Kuil Sulaiman masih menjadi tanda tanya bagi peneliti dan arsitektur kini, mungkinkah di zaman peradaban Mesopotamia kuno Raja Sulaiman membangun kuil setinggi 120 hasta atau berkisar 63 meter?
Kuil Sulaiman dibangun pada masa peradaban Mesopotamia kuno berukuran 500 hasta persegi. Sepanjang tembok timur Kuil Sulaiman dekat dinding ujung utara terdapat lapisan yang mendasar, pra-Herodian yang menampilkan sudut dinding sangat tua dan menonjol keluar. Menurut Leen Ritmeyer, seorang arkeolog yang menghabiskan masa hidupnya selama 22 tahun di Yerusalem, menyebut tempat ini sebagai sudut unik, dan jelas merupakan tonjolan yang lebih tua dari sebuah dinding, dan sudut yang ada ketika Raja Herod membangun tembok baru. Mungkinkah 'sudut unik' (offset) ini telah menjadi halaman luar Kuil Sulaiman?
Kuil Sulaiman dibangun pada masa peradaban Mesopotamia kuno berukuran 500 hasta persegi. Sepanjang tembok timur Kuil Sulaiman dekat dinding ujung utara terdapat lapisan yang mendasar, pra-Herodian yang menampilkan sudut dinding sangat tua dan menonjol keluar. Menurut Leen Ritmeyer, seorang arkeolog yang menghabiskan masa hidupnya selama 22 tahun di Yerusalem, menyebut tempat ini sebagai sudut unik, dan jelas merupakan tonjolan yang lebih tua dari sebuah dinding, dan sudut yang ada ketika Raja Herod membangun tembok baru. Mungkinkah 'sudut unik' (offset) ini telah menjadi halaman luar Kuil Sulaiman?
Pelataran luar Kuil Sulaiman di dokumentasikan oleh orang-orang yang terbuang di Mishna. Orang-orang Yahudi yang dibebaskan oleh Persia kembali
ke Israel untuk membangun kembali Kuil Suci Kedua. Mereka mengukur halaman luar sebesar 500 hasta persegi, tidak mengatakan membangun halaman pelataran luar, alun-alun, seluas 500 hasta yang merupakan sisa-sisa Kuil Pertama. Dengan pengukuran Yehezkiel di kuil Sulaiman, masing-masing memiliki halaman luar seluas 500 persegi. Jadi, Kuil Sulaiman asli memiliki halaman seluas dimensi tersebut, dan hanya tercatat dalam sejarah melalui Yehezkiel.
Sudut timur laut Kuil Sulaiman ditempatkan di lokasi 'offset' (Laut Molten atau Laut Brass) di mana para imam mencuci tangan mereka, berbaris tepat di atas sumur bawah tanah terbesar. Sumur bawah tanah yang tidak biasa berada di dalam pelataran dalam dan pelataran luar. Air hujan dihalaman dalam dan luar bisa dikeringkan melalui sumur ini.
Pelataran dalam dibagian pilar berbentuk persegi seluas 100 hasta. Di tengah alun-alun inilah terdapat mezbah yang memiliki tangga menghadap
timur. Para imam akan berbaris di sekitar altar dari Barat ke Timur,