Alkitab menyebutkan beberapa hal yang spesifik mengenai apa yang harus kita katakan ketika kita berdoa kepada Allah. Dan Alkitab mengajarkan untuk memulai doa-doa kita dengan menyapa Allah sebagai "Bapa" seperti yang kita baca dalam kitab Matius 6:9. Ini adalah satu perintah dari Alkitab yang membentuk doa dari orang-orang yang percaya dan hal ini juga menekankan fakta bahwa kita sedang berbicara kepada Allah Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Dan dalam kitab Matius 23:9-10 Yesus mengajarkan demikian:
"Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa [pater] di bumi ini, karena hanya satu Bapamu [pater], yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias."
Alkitab juga memerintahkan kita untuk berdoa di dalam nama Yesus. Dalam kitab Yohanes 16:23 Tuhan Yesus menyatakan demikian:
"Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku."
Dan Yohanes 14:13-14 menambahkan demikian:
"dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Perintah ini diberikan bukan hanya sebagai penutup doa yang layak seperti halnya seseorang yang mengakhiri tulisannya pada sepucuk surat, tetapi juga untuk mengakui bahwa Yesus Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya supaya dapat membuat "jalan" bagi kita kepada Bapa, supaya kita dengan "berani" dapat menghampiri tahta kasih karunia Allah.
Perhatikanlah baik-baik firman yang satu ini yang kita baca dalam kitab Yohanes 14:6 demikian:
"Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Kemudian Alkitab juga memerintahkan kita untuk berdoa menurut kehendak Allah. Ini bukan berarti untuk sekedar berkata "terjadilah menurut kehendak-Mu ya Bapa" tetapi kita harus percaya dan yakin bahwa kehendak Allah-lah yang akan terjadi, tidak peduli apapun yang kita inginkan.
Kitab 1 Yohanes 5:14 menyatakan demikian:
"Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya."
Dan Yesus juga berkata dalam kitab Lukas 22:42 demikian:
"tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Kita harus sangat berhati-hati jangan sampai doa-doa kita menjadi "kekejian" dimata Allah karena setiap kali kita sedang berdoa meminta sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan kehendak-Nya. Pada saat umat Allah bertumbuh semakin kuat di dalam kasih karunia, doa-doa mereka akan terbentuk dari Firman Allah.
Kemudian Alkitab mengingatkan kepada kita untuk tidak menggunakan kata-kata yang sia-sia dan diulang-ulang seperti yang kita baca dalam Matius 6:7-8 demikian:
"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya."
Walaupun Allah mengetahui segala kebutuhan kita, kita boleh memohon kepada Allah hal-hal yang kita anggap perlu untuk kita sampaikan di dalam doa-doa kita, tetapi tentu saja kita tidak boleh memaksa apabila Allah tidak mengabulkan doa-doa kita. Kitab Yesaya 59:1-2 mengajarkan demikian:
"Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."
Pada akhirnya intisari dari segala doa adalah doa untuk keselamatan jiwa dan doa untuk orang-orang kudus, seperti yang kita baca dalam kitab Efesus 6:18 demikian:
"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus"
Dan dalam kitab Roma 8:26-27 menemukan pernyataan ini:
"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus."
Orang-orang kudus yang dimaksud disini bukan menunjuk kepada santa atau santo yang dianggap sebagai orang-orang yang paling suci, tetapi ini menunjuk kepada "semua" orang-orang yang percaya. Ketika kita sudah benar-benar diselamatkan kita telah "dikuduskan" (yaitu dipisahkan) karena kita telah ditutupi oleh kebenaran Kristus.
Kitab Roma 11:16 menjelaskan kepada kita demikian:
"Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus."
Dan kitab 1 Korintus 6:19 kita membaca demikian:
"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?"
Dan kitab 1 Petrus 1:2 menyatakan demikian:
"yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu."
Oleh sebab itu kita harus selalu memeriksa diri darimanakah "akar" kita berasal? Kita harus memastikan bahwa persekutuan kita adalah persekutuan dengan Kristus sebagai "satu-satunya" yang dapat membuat kita untuk menjadi kudus di hadapan Allah.
No comments:
Post a Comment