"AKU [Tuhan] akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu [yaitu tanah Kanaan yang penuh dengan susu dan madu]. AKU akan mencurahkan [memercik] kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu AKU akan mentahirkan kamu. Kamu akan KUBERIKAN hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu [yaitu jiwamu] dan AKU akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan KUBERIKAN kepadamu hati yang taat. Roh-Ku [yaitu Roh Kudus / Roh Allah / Roh Kristus] akan KUBERIKAN diam di dalam batinmu dan AKU akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya." (Yehezkiel 36:24-27)
Pertama-tama kita harus mengerti bahwa keselamatan yang sejati, yaitu "kebangkitan jiwa yang baru" adalah seratus persen "kasih karunia" (anugrah) dari Tuhan dalam semua aspek-aspeknya. Ini adalah pekerjaan rohani yang harus Tuhan lakukan di dalam diri kita seperti yang kita lihat pada ayat di atas. Apa yang dapat kita lakukan hanyalah "memohon" dan "menunggu" Tuhan seperti yang dilakukan oleh seorang pemungut pajak yang dicatat dalam kitab Lukas 18:13, sambil mempelajari Firman-Nya dengan seksama, membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain.
Keselamatan atau "kebangkitan jiwa (roh) yang baru" tidak terjadi karena suatu pekerjaan jasmani yang kita lakukan sendiri bagaimanapun baik, suci dan alkitabiahnya hal tersebut, Tuhan-lah yang harus memberikan roh-Nya yang kekal kepada kita dan kemudian membersihkan hati (jiwa) kita melalui Firman-Nya.
Sekali lagi semua ini adalah pekerjaan rohani yang Tuhan harus lakukan menurut jadwal dan kehendak-Nya, ini bukan terjadi karena pekerjaan-pekerjaan, atau hukum-hukum upacara, yang kita lakukan sendiri seperti melakukan upacara baptis air, menerima komuni secara tetap, mengundang atau menerima Kristus, menjadi anggota dari suatu organisasi gereja (denominasi), mengaku dosa, mengucapkan doa-doa tertentu, menguduskan hari-hari tertentu, memakai pakaian tertentu, tidak makan makanan tertentu, disunat secara jasmani, puasa jasmani, memelihara janggut, menyembelih kurban binatang, menyalakan api yang tidak boleh padam, pergi ziarah ke Yerusalem (atau Roma atau Mekah atau yang disebut sebagai kota-kota suci lainnya), dll. Semua hukum-hukum upacara ini sama sekali tidak dapat menjamin keselamatan karena mereka hanyalah tanda atau kiasan atau "bayangan" dari wujud rohani yang sebenarnya.
Ingatlah orang-orang Farisi yang hidup pada zaman Yesus "sangat rajin" melakukan segala hukum upacara yang Tuhan perintahkan untuk mereka lakukan, tetapi kebanyakan dari mereka masih berada dalam keadaan buta rohani (mati secara rohani), sehingga mereka tidak diselamatkan dan masih harus bertanggung-jawab atas dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka kepada Tuhan. Masalah utamanya adalah mereka "menolak" untuk memberikan segala kemuliaan, kemegahan dan kehormatan atas keselamatan hanya kepada Tuhan (Wahyu 14:7, Wahyu 16:9, 1 Korintus 1:31).
Di dalam Perjanjian Baru Tuhan mengajarkan tentang perumpamaan "baju yang baru" dan "kantong anggur yang baru", bagian ini dapat memberikan kita pengertian yang lebih jelas tentang keselamatan atau "kebangkitan jiwa yang baru". Dalam kitab Lukas 5:36-39 kita membaca demikian:
"Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."
Dengan kata lain, kita tidak dapat menerima "seluruh" Firman Tuhan dengan jiwa kita yang lama, karena pada akhirnya kita akan hancur, gagal dan menolaknya. Firman Tuhan terlalu kudus untuk manusia alami. Hanya melalui "kebangkitan jiwa yang baru" yang diberikan melalui anugrah seseorang dapat "dipatahkan" secara menyeluruh dihadapan Tuhan sehingga ia dapat memiliki keinginan yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan.
