Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

May 3, 2013

Yeremia

Yeremia dilahirkan di Anatot sekitar tahun 650 sM. Ia itu putera Imam Hilkia. Dalam tahun ke-3 pemerintahan raja Yosia (627) ia dipanggil menjadi nabi. Kata-kata kenabiannya yang terakhir diucapkan setelah hancurnya Yerusalem (587/586, badingkank.: Yeremia 44:1-30).

Kata-kata kenabiannya tidak ada yang diucapkan pada kurun waktu antara tahun 622 dan 609 (tahun raja Yosia meninggal). Boleh jadi pembaharuan ibadat deuteronomis dipandangnya sebagai pemenuhan tuntutan-tuntutannya. Kita banyak diberitahu oleh Kitab Yeremia tentang keadaan para raja Yehuda yang terakhir, terlebih-lebih perihal pengepungan Yerusalem. Orang kerajaan Yehuda diancam dengan hukuman oleh Yeremia karena dosa-dosa mereka. Pandangan salah yang hidup dikalangan luas di tengah rakyat juga dikecamnya. Ditentangnya politik yang resmi.

Ia juga berusaha, agar Zedekia (597-587) memutuskan untuk menyerah pada Babilon. Setelah kota Yerusalem direbut, Yeremia dibebaskan oleh orang-orang Masduk dan sahabatnya Gedalya dijadikan penguasa kota. Setelah Gedalya dibunuh, orang-orang Israel memaksa Yeremia untuk ikut pergi mengungsi. Dengan demikian berakhirlah berita-berita tentang Yeremia. -- Di dalam pengakuan-pengakuan atau monolog-monolognya (Yeremia 11:18-12:6; Yer 15:10-21; 17:12-18; 18:18-23; 20:7-18) Yeremia menunjukkan dirinya sebagai orang saleh dan peka atas sesuatu. Ia seorang yang jujur dan terbawa pada panggilan kenabiannya secara mutlak (Yeremia 16:1-9). -- Kitab-kitab yang dilakukan padanya adalah:

1. Kitab Yeremia
2. Surat Yeremia (Kitab Barukh, Deuteronanika)
3. Ratapan

SURAT YEREMIA :

Sepucuk surat deuterokanonik. Di dalam terjemahan-terjemahan kuno muncul sebagai bab 6 Kitab --> Barukh. Barangkali asal-mula surat itu ditulis oleh seorang Yahudi Babilon dalam bahasa Ibrani. menjelang akhir zaman Persia atau awal zaman Helenis.

KITAB YEREMIA:

(1). Isi dan naskah. Corak khas dari tulisan Yeremia adalah hubungan "kata" kenabian yang dikaitkan dengan cerita-cerita. Beberapa di antaranya dibuat dalam bentuk-Aku. Kebanyakan dibuat dalam bentuk-dia. Menyolok sekali perbedaan bentuk naskah pada naskah Masorit. Bukan semua penghapusan dibebankan pada kesalahan-kesalahan terjemahan ataupun salinan. Sebab bagian dari penghapusan itu dibuat dengan sengaja. Adapun garis besar tradisi naskah Masorit adalah:
(a) 1-39 mengungkapkan peristiwa sampai pada jatuhnya Yerusalem (Urutan kronologisnya: 1-25; janji-janji hari depan: 26-35; penderitaan Yeremia : 36-39).
(b) 40-45 mengungkapkan waktu-waktu berikutnya.
(c) 46-51: Nubuat soal para bangsa asing.
(d) Tambahan historis 52 (2 Raja 24:18-20; 25:21,27-30).

Perbedaan-perbedaan corak, sifat serta sebagian theologi dari bagian perincian itu tergantung dari perbedaan berbagai-macam sumber. Menurut pandangan tradisionil dikatakan, bahwa kata-kata Yeremia dan catatan-catatan autobiografi Kitab itu dikumpulkan oleh --> Barukh (badingkan: bab 36). Para penyelidik modern membagi paraah Kitab itu dalam tiga sampai empat sumber (dengan tambahan-tambahan yang dilakukan di kemudian harinya). Keadaan yang pasti mengenai "naskah aslinya" tidak dapat ditetapkan secara tepat.

Arti teologis Yeremia terutama terletak pada pengertian Tuhan yang jelas dan mirip dengan Hosea. Tuhan adalah mempelai pria bangsa murtad, yang dicintainya dengan kasih abadi. Rakhmat ditawarkanNya sebagai pengganti keadilan. Hubungan perjanjian yang biasanya lebih mudah dipandang yuristis diberi pengertian rokhani dan pribadi oleh Yeremia. Dalam keadaan demikian hubungan perjanjian tidak didasarkan atas suatu ikatan nasional, tetapi didasarkan pada ikatan pribadi dengan Tuhan. Perjanjian yang baru tidak mengenal perintah-perintah dan kewajiban-kewajiban, sebab isinya (mengenal Tuhan) tanpa batas seperti kasih itu sendiri yang tidak terbatasi.

Data mengenai Yeremia sbb :

- Ayah : Hilkia - Yeremia 1:1.
- Disebut pertama : 2 Tawarikh 35:25.
- Namanya disebut : 134 kali
- Kitab yang menyebut : 5 buku : 2 Tawarikh, Ezra, Yeremia,Daniel, Matius.
- Pekerjaan : Nabi - Matius.
- Tempat kelahiran : Anatot, di Israel - Yeremia 1:1 (sekitar tahun 650 sM)
- Tempat kematian : Mesir
- Terakhir disebut : Matius 27:9.
- Nabi di Kerajaan Yehuda (Yeremia 1:1-3).
- Dipanggil oleh Tuhan (Yeremia 1:1-10).
- Khotbahnya mengenai Bait Suci (Yeremia 7:1-15).
- Diancam karena bernubuat (dalam Yeremia 11:18-23; 26:1-21).
- Tanda ikat pinggang yang menjadi lapuk (Yeremia 13:1-11).
- Pelajaran dari pekerjaan tukang periuk (dalam Yeremia 18:1-23).
- Penglihatan tentang dua keranjang buah ara (dalam Yeremia 24:1-10).
- Mau dibunuh (dalam Yeremia 26:1-24).
- Dilawan oleh Hananya (dalam Yeremia 28:1-17).
- Mengirim surat kepada orang-orang buangan di Babel (dalam Yeremia 29:1-32).
- Membeli ladang (dalam Yeremia 32:1-44).
- Kitab nubuatnya dibakar oleh raja Yoyakim (dalam Yeremia 36:1-32).
- Dipenjarakan (dalam Yeremia 37:1-21).
- Dibuang ke dalam perigi (dalam Yeremia 38:1-28).
- Dilindungi oleh Nebukadnezar (Yeremia 39:11-14).
- Dipaksa mengungsi ke Mesir (dalam Yeremia 43:1-13).
- Fakta penting : Ia dikenal sebagai nabi yang menangis, dan menuliskan buku terpanjang ) disamping Mazmur)

II. Latar belakang

Sejarah Yeremia mencakup kurun waktu 40 thn, dari saat ia dipanggil pada thn ke-13 pemerintahan raja Yosia (thn 626 sM) sampaijatuhnya Yerusalem thn 587 sM. Selama 40 thn itu ia bernubuat pada pemerintahan 5 raja Yehuda terakhir, yaitu raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia Waktu dia mengucapkan khotbah-khotbahnya, terciptalah sejarah di luar tanah airnya, Kerajaan Yehuda, dengan timbulnya tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa yang sangat penting. Itulah salah satu masa yang sangat menentukan dalam perjalanan sejarah Asia Barat kuno dan yang juga mempengaruhi sejarah kerajaan Yehuda.

Kerajaan Asyur terpecah-pecah, Babel dan Mesir terlibat perang untuk menjadi pemimpin di Asia Barat. Kronologi 25 tahun terakhir abad 7 sM dipaparkan jelas oleh penerbitan beberapa lempengan yang ditemukan dalam penggalian beberapa tahun yang lalu, tapi yg disimpan begitu saja di ruang gelap di bawah tanah Museum Britania, London. Pada thn 1956 DJ Wiseman berhasil memperjuangkan dokumen-dokumen Kasdim ini dapat digunakan oleh mahasiswa-mahasiswa jurusan Asia Barat kuno. Dengan demikian dimungkinkanlah meneliti ulang kronologi 25 thn terakhir abad 7 sM.

Kehidupan Yeremia pada masa-masa yang amat penting ini didokumentasikan dengan baik dan menarik perhatian. Pergaulan pribadinya yg intim dilukiskan jauh lebih hidup dibandingkan pergaulan Nabi-nabi Kecil bahkan dibandingkan dengan Yesaya dan Yehezkiel sekalipun.

Waktu Yeremia dipanggil menjadi nabi, ia masih "muda" (Ibrani נער - NA'AR, Yeremia 1:6) "NA'AR" ini istilah yang artinya ganda - bisa berarti masa anak-anak (Keluaran 2:6) atau masa belia (1 Samuel 30: 17). Jika maksudnya ialah Yeremia melulu malu-malu, rendah hati, dan belum dewasa secara rohani dan sosial, maka kata itu bisa berarti bahwa umurnya belum mencapai umur rata-rata seorang nabi; katakanlah antara 20-30 thn, dengan mempedomani peraturan yg ditetapkan untuk bani Lewi (Bilangan 8:24; 1 Tawarikh 23:24). Menganggap bahwa saat dipanggil ia baru berumur 20 thn, maka masa kanak-kanaknya tentulah pada masa pemerintahan raja Manasye dan Amon. Sewaktu panggilan itu datang kepada Yeremia, sudah satu abad lewat sejak kerajaan Utara (Samaria) jatuh ke tangan orang Asyur. Tapi kerajaan Yehuda di selatan bertahan hidup.

Dengan pertolongan mujizat Yehuda dapat menghadapi serbuan Sanherib seperti dinubuatkan oleh Yesaya. Raja Hizkia memulai pembaruan dalam hidup keagamaan dan kesusilaan (2 Raja 18:1 dab), tapi semuanya ini dihapuskan oleh masa kemurtadan yang lama di bawah Manasye, anaknya (2 Raja 21: 1 dab), dan pemerintahan singkat raja Amon yang penuh penyembahan berhala (2 Raja 21:19 dab). Waktu Yehuda bergelimang dosa penyembahan berhala, orang Asyur dalam pimpinan Esar-Hadon dan Asyurbanipal mengalahkan Mesir. Dalam pemerintahan Psametikhus (664-610 sM) Mesir bangkit kembali dan mulai menakut-nakuti Yehuda, yang terombang-ambing antara bujukan dan ancaman kedua adikuasa waktu itu, Mesir dan Babel. Dalam suasana ketegangan politik internasional dan kemunduran hidup keagamaan nasional inilah Yeremia beranjak remaja.

Di Yehuda pasti banyak orang mendambakan fajar menyingsing untuk mengakhiri kemerosotan moral selama 60 tahun. Yeremia dibesarkan dalam satu keluarga imam yang saleh (Yeremia 1:1). Namanya, selain bermakna "YHVH telah menunjuk" ada pula yang mengartikannya 'YHVH meninggikan' atau 'YHVH meruntuhkan', dengan baik melambangkan baik doa orangtuanya untuk umat yang sudah putus asa itu maupun cita-cita mereka mengenai Yeremia yang muda belia. Mereka tentu menyampaikan kepada Yeremia keprihatinan mereka tentang penindasan agama dan kemurtadan Manasye dan Amon, mendidik dia dalam hukum Taurat Israel, dan membekali dia dengan ajaran-ajaran Yesaya dan nabi-nabi lain pada abad yang lalu.

III. Kelima pemerintahan

a. Yosia

Waktu Yeremia dipanggil oleh Allah, pembaruan hidup keagamaan sudah dimulai oleh Yosia (638-608 sM), yang telah menduduki takhta Yehuda 12 tahun (2 Tawarikh $34:4-7). Tapi barulah pada thn 621 sM, yaitu tahun ke-18 masa pemerintahannya, dia memulai pembaruan sistematis dalam hidup keagamaan dan kesusilaan Yehuda (2 Raja 23). Daya pendorong dilancarkannya pembaruan itu ialah ditemukannya waktu itu 'Kitab Taurat' di Bait Suci oleh Hilkia. Ketika itu Yeremia sudah 5 tahun menjadi nabi. Mungkin pasal 1-6 menceritakan keadaan di Yehuda sebelum pembaruan utama Yosia pada thn 622-621 sM. Perilaku bangsa itu busuk tak terperikan, mereka tak peka terhadap pengampunan yang disediakan Allah, dan lupa ancaman musuh yang tak terkalahkan. Selain Yeremia 11:1-8, yang boleh jadi mencakup petunjuk tentang perhatian Yeremia terhadap gerakan pembaruan Yosia, nabi ini tak meninggalkan suatu singgungan mengenai ke-12 tahun terakhir pemerintahan Yosia. Pada thn 608 sM Yosia tewas di Megido (2 Raja 23:29) dalam usahanya yang gagal melawan Firaun Nekho (610-594 sM), yang mengganti Psametikhus. Adalah wajar bila Yeremia menangisi kematian Yosia yang belum pada waktunya itu (Yeremia 22: 10a), dan yg menurut pendapatnya adalah raja yang baik (Yeremia 22:15 dab).

b. Yoahas

Raja Nekho terus mencampuri urusan Yehuda. Yoahas (atau Salum, Yeremia 22:11) mengganti Yosia, tapi tiga bulan kemudian dipecat oleh Nekho, yang membebankan kepada Yehuda upeti yang berat (2 Raja 23:31-33) dan mengangkat Yoyakim (atau Elyakim), adik Yoahas, menduduki takhta (2 Raja 23:34; 2 Tawarikh 36:2, 5). Yeremia meratapi turunnya Yoahas dari takhta dan pembuangannya ke Mesir (Yeremia 22: 10-12).

c. Yoyakim

Dalam pemerintahan raja inilah terjadi peristiwa yang mempunyai arti besar dalam percaturan politik, yaitu pertempuran di Karkemis (Yeremia 46) tahun 605 sM. Orang Mesir di bawah pimpinan Nekho dihancurkan oleh orang Kasdim di bawah pimpinan Nebukadnezar dalam pertempuran di Karkemis, di tepi sebelah kanan S Efrat, sebelah baratlaut dari Alepo dan di Hamat. Politis peristiwa ini sangat penting sekali, sebab merupakan tanda pengalihan kekuasaan di Asia Barat kepada Babel. Jadi peristiwa Karkemis mempunyai arti tersendiri bagi Yehuda.

Karena sekarang semua jalan yang menuju perbatasan Mesir sudah dalam penguasaan Nebukadnezar, maka tak dapat dielakkan lagi bahwa seluruh Asia Barat akan tunduk kepada pemerintahannya (Yeremia 25:15 dab). Sejak saat itu nabi Yeremia menganjurkan supaya Yehuda tunduk kepada kekuasaan Babel. Pada thn 604 sM kota Askelon dijarah oleh Nebukadnezar, yg terhadap kota itu hukuman telah dinubuatkan oleh Yeremia (47:5-7) dan Zefanya (2:4-7). Dalam Yeremia 36:9 dab dimaklumkan di Yehuda suatu hari puasa. Pasti hal ini mengacu kepada malapetaka yg sudah mendekat. Dan memang, tanggal penyerangan Nebukadnezar ke Askelon tepat dengan tanggal puasa di Yehuda. Yeremia telah menubuatkan sebelumnya bahwa Nebukadnezar akan datang dari Askelon menyerang Yehuda; itulah yang melatarbelakangi hari puasa dan pengumuman pesan Yeremia di Yerusalem.

Tapi kebijakan nabi Yeremia bertentangan dengan strategi politik dalam dan luar negeri raja Yoyakim. Raja ini menyokong penyembahan berhala (2 Raja 23:37), egoistisnya dan kecongkakan nya memperberat kecelakaan Yehuda (Yeremia 22:13-19). Yoyakim kurang menghormati Yeremia (26:20-23) dan amanatnya (26:9). Politik persekutuannya yang terombang-ambing dari Mesir ke Babel, mungkin adalah akibat perang antara Babel dan Mesir pada thn 601/600 sM tidak menentu. Tiga tahun kemudian ia memberontak terhadap Babel. Kegagalannya dalam pemberontakan ini hanyalah menimpakan hukuman atas dirinya lebih lengkap, dan hal ini membuat penderitaan Yehuda lebih parah lagi (2 Raj 24:1 dab)" Yeremia menempelak raja, para nabi dan para imam.

Rasa permusuhan yang timbul akibat tempelakannya ini, tercermin dalam nubuat-nubuatnya. Dia dianiaya (Yeremia 12:6; 15:15-18), timbul kesepakatan menentang dia (11:18-23; 18:18), dia ditahan (20:2), dinyatakan patut dihukum mati (26:10 dab, 24; bandingkan ayat 20-23; 36:26). Nubuat-nubuatnya yang sudah tertulis dimusnahkan (36:27). Tapi dalam suasana tertekan demikian Yeremia bertahan dalam tugas pelayanannya - ia memanjatkan doa syafaat atas Yehuda (11:14; 14:11; 17:16), berbicara di hadapan Allah (17:14-18; 18:18-23; 20:7-18), menelanjangi para nabi yang mengeruk keuntungan dari setiap keadaan (23:9-40), menubuatkan kemusnahan Bait Suci (7:1-15) dan bangsa (pasal 18 dab) dan meratapi hukuman terhadap umatnya(9: I; 13:17; 14:17).

Akhirnya hidup Yoyakim berakhir tragis di Yerusalem di penghujung thn 598 sM, thn ke-13 pemerintahannya, seperti dinubuatkan oleh Yeremia (22: 18; bandingkan 2 Raja 24:1 dab). Di pihak lain, 2 Tawarikh 36:6 dab mencatat tentang Nebukadnezar membelenggu Yoyakim dan membawa dia ke Babel. Dalam Daniel 1:1dab dibicarakan juga tentang pembuangan Yoyakim pada thn ke-3 pemerintahannya.

d. Yoyakhin

Yoyakhin (atau Konya, 22:24, 28; atau Yekhonya, 24:1) mengganti Yoyakim pada thn 597 sM dan menuai apa yang ditabur ayahnya. Pemuda ingusan ini, yang baru berumur 18 tahun, memerintah hanya 3 bulan (2 Raja 24:8). Pemberontakan Yoyakim, ayahnya, memaksa Nebukadnezar pada thn ke-7 pemerintahannya mengepung Yerusalem, dan raja Yehuda yang muda belia itu 'keluarlah' (2 Raja 24:12). Artinya, menyerah. Dia bersama mayoritas golongan atas Yehuda, para pengrajin dan tentara dibuang ke Babel (seperti tertera dalam Yeremia 22: 18 dab) dan Bait Suci habis dijarah (2 Raja 24: 10-16). Dalam Sejarah Babel sebagai sumber data di luar Alkitab yang seusia dengan Alkitab, kita temukan sekarang pembenaran informasi ini. Yeremia sudah lebih dulu menubuatkan nasib Yoyakhin (22:24-30). Tapi 36 tahun kemudian ia dibebaskan oleh anak dan pengganti Nebukadnezar (2 Raj 25:27-30).

e. Zedekia

Zedekia, raja baru yang diangkat Nebukadnezar menduduki takhta Yehuda, adalah putra bungsu Yosia (Yeremia 1:3) dan adik dari Yoyakim (2 Raja 24: 17; 2 Taw 36: 1 0). Kebenaran berita Perjanjian Lama (PL) mengenai pengangkatan Zedekia oleh Nebukadnezar menggantikan Yoyakhin, sepenuhnya dikukuhkan oleh Sejarah Babel. Pemerintahannya (597-587 sM) memeteraikan hukuman Yehuda (2 Raja 24:19 dab). Wataknya sangat lemah dan plin-plan, para penjabat pemerintahannya adalah orang-orang yang berasal dari lapisan bawah. Penjabat-penjabat ini menggantikan golongan atas yang diboyong ke pembuangan, dan mereka memandang rendah orang-orang yang terbuang itu, tapi Yeremia menganut keyakinannya sendiri tentang buah ara yang 'jelek' dan yang 'baik' (Yeremia 24:1 dab). Dan kepada golongan terakhirlah dia kirimkan suratnya yang termasyhur itu (29:1 dab). Tapi baik di Babel maupun di Yehuda nabi-nabi palsu berusaha supaya Yeremia dibunuh (28:1 dab; 29:24 dab). rokok utama yang menjadi persoalan ialah lamanya pembuangan. Yeremia menubuatkan pembuangan akan 70 tahun lamanya, tapi nabi-nabi gadungan mengatakan pembuangan itu hanya 2 tahun saja.

Pertentangan utama antara Yeremia dan Zedekia ialah masalah pemberontakan terhadap Nebukadnezar. Pemberontakan sudah direncanakan pada tahun ke-4 pemerintahannya dalam persekongkolan dengan negara-negara tetangga, hal yang sangat keras ditentang oleh nabi Yeremia (pasal 27 dab). Tapi, nampaknya Zedekia berhasil mengurangi kecurigaan Nebukadnezar dengan berkunjung ke Babel tahun itu juga (Yeremia 51:59).

Akhirnya, pada thn ke- 7 atau ke-8 pemerintahannya, Zedekia tak dapat menghindari timbulnya kecurigaan Nebukadnezar, karena ia mengadakan perundingan-perundingan pengkhianatan dengan Firaun Hofra. Hukuman sudah ditentukan dan pada thn ke-9 (589 sM) pemerintahan Zedekia, Yerusalem dikepung oleh pasukan Babel untuk kedua kalinya. Tapi sebelum pengepungan (Yeremia 21:1-10) dan pada saat pengepungan-itu (34:1 dab, 8 dab; 37:3 dab, 17 dab; 38:14 dab) hanya satu amanat Yeremia bagi Zedekia, yaitu menyerah kepada Babel, sebab Yerusalem pasti akan jatuh ke tangan mereka. Tafsiran Yeremia mengenai pertempuran Karkemis yang terjadi 17 tahun yang lalu (605 sM) sedang dibuktikan sepenuhnya. Pada suatu saat selama pengepungan itu, waktu gerak maju tentara Mesir memaksa tentara Babel mundur, yang melahirkan pendapat bahwa Yeremia salah, segera dipatahkan. Peringatannya bahwa orang Babel akan mengalahkan orang Mesir segera digenapi dan pengepungan segera dimulai (37:1-10).

Perlakuan buruk beberapa orang Yahudi terhadap budak-budak mereka pada saat yang genting ini, mendorong Yeremia melancarkan kritikan pedas dan kutukan keras (Yeremia 34:8-22). Karena Zedekia terombang-ambing akibat kekecutan hatinya, maka musuh-musuh Yeremia memperlakukan Yeremia semena-mena selama pengepungan itu, sehingga ia hampir putus asa. Ia ditangkap dengan tuduhan lari memihak kepada musuh, ditahan di dalam ruang cadangan air di bawah tanah (37:11-16), kemudian dipindahkan ke penjara di pelataran jaga dekat istana (37:17-21). Lalu ia dituduh mengkhianat dan dijatuhkan ke dalam sumur tua yang kering, di mana dia pasti akan mati seandainya Ebed-Melekh tidak campur tangan. Kemudian ia dipindahkan ke pelataran jaga (38:1-13); di situ raja Zedekia secara rahasia berbicara dengan dia (ayat 14-28).

Menjelang akhir pengepungan itu, Yeremia - dalam suatu tindakan iman yang luhur - membeli sebidang tanah milik kerabatnya di Anatot (32: 1-15). Pada saat ini juga ia menyampaikan janji-janji pemulihan (32:36-44; 33: 1-26). Dan kepada masa ini juga harus digolongkan nubuatnya yg akbar mengenai perjanjian yg baru (31 :31 dab), yang akhirnya digenapi dalam Kristus, Pengantara perjanjian itu. Tapi cawan kejahatan Yehuda sudah melimpah sekarang dan pada thn 587 sM Yerusalem hancur oleh hukuman (ps 39). Di sini juga perlu diperhatikan bahwa berita tentang penaklukan Yerusalem dalam Sejarah Babel pada garis besarnya cocok dengan berita PL dalam 2 Raja 24: 10-17; 2 Tawarikh 36: 17; Yeremia 52:28. Peristiwa ini terjadi pada thn 597 sM, pada thn ke-7 pemerintahan Nebukadnezar. Jadi kehancuran kota itu adalah pada thn 587 sM, bukan pada thn 586 sM, seperti sudah begitu lama diterima.

Nebukadnezar memperlakukan Yeremia dengan wajar dan sesudah Gedalya diangkat menjadi gubernur Yehuda, Yeremia tinggal di Mizpa membantu gubernur itu (Yeremia 40:1-6). Tapi Gedalya segera dibunuh (41:1 dab), dan yang tersisa di Mizpa memutuskan lari ke Mesir, walaupun Yeremia keras menentang keputusan itu. Yeremia, bersama Barukh, juru tulisnya, dipaksa mengikuti mereka (42:1-43:7). Masa terakhir dalam hidupnya, Yeremia yang sudah tua itu dan yang sepanjang pelayanannya sebagai nabi penuh pergumulan, tinggal di Takhpanhes di Mesir, tapi belum bungkuk. Ia menubuatkan kekalahan Mesir atas Nebukadnezar (43:8-13) dan menempelak ibadah orang Yahudi yg tinggal di Mesir (44:1 dab), yang dirasuki penyembahan berhala. Tentang peristiwa-peristiwa berikutnya dalam hidupnya atau bagaimana dia meninggal tidaklah diketahui.

IV. Kepribadian Yeremia

Kepribadian dari semua nabi PL, kepribadian Yeremia-lah yang paling jelas dilukiskan. Dan tidaklah berlebihan mengatakan, bahwa untuk mengerti maksud PL dengan istilah 'nabi', maka haruslah diteliti Kitab Yeremia. Pemanggilan Yeremia, tugasnya melayankan firman Allah (Yeremia 15:19), otoritas yang dikaruniakan tugas ini kepadanya, cara menyatakan Firman Allah kepadanya, pembedaannya yang jelas tegas sebagai nabi yang benar dari nabi yang palsu, amanatnya dan kepahit-getiran dilema yang dihadapinya karena kesetiaannya kepada tugasnya - semuanya itu terlukis dalam nubuat-nubuat Yeremia. Hubungan pengalaman rohani dan gugahan hatinya dengan jabatan kenabiannya memberi Kitabnya kualitas yang tak ada taranya.

Emosinya sangat jelas terungkap bahkan dalam percakapan-percakapannya, Dari isi tuturannya nyata jelas bahwa Yeremia adalah orang yang senantiasa dirundung pergumulan. Ia lembut hati sekaligus keras, penuh kasih tapi pantang menyerah. Dalam dirinya kelemahan daging bergumul dengan daya roh. Keinginan-keinginan alami kawula muda tidak diberikan kepada nabi muda ini (16:2).

Ia mendesak bertobat suatu umat yg tidak tahu lagi hati yang remuk karena penyesalan. Ia menelanjangi dosa-dosa bangsanya dan menyatakan hukumannya, walaupun dia tahu bahwa usahanya itu akan sia-sia. Umat yg dikasihinya membenci dia. Patriot sejati yang setia taat tanpa pamrih ini dicap pengkhianat. Nabi yang dirasuki pengharapan yg tak terpadamkan ini harus memamerkan kepalsuan pengharapan umatnya. Pendoa syafaat ini dilarang mensyafaati umatnya. Pencinta Yehuda ini difitnah oleh Yehuda.

Sukar merasakan betapa dalamnya dukacita Yeremia mengalami keadaan ini. Tanpa berharap lagi akan penghiburan (Yeremia 8:18, 21), air matanya hendak berderai meratapi Yehuda yang terhukum (9:1; 13: 17) dan membiarkannya hancur akibat ulahnya sendiri (9:2). Karena yakin bahwa kegagalan sudah mutlak, ia mengutuki hari lahirnya (15: 10; 20:14-18), dan menuduh Allah membujuknya (20:7a); mengeluh karena kehinaan menimpa dia (20:7b-10), dan memohon pembalasan atas orang-orang yg menyiksa dia (18: 18,21-23). Dalam arti inilah Yeremia, yg hatinya tergugah dan tercabik-cabik itu adalah insan tragis. Kepahit=getiran hidupnya timbul karena gejolak pertentangan dalam batinnya dan sekelilingnya; cita-citanya yang luhur agung bentrok dengan kehinadinaan, semangatnya yg membara bentrok dengan hatinya yang kecut, keberjayaan tertentu bentrok dengan kekalahan telak, desakan hatinya untuk meninggalkan panggilannya keok oleh ketidakmampuannya menyingkirkan panggilannya itu (bandingkan 5:14; 15:16, 19-21 dengan 6:11; 20:9, 11; 23 :29). Tapi pertentangan-pertentangan batin yg sangat pelik ini dan kehinaan yang menimpa dia karena panggilannya itu (15:17 dab; 16:2,5,8), menghantar dia mendapati Allah sebagai benteng perlindungan. Demikianlah ideal persekutuan dengan Allah sesuai PL mendapat ujudnya yang paling indah dalam diri Yeremia. Dan dalam persekutuan dengan Allah inilah akhirnya Yeremia sanggup menghadapi keseganan, kesesakan hati, kesendirian tanpa penolong, permusuhan, kesepian, hilang semangat, salah dimengerti dan kegagalan.

V. Amanatnya

a. Pengertian Yeremia tentang Allah

Allah adalah Pencipta dan Tuhan yang berdaulat, yang memerintah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi (Yeremia 27:5; 23:23 dab; 5:22, 24; 10:12 dab). Semua ilah bangsa-bangsa adalah kesia-siaan (10:14 dab; 16:22). Allah Israel menentukan segala sesuatu menurut kehendak-Nya (18:5-10; 25: 15-38'; 27:6-8). Ia tahu isi hati manusia (17:5-10) dan Ia adalah sumber hidup bagi semua yang berharap kepada-Nya (2: 13; 17:13). Umat-Nya dikasihi-Nya dengan sangat (2:2; 31: 1-3), tapi Dia menuntut ketaatan dan kesetiaan mereka (7: 1-15). Korban-korban persembahan kepada ilah-ilah kafir (7:30 dab; 19:5) dan persembahan-persembahan yang dipersembahkan kepada Allah oleh umat yang murtad (6:20; 7:21 dab; 14:12) adalah kejijikan bagi-Nya.

b. Yeremia dan penyembahan berhala

Sejak awal nabi Yeremia memberitakan hukuman. Dan keberdosaan Yehuda membuat hukuman itu tak terelakkan. Perbuatan dosa yang khusus ditentang Yeremia ialah penyembahan berhala. Rujukan yang begitu banyak pada ilah-ilah kafir menjelaskan bahwa praktik itu sudah meluas dan banyak ragamnya. Baal, Molokh dan ratu langit disebut. Di Bait Suci terdapat berhala-berhala (32:34), di pinggiran Yerusalem anak-anak dipersembahkan kepada Baal dan Molokh (bandingkan 7:31; 19:5; 32:35). Penyembahan berhala yang ditingkatkan oleh raja Manasye, nenek Yosia, dibasmi oleh Yosia, tapi umat itu murtad lagi sesudah Yosia mati.

c. Yeremia dan percabulan

Di seluruh PL percabulan selalu menyertai penyembahan berhala. Ini merajalela dalam hidup generasi Yeremia, yang penuh penyembahan berhala itu (Yeremia 5:1-9; 7:3-11; 23:10-14). Kebejatan moral tak terelakkan dibarengi lenyapnya takut akan Allah dan hormat akan Taurat-Nya. Percabulan dan kecurangan menjadi biasa bahkan di tengah-tengah para imam dan nabi (5:30 dab; 6:13-15; 14:14). Daripada memberantas percabulan, mereka sebaliknya membantu penyebarannya. Ironisnya, Yehuda yang menyembah berhala dan bercabul itu masih giat sekali melakukan ibadat keagamaan! Ini menerangkan ucapan Yeremia yg sering diulangi, bahwa di hadapan Allah hukum moral lebih diutamakan daripada kesucian ibadat. Yeremia mendasarkan dakwaannya pada sikap Yehuda meremehkan tabut perjanjian (3:16), kedua loh hukum Taurat (31 :31 dab), sunat sebagai tanda perjanjian (4:4; 6:10; 9:26), Bait Suci (7:4,10 dab; 11:15; 17:3; 26:6, 9, 12; 27:16), dan semua ragam korban (6:20; 7:21 dab; 11:15; 14:12).

d. Yeremia dan hukuman

Maka wajarlah bila hukuman begitu mencolok dalam amanat Yeremia. Hakuman Yehuda yang datang dari Allah banyak ragamnya, seperti bala kekeringan dan kelaparan (5: 24; 14:1-6) dan serbuan penguasa asing (1:13-16; 4:11-22; 5:15-19; 6:1-15 dst). Dan tanpa ampun saat tibanya hukuman berat itu makin mendekat, ketika alat Allah untuk menghukum Yehuda pemurtad itu tampil (25:9; 52:1-30). Sejarah yang melatar-belakangi nubuat-nubuat tentang hukuman ini sangat jelas dalam buku Chronicles of Chaldaean Kings (626-556 sM), yang sudah disinggung di atas. Sejarah itu menyajikan banyak peristiwa intemasional yang terjadi pada masa hidup Yeremia, dan acuan-acuan terkait terdapat dalam nubuat-nubuatnya mengenai bangsa-bangsa asing. Pasti nubuatnya yg melawan bangsa-bangsa dalam pasal 25 ditulis terkait dengan gerakan pertama Nebukadnezar ke arah barat (Yeremia 25:1; bandingkan ayat 9). Pasal 46 mulai dengan menyinggung pertempuran Karkemis pada thn 605 sM. Lalu menyusul nubuat tentang perang Nebukadnezar melawan Mesir (46:13-26). Sejarah Babel memberikan juga alasan-alasan mendasar untuk nubuat-nubuat Yeremia melawan Kedar dan Hazor (49:28-33) dan Elam (49:34-39). Diberitakanjuga bagaimana Nebukadnezar menyerang suku-suku Arab tahun 599 sM (bandingkan Yeremia 49:29,32), dan tahun 596 sM ia berperang melawan Elam. Sebelumnya nubuat itu tak mempunyai dasar sejarah di luar Alkitab. Untuk keabsahan sajian Sejarah Babel mengenai penanggalan dan keaslian nubuat-nubuat Yeremia dalam pasal 46-51, (lihat Journal of Biblical Literature 75, 1956, halaman 282 dab.

e. Yeremia dan nabi-nabi palsu

Pengertian Yeremia akan panggilannya, dan penyerahan dirinya seutuhnya pada panggilannya itu, menimbulkan dalam dirinya permusuhan yang tak dapat didamaikan dengan nabi-nabi dan imam-imam 'profesional'. Dan mereka memang mati-matian memusuhi dia. Pertentangan utama Yeremia dengan imam-imam ialah usaha mereka mengeruk keuntungan dari jabatan mereka, dan ramalan mereka bahwa kapan pun Bait Suci Yerusalem tidak akan jatuh ke tangan orang Babel (Yeremia 6:13; 18:18; 29:25-32 dst). Nabi-nabi palsu itu meyakinkan umat Yehuda yang tertipu itu dalam optimisme yang dangkal (8: 10-17; 14:14-18; 23:9-40 dst).

f. Harapan Yeremia

Dengan lantang dan pantang berkompromi, Yeremia adalah pengkhotbah tentang penghukuman. Tapi amanatnya tentang penghukuman selalu dibarengi pengharapan. Pembuangan di Babel tidaklah selama-lamanya (Yeremia 25:11; 29:10). Sebab Babel sendiri akan diruntuhkan (ps 50 dab). Kata-kata pengharapan akan terlepasnya Yehuda dari penghukuman terdapat sejak dari awal amanat Yeremia (3:14-25; 12: 14-17). Dan karena keadaan makin memburuk, maka pengharapan Yeremia makin mencolok benderang (23: 1-8; 30-33). Dan pengharapan inilah yang melahirkan tindakan imannya yang luhur pada masa-masa kegelapan (32:1-15).

g. Yeremia dengan agama Yehuda

Dengan demikian Yeremia dapat mengantisipasi keruntuhan Bait Suci, putusnya peranan dinasti Daud, akan terhen¬tinya seluruh bentuk korban dan jabatan imam. Bahkan ia mengumumkan bahwa sunat tanda perjanjian sama sekali tidak berarti apa-apa tanpa sunat hati (4:4; 9:26; bnd 6:10). Mengandalkan Bait Suci, korban-korban, keimaman, sia-sia saja jika tidak disertai oleh pertobatan hati (7:4-15, 21-26). Tabut perjanjian pun akan dikesampingkan (3:16). Pengetahuan tentang hukum Taurat tanpa ketaatan kepada Taurat tak ada gunanya (2:8; 5:13,30 dab; 8:8). Maka Yeremia melihat perlunya Taurat dituliskan dalam hati, bukan pada batu, sehingga dengan demikian mendampakkan ketaatan sejati dan sempurna (31 :31-34; 32:40). Kalaupun lambang-lambang lahiriah perjanjian itu berlalu, itu bukan menandakan berakhirnya perjanjian itu, tapi pembaruannya dalam bentuk-bentuk yang lebih semarak (33:14-26).

h. Yeremia dengan cita-cita masa depan

Jadi Yeremia dapat memandang jauh ke depan ke masa kembalinya Yehuda dari pembuangan dan memulai kehidupan kembali di Palestina (Yeremia 30:17-22; 32:15, 44; 33:9-13). Pada masa depan yang ideal Samaria akan mendapat bagian (3: 18; 31:4-9), segala sesuatu akan berlimpah-limpah (31: 12-14), Yerusalem akan menjadi kudus bagi YHVH (31: 23,38-40), dan akan berkumandang ungkapan 'Tuhan keadilan kita' (33:16). Penduduknya akan kembali kepada YHVH dengan pertobatan penuh penyesalan (3:22-25; 31: 18-20) dan dengan segenap hati (24:7). Allah akan mengampuni mereka (31 :34b), dan akan menaruh takut kepadaNya dalam batin mereka (32:37-40), akan menegakkan pemerintahan Raja Mesias atas mereka (23:5 dab), dan bangsa-bangsa kafir akan beroleh bagian dalam berkat yang dikaruniakan kepada mereka (16:19; 3:17; 30:9).

VI. Nubuat-nubuat Yeremia

Nubuat-nubuat Yeremia disajikan dalam Kitab Yeremia tidak berdasarkan kronologi.Masa pelayanarnya sebagai nabi mencakup lima pemerintahan, dan menurut Prof. C Lattey urutan pasal-pasal itu mungkin sbb:

(i) Yosia: pasal 1-20, kecuali 12: 7-13:27.
(ii) Yoahas: tidak ada. (ii i) Yoyakim: ps 26; 22; 23; 25; 35; 36; 45; 33; 12:7-13:27. (iv) Yoyakhin: pasal 13:18 dab; 20:24-30; 52:31-34; lihat percakapan tentang pemerintahan Yoyakhin yang tiga bulan itu dalam Journal of Biblical Literature 75, 1956, hlm 277-282; )
(v) Zedekia: peringatan-peringatan: pasal 24:29; 27-28; 51 :59-60; janji-janji pemulihan: pasal 30-33; pengepungan: pasal 21; 34; 37-39.
(vi) Sesudah jatuhnya Yerusalem: pasal 40-44.
(vii) Nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa pasal 46-51.
(viii) Tambahan yang bersifat sejarah: pasal 52.

Karena pasal-pasal Kitab ini tidak menuruti kaidah kronologi, maka mungkin pokok isilah yg menentukan urutan itu. Pasal 36 kelihatannya mendukung pendapat ini. Tatkala pertama kalinya dikeluarkan perintah untuk menuliskan nubuat-nubuat Yeremia pada tahun ke-4 pemerintahan Yoyakim (tahun 604 sM), nubuat-nubuat itu mencakup kurun waktu 23 thn, yaitu dari tahun ke-13 pemerintahan Yosia (tahun 626 sM) sampai thn 604 sM. Naskah nubuat-nubuat ini dimusnahkan oleh Yoyakim pada thn ke-5 pemerintahannya, tapi Barukh menuliskannya kembali berdasarkan ucapan-ucapan Yeremia, dan 'masih ditambahi dengan banyak perkataan seperti itu' (Yeremia 36:32). Apa saja yang ditambahkan itu tidak dapat dipastikan, demikian juga isi gulungan pertama yg dimusnahkan Yoyakim itu. Tapi jelas nubuat-nubuat asli dan tambahan-tambahan itu adalah intisari Kitab Yeremia yang sampai ke tangan kita sekarang ini; bagaimana seluruhnya mendapat bentuknya yang final hanya dapat diduga-duga. Tapi susunan nubuat yg tidak kronologis itu memperkuat keyakinan, bahwa itulah kata-kata yang diucapkan oleh Yeremia yang sudah diilhami, lalu kemudian dikumpulkan pada saat-saat bahaya dan kesusahan mengancam. Masalah urutan nubuat Yeremia yg tidak berdasarkan kronologi itu juga nampak dalam hubungan naskah bahasa Ibrani Kitab ini dengan naskah Septuaginta/ LXX (Yunani). Terjemahan Yunani menyimpang dari naskah Ibrani dalam dua hal:

(i) Naskah LXX lebih pendek dari naskah Ibrani, ± 1/8 bagian (yaitu ± 2.700 kata). Ini makin mengherankan jika diperhatikan bahwa seluruh naskah LXX itu boleh dikatakan sesuai sekali dengan naskah Ibrani. Kekecualian utama terletak pada Kitab Yeremia, Ayub dan Daniel.

(ii) Dalam LXX nubuat-nubuat menentang bangsa-bangsa asing (46-51) tempatnya di belakang 25:13, dan urutannya juga berubah. Perbedaan Ini diketahui pada zaman Origenes, tapi sukar dipercaya bahwa naskah Kitab Yeremia dalam bahasa Ibrani dan dalam bahasa Yunani merupakan dua edisi yg berbeda. Oleh kedudukan Yeremia sebagai nabi dan bobot wataknya yg demikian mantap, tentulah kedua naskah kitabnya itu sudah ada sejak dini, karena pasti tak ada naskah yang begitu jauh bedanya dari naskah yang diterima, seperti perbedaan naskah Yunani ini dari naskah Ibrani, yang akan laik diterima jika naskah seperti itu ditulis berabad-abad sesudah Yeremia mati.

Dalam perdebatan mengenai keunggulan naskah yang satu atas naskah yang lain, mereka yang mengunggulkan LXX mengemukakan, bahwa dalamnya nubuat-nubuat yg menentang bangsa-bangsa asing berkaitan lebih wajar, dan bahwa beberapa dari pasal-pasal yang alpa itu (umpamanya 29:16-20; 33:14-26; 39:4-13; 52; 28-33 dst) tidak mungkin kebetulan saja. Tapi rujukan-rujukan kepada Sejarah Babel yang disebut di atas, menunjukkan kemungkinan melukiskan kembali latar belakang sejarah, di mana harus kita tempatkan beberapa dari nubuat itu, terutama yang melawan Kedar, Hazor, Elam dan Arab. Beberapa ahli yg mengunggulkan naskah Ibrani mempersoalkan 'sifat semau gua terjemahan LXX itu' (Streane), yang menurut Graf membuat seluruhnya tak mungkin dimasukkan dalam terbitan baru ini - sebab tak layak disebut 'terjemahan' - yang otoritasnya sebagai naskah asli adalah sahih. Kesan yg ditimbulkannya memang terasa bahwa bagian-bagian yg alpa itu tidak berdasarkan nalar ilmiah. Dan kenyataan ialah, bahwa tokoh-tokoh 'sinagoge agung' yg bekerja keras menentukan Kanon PL, lebih menyukai naskah bahasa Ibrani daripada terjemahan Yunani.

VII. Kesimpulan

Dalam menyimpulkan kebesaran Yeremia, beberapa hal harus ditonjolkan. Yeremia menyadari bahwa reformasi Yosia sebenarnya merupakan gerak mundur karena mengancam akan membatalkan tugas nabi-nabi. Reformasi tata ibadah tanpa reformasi nurani tak ada gunanya. Ia juga mengamati bahwa hidup keagamaan di Yehuda akan berjalan terus, sekalipun Bait Suci dan Yerusalem musnah. Dalam suratnya yg termasyhur kepada para buangan di Babel (pasal 29) ia menyatakan bahwa di negeri kafir pun orang Yahudi dapat beribadah kepada Allah, walaupun tanpa imam dan upacara penyerahan korban-korban persembahan. Bahkan bukan tidak mungkin bahwa mereka yang terbuang di Babel lebih dekat kepada Allah daripada kerabat mereka yang tinggal di Yerusalem, yang membuat segi lahiriah agama) menggantikan iman batiniahnya.

Yeremia juga melihat bahwa karena pada hakikatnya agama adalah hubungan moral dan spiritual dengan Allah (Yeremia 31 :31-34), maka tuntutan agama harus juga bersifat moral dan spiritual. Dalam pengertian ini nyata juga betapa pentingnya kualitas perseorangan. Tanggung jawab perseorangan harus menjadi fondasi watak dan hidup kerohaniannya. Dan seseorang akan dihukum karena dosa-dosanya sendiri, bukan karena dosa ayahnya. Pengertian Yeremia tentang hakikat kualitas perseorangan penting, juga karena telah terbukti bahwa kualitas itu merupakan langkah maju dalam pencarian manusia akan dasar pengharapan hidup yg kekal.

Maka bukanlah berlebihan kalau pihak Adam Welch, menjadikan Yeremia jembatan penghubung Hosea dengan Tuhan Yesus. Bermakna sekali, bahwa Yeremia banyak mengutip Hosea dan bahwa Kristus mengutip paling banyak dari keduanya. Dalam nubuat tentang perjanjian baru Yeremia merohanikan dan mengindividualkan agama, dan dia lantang mengatakan bahwa yg paling utama ialah hubungan pribadi dengan Allah. Hukum yg baru itu akan menjadi ikatan spiritual antara Allah dengan manusia, hukum yang tertulis dalam hati tiap orang, ditaati dengan kasih dan kesetiaan. Semuanya ini akhirnya digenapi dalam inkarnasi Kristus menjadi manusia dan dalam Injil yang untuk memproklamasikannya Ia datang. Dia-lah Tunas Keadilan (Yeremia 33: 15), Dia-lah Orangnya, yang menyatakan makna ungkapan 'TUHAN KEADILAN KITA'.

Yeremia (Ibrani:יִרְמְיָה , Ibrani Modern:Yirməyāhū, Arab إرميا) adalah salah satu nabi perjanjian lama yang berkarya sebelum bangsa Israel (Kerajaan Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel dan merupakan penulis atau narasumber Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani atau Alkitab Kristen. Yeremia lahir di Anatot dan hidup sekitar tahun 645 SM, tidak lama setelah pemerintahan raja Manasye berakhir. Ia adalah anak imam Hilkia dari Anatot. Meskipun tidak ada bukti yang secara langsung mendukungnya, Yeremia diduga adalah keturunan Abyatar, imam raja Daud, yang dipecat oleh raja Salomo dari jabatan imamnya di Yerusalem dan diasingkan ke tanah miliknya di kota Anatot (bnd. 1 Raja-raja 2:26-27). Menurut keterangan Alkitab (Yeremia 1:6), Yeremia dipanggil sebagai nabi ketika ia masih muda dan belum pandai bicara, yaitu pada masa pemerintahan raja Yosia, tahun 627 SM. Yeremia melakukan tugasnya sebagai nabi selama pemerintahan lima raja Yehuda, yaitu pada masa raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia.
Latar Belakang

Pada masa Yeremia mulai berkarya, kerajaan Asyur mengalami penurunan kekuasaan. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Yosia, raja Yehuda pada masa itu untuk melakukan pemberontakan. Yosia juga menggunakan kesempatan tersebut dengan membangun pusat-pusat religius untuk umat Israel. Setelah Yosia wafat pada tahun 609 SM, Mesir menguasai Palestina dan menempatkan Yoyakim menjadi raja menggantikan Yoahas. Pada tahun 605 SM, Nebukadnezar mengalahkan Mesir pada perang di Karkemisy dan mengusir Mesir dari Palestina. Ketika Babel melemah pada tahun 599 SM, Yoyakhim raja Yehuda memberontak melawan Babel. Babel kemudian menyerang Yerusalem dan menaklukkan kota itu pada tahun 598 SM. Setelah Yoyakim wafat, Yoyakhin dinobatkan menjadi raja, namun Nebukadnezar membuang raja muda ini ke Babel dan mengangkat Zedekia menjadi raja. Pada tahun 589 SM, Zedekia mengadakan perlawanan namun tetap kalah dan menyebabkan kota dan Kenisah dihancurkan oleh orang-orang Babel. Secara garis besar, pada masa baktinya Yeremia menentang dua kejahatan pada zamannya, yaitu penyembahan berhala dan ketidakadilan. Ia menentang nubuat para nabi-nabi palsu. Yeremia juga peka terhadap isu-isu kemanusiaan. Yeremia merupakan salah satu nabi yang tidak hanya menyampaikan nubuat atas orang-orang Yehuda, tetapi ia juga mengalami apa yang ia sampaikan. Pesan yang disampaikan melalui pengalaman hidupnya itu dipahami sebagai bentuk dari tindak kenabian.
 
Tindakan Yeremia Pada Masa Pemerintahan Yosia

Pada masa ini, penduduk Yehuda masih diwarnai dengan kebiasaan kekafiran sebagai dampak dari kebiasaan penduduk Yehuda pada masa pemerintahan Manasye. Penduduk Yehuda melakukan ibadah kepada baal, dewa kesuburan orang-orang Kanaani, serta berhala-berhala. Selain itu, perlacuran bakti, korban anak-anak, dan ketidakadilan sosial masih lazim di antara penduduk Yehuda.Dalam kondisi demikian, Yeremia bertugas mengingatkan orang-orang Yehuda itu tentang karya kasih Tuhan terhadap mereka sepanjang sejarah dan mengritik dengan keras tindakan mereka sebagai bentuk ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan. Yeremia meyakinkan mereka bahwa Tuhan pasti akan menjatuhkan hukumannya atas mereka dan mereka akan mengalami kecelakaan yang berasal dari musuh yang disebut sebagai musuh "dari utara". Sekaligus, Ia mendorong dan mengarahkan orang-orang Yehuda untuk bertobat. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan raja Yosia melakukan reformasi melalui pembangunan Bait Suci. Selain itu, muncul adanya kepercayaan bahwa Bait Suci itu akan menjamin perlindungan melawan semua musuh.

Pada Masa Pemerintahan Yoyakim

Pada masa ini, kondisi pemerintahaan Yoyakim berada dalam ancaman orang-orang Babel. Sehingga Yoyakim tetap taat kepada Mesir pada kepemimpinan Firaun Nekho II. Ia juga menentang untuk bertobat dengan membakar gulungan kitab nubuat Yeremia. Selain itu reformasi yang diperjuangkan Yosia mengalami kegagalan. Sehingga, orang-orang Yehuda kembali memuja dewa-dewa kesuburan, bahkan mereka melakukan kebobrokan moral dan ketidakadilan sosial. Pada kondisi demikian, menurut Alkitab (Yeremia 22:13-19), Yeremia menentang raja Yoyakim dengan sangat keras dan meyakinkan orang-orang Yehuda bahwa mereka akan takluk dibawah kekuasaan bangsa Babel.

Pada Masa Pemerintahan Zedekia

Pada masa ini, pernyataan Yeremia dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: pemberontakan melawan Babel (594 SM), pembuangan raja Yoyakhin ke Babel (587 SM), dan pemberontakan melawan Babel yang menyebabkan penaklukan kota Yerusalem (587 SM). Dalam kondisi demikian, Yeremia terus menyuarakan agar orang-orang Yehuda bertobat, dan jika tidak, maka mereka akan takluk pada Babel. pernyataan Yeremia yang keras ini membuatnya harus ditangkap dan dipenjarakan, sebab ada banyak orang yang melawannya. Di dalam penjara, ia membeli ladang untuk kebun anggur sebagai tanda bahwa Yehuda akan dipulihkan.

Sesudah Takluknya Yerusalem

Setelah peristiwa takluknya Yerusalem dan Gedalya menjabat gubernur Mizpa, Yeremia belum menyatakan pesan apapun. Namun, setelah Gedalya mati, semua orang meminta nasihat dari Yeremia. Yeremia mengingatkan mereka untuk tetap tinggal di Yerusalem dan tidak berpergian ke tanah lain. Tetapi orang-orang Yehuda tetap pergi ke Mesir dan hal ini digambarkan oleh Yeremia sebagai bentuk penolakan terhadap Perintah Allah.

Pemikiran

    Pengertian Yeremia tentang Allah
    Yeremia dan Penyembahan Berhala
    Yeremia dan percabulan
    Yeremia dan hukuman
    Yeremia dan nabi-nabi palsu
    Harapan Yeremia
    Yeremia dengan agama Yehuda
    Yeremia dengan cita-cita masa depan

Tindakan Kenabian

    Ikat Pinggang yang Lapuk (Yeremia 13:1-11)

Hal ini mengisyaratkan kepada Yehuda sebagai bangsa yang dipilih oleh ikatan perjanjiannya dengan Tuhan, telah murtad dan tidak hidup memuliakan Tuhan.

    Nabi Harus Hidup Lajang (Yeremia 16:1-9)

Melalui tindak kenabian ini Yeremia ingin menyatakan bahwa masa depan bangsa Yehuda seperti tanpa harapan, sehingga tidak ada gunanya lagi membangun keluarga. Bangsa Yehuda digambarkan sebagai bangsa yang tidak memiliki harapan lagi.

    Nabi Menghancurkan Buli-Buli (Yeremia 19:1-15)

Dengan tindakan kenabian ini, Yeremia ingin menggambarkan kehancuran yang menimpa bangsanya.

    Nabi Memikul Kuk sebagai Orang Buangan (Yeremia 27:1-22)

Ketika Yeremia memikul kuk di atas pundaknya berarti Ia ingin mengisyaratkan bahwa bangsa Yehuda harus tunduk pada pemerintahan Babel.

    Nabi Yeremia dan Hananya, Nabi Palsu (Yeremia 28:1-17)

Tindakan nabi Yeremia ini jelas mengingatkan bangsa Yehuda untuk siap menghadapi pengadilan Tuhan, persengkongkolan manusia tidak dapat mengubah rencana Tuhan.

    Nabi Membeli Tanah (Yeremia 32:6-44)

Dengan membeli tanah ini, nabi ingin menyatakan betapa tidak bergunanya menyimpan harta kekayaan dan milik, sebab tidak dapat menjamin kemerdekaan pemiliknya.

    Nabi Minum Anggur dengan Kaum Rekhab (Yeremia 35:1-19)

Ini adalah bentuk kritik tegas Yeremia terhadap bangsa Israel yang tidak taat dan tidak tahan terhadap godaan-godaan.

    Nabi Meletakan Batu Besar di Pintu Masuk Istana Firaun (Yeremia 48:1-13)

Batu besar ini digunakan sebagai tanda penghakiman bagi umat Israel yang tidak mau mendengarkan perintah Tuhan.

    Nabi Menuliskan Daftar Malapetaka (Yeremia 51:59-64)

Dengan menuliskan daftar malapetaka ini, Yeremia ingin menyatakan bagaimana sebenarnya perasaan dan pemikiran Allah, melihat ketidaksetiaan umatnya.
Beberapa Pandangan mengenai Yeremia

Ada beberapa pandangan mengenai tokoh Yeremia dalam sejarah, yaitu: Hieronimus dan Tertulianus meyakini bahwa Yeremia dirajam di Mesir oleh orang-orang Yahudi; Ia dan sekretarisnya, Baruk meninggal setelah kembali dari pembuangan; Ia menyembunyikan peti perjanjian Tuhan di dekat kaki gunung Nebo, pada saat Bait Allah dihancurkan; Orang Yahudi meyakini bahwa Ia akan datang kembali ke dunia sebelum kedatangan Mesias.
Pandangan Islam

Sebagaimana banyak nabi-nabi Israel yang dicatat dalam Alkitab Ibrani, Yeremia dianggap sebagai nabi Islam oleh banyak orang Muslim. Yeremia (bahasa Arab: إرميا, Aramiya) tidak disebut di dalam Al Quran, tetapi tafsiran dan sastra Islam banyak menceritakan mengenai kisah hidup Yeremia dan tradisi yang berasal darinya. Ada sastra Islam yang mencatat kehancuran Yerusalem yang paralel dengan kisah yang dicatat dalam Kitab Yeremia.

No comments: