Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

May 14, 2014

Allah Tidak Beranak Dan Tidak Diperanakkan

​Qs 112:3, "Dia [Allah] tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.", "Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan."  

Islam cenderung berpikir bahwa ucapan yang demikian merupakan serangan bagi iman kekristenan. Jelas itu merupakan pemikiran yang salah. Sebab kekristenan setuju sepenuhnya dengan ayat Qs 112:3.

Orang Kristen juga dapat meneriakkan, "Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan."  Benarkah? Inilah penjelasan kami:

Perbedaan kata Figuratif dan Harfiah

Orang yang mengerti bahasa dan mendengar istilah "Anak Suroboyo" tentu tidak berpikir bahwa Surabaya melahirkan anak. Melainkan, orang tersebut berasal dari Surabaya. Demikian juga dengan kata "anak kunci." Bukan berarti kunci melahirkan anak. Inilah yang disebut dengan kata figuratif atau kata kiasan.

Bagaimana dengan ungkapan, "Muhammad adalah kekasih Allah"? Apakah Allah berpacaran dengan Muhammad, layaknya pria dan wanita? Tentu semua umat Muslim mengerti ungkapan tersebut hanyalah kiasan/figuratif.

Lalu, bagaimana kita memahami ayat suci yang terkenal di Injil, Rasul Besar Yohanes 3:16? Dikatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Mereka yang mengerti bahasa, tentu mengerti bahwa, "Anak-Nya yang tunggal" di ayat tersebut adalah ucapan figuratif.  Seperti halnya "Anak Suroboyo" berasal dari Surabaya. Demikian juga "Anak Allah" berasal dari Allah, namun bukan anak biologis Allah.

Kristen dan Islam – Allah Tidak Beranak


Alkitab tidak mengajarkan Allah melakukan hubungan biologis dengan Maryam sehingga melahirkan allah baru, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Inilah pemahaman sebagian umat Muslim yang salah. Mereka yang mempunyai pemahaman demikian, sulit membedakan antara bahasa figuratif dan bahasa harfiah.

Dan anehnya, bila mendengar kalimat "Muhammad adalah kekasih Allah" mereka tahu ungkapan tersebut hanya kiasan, tetapi bila mendengar kata "Anak yang tunggal," mereka langsung mengartikannya secara harfiah.

Tentu Alkitab tidak mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan ".Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak " (Qs 4:171). Sayangnya ucapan nabi ini tidak membedakan antara bahasa figuratif dan harfiah.

Kiranya umat Muslim mengerti bahwa Alkitab dan orang Kristen tidak mengajarkan, Isa Al-Masih adalah hasil hubungan biologis antara Allah dan Siti Maryam!

Allah Tidak Diperanakkan

Saya sering bertanya dengan teman Muslim saya, "Apakah Allah dapat masuk Stadion Surabaya?" Mereka menjawab, "Allah Maha Kuasa dan dapat masuk ke mana Ia berkehendak." Saya bertanya lagi, "Apakah Allah dapat masuk rumah kami?"  Jawabanya sama. Saya bertanya lagi, "Apakah Allah dapat masuk ke ruang tamu dimana kami duduk?"  Jawabannya, "Allah Maha Kuasa, Ia dapat masuk kemana saja Ia mau!"

"Apakah Allah dapat masuk ke bawah meja di depan kami?"  Tentu! Dia Maha Kuasa, Ia dapat masuk kemana Ia berkehendak. Bila demikian, "Apakah Allah dapat masuk ke dalam rahim perempuan?"  Dengan terpaksa mereka menjawab, "Allah Maha Kuasa.  Bila Ia ingin masuk ke dalam rahim wanita, tentu Ia dapat masuk."

Bila Allah tidak beranak, bagaimana dengan Isa Al-Masih? Isa Al-Masih adalah "Kalimat Allah" yang kekal. Tidak mempunyai permulaan (mustahil memisahkan Allah dari Kalimat-Nya) dan  berasal dari sorga. Kalimat Allah yang Maha Kuasa masuk ke dalam rahim Siti Maryam, dan dilahirkan sebagai manusia. Selama 33 tahun di bumi, Kalimat Allah yang dilahirkan Siti Maryam dikenal dengan nama "Isa Al-Masih."

Kalimat Allah Menjelma Menjadi Manusia


Dengan kata lain, Allah menjelma menjadi manusia melalui proses kelahiran. Allah tidak diperanakkan. Ia, yang Roh adanya, mendandani diri dengan tubuh manusia. "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan" (Injil, Surat I Timotius 3:16).

Dia rela menyembunyikan keilahian-Nya, agar dapat tinggal di dunia yang berdosa, bersama manusia berdosa. Agar mereka dapat dibenarkan di hadapan Allah. " Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar " (Injil Surat Roma 5:19).

1 comment:

Suksesweb said...

Lucu sekali pendapat dari orang kristen ini. Apa mungkin Tuhan beranak? Tentu tidak . Isa A.s itu hanya anak dari seorang Gadis yang bernama Maryam. Maryam tidak pernah berhubungan biologis dengan laki2 pada masa itu , bukan berarti Maryam berhubungan dengan Tuhan kan? Kalau Anda mengatakan bahwa Yesus adalah anak Tuhan sama saja Anda mengatakan diri Anda pembakang ajaran Yesus. Karena Yesus sendiri tidak mengakui bahwa dirinya adalah Tuhan.