Sejarah Dunia Kuno
Sep 17, 2018
Seni bangunan Yunani Kuno
Sep 16, 2018
Penduduk Yunani Kuno
Tempat tinggal bangsa Yunani terpecah oleh pegunungan yang banyak terdapat di negaranya. Ada 3 golongan besar penduduk Yunani, yaitu bangsa Ionia, bangsa Aiolia, dan bangsa Doria. Bangsa Ionia tinggal diJazirah Attoi dan kepulauan sekitarnya dengan pusatnya di Athena. Bangsa Aiolia tinggal di bagian utara Yunani dengan pusatnya di Olympia dan Delphi. Sedangkan bangsa Doria tinggal di daerah Peloponesos dengan pusatnya di Sparta.
Pemerintahan Yunani Kuno
Tata pemerintahan di Sparta digariskan oleh Lykurgos (sekitar 900 SM) dan bersifat aristoklatis militer. Kaum bangsawan memegang peranan dalam pemerintahan. Sejak berumur tujuh tahun, anak-anak sudah dijadikan sebagai anak negara dan memproleh pendidikan militer. Mereka memiliki dewan penasihat yang anggotanya terdiri dari orang-orang tua (ephoros). Dewan rakyat tidak memiliki peranan dalam tata pemerintah di Sparta. Sedangkan tata pemerintahan Athena digariskan Solon (sekitar 600 SM) dan sifatnya oligarkis demokratis. Pemerintahan berada ditangan orang baik-baik, tetapi kekuasaan berada ditangan rakyat. Solon mengeluarkan peraturan yang menguntungkan rakyat.misalnya, melarang perbudakan kepada rakyat kecil di beri wakil dalam Dewan Rakyat Yunani memilki seorang negarawan lain yang bernama Perikles (460-429 SM) untuk menjamin keamanan negerinya dari gangguan bangsa asing, ia mengadakan perjanjian dengan Asia (448 SM) dan Sparta (446 SM) Untuk memakmurkan rakyatnya perdagangan di atur dengan baik, sehingga Athena menjadi pusat kegiatan perdagangan di laut tengah. Kemakmuran tersebut mnyebabkan kebudayaan Yunani berkembang pesat.
Yunani Kuno Kepercayaan
Dewa Apollo merupakan dewa matahari dan menjadi pelindung bagi para penyair, ia tinggal di bukit Hellikon. Pallas Athena adalah dewa pelindung dan perkawinan, Aphrodite adalah dewi kecantikan, Hermes merupakan dewa perdagangan, sedangkan Poseidon merupakan dewa laut. Hades adalah menjadi dewa kematian yang tinggal di Dunia Bawah, ia di jaga oleh ajingnya yang bernama Kerberos. Selain dewa tersebut masih banyak dewa lainnya dalam kepercayaan bangsa Yunani. Di samping itu, bangsa Yunani juga percaya adanya manusia setengah dewa.
Bangsa Yunani juga percaya pada ramalan Delphi. Delphi adalah nama sebuah kota tempat tinggal sejumlah dewa. Bila bangsa Yunani akan melakukan sesuatu yang besar, mereka datang ke Delphi terlebih dahulu untuk memperoleh ramalan. Orang yang mempin upacara itu adalah pendeta-pendeta perempuan. Setelah membakar suatu bahan yang aspnya dapat memabukkan, pendeta-pendeta itu mengatakan sesuatu yang kemudian ditafsirkan memiliki hubungan dengan rencana yang akan di jalankan.
Ilmu PengetahuanYunani Kuno
Bangsa Yunani telah memiliki berbagai macam pengetahuan dan teknologi yang tinggi, yakni menciptakan perahu layar yang ramping sebagai sarana untuk mengarungi Laut Tengah dan menghubungkan daratan Yunani dengan daerah-daerah pantai timur Pulau Sisilia, membuat barang-barang dari tanah liat. Menghasilkan karya arsitektur yang megah seperti kuil Zeus, kuil Parthenon dan Gedung Teater Raksasa, mengembangkan industri untuk menunjang perdagangannya, yakni keramik yang bentuknya beraneka ragam dan dihias dengan indah. Menghasilkan karya benda-benda logam berkembang pesat terutama untuk menyediakan alat-alat perang.
Agama Yunani Kuno
Di kota Knossos, Faistos, dan Malllia, terdapat istana-istana yang tak disertai kuil umum. Tempat ibadahnya sangat kecil, sehingga memunculkan dugaan bahwa ritual keagamaan dilakukan di luar ruangan. Dalam tempat suci tersebut terdapat altar keci tempat tersimpannya patung-patung dewa. Hal ini berlawanan dengan Periode Klasik, ketika banyak bermunculan kuil besar.
Yang jelas adalah bahwa pada Peradaban Minoa (2000-1400 SM) di Kreta dan pulau-pulau di sekitarnya (Kyklad), masyarakatnya lebih menyembah dewi. Ada banyak sekali arca dan patung kecil dewi-dewi. Patung-patung itu dibuat dari kayu, batu, atau tanah liat. Ada dewi bumi, dewi ular, dan dewi binatang. Beberapa ahli percaya bahwa sebenarnya yang disembah oleh orang-orang Minoa hanyalah satu Dewi yang maha berkuasa. Teorinya adalah bahwa Dewi Agung tersebut memiliki banyak nama dan atribut. Dewi ular dan dewi bumi merupakan aspek yang berbeda dari dewi yang sama. Apakah teori ini benar atau tidak, itu sulit diketahui karena pada masa itu tidak ada tulisan yang menceritakan masalah keagamaan.
Sementara Peradaban Mykenai (1600-1050 SM) lebih menyembah dewa daripada dewi. Nama Poseidon ditemukan pada lemabran Lienar B yang ditemukan di pusat Mykenai. Nama Ares, Artemis, Athena, Hermes, Poseidon, Zeus, dan Dionysos, ditemukan dalam berbagai lembaran tanah liat yang berceceran. Meskipun begitu, tidak diketahui apakah nama-nama tersebut berkaitan dengan dewa-dewa dalam mitologi Yunani yang kita ketahui.
Bangsa Yunani Hellen tiba setelah Invasi Doria, dan mereka menganut agama patriarki (lelaki sebagai pemimpin), sehingga mereka menyembah Zeus sebagai dewa utama. Dalam kepercayaan mereka, Zeus adalah pemimpin semua dewa dan manusia, sekaligus sebagai dewa terpenting. Akibatnya, pada periode ini, para dewi bumi dan kesuburan dari Zaman Perunggu mulai berkurang pemujaannya dan tergantikan oleh Zeus.
Tak seperti agama Yahudi, Nasrani, atau Islam, agama Yunani tak memiliki kitab suci. Agama Yunani sebagian besar ditemukan dalam mitologi Yunani, bukan dalam suatu kitab seperti halnya Al-Qur'an. Salah satu risalah yeng menceritakan mitologi Yunani adalah Himne Homeros, yang disusun pada abad ketujuh-keenam SM, dan beberapa syair Orfeus yang tercecer dari abad keenam SM. Dan karya-karya tersebut menjelaskan tentang kisah-kisah para dewa, alih-alih cara beribadah atau ritual keagamaan.
Ada banyak tardisi dan festival di Yunani, namun itu berbeda-beda di tiap kota. Festival di Attika dan Boiotia terdokumenatsikan secara lebih baik daripada kota-kota lainnya. Banyak kegiatan yang terjadi dalam festival, antara lain ritual pengorbanan, puasa, pawai, dan kontes musik dan atletik.
Dalam suatu festival, biasanya ritual pengorbanan dipimpin oleh penguasa atau bangsawan, bukan oleh pendeta. Sementara pendeta bertugas mengurus kuil atau tempat suci. Namun semua bisa memberikan persembahan pada dewa.
Kuil-kuil Yunani merupakan prasasti penting mengenai agama Yunani kuno. Sumber paling berharga mengenai kuil dan temmpat suci ditulis oleh Pausanias, seorang geografer Yunani. Pausanias juga kadang menggabungkan informasi mengenai situs-situs keagamaan dengan mitos lokal.
Pada masa Zaman Besi, beberapa kelompok pemujaan baru, mulai bermunculan. Kelompok-kelompok ini didirikan oleh orang-orang yang tidak puas dengan agama konvensional. Kelompok-kelompok ini mengembangkan kepercayaan, pengajaran, dan ritual mereka sendiri. Hanya anggota kelompok tersebut yang mengetahui ritual kelompok masing-masing, yang dirahasiakan secara ketat dan tidak diberitahukan kepada sembarang orang. kelompok pemujaan ini disebut Agama Misteri. Salah satu kelompok yang terkenal adalah Misteri Eleusis.
Plato
Plato kini dikenal sebagai salah satu filsuf terbesar sepanjang masa. Ia lahir sekitar 429 SM, dekat dengan waktu kematian Perikels, dan ia meninggal pada 347 SM, tak lama setelah kelahiran Aleksander Agung. Plato lahir di Athena, dari keluarga yang kaya dan kuat. Banyak kerabatnya yang terlibat dalam politik Athena.
Semasa muda, ia berguru kepada Sokrates, dan belajar banyak mengenai cara berpikir serta apa yang harus dipikirkan. Setelah Sokrates dibunuh pada 399 SM, Plato menjadi berang. Plato, yang ketika itu berusia 30 tahun, mulai menuliskan beberapa percakapannya dengan Sokrates. Oleh karena itu, gagasan Sokrates pada masa kini banyak diketahui dari tulisan-tulisan Plato.
Meskipun demikian, setelah beberapa lama, Plato mulai menuliskan gagasannya sendiri. Salah satu karya pertamanya adalah Republik, yang menggambarkan gagasan Plato mengenai bentuk pemerintahan yang lebih baik daripada pemerintahan Athena. Plato menganggap bahwa sebagian besar orang cukup bodoh sehingga tak boleh memiliki hak untuk memutuskan mengenai segala sesuatu. Alih-alih, orang-orang terbaiklah yang harus menjadi pelindung orang lainnya. Plato sendiri berasal dari keluarga aristokrat sehingga ia mungkin menganggap dirinya termasuk dalam golongan orang terbaik.
Plato juga memikirkan dunia alami dan cara kerjanya. Ia menyatakan bahwa segala sesuatu memiliki semacam wujud ideal, misalnya kursi ideal, dan kemudian kursi nyata hanyalah tiruan buruk dari kursi ideal yang hanya ada dalam pikiran manusia. Salah satu cara Plato untuk menjelaskan gagasan ini adalah dengan metafora terkenal mengenai gua. Ia mengatakan bahwa, misalkan ada sebuah gua, dan di dalamnya ada beberapa orang yang dirantai ke dinding gua, sehingga mereka hanya dapat melihat bagian belakang gua. Orang-orang ini tidak dapat melihat ke luar gua, atau bahkan saling melihat satu sama lain dengan jelas. Mereka hanya dapat melihat bayangan dari apa yang berada di belakang mereka. Akhinya orang-orang ini beranggapan bahwa bayangan-bayangan tersebut adalah hal nyata.
Lalu, misalkan ada seseorang yang berhasil kabur dan keluar dari dalam gua. Ia lalu melihat benda-benda nyata yang sebenarya. Jika ia kembali ke gua dan memberitahukan itu kepada orang-orang, tentu ia akan dianggapp gila dan tak akan dipercaya.
Plato mengatakan bahwa manusia adalah orang-orang yang berada di dalam gua. Manusia mengira bahwa mereka memahami dunia nyata, namun karena terjebak dalam tubuh, maka manusia hanya melihat bayangan di dinding. Salah satu tujuan Plato adalah membantu manusia memahmi dunia nyata dengan lebih baik, dengan cara mencari tahu caray memperkirakan atau memahamii dunia nyata bahkan tanpa melihatnya.
Ada kemungkinan bahwa gagasan Plato mengenai perbedaan antara dunia nyata dan ilusi yang tampak berkiatan dengan gagasan Hindu dan Buddha mengenai nrwana, yang muncul di India sekitar masa yang sama.
Jika kursi memiliki bentuk ideal, begitu pula manusia. Wujud ideal manusia, menurut Plato, adalah jiwa. Jiwa tersusun dari tiga bagian, yaitu nafsu, kehendak, dan akal. Kehendak membuat kita mampu mengendalikan nafsu, dan akal membantu menentukan kapan harus mematuhi atau menahan nafsu. Jika ketiga unsur ini seimbang, maka hidup akan menjadi bahagia.
Akan tetapi, jika ketiga unsur itu tidak seimbang, maka akan terjadi kekacauan. Jika nafsu terlalu kuat, maka seseorang bisa saja menyakiti orang lain; jika kehendak terlalu kuat, maka seseorang bisa saja menyakiti dirinya sendiri; dan jika akal tidak bekerja dengan baik, maka seseorang tak akan dapat mengendalikan nafsu dengan benar dan dapat berujung pada kelainan mental.
Gagasan Plato mengenai politik tidak terlalu diperhatikan di Athena, dengan tak lama setelah kematian Sokrates, ia pergi ke Sisilia untuk menjadi guru bagi seorang pangeran muda di sana. Ia berupaya mendidik sang pangeran menjadi pelindung yang baik bagi rakyatnya. Akan tetapi, sang pangeran tidak terlalu peduli pada ajaran Plato, dan setelah dua belas tahun mengajar, Plato, kini telah menginjak usia pertengahan empat puluh tahun, menyadari bahwa ia telah gagal. Ia akhirnya kembali ke Athena.
Di Athena, Plato membuka skeolah filsafat yang disebut Akdemi. Sekolah ini menjadi terkenal dan Plato tinggal di sana hingga wafat pada usia kira-kira delapan puluh tahun. Salah satu murid Plato di Akademi ini adalah Aristoteles. Plato menghabiskan sisa hidupnya dengan menulis karya lainnya tentang politik yang berjudul Hukum, yang lebih bernuansa pesimis daripada Republik, dan isinya lebih banyak membicarakan mengenai betapa korupnya para polirisi, dan betapa mereka harus terus diawasi.
Plato meninggal pada 347 SM. Murid-muridnya di Akademi merawat dan menyalin semua tulisn Plato, sehingga pada masa kini kita memiliki catatan yang cukup lengkap mengenai gagasan-gagasan Plato.
Afrika
Afrika adalah tempat asal manusia, jadi sejarah Afrika berlangsung lebih lama dibanding tempat lainnya di bumi. Pada awalnya, sekitar dua juta tahun silam, mungkin hanya ada sekitar dua ribuan orang di seluruh Afrika (atau di manapun di dunia), dan mereka hidup dengan mengumpulkan tumbuhan liar serta mengambil daging sisa makanan hewan buas. Sekitar 1,9 juta tahun silam, mereka mulai mengggunakan peralatan batu, dan kira-kira 800 ribuan tahun silam mereka mulai menggunakan api. Memasak makanan dengan api, yang mempermudah mencerna makanan, mungkin adalah penyebab orang-orang awal memperoleh energi tambahan untuk menumbuhkan otak lebih besar dan menjadi manusia modern. Para manusia modern awal ini barangkali muncul di Afrika tenggara.
Sekitar 100 ribuan tahun silam, orang hidup di Gua Blombos, di pesisir Afrika Selatan, mereka mengumpulkan keerang untuk dimakan. Mereka juga memancing ikan menggunakan kail dari tulang ikan. Pada 75 ribuan tahun silam, orang di Gua Blombps mencampur mineral untuk membuat cat dan menciptakan gambar abstrak pada blok okhre merah. Mereka juga membuat kalunng manik-manik dari kerang.
Bukti genetika menunjukkan bahwa hingga masa ini, setelah 100 ribuan tahun silam, Afrika adalah satu-satunya tempat di bumi yang dihuni manusia. Kemudian orang menyebar di sepanjang pantai, pergi ke Jazirah Arab, India, hingga Australia. Sebagian besar orang masih hidup di Afrika tapi pada akhir Zaman Es, orang mulai berpindah ke Asia Barat, mengikuti kawanan hewan.
Bangsa India-Eropa
Pasca-Gupta
Mughal
Maurya
Bangsa Harappa
Gupta
Ekspansi Weda
Sejarah Delhi
Zaman Batu
Sejarah Troya
Akkad
Bangsa Het
Sep 10, 2018
Sejarah Berdirinya Kota Baghdad
Rasanya kurang lengkap membahas sejarah Islam tanpa membahas sejarah dinasti Abbasiyah. Ketika membahas dinasti Abbasiyah sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan kota Baghdad. Kota yang di masa silam dikenal sebagai negeri metropolitan. Negeri 1001 malam.
Ketika pertama kali daulah Abbasiyah mengambil alih kekuasaan dari dinasti Umawiyah yang berpusat di Damaskus, kota itu tidak bersahabat dengan orang-orang Abbasiyah. Damaskus kota yang jauh dari Persia, basis kekuasaan Abbasiyah. Abu al-Abbas al-Saffah, khalifah pertama Daulah Abbasiyah mulai mencari tempat untuk dijadikan pusat pemerintahannya. Ia memilih Kufah, Irak, hingga dia meninggal.
Abu Ja’far al-Mansur, menggantikan Al-Saffah sebagai khalifah kedua Abbasiyah. Dia mencari kota yang baru dan akhirnya menemukan lokasi sebuah dusun kecil Persia bernama Baghdad. Baghdad yang dalam bahasa Persia berarti “Didirikan Tuhan”[1] dahulu adalah kota kuno terletak antara Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Di masa Rasulullah, kota ini menjadi sebuah kota pasar dan ketika khalifah al-Manshur mengunjunginya, pasar-pasar tersebut telah lenyap dan digantikan menjadi biara-biara Kristen.
Pada tahun 146 H (762 M), ketika pertama kali membangun kota Baghdad, pada peletakan batu pertama khalifah al-Manshur mengatakan:
“Bismillahirrahmanirrahim. Bumi adalah milik-Nya. Dia mewariskannya bagi siapa yang Dia kehendaki kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Kemenangan adalah milik orang-orang bertakwa.”Ratusan ribu pekerja ahli bangunan terdiri dari arsitktur, tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat dan lainnya yang didatangkan dari Suriah, Mosul, Basrah, dan Kufah dikerahkan untuk membangun kota seribu satu malam tersebut dengan biaya yang sangat besar. Sejarawan mengatakan bahwa Abu Ja’far al-Manshur membiayai biaya pembangunan Baghdad sebesar 18.000 dinar. Dengan dana yang begitu besar, dibangunlah bangunan-bangunan megah: Istana, masjid, jembatan, saluran air, dan berbagai benteng serta kubu pertahanan.
Istana dibangun di tengah-tengah kota Baghdad yang bundar, dan di samping istana dibangun masjid Jami’. Istana khalifah dibangun dengan megah. Pintunya diberi banyak sepuhan emas. Terbuat dari batu dan pualam serta memiliki kubah hijau besar yang dipuncaknya dipasangi patung seorang penunggang kuda yang berputar-putar seperti kincir penunjuk arah angin.
Di atas tembok dalam, sebuah balkon terentang sepanjang kubu benteng yang cukup luas bagi sang khalifah untuk menaiki kuda sembari memeriksa daerah sekilling. Terdapat empat pintu gerbang kota dengan empat jalan raya yang menandai empat penjuru mata angin, menyebar ke luar seperti jari-jari sebuah roda dengan pusatnya adalah istana khalifah. Masing-masing gerbang diberi nama sesuai kota besar atau kawasan yang ditujunya: Damaskus, Basrah, Kufah, dan Khurasan.
Tidak lama, kota Baghdad berkembang psat melampaui rancangan awalnya, menjadi lebih luas dengan banyaknya bangunan-bangunan dan pemukiman. Ia meliputi taman-taman yang luas dan aneka tempat rekreasi. Bahkan orang-orang nonmuslim diberikan kebebasan membangun tempat tinggalnya. Terdapat sebuah kawasan Kristen, dilengkapi dengan gereja, biara, dan asrama biarawati.
Baghdad juga memiliki pelabuhan yang sangat maju untuk penggunaan komersial. Tiga jembatan berukuran besar yang terdapat di hulu, hilir, dan tengah-tengah kota. Dilekatkan ke tiang-tiang besar di kedua tepi sungai Tigris dengan rantai besi. Sekitar tiga ribu sampan juga mengangkut orang bolak-balik.
Sementara itu, di tepi timur sungai Tigris, berdiri istana al-Rusafah milik Muhammad al-Mahdi, putra khalifah al-Manshur. Sebuah pemukiman tumbuh di sekitarnya berseberangan dengan istana kedua yang dikenal sebagai al-Khuld, dibatasi oleh taman-taman luas yang terhampar sepanjang tepi barat.
Setelah beberapa waktu, kota ini memiliki lapangan-lapangan publik berukuran besar untuk balapan kuda dan polo. Sebuah istana yang dibangun di sekilling sebatang pohon perak murni dengan burung mekanis yang berkicau. Terdapat juga kebun binatang dengan kandang-kandang bertrali untuk singa, gajah, merak, macan, dan jerapah.
Baghdad yang dinamakan Madinah al-Salam (Kota Kedamaian) oleh al-Manshur seakan disulap dalam satu malam menjadi kota terbesar di dunia dan tiada bandingannya. Di dalamnya terdapat banyak ulama dan cendikiawan. Al-Manshur mengumpulkan para ulama di Baghdad dari seluruh negara dan wilayah sehingga Baghdad menjadi induk dunia, tuan negara dan tempat lahirnya peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyah.
Demikianlah sejarah singkat pembangunan kota Baghdad yang nantinya, di masa Khalifah Harun al-Rasyid dan setelahnya menjadi kota metropolitan dengan penduduk terbanyak di dunia mencapai dua juta orang. Saingannya adalah kota Cordoba di Spanyol dibawah pemerintahan Islam dinasti Umawiyah dengan 500.000 jiwa. Sementara itu, Paris, kota Kristen terbesar di Eropa, hanya mencapai 200.000 hingga 300.000 jiwa saja.
Sep 8, 2018
Kekaisaran Persia Akhemenia
Bangsa Persia menyebut diri mereka Pars, yang berasal dari nama suku Arya asli mereka Parsa, dan bermukim di daerah yang mereka beri nama Parsua, yang dibatasi oleh Sungai Tigris di barat dan Teluk Persia di timur. Tempat ini menjadi wilayah pusat mereka pada masa Kekaisaran Akhemenia. Dari daerah inilah Koresh Agung (Koresh II dari Persia) pada akhirnya muncul dan mengalahkan bangsa Mede, Lydia, dan Babilonia, membuka jalan untuk penaklukan selanjutnya ke Mesir dan Asia Kecil.
Pada puncak kejayaannya setelah penaklukan Mesir, kekaisaran ini menempati wilayah seluas kira-kira 8 juta km2, meliputi tiga benua: Asia, Afrika dan Eropa. Pada wilayah terluasnya, kekaisaran ini juga meliputi wilayah yang kini menjadi Iran, Turki, sebagian Asia Tengah, Pakistan, Thrakia dan Makedonia, sebagian besar daerah pesisir Laut Hitam, Afghanistan, Irak, Arab Saudi utara, Yordania, Israel, Lebanon, Suriah, serta semua pusat pemukiman di Mesir kuno hingga ke barat sejauh Libya. Dalam sejarah Barat, Kekaisaran Akhemenia disebutkan sebagai musuh negara-negara kota Yunani selama Perang Yunani-Persia. Kekaisaran ini juga terkenal karena emansipasi terhadap terhadap perbudakan termasuk pembebasan bangsa Yahudi dari pembuangan ke Babilonia dan karena membangun infrastruktur seperti sistem pos, sistem jalan, dan penggunaan bahasa resmi di seluruh wilayah kekuasaannya. Kekaisaran ini menerapkan adminsitrasi birokrasi terpusat di bawah pimpinan Kaisar serta memiliki pasukan militer profesional dan pasukan wajib militer yang besar, mengilhami perkembangan serupa di kekaisaran-kekaisaran lain pada masa selanjutnya.
Menurut pandangan tradisional, wilayah Kekaisaran Akhemenia yang amat luas dan keragaman etnokulturalnya yang luar biasa pada akhirnya menjadi kerugian karena penyerahan kekuasaan kepada pemerintah lokal pada akhirnya melemahkan otoritas pusat milik raja, membuat banyak energi dan sumber daya terbuang akibat harus menghentikan pemberontakan lokal. Ini menjelaskan mengapa ketika Aleksander Agung (Aleksander III dari Makedpnia) menginvasi Persia pada tahun 334 SM, dia menghadapi suatu kekaisaran terpecah belah dengan pemimpin yang lemah, mudah untuk dihancurkan. Akan tetapi, sudut pandang ini ditentang oleh beberapa sejarawan modern yang berpendapat bahwa Kekaisaran Akhemenia tidak menderita krisis semacam itu pada masa Aleksander, dan bahwa hanya kericuhan pergantian kekuasaan internal yang terjadi di dalam keluarga Akhemenid yang pernah hampir melemahkan kekaisaran. Aleksander, yang merupakan pengagum Koresh Agung, pada akhirnya menyebabkan keruntuhan dan perpecahan kekaisaran sekitar tahun 330 SM, membuatnya terbagi menjadi Kerajaan Ptolemaik dan Kekaisaran Seleukia, selain juga wilayah-wilayah kecil lainnya yang memedekakan diri pada masa itu. Akan tetapi, kebudayaan Iran di dataran tinggi tengah tetap berkembang dan pada akrhinya kembali berkuasa pada abad ke-2 SM.
Warisan sejarah Kekaisaran Akhemenia bukan hanya pengaruh teritorial dan militernya saja, melainkan meliputi pula pengaruh kebudaaan, sosial, dan keagamaan. Banyak orang Athena yang mengadopsi kebiasaan Akhemenia dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai akibat dari kontak antarbudaya, beberapa karena pernah dikerahkan oleh, atau bersekutu dengan raja Persia. Pengaruh Dekrit Pemulihan Koresh Agung disebutkan dalam naskah Yudea-Kristen, selain itu kekaisaran ini juga amat berperan dalam penyebaran agama Zoroaster hingga ke timur sejauh Tiongkok. Bahkan Aleksander Agung, yang menaklukan kekaisaran luas ini, menghormati adat-istiadanya dan memerintahkan orang Yunani untuk ikut menghormasi raja-raja Persia termasuk Koresh Agung. Aleksander bahkan melakukan proskynesis, suatu adat kerajaan Persia, meskipun banyak diprotes oleh para tentara Makedonianya. Kekaisaran Akhemenia memberikan pengaruh terhadap politik, warisan dan sejarah Persia modern (kini Iran). Perangaruhnya meliputi pula wilayah Persia sebelumnya yang secara keseluruhan disebut Persia Besar. Prestasi teknik yang penting di Kekaisaran Akhemenia adalah sistem pengelolaan air Qanat, yang berusia lebih dari 3000 tahun dan memiliki panjang lebih dari 44 mil (71 km.)
Pada tahun 480 SM, diperkirakan bahwa sekitar 50 juta orang tinggal di Kekaisaran Akhemenia atau sekitar 44% dari seluruh populasi dunia pada masa itu, menjadikannya kekaisaran dengan jumlah penduduk terbanyak.
Kekaisaran Persia Sasan
Kekaisaran Sasan didirikan oleh Ardashir I, setelah keruntuhan Kekaisaran Parthia dan kekalahan raja Parthia terakhir, Artabanos IV. Kekaisaran Sasan berakhir ketika Syahansyah (Raja Segala Raja) Sasan terakhir, Yazdegerd III (632–651), kalah dalam perjuangan selama 14 tahun untuk menyingkirkan kekhalifahan Islam yang pertama, yang merupakan pendahulu dari kekaisaran-kekaisaran Islam lainnya. Wilayah Sssania meliputi wilayah yang kini menjadi Iran, Irak, Armenia, Afganistan, Turki bagian timur, dan sebagian India, Suriah, Pakistan, Kaukasus, Asia Tengah dan Arab. Selama pemerintahan Khosrau II (590–628), Mesir, Yordania, Palestina, Israel, dan Lebanon juga sementara waktu menjadi bagian dari Sasan .
Bangsa Sasan menyebut negara mereka Eranshahr (Wilayah kekuasaan bangsa Iran (Arya)) atau Ērān dalam bahasa Persia Pertengahan, yang menghasilkan istilah Iranshahr and Iran dalam bahasa Persia Baru. Masa kekuasaan Sasan terbentang sepanjang Antikuitas Akhir), dan dianggap sebagai salah satu periode yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Iran. Dalam banyak hal periode Sasan menyaksikan pencapaian tertinggi kebudayaan Persia, dan melambangkan kemegahan Kekaisaran Iran terakhir sebelum Penaklukan Islam atas Persia|penaklukan muslim dan berkembangnya agama Islam.
Menurut legenda, panji Kekaisaran Sasan adalah Derafsh Kaviani. Diduga juga bahwa peralihan menuju Kekaisaran Sasan melambangkan akhir perjuangan etnis proto-Persia melawan kerabat etnis migran dekat mereka, yakni bangsa Parthia, yang tempat asalnya adalah di Asia Tengah.
Era Sasan dianggap sebagai salah satu periode paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Persia maupun Iran, dan Kekaisaran Sasan disebut sebagai kekaisaran Iran besar terakhir sebelum penaklukan oleh Muslim dan pengadopsian agama Islam. Dalam banyak hal, periode Sasan merupakan puncak peradaban Persia kuno.
Persia banyak berpengaruh terhadap peradaban Romawi pada periode Sasan. Selain itu, bangsa Romawi menganggap bangsa Persia Sasan sebagai satu-satunya bangsa yang berstatus sama dengan mereka. Hal ini diperlihatkan misalnya dalam surat-surat yang ditulis oleh Kaisar Romawi kepada Syahansyah Persia, yang isiya bertuliskan "kepada saudaraku".
Pengaruh kebudayaan Sasan terbentang jauh melebihi batas-batas wilayah kekaisaran mereka, dan bahkan menjangkau sampai Europa Barat, Afrika, Tiongkok, dan India, serta berperan penting dalam pembentukan seni Abad Pertengahan di Eropa dan Asia.
Pengaruh tersebut terus terbawa ke masa awal perkembangan dunia Islam. Kebudayaan yang unik dan aristokratik dari dinasti ini telah mengubah penaklukan Islam atas Iran menjadi sebuah Renaisans Persia. Banyak hal yang kemudian dikenal sebagai kebudayaan, arsitektur, dan penulisan Islam serta berbagai keahlian lainnya, diperoleh dari Sasan Persia dan kemudian disebarkan pada dunia Islam yang lebih luas. Sebagai contohnya ialah bahasa resmi Afghanistan, yaitu Bahasa Dari yang merupakan dialek dari Bahasa Persia, merupakan perkembangan dari bahasa kerajaan bangsa Sasan.
Zaman Hellenistik - Yunani Kuno
Di sebelah utara Yunani terdapat sebuah negara yang disebut Makedonia. Rajanya, Philippos, menyadari bahwa Yunani sedang lemah. Ia pun mmeutuskan untuk menyerang Yunani dan berhasil merebut satu per satu kota Yunani. Setelah Philippos dibunuh pada 336 SM, putranya Alexander diangkat sebagai raja Makedonia, yang juga berkuasa atas Yunani. Alexander baru berusia 20 tahun ketika menjadi raja. Akan tetapi, pada usia semuda itu, ia sudah berani memimpin pasukan besar Yunani-Makedinia dan menyerang Kekaisaran Persia.
Alexander adalah jenderal yang hebat, sedangkan Persia sedang lemah saat itu. Akibatnya, sedikit demi sedikit Alexander berhasil menguasai wilayah Persia, dimulai dari Anatolia, lalu berlanjut ke Fenisia, Israel, Mesir, Mesopotamia, hingga wilayah pusat Persia. Alexander bahkan terus melanjutkan serangannya hingga tiba di Afghanistan dan India. Di India, pasukan Alexander sudah amat kelelahan sehingga tak mau bertempur lagi, memaksa Alexander untuk berhenti dan pulang. Dalam perjalanan pulang, banyak tentaranya yang mati, dan pada 323 SM di Babilonia, Alexander juga meninggal pada usia 33 tahun akibat suatu penyakit.
Alexander wafat tanpa meninggalkan anak lelaki dewasa, sehingga kerajaannya dibagi-bagi oleh para jenderalnya menjadi banyak kerajaan yang lebih kecil. Ada tiga wilayah utama hasil dari pembagian ini, yaitu Mesir yang dipimpin oleh Ptolemaios, Seleukia (Israel, Suriah, Irak, Iran, dan Afghanistan modern) yang dipimpin oleh Seleukos, Anatolia-Thrakia yang dipimpin oleh Lysimakhos, dan Yunani-Makedonia yang dipimpin oleh Kassandros. Kerajaan-kerajaan ini saling berperang satu sama lain, namun periode Hellenistik merupakan masa kemakmuran dan pengetahuan. Sebuah universitas besar didirikan di Alexandria, Mesir. Filsuf Aristoteles hidup di Athena. Banyak filsuf dan ilmuwan yang bepergian ke dan dari Yunani dan India. Gabungan pengetahuan Asia Barat, India, dan Yunai mendorong munculnya banyak perkembangan dalam sains, filsafat, dan seni.
Herodotos
Herodotos lahir sekitar 485 SM di Turki, di sebuah kota Yunani yang disebut. Seperti para penulis lainnya pada zamannya, Herodotos berasal dari keluarga kaya, dan dia selalu memiliki banyak uang. Dia dapat belajar di sekolah, dan semasa kecil ia mempelajari semua karya Homeros.
Peristiwa terpenting yang terjadi semasa Herodotos masih kecil adalah peperangan antara Yunani dan Persia. Persia sendiri menaklukan kota Halikarnassos tempat kelahira Herodotos tidak lama setelah kelahirannya, tapi ketika Persia menyerang Athena dan Sparta, di Yunani daratan, mereka dikalahkan. Banyak orang yang terkejut dengan kemenangan Athena dan Sparta atas Persia, dan setelah Herodotos dewasa, dia mengabdikan dirinya untuk mengetahui penyebab kemenangan tersebut.
Herodotos memutuskan bahwa penyebab utamanya adalah karena Persia dipimpin oleh raja, dan sang raja memiliki kekuasaan yang terlalu besar. Ini membuat raja menganggap bahwa dia mampu mengendalikan segala sesuatu seperti halnya para dewa. Menurut Herodotos, kesombongan mengawali kehancuran.
Herodotos juga menganggap bahwa bangsa Yunani dapat belajar banyak dari bangsa-bangsa di sekitar mereka. Oleh sebab itu Herodotos banyak menulis mengenai berbagai kebudayaan yang ia kunjungi, seperti Mesir dan Skythia. Ia juga menulis mengenai tempat-tempat yang tak pernah ia kunjungi, seperti India dan Afrika.
Seringkali Herodotos melakukan kesalahan. Terkadang ia tidak benar-benar memahami apa yang ia saksikan di negara lain, terkadang orang memberitahunya hal yang tidak benar. Meskipun demikian sebagian besar uraiannya benar.
Arsitektur Mesir Kuno
Bangunan-bangunan yang ada pada masa Mesir Kuno dapat dibedakan ke dalam dua jenis. Yang pertama adalah bangunan untuk kediaman masyarakat Mesir Kuno. Yang kedua adalah bangunan untuk kepentingan religius. Bangunan yang berfungsi sebagai kediaman masyarakat terbagi menjadi bangunan untuk kaum elit pemerintahan dan bangunan untuk kaum pedagang dan pekerja. Bangunan kaum elit memiliki dekorasi berupa hiasan pada tembok dan lantai. Hiasan tersebut merupakan gambar pemandangan yang indah.
Masyarakat Mesir Kuno memiliki kepercayaan yang salah satunya adalah keterpisahan antara tubuh dan jiwa. Kepercayaan ini memiliki dengan keterpisahan tubuh dan jiwa setelah terjadi kematian dan terjadinya kehidupan baru setelah kematian. Kehidupan yang dimaksud adalah kehidupan spiritual, atau jiwa yang teteap hidup setelah terpisah dengan tubuh. Kepercayaan ini menyebabkan masyarakat Mesir Kuno mengabadikan tubuh yang sudah terpisah dengan jiwa sebagai bentuk tempat tinggal jiwa. Proses pengabadian ini dikenal dengan proses mumifikasi. Pada masa Mesir Kuno, firaun atau raja dipercaya sebagai perantara dewa dengan manusia. Kepercayaan masyarakat Mesir Kuno inilah yang menyebabkan adanya prioritas dalam mumifikasi Firaun. Sehingga pemerintahan Mesir Kuno membangun makam-makam Firaun dengan batu. Hal ini bertujuan agar rumah bagi jiwa Firaun menjadi abadi.
Pada awalnya para pembangun memiliki keterbatasan dalam sistem teknologi mereka. Hal ini menyebabkan pembangunan makam-makam Firaun bersifat rumit dan terstruktur. Kuil-kuil tertua yang tersisa, spserti terletak di Giza, terdiri dari ruang tunggal tertutup dengan lembaran atap yang berdiri karena pilar. Pada zama kerajaan Mesir Baru, para pembangn menambahkan pilon atau halaman terbuka, serta ruangan yang bergaya hypo. Gaya ini bertahan hingga masa kejayaan Romawi dan Yunani Kuno. Arsitektur makam tertua yang berhasil ditemukan adalah mastaba. Mastaba berbentuk persegi panjang dengan atap datar yang terbuat dari batu-bata. Struktur ini biasanya terbangun untuk menutupi ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan mayat.
Karena terbatasnya kayu, bahan bangunan yang paling banyak digunakan di Mesir Kuno adalah bata lumpur dan batu, terutama batu kapur, tetapi kadang-kadang batu pasir dan granit juga digunakan.