Definisi yang benar dari "kasih" di dalam Alkitab kita temukan dalam Yohanes 14:15 dimana Tuhan berkata demikian:
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti SEGALA perintah-Ku."
Dan ayat 21 menyatakan demikian:
"Barangsiapa memegang perintah-Ku DAN melakukannya, dialah yang mengasihi Aku ..."
Ada banyak orang-orang yang mengaku percaya salah mengerti tentang hal ini sehingga mereka lebih menuruti kemauan duniawi mereka daripada menuruti Tuhan. Kasih yang sejati itu seluruhnya diperkenalkan dengan ketaatan pada perintah-perintah Tuhan. Tak peduli betapa meyakinkannya seseorang mencoba mengaku cinta kasihnya kepada Kristus, arena ujian yang sesungguhnya adalah kesetiaannya, yaitu ketaatannya pada kitab Hukum Tuhan, Alkitab.
Kitab Roma 13:9-10 menjelaskan demikian:
"Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah TERSIMPUL dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah KEGENAPAN hukum Taurat [hukum Tuhan]."
Singkatnya, kasih yang sejati adalah untuk tidak menginginkan seorangpun dari sesama kita manusia untuk berakhir di dalam hukuman yang kekal, inilah arti yang sesungguhnya dari ungkapan "mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri". Dan inilah kasih yang Tuhan ingin untuk kita miliki, yaitu untuk menginsafkan jiwa-jiwa akan Dosa, Kebenaran dan Penghakiman. Itulah sebabnya Alkitab berkata tentang "pekerjaan yang baik" yang hanya dapat terjadi "setelah" kita diselamatkan. Sedangkan "sebelum" kita benar-benar diselamatkan segala pekerjaan yang kita lakukan adalah sia-sia atau bahkan "jahat" dimata Tuhan.
Kitab 2 Korintus 5:10 berkata demikian:
"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, BAIK ataupun JAHAT."
Harap diperhatikan bahwa pada dasarnya manusia terdiri tubuh (daging) yang terlihat oleh mata, dan jiwa (roh) yang tidak terlihat oleh mata, dalam kitab Matius 10:28 Tuhan mengajarkan demikian:
"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam Neraka [gehenna]."
Alkitab menunjukkan bahwa ketika orang yang percaya mati, dia akan meninggalkan tubuhnya (yang akan dimasukkan ke dalam tanah dan kembali menjadi debu), dan dalam keadaan jiwanya ia akan pergi untuk hidup dan memerintah bersama dengan Kristus di Surga. Jadi pada saat kematian ada pemisahan antara tubuh dan jiwa. Sedangkan ketika orang yang tidak percaya mati, jiwanya akan punah di dalam "kematian kedua" [gehenna atau hades, yaitu tempat orang-orang mati] karena ia belum menerima kebangkitan jiwa yang baru.
Kemudian kitab Kolose 3:1 menekankan demikian:
"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas [Surga], di mana Kristus ada, duduk [memerintah] di sebelah kanan Allah."
Apakah yang Tuhan maksudkan dengan ungkapan "dibangkitkan bersama dengan Kristus" ? Dalam kitab Efesus 2:4-6 kita membaca lagi demikian:
"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat [anugrah], oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita --oleh kasih karunia [anugrah] kamu iselamatkan-- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga"
Ketika kita diselamatkan, jiwa kita yang lama mati -- kemudian kita disemayani oleh Roh Allah / Roh Kudus / Roh Kristus. Kita tidak mengerti secara menyeluruh bagaimana hal itu dapat terjadi tetapi inilah gaya bahasa yang digunakan Alkitab. Dan ini adalah pengalaman yang sangat "ajaib" yang seluruhnya adalah baru. Kita menjadi mahluk yang sama sekali baru.
