Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Jan 21, 2011

Takhta Putih

"Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya."  (Wahyu 20:11-13)

Pertama-tama ayat-ayat ini bukan sedang berbicara tentang orang-orang percaya yang sejati. Orang-orang mati disini menunjuk kepada orang-orang yang tidak diselamatkan. Sesungguhnya kita semua memulai di dalam keadaan mati rohani. Kita semua mati secara rohani karena "semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam" (1 Korintus 15:22).

Dan kita berdiri di hadapan takhta penghakiman Allah di sepanjang jangka hidup kita, karena Dia adalah penguasa atas seluruh alam semesta dan Dia mengetahui segala sesuatu yang kita lakukan. Kita dihakimi setiap saat kita melanggar hukum Allah. Setiap saat kita melakukan sebuah dosa, "upah dosa ialah maut". Sewaktu Adam dan Hawa berbuat dosa mereka mati secara rohani. Pada titik itu mereka telah kehilangan hubungan rohani mereka dengan Allah. Hidup mereka di dalam Kristus lenyap.

Tetapi sewaktu kita menjadi diselamatkan kita dibangkitkan kembali di dalam Roh Kristus. Kita masih bisa jatuh ke dalam dosa, tetapi seluruh kesalahannya telah diletakkan kepada Tuhan Yesus dan Dia telah dihukum atas upah dosa-dosa kita. Dia telah mati untuk menggantikan kita, sehingga hukuman atas dosa-dosa tersebut tidak dapat dijatuhkan kepada kita. Hal tersebut adalah seperti seluruh dosa-dosa kita telah dibersihkan.

Pada saat seseorang menjadi diselamatkan, hal tersebut berarti bahwa Allah telah menanamkan Firman Tuhan di dalam kehidupan orang-orang yang dosa-dosanya telah Ia tebus. Dan Allah memberi mereka anugrah kebangkitan jiwa yang baru di mana orang tersebut akan membenci dosa sama sekali. Semenjak saat itu dosa adalah sangat mengerikan baginya. Jiwanya akan tersiksa jika ia jatuh ke dalam dosa. Dia merasa sangat buruk jika dia jatuh ke dalam dosa walaupun upah dari dosa-dosa itu telah dilunasi oleh Kristus.


Setiap dari kita, umat manusia, tidak akan berdiri di hadapan takhta penghakiman Allah pada hari yang terakhir. Tetapi semenjak saat kita dikandung kita telah berdiri di hadapan takhta penghakiman Allah. Allah ada di mana-mana. Hidup kita adalah seperti sebuah kitab yang terbuka bagi Allah. Untuk orang-orang yang tetap berada di dalam dosa-dosa mereka dan tidak menjadi diselamatkan, Allah menggunakan gambaran seperti Dia sedang menuliskan setiap dari dosa-dosa tersebut di dalam sebuah kitab.

Tetapi kenyataannya adalah, Allah mengetahui tentang setiap dosa selagi dosa tersebut terjadi. Jadi tidak akan ada suatu saat ketika Allah akan duduk sebagai seorang Hakim dan orang-orang berdiri di hadapan-Nya untuk dihakimi. Kita berdiri di hadapan takta-Nya di sepanjang hidup kita.

Sewaktu kita menjadi diselamatkan, Dia memandang kita sebagai orang-orang yang upah dosa-dosanya telah dilunasi, oleh karena itu tidak akan ada kutukan lebih lanjut. Kita sesungguhnya telah menjadi anak-anak-Nya. Kita berada di dalam suatu hubungan yang jauh lebih intim dengan Dia. Kita tidak menjadi musuh-musuh Allah lagi. Kita tidak lagi berperang dengan Allah, tetapi kita merupakan para Pengantin rohani Kristus.

Akan tetapi, selama kita hidup di dunia ini, kita masih berdiri di hadapan Takhta-Nya. Alkitab berbicara mengenai orang-orang percaya yang berkata: "Hakimilah Aku ya Allah". Itu berarti, "berkuasalah atas diriku dan tuntunlah hidupku dan berwewenanglah atas hidupku sepenuhnya" (Mazmur 7:8, Mazmur 35:24).

Allah telah menetapkan prinsip bahwa "upah dosa ialah maut" (Roma 6:23). Dan setiap saat kita melakukan dosa, Firman Tuhan mengutuk kita. Sehingga, di sepanjang hidup kita, berulang kali kita berada di bawah kutukan Tuhan. Dan kemudian akhirnya, jika kita tidak diselamatkan, kita akan mengalami "kematian kedua yang kekal", dan akan dipermalukan pada Hari Penghakiman ketika apapun yang tinggal tersisa dari tubuh kita, tulang-tulang kita atau debu, akan dilempar keluar dari kubur-kubur untuk diserakkan di atas tanah (Yesaya 66:24).

Kita harus membaca ayat-ayat tersebut dengan sangat berhati-hati. Kalau tidak, kita bisa tiba pada sebuah kesimpulan tetapi kemudian kita menemukan bahwa kesimpulan tersebut tidak sesuai dengan ayat-ayat Alkitab yang lainnya. Kita harus menemukan sebuah kesimpulan yang selaras dengan segala sesuatu lainnya yang Alkitab ajarkan. Alkitab mengatakan berulang kali bahwa orang-orang yang tidak percaya akan binasa. Mereka akan dibinasakan. Mereka akan menemui maut. Kita tidak dapat menemukan satu ayatpun yang mengatakan bahwa orang-orang yang tidak diselamatkan akan dihidupkan kembali.

No comments: