Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Feb 2, 2010

Keyakinan Iman

"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni."  (Ibrani 10:22)


Satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah bagaimana saya mengetahui bahwa saya sudah benar-benar diselamatkan? Dapatkah seseorang benar-benar mendapatkan keyakinan tentang keselamatan tersebut? Ada banyak orang-orang yang sudah sekarat dan sedang menuju pada kematian tetapi mereka tidak memiliki keyakinan akan keselamatan mereka. Selalu mereka berkata, "Saya harap demikian, saya harap semuanya baik-baik saja." Jadi mereka tidak benar-benar memiliki keyakinan tersebut. Dan itu adalah suatu cara yang buruk untuk menjalani hidup ini. Itu adalah cara yang buruk karena tanpa keyakinan tersebut, atau jika kita merasa masih ada suatu kemungkinan yang besar bahwa kita akan berakhir di dalam hukuman kekal, kemungkinan itu adalah benar bahwa kita akan berakhir disana. Betapa tanggungan yang sangat berat yang harus kita pikul dalam kehidupan yang semacam itu.

Disisi yang lain jika kita memiliki keyakinan iman, jika kita mengetahui bahwa kita adalah seorang anak Tuhan yang sejati, maka kita dapat dengan yakin berbagi Injil dengan orang-orang yang lain karena kita telah mempelajari apakah Injil itu. Dan selagi kita membaca Alkitab kita dapat mempelajari lebih dan lebih banyak lagi tentang program keselamatan Tuhan yang pada gilirannya akan membuat keyakinan kita semakin lama semakin bertambah kuat.

Dalam kitab Ibrani 10:22a kita membaca demikian:

"Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh .... "

Bukankah itu terdengar sangat baik? Ada suatu keyakinan iman yang teguh. Tetapi untuk masuk ke dalam hal itu kita harus melihat pada ayat 16-18 dimana Tuhan berkata tentang Perjanjian Yang Baru ketika Ia berkata:

"sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban [yaitu kurban binatang] karena dosa."

Nah bagaimanakah kondisi kita sebelum kita diselamatkan? Berbicara secara rohani bagaimanakah kondisi dari "hati" kita sebelum kita diselamatkan? Itu adalah hati yang salah, atau licik, bukankah begitu? Ingatlah dalam kitab Matius 15:19 kita membaca demikian:

"Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat."

Sebelum diselamatkan hati kita adalah salah, hati kita adalah jahat. Jadi bagaimana kita bisa mendapatkan hati yang benar? Ingatlah bahwa ungkapan "Benar" sesungguhnya ber-identifikasi dengan Tuhan Yesus sendiri. Dalam kitab Yohanes 14:6 Tuhan Yesus berkata demikian:

"Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup .... "

Nah, pada saat kita datang ke dalam hadirat Tuhan Yesus kita berada di dalam hadirat Kebenaran. Itulah tepatnya apa keselamatan itu. Kita telah meninggalkan suatu lingkungan, atau suatu tempat, dimana segala sesuatunya adalah salah (atau tidak benar) dimana Iblis berkuasa disitu sebagai Bapa dari segala dusta. Dan ingatlah kitab Roma 3:4a menjelaskan kepada kita demikian:

"Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong ..... "

Kita telah meninggalkan semua hal itu dan sekarang kita berada di dalam hadirat Yang Maha Kuasa, di dalam tempat yang paling kudus dari yang maha kudus, dimana segalanya adalah Kebenaran. Kita telah dibawa masuk menembus tirai untuk masuk ke ruang maha kudus. Kita telah menembus tirai tersebut melalui tubuh Kristus. Kita telah datang ke dalam hadirat Allah dan Allah telah membuat kita memenuhi syarat sehingga kita dapat berdiri disana untuk memiliki hubungan yang erat dengan-Nya.

Nah, bagaimana caranya Tuhan membuat kita memenuhi syarat? Dia membuat kita memenuhi syarat dengan cara membayar upah dosa-dosa kita sehingga kita bisa mendapatkan "kebangkitan jiwa" yang sama sekali baru dimana di dalamnya kita sudah tidak mau untuk berbuat dosa lagi. Jadi kita bukan hanya berada di dalam hadirat Kebenaran saja, tetapi kita juga menjadi bagian dari Kebenaran tersebut. Untuk mengatakannya dengan cara yang lain, Roh Allah sendiri atau Roh Kristus "bersemayam" di dalam diri kita sebagai Kebenaran tersebut.

Sekarang kita dapat datang mendekat kepada-Nya dengan hati yang benar atau tulus ikhlas. Kita dapat datang kesana karena Allah telah membuat kita memenuhi syarat supaya kita dapat memiliki hubungan yang sempurna dengan-Nya. Akan tetapi itu bukan berkata bahwa kita harus datang kepada-Nya dengan hati yang tanpa dosa. Tuhan tidak berkata bahwa kita harus datang tanpa kesalahan. Selagi kita terus membaca ayat ini kita akan menemukan apa yang akan terjadi kepada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang masih ada melekat pada kita.

Pertama-tama kita mau menekankan bahwa karena kita telah memiliki kebangkitan jiwa yang baru, karena kita telah dilahirkan kembali dari atas (dari surga), karena Allah sendiri dalam bentuk Roh bersemayam di dalam diri kita, oleh karena itu kita dapat memiliki hati yang benar. Sekarang kita tidak takut-takut lagi membaca Firman Tuhan, Alkitab, yang adalah satu-satunya Kebenaran dan kita kagum pada informasi-informasi indah yang ada tertulis di dalamnya, dan disitu kita membaca bagaimana Kristus telah membayar untuk segala upah dari dosa-dosa kita.

Kita juga dapat membaca tentang darimana kita berasal dan bagaimana dosa masuk ke dalam dunia ini. Kita juga membaca tentang bagaimana kehendak kita sendiri harus dihancurkan dihadapan Tuhan. Kita tidak dapat datang kepada Tuhan dengan kehendak kita sendiri tetapi kita harus menyerahkan seluruh kehendak kita kepada Kristus. Kita juga membaca tentang kenyataan bahwa kita harus percaya kepada Tuhan dengan sepenuh hati. Kita menerima segala hal dengan sukacita dan kita tidak mau ber-argumentasi dengan Tuhan.

Kita mengetahui bahwa ini adalah Firman Tuhan dan hal itu adalah cukup bagi saya. Kita harus ingat Tuhan memberitahukan kita bahwa kita memiliki keyakinan iman ini karena adalah Tuhan sendiri yang telah menuliskan hukum-hukum-Nya di dalam hati kita. Tuhan sendiri yang telah menyatakan bahwa dosa-dosa kita tidak akan diingat-ingat lagi. Tuhan sendiri yang telah menetapkan bahwa kita tidak perlu lagi mempersembahkan kurban binatang. Dan Tuhan sendiri telah menyatakan bahwa melalui tubuh Kristus kita memiliki jalan masuk ke dalam tempat Kudus yang paling kudus, dimana selama masa Perjanjian Lama hanya imam besar saja yang boleh masuk ke dalamnya. Tetapi sekarang kita dapat masuk kesana karena Kristus telah menyediakan jalan bagi kita untuk dapat masuk kesana. Allah telah menyatakan bahwa sekarang kita memiliki Imam Besar Agung, yaitu Kristus, yang menjadi Pengantara bagi kita.

Kemudian anda ingat bahwa Tuhan berkata, "dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka." Jika kita telah memiliki keyakinan iman yang teguh apakah kita akan mendebatkan pernyataan ini? Jika Tuhan berkata bahwa "dosa-dosa kita tidak akan diingat lagi", apakah kita akan ber-argumentasi, tunggu sebentar, tunggu sebentar, hal itu adalah keterlaluan. Adalah baik bahwa Tuhan telah memaafkan kita akan tetapi Tuhan harus memiliki catatan yang kekal. Kita harus memiliki suatu catatan supaya suatu waktu nanti kita dapat melihat pada masa lalu kita.

Jadi kita mencoba untuk menempatkan Tuhan di dalam cara kerja kita. Kadang-kadang kita melakukan hal tersebut, bukankah begitu? Ada banyak orang yang akan berkata, oh ya, dia telah berdosa terhadap saya, dan saya telah memaafkannya. Saya telah memaafkannya tetapi saya menyimpan dosa tersebut di dalam hati saya supaya lain kali dia berbuat dosa yang sama saya dapat berkata, "Lihatlah ia berbuat hal itu lagi." Saya masih ingat bagaimana ia melakukannya pada waktu itu dan sekarang ia melakukannya lagi.

Nah apakah kita melupakan dosa-dosa itu sama sekali? Jawabannya adalah tidak. Akan tetapi ketika Tuhan berkata bahwa "Ia tidak akan mengingat-ingatnya lagi" kita percaya kepada Tuhan dengan iman. Kita benar-benar dapat bergantung secara penuh kepada Tuhan. Dan Ia tidak akan membawa hal itu lagi ke hadapan kita. Hal itu sulit untuk dipercaya, tetapi tidak sulit untuk dipercaya oleh anak-anak Tuhan karena mereka telah mempelajari selagi mereka membaca Alkitab tentang bagaimana Tuhan dengan setia memenuhi segala janji-janji-Nya dan bagaimana Tuhan telah melakukan hal-hal yang besar yang berada jauh diluar dugaan manusia.

Dalam kitab Roma 4:6-8 kita membaca demikian:

"Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya [yaitu berdasarkan anugrah]: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."

No comments: