Allah menggunakan penderitaan-penderitaan sebagai suatu alat bagi anak-anak-Nya untuk "bertumbuh di dalam kasih karunia".
Dalam kitab Efesus 4:11-15 kita membaca demikian:
"Dan Ialah [yaitu Kristus] yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua [yaitu orang-orang pilihan] telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada Kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala."
Secara alami ini bukanlah suatu proses yang mudah, akan tetapi penderitaan ini bukanlah apa-apa dibandingkan harga yang Kristus telah bayar untuk menebus upah dosa-dosa kita. Kristus telah memberikan contoh yang utama untuk diikuti oleh orang-orang yang percaya, dimana kita tidak dapat menjadi lebih rendah ataupun lebih tinggi daripada-Nya, Ia adalah yang utama. Walaupun Krsitus tidak pernah berhenti menjadi Allah Yang Maha Kuasa tetapi Ia telah mengosongkan diri-Nya dari segala kemuliaan yang dimiliki-Nya sejak dunia dijadikan untuk menjadi Seorang hamba yang hina demi kebaikan umat-Nya.
Kitab Roma 8:18-20 menjelaskan demikian:
"Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya"
Orang-orang yang percaya harus menyadari bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah "sia-sia" (lihat kitab Pengkhotbah yang ditulis oleh Salomo -- raja yang terkaya di dunia). Pada akhirnya seluruh alam semesta ini akan dihancurkan dengan api dan diganti dengan "langit yang baru dan bumi yang baru".
Kitab 2 Petrus 3:10-13 menyatakan demikian:
" Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah [yaitu hari kiamat]. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat Kebenaran."
Akan tetapi ada banyak gereja-gereja yang tersesat dan dengan salah mengajarkan tentang "injil kemakmuran", yaitu bila anda bergabung bersama kami maka Kristus akan menjamin keadaan ekonomi, kesehatan jasmani dan kebebasan politik anda. Kemudian disuatu saat ketika penderitaan dan penindasan datang mereka bertanya-tanya apakah saya kurang setia terhadap Tuhan? Apakah saya kurang rajin untuk pergi ke gereja? Apakah saya harus memberikan sumbangan yang lebih besar kepada gereja?
Saya mengetahui ada orang-orang yang memberikan sumbangan secara gila-gilaan kepada gereja dengan harapan bahwa mereka akan menerima kembali uang tersebut secara berlipat-ganda. Anda lihat disini fokusnya sudah salah, mereka sedang berfokus kepada hal-hal yang ada di dunia yang sudah dikutuk karena dosa (jasmani), mereka bukan sedang berfokus kepada Kerajaan Tuhan (rohani). Iman mereka sangat rapuh sekali dan sangat tergantung pada keadaan ekonomi karena mereka masih menginginkan begitu banyak hal dari dunia ini.
Dalam kitab Matius 13:20-23 Kristus mengajarkan perumpamaan tentang seorang penabur demikian:
"Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Nah perumpamaan ini sama sekali bukan sedang berbicara tentang uang, ini sedang berbicara tentang Injil yang disebarkan di dunia, dan ada yang tidak berbuah sama sekali dan ada juga yang berbuah banyak, seratus kali lipat, enam puluh kali lipat, dan tiga puluh kali lipat.
Alkitab sama sekali tidak mengajarkan bahwa orang-orang yang percaya akan selalu menjadi "sukses" di dunia ini. Justru sebaliknya kita mengetahui dari banyak contoh di dalam Alkitab bahwa nabi-nabi dan rasul-rasul banyak mengalami penderitaan oleh karena Injil. Tuhan Yesus menjelaskan dalam kitab Matius 23:34 demikian:
"Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota"
Dan orang-orang kaya yang disebutkan dalam Perjanjian Lama seperti Abraham, Salomo, Ayub, dll. adalah gambaran dari orang-orang yang kaya secara rohani. Mereka adalah "gembala-gembala" dimana harta dan ternak mereka yang banyak merupakan gambaran dari orang-orang percaya yang Tuhan anugrahkan kepada mereka.
Disisi yang lain, kita mengetahui bahwa Yohanes Pembaptis mati dipancung karena ia melawan Herodes penguasa yang ada pada waktu itu. Dan dalam kitab Lukas 16 Tuhan mengajarkan perumpamaan tentang Lazarus dan orang kaya dimana Lazarus yang sangat miskin sebenarnya telah memiliki segala-galanya karena ia adalah seorang yang percaya, sedangkan orang kaya itu walaupun ia memiliki segala yang baik di bumi ini berakhir di dalam hukuman yang kekal.
Kita harus mengerti bahwa Tuhan berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang pernah terjadi di dunia ini berada diluar kehendak Tuhan. Kita hanya harus mempelajari bagaimana Tuhan bekerja. Ingatlah tidak ada satu orangpun di dunia ini yang dapat memerintahkan angin dan danau untuk menjadi tenang seperti halnya Yesus, tidak ada satu orangpun di dunia ini yang dapat mengumpulkan ikan-ikan disuatu tempat di danau sehingga dapat ditangkap oleh murid-murid. Hanya Tuhan yang dapat berbuat demikian. Dan semua hal-hal ini benar-benar terjadi secara fisik tetapi merupakan perumpamaan dari suatu segi akan Injil Kristus.
Seluruh dunia ini diciptakan hanya untuk Kristus. Kitab Kolose 1:15-16 menekankan kepada kita demikian:
"Ia [yaitu Kristus] adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan UNTUK Dia."
Dengan kata lain segala sesuatu yang terjadi di dunia ini terjadi hanya untuk kemuliaan Allah. Kadang kita tidak mengerti bagaimana hal itu demikian, kadang keadaannya dapat menjadi begitu buruk sekali, tetapi kita mengetahui bahwa Tuhan berkerja di dalam segala sesuatu. Kitab Roma 8:28 bersaksi demikian:
"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
Jadi ya kadang Tuhan membiarkan keadaan-keadaan yang sangat buruk untuk terjadi supaya yang baik keluar daripadanya. Kitab Ibrani 2:10 menyatakan demikian:
"Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah --yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan--, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan."
Dan rasul Paulus yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menjelaskan dalam kitab 2 Korintus 12:9 demikian:
"Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."
Dan dalam kitab Yosua 1:8-9 Tuhan berkata demikian:
"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
Sep 17, 2009
Umat Pilihan
"Sebab di dalam Dia [Kristus] Allah [Bapa] telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya [anugrah-Nya] yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya." (Efesus 1:4-6)
Pre-destinasi (penentuan dari sejak semula) adalah suatu istilah yang sangat alkitabiah. Istilah bukan berasal dari Alkitab akan tetapi istilah digunakan oleh ahli-ahli teologi untuk menjelaskan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah. Seperti contohnya dalam kitab Matius Tuhan menjelaskan demikian:
"Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."
Dan Wahyu 17:8 menyatakan demikian:
"Adapun binatang [yaitu Iblis] yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada [yaitu dilukai pada peristiwa kayu salib], ia akan muncul dari jurang maut [yaitu muncul lagi untuk sedikit waktu pada akhir zaman], dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi."
Ini adalah perkataan Allah bagi kita. Allah sedang mengajarkan bahwa sebelum Dia menciptakan dunia ini, Dia sudah menentukan suatu kelompok orang tertentu untuk Ia diselamatkan. Ingatlah bahwa Allah mengetahui awal dan akhir, dan Dia mengenal hati setiap manusia yang pernah ada dan yang akan ada.
Allah telah mengetahui bahwa manusia akan memberontak melawan Dia, namun Allah telah memutuskan bahwa dari antara sekian banyak manusia yang sengsara akibat dosa, Dia akan menyelamatkan orang yang ini dan orang yang itu menurut kasih karunia-Nya. Oleh karena itu, Dia telah "mem-predestinasikan" mereka dan menentukan tujuan mereka yaitu surga.
Alasan utama dari hal ini adalah supaya seluruh kemegahan, kemuliaan dan kehormatan atas keselamatan hanya diberikan kepada Tuhan, sedangkan kita tidak bisa menuntut pujian apapun atas hal itu. Apa yang dapat kita lakukan adalah menggeleng-gelengkan kepala dalam kekaguman dan keheranan, "Mengapa juga Ia menyelamatkan saya?"
Di dalam Alkitab Tuhan menjelaskan sifat-sifat dasar manusia bahwa mereka adalah "mati secara rohani", seperti yang kita baca dalam kitab Roma 3:10-17 demikian:
"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [band. Yoh 6:44]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka..."
Dan kitab Roma 3:4 mencatat demikian:
"Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong... "
Dan kitab Lukas 18:19 menekankan demikian:
"Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja..."
Jadi sesungguhnya Allah telah merancang seluruh rencana-Nya sejak sebelum Ia menciptakan dunia sehingga pada satu titik tertentu dalam kehidupan orang-orang yang dikasihi-Nya, Allah mengharuskan diri-Nya untuk menyelamatkan mereka. Itulah sebabnya Kitab Suci berkata bahwa -- "kasih" dan "kesetiaan" Tuhan kepada umat-Nya adalah kekal untuk selama-lamanya. Dalam kitab Mazmur 106:1 kita membaca demikian:
"Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."
Pada dasarnya tidak ada seorangpun yang akan percaya kepada Allah Yang Benar (yaitu Allah yang menciptakan langit dan bumi) kecuali jika Alah memberikan "anugrah" iman kepadanya. Kitab Yohanes 6:44 dan banyak ayat-ayat lainnya menjelaskan demikian:
"Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku [yaitu Yesus], jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman."
Allah memerintahkan seluruh umat manusia untuk percaya, bertobat dari dosa-dosanya, dan agar dosa-dosa kita dibersihkan. Tetapi tidak ada seorangpun yang dari dirinya sendiri mau mentaati perintah Allah. Tidak seorangpun yang mau mentaati perintah Allah. Tidak ada seorangpun sanggup mentaati, artinya tidak ada seorangpun yang mampu mentaati seluruh perintah Allah karena setiap orang pada hakikatnya telah mati secara rohani karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka (Efesus 2:1-5). Sebelum diselamatkan, kita adalah mayat secara rohani, dan mayat tidak dapat memberikan respon terhadap suatu perintah.
Sekarang dimana-mana, satu disini dan satu disana, ada orang-orang yang memberikan mampu mendengarkan Firman Allah, dan penyebab mengapa mereka dapat menanggapi adalah bahwa karena Roh Allah (Roh Kristus atau Roh Kudus) telah masuk dalam kehidupan mereka dan memberikan mereka kerinduan dan kesanggupan untuk terus-menerus hidup sebagai anak-anak Allah. Dan Allah memberikan kehidupan kekal bagi orang-orang ini karena mereka telah ditentukan dari semula untuk Ia selamatkan.
Dalam kitab Ibrani 4:2-3 Tuhan berkata demikian:
"Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan [yaitu Injil] sama seperti kepada mereka, tetapi Firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian [yaitu Kristus] seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan."
Pre-destinasi (penentuan dari sejak semula) adalah suatu istilah yang sangat alkitabiah. Istilah bukan berasal dari Alkitab akan tetapi istilah digunakan oleh ahli-ahli teologi untuk menjelaskan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah. Seperti contohnya dalam kitab Matius Tuhan menjelaskan demikian:
"Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan."
Dan Wahyu 17:8 menyatakan demikian:
"Adapun binatang [yaitu Iblis] yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada [yaitu dilukai pada peristiwa kayu salib], ia akan muncul dari jurang maut [yaitu muncul lagi untuk sedikit waktu pada akhir zaman], dan ia menuju kepada kebinasaan. Dan mereka yang diam di bumi, yaitu mereka yang tidak tertulis di dalam kitab kehidupan sejak dunia dijadikan, akan heran, apabila mereka melihat, bahwa binatang itu telah ada, namun tidak ada, dan akan muncul lagi."
Ini adalah perkataan Allah bagi kita. Allah sedang mengajarkan bahwa sebelum Dia menciptakan dunia ini, Dia sudah menentukan suatu kelompok orang tertentu untuk Ia diselamatkan. Ingatlah bahwa Allah mengetahui awal dan akhir, dan Dia mengenal hati setiap manusia yang pernah ada dan yang akan ada.
Allah telah mengetahui bahwa manusia akan memberontak melawan Dia, namun Allah telah memutuskan bahwa dari antara sekian banyak manusia yang sengsara akibat dosa, Dia akan menyelamatkan orang yang ini dan orang yang itu menurut kasih karunia-Nya. Oleh karena itu, Dia telah "mem-predestinasikan" mereka dan menentukan tujuan mereka yaitu surga.
Alasan utama dari hal ini adalah supaya seluruh kemegahan, kemuliaan dan kehormatan atas keselamatan hanya diberikan kepada Tuhan, sedangkan kita tidak bisa menuntut pujian apapun atas hal itu. Apa yang dapat kita lakukan adalah menggeleng-gelengkan kepala dalam kekaguman dan keheranan, "Mengapa juga Ia menyelamatkan saya?"
Di dalam Alkitab Tuhan menjelaskan sifat-sifat dasar manusia bahwa mereka adalah "mati secara rohani", seperti yang kita baca dalam kitab Roma 3:10-17 demikian:
"seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah [band. Yoh 6:44]. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka..."
Dan kitab Roma 3:4 mencatat demikian:
"Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong... "
Dan kitab Lukas 18:19 menekankan demikian:
"Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja..."
Jadi sesungguhnya Allah telah merancang seluruh rencana-Nya sejak sebelum Ia menciptakan dunia sehingga pada satu titik tertentu dalam kehidupan orang-orang yang dikasihi-Nya, Allah mengharuskan diri-Nya untuk menyelamatkan mereka. Itulah sebabnya Kitab Suci berkata bahwa -- "kasih" dan "kesetiaan" Tuhan kepada umat-Nya adalah kekal untuk selama-lamanya. Dalam kitab Mazmur 106:1 kita membaca demikian:
"Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."
Pada dasarnya tidak ada seorangpun yang akan percaya kepada Allah Yang Benar (yaitu Allah yang menciptakan langit dan bumi) kecuali jika Alah memberikan "anugrah" iman kepadanya. Kitab Yohanes 6:44 dan banyak ayat-ayat lainnya menjelaskan demikian:
"Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku [yaitu Yesus], jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman."
Allah memerintahkan seluruh umat manusia untuk percaya, bertobat dari dosa-dosanya, dan agar dosa-dosa kita dibersihkan. Tetapi tidak ada seorangpun yang dari dirinya sendiri mau mentaati perintah Allah. Tidak seorangpun yang mau mentaati perintah Allah. Tidak ada seorangpun sanggup mentaati, artinya tidak ada seorangpun yang mampu mentaati seluruh perintah Allah karena setiap orang pada hakikatnya telah mati secara rohani karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka (Efesus 2:1-5). Sebelum diselamatkan, kita adalah mayat secara rohani, dan mayat tidak dapat memberikan respon terhadap suatu perintah.
Sekarang dimana-mana, satu disini dan satu disana, ada orang-orang yang memberikan mampu mendengarkan Firman Allah, dan penyebab mengapa mereka dapat menanggapi adalah bahwa karena Roh Allah (Roh Kristus atau Roh Kudus) telah masuk dalam kehidupan mereka dan memberikan mereka kerinduan dan kesanggupan untuk terus-menerus hidup sebagai anak-anak Allah. Dan Allah memberikan kehidupan kekal bagi orang-orang ini karena mereka telah ditentukan dari semula untuk Ia selamatkan.
Dalam kitab Ibrani 4:2-3 Tuhan berkata demikian:
"Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan [yaitu Injil] sama seperti kepada mereka, tetapi Firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian [yaitu Kristus] seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku," sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan."
Sep 16, 2009
Belasan Kasih Allah
"Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah." (Roma 4:15-16)
Allah tidak memiliki keharusan untuk menyelamatkan semua orang. Orang-orang yang tidak diselamatkan akan dibuang ke dalam hukuman kekal karena dosa-dosa mereka sendiri, bukan karena Allah. Pada saat permulaan Allah telah menciptakan manusia baik adanya, Dia menciptakan kita menurut "gambar dan rupa-Nya" (citra-Nya), yang membuat kita berkuasa atas segala ciptaan yang lain dan mampu untuk mengerti konsep-konsep yang rumit seperti kasih, belas kasihan, murka Allah, dll. Itulah sebabnya Allah juga menginginkan agar kita bertanggung jawab kepada-Nya. Dan Dia berkata bahwa jika kita berbuat dosa maka kita harus mati (Roma 6:23).
Jika Allah memutuskan untuk tidak menyelamatkan satu orangpun maka tidak ada seorangpun yang dapat memprotes hal itu. Kenyataaan bahwa Allah telah memutuskan untuk menyelamatkan orang-orang tertentu sangatlah menakjubkan, khususunya apabila kita mempertimbangkan betapa besarnya pengorbanan yang Allah harus lakukan untuk menebus dosa-dosa umat-Nya.
Kristus, yang adalah Allah Yang Kekal, Ia sendiri harus menanggung upah dosa dari semua orang yang Ia datang untuk Ia selamatkan. Dan Yesus yang sama sekali tidak bersalah telah dinyatakan bersalah karena dosa-dosa umat-Nya. Betapa mahalnya harga yang Allah harus bayar untuk menyelamatkan umat-Nya.
Kita harus mengerti bahwa pada dasarnya tidak ada seorangpun di antara kita yang layak untuk menerima keselamatan, tetapi Allah berkenan untuk menyelamatkan beberapa di antara kita. Dia adalah Allah yang berdaulat, dan Dia menyatakan di Roma 9:15-16:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
Ini adalah sepenuhnya hak Allah untuk melakukannya. Sama sekali tidak terdapat ketidak-adilan jika Allah tidak mau menaruh belas kasihan kepada seseorang. Ketika manusia memberontak melawan Allah, mereka berada di bawah murka Allah. Mereka berada di dalam kebencian Allah. Allah berfirman di Mazmur 11:5 demikian:
"TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan."
Mazmur 5:5 menyatakan demikian:
"Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau [Tuhan] membenci semua orang yang melakukan kejahatan."
Dan dalam Perjanjian Baru Ibrani 1:9 menekankan demikian:
"Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan ...."
Kita semua layak dibenci oleh Allah, tetapi Allah berfirman di Yohanes 3:16:
"Karena begitu besar [dengan cara ini - KJV] kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya TIDAK BINASA, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Dan ayat-ayat selanjutnya, ayat 18-19 menekankan demikian:
"Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia TELAH berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat."
Kasih Allah yang ajaib nampak pada fakta bahwa Ia berkenan untuk menyelamatkan beberapa orang tertentu, akan tetapi kebencian Allah tetap ada di atas orang-orang yang belum diselamatkan. Alkitab berkata di Ibrani 12:29:
"Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan [Allah yang cemburu - Ulangan 4:24]."
Allah tidak memiliki keharusan untuk menyelamatkan semua orang. Orang-orang yang tidak diselamatkan akan dibuang ke dalam hukuman kekal karena dosa-dosa mereka sendiri, bukan karena Allah. Pada saat permulaan Allah telah menciptakan manusia baik adanya, Dia menciptakan kita menurut "gambar dan rupa-Nya" (citra-Nya), yang membuat kita berkuasa atas segala ciptaan yang lain dan mampu untuk mengerti konsep-konsep yang rumit seperti kasih, belas kasihan, murka Allah, dll. Itulah sebabnya Allah juga menginginkan agar kita bertanggung jawab kepada-Nya. Dan Dia berkata bahwa jika kita berbuat dosa maka kita harus mati (Roma 6:23).
Jika Allah memutuskan untuk tidak menyelamatkan satu orangpun maka tidak ada seorangpun yang dapat memprotes hal itu. Kenyataaan bahwa Allah telah memutuskan untuk menyelamatkan orang-orang tertentu sangatlah menakjubkan, khususunya apabila kita mempertimbangkan betapa besarnya pengorbanan yang Allah harus lakukan untuk menebus dosa-dosa umat-Nya.
Kristus, yang adalah Allah Yang Kekal, Ia sendiri harus menanggung upah dosa dari semua orang yang Ia datang untuk Ia selamatkan. Dan Yesus yang sama sekali tidak bersalah telah dinyatakan bersalah karena dosa-dosa umat-Nya. Betapa mahalnya harga yang Allah harus bayar untuk menyelamatkan umat-Nya.
Kita harus mengerti bahwa pada dasarnya tidak ada seorangpun di antara kita yang layak untuk menerima keselamatan, tetapi Allah berkenan untuk menyelamatkan beberapa di antara kita. Dia adalah Allah yang berdaulat, dan Dia menyatakan di Roma 9:15-16:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
Ini adalah sepenuhnya hak Allah untuk melakukannya. Sama sekali tidak terdapat ketidak-adilan jika Allah tidak mau menaruh belas kasihan kepada seseorang. Ketika manusia memberontak melawan Allah, mereka berada di bawah murka Allah. Mereka berada di dalam kebencian Allah. Allah berfirman di Mazmur 11:5 demikian:
"TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan."
Mazmur 5:5 menyatakan demikian:
"Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau [Tuhan] membenci semua orang yang melakukan kejahatan."
Dan dalam Perjanjian Baru Ibrani 1:9 menekankan demikian:
"Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan ...."
Kita semua layak dibenci oleh Allah, tetapi Allah berfirman di Yohanes 3:16:
"Karena begitu besar [dengan cara ini - KJV] kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya TIDAK BINASA, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Dan ayat-ayat selanjutnya, ayat 18-19 menekankan demikian:
"Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia TELAH berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat."
Kasih Allah yang ajaib nampak pada fakta bahwa Ia berkenan untuk menyelamatkan beberapa orang tertentu, akan tetapi kebencian Allah tetap ada di atas orang-orang yang belum diselamatkan. Alkitab berkata di Ibrani 12:29:
"Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan [Allah yang cemburu - Ulangan 4:24]."
Sep 15, 2009
Tuhan Meniadakan Sabat Ke-tujuh
Dalam membahas masalah Sabat kita harus ingat bahwa masa Perjanjian Baru dimulai "setelah" Kristus pergi ke kayu salib, bukan "sebelum" peristiwa kayu salib, oleh karena itu Sabat hari pertama (atau Minggu Sabat) sudah dimulai sejak tahun 33 Masehi ketika Kristus bangkit dari antara orang mati pada hari Minggu pagi. Hal itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan konsili-konsili yang ditetapkan oleh gereja-gereja atau penguasa-penguasa duniawi.
Dalam bahasa aslinya Yunani, Matius 28:1 seharusnya ditulis demikian:
"Setelah Sabat-Sabat [jamak] lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama Sabat-Sabat [jamak] itu,............"
Ini adalah terjemahan yang benar sesuai dengan bahasa aslinya Yunani (Stephanos-1550):
"oye de sabbatwn [jamak] th epifwskoush eiV mian sabbatwn [jamak] hlqen maria h magdalhnh kai h allh maria qewrhsai ton tafon"
Dan kita juga akan menemukan kebenaran yang sama tentang hal ini dalam tiga Injil yang lain di ayat-ayat pembukaan dari Markus 16, Lukas 24, dan Yohanes 20 yang menandakan telah berakhirnya era hari ke-tujuh Sabat Perjanjian Lama (Sabtu) dan dimulainya era Sabat Perjanjian Baru (Minggu Sabat). Sebagai tambahan simaklah ayat-ayat berikut ini:
Kitab Yohanes 5:18 menerangkan demikian:
"Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya [yaitu membunuh Yesus], bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat [ke-tujuh], tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah."
Dalam suatu sidang bersama, berada dibawah inspirasi ilahi, para Rasul juga menyatakan hal yang sama bahwa hukum-hukum upacara Perjanjian Lama (terutama hari ke-tujuh Sabat) adalah "suatu kuk yang tidak dapat dipikul".
Dalam kitab Kisah Para Rasul 15:5-6 dan 10-11 kita menemukan pernyataan ini:
"Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa [yaitu menjalankan hari ke-tujuh Sabat, bulan baru, hari-hari raya, dsbnya]." Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu ........... Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia [anugrah] Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Lebih lanjut kita menemukan bahwa "sesudah" peristiwa kayu salib murid-murid mulai berkumpul pada hari yang pertama dari seminggu yaitu hari Minggu Sabat:
Yohanes 20:19 menyatakan demikian:
"Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu [yaitu hari Minggu] berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Kisah Para Rasul 20:7 mencatat demikian:
"Pada hari pertama dalam minggu itu [yaitu hari Minggu], ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam."
Dan kitab Ibrani 8:12-13 menjelaskan demikian:
"Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka [yaitu keselamatan atau pengampunan berdasarkan anugrah bukan berdasarkan pekerjaan]." Oleh karena Ia berkata-kata tentang Perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai Perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Dan dalam kitab Keluaran 16:26-27 Tuhan berfirman demikian:
"Enam hari lamanya kamu memungutnya [yaitu memungut roti manna yang melambangkan Yesus sang roti hidup], tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat [yaitu hari sabtu sabat]; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya."
Maaf saya tidak akan pernah dapat meyakinkan anda tentang hal ini, akan tetapi percayalah kepada Firman Tuhan, Alkitab. Hanya Tuhan saja satu-satunya yang dapat membuka mata rohani anda dan memberikan anugrah keselamatan yang kekal berdasarkan karya dan kasih karunia-Nya.
Dalam bahasa aslinya Yunani, Matius 28:1 seharusnya ditulis demikian:
"Setelah Sabat-Sabat [jamak] lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama Sabat-Sabat [jamak] itu,............"
Ini adalah terjemahan yang benar sesuai dengan bahasa aslinya Yunani (Stephanos-1550):
"oye de sabbatwn [jamak] th epifwskoush eiV mian sabbatwn [jamak] hlqen maria h magdalhnh kai h allh maria qewrhsai ton tafon"
Dan kita juga akan menemukan kebenaran yang sama tentang hal ini dalam tiga Injil yang lain di ayat-ayat pembukaan dari Markus 16, Lukas 24, dan Yohanes 20 yang menandakan telah berakhirnya era hari ke-tujuh Sabat Perjanjian Lama (Sabtu) dan dimulainya era Sabat Perjanjian Baru (Minggu Sabat). Sebagai tambahan simaklah ayat-ayat berikut ini:
Kitab Yohanes 5:18 menerangkan demikian:
"Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya [yaitu membunuh Yesus], bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat [ke-tujuh], tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah."
Dalam suatu sidang bersama, berada dibawah inspirasi ilahi, para Rasul juga menyatakan hal yang sama bahwa hukum-hukum upacara Perjanjian Lama (terutama hari ke-tujuh Sabat) adalah "suatu kuk yang tidak dapat dipikul".
Dalam kitab Kisah Para Rasul 15:5-6 dan 10-11 kita menemukan pernyataan ini:
"Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa [yaitu menjalankan hari ke-tujuh Sabat, bulan baru, hari-hari raya, dsbnya]." Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu ........... Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia [anugrah] Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."
Lebih lanjut kita menemukan bahwa "sesudah" peristiwa kayu salib murid-murid mulai berkumpul pada hari yang pertama dari seminggu yaitu hari Minggu Sabat:
Yohanes 20:19 menyatakan demikian:
"Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu [yaitu hari Minggu] berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Kisah Para Rasul 20:7 mencatat demikian:
"Pada hari pertama dalam minggu itu [yaitu hari Minggu], ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti, Paulus berbicara dengan saudara-saudara di situ, karena ia bermaksud untuk berangkat pada keesokan harinya. Pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam."
Dan kitab Ibrani 8:12-13 menjelaskan demikian:
"Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka [yaitu keselamatan atau pengampunan berdasarkan anugrah bukan berdasarkan pekerjaan]." Oleh karena Ia berkata-kata tentang Perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai Perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Dan dalam kitab Keluaran 16:26-27 Tuhan berfirman demikian:
"Enam hari lamanya kamu memungutnya [yaitu memungut roti manna yang melambangkan Yesus sang roti hidup], tetapi pada hari yang ketujuh ada sabat [yaitu hari sabtu sabat]; maka roti itu tidak ada pada hari itu." Tetapi ketika pada hari ketujuh ada dari bangsa itu yang keluar memungutnya, tidaklah mereka mendapatnya."
Maaf saya tidak akan pernah dapat meyakinkan anda tentang hal ini, akan tetapi percayalah kepada Firman Tuhan, Alkitab. Hanya Tuhan saja satu-satunya yang dapat membuka mata rohani anda dan memberikan anugrah keselamatan yang kekal berdasarkan karya dan kasih karunia-Nya.
Sabat Berganti Sabat
"Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN. Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup." (Yesaya 66:23-24)
Bagian Alkitab ini sedang berbicara tentang "langit yang baru dan bumi yang baru", yaitu masa depan di dalam kekekalan yang akan datang. Dan di dalam ayat ini Tuhan menggunakan gaya bahasa dari hukum upacara Perjanjian Lama. Bulan berganti bulan menunjuk kepada hari raya bulan baru yaitu hari yang pertama dari setiap bulan yang menunjuk kepada kedatangan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Sabat berganti Sabat adalah hari dimana mereka tidak boleh melakukan pekerjaan apapun yang menunjuk kepada fakta bahwa "perhentian" atau "peristirahatan" kita itu seluruhnya ada di dalam karya Tuhan Yesus Kristus. Dia-lah yang akan melakukan seluruh karya keselamatan bagi kita.
Kitab Efesus 2:8-9 mengajarkan demikian:
"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu [yaitu iman atau kepercayaan itu] bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Kitab Filipi 3:9 menyatakan demikian:
"dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan."
Dan kitab 2 Timotius 1:9 menjelaskan hal yang sama demikian:
"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri [yaitu anugrah], yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"
Prinsip-prinsip ini akan terus diingat dalam kekekalan di masa depan. Kita akan selalu mengingat fakta bahwa keselamatan yang kita miliki itu seluruhnya terjadi karena pekerjaan yang dilakukan oleh Allah sendiri (Kristus), dan bukan terjadi karena pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan sendiri (yaitu hukum-hukum upacara).
Itulah sebabnya pada masa Perjanjian Lama bangsa Israel diperintahkan untuk tidak boleh melakukan pekerjaan jasmani apapun pada hari ke-tujuh Sabat sebagai "lambang" atau perumpamaan yang sangat penting bahwa sang Mesias, Tuhan Yesus Kristus, adalah tempat peristirahatan (perhentian) kita, Dia adalah hari-hari perayaan kita.
Kristus-lah yang memungkinkan keselamatan atau pengampunan itu dapat terjadi bagi kita. Disisi yang lain, Allah menunjukkan bahwa orang-orang yang akan berakhir di dalam kutukan kekal akan berada selama-lamanya di bawah murka Allah.
Dalam kitab Yesaya 28:12-17 Tuhan menyatakan demikian:
"Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian [yaitu Kristus], berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan. Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan. Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai orang-orang yang memerintah rakyat yang ada di Yerusalem ini [yaitu Bait Allah]! Karena kamu telah berkata: "Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri," sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh [yaitu Kristus]: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah! Dan Aku akan membuat Keadilan [yaitu Kristus atau Firman Kristus] menjadi tali pengukur, dan Kebenaran [yaitu Kristus atau Firman Kristus] menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian."
Sekarang jika anda ingin untuk tetap melaksanakan pengudusan hari ke-tujuh Sabat (hari Sabtu) pada masa sekarang ini, maka anda juga harus melaksanakan perayaan bulan baru tepat seperti yang bangsa Israel lakukan dalam masa Perjanjian Lama. Akan tetapi dalam kitab Kolose 2:16-17 kita membaca demikian:
"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat [semua ini adalah hukum-hukum upacara di dalam Perjanjian Lama termasuk hari ke-tujuh Sabat]; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus."
Ayat ini juga berbicara tentang perayaan bulan baru, hari ke-tujuh Sabat, hari-hari raya lainnya, dan hukum-hukum mengenai makanan dan minuman yang ada di dalam Perjanjian Lama. Apakah anda mau melaksanakan semua ini dengan konsisten?
Allah menyatakan bahwa hal-hal tersebut hanyalah "bayangan" atau "peringatan" atau "lambang" atau "perumpamaan" dari apa yang harus datang. Dan isi rohaninya bukan berada dalam bayangannya. Isi rohaninya adalah apa yang digambarkan oleh bayangan tersebut dan akan terus ada untuk selama-lamanya di dalam kekekalan. Jadi kita tidak lagi melaksanakan bayangannya.
Kalau anda mau konsisten, maka sebaiknya anda juga mempersembahkan kurban bakaran dan kurban darah, menguduskan tahun-tahun Sabat, dll. Maka anda akan menjadi konsisten, tetapi tentu saja, anda akan menyangkal kenyataan apa yang Allah perintahkan, bahwa hal-hal ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang.
Bagian Alkitab ini sedang berbicara tentang "langit yang baru dan bumi yang baru", yaitu masa depan di dalam kekekalan yang akan datang. Dan di dalam ayat ini Tuhan menggunakan gaya bahasa dari hukum upacara Perjanjian Lama. Bulan berganti bulan menunjuk kepada hari raya bulan baru yaitu hari yang pertama dari setiap bulan yang menunjuk kepada kedatangan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. Sabat berganti Sabat adalah hari dimana mereka tidak boleh melakukan pekerjaan apapun yang menunjuk kepada fakta bahwa "perhentian" atau "peristirahatan" kita itu seluruhnya ada di dalam karya Tuhan Yesus Kristus. Dia-lah yang akan melakukan seluruh karya keselamatan bagi kita.
Kitab Efesus 2:8-9 mengajarkan demikian:
"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman; itu [yaitu iman atau kepercayaan itu] bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Kitab Filipi 3:9 menyatakan demikian:
"dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan."
Dan kitab 2 Timotius 1:9 menjelaskan hal yang sama demikian:
"Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri [yaitu anugrah], yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"
Prinsip-prinsip ini akan terus diingat dalam kekekalan di masa depan. Kita akan selalu mengingat fakta bahwa keselamatan yang kita miliki itu seluruhnya terjadi karena pekerjaan yang dilakukan oleh Allah sendiri (Kristus), dan bukan terjadi karena pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan sendiri (yaitu hukum-hukum upacara).
Itulah sebabnya pada masa Perjanjian Lama bangsa Israel diperintahkan untuk tidak boleh melakukan pekerjaan jasmani apapun pada hari ke-tujuh Sabat sebagai "lambang" atau perumpamaan yang sangat penting bahwa sang Mesias, Tuhan Yesus Kristus, adalah tempat peristirahatan (perhentian) kita, Dia adalah hari-hari perayaan kita.
Kristus-lah yang memungkinkan keselamatan atau pengampunan itu dapat terjadi bagi kita. Disisi yang lain, Allah menunjukkan bahwa orang-orang yang akan berakhir di dalam kutukan kekal akan berada selama-lamanya di bawah murka Allah.
Dalam kitab Yesaya 28:12-17 Tuhan menyatakan demikian:
"Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian [yaitu Kristus], berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan. Maka mereka akan mendengarkan firman TUHAN yang begini: "Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu!" supaya dalam berjalan mereka jatuh telentang, sehingga luka, tertangkap dan tertawan. Sebab itu dengarlah firman TUHAN, hai orang-orang pencemooh, hai orang-orang yang memerintah rakyat yang ada di Yerusalem ini [yaitu Bait Allah]! Karena kamu telah berkata: "Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai perlindungan kami, dan dalam dusta kami menyembunyikan diri," sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh [yaitu Kristus]: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah! Dan Aku akan membuat Keadilan [yaitu Kristus atau Firman Kristus] menjadi tali pengukur, dan Kebenaran [yaitu Kristus atau Firman Kristus] menjadi tali sipat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian."
Sekarang jika anda ingin untuk tetap melaksanakan pengudusan hari ke-tujuh Sabat (hari Sabtu) pada masa sekarang ini, maka anda juga harus melaksanakan perayaan bulan baru tepat seperti yang bangsa Israel lakukan dalam masa Perjanjian Lama. Akan tetapi dalam kitab Kolose 2:16-17 kita membaca demikian:
"Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat [semua ini adalah hukum-hukum upacara di dalam Perjanjian Lama termasuk hari ke-tujuh Sabat]; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus."
Ayat ini juga berbicara tentang perayaan bulan baru, hari ke-tujuh Sabat, hari-hari raya lainnya, dan hukum-hukum mengenai makanan dan minuman yang ada di dalam Perjanjian Lama. Apakah anda mau melaksanakan semua ini dengan konsisten?
Allah menyatakan bahwa hal-hal tersebut hanyalah "bayangan" atau "peringatan" atau "lambang" atau "perumpamaan" dari apa yang harus datang. Dan isi rohaninya bukan berada dalam bayangannya. Isi rohaninya adalah apa yang digambarkan oleh bayangan tersebut dan akan terus ada untuk selama-lamanya di dalam kekekalan. Jadi kita tidak lagi melaksanakan bayangannya.
Kalau anda mau konsisten, maka sebaiknya anda juga mempersembahkan kurban bakaran dan kurban darah, menguduskan tahun-tahun Sabat, dll. Maka anda akan menjadi konsisten, tetapi tentu saja, anda akan menyangkal kenyataan apa yang Allah perintahkan, bahwa hal-hal ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang.
Sep 11, 2009
Firman Hidup
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12)
Dalam pelajaran kali ini kita mau memeriksa ungkapan "hidup" yang ada dalam ayat ini, bagaimana mungkin Firman Tuhan adalah "hidup" ? Bukankah itu hanyalah sebuah buku yang terdiri dari kertas, tinta, lem dan binder? Ya, tetapi kertas, tinta, lem dan binder adalah barang-barang mati -- hanya kata-kata Tuhan yang keluar dari mulut-Nya yang hidup. Karena Firman itu merefleksikan pikiran yang tidak terbatas dari Allah Yang Kekal. Seperti kata Petrus kepada Yesus dalam kitab Yohanes 6:68 demikian:
" Perkataan-Mu adalah perkataan HIDUP yang kekal;"
Sekarang tidak mengherankan kalau kata-kata yang ada di dalam Alkitab adalah kata-kata yang hidup, karena Pengarangnya adalah Allah Yang Hidup.
Dalam kitab Matius 22:32 kita membaca demikian:
"Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
Tentu saja kata-kata di dalam Alkitab hanya "hidup" apabila kita membaca atau mendengarnya dengan seksama. Dalam kitab Yesaya 55:11 Tuhan berkata:
"demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Sekarang mari kita melihat lebih jauh kepada kata "hidup" sebagaimana ungkapan ini dipergunakan dalam Firman Tuhan. Kata Yunani untuk ungkapan "hidup" dalam Ibrani 4:12 adalah "zao", yang juga ditemukan dalam kitab Yohanes 5:25 demikian:
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup."
Ayat ini menunjuk kepada sifat dasar dari keselamatan. Secara alami manusia dilahirkan dalam keadaan "mati secara rohani", tetapi ketika beberapa dari orang-orang yang mati secara rohani ini diberikan kemampuan oleh Allah untuk mendengarkan suara Anak-Nya, maka mereka menjadi hidup, atau dibuat hidup.
Bagaimana seseorang dapat dibuat menjadi hidup? Dalam kitab Roma 10:17 kita menemukan jawabannya, disitu kita baca demikian:
"Jadi, iman [yaitu kata yang sama untuk keselamatan] timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan [KJV]."
Tetapi bagaimana mereka dapat mendengar? Hanya mendengar melalui telinga fisik saja tidaklah cukup untuk mendapatkan hidup yang kekal. Tuhan harus memberikan mereka "telinga rohani" untuk mendengarkan suara Anak-Nya karena secara rohani mereka adalah "tuli", dan mereka sedang berada dalam perjalanan mereka menuju hukuman kekal.
Kitab Yesaya 53:6 memberitahukan umat manusia bahwa:
"Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri... "
Akan tetapi Tuhan Yesus datang untuk "mencari dan menyelamatkan yang hilang" seperti yang kita baca dalam kitab Lukas 19:10. Dan seringkali dalam Alkitab Yesus berkata tentang sesuatu yang mirip seperti yang kita baca dalam Markus 4:23 demikian:
"Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Jadi bagaimana kita mendapatkan "telinga rohani" untuk mendengar tersebut? Kitab Ulangan 29:4 berkata kepada kita demikian:
"Tetapi sampai sekarang ini TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar."
Disini kita melihat bahwa telinga rohani (dan juga hati dan mata rohani) harus diberikan sebagai kasih karunia (anugrah) dari Tuhan dalam jadwal Tuhan. Nah sekarang apakah "suara" Tuhan itu? Itu adalah seluruh Alkitab. Bagaimana kita mengetahui hal ini? Dalam kitab Yohanes 10:2-5 Tuhan Yesus berkata demikian:
"tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
Disini Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai Gembala dari domba-domba-Nya, dan dalam kitab Yohanes 10:27 Dia juga berkata demikian:
"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku"
Ide yang sama dari mendengarkan Alkitab dan dibuat menjadi hidup melalui firman-Nya juga dapat kita lihat dalam kitab Kisah Para Rasul 7:37-39 yang menyatakan demikian:
"Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu [dialah yang harus kamu dengarkan - Ulangan 18:15]. Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat [pembawa berita] yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang HIDUP untuk menyampaikannya kepada kamu. Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir."
Firman-firman yang hidup adalah Alkitab; sedangkan "nabi" dan "malaikat" (yaitu pembawa berita) yang disebutkan disini keduanya menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus. Ayat lainnya yang dapat menolong kita ditemukan dalam kitab 1 Petrus 1:23 yang kita baca demikian:
"Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang HIDUP dan yang kekal."
Disini kita melihat bahwa Firman Tuhan, Alkitab, adalah Hidup dan Kekal. Firman ini digambarkan sebagai "benih yang tidak fana" karena itu menghasilkan pohon-pohon yang tidak akan pernah mati. Tuhan memberikan orang-orang percaya yang sejati kehidupan kekal di dalam jiwa mereka melalui Firman-Nya, walaupun sebelumnya mereka juga adalah mati secara rohani. Sekarang kita dapat melihat bagaimana Alkitab adalah hidup dan dapat membuat jiwa-jiwa yang mati menjadi hidup (bangkit) seperti yang kita baca dalam Roma 10:17 demikian:
"Jadi, iman [yaitu keselamatan] timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan."
Biarlah mereka yang mendengarkan pesan-pesan ini memohon dan meminta kepada Tuhan telinga rohani supaya dapat mendengarkan Dia dan mata rohani untuk melihat dan mengerti firman-Nya, Alkitab.
Dalam kitab Amsal 20:12 Tuhan menjelaskan demikian:
"Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN."
Dan Tuhan Yesus berkata dalam kitab Wahyu 3:20 demikian:
"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."
Perhatikan bahwa untuk dapat mendengar suara Tuhan adalah dasar dari keselamatan. Tetapi Tuhan-lah yang harus "memberikan" kita telinga rohani tersebut untuk mendengar. Biarlah Tuhan melalui kasih karunia-Nya, berkenan untuk memberikan umat-Nya telinga untuk mendengarkan firman-Nya yang hidup, dan keinginan serta kesungguhan untuk mentaatinya.
Dalam pelajaran kali ini kita mau memeriksa ungkapan "hidup" yang ada dalam ayat ini, bagaimana mungkin Firman Tuhan adalah "hidup" ? Bukankah itu hanyalah sebuah buku yang terdiri dari kertas, tinta, lem dan binder? Ya, tetapi kertas, tinta, lem dan binder adalah barang-barang mati -- hanya kata-kata Tuhan yang keluar dari mulut-Nya yang hidup. Karena Firman itu merefleksikan pikiran yang tidak terbatas dari Allah Yang Kekal. Seperti kata Petrus kepada Yesus dalam kitab Yohanes 6:68 demikian:
" Perkataan-Mu adalah perkataan HIDUP yang kekal;"
Sekarang tidak mengherankan kalau kata-kata yang ada di dalam Alkitab adalah kata-kata yang hidup, karena Pengarangnya adalah Allah Yang Hidup.
Dalam kitab Matius 22:32 kita membaca demikian:
"Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
Tentu saja kata-kata di dalam Alkitab hanya "hidup" apabila kita membaca atau mendengarnya dengan seksama. Dalam kitab Yesaya 55:11 Tuhan berkata:
"demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Sekarang mari kita melihat lebih jauh kepada kata "hidup" sebagaimana ungkapan ini dipergunakan dalam Firman Tuhan. Kata Yunani untuk ungkapan "hidup" dalam Ibrani 4:12 adalah "zao", yang juga ditemukan dalam kitab Yohanes 5:25 demikian:
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup."
Ayat ini menunjuk kepada sifat dasar dari keselamatan. Secara alami manusia dilahirkan dalam keadaan "mati secara rohani", tetapi ketika beberapa dari orang-orang yang mati secara rohani ini diberikan kemampuan oleh Allah untuk mendengarkan suara Anak-Nya, maka mereka menjadi hidup, atau dibuat hidup.
Bagaimana seseorang dapat dibuat menjadi hidup? Dalam kitab Roma 10:17 kita menemukan jawabannya, disitu kita baca demikian:
"Jadi, iman [yaitu kata yang sama untuk keselamatan] timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan [KJV]."
Tetapi bagaimana mereka dapat mendengar? Hanya mendengar melalui telinga fisik saja tidaklah cukup untuk mendapatkan hidup yang kekal. Tuhan harus memberikan mereka "telinga rohani" untuk mendengarkan suara Anak-Nya karena secara rohani mereka adalah "tuli", dan mereka sedang berada dalam perjalanan mereka menuju hukuman kekal.
Kitab Yesaya 53:6 memberitahukan umat manusia bahwa:
"Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri... "
Akan tetapi Tuhan Yesus datang untuk "mencari dan menyelamatkan yang hilang" seperti yang kita baca dalam kitab Lukas 19:10. Dan seringkali dalam Alkitab Yesus berkata tentang sesuatu yang mirip seperti yang kita baca dalam Markus 4:23 demikian:
"Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Jadi bagaimana kita mendapatkan "telinga rohani" untuk mendengar tersebut? Kitab Ulangan 29:4 berkata kepada kita demikian:
"Tetapi sampai sekarang ini TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar."
Disini kita melihat bahwa telinga rohani (dan juga hati dan mata rohani) harus diberikan sebagai kasih karunia (anugrah) dari Tuhan dalam jadwal Tuhan. Nah sekarang apakah "suara" Tuhan itu? Itu adalah seluruh Alkitab. Bagaimana kita mengetahui hal ini? Dalam kitab Yohanes 10:2-5 Tuhan Yesus berkata demikian:
"tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal."
Disini Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai Gembala dari domba-domba-Nya, dan dalam kitab Yohanes 10:27 Dia juga berkata demikian:
"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku"
Ide yang sama dari mendengarkan Alkitab dan dibuat menjadi hidup melalui firman-Nya juga dapat kita lihat dalam kitab Kisah Para Rasul 7:37-39 yang menyatakan demikian:
"Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu [dialah yang harus kamu dengarkan - Ulangan 18:15]. Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat [pembawa berita] yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang HIDUP untuk menyampaikannya kepada kamu. Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir."
Firman-firman yang hidup adalah Alkitab; sedangkan "nabi" dan "malaikat" (yaitu pembawa berita) yang disebutkan disini keduanya menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus. Ayat lainnya yang dapat menolong kita ditemukan dalam kitab 1 Petrus 1:23 yang kita baca demikian:
"Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh Firman Allah, yang HIDUP dan yang kekal."
Disini kita melihat bahwa Firman Tuhan, Alkitab, adalah Hidup dan Kekal. Firman ini digambarkan sebagai "benih yang tidak fana" karena itu menghasilkan pohon-pohon yang tidak akan pernah mati. Tuhan memberikan orang-orang percaya yang sejati kehidupan kekal di dalam jiwa mereka melalui Firman-Nya, walaupun sebelumnya mereka juga adalah mati secara rohani. Sekarang kita dapat melihat bagaimana Alkitab adalah hidup dan dapat membuat jiwa-jiwa yang mati menjadi hidup (bangkit) seperti yang kita baca dalam Roma 10:17 demikian:
"Jadi, iman [yaitu keselamatan] timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Tuhan."
Biarlah mereka yang mendengarkan pesan-pesan ini memohon dan meminta kepada Tuhan telinga rohani supaya dapat mendengarkan Dia dan mata rohani untuk melihat dan mengerti firman-Nya, Alkitab.
Dalam kitab Amsal 20:12 Tuhan menjelaskan demikian:
"Telinga yang mendengar dan mata yang melihat, kedua-duanya dibuat oleh TUHAN."
Dan Tuhan Yesus berkata dalam kitab Wahyu 3:20 demikian:
"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."
Perhatikan bahwa untuk dapat mendengar suara Tuhan adalah dasar dari keselamatan. Tetapi Tuhan-lah yang harus "memberikan" kita telinga rohani tersebut untuk mendengar. Biarlah Tuhan melalui kasih karunia-Nya, berkenan untuk memberikan umat-Nya telinga untuk mendengarkan firman-Nya yang hidup, dan keinginan serta kesungguhan untuk mentaatinya.
Sep 9, 2009
Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub
"Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub". Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah." (Keluaran 3:6)
Pernahkah terlintas dalam benak kita, mengapa Allah harus menyebutkan dirinya sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Bukankah Allah itu Esa? Bukankah kalau dikatakan Allah saja sudah cukup? Apa latar belakangnya sehingga Allah harus menyebutkan ketiga nama tersebut? Marilah kita selidiki dari Alkitab kita sendiri tentang latar belakangnya.
Marilah kita melihat di Kitab Kejadian 15:18 yang mengatakan Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat". (Jadi wajarlah kalau dalam mengingatkan kepada keturunan Abraham tentang janjinya Allah selalu mengatakan Akulah Allah Abraham)
Akan tetapi mengapa Allah juga selalu menyebutkan Akulah Allah Ishak? Tentu kita ingat bukan bahwa Abraham memiliki dua anak (Satu dari Sara dan satu dari Hagar seorang budak Mesir). Nah yang dari Hagar yaitu Ismail, Allah telah berfirman di Kejadian 21:18 yang mengatakan "Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar" (Nubuatan ini ternyata tergenap, karena Ismail kemudian kita ketahui akan menurunkan bangsa Arab) Akan tetapi ternyata perjanjian kepada Abraham dinyatakan didalam Roma 9:7 dikatakan:
"tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu."
Itulah sebabnya Allah selalu mengatakan Allah Abraham, Allah Ishak karena perjanjian itu hanya berlaku melalui Ishak. Nah, kalau demikian mengapa selalu juga dikatakan Allah Yakub? Kembali kita harus menyadari bahwa Ishak memiliki dua anak yaitu Esau dan Yakub. Walaupun sebenarnya Esau anak sulung, akan tetapi Allah tidak berkenan kepadanya.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan Allah tidak berkenan kepadanya.
1) Kejadian 25: 29-34 (Esau menjual hak kesulungannya dengan semangkuk sup kacang merah, ini menunjukkan Esau memandang rendah hak kesulungannya).
2) Kejadian 26: 34-35 (Esau mengawini perempuan2 Het, orang2 yang tidak menyembah kepada Allah yang benar dan ini sangat menyedihkan bagi Ishak dan Ribka).
Itulah sebabnya maka di Roma 9:13 dikatakan: "Aku mengasihi Yakub tetapi membenci Esau."
Dan seraya waktu berlaku kita tahu bahwa Esau menurunkan orang Edom yang sangat membenci bangsa Israel keturunan dari Yakub. Maka untuk ketiga kalinya Allah harus memberikan penandasan kepada keturunan siapa Ia berkenan.
Pernahkah terlintas dalam benak kita, mengapa Allah harus menyebutkan dirinya sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Bukankah Allah itu Esa? Bukankah kalau dikatakan Allah saja sudah cukup? Apa latar belakangnya sehingga Allah harus menyebutkan ketiga nama tersebut? Marilah kita selidiki dari Alkitab kita sendiri tentang latar belakangnya.
Marilah kita melihat di Kitab Kejadian 15:18 yang mengatakan Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat". (Jadi wajarlah kalau dalam mengingatkan kepada keturunan Abraham tentang janjinya Allah selalu mengatakan Akulah Allah Abraham)
Akan tetapi mengapa Allah juga selalu menyebutkan Akulah Allah Ishak? Tentu kita ingat bukan bahwa Abraham memiliki dua anak (Satu dari Sara dan satu dari Hagar seorang budak Mesir). Nah yang dari Hagar yaitu Ismail, Allah telah berfirman di Kejadian 21:18 yang mengatakan "Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar" (Nubuatan ini ternyata tergenap, karena Ismail kemudian kita ketahui akan menurunkan bangsa Arab) Akan tetapi ternyata perjanjian kepada Abraham dinyatakan didalam Roma 9:7 dikatakan:
"tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu."
Itulah sebabnya Allah selalu mengatakan Allah Abraham, Allah Ishak karena perjanjian itu hanya berlaku melalui Ishak. Nah, kalau demikian mengapa selalu juga dikatakan Allah Yakub? Kembali kita harus menyadari bahwa Ishak memiliki dua anak yaitu Esau dan Yakub. Walaupun sebenarnya Esau anak sulung, akan tetapi Allah tidak berkenan kepadanya.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan Allah tidak berkenan kepadanya.
1) Kejadian 25: 29-34 (Esau menjual hak kesulungannya dengan semangkuk sup kacang merah, ini menunjukkan Esau memandang rendah hak kesulungannya).
2) Kejadian 26: 34-35 (Esau mengawini perempuan2 Het, orang2 yang tidak menyembah kepada Allah yang benar dan ini sangat menyedihkan bagi Ishak dan Ribka).
Itulah sebabnya maka di Roma 9:13 dikatakan: "Aku mengasihi Yakub tetapi membenci Esau."
Dan seraya waktu berlaku kita tahu bahwa Esau menurunkan orang Edom yang sangat membenci bangsa Israel keturunan dari Yakub. Maka untuk ketiga kalinya Allah harus memberikan penandasan kepada keturunan siapa Ia berkenan.
Subscribe to:
Posts (Atom)