Ini adalah seperti pindah ke suatu negeri yang benar-benar asing dimana kita harus mempelajari bahasa, kebiasaan dan budaya orang-orang yang hidup di negeri itu, dan ini adalah ke-warganegaraan kita yang baru. Tentu saja kalau kita orang Indonesia kita akan tetap berbicara dalam bahasa Indonesia, kalau kita orang India kita akan tetap berbicara dalam bahasa India, akan tetapi sekarang kita memiliki pengertian yang berbeda tentang ungkapan "Surga", "Neraka", "Dosa", "Keselamatan", "Penghakiman", "Kasih Karunia (Anugrah)", dll.
Kitab Kolose 3:10 mengajarkan kepada kita demikian:
"dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya [Penciptanya]"
Nah ketika Kristus bangkit dari kubur, itu adalah peristiwa kebangkitan tubuh secara betulan. Akan tetapi kita hanya akan menerima "kebangkitan jiwa", karena kebangkitan tubuh yang baru yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa baru akan terjadi pada saat pengangkatan (rapture) di hari penghakiman yang terakhir.
Itu adalah saat dimana keselamatan kita disempurnakan dan merupakan tahap akhir dari keselamatan kita (1 Korintus 15:52, Roma 8:19-23).
Dalam kitab 1 Korintus 15:52-55 kita membaca demikian:
"dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Itu berarti pada saat sekarang ini ketika diselamatkan kita hanya dibangkitkan di dalam jiwa kita saja. Alkitab mencatat di 2 Korintus 5:17 demikian:
"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."
Ingatlah ini bukan seperti tambalan-tambalan yang ada disana-sini untuk memperbaiki, tetapi ini seluruhnya adalah baru. Rasul Paulus yang berada di bawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menulis dengan rinci tentang keselamatan dalam kitab Roma 7:22-24 demikian:
"Sebab di dalam batinku [jiwaku] aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku [dagingku] aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?"
Ketika diselamatkan tubuh kita tidak diubah, tetapi akan ada perubahan yang besar di dalam keberadaan jiwa (hati) kita. Kita akan haus dan bersuka-cita di dalam hukum-hukum Tuhan karena kita sudah mengalami kebangkitan jiwa yang baru. Jadi ada "manusia yang lama" (manusia alami) dan "manusia yang baru". Manusia yang lama menunjuk kepada jalan kita sebelum kita diselamatkan, dan manusia yang baru menunjuk kepada "ciptaan yang baru" dimana kita memiliki kebangkitan jiwa yang baru di dalam Roh Kristus.
Tuhan Yesus menjelaskan kepada Nikodemus dalam kitab Yohanes 3:3 demikian:
"Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia TIDAK dapat melihat Kerajaan Allah."
Kitab Yohanes 3:5-6 menambahkan demikian:
"Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari Air dan Roh, ia TIDAK dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh."
Kitab Matius 5:20 mencatat demikian:
"Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu TIDAK akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Dan Matius 18:3 menambahkan demikian:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu TIDAK akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Seorang "anak kecil" adalah seseorang yang masih lugu dan sungguh-sungguh patuh kepada orang tuanya. Jadi ciri-ciri dari anak Tuhan yang sejati ada di dalam keadaan jiwanya yang baru, yaitu dia sudah dilahirkan kembali dari atas (dari Surga atau dari Tuhan). Itulah mengapa pada saat kematian datang, dalam keberadaan jiwa, kita akan pergi untuk hidup bersama dengan Yesus di Surga. Sedangkan tubuh kita akan dikuburkan di dalam tanah dan kembali menjadi debu.
Keselamatan bisa datang satu menit sebelum kematian, dan orang tersebut akan pergi ke dalam hadirat Tuhan seperti yang terjadi pada pencuri yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus (Lukas 23:42-43). Tuhan memberikan "kebangkitan jiwa yang baru" yang kekal selama-lamanya pada saat kita diselamatkan.
Dalam kitab Ibrani 12:2 kita membaca demikian:
"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman [yaitu pengarang iman], dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan [yaitu penyelesai iman], yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah."
Dan kitab Filipi 1:6 dengan singkat menyatakannya demikian:
"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus [yaitu hari kiamat]."
