Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Aug 9, 2011

Arkeolog Temukan Model Rumah Yesus di Masa Kecil

Menjelang Natal, para arkeolog mengungkapkan penemuan rumah di daerah tempat masa kecil Yesus yang diperkirakan sebagai model rumah di zaman Yesus, Senin (21/12/2009).

Penemuan rumah sederhana ini adalah yang pertama ditemukan di Nazareth yang mana usianya diperkirakan tepat pada masa Yesus. Pada masa itu Nazareth, tempat Yesus melewati masa kecilnya, hanyalah sebuah dusun kecil yang dihuni sekitar 50 keluarga Yahudi miskin.

Para arkeolog dan juga penduduk Nazareth kini dapat membayangkan kanak-kanak Yesus, bermain dengan anak-anak lainnya di dusun terpencil itu, tak jauh dari tempat sang penghulu malaikat Gabriel yang menyatakan pada Maria bahwa ia akan mengandung seorang anak laki-laki.

Kini Basilika Kabar Gembira yang megah yang telah menandai tempat Maria mendapat pewahyuan itu, dan Nazareth telah berubah menjadi kota terbesar di utara Israel dengan penduduk mencapai 65.000 jiwa. Di kota besar itu komposisi umat Muslim lebih banyak dibanding umat Nasrani atau sekitar dua berbanding satu.

Temuan arkeologis juga menunjukkan betapa berbedanya keadaan 2000 tahun yang lalu: saat itu tak ada umat Nasrani ataupun Muslim, Bait Allah orang Yahudi masih berdiri di Yerusalem, dan dusun Nazareth ada di dekat medan perang antara Romawi, penguasa saat itu, dan pejuang gerilya Yahudi.

Menurut arkeolog Yardena Alesandre, pemimpin penggalian dari Otorita Peninggalan Israel, orang Yahudi di Nazareth menggali parit-parit tersembunyi untuk menghindari penjajah Romawi. Namun karena dusun tersebut cukup jauh dari jalan setapak sehingga lorong-lorong parit itu ternyata tidak diperlukan.

Berdasarkan tembikar dan serpihan kapur yang ditemukan pada situs itu, tempat tinggal ini sepertinya merupakan rumah dari keluarga Yahudi bersahaja. Para penggali pelan-pelan meluruhkan lapisan lumpur dengan memakai beliung-beliung kecil, dan dibaliknya ditemukan tembok-tembok batu.

"Kemungkinan ini tempat yang sangat dikenal Yesus dan orang-orang di zamannya," kata Alexandre. Yesus di masa mudanya mungkin bermain di sekitar tempat ini bersama para sepupu dan teman-temannya. "Ini asumsi yang cukup logis." Penemuan menjelang perayaan Natal ini membangkitkan rasa antusias umat Nasrani setempat.

"Kata orang, bila manusia tak mau bicara, maka batu-batu pun akan berbicara," komentar Pastor Jacques Icaram dari Basilika Kabar Baik yang berada tak jauh dari tempat itu. Arkeolog Stephen Pfann, presiden dari Universitas The Holy Land, menyatakan: "Ini adalah satu-satunya saksi yang kita ketemukan dari daerah itu yang menunjukkan bagaimana tembok dan lantai di Nazareth pada abad pertama."

Namun, Pfann bukanlah salah satu anggota tim penggalian tersebut. Alexandre mengatakan bahwa para penggali pertama kali menemukan tanda-tanda adanya bekas hunian itu di akhir musim panas lalu, tetapi baru bulan ini terlihat jelas bahwa bangunan tersebut berasal dari zaman Yesus.

Selain itu, tim Alexandre juga menemukan reruntuhan tembok, tempat bersembunyi, pekarangan, dan sistem perairan yang menampung air dari atap dan menyalurkannya ke dalam rumah. Penemuan itu ditemukan ketika para pekerja bangunan menggali pekarangan bekas biara untuk pembangunan balai Kristen, beberapa meter dari basilika.

Belum jelas seberapa besar bekas rumah tersebut. Saat ini, tim Alexandre telah menyingkap kira-kira 83 meter persegi dari rumah itu, tapi kemungkinan tempat tersebut dihuni oleh beberapa keluarga, jadi kemungkinan bisa lebih luas lagi, ujarnya

Para arkeolog juga menemukan jalan masuk rahasia ke parit, yang diyakini Alexandre dahulu digunakan orang Yahudi untuk bersembunyi dari prajurit Romawi yang bertempur melawan pemberontak Yahudi untuk mengamankan daerah tersebut.

Alexandre menjelaskan, parit itu bisa menyembunyikan sekitar enam orang selama beberapa jam. Namun akhirnya prajurit Romawi tidak sampai menyerang orang Yahudi di Nazareth, karena dusun itu kecil nilai strategisnya. Prajurit Romawi lebih memperhatikan kota-kota besar dan komunitas di atas bukit yang lebih strategis.

Alexandre mengatakan bahwa parit-parit rahasia yang serupa ditemukan di bekas pemukiman Yahudi lainnya di sekitar Galilea, seperti di desa Kana yang disebut dalam Alkitab. Tentang Kana, desa ini pernah mengalami perang antara orang Yahudi dan Romawi.

Para arkeolog juga menemukan wadah tembikar dan kapur yang diperkirakan digunakan orang-orang Yahudi di Galilea pada masa itu. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa sebuah keluarga Yahudi tinggal di sana karena adanya kapur, yang digunakan bangsa Yahudi di zaman itu untuk memurnikan makanan dan air dalam wadah-wadah tersebut untuk ritual.

Serpihan-serpihan itu juga berasal dari zaman Yesus, yang juga merupakan masa akhir Helenik, yakni suatu periode awal Romawi yang berlangsung sekitar tahun 100 SM sampai akhir abad pertama. Perhitungan itu dilakukan dengan membandingkan temuan itu dengan serpihan dan bekas dari masa yang sama tapi dari tempat-tempat lain di Galilea.

Ketiadaan bekas wadah gelas atau produk impor lainnya menandakan bahwa bekas penghuninya hidup bersahaja, tetapi Alexandre mengatakan bahwa temuan-temuan itu tidak menunjukkan apakah orang-orang itu merupakan petani atau pedagang.

Artefak lainnya dari zaman Yesus yang ditemukan di daerah Nazareth hanyalah gua pemakaman kuno yang mengindikasikan perkiraan populasi desa di masa itu.

Para penggali kini tengah menyingkirkan bangunan yang menimpa bekas hunian itu, yang nantinya akan dipelihara. Reruntuhan hunian itu akan menjadi bagian dari balai Kristen Internasional baru yang akan dibangun dekat penggalian itu, yang dibiayai oleh kelompok Katolik Romawi-Perancis, ujar Marc Hodara dari Komunitas Chemin Neuf yang mengepalai pembangunan itu.

Alexandre mengatakan bahwa keterbatasan tempat dan padatnya populasi menghalangi para arkeolog untuk menggali daerah itu lebih luas, sehingga cukup reruntuhan ini yang akan menjadi saksi bisu akan asumsi gambaran rumah Yesus di masa kecilnya.

Penemuan ini, "Pada masa kini, di waktu sekarang, sangatlah menarik, terutama bagi Kristiani," tukas Icaram, "Bagi saya ini adalah anugerah yang indah.

No comments: