Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

May 16, 2013

Teori Albert Einstein Bisa Temukan Planet Baru

Teori relativitas dari ilmuwan termahsyur Albert Einstein kini digunakan para peneliti untuk menemukan planet baru.

Planet baru tersebut diberi sebutan 'Einstein Planet' oleh para peneliti yang menggunakan teori relativitas untuk menemukannya. Planet ini secara resmi disebut sebagai Kepler-76b. Planet ini memiliki ukuran 25% lebih besar dan bobot dua kali lipat dari planet Jupiter.

Para peneliti itu menggunakan efek dari teori relativitas Einstein, yang pertama adalah beaming effect yang terjadi ketika cahaya dari bintang induk meningkat ketika planet itu lebih dekat ke bumi, dan meredup ketika planet itu menjauh.

Efek lainnya disebut efek relativistik yang foton menyebabkan partikel cahaya, menumpuk dan menjadi fokus dari arah gerak bintang.

"Ini adalah pertama kalinya teori relativitas Einstein digunakan untuk menemukan sebuah planet," ujar tim peneliti, Tsevi Mazeh. Para peneliti menggunakan data dari pesawat luar angkasa Kepler milik NASA yang menyediakan rincian data untuk pengamatan.

Kepler memang dirancang untuk mencari planet asing. Namun penggunaannya biasanya memakai metode transit yang mencari bintang-bintang yang redup secara berkala saat planet-planet melewati di depan mereka.

Teknik lainnya adalah metode wobble yang mencari tanda-tanda gerakan kecil dalam kecepatan radial bintang yang disebabkan oleh gerakan menarik dari planet. Teori relativitas Einstein dipandang para peneliti sangat efektif untuk menemukan planet dengan wilayah pencarian yang jauh lebih besar.

Teori ini lebih unggul karena tidak memerlukan pengukuran dengan tingkat presisi yang tinggi dari kecepatan sebuah bintang, atau kesejajaran dari bintang dan planet yang dilihat dari bumi, dimana keduanya adalah kelemahan utama dari metode lainnya.

Teknik berburu planet masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Setiap teknik baru yang kami tambahkan memungkinkan kami untuk menyelidiki planet dalam wilayah yang baru," pungkas Avi Loeb, seorang peneliti lainnya.

No comments: