"Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat. Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!" (Roma 13:10-12)
Kita membaca penyataan yang sangat menarik dari ayat ini "bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur". Ayat itu cocok dengan perumpamaan tentang ke-sepuluh gadis yang tertidur, tetapi kemudian bangun karena mempelai laki-laki (yaitu Kristus) datang kembali untuk yang kedua kalinya (lihat Matius 25). Dan kalimat "keselamatan sudah lebih dekat bagi kita daripada waktu kita menjadi percaya" berarti keselamatan tersebut akan digenapi pada saat pengangkatan (rapture). Kemudian Kristus akan memberikan kepada kita semua tubuh rohani yang baru yang sudah dimuliakan dan tidak dapat binasa (1 Korintus 15:48-55).
Jadi ayat ini sedang berbicara tentang saat sewaktu pengangkatan di akhir zaman telah sangat dekat, itulah sebabnya dikatakan "Hari sudah jauh malam, telah hampir siang". Hari yang dimaksud disini berhubungan dengan Hari Penghakiman. Ini secara serempak merupakan hari kemuliaan Allah sewaktu Dia mengangkat umat pilihan dan menggenapi keselamatan mereka. Oleh karena itu, Allah memperingatkan kita untuk "menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan" dan "mengenakan perlengkapan senjata terang". Firman Allah adalah "pedang" bermata dua yang sangat tajam yang harus kita gunakan untuk mengalahkan tipu muslihat Iblis (Efesus 6:13-17, Ibrani 4:12, Wahyu 1:16, Wahyu 2:12).
Dalam kitab Efesus 6:3-17 kita membaca demikian:
"Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Allah"
Dengan kata lain, Allah memanggil kita untuk memeriksa diri kita sendiri. Apakah yang benar-benar menarik perhatian kita? Apakah kita tertarik di dalam perbuatan-perbuatan kegelapan dari dunia ini sehingga kita harus bersembunyi dari Allah, atau apakah kita tertarik di dalam Yesus Kristus sebagai terang Injil? Telah tiba saatnya untuk melihat pada diri kita sendiri dengan sangat jujur, kita perlu untuk memeriksa seberapa banyak kita telah membuat persediaan bagi pengejaran hasrat kita sendiri daripada untuk mencari kehendak-kehendak Allah.
Lalu bagaimanakah "kasih" itu bisa menjadi kegenapan dari hukum Taurat (yaitu hukum Allah)? Sedangkan tidak ada seorangpun kecuali Tuhan Yesus yang dapat memenuhi semua persyaratan dari Hukum Allah (seluruh Alkitab), seperti yang kita baca dalam Yakobus 2:10 demikian:
"Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya."
Dan kitab Roma 2:21-22 menjelaskan demikian:
"Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri [rohani]? Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah [rohani]? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?"
Kita harus mengerti bahwa hanya ada Satu Orang Manusia yang dapat memenuhi seluruh syarat untuk menggenapi Hukum Allah, karena Ia sempurna dan sama sekali tidak pernah berbuat dosa, baik dosa di dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan. Dalam kitab Matius 5:17 Tuhan Yesus berkata demikian:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."
Dan kitab Lukas 24:44 menambahkan demikian:
"Ia [Kristus] berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."
Kemudian dalam kitab Markus 12:33 kita menemukan seorang Farisi menyatakan pernyataan yang sangat menarik ini:
"Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
Bagaimanapun juga semua kurban-kurban yang diperintahkan Tuhan untuk dijalankan selama masa Perjanjian Lama secara sederhana melayani sebagai "tanda" atau bayangan atau gambaran atau perumpamaan dari fakta rohani yang sebenarnya yang akan muncul ke permukaan. Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis bernubuat tentang Yesus dalam kitab Yohanes 1:29 demikian:
"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia"
Yesus adalah Anak Domba Allah yang telah disembelih "sejak sebelum dunia dijadikan" untuk menebus dosa-dosa umat-Nya (Wahyu 13:8, Wahyu 17:8), dengan kata lain seluruh karya keselamatan untuk orang-orang yang percaya telah diselesaikan jauh sebelum orang-orang tersebut dilahirkan. Alasan utama untuk hal ini adalah supaya kita memberikan segala kemegahan dan kemuliaan atas keselamatan hanya kepada Tuhan dan bukan kepada diri kita sendiri atau orang yang lain.
Dalam kitab Mazmur 40:6-8 yang merupakan Mazmur Mesianic (yaitu Mazmur yang berbicara tentang Kristus) kita membaca demikian:
"Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
Dan kitab Ibrani 10:8-10 yang mengutip ayat ini menjelaskan demikian:
"Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua."
Sekarang kita mengerti mengapa Yesus berkata dalam kitab Matius 9:13 demikian:
"Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Kasih adalah "buah" dari pekerjaan Allah Roh Kudus yang akan bermanifestasi di dalam kehidupan anak-anak Tuhan seperti yang dinyatakan dalam 1 Korintus 13:4-8a demikian:
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi [=menanggung] segala sesuatu, percaya segala sesuatu [yang ada tertulis dalam Alkitab], mengharapkan segala sesuatu [yang ada tertulis di dalam Alkitab], sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan "
Biarlah Allah berkenan untuk membuat kita mampu mengasihi sesama kita manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri, setelah pertama-tama kita memeriksa hati kita di dalam cermin Firman Tuhan untuk melihat bahwa sesungguhnya kita adalah para penerima yang tidak pantas dari anugrah kasih yang kekal, seperti yang ditunjukkan dalam Injil Anak-Nya, Yesus Kristus.
Kita membaca penyataan yang sangat menarik dari ayat ini "bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur". Ayat itu cocok dengan perumpamaan tentang ke-sepuluh gadis yang tertidur, tetapi kemudian bangun karena mempelai laki-laki (yaitu Kristus) datang kembali untuk yang kedua kalinya (lihat Matius 25). Dan kalimat "keselamatan sudah lebih dekat bagi kita daripada waktu kita menjadi percaya" berarti keselamatan tersebut akan digenapi pada saat pengangkatan (rapture). Kemudian Kristus akan memberikan kepada kita semua tubuh rohani yang baru yang sudah dimuliakan dan tidak dapat binasa (1 Korintus 15:48-55).
Jadi ayat ini sedang berbicara tentang saat sewaktu pengangkatan di akhir zaman telah sangat dekat, itulah sebabnya dikatakan "Hari sudah jauh malam, telah hampir siang". Hari yang dimaksud disini berhubungan dengan Hari Penghakiman. Ini secara serempak merupakan hari kemuliaan Allah sewaktu Dia mengangkat umat pilihan dan menggenapi keselamatan mereka. Oleh karena itu, Allah memperingatkan kita untuk "menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan" dan "mengenakan perlengkapan senjata terang". Firman Allah adalah "pedang" bermata dua yang sangat tajam yang harus kita gunakan untuk mengalahkan tipu muslihat Iblis (Efesus 6:13-17, Ibrani 4:12, Wahyu 1:16, Wahyu 2:12).
Dalam kitab Efesus 6:3-17 kita membaca demikian:
"Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Allah"
Dengan kata lain, Allah memanggil kita untuk memeriksa diri kita sendiri. Apakah yang benar-benar menarik perhatian kita? Apakah kita tertarik di dalam perbuatan-perbuatan kegelapan dari dunia ini sehingga kita harus bersembunyi dari Allah, atau apakah kita tertarik di dalam Yesus Kristus sebagai terang Injil? Telah tiba saatnya untuk melihat pada diri kita sendiri dengan sangat jujur, kita perlu untuk memeriksa seberapa banyak kita telah membuat persediaan bagi pengejaran hasrat kita sendiri daripada untuk mencari kehendak-kehendak Allah.
Lalu bagaimanakah "kasih" itu bisa menjadi kegenapan dari hukum Taurat (yaitu hukum Allah)? Sedangkan tidak ada seorangpun kecuali Tuhan Yesus yang dapat memenuhi semua persyaratan dari Hukum Allah (seluruh Alkitab), seperti yang kita baca dalam Yakobus 2:10 demikian:
"Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya."
Dan kitab Roma 2:21-22 menjelaskan demikian:
"Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri [rohani]? Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah [rohani]? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?"
Kita harus mengerti bahwa hanya ada Satu Orang Manusia yang dapat memenuhi seluruh syarat untuk menggenapi Hukum Allah, karena Ia sempurna dan sama sekali tidak pernah berbuat dosa, baik dosa di dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan. Dalam kitab Matius 5:17 Tuhan Yesus berkata demikian:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."
Dan kitab Lukas 24:44 menambahkan demikian:
"Ia [Kristus] berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."
Kemudian dalam kitab Markus 12:33 kita menemukan seorang Farisi menyatakan pernyataan yang sangat menarik ini:
"Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
Bagaimanapun juga semua kurban-kurban yang diperintahkan Tuhan untuk dijalankan selama masa Perjanjian Lama secara sederhana melayani sebagai "tanda" atau bayangan atau gambaran atau perumpamaan dari fakta rohani yang sebenarnya yang akan muncul ke permukaan. Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis bernubuat tentang Yesus dalam kitab Yohanes 1:29 demikian:
"Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia"
Yesus adalah Anak Domba Allah yang telah disembelih "sejak sebelum dunia dijadikan" untuk menebus dosa-dosa umat-Nya (Wahyu 13:8, Wahyu 17:8), dengan kata lain seluruh karya keselamatan untuk orang-orang yang percaya telah diselesaikan jauh sebelum orang-orang tersebut dilahirkan. Alasan utama untuk hal ini adalah supaya kita memberikan segala kemegahan dan kemuliaan atas keselamatan hanya kepada Tuhan dan bukan kepada diri kita sendiri atau orang yang lain.
Dalam kitab Mazmur 40:6-8 yang merupakan Mazmur Mesianic (yaitu Mazmur yang berbicara tentang Kristus) kita membaca demikian:
"Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
Dan kitab Ibrani 10:8-10 yang mengutip ayat ini menjelaskan demikian:
"Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--. Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua."
Sekarang kita mengerti mengapa Yesus berkata dalam kitab Matius 9:13 demikian:
"Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."
Kasih adalah "buah" dari pekerjaan Allah Roh Kudus yang akan bermanifestasi di dalam kehidupan anak-anak Tuhan seperti yang dinyatakan dalam 1 Korintus 13:4-8a demikian:
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi [=menanggung] segala sesuatu, percaya segala sesuatu [yang ada tertulis dalam Alkitab], mengharapkan segala sesuatu [yang ada tertulis di dalam Alkitab], sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan "
Biarlah Allah berkenan untuk membuat kita mampu mengasihi sesama kita manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri, setelah pertama-tama kita memeriksa hati kita di dalam cermin Firman Tuhan untuk melihat bahwa sesungguhnya kita adalah para penerima yang tidak pantas dari anugrah kasih yang kekal, seperti yang ditunjukkan dalam Injil Anak-Nya, Yesus Kristus.
No comments:
Post a Comment