Inilah yang dimaksud dengan "kasih Tuhan" yang setia dan kekal. Ia akan selalu menuntun kita sehingga terjadi suatu perubahan yang sangat besar dan nyata antara cara hidup kita setelah diselamatkan dengan sebelum kita diselamatkan. Alasannya adalah ketika kita diselamatkan kita sudah membenci dosa sama sekali dan tidak mau untuk berbuat dosa lagi (1 Yohanes 3:9).
Ketika kita diselamatkan kita hanya dilahirkan kembali dari Roh Tuhan dalam keberadaan "jiwa" kita saja, tetapi kita masih harus hidup di dalam "tubuh" yang masih menginginkan dosa (Roma 7). Dengan demikian akan ada suatu "pertentangan" atau "konflik" yang besar di dalam jiwa kita yang baru setiap kali kita ingin untuk berbuat dosa.
Kita hanya akan berbahagia ketika kita melakukan segala sesuatu menurut kehendak Tuhan. Tetapi karena kita masih harus hidup di dalam tubuh yang belum dibangkitkan maka kita tidak dapat seluruhnya bebas dari dosa. Ingatlah bahwa setiap pikiran dan kata-kata yang tidak sesuai dengan Kebenaran sudah merupakan dosa dimata Tuhan. Akan tetapi gaya hidup kita akan banyak berubah dengan sangat drastis ketika kita sudah diselamatkan. Bila kita melihat beberapa tahun kebelakang kita akan melihat banyak perubahan-perubahan yang terjadi karena kita sedang dipercikkan atau dibersihkan dengan "air yang murni" dari Injil.
Kalau kita sudah mengenal Tuhan, yaitu kalau kita sudah diselamatkan, kita akan menuruti perintah-perintah-Nya. Dan kita dapat menemukan segala perintah-perintah-Nya di dalam Alkitab. Dan karena kita sudah memiliki kebangkitan jiwa yang baru, yaitu Allah Roh Kudus sudah bersemayam di dalam kita, maka kita akan memiliki hasrat yang jujur, sungguh-sungguh dan terus menerus untuk melakukan perintah-perintah Tuhan.
Kitab 1 Yohanes 2:3-4 menyatakan tentang keselamatan demikian:
"Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran."
Pertama-tama kita harus mengerti bahwa keselamatan yang sejati, yaitu "kebangkitan jiwa yang baru" adalah seratus persen "kasih karunia" (anugrah) dari Tuhan dalam semua aspek-aspeknya. Ini adalah pekerjaan rohani yang harus Tuhan lakukan di dalam diri kita seperti yang kita lihat pada ayat di atas. Apa yang dapat kita lakukan hanyalah "memohon" dan "menunggu" Tuhan seperti yang dilakukan oleh seorang pemungut pajak yang dicatat dalam kitab Lukas 18:13, sambil mempelajari Firman-Nya dengan seksama, membandingkan ayat yang satu dengan ayat yang lain.
Keselamatan atau "kebangkitan jiwa (roh) yang baru" tidak terjadi karena suatu pekerjaan jasmani yang kita lakukan sendiri bagaimanapun baik, suci dan alkitabiahnya hal tersebut, Tuhan-lah yang harus memberikan roh-Nya yang kekal kepada kita dan kemudian membersihkan hati (jiwa) kita melalui Firman-Nya.
Sekali lagi semua ini adalah pekerjaan rohani yang Tuhan harus lakukan menurut jadwal dan kehendak-Nya, ini bukan terjadi karena pekerjaan-pekerjaan, atau hukum-hukum upacara, yang kita lakukan sendiri seperti melakukan upacara baptis air, menerima komuni secara tetap, mengundang atau menerima Kristus, menjadi anggota dari suatu organisasi gereja (denominasi), mengaku dosa, mengucapkan doa-doa tertentu, menguduskan hari-hari tertentu, memakai pakaian tertentu, tidak makan makanan tertentu, disunat secara jasmani, puasa jasmani, memelihara janggut, menyembelih kurban binatang, menyalakan api yang tidak boleh padam, pergi ziarah ke Yerusalem (atau Roma atau Mekah atau yang disebut sebagai kota-kota suci lainnya), dll. Semua hukum-hukum upacara ini sama sekali tidak dapat menjamin keselamatan karena mereka hanyalah tanda atau kiasan atau "bayangan" dari wujud rohani yang sebenarnya.
Ingatlah orang-orang Farisi yang hidup pada zaman Yesus "sangat rajin" melakukan segala hukum upacara yang Tuhan perintahkan untuk mereka lakukan, tetapi kebanyakan dari mereka masih berada dalam keadaan buta rohani (mati secara rohani), sehingga mereka tidak diselamatkan dan masih harus bertanggung-jawab atas dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka kepada Tuhan. Masalah utamanya adalah mereka "menolak" untuk memberikan segala kemuliaan, kemegahan dan kehormatan atas keselamatan hanya kepada Tuhan (Wahyu 14:7, Wahyu 16:9, 1 Korintus 1:31).
Di dalam Perjanjian Baru Tuhan mengajarkan tentang perumpamaan "baju yang baru" dan "kantong anggur yang baru", bagian ini dapat memberikan kita pengertian yang lebih jelas tentang keselamatan atau "kebangkitan jiwa yang baru". Dalam kitab Lukas 5:36-39 kita membaca demikian:
"Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."
Dengan kata lain, kita tidak dapat menerima "seluruh" Firman Tuhan dengan jiwa kita yang lama, karena pada akhirnya kita akan hancur, gagal dan menolaknya. Firman Tuhan terlalu kudus untuk manusia alami. Hanya melalui "kebangkitan jiwa yang baru" yang diberikan melalui anugrah seseorang dapat "dipatahkan" secara menyeluruh dihadapan Tuhan sehingga ia dapat memiliki keinginan yang jujur, sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk melakukan kehendak-kehendak Tuhan.
Definisi yang benar dari "kasih" di dalam Alkitab kita temukan dalam Yohanes 14:15 dimana Tuhan berkata demikian:
"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti SEGALA perintah-Ku."
Dan ayat 21 menyatakan demikian:
"Barangsiapa memegang perintah-Ku DAN melakukannya, dialah yang mengasihi Aku ..."
Ada banyak orang-orang yang mengaku percaya salah mengerti tentang hal ini sehingga mereka lebih menuruti kemauan duniawi mereka daripada menuruti Tuhan. Kasih yang sejati itu seluruhnya diperkenalkan dengan ketaatan pada perintah-perintah Tuhan. Tak peduli betapa meyakinkannya seseorang mencoba mengaku cinta kasihnya kepada Kristus, arena ujian yang sesungguhnya adalah kesetiaannya, yaitu ketaatannya pada kitab Hukum Tuhan, Alkitab.
Kitab Roma 13:9-10 menjelaskan demikian:
"Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah TERSIMPUL dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah KEGENAPAN hukum Taurat [hukum Tuhan]."
Singkatnya, kasih yang sejati adalah untuk tidak menginginkan seorangpun dari sesama kita manusia untuk berakhir di dalam hukuman yang kekal, inilah arti yang sesungguhnya dari ungkapan "mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri". Dan inilah kasih yang Tuhan ingin untuk kita miliki, yaitu untuk menginsafkan jiwa-jiwa akan Dosa, Kebenaran dan Penghakiman. Itulah sebabnya Alkitab berkata tentang "pekerjaan yang baik" yang hanya dapat terjadi "setelah" kita diselamatkan. Sedangkan "sebelum" kita benar-benar diselamatkan segala pekerjaan yang kita lakukan adalah sia-sia atau bahkan "jahat" dimata Tuhan.
Kitab 2 Korintus 5:10 berkata demikian:
"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, BAIK ataupun JAHAT."
Harap diperhatikan bahwa pada dasarnya manusia terdiri tubuh (daging) yang terlihat oleh mata, dan jiwa (roh) yang tidak terlihat oleh mata, dalam kitab Matius 10:28 Tuhan mengajarkan demikian:
"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam Neraka [gehenna]."
Alkitab menunjukkan bahwa ketika orang yang percaya mati, dia akan meninggalkan tubuhnya (yang akan dimasukkan ke dalam tanah dan kembali menjadi debu), dan dalam keadaan jiwanya ia akan pergi untuk hidup dan memerintah bersama dengan Kristus di Surga. Jadi pada saat kematian ada pemisahan antara tubuh dan jiwa. Sedangkan ketika orang yang tidak percaya mati, jiwanya akan punah di dalam "kematian kedua" [gehenna atau hades, yaitu tempat orang-orang mati] karena ia belum menerima kebangkitan jiwa yang baru.
Kemudian kitab Kolose 3:1 menekankan demikian:
"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas [Surga], di mana Kristus ada, duduk [memerintah] di sebelah kanan Allah."
Apakah yang Tuhan maksudkan dengan ungkapan "dibangkitkan bersama dengan Kristus" ? Dalam kitab Efesus 2:4-6 kita membaca lagi demikian:
"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat [anugrah], oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita --oleh kasih karunia [anugrah] kamu iselamatkan-- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga"
Ketika kita diselamatkan, jiwa kita yang lama mati -- kemudian kita disemayani oleh Roh Allah / Roh Kudus / Roh Kristus. Kita tidak mengerti secara menyeluruh bagaimana hal itu dapat terjadi tetapi inilah gaya bahasa yang digunakan Alkitab. Dan ini adalah pengalaman yang sangat "ajaib" yang seluruhnya adalah baru. Kita menjadi mahluk yang sama sekali baru.
Ini adalah seperti pindah ke suatu negeri yang benar-benar asing dimana kita harus mempelajari bahasa, kebiasaan dan budaya orang-orang yang hidup di negeri itu, dan ini adalah ke-warganegaraan kita yang baru. Tentu saja kalau kita orang Indonesia kita akan tetap berbicara dalam bahasa Indonesia, kalau kita orang India kita akan tetap berbicara dalam bahasa India, akan tetapi sekarang kita memiliki pengertian yang berbeda tentang ungkapan "Surga", "Neraka", "Dosa", "Keselamatan", "Penghakiman", "Kasih Karunia (Anugrah)", dll.
Kitab Kolose 3:10 mengajarkan kepada kita demikian:
"dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya [Penciptanya]"
Nah ketika Kristus bangkit dari kubur, itu adalah peristiwa kebangkitan tubuh secara betulan. Akan tetapi kita hanya akan menerima "kebangkitan jiwa", karena kebangkitan tubuh yang baru yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat binasa baru akan terjadi pada saat pengangkatan (rapture) di hari penghakiman yang terakhir.
Itu adalah saat dimana keselamatan kita disempurnakan dan merupakan tahap akhir dari keselamatan kita (1 Korintus 15:52, Roma 8:19-23).
Dalam kitab 1 Korintus 15:52-55 kita membaca demikian:
"dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah. Karena yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati ini harus mengenakan yang tidak dapat mati. Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
Itu berarti pada saat sekarang ini ketika diselamatkan kita hanya dibangkitkan di dalam jiwa kita saja. Alkitab mencatat di 2 Korintus 5:17 demikian:
"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."
Ingatlah ini bukan seperti tambalan-tambalan yang ada disana-sini untuk memperbaiki, tetapi ini seluruhnya adalah baru. Rasul Paulus yang berada di bawah inspirasi dari Allah Roh Kudus menulis dengan rinci tentang keselamatan dalam kitab Roma 7:22-24 demikian:
"Sebab di dalam batinku [jiwaku] aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku [dagingku] aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?"
Ketika diselamatkan tubuh kita tidak diubah, tetapi akan ada perubahan yang besar di dalam keberadaan jiwa (hati) kita. Kita akan haus dan bersuka-cita di dalam hukum-hukum Tuhan karena kita sudah mengalami kebangkitan jiwa yang baru. Jadi ada "manusia yang lama" (manusia alami) dan "manusia yang baru". Manusia yang lama menunjuk kepada jalan kita sebelum kita diselamatkan, dan manusia yang baru menunjuk kepada "ciptaan yang baru" dimana kita memiliki kebangkitan jiwa yang baru di dalam Roh Kristus.
Tuhan Yesus menjelaskan kepada Nikodemus dalam kitab Yohanes 3:3 demikian:
"Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia TIDAK dapat melihat Kerajaan Allah."
Kitab Yohanes 3:5-6 menambahkan demikian:
"Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari Air dan Roh, ia TIDAK dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh."
Kitab Matius 5:20 mencatat demikian:
"Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu TIDAK akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Dan Matius 18:3 menambahkan demikian:
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu TIDAK akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Seorang "anak kecil" adalah seseorang yang masih lugu dan sungguh-sungguh patuh kepada orang tuanya. Jadi ciri-ciri dari anak Tuhan yang sejati ada di dalam keadaan jiwanya yang baru, yaitu dia sudah dilahirkan kembali dari atas (dari Surga atau dari Tuhan). Itulah mengapa pada saat kematian datang, dalam keberadaan jiwa, kita akan pergi untuk hidup bersama dengan Yesus di Surga. Sedangkan tubuh kita akan dikuburkan di dalam tanah dan kembali menjadi debu.
Keselamatan bisa datang satu menit sebelum kematian, dan orang tersebut akan pergi ke dalam hadirat Tuhan seperti yang terjadi pada pencuri yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus (Lukas 23:42-43). Tuhan memberikan "kebangkitan jiwa yang baru" yang kekal selama-lamanya pada saat kita diselamatkan.
Dalam kitab Ibrani 12:2 kita membaca demikian:
"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman [yaitu pengarang iman], dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan [yaitu penyelesai iman], yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah."
Dan kitab Filipi 1:6 dengan singkat menyatakannya demikian:
"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus [yaitu hari kiamat]."
Inilah yang dimaksud dengan "kasih Tuhan" yang setia dan kekal. Ia akan selalu menuntun kita sehingga terjadi suatu perubahan yang sangat besar dan nyata antara cara hidup kita setelah diselamatkan dengan sebelum kita diselamatkan. Alasannya adalah ketika kita diselamatkan kita sudah membenci dosa sama sekali dan tidak mau untuk berbuat dosa lagi (1 Yohanes 3:9).
Ketika kita diselamatkan kita hanya dilahirkan kembali dari Roh Tuhan dalam keberadaan "jiwa" kita saja, tetapi kita masih harus hidup di dalam "tubuh" yang masih menginginkan dosa (Roma 7). Dengan demikian akan ada suatu "pertentangan" atau "konflik" yang besar di dalam jiwa kita yang baru setiap kali kita ingin untuk berbuat dosa.
Kita hanya akan berbahagia ketika kita melakukan segala sesuatu menurut kehendak Tuhan. Tetapi karena kita masih harus hidup di dalam tubuh yang belum dibangkitkan maka kita tidak dapat seluruhnya bebas dari dosa. Ingatlah bahwa setiap pikiran dan kata-kata yang tidak sesuai dengan Kebenaran sudah merupakan dosa dimata Tuhan. Akan tetapi gaya hidup kita akan banyak berubah dengan sangat drastis ketika kita sudah diselamatkan. Bila kita melihat beberapa tahun kebelakang kita akan melihat banyak perubahan-perubahan yang terjadi karena kita sedang dipercikkan atau dibersihkan dengan "air yang murni" dari Injil.
Kalau kita sudah mengenal Tuhan, yaitu kalau kita sudah diselamatkan, kita akan menuruti perintah-perintah-Nya. Dan kita dapat menemukan segala perintah-perintah-Nya di dalam Alkitab. Dan karena kita sudah memiliki kebangkitan jiwa yang baru, yaitu Allah Roh Kudus sudah bersemayam di dalam kita, maka kita akan memiliki hasrat yang jujur, sungguh-sungguh dan terus menerus untuk melakukan perintah-perintah Tuhan.
Kitab 1 Yohanes 2:3-4 menyatakan tentang keselamatan demikian:
"Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran."
No comments:
Post a Comment