Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Aug 9, 2011

Penggalian Kota Ur, Tempat Kelahiran Abraham

Di tengah upaya memulihkan keadaan negara akibat invasi Amerika Serikat pada tahun 2003 untuk menggulingkan penguasa pada waktu itu, Saddam Hussein, pemerintah Baghdad telah memberikan prioritas besar bagi upaya penggalian arkeologis dalam skala besar di situs bersejarah Ur, tempat kelahiran Abraham. Di sini, hanya ada tim-tim kecil yang terus bekerja sejak 2005.

"Ketika penggalian dilakukan ulang, berton-ton benda purbakala akan melihat terang, mengisi seluruh sayap museum," kata Dhaif Moussin, yang ditugaskan untuk melindungi sebuah situs yang rentan terhadap penjarahan.

"Situs ini barangkali akan menjadi lebih penting dari pada Gaza," kata Moussin, merujuk pada dataran tinggi di luar ibu kota Mesir, Kairo, dimana ditemukan sejumlah benda-benda kuno, termasuk Sphinx dan beberapa piramida terkenal.

Pada awal 1990-an, seorang arkeolog Inggris, Charles Leonrad Woolley, membuat sebuah kejutan berupa penemuan 16 makam petinggi-petinggi Ur.

Di dalamnya, Woolley menemukan beberapa harta karun zaman kuno, termasuk belati emas bertatahkan lapis lazuli, sebuah patung emas yang diukir dengan gambar domba tersangkut di semak-semak, sebuah alat musik lira yang dihiasi dengan kepala banteng emas dan hiasan kepala ratu Sumeria.

Harta-harta karun tersebut telah dibandingkan dengan kekayaan dari makam putra raja Mesir, Tutankhamun, tetapi harta karun di Ur jauh lebih berharga, mengingat usianya yang 1.000 tahun lebih tua dibandingkan yang di Mesir.

Penemuan paling spektakuler dari Ur adalah sebuah bangunan bertangga yang disebut ziggurat. Ziggurat itu diduga berasal dari milenium ketiga sebelum masehi dan menjadi kompleks candi sebagai pusat pemerintahan Sumeria.

Hingga saat ini, hampir 20 persen dari situs-situs tersebut telah digali oleh para arkeolog dari Amerika dan Inggris.

"Beberapa arkeolog memperkirakan akan memakan waktu lebih dari 30 tahun untuk menggali seluruh kota," kata Moussin. Ur terletak di dekat pangkalan udara AS di sebelah selatan Nasiriyah, medan perang utama dalam invasi Amerika.

"Sudah pasti bahwa lebih banyak material yang masih perlu ditemukan," kata Steve Tinney, profesor Assyriologi di Universitas Pennsylvania, yang bersama-sama dengan British Museum, mendanai penggalian Woolley antara tahun 1922 dan 1934.

Ur Kasdim, seperti disebutkan dalam Alkitab, adalah salah satu pusat perkotaan besar dari peradaban Sumeria di Irak selatan dan tetap menjadi kota penting sampai ditaklukkan oleh Aleksander Agung, beberapa abad sebelum Yesus Kristus lahir.

Ur diperkirakan mencapai puncak kejayaannya pada zaman Raja Ur-Nammu, pendiri dinasti ketiga Sumeria, yang diperkirakan hidup antara tahun 2112 dan 2095 SM.

Selama pemerintahannya, ibukota Sumeria sangat maju. Jalanannya bagus dimana bagian tepi jalan rayanya ditanami pepohonan, terdapat sekolah-sekolah, penyair-penyair, ahli-ahli kitab dan karya seni serta arsitektur yang menakjubkan, sebagaimana diidentifikasi dari hasil temuan Woolley dan timnya.

Kerajaan ini diperintah oleh suatu sistim pemerintahan yang jelas dan diatur dengan hukum-hukum. Tulisan Sumeria, kuneiform, adalah sistim penulisan tertua di dunia yang pernah ditemukan.

Tinney berharap agar penemuan teks-teks akan memberi harapan bagi terkuaknya budaya dan agama politeis di Sumeria.

"Kami tidak memiliki literatur tentang Ur-Nammu, para penerusnya, orang-orang Sumeria atau ritual-ritual mereka," kata Tinney.

Situs ini akan sangat berarti di dunia. Sebab, jika terbukti di sinilah Abraham dilahirkan, maka situs ini akan dihormati oleh orang-orang Yahudi, Kristen dan Islam.

Woolley ingin membuktikan bahwa Abraham pernah hidup di Ur, setelah penemuan sebuah batu bata bertuliskan nama Abraham.

Penggalian situs ini masih membutuhkan waktu yang panjang. Para arkeolog mengharapkan agar pemerintah pusat Irak benar-benar serius menangani situs ini, mengingat potensi wisatanya yang sangat besar.

Menurut Anna Prouse, seorang utusan Italia yang menangani tim pembangunan di provinsi Dhi Qar, Irak, selain Ur, provinsi ini masih memiliki 47 situs bersejarah lainnya yang memiliki nilai arkeologis besar.

Pemerintah provinsi tidak memiliki anggaran untuk memulai penggalian arkeologis karena mereka terfokus pada pemulihan listrik, sistim pembuangan air kotor, sekolah, jalan dan air minum untuk penduduk yang menjadi korban perang, kata Prouse.

1 comment:

Anonymous said...

Penggalian situs ini masih membutuhkan waktu yang panjang. Para arkeolog mengharapkan agar pemerintah pusat Irak benar-benar serius menangani situs ini, mengingat potensi wisatanya yang sangat besar.

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap