"yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini." (Yesaya 45:7)
Ini adalah pernyataan yang berasal dari mulut Tuhan, dan ungkapan yang menggangu adalah pernyataan yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan nasib malang. Dalam pikiran kita seringkali kita menghubungkan nasib malang dengan dosa. Akan tetapi Tuhan menggunakan kata "malang" dalam berbagai cara, dan Tuhan menggunakan kata "malang" terutama sekali dalam hubungannya dengan "hari penghakiman". Dan itu adalah hal yang sangat buruk. Pada hari penghakiman yang terakhir orang-orang yang tidak diselamatkan akan dibuang ke dalam kematian kedua yang kekal, mereka tidak mendapatkan hadiah hidup yang kekal. Dan itu adalah sebuah kemalangan yang sangat besar.
Letusan gunung berapi, gempa bumi, angin topan, dll. juga adalah hal yang sangat buruk karena itu menghancurkan banyak harta benda dan jiwa. Gempa bumi, banjir atau bencana alam apa saja adalah hal-hal yang membawa kemalangan, dan Tuhan mengambil tanggung jawab penuh untuk hal-hal seperti ini. Segala bencana-bencana yang seperti ini merupakan gambaran dari penghakiman Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan berkata bahwa Ia menciptakan nasib malang. Akan tetapi ketika kita melihat hal-hal ini terjadi kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, bagaimana jika hal itu terjadi kepada saya? Apakah saya sudah siap untuk bertemu dengan Tuhan?
Ingatlah bahwa Tuhan tidak menciptakan dosa, dosa sepenuhnya datang dari dalam "hati" manusia. Kitab Yakobus 1:13-15 menjelaskan demikian:
"Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. TETAPI tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."
Dan kitab Matius 15:18-19 menyatakan demikian:
"Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."
Adalah sangat menarik sewaktu kita berdoa Bapa Kami yang kita baca di Matius 6:9-13 kita berkata:
"Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan [yaitu roti] kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan [yaitu penghakiman], tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)"
Ungkapan "lepaskanlah kami dari pada yang jahat" berarti kita berdoa untuk dilepaskan dari "perbudakan dosa" atau "perbudakan Iblis". Ini adalah doa seseorang yang menginginkan keselamatan menurut syarat-syarat Tuhan.
Disini kita berdoa supaya tidak dimasukkan ke dalam pencobaan, yaitu dilepaskan dari penghakiman Tuhan. Kita berdoa supaya dosa-dosa kita diampuni seperti kita juga mengampuni dosa orang-orang yang bersalah kepada kita. Akan tetapi pertanyaannya dapatkah kita mengampuni dosa? Jawabannya adalah Tidak. Hanya Tuhan yang dapat menebus dosa-dosa manusia.
Kita mungkin dapat melupakan dosa orang-orang yang bersalah kepada kita untuk kebaikan kita sendiri, tetapi untuk menebus "upah" dari dosa seperti yang dituntut oleh Allah, hanya Tuhan Yesus Kristus yang dapat melakukannya. Hal yang pertama dan terutama dari sebuah dosa, dosa itu adalah dosa terhadap Tuhan, yaitu melakukan pelanggaran terhadap perintah-perintah Tuhan (Mazmur 41:4, Mazmur 51:4, Kejadian 20:6, Kejadian 39:9, Nehemia 9:29).
Jadi bila ada satu buah dosa yang paling kecil saja yang tidak ditebus oleh Tuhan, maka kita akan berakhir di dalam hukuman yang kekal. Dengan demikian kita mengerti bahwa satu-satunya jalan supaya kita dapat dibebaskan dari penghakiman Allah adalah melalui Tuhan Yesus Kristus.
No comments:
Post a Comment