Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

May 1, 2013

Seks di Luar Angkasa

Prosedur bersenggama dalam nir gravitasi. Apa jadinya jika manusia dapat berkembang biak di luar angkasa? Para ilmuwan sedang melakukan riset untuk persiapan perkembangbiakan manusia di luar angkasa, yang dinamakan Human Docking Procedure.

Pada tanggal 6 Agustus 2012, umat manusia merayakan terobosan terhebat dalam teknologi perjalanan antariksa sejak tahun 1969 dengan mendaratnya Curiosity di daerah Aeolis Palus di planet Mars. Tugas dari Curiosity adalah untuk menginvestigasi adanya kehidupan di Mars dan lebih tepatnya lagi adalah untuk menilai apakah Mars patut untuk dihidupi manusia?

Eksplorasi Curiosity yang seharusnya hanya berlangsung selama dua tahun pada Desember kemarin diperpanjang menjadi indefinite, selagi NASA mempersiapkan peluncuran Mars Rover berikutnya pada tahun 2020. Namun, dalam perjalanan umat manusia untuk mengkolonialisasi planet lain, ada satu hal yang tidak luput dari para pakar dan cendekiawan di NASA: SEKS

Karena perkembang biakan suatu spesies adalah salah satu faktor fundamental dari suksesnya kolonialisasi suatu daerah, maka para ilmuwan NASA saat ini sedang bereksperimen dengan seks di luar angkasa. Seks di luar angkasa sangatlah berbeda dengan cara bercinta yang kita kenal di bumi, maka NASA telah menamakan proses ini 'Human Docking Procedure', suatu nama yang jauh lebih ilmiah dibandingkan dengan 'Space F**king'.

Banyak pertimbangan yang saat ini sedang diamati oleh para ilmuwan mengenai bercinta di luar angkasa. Dari tahap pengembangan ruangan tertentu dalam pesawat antariksa yang bersifat lebih private, pengamatan turunnya tekanan darah karena gravitasi yang mungkin dapat mempengaruhi performa sang pria (so this time you have a legitimate excuse for non- performance, guys), perubahan fisiologis yang terjadi pada saat bercinta di setiap individu (karena sebuah aksi yang melelahkan secara fisik ditakutkan dapat mempengaruhi kesehatan para astronot), tekanan dari ejakulasi pria yang dapat secara sukses membuahi seorang wanita, hingga pertumbuhan bayi dalam rahim wanita dalam keadaan gravitasi nol saat ini sedang diamati oleh para ilmuwan, dan beberapa eksperimen sedang dirancang untuk melihat apakah hal-hal ini dapat menganggu lahirnya seorang bayi manusia yang sehat.

Saat ini, para ilmuwan NASA sedang merancang beberapa eksperimen untuk meneliti jika perubahan-perubahan lingkungan dari bumi ke luar angkasa ini mempunyai efek merugikan sebagaimana diperkirakan oleh ilmuwan-ilmuwan tersebut, namun (lucunya) tidak banyak astronot yang rela untuk bercinta dengan astronot lain di luar angkasa untuk diteliti.

Selain dari astronot-astronot NASA dan ESA, beberapa perusahaan swasta seperti Virgin Galactic (virgingalactic.com), perusahaan milik Richard Branson yang bertujuan untuk menjadi salah satu penyedia jasa pariwisata luar angkasa yang pertama, sudah mulai menawarkan pengalaman untuk menjadi segelintir dari manusia pertama yang akan bercinta di luar angkasa. Perusahaan lain seperti First Advantage dan Rocketplane Global (rocketplane.com) juga sudah mulai menawarkan paket-paket pernikahan di luar angkasa (yang tentunya juga menawarkan paket bulan madu di luar angkasa).

Tentunya, kita tidak dapat mengesampingkan betapa pentingnya pengamatan ini terhadap kemajuan umat manusia. Saat ini mungkin Human Docking Procedure hanyalah wacana yang timbul dari keperluan para astronot yang harus menghadapi perjalanan bertahun-tahun lamanya, jauh dari keluarga dan (tentunya) pasangan mereka masing-masing. Namun, dapat dilihat bahwa kemauan NASA dan ESA untuk meneliti Human Docking Procedure adalah karena kita harus menyadari betapa pendeknya waktu yang tersisa bagi manusia di bumi. Dalam beberapa abad terakhir, umat manusia berhasil memanjangkan life expectancy-nya lebih dari dua kali lipat; dengan bertambah panjangnya nyawa manusia, begitu juga jumlah penduduk kita bertambah.

Pada tanggal 31 Oktober 2011, kita menyapa penduduk ke 7 Miliar dunia kita, angka tertinggi yang pernah dicapai umat manusia dalam 250,000 tahun eksistensi homo sapien. Demi menjaga kelanjutan spesies kita, sudah saatnya kita mulai memikirkan apa yang dapat kita lakukan jika global warming mulai mempengaruhi kehidupan kita dalam skala yang lebih hebat, atau jika teori Thomas Malthus (bahwa jika suatu populasi berkembang biak secara eksponensial, maka kemampuannya untuk berproduksi yang linear akan segera dikalahkan oleh kemampuan konsumsinya) ternyata akan terjadi dalam 100 tahun kedepan, atau jika ledakan nuklir mengakibatkan 70% dari daratan di bumi tidak dapat ditinggali karena radioactivity, atau beribu-ribu doomsday conspiracy yang lain.

Walau terkesan sangat jauh, memang sudah saatnya ilmuwan-ilmuwan terkemuka dunia memikirkan seks sebagai salah satu komponen paling penting dari pelestarian spesies umat manusia. Tanpa memikirkan seks sampai dengan tahap ini, umat manusia tidak mungkin dapat bertahan di bumi ini untuk 250,000 tahun lagi.

Jadi, walau kolonialisasi planet Mars mungkin masih berabad-abad lamanya, dan penerbangan pariwisata komersil antar-planet juga mungkin belum akan terjadi untuk beberapa dekade, mulailah reservation anda untuk menikah di bulan atau bercinta di Mars, dan laporkan kembali kepada umat manusia, karena kemungkinan besar kemampuan anda untuk bercinta di luar angkasa baru kita dapat menguasai antariksa ini.

No comments: